63
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur
a. Pengelompokkan pelaku
Pengelompokkan pelaku untuk fungsi bangunan Pasar Tradisional – Modern di Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:
Penjual / pedagang Petugas kebersihan
Pembeli Petugas keamanan
Pengelola Petugas MEE
Petugas penitipan anak
Petugas kesehatan
b. Kategorisasi Kegiatan
Kategorisasi kegiatan yang ada di proyek Pasar Tradisional – Modern di Kabupaten Kendal terdiri atas kegiatan utama, penunjang dan servis.
Kategori kegiatan utama:
Kegiatan dan transaksi jual-beli komoditas pasar
Menarik retribusi
Melakukan kegiatan operasional oleh pengelola
Kategori kegiatan penunjang: Pelayanan penitipan anak
Pelayanan ruang bagi Ibu Menyusui
64 Beristirahat
Ishoma
Kategori kegiatan servis: MCK
Ishoma
Membersihkan lingkungan luar dan dalam pasar
3.1.1 Studi Aktifitas
3.1.1.1 Pengelompokan Pelaku - Aktivitas – Sifat Aktivitas
Tabel 3.1: Pengelompokan Pelaku – Aktivitas – Sifat Aktivitas Sumber: Analisis Pribadi
PELAKU AKTIVITAS WAKTU KEGIATAN SIFAT AKTIVITAS JENIS RUANG Penjual/ Pedagang
Datang ke pasar 03.00 – 03.15 Servis Drop off area Parkir
kendaraan
03.15 – 03.30 Servis Area Parkir Masuk ke pasar 03.30 – 04.00 Servis Main Entrance Mendisplay
barang dagangan
04.00 – 04.15 Semi Privat Lapak/Los/Kio s
Berjual beli barang dagangan
04.15 – 11.30 Publik Lapak/Los/Kio s
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola MCK 12.00 – 12.30 Privat Toilet Berjual beli
barang dagangan
12.30 – 15.00 Publik Lapak/Los/Kio s
Menyimpan barang dagangan
15.00 – 15.30 Semi Privat Lapak/Los/Kio s
Membersihkan lapak
15.30 – 16.00 Semi Privat Lapak/Los/Kio s
Ambil kendaraan
16.00 – 16.15 Servis Area Parkir Pulang 16.15 - pulang
65 Parkir
Kendaraan
04.45 – 05.00 Publik Area parkir Masuk ke pasar 05.00 – 05.15 Publik Main Entrance Melihat barang
dagangan
05.15 – 05.45 Publik Lapak/Los/Kio s
Transaksi jual-beli
05.45 – 06.00 Publik Lapak/Los/Kio s
MCK 06.00 – 06.15 Privat Toilet Ambil
Kendaraan
06.15 – 06.30 Servis Area Parkir Pulang 06.30 – pulang
Pengelola pasar
Datang ke pasar 06.30 – 06.45 Servis Drop off area Parkir
kendaraan
06.45 – 07.00 Publik Area parkir Melakukan
kegiatan operasional pengecekan
07.00 - 08.00 Publik Area pasar
PELAKU AKTIVITAS WAKTU KEGIATAN SIFAT AKTIVITAS JENIS RUANG Melakukan kegiatan pelayanan informasi
08.00 – 09.00 Publik Ruang pengelola
Melakukan kegiatan administrasi
09.00 – 11.30 Publik Ruang pengelola
Ishoma 11.30 – 12.30 Privat Mushola MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet Melakukan
kegiatan rapat
13.00 – 14.00 Semi Privat Ruang rapat Ambil
Kendaraan
15.00 – 15.30 Servis Area parkir Pulang 15.30 - pulang
Petugas penitipan anak
Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area
Parkir Kendaraan
06.15 – 06.30 Publik Area parkir Melakukan
pelayanan penitipan anak
06.30 – 11.30 Semi Privat Ruang
penitipan anak
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang
66
PELAKU AKTIVITAS WAKTU KEGIATAN SIFAT AKTIVITAS JENIS RUANG Ambil Kendaraan
15.00 – 15.15 Servis Area parkir Pulang 15.15 - pulang
Petugas kesehatan
Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area Parkir
Kendaraan
06.15 – 06.30 Publik Area parkir Melakukan
pelayanan kesehatan
06.30 – 11.30 Servis Ruang Klinik
