• Tidak ada hasil yang ditemukan

63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

63

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur

a. Pengelompokkan pelaku

Pengelompokkan pelaku untuk fungsi bangunan Pasar Tradisional – Modern di Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:

 Penjual / pedagang  Petugas kebersihan

 Pembeli  Petugas keamanan

 Pengelola  Petugas MEE

 Petugas penitipan anak

 Petugas kesehatan

b. Kategorisasi Kegiatan

Kategorisasi kegiatan yang ada di proyek Pasar Tradisional – Modern di Kabupaten Kendal terdiri atas kegiatan utama, penunjang dan servis.

Kategori kegiatan utama:

 Kegiatan dan transaksi jual-beli komoditas pasar

 Menarik retribusi

 Melakukan kegiatan operasional oleh pengelola

Kategori kegiatan penunjang:  Pelayanan penitipan anak

 Pelayanan ruang bagi Ibu Menyusui

(2)

64  Beristirahat

 Ishoma

Kategori kegiatan servis:  MCK

 Ishoma

 Membersihkan lingkungan luar dan dalam pasar

3.1.1 Studi Aktifitas

3.1.1.1 Pengelompokan Pelaku - Aktivitas – Sifat Aktivitas

Tabel 3.1: Pengelompokan Pelaku – Aktivitas – Sifat Aktivitas Sumber: Analisis Pribadi

PELAKU AKTIVITAS WAKTU KEGIATAN SIFAT AKTIVITAS JENIS RUANG Penjual/ Pedagang

Datang ke pasar 03.00 – 03.15 Servis Drop off area Parkir

kendaraan

03.15 – 03.30 Servis Area Parkir Masuk ke pasar 03.30 – 04.00 Servis Main Entrance Mendisplay

barang dagangan

04.00 – 04.15 Semi Privat Lapak/Los/Kio s

Berjual beli barang dagangan

04.15 – 11.30 Publik Lapak/Los/Kio s

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola MCK 12.00 – 12.30 Privat Toilet Berjual beli

barang dagangan

12.30 – 15.00 Publik Lapak/Los/Kio s

Menyimpan barang dagangan

15.00 – 15.30 Semi Privat Lapak/Los/Kio s

Membersihkan lapak

15.30 – 16.00 Semi Privat Lapak/Los/Kio s

Ambil kendaraan

16.00 – 16.15 Servis Area Parkir Pulang 16.15 - pulang

(3)

65 Parkir

Kendaraan

04.45 – 05.00 Publik Area parkir Masuk ke pasar 05.00 – 05.15 Publik Main Entrance Melihat barang

dagangan

05.15 – 05.45 Publik Lapak/Los/Kio s

Transaksi jual-beli

05.45 – 06.00 Publik Lapak/Los/Kio s

MCK 06.00 – 06.15 Privat Toilet Ambil

Kendaraan

06.15 – 06.30 Servis Area Parkir Pulang 06.30 – pulang

Pengelola pasar

Datang ke pasar 06.30 – 06.45 Servis Drop off area Parkir

kendaraan

06.45 – 07.00 Publik Area parkir Melakukan

kegiatan operasional pengecekan

07.00 - 08.00 Publik Area pasar

PELAKU AKTIVITAS WAKTU KEGIATAN SIFAT AKTIVITAS JENIS RUANG Melakukan kegiatan pelayanan informasi

08.00 – 09.00 Publik Ruang pengelola

Melakukan kegiatan administrasi

09.00 – 11.30 Publik Ruang pengelola

Ishoma 11.30 – 12.30 Privat Mushola MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet Melakukan

kegiatan rapat

13.00 – 14.00 Semi Privat Ruang rapat Ambil

Kendaraan

15.00 – 15.30 Servis Area parkir Pulang 15.30 - pulang

Petugas penitipan anak

Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area

Parkir Kendaraan

06.15 – 06.30 Publik Area parkir Melakukan

pelayanan penitipan anak

06.30 – 11.30 Semi Privat Ruang

penitipan anak

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang

(4)

66

PELAKU AKTIVITAS WAKTU KEGIATAN SIFAT AKTIVITAS JENIS RUANG Ambil Kendaraan

15.00 – 15.15 Servis Area parkir Pulang 15.15 - pulang

Petugas kesehatan

Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area Parkir

Kendaraan

06.15 – 06.30 Publik Area parkir Melakukan

pelayanan kesehatan

06.30 – 11.30 Servis Ruang Klinik

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang

Klinik MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet Ambil

Kendaraan

15.00 – 15.15 Servis Area parkir Pulang 15.15 - pulang

Petugas Kebersihan

Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area Parkir

Kendaraan

06.15 – 06.30 Publik Area parkir Melakukan

kegiatan kebersihan

06.30 – 11.30 Servis Area pasar

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola

PELAKU AKTIVITAS WAKTU KEGIATAN

SIFAT AKTIVITAS

JENIS RUANG

Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang Istirahat MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet Ambil

Kendaraan

15.00 – 15.15 Servis Area parkir Pulang 15.15 - pulang

Petugas Keamanan

Datang ke pasar 04.30 – 04.45 Servis Drop off area Parkir

Kendaraan

04.45 – 05.00 Publik Area parkir Melakukan

pelayanan informasi

05.00 – 07.00 Servis Loket petugas keamanan

Melakukan kegiatan pengamanan

07.00 – 11.30 Servis Area pasar

(5)

67

Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Ruang istirahat MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet Ambil

Kendaraan

17.00 – 17.15 Servis Area parkir Pulang 17.15 - pulang

Petugas Mechanical Engineering

Datang ke pasar 06.30 – 06.45 Servis Drop off area

Parkir Kendaraan

06.45 – 07.00 Publik Area parkir Melakukan

kegiatan operasional

07.00 – 09.00 Servis Area pasar

Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Ruang

istirahat MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet Ambil

Kendaraan

(6)

68 3.1.1.2 Pola Kegiatan

 Penjual/Pedagang

Diagram 3.1: Pola Kegiatan Penjual Sumber: Analisis Pribadi  Pembeli

Diagram 3.2: Pola Kegiatan Pembeli Sumber: Analisis Pribadi Datang

Parkir Masuk ke pasar

Ambil Kendaraan Pulang

Melihat Barang Dagangan Datang

Parkir Masuk ke pasar

Mendisplay barang dagangan Berjual-beli barang

dagangan Berjual-beli barang

dagangan

Menyimpan barang dagangan Membersihkan lapak Ambil

Kendaraan Pulang

Ishoma, MCK, Istirahat

(7)

69  Pengelola pasar

Diagram 3.3: Pola Kegiatan Pengelola Pasar Sumber: Analisis Pribadi

 Petugas penitipan anak

Diagram 3.4: Pola Kegiatan Penitipan Anak Sumber: Analisis Pribadi

Datang

Parkir Masuk ke pasar

Ambil Kendaraan Pulang

Melakukan kegiatan operasional pengecekan Melakukan kegiatan pelayanan informasi

Melakukan kegiatan administrasi

Ishoma, MCK, Istirahat

Melakukan kegiatan rapat

Datang

Parkir

Masuk ke pasar

Ambil Kendaraan Pulang

Melakukan pelayanan penitipan anak

(8)

70  Petugas kesehatan

Diagram 3.5: Pola Kegiatan Petugas Kesehatan Sumber: Analisis Pribadi

 Petugas kebersihan

Diagram 3.6: Pola Kegiatan Petugas Kebersihan Sumber: Analisis Pribadi

Datang

Parkir

Masuk ke pasar

Ambil Kendaraan Pulang

Melakukan pelayanan kesehatan Ishoma, MCK, Istirahat

Datang

Parkir Masuk ke pasar

Ambil Kendaraan Pulang

(9)

71 Datang

Ambil Kendaraan Pulang

Masuk ke pasar Parkir

Melakukan kegiatan operasional

Ishoma, Istirahat, MCK

 Petugas keamanan

Diagram 3.7: Pola Kegiatan Petugas Keamanan Sumber: Analisis Pribadi

 Petugas Mechanical Engineering

Diagram 3.8: Pola Kegiatan Petugas Mechanical Engineering Sumber: Analisis Pribadi

Datang

Parkir

Masuk ke pasar

Ambil Kendaraan Pulang

Melakukan pelayanan informasi

Melakukan kegiatan pengamanan

(10)

72 3.1.2 Studi Fasilitas

3.1.2.1 Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor/Outdoor

Pengelompokan ruang pada projek Pasar

Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal dibedakan menjadi area, antara lain: Tabel 3.2: Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor/Outdoor Sumber: Analisis Pribadi

