• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOTAL Keseluruhan

3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.1 Studi Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan adalah struktur rangka kaku / Rigid Frame dengan bahan beton bertulang. Alasan menggunakan struktur beton karena tahan terhadap korosif dan pembusukan, beton mudah dicetak sesuai keinginan, mudah dilaksanakan oleh tukang, tahan terhadap aus dan tahan terhadap bakar, struktur beton yang kedap air harus direncanakan secara teliti.

Tetapi struktur beton juga memiliki kelemahan terkait retaknya struktur apabila terjadi perubahan tanah, pengerjaan yang kurang teliti menyebabkan beton menjadi melendut.

Bagian sistem struktur terdiri atas 3 yaitu: struktur atas, struktur tengah dan pondasi yang akan dijelaskan pada uraian dibawah ini:

a. Struktur atas (Upper Structure)

Struktur Shell

Kelebihan struktur shell adalah mudah dibersihkan dari vector sarang laba-laba karena terbuat dari material solid beton bertulang. Sedangkan kekurangan struktur shell adalah material beton yang mudah menyerap panas.

121

Solusi agar tidak menyerap panas secara langsung diberikan ruang udara pada atap. Ruang udara berupa rangka tonggak bahan aluminium dengan tujuan sebagai lapisan untuk mereduksi panas radiasi matahari (lihat gambar 3.6).

Gambar 3.6: Atap Shell dan Ruang udara pada bangunan bandara Queen Alia

Sumber: https://www.kingspan.com/nz/en-nz/products/architectural-roofing-systems/projects/queen-alia-international-airport

Alasan menggunakan struktur shell karena bukan material fabrikasi oleh pabrik, sehingga mudah diterapkan oleh tenaga yang masih menggunakan cara konvensional.

Rekapitulasi material yang digunakan: Bahan struktur atap: agregat beton bertulang. Pelapis atap (sebagai ruang udara): panel aluminium Galvalum dengan rangka tonggak aluminium.

Struktur Rangka

Kelebihan struktur rangka adalah struktur rangka yang digunakan terbuat dari bahan baja konvensional. Sedangkan kekurangan struktur rangka adalah rangkaian dari rangka-rangka yang kelamaan akan menimbulkan sarang laba-laba dan tikus. Sehingga membutuhkan perawatan intensif.

122

Solusi untuk mengurangi timbunan sarang laba-laba dan vector kuman lainnya, diperlukan lapisan pada rangka atap juga sebagai plafon (lihat gambar 3.7). Supaya memudahkan dari segi perawatan. Ketinggian plafon bisa mencapai 4 – 6 meter, dengan anggapan masih mudah dijangkau untuk perawatan.

Gambar 3.7: Atap Rangka pada bangunan Sri Geylang Serai Market Singapore

Sumber: https://www.theurbanwire.com/wp-content/uploads/Geylang-Serai-Ramadhan-8.jpg b. Struktur tengah (Middle Structure)

 Sloof/Tie Beam

Sloof atau Tie Beam sebagai pengikat struktur diatas tanah, meratakan bebang yang diterima oleh pondasi, sebagai pengunci dinding agar saat terjadi pergerakan tanah, dinding tidak mengalami roboh. Memiliki dimensi lebar 30 cm, tinggi 60 cm.

 Kolom

Kolom terbagi atas kolom struktur dan kolom pengisi. Kedua kolom tersebut menggunakan bahan beton bertulang. Penentuan modul kolom dipengaruhi oleh dimensi lapak, kios, los, lesehan, dan pedagang kaki lima. Untuk bentuk kolom adalah persegi, pada

123

selimut kolom akan diberikan bahan penutup kedap air seperti lapisan keramik, supaya mudah dibersihkan dalam perawatan, mengingat aktifitas pasar yang menimbulkan limbah oleh aktifitas pengguna pasar. Perhitungan dimensi kolom akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.11: Penentuan modul kolom Sumber: Analisis Pribadi

Keterangan ukuran media

berjualan

Konfigurasi modul kolom

Lapak penjualan sayur-sayuran, buah-buahan dan bumbu dapur: 2,00 x 2,00.

