• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. TEKNIK ANALISA DATA

(i) Letak Penelitian

Letak penelitian yang digunakan penulis adalah pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo pada bidang Pendapatan.

(ii) Objek Penelitian

Objek penelitian yang dipakai oleh penulis adalah tingkat ketidakpatuhan pembayaran pajak daerah di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.

(iii) Analisa Data

Penulis menggunakan teknik analisa data yaitu:

a. Analisa Kualitatif, adalah proses analisa data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka atau tidak menggunakan rumus-rumus statistik. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan ketidakpatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak daerah.

commit to user

b. Analisa Kuantitatif, adalah proses analisa data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau menggunakan rumus-rumus statistik. Analisa ini digunakan untuk mengetahui jumlah tunggakan wajib pajak daerah di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.

(iv) Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis mencari 2 jenis data guna melengkapi penelitiannya, yaitu:

(1) Data Primer, adalah yang didapat melalui observasi dan wawancara secara langsung di lapangan, dalam hal ini di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dengan berbagai cara, berupa pengamatan langsung penulis serta bertanya langsung pada pegawai mengenai ktidakpatuhan pembayaran pajak daerah. (2) Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari literatur atau

sumber-sumber lainnya yang telah dituangkan dalam bentuk laporan, makalah, buku lain yang terkait.

Penulis menggunakan data ini untuk melengkapi penjelasan-penjelasan yang terkait.

commit to user

2. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

a. Sistem pemungutan dan penagihan pajak daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah menggunakan 2 sistem yaitu:

(i) SelfAssessment

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang (Mardiasmo, 2006). Wajib pajak menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak daerah yang terutang ke DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.

Dokumen yang digunakan adalah Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), dan/atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT). Jika wajib pajak tidak atau kurang membayar atau terdapat salah hitung atau salah tulis dalam SPTPD maka akan ditagih menggunakan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD).

(ii) Office Assessment

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada petugas pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak daerah yang terutang oleh wajib pajak (Mardiasmo, 2006).

commit to user

Pada DPPKAD Kabupaten Sukoharjo, dilakukan dengan cara petugas mendatangi untuk memungut dan menagih pajak daerah yang terutang ke wajib pajak.

Pemungutan pajak daerah berdasarkan penetapan Kepala Daerah dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang disamakan. Wajib pajak setelah menerima SKPD atau dokumen lain tinggal melakukan pembayaran menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) pada kantor pos atau bank persepsi. Jika wajib pajak tidak atau kurang membayar akan ditagih menggunakan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). b. Ketidakpatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak daerah

pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo terdiri dari beberapa macam, yaitu:

(i) Pembayaran pajak daerah terlambat

Wajib pajak melakukan pembayaran pajak daerah tidak tepat waktu atau melewati batas jatuh tempo yang telah ditetapkan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.

(ii) Adanya tunggakan pajak daerah

Suatu pajak yang belum dapat dibayar oleh wajib pajak dalam masa tagihan pajak berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan yang berlaku.

commit to user

(iii)Tidak membayar pajak daerah yang terutang

Dalam pelaksanaannya, di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo masih ada wajib pajak yang tidak membayar pajak daerah terutangnya.

Dari hasil wawancara dengan pegawai DPPKAD tindakan ini biasanya dilakukan oleh wajib pajak reklame papan neon box, billboard, dan neon sign.

c. Faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan wajib pajak tersebut terdiri dari:

(i) Kesadaran wajib pajak

Kesadaran pembayaran pajak daerah sangat diperlukan oleh wajib pajak agar penyelenggaraan daerah berjalan lancar. Rendahnya kesadaran wajib pajak pada DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ini merupakan bentuk terjadinya ketidakpatuhan pembayaran pajak daerah oleh wajib pajak. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat akan manfaat pajak, sanksi yang tidak jelas dan memungkinkan terjadinya tindak penyelewengan.