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang
Klinik MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet Ambil
Kendaraan
15.00 – 15.15 Servis Area parkir Pulang 15.15 - pulang
Petugas Kebersihan
Datang ke pasar 06.00 – 06.15 Servis Drop off area Parkir
Kendaraan
06.15 – 06.30 Publik Area parkir Melakukan
kegiatan kebersihan
06.30 – 11.30 Servis Area pasar
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola
PELAKU AKTIVITAS WAKTU KEGIATAN
SIFAT AKTIVITAS
JENIS RUANG
Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Leisure Ruang Istirahat MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet Ambil
Kendaraan
15.00 – 15.15 Servis Area parkir Pulang 15.15 - pulang
Petugas Keamanan
Datang ke pasar 04.30 – 04.45 Servis Drop off area Parkir
Kendaraan
04.45 – 05.00 Publik Area parkir Melakukan
pelayanan informasi
05.00 – 07.00 Servis Loket petugas keamanan
Melakukan kegiatan pengamanan
07.00 – 11.30 Servis Area pasar
67
Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Ruang istirahat MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet Ambil
Kendaraan
17.00 – 17.15 Servis Area parkir Pulang 17.15 - pulang
Petugas Mechanical Engineering
Datang ke pasar 06.30 – 06.45 Servis Drop off area
Parkir Kendaraan
06.45 – 07.00 Publik Area parkir Melakukan
kegiatan operasional
07.00 – 09.00 Servis Area pasar
Ishoma 11.30 – 12.00 Privat Mushola Istirahat 12.00 – 12.30 Privat Ruang
istirahat MCK 12.30 – 13.00 Privat Toilet Ambil
Kendaraan
68 3.1.1.2 Pola Kegiatan
Penjual/Pedagang
Diagram 3.1: Pola Kegiatan Penjual Sumber: Analisis Pribadi Pembeli
Diagram 3.2: Pola Kegiatan Pembeli Sumber: Analisis Pribadi Datang
Parkir Masuk ke pasar
Ambil Kendaraan Pulang
Melihat Barang Dagangan Datang
Parkir Masuk ke pasar
Mendisplay barang dagangan Berjual-beli barang
dagangan Berjual-beli barang
dagangan
Menyimpan barang dagangan Membersihkan lapak Ambil
Kendaraan Pulang
Ishoma, MCK, Istirahat
69 Pengelola pasar
Diagram 3.3: Pola Kegiatan Pengelola Pasar Sumber: Analisis Pribadi
Petugas penitipan anak
Diagram 3.4: Pola Kegiatan Penitipan Anak Sumber: Analisis Pribadi
Datang
Parkir Masuk ke pasar
Ambil Kendaraan Pulang
Melakukan kegiatan operasional pengecekan Melakukan kegiatan pelayanan informasi
Melakukan kegiatan administrasi
Ishoma, MCK, Istirahat
Melakukan kegiatan rapat
Datang
Parkir
Masuk ke pasar
Ambil Kendaraan Pulang
Melakukan pelayanan penitipan anak
70 Petugas kesehatan
Diagram 3.5: Pola Kegiatan Petugas Kesehatan Sumber: Analisis Pribadi
Petugas kebersihan
Diagram 3.6: Pola Kegiatan Petugas Kebersihan Sumber: Analisis Pribadi
Datang
Parkir
Masuk ke pasar
Ambil Kendaraan Pulang
Melakukan pelayanan kesehatan Ishoma, MCK, Istirahat
Datang
Parkir Masuk ke pasar
Ambil Kendaraan Pulang
71 Datang
Ambil Kendaraan Pulang
Masuk ke pasar Parkir
Melakukan kegiatan operasional
Ishoma, Istirahat, MCK
Petugas keamanan
Diagram 3.7: Pola Kegiatan Petugas Keamanan Sumber: Analisis Pribadi
Petugas Mechanical Engineering
Diagram 3.8: Pola Kegiatan Petugas Mechanical Engineering Sumber: Analisis Pribadi
Datang
Parkir
Masuk ke pasar
Ambil Kendaraan Pulang
Melakukan pelayanan informasi
Melakukan kegiatan pengamanan
72 3.1.2 Studi Fasilitas
3.1.2.1 Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor/Outdoor