Jarak kolom struktur dengan kolom struktur lainnya adalah 6,00 meter. Ukuran kolom adalah 1/12 x bentang = 1/12 x 600 = 50 ~ 50 cm.

Gambar 3.8 : Modul Kolom Struktur Area Lapak Sumber: Analisis Pribadi

124 Kios terbagi atas

2 yaitu

 Kios tipe A: 3,00 x 3,00  Kio stipe B:

3,00 x 4,00

Gambar 3.9: Modul Kolom Struktur Area Kios Tipe A Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3.10: Modul Kolom Struktur Area Kios Tipe B Sumber: Analisis Pribadi

125 Dimensi Los  Los penjualan unggas: 1,20 x 2,20  Los penjualan daging: 1,20 x 2,20  Los penjualan hasil laut: 2,30 x 2,00

Gambar 3.11: Modul Kolom Struktur Area Los Daging Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3.12: Modul Kolom Struktur Area Hasil Laut Sumber: Analisis Pribadi

126 Pedagang

lesehan: 2,10 x 1,50

Jarak kolom struktur dengan kolom struktur lainnya adalah 6,00 meter. Ukuran kolom adalah 1/12 x bentang = 1/12 x 600 = 50 ~ 50 cm.

Gambar 3.13: Modul Kolom Struktur Area Pedagang Lesehan

Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3D Kolom Struktur

Gambar 3.14: Kolom Struktur Sumber: Analisis Pribadi

Kolom Struktur 50 x 50 Jarak 6,00 meter.

127

 Balok

Balok sebagai penyalur beban dari slab/lantai. Balok terbagi atas balok induk dan balok anak. Perhitungan dimensi balok akan dijelaskan sebagai berikut:

Balok Induk = 1/11 – 1/14 x L Balok Anak = 1/14 – 1/16 x L

L= panjang bentang yang terpanjang

Balok anak dibutuhkan apabila luas lantai melebihi 25 m2. 1. Balok Induk h = (1/12 x L) = 1/12 x 600 = 50 cm ~ 50 b = (1/2 x 50 cm) = 25 cm ~ 25 2. Balok Anak h = (1/15 x L) = 1/15 x 600 = 40 cm ~40 b = (1/2 x 40 cm) = 20 cm ~ 20

Gambar 3.15: Balok Induk Sumber: Analisis Pribadi

Balok Induk lebar 25 cm, tinggi 50 cm

128  Slab

Slab atau plat lantai. Berfungsi sebagai penyalur beban menuju ke balok. Perhitungan dimensi slab akan dijelaskan sebagai berikut: Tebal plat = 1/40 x bentang

= 1/40 x 600 = 15 cm ~ 15

Gambar 3.16: Slab Sumber: Analisis Pribadi

 Dinding

Penutup dinding terdiri atas dinding pengisi dan dinding pelingkup. Dinding pengisi dalam artian dinding partisi yang bukan elemen struktural. Penerapan dinding pengisi maupun pelingkup akan dijelaskan sebagai berikut:

Slab tebal 15 cm

129

Tabel 3.12: Penggunaan jenis bahan untuk dinding Sumber: Analisis Pribadi

Dinding Pengisi Dinding Pelingkup

 Kalsiboard, dengan rangka besi hollow.

Digunakan pada ruang-ruang pengelola. Yang tidak menimbulkan air.

Gambar 3.17: Papan Kalsiboard Sumber: google.com  Dinding Hebel

Dinding hebel merupakan elemen struktural karena juga berfungsi sebagai penyalur beban. Dinding hebel bisa diterapkan di kios-kios, ruang pengelola maupun ruang penunjang lainnya. Sifat dari dinding hebel ini adalah tahan terhadap air dan menyerap panas. Bisa diterapkan pada elemen interior dan eksterior bangunan pasar.

Gambar 3.19: Dinding Hebel Sumber: google.com

 Dinding bata ekspos

Penerapan dinding bata ekspos bisa dilakukan bervariasi dengan bentuk Addictive dan Subtractive.