(ii) Keadaan Ekonomi Wajib Pajak

Tingkat ekonomi wajib pajak yang rendah menyebabkan terjadinya penghindaran dalam membayar pajak daerah yang terutang.

commit to user (iii)Pajak daerah yang terutang besar

Jumlah pajak daerah yang terutang terlalu besar menjadi salah satu penyebab terjadinya ketidakpatuhan dalam pembayaran pajak daerah.

Hal ini menyebabkan terjadinya keterlambatan pembayaran pajak atau bahkan tunggakan yang tidak terbayarkan.

d. Akibat yang ditimbulkan dari ketidakpatuhan wajib pajak ini adalah target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang telah disepakati oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo tidak tercapai.

e. Solusi untuk mengatasi ketidakpatuhan wajib pajak dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

(i) Teguran

Jika wajib pajak tidak patuh dalam pembayaran pajak sesuai yang telah ditetapkan, maka DPPKAD akan memberikan surat teguran untuk melengkapi kewajiban membayar pajak daerah yang terutang tersebut. Jika teguran tersebut masih dihiraukan akan ada tindak paksaan dari petugas yang berwenang dari DPPKAD Kabupaten Sukoharjo, misalnya pelepasan paksa reklame yang terpasang oleh petugas.

(ii) Keringanan Pajak Daerah

DPPKAD Kabupaten Sukoharjo memberikan keringan jumlah pajak daerah terutang kepada wajib pajak yang merasa pajaknya terlalu besar untuk dibayarkan.

commit to user

Dalam hal ini wajib pajak mengajukan surat keringanan kepada DPPKAD Kabupaten Sukoharjo untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang dan DPPKAD akan melihat kondisi wajib pajak untuk memberikan keringanan pajak tersebut.

Dinas pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo mengelola pajak daerah yang terdiri dari:

a. Pajak Hotel

(i) Hotel Bintang Tiga; (ii) Hotel Bintang Dua; (iii) Hotel Melati Tiga; (iv) Hotel Melati Dua; (v) Hotel Melati;

(vi) Losmen/Rumah Penginapan/Rumah Kos

b. Pajak Restoran (i) Restoran;

(ii) Warung Makan

c. Pajak Hiburan

(i) Pertunjukan Kesenian; (ii) Pertandingan Olah Raga; (iii) Gelanggang Renang; (iv) Gelanggang Olah Raga;

(v) Permainan Ketangkasan;

commit to user

d. Pajak Reklame

(i) Billboard/Megatron/Reklame Papan;

(ii) Spanduk/Kain Cover; (iii) Selebaran/Poster & Sticker; (iv) Baliho;

(v) Neon Sign;

(vi) Neon Box

e. Pajak Galian Golongan C

(i) Tanah Urug;

(ii) Kerikil/Pasir f. Pajak Parkir

(i) Parkir g. Pajak Air Tanah

(i) Air Tanah

h. BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan)

commit to user

Berikut ini adalah daftar ketidakpatuhan wajib pajak yang dicatat dalam Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah bagian Pendapatan dari tahun 2008-2010.

Tabel II. 1

DAFTAR KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK TAHUN 2008

NO NAMA PAJAK DAERAH JUMLAH WAJIB PAJAK JUMLAH WAJIB PAJAK YANG MEMBAYAR JUMLAH WAJIB PAJAK YANG MENUNGGAK 1 2 3 Pajak Restoran Pajak Reklame Pajak Hiburan 195 627 53 187 626 52 8 1 1

Pada tahun 2008, sebanyak 8 wajib pajak menunggak, 187 orang wajib pajak yang membayar dari 195 wajib pajak restoran yang terdaftar. 1 wajib pajak yang menunggak, 626 wajib pajak yang membayar dari 627 wajib pajak reklame yang terdaftar. 1 wajib pajak yang menunggak, 52 wajib pajak yang membayar dari 53 wajib pajak hiburan yang terdaftar.