Pengelompokan ruang pada projek Pasar
Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal dibedakan menjadi area, antara lain: Tabel 3.2: Pengelompokan Ruang – Sifat Ruang – Indoor/Outdoor Sumber: Analisis Pribadi
Jenis Ruang Sifat Indoor/Outdoor Pasar
Tradisional-Modern
Entrance Utama Masuk dan Keluar
Publik Indoor
Area basah Publik Indoor
Area kering Publik Indoor
Area penjualan unggas hidup
Publik Indoor
Area pemotongan unggas
Publik Indoor
Area Pengelola Pasar
Lobby Kantor Publik Indoor
Ruang Kepala Pengelola
Privat Indoor
Ruang Sekretaris Privat Indoor Ruang Administrasi Privat Indoor Ruang Karyawan Privat Indoor
Ruang Rapat Privat Indoor
Ruang Absen Privat Indoor
Pantry Semi
Privat
73
Leisure Semi
Privat
Indoor
Toilet Privat Indoor
Area
Penunjang Pasar
Ruang terbuka publik / Plaza
Publik Outdoor
Ruang penitipan anak
Privat Indoor
Ruang ibu menyusui
Privat Indoor
Ruang Informasi Publik Indoor
Pos Jaga Privat Indoor
Foodcourt Publik Indoor
Mushola Publik Indoor
Klinik Publik Indoor
ATM Center Publik Indoor
Area Servis Pasar
Ruang Master Control
Servis Indoor
Ruang Mechanical & Engineering
Servis Indoor
Toilet Servis Indoor
Janitor Servis Indoor
Gudang Servis Indoor
Ruang Pompa Servis Indoor
Ruang Genset Servis Indoor
Ruang Panel Servis Indoor
Ruang MCB Servis Indoor
Area Pengolahan Limbah
Servis Indoor
Drop Off/Drop In Servis Indoor
74
Parkir pengunjung Servis Outdoor Parkir pengelola
dan karyawan
Servis Outdoor
Ruang Cuci Perkakas
75 3.1.2.2 Pola Tata Ruang
Pola Tata Ruang Mikro
Skema Alur Area Pasar Tradisional-Modern dan Area Penunjang Pasar
Zona A (Fashion) Zona B (Barang produksi dan jasa) Zona C (Makanan dan bumbu dapur)
Zona D (hasil bumi dan daging) Area Penjualan Unggas Area Pemotongan Unggas Ruang Penitipan Anak Ruang Ibu Menyusui Plaza Pos Jaga Foodcourt Mushola Klinik ATM Center Kantor Pengelola Loading Dock Toilet Parkir Parkir Foodcourt Area Pengolahan Limbah Area kering A rea ba sah Ruang Cuci Perkakas
Diagram 3.9: Pola Tata Ruang Mikro Pasar dan Area Penunjang
76 Skema Alur Area Pengelola Pasar
Diagram 3.10: Pola Tata Ruang Area Pengelola Pasar Sumber: Analisis Pribadi
Skema Alur Area Servis Pasar
Diagram 3.11: Pola Tata Ruang Area Servis Pasar Sumber: Analisis Pribadi
Ruang Kepala Pengelola
Ruang Sekretaris
Ruang Administrasi
Ruang Karyawan Ruang Rapat
Ruang Absen Lobby Kantor
Pantry Leisure Toilet
Ruang Master Control Ruang MEE
Janitor Gudang
Ruang Pompa
Ruang Genset
77 Pola Tata Ruang Makro
78 3.1.2.3 Pola Aktifitas
a. Pasar Tradisional – Modern
Diagram 3.13 : Pola Aktifitas Pasar Tradisional - Modern Sumber: Analisis Pribadi
Menarik Retribusi
79
3.1.2.4 Rencana Kegiatan Setahun / Annual Yearly Agenda
Perencanaan Rencana Kegiatan Setahun adalah rencana yang akan diadakan selama setahun yang ada di proyek Pasar Tradisional – Modern di Kabupaten Kendal. Rencana kegiatan setahun untuk
mengidentifikasi acara kegiatan yang menyangkut kegiataan budaya dan keagamaan yang ada di Kabupaten Kendal. Tidak hanya fungsi sebagai
pasar tempat untuk berjual-beli bahan pangan, tetapi pasar juga sebagai tempat yang bergerak, sebagai motor penggerak untuk memicu dan mengajak masyarakat agar berpartisipasi untuk mempertahankan budaya
masyarakat setempat. Dan juga melestarikan dan menjunjung perilaku masyarakat paguyuban.