Jenis Ruang Sifat Indoor/Outdoor Pasar

Tradisional-Modern

Entrance Utama Masuk dan Keluar

Publik Indoor

Area basah Publik Indoor

Area kering Publik Indoor

Area penjualan unggas hidup

Publik Indoor

Area pemotongan unggas

Publik Indoor

Area Pengelola Pasar

Lobby Kantor Publik Indoor

Ruang Kepala Pengelola

Privat Indoor

Ruang Sekretaris Privat Indoor Ruang Administrasi Privat Indoor Ruang Karyawan Privat Indoor

Ruang Rapat Privat Indoor

Ruang Absen Privat Indoor

Pantry Semi

Privat

(11)

73

Leisure Semi

Privat

Indoor

Toilet Privat Indoor

Area

Penunjang Pasar

Ruang terbuka publik / Plaza

Publik Outdoor

Ruang penitipan anak

Privat Indoor

Ruang ibu menyusui

Privat Indoor

Ruang Informasi Publik Indoor

Pos Jaga Privat Indoor

Foodcourt Publik Indoor

Mushola Publik Indoor

Klinik Publik Indoor

ATM Center Publik Indoor

Area Servis Pasar

Ruang Master Control

Servis Indoor

Ruang Mechanical & Engineering

Servis Indoor

Toilet Servis Indoor

Janitor Servis Indoor

Gudang Servis Indoor

Ruang Pompa Servis Indoor

Ruang Genset Servis Indoor

Ruang Panel Servis Indoor

Ruang MCB Servis Indoor

Area Pengolahan Limbah

Servis Indoor

Drop Off/Drop In Servis Indoor

(12)

74

Parkir pengunjung Servis Outdoor Parkir pengelola

dan karyawan

Servis Outdoor

Ruang Cuci Perkakas

(13)

75 3.1.2.2 Pola Tata Ruang

Pola Tata Ruang Mikro

 Skema Alur Area Pasar Tradisional-Modern dan Area Penunjang Pasar

Zona A (Fashion) Zona B (Barang produksi dan jasa) Zona C (Makanan dan bumbu dapur)

Zona D (hasil bumi dan daging) Area Penjualan Unggas Area Pemotongan Unggas Ruang Penitipan Anak Ruang Ibu Menyusui Plaza Pos Jaga Foodcourt Mushola Klinik ATM Center Kantor Pengelola Loading Dock Toilet Parkir Parkir Foodcourt Area Pengolahan Limbah Area kering A rea ba sah Ruang Cuci Perkakas

Diagram 3.9: Pola Tata Ruang Mikro Pasar dan Area Penunjang

(14)

76  Skema Alur Area Pengelola Pasar

Diagram 3.10: Pola Tata Ruang Area Pengelola Pasar Sumber: Analisis Pribadi

 Skema Alur Area Servis Pasar

Diagram 3.11: Pola Tata Ruang Area Servis Pasar Sumber: Analisis Pribadi

Ruang Kepala Pengelola

Ruang Sekretaris

Ruang Administrasi

Ruang Karyawan Ruang Rapat

Ruang Absen Lobby Kantor

Pantry Leisure Toilet

Ruang Master Control Ruang MEE

Janitor Gudang

Ruang Pompa

Ruang Genset

(15)

77 Pola Tata Ruang Makro

(16)

78 3.1.2.3 Pola Aktifitas

a. Pasar Tradisional – Modern

Diagram 3.13 : Pola Aktifitas Pasar Tradisional - Modern Sumber: Analisis Pribadi

Menarik Retribusi

(17)

79

3.1.2.4 Rencana Kegiatan Setahun / Annual Yearly Agenda

Perencanaan Rencana Kegiatan Setahun adalah rencana yang akan diadakan selama setahun yang ada di proyek Pasar Tradisional – Modern di Kabupaten Kendal. Rencana kegiatan setahun untuk

mengidentifikasi acara kegiatan yang menyangkut kegiataan budaya dan keagamaan yang ada di Kabupaten Kendal. Tidak hanya fungsi sebagai

pasar tempat untuk berjual-beli bahan pangan, tetapi pasar juga sebagai tempat yang bergerak, sebagai motor penggerak untuk memicu dan mengajak masyarakat agar berpartisipasi untuk mempertahankan budaya

masyarakat setempat. Dan juga melestarikan dan menjunjung perilaku masyarakat paguyuban.

Tabel 3.3: Rencana Kegiatan Setahun Sumber : Analisis Pribadi

NO Bulan Tema dan Waktu Kegiatan

1 8 Syawal pada setiap tahun Hijriyah (digelar tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri)

Syawalan Kaliwungu

Berziarah ke makam pahlawan terdahulu.

Dan mengadakan

karnaval makanan.

2 Sebelum musim tandur dan musim panen

(18)

80

Bisa dilakukan semalam suntuk.

3 Menjelang hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW

Tradisi weh-wehan

Mempersiapkan jajanan tradisional kemudian

melakukan tukar

menukar sesama

kerabat.

4 Setelah musim panen

Kesenian Rampek

Menampilkan kesenian tari dan syair sebagai ucapan syukur setelah

panen. Sarana

menghibur diri dari masa tandur sampai panen.

Waktu pukul

(19)

81 3.1.2.5 Studi Ruang Khusus

A. Lapak

Lapak adalah tempat dasaran yang ditempatkan di luar kios dan luar los, tipe tempat berjualan yang terbuka dan dibatasi secara tetap.

Komoditas yang diperjualkan dalam lapak adalah sayur-sayuran, bumbu dapur, buah-buahan, gerabah, dan lainnya. Dimensi untuk lapak terdapat 1 ukuran yaitu

2,00 x 2,00.

 Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan

membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD).

 Pencahayaan : lapak beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan pencahayaan alami yang cukup. Peletakkan lapak bisa memanfaatkan orientasi timur dengan tujuan untuk mendapat sinar matahari yang cukup

untuk pencahayaan.

 Drainase : diberikan saluran drainase disekeliling lapak, dengan

kedalaman kurang lebih 3 – 4 cm. Lapak memiliki ketinggian +0,30 cm dari permukaan. Dengan perbedaan leveling tinggi ini memudahkan dalam

membersihkan lapak, kotoran langsung jatuh ke permukaan lantai pasar.  Kebutuhan listrik : kebutuhan listrik disediakan untuk 150 watt per lapak.

Guna untuk kebutuhan penghawaan buatan berupa kipas angin, atau kebutuhan elektronik lainnya.

 Visibilitas : pandangan yang bebas untuk melihat ke lapak. Pembeli

(20)

82 Tabel 3.4: Studi Ruang Khusus Lapak

Sumber: Analisis Pribadi

Nama ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran Ruang

Lapak Material:

1. Rangka Besi/Aluminium 4 cm x 4 cm x 2 mm

2. Papan Multiplek T=12 mm 3. Engsel Kupu-kupu

4. Mur Baut 24 x 30 mm

5. Papan nama menggunakan papan kayu dan cat 90 cm x 30 cm.

Dimensi perabot:

Lapak berada pada ketinggian +0,30. Disekeliling tapak terdapat saluran drainase.

1. Meja : memiliki panjang 138 cm, lebar 70 cm, tinggi 75 cm

2. Lemari penyimpan : panjang 200 cm, lebar 50 cm, tinggi 150 cm.

3. Pintu masuk lapak : panjang 62cm, tinggi 75 cm.

4. Rangka penggantung untuk penyanggah penutup lapak tinggi 180cm.

(21)

83 B. Los

Los adalah lahan dasaran berbentuk bangunan tetap, terbuka, tanpa dinding,telah dibatasi secara pasti yang penggunaannya terbagi dalam petak-petak. Didalamnya terdapat perabot lemari, meja, kursi dan sebagainya (dibatasi

dengan barang-barang yang sukar bergerak).

Los penjualan daging dan hasil laut terdapat kait penggantung daging

unggas untuk mendisplay unggas yang dijual oleh pedagang. Tujuan dari kait penggantung supaya pembeli dengan mudah melihat unggas yang dijual, dan dapat melihat secara langsung kondisi daging unggas. Dibawah kait penggantung

terdapat tempat aliran darah berada di lantai. Tempat aliran darah tersebut memiliki kedalaman tertentu yaitu sekitar 4 – 5 cm. Lapak penjualan unggas perlu diperhatikan mengenai meja untuk mengemas daging unggas, mengenai material meja yang digunakan, hendaknya tidak menyerap kotoran atau cairan yang dapat

menimbulkan vektor kuman. Bahan meja sebaiknya terbuat dari bahan yang kedap air atau dilapisi dengan material keramik

Komoditas yang diperjualbelikan adalah macam-macam daging dan hasil

laut. Contoh daging seperti daging ayam, unggas, sapi, kambing, kerbau, dan lainnya. Contoh hasil laut seperti macam-macam ikan, udang, gurita, cumi-cumi,

(22)

84

 Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan

membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD).