Gambar 3.18: Bata Ekspos Sumber: google.com  Dinding Terakota Rooster Dinding terakota rooster adalah material dinding bernafas yang ramah lingkungan karena terbuat dari tanah liat. Dinding terakota bisa disusun dengan motif yang berbeda-beda. Warna coklat yang ada di

rooster/krawang ini

memberikan penekanan

kelokalan

Gambar 3.20: terakota rooster/kerrawang

130  Laminate Board

Laminate board merupakan dinding partisi yang relatif

ringan. Mudah dalam

perawatan. Memberikan kesan modern dan tertata. Namun apabila terkena air

terus menerus lama

kelamaan akan mengelupas di bagian pelapis waterproof pada panel laminate board.

Gambar 3.21: Laminate Board

Sumber: google.com

Sumber: google.com  Panel GRC

Sama seperti blok terakota rooster, namun pada panel GRC ini bisa dibuat dengan dimensi yang lebih luas, berupa panel-panel modular yang dibuat fabrikasi. Motif Panel GRC bisa dibentuk sesuai keinginan.

Gambar 3.22: Panel GRC Sumber: google.com

131

 Penutup Lantai

Tabel 3.13: Penggunaan jenis material untuk lantai Sumber: Analisis Pribadi

 Lantai Plester

Gambar 3.23: Lantai Plester Sumber: google.com Lantai plester digunakan pada area berjualan pasar.

 Paving Terakota

Gambar 3.24: Lantai Plester Sumber: google.com

Lantai Paving Terakota bisa diterapkan di bagian area penerimaan pasar atau area pedestrian way.

 Granite Tile

Gambar 3.25: Granite Tile Sumber: google.com

Lantai Granite diterapkan pada area pengelola pasar. meliputi ruang pengelola UPT, ruang meeting, ruang staff.

 Granite Paver Texture

Gambar 3.26: Granite Paver Sumber: google.com

Lantai Granite Paver Texture diterapkan di area pasar yang menimbulkan genangan air dalam aktifitasnya. Karena teksturnya yang kasar, membuat aman bagi penggunanya supaya tidak mudah tergelincir.

132  Lantai Keramik

Gambar 3.27: Lantai Keramik Sumber: google.com

Lantai keramik diterapkan di ruang toilet. Penggunaan lantai keramik ada yang bertekstur dan tidak tekstur.

 Batu Alam Andesit

Gambar 3.28: Batu Alam Andesit Sumber: google.com Lantai batu alam andesit bisa diterapkan di area penerimaan pasar atau area outdoor pasar.

c. Struktur bawah / pondasi (Low Structure/Foundation)

Penentuan jenis pondasi yang digunakan terkait dengan identifikasi keadaan tanah. Lokasi tapak berada di Kecamatan Brangsong, jenis tanah adalah tanah alluvial bersifat hidromorf, biasanya tanah berwarna kelabu, coklat dan hitam. Topografi pada lokasi tapak memiliki ketinggian 0 – 10 mdpl. Tekstur tanah yang ada di Kecamatan Brangsong adalah lempung liat berpasir. Lempung memiliki sifat plastis dalam kisaran kadar air tertentu dan tanah ini dapat menjadi kuat apabila tanah dalam kondisi kering.

Daya dukung tanah di lokasi tapak terpilih adalah buruk, karena berada di jenis tanah lembek / clay, tanah yang selalu berair.

Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi Bore Pile. Pondasi Bore Pile adalah jenis pondasi yang memiliki bentuk seperti tabung memanjang terdiri atas campuran beton dan besi bertulang. Pondasi ini

133

dibuat secara in-situ saat proyek dilakukan. Proses in-situ dilalui dengan proses penulangan bore pile sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Panjang tiang pondasi Bore Pile harus mencapai kedalaman tanah keras. Metoda pelaksanaan yang digunakan adalah dengan metoda wash boring / bor basah.