commit to user Tabel II. 2

DAFTAR KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK TAHUN 2009 N O NAMA PAJAK DAERAH JUMLAH WAJIB PAJAK JUMLAH WAJIB PAJAK YANG MEMBAYAR JUMLAH WAJIB PAJAK YANG MENUNGGAK 1 2 3 Pajak Reklame a. Billboard/Megatron/ Papan Reklame b. Neon box c. Baliho Pajak Parkir Pajak Hotel

a. Hotel Melati Satu

566 182 31 40 7 507 152 29 39 6 59 30 2 1 1

Sumber: DPPKAD Kabupaten Sukoharjo (data diolah)

Pada tahun 2009, sebanyak 59 wajib pajak yang menunggak, 507 wajib pajak yang membayar dari 566 wajib pajak reklame jenis billboard/megatron/papan reklame yang terdaftar. 30 wajib pajak yang menunggak, 152 wajib pajak yang membayar dari 182 wajib pajak reklame jenis neon box. 2 wajib pajak yang menunggak, 29 wajib pajak yang membayar dari 31 wajib pajak reklame jenis baliho yang terdaftar. 1 wajib pajak yang ,menunggak, 39 wajib pajak yang membayar dari 40 wajib pajak parkir yang terdaftar. Dan 1 wajib pajak yang menunggak, 6 wajib pajak yang membayar dari 7 wajib pajak hotel jenis hotel melati satu yang terdaftar.

commit to user Tabel II. 3

DAFTAR KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK TAHUN 2010 N O NAMA PAJAK DAERAH JUMLAH WAJIB PAJAK JUMLAH WAJIB PAJAK YANG MEMBAYAR JUMLAH WAJIB PAJAK YANG MENUNGGAK 1 2 3 4 5 6 Pajak Hotel

a. Hotel Bintang Dua b. Hotel Melati Tiga c. Hotel Melati Dua d. Hotel Melati e. Losmen/Rumah Penginapan/Rumah Kos Pajak Restoran Pajak Hiburan a. Pusat Kebugaran/Panti Pijat/Refleksi b. Ketangkasan Pajak Reklame a. Billboard/Megatron /Reklame Papan b. Spanduk/Kain Cover

c. Papan Neon Box

Pajak Golongan C a. Tanah Urug Pajak Parkir 4 4 1 7 6 195 7 28 566 146 182 6 40 2 2 - 6 5 162 6 27 441 145 135 5 30 2 2 1 1 1 33 1 1 125 1 47 1 10

commit to user

Pada tahun 2010, sebanyak 2 wajib pajak yang menunggak, 2 wajib pajak yang membayar dari 4 wajib pajak hotel jenis hotel bintang dua yang terdaftar. 2 wajib pajak yang menunggak, 2 wajib pajak yang membayar dari 4 wajib pajak hotel jenis hotel melati tiga yang terdaftar. 1 wajib pajak yang menunggak, tidak ada wajib pajak yang membayar dari 1 wajib pajak hotel jenis hotel melati dua yang terdaftar. 1 wajib pajak yang menunggak, 6 wajib pajak yang membayar dari 7 wajib pajak hotel jenis hotel melati yang terdaftar. 1 wajib pajak yang menunggak, 5 wajib pajak yang membayar dari 6 wajib pajak hotel jenis losmen/rumah penginapan/rumah kos yang terdaftar. Sebanyak 33 wajib pajak yang menunggak, 162 wajib pajak yang membayar dari 195 wajib pajak restoran yang terdaftar. 1 wajib pajak yang menunggak, 6 wajib pajak yang membayar dari 7 wajib pajak hiburan jenis pusat kebugaran/panti pijat/refleksi yang terdaftar. 1 wajib pajak yang menunggak, 27 wajib pajak yang membayar dari 28 wajib pajak hiburan jenis ketangkasan yang terdaftar. 125 wajib pajak yang menunggak, 441 wajib pajak yang membayar dari 566 wajib pajak reklame jenis billboard/megatron/reklame papan yang terdaftar. 1 wajib pajak yang menunggak, 145 wajib pajak yang membayar dari 146 wajib pajak reklame jenis spanduk/kain cover yang terdaftar. 47 wajib pajak yang menunggak, 135 wajib pajak yang membayar dari 182 wajib pajak reklame jenis papan neon box yang terdaftar. 1 wajib pajak yang menunggak, 5 wajib pajak yang membayar dari 6 wajib pajak golongan C jenis tanah urug yang terdaftar. 10 wajib pajak yang menunggak, 30 wajib pajak yang membayar dari 40 wajib pajak parkir yang terdaftar.