 Pencahayaan : los beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan pencahayaan alami yang cukup. Peletakkan lapak bisa memanfaatkan orientasi

timur dengan tujuan untuk mendapat sinar matahari yang cukup untuk pencahayaan. Membutuhkan sinar matahari yang cukup dialokasikan ke los-los dengan tujuan untuk mematikan bakteri dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan

los. Limbah seperti genangan air kotor, darah, atau tumpukan limbah lainnya.  Kelembaban : lingkungan los yang tidak lembab dan tidak terlalu kering.

Lingkungan los yang memiliki kelembaban yang sesuai. Los yang terlalu lembab akan menimbulkan bakteri, vector kuman, atau jamur.

 Drainase : diberikan saluran drainase disekeliling lapak, dengan

kedalaman kurang lebih 3 – 4 cm. Lapak memiliki ketinggian +0,05 - +0,10 cm dari permukaan. Dengan perbedaan leveling tinggi ini memudahkan dalam membersihkan lapak, kotoran langsung jatuh ke permukaan lantai pasar.

 Kebutuhan listrik : tidak dibutuhkan listrik, karena dalam kegiatan di los daging

pemotongan menggunakan manual. Dan kegiatan di los daging menimbulkan percikan air limbah yang dapat mengancam konslet bila ada sumber aliran listrik.  Kebutuhan air : dibutuhkan sumber air untuk fasilitas cuci daging,

(23)

85

Tabel 3.5: Studi Ruang Khusus Los Daging dan Hasil Laut Sumber: Analisis Pribadi

Ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran Ruang

Los daging Spesifikasi:

1. Di los daging terdapat tiang penggantung untuk mendisplay

daging. Tetapi tidak

mengganggu visibilitas antar pedagang dan pembeli.

Dimensi Perabot:

1. Meja ukuran 1,20 x 0,7 = 0,84 m2

2. Ruang gerak 200%

Total luasan 2,52 m2

Keterangan: A : Lantai Conus Untuk lantai memiliki kedalaman 5 cm (-0.05). dengan penutup lantai keramik.

B : Dinding Cagak

Bisa terbuat dari beton atau material bata ringan. Dengan pelapis keramik. Supaya mudah dibersihkan dari percikan limbah dari unggas. C : Hook / Penggantung

Terbuat dari stainless steal anti karat.

A B

(24)

86

Los Hasil Laut Dimensi Perabot:

Wastafel : 0,50 x 0,4 = 0,2 m2 Sirkulasi 150%

Meja display : 1,70 x 0,7 = 1,19 m2

Meja : 1,3 x 0,5 = 0,65 m2

(25)

87 C. Kios

Kios adalah lahan dasaran berbentuk bangunan tetap, tertutup, beratap, memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan dipisahkan dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-langit serta dilengkapi dengan pintu. Dalam

kios ditemukan berbagai macam alat display. Antara kios satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh dinding massif berupa dinding bata. Kios pasar ini memiliki

keamanan yang tinggi karena sudah terdapat pintu berupa pintu harmonica dan ada juga yang menggunakan rolling door. Sirkulasi yang pada kios adalah dengan lebar 3,00. Terdapat 2 tipe ukuran untuk kios yaitu tipe A ukuran 3,00 x 3,25 dan

tipe B ukuran 3,00 x 4,00.

Komoditas yang dijual di dalam kios seperti barang-barang konsumsi

seperti sandang, perhiasan, barang-barang elektronik, gerabah, kelonthong, bahan kue, makanan grosir, dan lainnya.

 Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan

membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD). Namun untuk

keleluasaan untuk akses bongkar muat barang diperlukan sirkulasi gang 3,00 meter.

 Pencahayaan : kios beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan pencahayaan alami yang cukup dan juga pencahayaan buatan yang cukup.  Kelembaban : lingkungan los yang tidak lembab dan tidak terlalu kering.

Lingkungan los yang memiliki kelembaban yang sesuai. Los yang terlalu lembab

(26)

88

 Kebutuhan listrik : membutuhkan pasokan listrik untuk per kiosnya adalah 450

(27)

89 Tabel 3.6: Studi Ruang Khusus Kios

Sumber: Analisis Pribadi

Ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran

Ruang

Kios Kios ukuran A: Dimensi per perabot:

Etalase : 2,22 x 0,5 = 1,11 m2 Rak : 1,6 x 0,5 = 0,8 m2 x 2 unit = 1,6 m2

Rak serbaguna : 1,00 x 0,5 = 0,5 m2

Total 3,21 m2 Sirkulasi 200%

(28)

90

Kios ukuran B: Dimensi Perabot per kios

 Meja = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2

 Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2  Ruang gerak 3 orang =

1,00 x 1,00 = 1 m2 x 3 orang = 3 m2

 Etalase = 1,20 x 0,5 = 0,6 m2 x 2 etalase = 1,2 m2

 Lemari = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2

Total 6,72 m2 Sirkulasi 100%

(29)

91 Tempat Pemotongan Unggas

Tempat pemotongan unggas menjadi ruang khusus karena kegiatannya menghasilkan sisa-sisa buangan atau limbah hasil pemotongan unggas, limbah tersebut antara lain bulu, darah, isi perut dan lainnya. Maka limbah hasil

pemotongan unggas tersebut harus diberikan fasilitas yang dapat membersihkan limbah dengan baik, bersih dan tertata. Diberikan fasilitas dengan tujuan agar

terhindarkan dari vektor kuman yang menumpuk, sehingga membuat lingkungan pasar menjadi tidak sehat, kotor, dan kurang nyaman dari indera penciuman dan indera penglihatan. Dalam ruang pemotongan unggas yang diperhatikan adalah

penataan tata ruang mengenai ruang penjagalan, ruang sanitasi, dan ruangan untuk pembersih. Alasan pemotongan unggas diletakkan dalam ruang khusus,

tidak berada di tempat penjualan unggas langsung karena supaya menghindarkan resiko penyebaran penyakit, dan menghindarkan pencemaran

limbah di pasar.

(30)

92

Tabel 3.7: Studi Ruang Khusus Tempat Pemotongan Unggas Sumber : Analisis Pribadi

Gambar Perabot Keterangan

Gambar 3.2: Cone Bleeding Sumber:

http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/

Gambar 3.3: Hanger Bleeding Sumber:

http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/

Gambar 3.4: Stunner Electric Sumber:

http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/

Proses Penyembelihan adalah sebagai berikut:

 Menggantung unggas ke sakel

 Penyembelihan

 Penirisan darah (Bleeding)  Scalding (Perebusan)

Plucking (Pembersihan

bulu)

Peralatan yang digunakan adalah

Cone Bleeding, gunanya untuk menyembelih ayam tanpa proses Stunning (untuk penyembelihan skala besar). Kapasitas bisa untuk 12 ekor ayam/batch. Spesifikasi sebagai berikut:

1. Bahan Cone dari plat aluminium.

Penyanggah dari alat ini terbuat dari pipa stainless diameter 1-2’’. Dudukan cone terbuat

dari bahan besi

(31)

93

2. Ukuran secara

keseluruhan 1,50 meter, tinggi meja 0,75 meter, lebar meja 0,75 meter.  Hanger Bleeding, memiliki

fungsi yang sama dengan Cone Bleeding yaitu sebagai penyembelihan, namun kapasitas Hanger Bleeding lebih banyak. Ayam digantung dan darah

dibiarkan menetes

ditampung di bak

penampung sebelum

dibuang ke penampungan limbah. Spesifikasi sebagai berikut:

1. Memiliki ukuran 3,00 x 0,55 x 1,80 meter.

2. Sakel (Hook

Penggantung)

berjumlah 20-30 pcs dengan bahan sus 304 3. Bak penampung darah

berbahan SS Sus 304 4. Tiang cagak bak terbuat

dari rangka hollow 40 x40 mm Sus 201.

(32)

94

untuk proses Hanger Bleeding. Caranya adalah

menyetrumkan kepada

ayam (membuat pingsan, bukan mati). Spesifikasi sebagai berikut:

1. Dimensi 2,50 x 2,50 x 2,50 meter

2. Tegangan kerja 600 Volt/150 mA

3. Sumber elektrik 220 Volt/50 hZ/1HP 4. Ada saklar on/off 5. Material Plate SS

Sus 304.