Gambar 3.29: 3D Struktur Bawah / Pondasi Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3.30: Pondasi Bore Pile

Sumber: http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/pondasi-strauss-pile-atau-bored-pile.html

Pondasi Bore Pile D=80 cm

Pile Cap 250 x 250 x 80 cm

Tie Beam lebar 30cm, tinggi 60 cm Slab tebal 30 cm

134

Dimensi yang biasa dilakukan untuk pembuatan tiang Bore Pile adalah 20 cm, 30 cm, 40 cm, 45 cm, 50 cm, 55 cm, 60 cm, 70 cm, 80cm. Kedalaman untuk pondasi Bore Pile bisa mencapai 30 meter. Alat yang digunakan untuk membuat adalah Mini Crane dan gawang. Salah satu kelebihan dari pondasi Bore Pile adalah tidak mengganggu dengan getaran, kebisingan atau gangguan suara pada bangunan disekelilingnya.

3.2.2 Studi Sistem Utilitas

3.2.2.1 Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM. Pengadaan air bersih ini untuk ruang-ruang antara lain, toilet atau WC, lalu fasilitas cuci yang ada di Los , Kios atau Lapak.

Diagram 3.14: Sistem Jaringan Air Bersih PDAM Sumber: Analisis Pribadi

Perhitungan kebutuhan air bersih untuk lavatory Pasar Diketahui:

Asumsi pengunjung datang per hari = 1.000 orang (maksimal)

Kebutuhan air per orang = 19 liter/orang (diibaratkan fungsi taman umum)

Jadi total kebutuhan air = 1.000 orang x 19 liter

PDAM Tandon Bawah Pompa Air Menara Air

Kamar Mandi/WC Distribusi ke

135

= 19.000 liter / hari = 19 m3/hari...(1)

Asumsi pedagang menggunakan fasilitas cuci per hari = 250 orang (maksimal)

Kebutuhan air per orang = 30 liter/orang

Jadi total kebutuhan air = 250 orang x 30 liter

= 7500 liter / hari = 7.5 m3/hari...(2)

Total kebutuhan air (1) + (2) adalah 26,5 m3/hari. Dari hasil tersebut telah ditemukan kapasitas Ground Water Tank (dalam m3/hari ). Ground Water Tank tersebut terbagi atas 8 zona. Per zona memiliki kemampuan menampung 4,4 m3.

3.2.2.2 Sistem Drainase

Hasil kegiatan dari aktifitas pasar yang menghasilkan limbah oleh bahan pangan basah. Dan juga limpahan air hujan. Maka drainase terbagi atas dua yaitu untuk penampungan limbah dan air hujan. Keduanya dimanfaatkan kembali oleh proses Water Treatment, yang dapat dimanfaatkan sebagai penyiram tanaman, sumber air untuk Fire Hydrant dan Hydrant Pump. Dibawah ini adalah skema distribusi dan filtrasi air hujan dan limbah cair oleh bahan pangan basah:

Diagram 3.15: Sistem Drainase Sumber: Analisis Pribadi

Air Hujan Talang Bak Kontrol Riol Pasar

Penampungan air hujan Pompa Penyiraman Tanaman Fire Hydrant Hydrant Pump

136 3.2.2.3 Sistem Pengolahan Limbah Manusia

Pengelompokkan limbah berdasarkan karakteristiknya, yaitu: - Limbah cair, berasal dari air buangan bekas wastafel, toilet dan tempat pencucian harus menempuh pengolahan air daur ulang supaya mengurangi pencemaran air yang berbahaya bila dibuang langsung ke lingkungan.

- Limbah padat, berasal dari kotoran manusia di lavatory. Pengolahan limbah padat dilakukan dengan penggunaan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).

Cara-cara penghematan dalam tujuan konservasi air:

Penggunaan fitur hemat air seperti Dual Flush pada water closet dan autostop pada keran air. Dual Flush adalah sistem toilet hemat air sadar lingkungan. Sistem Flush ini menggunakan perbandingan 3:6 liter dimana tombol kecil mengeluarkan 3 liter air dan tombol besar mengeluarkan 6 liter air.