Tabel 3.3: Rencana Kegiatan Setahun Sumber : Analisis Pribadi
NO Bulan Tema dan Waktu Kegiatan
1 8 Syawal pada setiap tahun Hijriyah (digelar tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri)
Syawalan Kaliwungu
Berziarah ke makam pahlawan terdahulu.
Dan mengadakan
karnaval makanan.
2 Sebelum musim tandur dan musim panen
80
Bisa dilakukan semalam suntuk.
3 Menjelang hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW
Tradisi weh-wehan
Mempersiapkan jajanan tradisional kemudian
melakukan tukar
menukar sesama
kerabat.
4 Setelah musim panen
Kesenian Rampek
Menampilkan kesenian tari dan syair sebagai ucapan syukur setelah
panen. Sarana
menghibur diri dari masa tandur sampai panen.
Waktu pukul
81 3.1.2.5 Studi Ruang Khusus
A. Lapak
Lapak adalah tempat dasaran yang ditempatkan di luar kios dan luar los, tipe tempat berjualan yang terbuka dan dibatasi secara tetap.
Komoditas yang diperjualkan dalam lapak adalah sayur-sayuran, bumbu dapur, buah-buahan, gerabah, dan lainnya. Dimensi untuk lapak terdapat 1 ukuran yaitu
2,00 x 2,00.
Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan
membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD).
Pencahayaan : lapak beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan pencahayaan alami yang cukup. Peletakkan lapak bisa memanfaatkan orientasi timur dengan tujuan untuk mendapat sinar matahari yang cukup
untuk pencahayaan.
Drainase : diberikan saluran drainase disekeliling lapak, dengan
kedalaman kurang lebih 3 – 4 cm. Lapak memiliki ketinggian +0,30 cm dari permukaan. Dengan perbedaan leveling tinggi ini memudahkan dalam
membersihkan lapak, kotoran langsung jatuh ke permukaan lantai pasar. Kebutuhan listrik : kebutuhan listrik disediakan untuk 150 watt per lapak.
Guna untuk kebutuhan penghawaan buatan berupa kipas angin, atau kebutuhan elektronik lainnya.
Visibilitas : pandangan yang bebas untuk melihat ke lapak. Pembeli
82 Tabel 3.4: Studi Ruang Khusus Lapak
Sumber: Analisis Pribadi
Nama ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran Ruang
Lapak Material:
1. Rangka Besi/Aluminium 4 cm x 4 cm x 2 mm
2. Papan Multiplek T=12 mm 3. Engsel Kupu-kupu
4. Mur Baut 24 x 30 mm
5. Papan nama menggunakan papan kayu dan cat 90 cm x 30 cm.
Dimensi perabot:
Lapak berada pada ketinggian +0,30. Disekeliling tapak terdapat saluran drainase.
1. Meja : memiliki panjang 138 cm, lebar 70 cm, tinggi 75 cm
2. Lemari penyimpan : panjang 200 cm, lebar 50 cm, tinggi 150 cm.
3. Pintu masuk lapak : panjang 62cm, tinggi 75 cm.
4. Rangka penggantung untuk penyanggah penutup lapak tinggi 180cm.
83 B. Los
Los adalah lahan dasaran berbentuk bangunan tetap, terbuka, tanpa dinding,telah dibatasi secara pasti yang penggunaannya terbagi dalam petak-petak. Didalamnya terdapat perabot lemari, meja, kursi dan sebagainya (dibatasi
dengan barang-barang yang sukar bergerak).
