• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Analisa

6.1.1. Analisa Perhitungan Availability

Nilai availability sangat berkaitan erat dengan total downtime mesin Cane Cutter. Bulan Februari tahun 2015 menghasilkan persentase nilai availability yang sangat rendah dan menjadi yang terendah yakni 82,5% dibandingkan periode bulan Maret hingga Juli tahun 2015. Hal ini disebabkan pada bulan Februari 2015 total down time yang sangat besar yakni 100,75 jam. Presentase availability tertinggi terjadi pada bulan Mei dengan nilai 99,51% dengan downtime yang rendah yakni 3 jam selama periode tersebut. Grafik nilai Availability dari bulan Februari – Juli 2015 dapat dilihat pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1. Grafik Nilai Availability Mesin Cane Cutter Pada Bulan Februari 2015 – Juli 2015

6.1.2. Analisa Perhitungan Performance Efficiency

Performance efficiency untuk mesin Cane Cutter sangat berkaitan erat dengan jumlah tebu yang masuk untuk digiling dan jumlah jam giling yang terealisasi. Persentasi performance efficiency pada bulan Juni adalah yang tertinggi dengan jumlah 89,86%. Sedangkan nilai performance efficiency yang terendah dialami pada bulan Maret dengan nilai performance efficiency 36,88%.

Grafik nilai performance efficiency dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2. Grafik Nilai Performance Efficiency Mesin Cane Cutter Pada Bulan Februari 2015 – Juli 2015

6.1.3. Analisa Perhitungan Rate of Quality Product

Faktor yang mempengaruhi rate of quality product adalah kemampuan mencacah dari mesin Cane Cutter. Rata-rata persentasi rate of quality product pada bulan Februari hingga Juli sangat baik dengan nilai terendah pada bulan

Maret yakni dengan nilai rate of quality produk 97,78% dan yang tertinggi pada bulan Mei dan Juni dengan nilai 98,1%. Grafik nilai rate of quality dapat dilihat pada Gambar 6.3.

Gambar 6.3. Grafik Nilai Rate of Quality Mesin Cane Cutter Pada Bulan Februari 2015 – Juli 2015

6.1.4. Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Hasil pengolahan data untuk perhitungan nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) bulan Februari hingga Juli 2015 pada mesin Cane Cutter berdasarkan perhitungan perkalian dari nilai availability, performance effciency dan rate of quality.

Berdasarkan nilai OEE yang diperoleh dapat dilihat nilai OEE terendah pada bulan Maret karena memilik nilai efficiency dan nilai Rate of Quality terendah sedangkan nilai OEE yang tertinggi pada bulan Juni karena memiliki nilai

Performance efficiency dan nilai Rate of Quality tertinggi. Nilai OEE yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan rata-rata presentasi nilai OEE yaitu 49,45%. Nilai OEE mesin cane cutter pada PG. Kwala Madu masih berada di bawah nilai OEE standar Nasional dengan nilai 77,43% dan nilai OEE standar Internasional 85%. Nilai efektivitas mesin cane cutter berdasarkan nilai OEE di PG Kwala Madu dapat dilihat pada Gambar 6.4.

Gambar 6.5. Grafik Nilai Overall Equipment Effectiveness Mesin Cane Cutter Pada Bulan Februari 2015 – Juli 2015

6.1.5. Analisa Perhitungan Equipment failure.

Equipment failure adalah adanya kegagalan mesin atau rusak dan dapat menyebabkan mesin berhenti beroperasi. Nilai persentase terbesar terlihat pada

bulan juli 2015 yaitu 19,67 % dan nilai terendah pada bulan Maret dengan nilai 2,95 %. Grafik persentase equipment failure dapat dilihat pada Gambar 6.6.