 Penggunaan air daur ulang untuk menggantikan penggunaan air bersih seperti pada penyiraman taman (irigasi) dan pemanfaatan air hujan, atau air waduk sebagai alternatif sumber air bersih.

3.2.2.4 Sistem Distribusi Listrik

Sumber aliran listrik berasal dari gardu PLN yang ada di lokasi tapak. Kemudian dari gardu dialirkan ke trafo, dari trafo ke meteran. Ruang-ruang yang membutuhkan aliran listrik di pasar adalah los, kios dan lapak. Supaya

137

memudahkan distribusi listrik, maka terdapat meteran di setiap area luas distribusi listrik. Sebagai tenaga cadangan terdapat Generator Set.

Diagram 3.16: Sistem Distribusi Listrik Sumber: Analisis Pribadi

3.2.2.5 Sistem Pengolahan Sampah

Sumber sampah yang ada di area pasar tradisional-modern antara lain:

a. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di lingkungan pasar tradisional-modern diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering yang terurai menjadi tanah.

b.Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Kubikal Trafo Genset Meteran PLN LVMDP Panel Distribusi Induk SDB 1 SDB 2 PP1 PP2 Listrik Dari PLN

138

Untuk mempermudah sistem pembuangan sampah pada bangunan area pasar tradisional-modern, tempat sampah diletakkan di titik-titik tertentu baik di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Sampah akan ditampung dan diangkut oleh petugas kebersihan (cleaning service). Pengangkutan sampah dilakukan tiga kali pergantian / shift yaitu pagi jam 07.00, siang jam 10.00, dan sore jam 14.00. Setelah sampah ditampung akan dijadikan satu dengan tempat pembuangan akhir yang sudah ditentukan. Penggolongan tempat sampah dibedakan atas warna, untuk membedakan antara sampah organik dan anorganik.

Gambar 3.31: Pengelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya Sumber: google.com

Gambar 3.32: alur pengangkutan sampah Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-efBae7aAZwg/UL4eYW76jpI/AAAAAAAAAm0/WVitj5IPxM0/s1600/Pengel olaan+sampah+konvesional.png

Cara pengelolaan sampah dengan mengumpulkan sesuai pengelompokkan nya, lalu diangkut ke tempat pembuangan akhir. Sampah-sampah tersebut seperti Sampah-sampah hasil dari aktifitas manusia seperti setelah

139

membuang bungkus makanan plastik, botol minuman plastik, kertas , dan lain-lain (kategori anorganik).

3.2.2.6 Sistem Pengolahan Limbah Hasil Dari Kegiatan Pasar

Jenis limbah yang ada di Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal adalah limbah yang berasal dari pemotongan hewan unggas dan perikanan. Karakteristik limbah adalah kandungan bahan organik yang cukup tinggi dan mudah terurai di perairan. Berupa darah, kulit, bulu, lemak, tanduk, tulang dan kuku (Manual Kesmavet, 1993). Dikategorikan menjadi 2 yaitu:

1) Limbah cair, limbah cari yang dihasilkan dari kegiatan pemotongan hewan yaitu air dari pemotongan, pembersihan lantai tempat pemotongan, pembersihan kandang penampung, pembersihan isi perut, air sisa peredaman, darah, air pencucian perkakas, cairan rumen dan cairan isi perut.

2) Limbah padat, limbah padat dari rendering, isi perut, dan pemotongan bagian-bagian yang tidak berguna. Contohnya kepala, kulit, tulang ikan, sisik, insang, potongan daging dan saluran pencernaan.

Proses pengolahan limbah cair dan padat

Proses pengolahan limbah cair terdiri dari beberapa tahapan yaitu primer (secara fisik), sekunder (secara biologis), dan tersier (secara kimiawi).

140

Pengolahan ini bertujuan untuk melarutkan limbah yang tidak larut (bersifat tersuspensi) dalam arti lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga membutuhkan metode pemisahan. Kemudian proses floatasi digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya (Tjokrokusumo, 1995).