commit to user BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pemungutan pajak daerah yang dilaksanakan cukup efektif karena petugas lebih berperan aktif untuk mendatangi wajib pajak untuk memungut pajak daerah yang terutang.

2. Banyaknya wajib pajak yang terdaftar pada kantor DPPKAD Kabupaten Sukoharjo yang bisa menyebabkan penerimaan dari sektor pajak daerah meningkat, jika semua wajib pajak tertib untuk membayar pajak daerah terutangnya.

3. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo menerima keluhan dari wajib pajak. Hal itu menunjukkan bahwa DPPKAD Kabupaten Sukoharjo selalu memberikan pelayanan yang optimal bagi wajib pajak yang membutuhkan.

commit to user

B. KELEMAHAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan bebarapa kelemahan yaitu sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam pembayaran pajak daerah,

sehingga menyebabkan jumlah wajib pajak yang menunggak semakin meningkat.

2. Kurangnya petugas pemungut pajak yang ada di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo karena wilayah Sukoharjo yang luas. Dari hal tersebut, banyak pegawai yang kerjanya merangkap daerah untuk memungut pajak daerah.

3. Tidak ada tindak sosialisasi tentang pentingnya pajak daerah dan kewajiban pembayaran pajak daerah terutang untuk wajib pajak, karena banyaknya wajib pajak yang terdaftar.

commit to user BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Pemungutan pajak daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo dilakukan dengan menggunakan sistem self assessment, yaitu wajib pajak menentukan sendiri besarnya pajak daerah yang terutang, dan sistem official assessment, yaitu petugas pajak menentukan besarnya pajak daerah yang terutang oleh wajib pajak.

2. Adanya tunggakan pembayaran pajak merupakan salah satu bentuk

ketidakpatuhan pembayaran pajak daerah oleh wajib pajak. Jumlah wajib pajak yang menunggak semakin meningkat dari tahun 2008-2010.

3. Hal paling mendasar yang menyebabkan terjadinya ketidakpatuhan

tersebut adalah tingkat kesadaran wajib pajak yang rendah tentang pembayaran pajak daerah, sehingga menyebabkan tidak tercapainya target penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang disepakati oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.

4. Berbagai cara digunakan untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan

tersebut, yaitu dengan memberikan teguran tegas pada wajib pajak yang tidak patuh dan memberikan keringanan pajak bagi wajib pajak yang membutuhkan.

commit to user

B. REKOMENDASI

1. Dari pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo menambah petugas pemungut pajak daerah, mengingat wilayah Kabupaten Sukoharjo yang luas untuk ditugaskan di masing-masing kecamatan dan mengatur waktu yang terjadwal agar sistem pemungutannya dapat berjalan lebih efektif.

2. Tingkat kesadaran pembayaran pajak daerah yang rendah memang sulit mengatasinya. Dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri untuk mengetahui pentingnya pembayaran pajak dan kewajibannya sebagai wajib pajak. Namun, ada cara untuk memotivasi kesadaran wajib pajak tersebut, yaitu dengan cara memberikan hadiah ataupun sebuah penghargaan untuk wajib pajak yang tertib membayar pajak daerah terutang.

3. Adapun cara lain untuk meningkatkan kesadaran pembayaran pajak daerah

dengan diadakannya sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya pajak daerah dalam pemenuhan kebutuhan daerah tersebut. Meskipun tidak berpengaruh besar, tetapi akan membawa dampak positif bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo.

Dokumen terkait