Gambar 6.6. Grafik Nilai Equipment Failure Mesin Cane Cutter Pada Bulan Februari 2015 – Juli 2015

6.1.6. Analisa Perhitungan Setup and Adjustment.

Setup and Adjustment adalah waktu yang hilang akibat adanya setup dan penyesuaian komponen. Persentasi setup and adjusment pada bulan April 2015 adalah yang tertinggi dengan nilai 2,49 % sedangkan nilai yang terdendah adalah pada bulan Mei 2015 yaitu 2,05 %. Grafik nilai setup and adjustment dapat dilihat pada Gambar 6.7.

Gambar 6.7. Grafik Nilai Setup and Adjustment Mesin Cane Cutter Pada Bulan Februari 2015 – Juli 2015

6.1.7. Analisa Perhitungan Idling and Minor Stoppages.

Idling and Minor Stoppages terjadi karena mesin berhenti beroperasi karena adanya scrap handling . Dalam hal ini dapat dilihat persentasi nilai tertinggi pada bulan Juni 2015 yaitu 2,38 % sendangkan untuk nilai terendah pada bulan Maret 2015 dengan nilai 1,19%. Grafik Idling and Minor Stoppages dapat dilihat pada Gambar 6.8.

Gambar 6.7. Grafik Nilai Idling and Minor Stoppages Mesin Cane Cutter Pada Bulan Februari 2015 – Juli 2015

6.1.8. Analisa Perhitungan Reduce Speed.

Reduce speed terjadi karenamesin cane cutter sudah cukup tua sehingga tidak terlalu optimal. Nilai persentasi reduce speed tertinggi adalah 66,86% pada bulan Maret, sedangkan untuk reduce speed terendah adalah pada bulan Juni dengan nilai 18,96%. Grafik nilai reduce speed dapat dilihat pada Gambar 6.8.

Gambar 6.8. Grafik Nilai Reduce Speed Mesin Cane Cutter Pada Bulan Februari 2015 – Juli 2015.

6.1.9. Process Defect.

Process defect terjadi karena spesifikasi gula tidak terpenuhi dalam hal ini gula harus dimasak ulang sehingga waktu produksi bertambah. Nilai persentasi process defect tertinggi terdapat pada bulan Maret 22,73% dan terendah pada bulan Juli 3,73% . Grafik nilai process defect dapat dilihat pada Gambar 6.9.

Gambar 6.9. Grafik Nilai Process Defect Mesin Cane Cutter Pada Bulan Februari 2015 – Juli 2015.

6.1.10 Analisa Perhitungan Reduce Yield.

Reduce yield pada PGMK pada bulan Februari 2015 – Juli 2015 adalah 0%

dikarenakan tidak adanya waktu yang hilang pada startup mesin.

6.1.11. Analisis Six Big Losses

Hasil pengolahan data untuk mendapatkan nilai Six Biglosses pada bulan Februari hingga Juli 2015 pada mesin Cane Cutter dengan cara pengurutan persentase totaltime loss masing-masing faktor six big losses. Faktor yang memiliki persentase terbesar dari keenam faktor tersebut adalah equipment failure sebesar 69,18 % artinya bahwa rendahnya nilai availability mesin cane cutter disebabkan oleh tingginya equipment failure/breakdown mesin yang mempengaruhi tingkat efektifitas mesin cane cutter.

6.1.5. Analisa Metode Failure Mode and Effect Analysis

Hasil dari identifikasi FMEA yang menyebabkan tingkat kerusakan pada mesin cane cutter adalah :

1. Kerusakan pada part disc disebabkan oleh masukanya besi atau batu kedalam disc sehingga disc rusak/pecah yang dapat menyebabkan mesin cane cutter berhenti beroperasi dengan nilai occurrence 3, severity 8 , detection 4 sehingga didapat Risk Priority Number (RPN) 96.

2. Kerusakan pada part cane knife disebabkan feeding pada tebu ang terlalu tebal dan keras menyebabkan mesin cane cutter bekerja lambat dengan nilai occurrence 3, severity 7 , detection 4 sehingga didapat Risk Priority Number (RPN) 84.