2. Pengolahan kimia

Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan bahan kimia , dengan tujuan mengurangi zat-zat pencemar dalam air limbah. Proses kimia ini mengubah air limbah yang berbahaya menjadi tidak berbahaya. Proses-proses yang terjadi adalah netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi, dan flokulasi. Pengolahan tahap ini bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa phosphor dan zat organic beracun lainnya . Pengolahan ini dianggap efisien namun tergolong mahal karena memerlukan bahan kimia untuk prosesnya (Tjokrokusumo, 1995).

3. Pengolahan biologi

Pengolahan limbah secara biologi, bertujuan untuk menghilangkan bahan organik dan anorganik, zat amoniak, posfat dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan saringan telah dikenal untuk keperluan rumah tangga, namun bisa diterapkan dengan jenis media filter lain yaitu seperti pasir dan antrasit. Filter ini disebut sistem anaerobik, media filter

141

ditempatkan pada bak atau tangka, lalu air limbah disaring melewati proses-proses yang telah ada (Laksmi dan Rahayu, 1993)

Proses pengolahan limbah padat, sumber limbat padat yang dihasilkan berasal dari limbah perikanan. Mengingat salah satu komoditas yang terkenal di Kabupaten Kendal adalah budidaya hasil laut perikanan (seperti: gurita, udang, ikan, kerang,dan lainnya) limbah ini tidak menimbulkan zat-zat beracun bagi lingkungan, tetapi merupakan limbah padat yang mudah membusuk dan menimbulkan bau menyengat. Pengolahan limbah padat dilakukan untuk menjadikan produk hasil pemanfaatan limbah padat, contohnya seperti: tepung tulang ikan, kitin dan kitosan, kolagen dan gelatin, dan kulit tersamak.

3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi 3.2.3.1 Penangkal Petir

Sistem penangkal petir bertujuan untuk menangkap petir untuk disalurkan ke air terminal lalu dialirkan ke grounding. Penangkal petir yang digunakan adalah jenis Franklin dengan Tiang Triangle/Fourangle . Tiang Triangle ini adalah tiang penyangga berupa pipa-pipa penegak untuk menaikkan posisi head protector / air terminal penangkal petir. Jenis tiang menara yang dirancang ringan dan dapat dibongkar pasang (Knock down) dengan sifat konstruksi semi permanen dengan usia layak pakai dan waktu yang relatif panjang. Tinggi Menara bisa mencapai 3 – 15 meter, dengan bahan pipa bervariasi mulai dari pipa 2 inch – 3 inch.

142

Gambar 3.34: Penangkal Petir Jenis Franklin Sumber: google.com

Gambar 3.35: Air Terminal Penangkal Petir yang diaplikasikan ke tiang menara Triangle.

Sumber: google.com

3.2.3.2 Sistem Komunikasi  Telepon

Sistem komunikasi telepon dengan menggunakan sistem PABX merupakan singkatan dari Private Automatic Branch eXchange, PABX adalah sebuah sistem telepon yang biasa disebut juga dengan switchboard yang digunakan sebagai sistem telepon. Sistem PABX memiliki beberapa sambungan kabel yang disambungkan ke sebuah switchboard, ini yang disebut sebagai branch karena cabang memiliki banyak sambungan yang dihubungkan ke PABX. Kegunaan tidak hanya untuk telepon, PABX bisa

143

untuk modem, mesin fax, dan alat komunikasi internal karyawan di dalam kantor. Penggunaan PABX sangat penting untuk kebutuhan bisnis, guna untuk mencapai efisiensi telekomunikasi.

Gambar 3.36: Alur Kerja PABX Sumber: google.com

3.2.3.3 Sistem Pemberian Informasi

Sistem pemberian informasi disebut sebagai sistem alamat publik atau Public Address System (PA System), artinya adalah amplifikasi suara elektronik dan sistem distribusi dengan mikrofon, amplifier dan pengeras suara. Sistem ini digunakan untuk memberikan pengumuman di situasi publik yang besar dan berisik. Untuk fungsi bangunan pasar diperlukan sistem PA besar karena pemberian informasi secara menyeluruh di bangunan pasar. Selain sebagai pemberian informasi, sistem besar ini berfungsi sebagai sistem peringatan dalam keadaan darurat. Komponen perangkatnya antara lain: Mikrofon, Mixer, Amplifier, Speaker, Recorder.