Gambar 3.5 : Besaran Ruang Tempat Pemotongan Unggas Sumber: Analisis Pribadi

Keterangan:

A : Hanger Bleeding B : Cone Bleeding C : Meja

D : Wastafel

A

B C

(33)

95 3.1.2.6 Studi Besaran Ruang

Tabel 3.8: Studi Besaran Ruang Sumber: Analisis Pribadi

Area Pasar Tradisional - Modern

Besaran Ruang Keterangan

Los Penjualan Unggas

Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang unggas Perabot:

 Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 20 orang = 7,2 m2

 Ruang gerak 20 orang = 1,00 x 1,00 = 1 x 20 orang = 20 m2  Meja lapak 20 orang = 1,2 x 0,7

= 0,84 m2 x 20 orang = 16,8 m2 Total 44 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 88 m2 : 20

unit = 4,4 m2

Tempat Pemotongan Unggas Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

Perabot:

 Hanger Bleeding= 3,00 x 0,55 = 1,65 m2

 Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 x 4 orang = 4 m2

 Meja = 1,2 x 0,7 = 0,84m2 x 2 unit = 1,68 m2

 Cone Bleeding = 0,75 x 0,75 = 0,5625 m2

 Wastafel : 2,00 x 0,55 = 1,1 m2 x 2 unit = 2,2 m2

Total 10 m2 Sirkulasi 250%

(34)

96

Los Penjualan Daging

Jumlah: 20 unit . Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang daging Perabot:

 Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 20 orang = 7,2 m2

 Ruang gerak 20 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 20 orang = 20 m2

 Meja lapak 20 orang = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 x 20 orang = 16,8 m2

Total 44 m2 Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 88 m2 : 20

unit = 4,4 m2

Los Penjualan Hasil Laut

Jumlah: 20 unit . Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang hasil laut Dimensi Perabot:

Wastafel : 0,50 x 0,4 = 0,2 m2 Meja display : 1,70 x 0,7 = 1,19 m2 Meja : 1,3 x 0,5 = 0,65 m2

Total 2,04 m2 Sirkulasi 150%

Total Luasan 5,1 m2 x 20 unit =

(35)

97

Lapak Penjualan Sayur-Sayuran

Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang sayur-sayuran dan buah-buahan.

Dimensi perabot:

Lapak berada pada ketinggian +0,30. Disekeliling tapak terdapat saluran drainase.

1. Meja : memiliki panjang 138 cm, lebar 70 cm, tinggi 75 cm

2. Lemari penyimpan : panjang 200 cm, lebar 50 cm, tinggi 150 cm. 3. Pintu masuk lapak : panjang 62cm, tinggi 75 cm.

4. Rangka penggantung untuk penyanggah penutup lapak tinggi 180cm.

Total keseluruhan 4 m2 x 20 unit

(36)

98

Pedagang lesehan / oprokan

Jumlah: 36 unit. Jumlah Pelaku: 36 orang pedagang lesehan Dimensi:

Ruang gerak dan dimensi alas karung = 2,10 x 1,50 x 36 orang = 113,4 m2

Total 113,4 m2 Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 181,44 m2

Kios tipe A

Jumlah: 72 unit. Jumlah Pelaku: 72 orang pedagang jasa dan barang produksi lainnya

Dimensi per perabot:

Etalase : 2,22 x 0,5 = 1,11 m2 Rak : 1,6 x 0,5 = 0,8 m2 x 2 unit = 1,6 m2

Rak serbaguna : 1,00 x 0,5 = 0,5 m2

Total 3,21 m2 Sirkulasi 200%

Total Besaran 9,63 m2 x 72 unit =

(37)

99

Kios tipe B

Jumlah: 48 unit. Jumlah Pelaku: 48 orang pedagang jasa dan barang produksi lainnya

Perabot per kios

 Meja = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2  Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3

orang = 1,08 m2

 Ruang gerak 3 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 3 orang = 3 m2  Etalase = 1,20 x 0,5 = 0,6 m2 x

2 etalase = 1,2 m2

 Lemari = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2 Total 6,72 m2

Sirkulasi 100%

Total Besaran 13,44 m2 x 48 unit

(38)

100

Pedagang kaki lima

Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang kaki lima

Dimensi lapak= 2,00 x 1,20 = 2,4 m2

Total 2,4 m2 Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 4,8 m2 x 20

lapak = 96 m2

TOTAL 1.953 m2

Area Pengelola Pasar

Besaran Ruang Keterangan

Lobby Kantor

Jumlah 1 unit. Jumlah Pelaku 4 Tamu, 1 Pekerja Staff. Perabot:

 Meja tamu 1,5 x 0,6 = 0,9 m2  Kursi tamu 0,6 x 0,6 = 0,36 m2

x 2 orang = 0,72 m2  Sofa 1,7 x 0,8 = 1,36 m2

 Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2

Total 4,48 m2 Sirkulasi 100%

(39)

101

Ruang Kepala Pengelola

Jumlah 1 unit. Jumlah Pelaku 1 Kepala Pengelola, 1 Pekerja Staff, 4 Tamu Perabot:

 Meja kerja 1,35 x 0,7 = 0,945 m2

 Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2

 Sofa 1,7 x 0,8 = 1,36 m2

 Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,8 m2

Total 5,185 m2 Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 10,37 m2

Ruang Tata Usaha

Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 2 Pekerja Tata Usaha, 3 Tamu Perabot:

 Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2

 Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2

 Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2  Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4

m2

 Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2

Total 3,94 m2 Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 7,88 m2 x 2

unit = 15,76 m2 Ruang Administrasi

Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 2 Pekerja Administrasi, 2 Tamu Perabot:

 Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2  Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3

orang = 1,08 m2

 Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2  Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4 m2  Ruang gerak 5 orang = 0,6 x

0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2

(40)

102

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 7,88 m2 x 2 =

15,76 m2 Ruang Karyawan

Jumlah: 5 unit. Jumlah Pelaku 4 Penarik Retribusi, 1 Pekerja Humas Perabot:

 Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2  Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3

orang = 1,08 m2

 Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2  Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4 m2  Ruang gerak 5 orang = 0,6 x

0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2

Total 3,94 m2 Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 7,88 m2 x 5

unit = 39,4 m2 Ruang Rapat

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 1 Kepala Pengelola, 8 Pekerja Staff, 2 Tamu Perabot:

 Meja meeting 3,2 x 1,5 = 4,8 m2

 Meja operator = 1,00 x 0,6 = 0,6 m2

 Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 11 orang = 3,96 m2

 Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2  Ruang gerak 11 orang = 0,6 x

0,5 = 0,3 m2 x 11 orang = 3,3 m2

Total 13,5 m2 Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 27 m2 Ruang Absen

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 5 orang Perabot:

 Loker = 0,5 x 1,8 = 0,9 m2  Ruang gerak 5 orang = 0,6 x

0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2

(41)

103

Total Keseluruhan 4,8 m2

Pantry

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 6 orang Perabot:

 Kompor = 0,4 x 0,9 = 0,36 m2  Wastafel = 0,6 x 0,4 = 0,24 m2  Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2  Meja makan = 1,8 x 1,2 = 2,16

m2

 Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 6 orang = 2,16 m2

 Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,8 m2

Total 7,08 m2 Sirkulasi 120%

Total Keseluruhan 15,56 m2 Leisure

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 6 orang Perabot:

 Sofa = 0,8 x 1,8 = 1,44 m2  Meja = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2  Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 2

kursi = 0,72 m2

 Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,6 m2

Total 4,36 m2 Sirkulasi 100%

(42)

104

Toilet Wanita

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 3 orang Perabot Toilet Wanita:

 Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 2 = 0,8 m2

 Ruang gerak 3 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 3 = 3 m2

 Tempat menaruh tas = 1,5 x 0,5 = 0,75 m2

 Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 2 = 0,6 m2

Total 5,15 m2 Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 10,3 m2 Toilet Pria

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang Perabot Toilet Pria:

 Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 2 = 0,8 m2

 Urinoir = 0,7 x 0,6 = 0,42 m2 x 2 orang = 0,84 m2

 Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2  Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 2

= 0,6 m2 Total 6,24 m2 Sirkulasi 80%

Total Keseluruhan 11,2 m2

(43)

105

Area Penunjang Pasar

Besaran Ruang Keterangan

Plaza

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 200 orang

Ruang gerak 200 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 200 orang = 200 m2 Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 400 m2

Ruang Penitipan Anak

Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku 13 orang

 Ruang gerak 13 orang = 1,00 x 1,00 = 1,00 m2 x 13 orang = 13 m2

 Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2  Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2  Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2  Rak buku = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2  Toilet = 3 m2

 Meja = 0,4 x 0,8 = 0,32 m2 x 6 = 1,92 m2

Total 19,63 m2 Sirkulasi 80%

Total Keseluruhan 35,31 m2 x 3

(44)

106

Ruang Ibu Menyusui

Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku: 10 orang

 Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1,00 m2 x 2 orang = 2 m2  Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2  Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2  Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2  Rak buku = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2  Toilet = 3 m2 x 2 unit = 6 m2  Tempat tidur bayi = 0,7 x 0,9 =

0,63 m2 x 4 = 2,52 m2 Total 12,23 m2

Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 24,46 m2 x 3

unit = 73,38 m2

Ruang Informasi

Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang x 6 unit = 12 orang  Podium meja = 1,00 x 0,6 =

0,6 m2

 Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2  Ruang gerak 2 orang = 1,00 x

1,00 = 1 m2 Total 1,96 m2 Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 3,1 m2 x 6 unit