Los penjualan daging dan hasil laut terdapat kait penggantung daging
unggas untuk mendisplay unggas yang dijual oleh pedagang. Tujuan dari kait penggantung supaya pembeli dengan mudah melihat unggas yang dijual, dan dapat melihat secara langsung kondisi daging unggas. Dibawah kait penggantung
terdapat tempat aliran darah berada di lantai. Tempat aliran darah tersebut memiliki kedalaman tertentu yaitu sekitar 4 – 5 cm. Lapak penjualan unggas perlu diperhatikan mengenai meja untuk mengemas daging unggas, mengenai material meja yang digunakan, hendaknya tidak menyerap kotoran atau cairan yang dapat
menimbulkan vektor kuman. Bahan meja sebaiknya terbuat dari bahan yang kedap air atau dilapisi dengan material keramik
Komoditas yang diperjualbelikan adalah macam-macam daging dan hasil
laut. Contoh daging seperti daging ayam, unggas, sapi, kambing, kerbau, dan lainnya. Contoh hasil laut seperti macam-macam ikan, udang, gurita, cumi-cumi,
84
Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan
membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD).
Pencahayaan : los beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan pencahayaan alami yang cukup. Peletakkan lapak bisa memanfaatkan orientasi
timur dengan tujuan untuk mendapat sinar matahari yang cukup untuk pencahayaan. Membutuhkan sinar matahari yang cukup dialokasikan ke los-los dengan tujuan untuk mematikan bakteri dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
los. Limbah seperti genangan air kotor, darah, atau tumpukan limbah lainnya. Kelembaban : lingkungan los yang tidak lembab dan tidak terlalu kering.
Lingkungan los yang memiliki kelembaban yang sesuai. Los yang terlalu lembab akan menimbulkan bakteri, vector kuman, atau jamur.
Drainase : diberikan saluran drainase disekeliling lapak, dengan
kedalaman kurang lebih 3 – 4 cm. Lapak memiliki ketinggian +0,05 - +0,10 cm dari permukaan. Dengan perbedaan leveling tinggi ini memudahkan dalam membersihkan lapak, kotoran langsung jatuh ke permukaan lantai pasar.
Kebutuhan listrik : tidak dibutuhkan listrik, karena dalam kegiatan di los daging
pemotongan menggunakan manual. Dan kegiatan di los daging menimbulkan percikan air limbah yang dapat mengancam konslet bila ada sumber aliran listrik. Kebutuhan air : dibutuhkan sumber air untuk fasilitas cuci daging,
85
Tabel 3.5: Studi Ruang Khusus Los Daging dan Hasil Laut Sumber: Analisis Pribadi
Ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran Ruang
Los daging Spesifikasi:
1. Di los daging terdapat tiang penggantung untuk mendisplay
daging. Tetapi tidak
mengganggu visibilitas antar pedagang dan pembeli.
Dimensi Perabot:
1. Meja ukuran 1,20 x 0,7 = 0,84 m2
2. Ruang gerak 200%
Total luasan 2,52 m2
Keterangan: A : Lantai Conus Untuk lantai memiliki kedalaman 5 cm (-0.05). dengan penutup lantai keramik.
B : Dinding Cagak
Bisa terbuat dari beton atau material bata ringan. Dengan pelapis keramik. Supaya mudah dibersihkan dari percikan limbah dari unggas. C : Hook / Penggantung
Terbuat dari stainless steal anti karat.
A B
86
Los Hasil Laut Dimensi Perabot:
Wastafel : 0,50 x 0,4 = 0,2 m2 Sirkulasi 150%
Meja display : 1,70 x 0,7 = 1,19 m2
Meja : 1,3 x 0,5 = 0,65 m2
87 C. Kios
Kios adalah lahan dasaran berbentuk bangunan tetap, tertutup, beratap, memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan dipisahkan dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-langit serta dilengkapi dengan pintu. Dalam
kios ditemukan berbagai macam alat display. Antara kios satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh dinding massif berupa dinding bata. Kios pasar ini memiliki
keamanan yang tinggi karena sudah terdapat pintu berupa pintu harmonica dan ada juga yang menggunakan rolling door. Sirkulasi yang pada kios adalah dengan lebar 3,00. Terdapat 2 tipe ukuran untuk kios yaitu tipe A ukuran 3,00 x 3,25 dan
tipe B ukuran 3,00 x 4,00.
Komoditas yang dijual di dalam kios seperti barang-barang konsumsi
seperti sandang, perhiasan, barang-barang elektronik, gerabah, kelonthong, bahan kue, makanan grosir, dan lainnya.