3. Mur dan baut yang berada pada mesin cane cutter yang bergesakan pada tebu menyebabkan rotor bekerja tidak balance. dengan nilai occurrence 4, severity 5 , detection 7 sehingga didapat Risk Priority Number (RPN) 140.

4. Kerusakan pada belt pada chain pada mesin cane cutter terjadi akibat reaksi senyawa kimia pada tebu yang membuat part belt and chain berkarat dengan nilai occurrence 4, severity 5 , detection 8 sehingga didapat Risk Priority Number (RPN) 128.

5. Kerusakan pada bearing terjadi akibat kurangnya pelumas sehingga bearing terbakar atau pecah dengan nilai occurrence 3, severity 10 , detection 6 sehingga didapat Risk Priority Number (RPN) 180.

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dan kepala bagian maintenance, maka pemecahan masalah yang diusulkan adalah sebagai berikut :

1. Menutup bagian mesin cane cutter agar dapat mencegah masuknya benda asing kedalam bagian mesin.

2. Melakukan inspeksi kualitas bahan baku tebu yang digunakan agar meminimalisir feeding.

3. Menutup mur dan baut dengan lapisan plat

4. Melakukan penyemprotan anti karat secara teratur pada bagian belt dan chain.

5. Memberikan pelumas pada bearing secara teratur.

6.1.12. Analisa Preventive Maintenance

Dilihat dari sistem manajemen sebelumnya, bahwa perawatan yang dilakukan adalah preventive maintenance, tetapi belum sepenuhnya dilakukan dengan baik, sehingga kerusakan yang terjadi sewaktu-waktu dapat menghentikan proses produksi yang mengakibatkan tingginya downtime mesin perusahaan.

Penelitian ini mempertimbangkan preventive maintenance pada mesin cane cutter untuk mengurangi terjadinya breakdown mesin dengan memperhatikan interval penggantian komponen mesin ketika melakukan perawatan.

6.1.13. Analisis Peningkatan Efektifitas Mesin Cane Cutter.

Peningkatan efektifitas mesin cane cutter dapat ditinjau dari peningkatan availability mesin setelah melakukan perbaikan dengan penentuan interval penggantian optimum komponen mesin cane cutter yang ditunjukkan pada Tabel 6.1.

Tabel. 6.1. Peningkatan Efektivitas Mesin Cane Cutter

No. Bulan

Berdasarkan tabel tersebut, selisih downtime aktual dengan downtime setelah perbaikan merupakan jumlah waktu produksi yang dapat digunakan untuk memenuhi target produksi. Peningkatan availability mesin cane cutter sebesar 94,79% - 95,89%.

6.1.14. Analisis Perbandingan OEE Mesin Cane Cutter 2016 dengan OEE Mesin Cane Cutter Usulan.

Perbandinganpeningkatan efektivitas mesin dapat ditinjau dari pergantian total minimum downtime mesin cane cutter 2016 sehingga didapatkan nilai OEE yang baru dapat dilihat pada Lampiran L-2.

OEE usulan dengan menggunakan preventive maintenance usulan lebih baik dari pada kondisi aktual 2016. OEE usulan pada bulan Juli 2016 mengalami peningkatan sebesar 2,78% dibandingkan OEE aktual, dan peningkatan terkecil dialami pada bulan Februari 2016 sebesar 0,02 %. Grafik perbedaan OEE dapat dilihat pada Gambar 6.10.

Gambar 6.10. Grafik Nilai OEE 2016 dan Usulan.

6.1.15. Perbandingan Nilai Overall Equipment Effectiveness Dengan PabrikGula Lain

Tabel. 6.2. Nilai OEE Pabrik Gula Nasional.

No. Pabrik Gula Nilai OEE (%)

1 Tasikmadu 68,14

2 Modjo 66,59

3 Sragi 56,07

4 Sumberharjo 66,83

5 Pangka 74,51

6 Jati Barang 66,51

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00

Februari

2016 Maret

2016 ApriI

2016 Mei 2016Juni 2016 Juli 2016

Perbandingan OEE 2016 dan OEE

Dokumen terkait