= 18,6 m2 Pos Jaga

Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku 2 orang x 3 unit = 6 orang  Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2  Meja = 1,30 x 0,6 = 0,78 m2  Ruang gerak 2 orang = 0,5 x

0,6 = 0,3 m2 x 2 orang = 0,6 m2

Total 1,74 m2 Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 3,48 m2 x 3

(45)

107 Foodcourt

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 72 orang

 Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 72 kursi = 25,92 m2

 Meja makan 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 12 meja = 12 m2

 Meja serving makanan = 1,30 x 0,7 = 0,91 m2 x 12 meja = 10,92 m2

 Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2  Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2  Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2  Ruang gerak 72 orang = 1,00 x

1,00 = 1 m2 x 72 orang = 72 m2 Total 121,95 m2

Sirkulasi 50%

Total keseluruhan 182,92 m2

Mushola

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 50 orang

 Ruang gerak 50 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 50 orang = 50 m2

 Tempat wudhu = 0,7 x 2,00 = 1,4 m2 = 2,8 m2 x 2 unit = 5,6 m2

 Toilet = 3 m2 x 4 unit = 12 m2 Total 67,6 m2

Sirkulasi 60%

(46)

108 Klinik

Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 3 orang x 2 unit = 6 orang

 Ruang gerak 3 orang = 0,5 x 0,6 = 0,3 m2 x 3 orang = 0,9 m2

 Tempat tidur = 1,00 x 2,00 = 2 m2.

 Toilet = 3 m2 Total 5,9 m2 Sirkulasi 200%

Total keseluruhan 17,7 m2 x 2

unit = 35,4 m2

ATM Center

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku 4 orang

 Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2  Mesin ATM= 0,6x 0,8 = 0,48

m2 x 4 unit = 1,92 m2 Total 5,92 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 11,84 m2

TOTAL 946,67 m2

Area Servis Pasar

Besaran Ruang Keterangan

Ruang Master Control

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

 Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2  Meja = 1,50 x 0,7 = 1,05 m2 x

4 kursi = 4,2 m2

 Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 4 kursi = 1,44 m2

Total 9,64 Sirkulasi 60%

(47)

109 Toilet Wanita

Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 8 orang Perabot Toilet Wanita:

 Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 4 = 1,6 m2

 Ruang gerak 8 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 8 = 8 m2

 Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 4 = 1,2 m2

 Bak pencuci alat kebersihan = 1,8 x 0,5 = 0,9 m2

 Tempat menaruh belanjaan = 2,00 x 1,00 = 2 m2

Total 13,7 m2 Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 27,4 m2 x 4

unit = 109,6 m2

Toilet Pria

Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 8 orang Perabot Toilet Pria:

 Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 2 = 0,8 m2

 Urinoir = 0,7 x 0,6 = 0,42 m2 x 4 orang = 1,68 m2

 Ruang gerak 10 orang = 1,00 x 1,00 = 10 m2

 Bak pencuci alat kebersihan = 1,8 x 0,5 = 0,9 m2

 Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 4 = 1,2 m2

Total 14,58 m2 Sirkulasi 100%

Total Keseluruhan 29,16 m2 x 4

(48)

110 Janitor

Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang Perabot:

 Lemari besi loker = 2,00 x 0,6 = 1,2 m2

 Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2 Total 5,2 m2

Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 8,2 m2 x 6 unit

= 49,92 m2

Gudang

Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

 Rak alat kebersihan = 1,5 x 0,5 = 0,75 m2 x 2 = 1,5 m2  Ruang gerak 4 orang = 1,00 x

1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2 Total 5,2 m2

Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 8,8 m2 x 6 unit

= 52,8 m2

Ruang Pompa

Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

 Pompa Air + Plat Beton  2,00 x 2,5 = 5 m2

 Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2

Total 9 m2 Sirkulasi 50%

Total keseluruhan 13,5 m2 x 4

(49)

111 Ruang Genset

Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku:

 Ruang gerak 2 orang =

 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2

 Mesin genset = 1,54 x 0,70 = 1,078 m2 x 2 unit = 2,156 m2 Total 4,156 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 8,312 m2 x2

unit = 16,624 m2 Ruang Panel

Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang

 Panel Cabinet = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 4 unit = 1,44 m2  Ruang gerak 2 orang = 1,00 x

1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2 Total 3,44 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 6,88 m2

Ruang MCB

Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang

 Panel Wall Mounting = 0,3 x 0,2 = 0,06 m2 x 2 panel = 0,12 m2 x 6 unit = 0,72 m2

 Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2 Total 2,72 m2

Sirkulasi 20%

Total keseluruhan 3,2 m2 x 4 unit

(50)

112

Area Pengolahan Limbah Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang

 Tandon Filter = 2,00 x 1,80 = 3,6 m2

 Tandon Utama = 4,50 x 1,80 = 8,1 m2

 Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2 Total 15,7 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 31,4 m2 x 2

unit = 62,8 m2

Drop Off / Drop In

Jumlah: 2 unit. Jumlah Kendaraan: 3 unit

 Mobil Angkot = 4,57 x 1,65 = 7,54 m2

 Mobil pribadi = 4,56 x 1,70 = 7,75

 Motor = 2,25 x 0,75 = 1,68 Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 33,94 m2 x 2

unit = 67,88 m2

Loading Dock

Jumlah: 2 unit. Jumlah Kendaraan: 3 unit

 Truck sampah = 8,60 x 2,5 = 21,5 m2

 Truck pemadam = 11,50 x 3,0 = 34,5 m2

 Truck mobil bak = 6,5 x 2,3 = 14,95 m2

Sirkulasi 100%

Total keseluruhan 141,9 m2 x 2

(51)

113

Ruang Cuci Perkakas

Jumlah: 4 unit. Jumlah pelaku: 8 orang x 4 unit = 32 orang Dimensi Perabot:

Wastafel khusus bahan aluminium: 2,00 x 0,5 = 1,00 m2 x 2 unit = 2 m2 Ruang gerak manusia: 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 8 = 8 m2

Total 10 m2 Sirkulasi 60%

Total keseluruhan 16 m2 x 4 unit = 64 m2

TOTAL 914 m2

JUMLAH 3.968 m2

Sirkulasi 30% 1.190,4 m2

TOTAL Keseluruhan

5.158,4 m2

3.1.2.7 Area Parkir Pengunjung

Perhitungan kebutuhan area parkir pengunjung Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal dengan pendekatan jumlah pedagang adalah sebagai berikut:

Kios = 120 orang

Lapak daging dan hasil laut = 60 orang

+0.00 -0.10

(52)

114 Pedagang lesehan/oprokan = 20 orang

Los pedagang sayur-sayuran = 20 rang Pedagang kaki lima = 20 orang

Total pedagang = 240 orang

Dari perhitungan tersebut dapat diasumsikan jumlah pengunjung pada Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal pada saat peak hour adalah 500 orang.

Fasilitas yang disediakan dalam bangunan pasar ini adalah mobil pribadi, motor, delman, sepeda, becak, dan mini bus.

Perhitungan kebutuhan parkir

Perhitungan akan kebutuhan parkir dapat dihitung dengan rumus berikut, kebutuhan parkir meliputi daya tampung dan luasan yang dibutuhkan. Daya

tampung dihitung dari jumlah pengunjung waktu sibuk.

1) Fungsi bangunan Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal.

Untuk fungsi bangunan Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal, diharapkan dapat menampung 1.000 pengunjung per hari, dengan begitu kebutuhan parkir harus sesuai dengan jumlah pengunjung waktu sibuk.

Asumsi jumlah pedagang dan pembeli pasar berjumlah 500 orang.

 Mobil : 40% x 500 orang = 200 orang. Diasumsikan 1

mobil terdapat 4 orang. Jadi, 200 orang : 4 orang adalah 50 mobil.

 Kendaraan Bermotor : 50% x 500 orang = 250 orang. Diasumsikn 1

motor terdapat 2 orang. Jadi, 250 orang : 2 orang adalah 125 motor.

 Sepeda kayuh : 10% x 500 orang = 50 orang. Diasumsikan 1

(53)

115

Asumsi jumlah pengelola pasar berjumlah 15 orang.

 Mobil : 25% x 15 orang = 4 orang. Diasumsikan 1

mobil terdapat 1 orang. Jadi ada 4 mobil.

 Kendaraan Bermotor : 50% x 15 orang = 7 orang. Diasumsikan 1

motor terdapat 1 orang. Jadi ada 7 motor.

 Sepeda kayuh : 25% x 15 orang = 4 orang. Diasumsikan 1

sepeda terdapat 1 orang. Jadi ada 4 sepeda kayuh.

Asumsi jumlah sopir transportasi umum tradisional berjumlah 50 orang  Becak : 30% 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 becak.

 Delman : 30% x 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 delman.

 Bus : 10% x 50 orang = 5 orang. Jadi ada 5 Bus

 Angkutan Umum:30% x 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 angkutan umum

Asumsi jumlah pengendara alat transportasi servis di pasar berjumlah 40

orang

 Truk kecil : 60% x 40 orang = 24 orang.