Sirkulasi : sirkulasi untuk 2 arus pengunjung. Satu pengunjung dengan
membawa satu barang bawaan memiliki dimensi 80 cm , untuk membawa dua barang bawaan memiliki dimensi 100cm (Sumber: NAD). Namun untuk
keleluasaan untuk akses bongkar muat barang diperlukan sirkulasi gang 3,00 meter.
Pencahayaan : kios beroperasi pada jam 04.00 – 16.00. Dibutuhkan pencahayaan alami yang cukup dan juga pencahayaan buatan yang cukup. Kelembaban : lingkungan los yang tidak lembab dan tidak terlalu kering.
Lingkungan los yang memiliki kelembaban yang sesuai. Los yang terlalu lembab
88
Kebutuhan listrik : membutuhkan pasokan listrik untuk per kiosnya adalah 450
89 Tabel 3.6: Studi Ruang Khusus Kios
Sumber: Analisis Pribadi
Ruang Besaran Ruang Perhitungan Besaran
Ruang
Kios Kios ukuran A: Dimensi per perabot:
Etalase : 2,22 x 0,5 = 1,11 m2 Rak : 1,6 x 0,5 = 0,8 m2 x 2 unit = 1,6 m2
Rak serbaguna : 1,00 x 0,5 = 0,5 m2
Total 3,21 m2 Sirkulasi 200%
90
Kios ukuran B: Dimensi Perabot per kios
Meja = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2 Ruang gerak 3 orang =
1,00 x 1,00 = 1 m2 x 3 orang = 3 m2
Etalase = 1,20 x 0,5 = 0,6 m2 x 2 etalase = 1,2 m2
Lemari = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2
Total 6,72 m2 Sirkulasi 100%
91 Tempat Pemotongan Unggas
Tempat pemotongan unggas menjadi ruang khusus karena kegiatannya menghasilkan sisa-sisa buangan atau limbah hasil pemotongan unggas, limbah tersebut antara lain bulu, darah, isi perut dan lainnya. Maka limbah hasil
pemotongan unggas tersebut harus diberikan fasilitas yang dapat membersihkan limbah dengan baik, bersih dan tertata. Diberikan fasilitas dengan tujuan agar
terhindarkan dari vektor kuman yang menumpuk, sehingga membuat lingkungan pasar menjadi tidak sehat, kotor, dan kurang nyaman dari indera penciuman dan indera penglihatan. Dalam ruang pemotongan unggas yang diperhatikan adalah
penataan tata ruang mengenai ruang penjagalan, ruang sanitasi, dan ruangan untuk pembersih. Alasan pemotongan unggas diletakkan dalam ruang khusus,
tidak berada di tempat penjualan unggas langsung karena supaya menghindarkan resiko penyebaran penyakit, dan menghindarkan pencemaran
limbah di pasar.
92
Tabel 3.7: Studi Ruang Khusus Tempat Pemotongan Unggas Sumber : Analisis Pribadi
Gambar Perabot Keterangan
Gambar 3.2: Cone Bleeding Sumber:
http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/
Gambar 3.3: Hanger Bleeding Sumber:
http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/
Gambar 3.4: Stunner Electric Sumber:
http://www.rumahpotongayam .net/2013/12/
Proses Penyembelihan adalah sebagai berikut:
Menggantung unggas ke sakel
Penyembelihan
Penirisan darah (Bleeding) Scalding (Perebusan)
Plucking (Pembersihan
bulu)
Peralatan yang digunakan adalah
Cone Bleeding, gunanya untuk menyembelih ayam tanpa proses Stunning (untuk penyembelihan skala besar). Kapasitas bisa untuk 12 ekor ayam/batch. Spesifikasi sebagai berikut:
1. Bahan Cone dari plat aluminium.
Penyanggah dari alat ini terbuat dari pipa stainless diameter 1-2’’. Dudukan cone terbuat
dari bahan besi
93
2. Ukuran secara
keseluruhan 1,50 meter, tinggi meja 0,75 meter, lebar meja 0,75 meter. Hanger Bleeding, memiliki
fungsi yang sama dengan Cone Bleeding yaitu sebagai penyembelihan, namun kapasitas Hanger Bleeding lebih banyak. Ayam digantung dan darah
dibiarkan menetes
ditampung di bak
penampung sebelum
dibuang ke penampungan limbah. Spesifikasi sebagai berikut:
1. Memiliki ukuran 3,00 x 0,55 x 1,80 meter.
2. Sakel (Hook
Penggantung)
berjumlah 20-30 pcs dengan bahan sus 304 3. Bak penampung darah
berbahan SS Sus 304 4. Tiang cagak bak terbuat
dari rangka hollow 40 x40 mm Sus 201.