144

Gambar 3.37: Komponen PA System Sumber: google.com

Cara kerja:

Pengeras suara (Speaker) diletakan di area  Amplifier dan Mixer menyesuaikan  pengguna berbicara ke Microfon suara di transmisi ke kabel atau nirkabel / PABX suara keluar melalui Speaker.

3.2.3.4 Sistem Bahaya Kebakaran

APAR

APAR atau Alat Pemadam Api Ringan merupakan alat pemadam kebakaran yang mudah dibawa dan dioperasikan satu orang. APAR harus dipilih dan ditempatkan sesuai ketentuan dalam SNI 03-3987- edisi terakhir, tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Pemadaman Api Ringan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung. APAR dengan berat tabung 1 – 9 kg. Jenis APAR terdapat tiga yaitu Foam, Dry Chemical Powder, CO2 (Carbon Dioxide). Jenis penggunaan APAR disesuaikan oleh kelas kebakaran yang terbagi atas 5 kelas yaitu:

145

2. Kelas Kebakaran B : Benca Cair (Minyak, Bensin Colar) 3. Kelas Kebakaran C : Benda Gas (Elpiji, Tinner)

4. Kelas Kebakaran D : Logam (Magnesium, Misiu) 5. Kelas Kebakaran E : Elektrikal (Dinamo, Motor Listrik)

Untuk APAR Foam digunakan untuk kelas kebakaran A, B dan D. Untuk APAR Dry Chemical Powder digunakan untuk kelas kebakaran A, B, C, dan E. Untuk APAR CO2 digunakan untuk kelas kebakaran B, C, D dan E.

Gambar 3.38: Alat Pemadam Api Ringan Sumber: google.com

 APAB (Alat Pemadam Api Berat)

Alat pemadam jenis ini berbentuk Trolley yang memiliki roda. Alat pemadam api ini dilengkapi Regulator yang berfungsi sebagai mengatur tekanan dari gas CO2 / N2. Alat pemadam api Trolley ini memiliki berat 20

146

Gambar 3.39: Alat Pemadam Kebakaran Berat bentuk Trolley Sumber: google.com

Sprinkler

Sprinkler adalah sistem yang digunakan untuk memadamkan kebakaran pada sebuah bangunan. Sprinkler secara otomatis menyala apabila terjadi kebakaran

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem Fire Sprinkler: 1. Jenis sistem dan fungsi bahaya kebakaran

2. Sistem penyediaan air

3. Penempatan dan letak kepala sprinkler

4. Jenis kepala sprinkler (57 0C – jingga, 68 0C – merah , 93 0C – hijau, 141 0C – biru, 182 0C – ungu, 203/260 0C – hitam

Untuk fungsi bangunan pasar, sistem bahaya kebakaran termasuk kebakaran ringan dan sedang.

1. Untuk sistem bahaya kebakaran ringan, kepadatan pancaran yang direncanakan adalah 2,25 mm / menit,dengan daerah kerja maksimum diperkirakan 84 m2.

147

2. untuk sistem bahaya kebakaran sedang, kepadatan pancaran yang direncanakan adalah 5 mm / menit, dengan daerah kerja maksimum diperkirakan 72 – 360 m2.

Perencanaan Sprinkler:

1. Arah pancaran ke bawah, karena kepala sprinkler diletakkan di plafon ruangan.

2. Sprinkler yang dipakai ukuran ½” dengan kapasitas (Q) = 80 liter/menit.

3. Kepadatan pancaran adalah 2,25 mm / menit.

4. Jarak maksimum antar titik sprinkler adalah 4,6 meter 5. Jarak maksimum sprinkler dari dinding tembok 1,7 meter.

Dokumen terkait