Diasumsikan 1 truk kecil terdapat 2 orang. Jadi, 24 orang : 2 orang = 12 truk kecil

 Mobil Pemadam Kebakaran : 20% x 40 orang = 8 orang. Diasumsikan

(54)

116

 Truk Pengangkut Sampah : 20% x 40 orang = 8 orang. Diasumsikan

1 truk pengangkut sampah terdapat 4 orang. Jadi 8 orang : 4 orang = 2 mobil pemadam kebakaran

Tabel 3.9: Rekapitulasi Kebutuhan Parkir Pasar Tradisional – Modern Sumber: Analisis Pribadi

Rekapitulasi Pasar Tradisional - Modern

Jenis alat

transportasi

Jumlah alat

transportas i (a) Kebutuhan Luas (b) Jumlah Kebutuhan

Luas (a x b =

c)

Sumber

Mobil 54 1,70 x

4,56 = 7,752 m2

418,7 m2 DA

Kendaraan Bermotor

132 0,75 x

2,25 = 1,68 m2

221,76 m2 DA

Sepeda Kayuh

29 0,6 x 1,7 = 1,02 m2

29,58 m2 DA

Becak 15 0,9 x 1,8 =

1,62 m2

16,2 m2 DA

Delman 15 1,5 x 3,0 =

4,5 m2

45 m2 DA

Bus 5 2,5 x

11,92 = 29,8 m2

149 m2 DA

Angkutan Umum

15 1,65 x

4,57 = 7,54 m2

(55)

117

Truk Kecil 12 2,37 x

6,54 = 15,49 m2

185,88 m2 DA

Mobil Damkar

2 2,5 x

11,50 = 28,75 m2

57,5 m2 DA

Truk

Pengangkut Sampah

2 2,5 x 8,60 = 21,5 m2

43 m2 DA

Jumlah 1.279,72 m2 Sirkulasi

200%

2.035,24 m2

TOTAL 3.839,16 m2

3.1.2.8 Kebutuhan Luas Lahan

Berdasarkan lokasi pemilihan tapak, tapak berada di wilayah Kabupaten Kendal, Kecamatan Brangsong. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang

Daerah (RUTRD) Kabupaten Kendal memiliki ketentuan bangunan perdagangan dan jasa, yaitu ketinggian maksimal lantai adalah 3. Sedangkan untuk Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, dan Garis Sempadan Bangunan

belum diatur dan belum tertera di Perarturan RUTRD. Sebagai pertimbangan rasional maka mengambil perartuan RDTRK Semarang sebagai dasar

perhitungan KDB, KLB, dan GSB. Maka, ditentukan KDB 40%, ketinggian, KLB 0,8 , GSB 32 meter.

Total luas lahan = total luas bangunan + lahan parkir

= 5.158,4 m2 + 3.839,16 m2

(56)

118 = 8.997,56 m2 : 0,8 = 11.246,95 m2

Total lantai dasar = KDB x luas lahan

= 40% x 11.246,95 m2 = 4.499 m2

Luas open space = luas lahan – luas lantai dasar = 11.246,95 m2 - 4.499 m2

= 6.747,95 m2

Luas RTH = luas open space – luas parkir = 6.747,95 m2 – 3.839,16 m2

= 2.908,79 m2

Total kebutuhan lahan = luas lantai dasar + luas parkir + luas open space

= 4.499 m2 + 3.839,16 m2 + 6.747,95 m2 = 15.086,11 m2

3.1.2.9 Studi Ruang Luar

Kondisi eksisting penutup tanah masih berupa sedimentasi tanah

sawah, tanah lembek atau Clay. Belum ditanamani vegetasi peneduh. Penataan dan pemilihan vegetasi menjadi faktor penting, karena harus

menciptakan kawasan lingkungan yang nyaman, aman dan aksesibel bagi semua kalangan.

Pengaturan ruang luar atau Landskap dibutuhkan kesatuan ruang

(57)

119

Kriteria vegetasi yang dipilih adalah:

a. Mendukung karakter bangunan sebagai bangunan public (terbuka, dapat diakses oleh masyarakat), sirkulasi kendaraan, parkir dan jalur pedestrian.

b. Perencanaan penghijauan dan fungsi resapan air hujan sekaligus penyejuk.

c. Pelindung, peneduh dan filter terhadap populasi dan kebisingan d. Ruang Interaksi Sosial.

Penggunaan material ruang luar terdiri atas hard material dan soft

material.

Tabel 3.10: Penggunaan Material untuk Ruang Luar Sumber: Analisis Pribadi

Hard Material

Perkerasan Beton Batu Alam

Perkerasan Aspal Batu Pebble Putih

Perkerasan Paving Block Grass Block

Soft Material

Vegetasi rendah / pengisi tanah

Rumput Jepang Rumput Gajah

Tanaman Perdu

Pucuk Merah Soka

Vegetasi Pengarah Palem-paleman : palem raja,

palem putri

Pohon Cemara

Vegetasi Peneduh

Pohon Ketapang Pohon Angsana

(58)

120

Vegetasi Estetika

Oleander Kenanga

Bunga Bugenvil Bunga Kamboja

3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.1 Studi Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan adalah struktur rangka kaku / Rigid Frame dengan bahan beton bertulang. Alasan menggunakan struktur beton karena tahan terhadap korosif dan pembusukan, beton mudah dicetak

sesuai keinginan, mudah dilaksanakan oleh tukang, tahan terhadap aus dan tahan terhadap bakar, struktur beton yang kedap air harus

direncanakan secara teliti.

Tetapi struktur beton juga memiliki kelemahan terkait retaknya

struktur apabila terjadi perubahan tanah, pengerjaan yang kurang teliti menyebabkan beton menjadi melendut.

Bagian sistem struktur terdiri atas 3 yaitu: struktur atas, struktur

tengah dan pondasi yang akan dijelaskan pada uraian dibawah ini: a. Struktur atas (Upper Structure)

 Struktur Shell

Kelebihan struktur shell adalah mudah dibersihkan dari vector sarang laba-laba karena terbuat dari material solid beton bertulang.

(59)

121

Solusi agar tidak menyerap panas secara langsung diberikan ruang

udara pada atap. Ruang udara berupa rangka tonggak bahan aluminium dengan tujuan sebagai lapisan untuk mereduksi panas radiasi matahari (lihat gambar 3.6).

Gambar 3.6: Atap Shell dan Ruang udara pada bangunan bandara Queen Alia

Sumber: https://www.kingspan.com/nz/en-nz/products/architectural-roofing-systems/projects/queen-alia-international-airport

Alasan menggunakan struktur shell karena bukan material fabrikasi oleh pabrik, sehingga mudah diterapkan oleh tenaga yang

masih menggunakan cara konvensional.

Rekapitulasi material yang digunakan: Bahan struktur atap: agregat

beton bertulang. Pelapis atap (sebagai ruang udara): panel aluminium Galvalum dengan rangka tonggak aluminium.

 Struktur Rangka

Kelebihan struktur rangka adalah struktur rangka yang digunakan terbuat dari bahan baja konvensional. Sedangkan

(60)

122

Solusi untuk mengurangi timbunan sarang laba-laba dan

vector kuman lainnya, diperlukan lapisan pada rangka atap juga sebagai plafon (lihat gambar 3.7). Supaya memudahkan dari segi perawatan. Ketinggian plafon bisa mencapai 4 – 6 meter, dengan anggapan masih mudah dijangkau untuk perawatan.

Gambar 3.7: Atap Rangka pada bangunan Sri Geylang Serai Market Singapore

Sumber: https://www.theurbanwire.com/wp-content/uploads/Geylang-Serai-Ramadhan-8.jpg

b. Struktur tengah (Middle Structure)

 Sloof/Tie Beam

Sloof atau Tie Beam sebagai pengikat struktur diatas tanah, meratakan bebang yang diterima oleh pondasi, sebagai pengunci dinding agar saat terjadi pergerakan tanah, dinding tidak mengalami

roboh. Memiliki dimensi lebar 30 cm, tinggi 60 cm.

 Kolom

Kolom terbagi atas kolom struktur dan kolom pengisi. Kedua kolom tersebut menggunakan bahan beton bertulang. Penentuan modul kolom dipengaruhi oleh dimensi lapak, kios, los, lesehan, dan

(61)

123

selimut kolom akan diberikan bahan penutup kedap air seperti

lapisan keramik, supaya mudah dibersihkan dalam perawatan, mengingat aktifitas pasar yang menimbulkan limbah oleh aktifitas pengguna pasar. Perhitungan dimensi kolom akan dijelaskan

sebagai berikut:

Tabel 3.11: Penentuan modul kolom Sumber: Analisis Pribadi

Keterangan ukuran media

berjualan

Konfigurasi modul kolom

Lapak penjualan sayur-sayuran, buah-buahan dan bumbu dapur: 2,00 x 2,00.

Jarak kolom struktur dengan kolom struktur lainnya adalah 6,00 meter. Ukuran kolom adalah 1/12 x bentang = 1/12 x 600 = 50 ~ 50 cm.

(62)

124 Kios terbagi atas

2 yaitu

 Kios tipe A: 3,00 x 3,00  Kio stipe B:

3,00 x 4,00

Gambar 3.9: Modul Kolom Struktur Area Kios Tipe A Sumber: Analisis Pribadi

(63)

125 Dimensi Los

 Los penjualan unggas: 1,20 x 2,20

 Los penjualan daging: 1,20 x 2,20

 Los penjualan hasil laut: 2,30 x 2,00

Gambar 3.11: Modul Kolom Struktur Area Los Daging Sumber: Analisis Pribadi

(64)

126 Pedagang

lesehan: 2,10 x 1,50

Jarak kolom struktur dengan kolom struktur lainnya adalah 6,00 meter. Ukuran kolom adalah 1/12 x bentang = 1/12 x 600 = 50 ~ 50 cm.

Gambar 3.13: Modul Kolom Struktur Area Pedagang Lesehan

Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3D Kolom Struktur

Gambar 3.14: Kolom Struktur Sumber: Analisis Pribadi

(65)

127

 Balok

Balok sebagai penyalur beban dari slab/lantai. Balok terbagi atas balok induk dan balok anak. Perhitungan dimensi balok akan dijelaskan sebagai berikut:

Balok Induk = 1/11 – 1/14 x L Balok Anak = 1/14 – 1/16 x L

L= panjang bentang yang terpanjang

Balok anak dibutuhkan apabila luas lantai melebihi 25 m2. 1. Balok Induk

h = (1/12 x L)

= 1/12 x 600 = 50 cm ~ 50

b = (1/2 x 50 cm) = 25 cm ~ 25

2. Balok Anak

h = (1/15 x L)

= 1/15 x 600 = 40 cm ~40

b = (1/2 x 40 cm) = 20 cm ~ 20

Gambar 3.15: Balok Induk Sumber: Analisis Pribadi

(66)

128  Slab

Slab atau plat lantai. Berfungsi sebagai penyalur beban menuju ke balok. Perhitungan dimensi slab akan dijelaskan sebagai berikut:

Tebal plat = 1/40 x bentang

= 1/40 x 600 = 15 cm ~ 15

Gambar 3.16: Slab Sumber: Analisis Pribadi

 Dinding

Penutup dinding terdiri atas dinding pengisi dan dinding pelingkup. Dinding pengisi dalam artian dinding partisi yang bukan elemen struktural. Penerapan dinding pengisi maupun pelingkup akan

dijelaskan sebagai berikut:

Slab tebal 15 cm

(67)

129

Tabel 3.12: Penggunaan jenis bahan untuk dinding Sumber: Analisis Pribadi

Dinding Pengisi Dinding Pelingkup

 Kalsiboard, dengan rangka besi hollow.

Digunakan pada ruang-ruang pengelola. Yang tidak menimbulkan air.

Gambar 3.17: Papan Kalsiboard Sumber: google.com  Dinding Hebel

Dinding hebel merupakan elemen struktural karena juga berfungsi sebagai penyalur beban. Dinding hebel bisa diterapkan di kios-kios, ruang pengelola maupun ruang penunjang lainnya. Sifat dari dinding hebel ini adalah tahan terhadap air dan menyerap panas. Bisa diterapkan pada elemen interior dan eksterior bangunan pasar.

Gambar 3.19: Dinding Hebel Sumber: google.com

 Dinding bata ekspos

Penerapan dinding bata ekspos bisa dilakukan bervariasi dengan bentuk Addictive dan Subtractive.

Gambar 3.18: Bata Ekspos Sumber: google.com

 Dinding Terakota Rooster Dinding terakota rooster adalah material dinding bernafas yang ramah lingkungan karena terbuat dari tanah liat. Dinding terakota bisa disusun dengan motif yang berbeda-beda. Warna coklat yang ada di

rooster/krawang ini

memberikan penekanan

kelokalan

(68)

130  Laminate Board

Laminate board merupakan dinding partisi yang relatif

ringan. Mudah dalam

perawatan. Memberikan kesan modern dan tertata. Namun apabila terkena air

terus menerus lama

kelamaan akan mengelupas di bagian pelapis waterproof pada panel laminate board.

Gambar 3.21: Laminate Board

Sumber: google.com

Sumber: google.com  Panel GRC

Sama seperti blok terakota rooster, namun pada panel GRC ini bisa dibuat dengan dimensi yang lebih luas, berupa panel-panel modular yang dibuat fabrikasi. Motif Panel GRC bisa dibentuk sesuai keinginan.

(69)

131

 Penutup Lantai

Tabel 3.13: Penggunaan jenis material untuk lantai Sumber: Analisis Pribadi

 Lantai Plester

Gambar 3.23: Lantai Plester Sumber: google.com Lantai plester digunakan pada area berjualan pasar.

 Paving Terakota

Gambar 3.24: Lantai Plester Sumber: google.com

Lantai Paving Terakota bisa diterapkan di bagian area penerimaan pasar atau area pedestrian way.

 Granite Tile

Gambar 3.25: Granite Tile Sumber: google.com

Lantai Granite diterapkan pada area pengelola pasar. meliputi ruang pengelola UPT, ruang meeting, ruang staff.

 Granite Paver Texture

Gambar 3.26: Granite Paver Sumber: google.com

(70)

132  Lantai Keramik

Gambar 3.27: Lantai Keramik Sumber: google.com

Lantai keramik diterapkan di ruang toilet. Penggunaan lantai keramik ada yang bertekstur dan tidak tekstur.

 Batu Alam Andesit

Gambar 3.28: Batu Alam Andesit Sumber: google.com

Lantai batu alam andesit bisa diterapkan di area penerimaan pasar atau area outdoor pasar.

c. Struktur bawah / pondasi (Low Structure/Foundation)

Penentuan jenis pondasi yang digunakan terkait dengan identifikasi keadaan tanah. Lokasi tapak berada di Kecamatan Brangsong, jenis tanah adalah tanah alluvial bersifat hidromorf, biasanya tanah berwarna kelabu,

coklat dan hitam. Topografi pada lokasi tapak memiliki ketinggian 0 – 10 mdpl. Tekstur tanah yang ada di Kecamatan Brangsong adalah lempung

liat berpasir. Lempung memiliki sifat plastis dalam kisaran kadar air tertentu dan tanah ini dapat menjadi kuat apabila tanah dalam kondisi kering.

Daya dukung tanah di lokasi tapak terpilih adalah buruk, karena

berada di jenis tanah lembek / clay, tanah yang selalu berair.

Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi Bore Pile. Pondasi

(71)

133

dibuat secara in-situ saat proyek dilakukan. Proses in-situ dilalui dengan

proses penulangan bore pile sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Panjang tiang pondasi Bore Pile harus mencapai kedalaman tanah keras. Metoda pelaksanaan yang digunakan adalah dengan metoda wash boring

/ bor basah.

Gambar 3.29: 3D Struktur Bawah / Pondasi Sumber: Analisis Pribadi

Gambar 3.30: Pondasi Bore Pile

Sumber: http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/pondasi-strauss-pile-atau-bored-pile.html

Pondasi Bore Pile D=80 cm

Pile Cap 250 x 250 x 80 cm

(72)

134

Dimensi yang biasa dilakukan untuk pembuatan tiang Bore Pile

adalah 20 cm, 30 cm, 40 cm, 45 cm, 50 cm, 55 cm, 60 cm, 70 cm, 80cm. Kedalaman untuk pondasi Bore Pile bisa mencapai 30 meter. Alat yang digunakan untuk membuat adalah Mini Crane dan gawang. Salah satu

kelebihan dari pondasi Bore Pile adalah tidak mengganggu dengan getaran, kebisingan atau gangguan suara pada bangunan disekelilingnya.

3.2.2 Studi Sistem Utilitas

3.2.2.1 Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM. Pengadaan air bersih ini untuk

ruang-ruang antara lain, toilet atau WC, lalu fasilitas cuci yang ada di Los , Kios atau Lapak.

Diagram 3.14: Sistem Jaringan Air Bersih PDAM Sumber: Analisis Pribadi

Perhitungan kebutuhan air bersih untuk lavatory Pasar Diketahui:

Asumsi pengunjung datang per hari = 1.000 orang (maksimal)

Kebutuhan air per orang = 19 liter/orang (diibaratkan fungsi taman umum)

Jadi total kebutuhan air = 1.000 orang x 19 liter

PDAM Tandon Bawah Pompa Air Menara Air

Kamar Mandi/WC Distribusi ke

(73)

135

= 19.000 liter / hari = 19 m3/hari...(1)

Asumsi pedagang menggunakan fasilitas cuci per hari = 250 orang (maksimal)

Kebutuhan air per orang = 30 liter/orang

Jadi total kebutuhan air = 250 orang x 30 liter

= 7500 liter / hari = 7.5 m3/hari...(2)

Total kebutuhan air (1) + (2) adalah 26,5 m3/hari. Dari hasil tersebut telah ditemukan kapasitas Ground Water Tank (dalam m3/hari ). Ground Water Tank

tersebut terbagi atas 8 zona. Per zona memiliki kemampuan menampung 4,4 m3.

3.2.2.2 Sistem Drainase

Hasil kegiatan dari aktifitas pasar yang menghasilkan limbah oleh bahan pangan basah. Dan juga limpahan air hujan. Maka drainase terbagi atas dua yaitu

untuk penampungan limbah dan air hujan. Keduanya dimanfaatkan kembali oleh proses Water Treatment, yang dapat dimanfaatkan sebagai penyiram tanaman, sumber air untuk Fire Hydrant dan Hydrant Pump. Dibawah ini adalah skema

distribusi dan filtrasi air hujan dan limbah cair oleh bahan pangan basah:

Diagram 3.15: Sistem Drainase Sumber: Analisis Pribadi

Air Hujan Talang Bak Kontrol Riol Pasar

Penampungan air hujan Pompa

Penyiraman Tanaman Fire Hydrant

(74)

136 3.2.2.3 Sistem Pengolahan Limbah Manusia

Pengelompokkan limbah berdasarkan karakteristiknya, yaitu: - Limbah cair, berasal dari air buangan bekas wastafel, toilet dan tempat pencucian harus menempuh pengolahan air daur ulang supaya

mengurangi pencemaran air yang berbahaya bila dibuang langsung ke lingkungan.

- Limbah padat, berasal dari kotoran manusia di lavatory. Pengolahan limbah padat dilakukan dengan penggunaan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).

Cara-cara penghematan dalam tujuan konservasi air:

 Penggunaan fitur hemat air seperti Dual Flush pada water closet dan

autostop pada keran air. Dual Flush adalah sistem toilet hemat air sadar lingkungan. Sistem Flush ini menggunakan perbandingan 3:6

liter dimana tombol kecil mengeluarkan 3 liter air dan tombol besar mengeluarkan 6 liter air.

 Penggunaan air daur ulang untuk menggantikan penggunaan air

bersih seperti pada penyiraman taman (irigasi) dan pemanfaatan air hujan, atau air waduk sebagai alternatif sumber air bersih.

3.2.2.4 Sistem Distribusi Listrik

Sumber aliran listrik berasal dari gardu PLN yang ada di lokasi tapak.

(75)

137

memudahkan distribusi listrik, maka terdapat meteran di setiap area luas

distribusi listrik. Sebagai tenaga cadangan terdapat Generator Set.

Diagram 3.16: Sistem Distribusi Listrik Sumber: Analisis Pribadi

3.2.2.5 Sistem Pengolahan Sampah

Sumber sampah yang ada di area pasar tradisional-modern antara lain:

a. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di lingkungan pasar tradisional-modern

diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering yang terurai menjadi tanah.

b.Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang

ke tempat sampah.

Kubikal Trafo

Genset

Meteran PLN

LVMDP

Panel Distribusi

Induk SDB 1

SDB 2 PP1

PP2 Listrik

(76)

138

Untuk mempermudah sistem pembuangan sampah pada bangunan area

pasar tradisional-modern, tempat sampah diletakkan di titik-titik tertentu baik di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Sampah akan ditampung dan diangkut oleh petugas kebersihan (cleaning service). Pengangkutan

sampah dilakukan tiga kali pergantian / shift yaitu pagi jam 07.00, siang jam 10.00, dan sore jam 14.00. Setelah sampah ditampung akan dijadikan satu

dengan tempat pembuangan akhir yang sudah ditentukan. Penggolongan tempat sampah dibedakan atas warna, untuk membedakan antara sampah organik dan anorganik.

Gambar 3.31: Pengelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya Sumber: google.com

Gambar 3.32: alur pengangkutan sampah Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-efBae7aAZwg/UL4eYW76jpI/AAAAAAAAAm0/WVitj5IPxM0/s1600/Pengel olaan+sampah+konvesional.png

Cara pengelolaan sampah dengan mengumpulkan sesuai pengelompokkan nya, lalu diangkut ke tempat pembuangan akhir.

(77)

139

membuang bungkus makanan plastik, botol minuman plastik, kertas , dan

lain-lain (kategori anorganik).

3.2.2.6 Sistem Pengolahan Limbah Hasil Dari Kegiatan Pasar

Jenis limbah yang ada di Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten

Kendal adalah limbah yang berasal dari pemotongan hewan unggas dan perikanan. Karakteristik limbah adalah kandungan bahan organik yang

cukup tinggi dan mudah terurai di perairan. Berupa darah, kulit, bulu, lemak, tanduk, tulang dan kuku (Manual Kesmavet, 1993). Dikategorikan menjadi 2 yaitu:

1) Limbah cair, limbah cari yang dihasilkan dari kegiatan pemotongan hewan yaitu air dari pemotongan, pembersihan lantai tempat

pemotongan, pembersihan kandang penampung, pembersihan isi perut, air sisa peredaman, darah, air pencucian perkakas, cairan rumen dan

cairan isi perut.

2) Limbah padat, limbah padat dari rendering, isi perut, dan pemotongan bagian-bagian yang tidak berguna. Contohnya kepala, kulit, tulang ikan,

sisik, insang, potongan daging dan saluran pencernaan. Proses pengolahan limbah cair dan padat

Proses pengolahan limbah cair terdiri dari beberapa tahapan yaitu primer (secara fisik), sekunder (secara biologis), dan tersier (secara kimiawi).

(78)

140

Pengolahan ini bertujuan untuk melarutkan limbah yang tidak larut

(bersifat tersuspensi) dalam arti lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga membutuhkan metode pemisahan. Kemudian proses floatasi digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung

seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya (Tjokrokusumo, 1995).

2. Pengolahan kimia

Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan bahan kimia , dengan tujuan mengurangi zat-zat pencemar

dalam air limbah. Proses kimia ini mengubah air limbah yang berbahaya menjadi tidak berbahaya. Proses-proses yang terjadi adalah netralisasi,

presipitasi, khlorinasi, koagulasi, dan flokulasi. Pengolahan tahap ini bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah

mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa phosphor dan zat organic beracun lainnya . Pengolahan ini dianggap efisien namun tergolong mahal karena memerlukan bahan kimia untuk prosesnya (Tjokrokusumo,

1995).

3. Pengolahan biologi

Pengolahan limbah secara biologi, bertujuan untuk menghilangkan bahan organik dan anorganik, zat amoniak, posfat dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan saringan telah dikenal untuk keperluan

(79)

141

ditempatkan pada bak atau tangka, lalu air limbah disaring melewati

proses-proses yang telah ada (Laksmi dan Rahayu, 1993)

Proses pengolahan limbah padat, sumber limbat padat yang dihasilkan berasal dari limbah perikanan. Mengingat salah satu komoditas

yang terkenal di Kabupaten Kendal adalah budidaya hasil laut perikanan (seperti: gurita, udang, ikan, kerang,dan

Gambar

Tabel 3.2: Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor/Outdoor Sumber: Analisis Pribadi
Tabel 3.3: Rencana Kegiatan Setahun
Tabel 3.4: Studi Ruang Khusus Lapak
Tabel 3.5: Studi Ruang Khusus Los Daging dan Hasil Laut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pengereman antilock ini bertujuan agar roda dari mobil tidak terkunci ketika pengereman dilakukan yang umumnya terjadi apabila kendaraan mendapatkan gaya pengereman

Berdasarkan tabel usulan program dari setiap kegiatan, maka dapat disusun sebuah tabel ringkas rencana program dan investasi bidang Cipta Karya yaitu dalam bentuk

Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan (2014) Ibu Kota Kec.. Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan (2014) Ibu

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.Syukur Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, skripsi yang berjudul

Pada tahap ini dilakukan perhitungan kecepatan air yang bisa dipompa oleh piston untuk masing-masing variasi ukuran tabung karena untuk. setiap ukuran tabung

Curah hujan efektif untuk padi adalah 70% dari curah hujan tengah bulanan yang terlampaui 80% dari waktu dalam periode tersebut yang dapat dihitung melalui

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi inhibitor korosi kerak dan inhibitor antimikroba terhadap

Dari hasil kesimpulan di atas, desain Cathodic Protection yang digunakan pada Eh-well Platform milik PHEONWJ adalah menggunakan sistem ICCP karena instalasinya yang lebih mudah