94
untuk proses Hanger Bleeding. Caranya adalah
menyetrumkan kepada
ayam (membuat pingsan, bukan mati). Spesifikasi sebagai berikut:
1. Dimensi 2,50 x 2,50 x 2,50 meter
2. Tegangan kerja 600 Volt/150 mA
3. Sumber elektrik 220 Volt/50 hZ/1HP 4. Ada saklar on/off 5. Material Plate SS
Sus 304.
Gambar 3.5 : Besaran Ruang Tempat Pemotongan Unggas Sumber: Analisis Pribadi
Keterangan:
A : Hanger Bleeding B : Cone Bleeding C : Meja
D : Wastafel
A
B C
95 3.1.2.6 Studi Besaran Ruang
Tabel 3.8: Studi Besaran Ruang Sumber: Analisis Pribadi
Area Pasar Tradisional - Modern
Besaran Ruang Keterangan
Los Penjualan Unggas
Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang unggas Perabot:
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 20 orang = 7,2 m2
Ruang gerak 20 orang = 1,00 x 1,00 = 1 x 20 orang = 20 m2 Meja lapak 20 orang = 1,2 x 0,7
= 0,84 m2 x 20 orang = 16,8 m2 Total 44 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 88 m2 : 20
unit = 4,4 m2
Tempat Pemotongan Unggas Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Perabot:
Hanger Bleeding= 3,00 x 0,55 = 1,65 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 x 4 orang = 4 m2
Meja = 1,2 x 0,7 = 0,84m2 x 2 unit = 1,68 m2
Cone Bleeding = 0,75 x 0,75 = 0,5625 m2
Wastafel : 2,00 x 0,55 = 1,1 m2 x 2 unit = 2,2 m2
Total 10 m2 Sirkulasi 250%
96
Los Penjualan Daging
Jumlah: 20 unit . Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang daging Perabot:
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 20 orang = 7,2 m2
Ruang gerak 20 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 20 orang = 20 m2
Meja lapak 20 orang = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 x 20 orang = 16,8 m2
Total 44 m2 Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 88 m2 : 20
unit = 4,4 m2
Los Penjualan Hasil Laut
Jumlah: 20 unit . Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang hasil laut Dimensi Perabot:
Wastafel : 0,50 x 0,4 = 0,2 m2 Meja display : 1,70 x 0,7 = 1,19 m2 Meja : 1,3 x 0,5 = 0,65 m2
Total 2,04 m2 Sirkulasi 150%
Total Luasan 5,1 m2 x 20 unit =
97
Lapak Penjualan Sayur-Sayuran
Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang sayur-sayuran dan buah-buahan.
Dimensi perabot:
Lapak berada pada ketinggian +0,30. Disekeliling tapak terdapat saluran drainase.
1. Meja : memiliki panjang 138 cm, lebar 70 cm, tinggi 75 cm
2. Lemari penyimpan : panjang 200 cm, lebar 50 cm, tinggi 150 cm. 3. Pintu masuk lapak : panjang 62cm, tinggi 75 cm.
4. Rangka penggantung untuk penyanggah penutup lapak tinggi 180cm.
Total keseluruhan 4 m2 x 20 unit
98
Pedagang lesehan / oprokan
Jumlah: 36 unit. Jumlah Pelaku: 36 orang pedagang lesehan Dimensi:
Ruang gerak dan dimensi alas karung = 2,10 x 1,50 x 36 orang = 113,4 m2
Total 113,4 m2 Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 181,44 m2
Kios tipe A
Jumlah: 72 unit. Jumlah Pelaku: 72 orang pedagang jasa dan barang produksi lainnya
Dimensi per perabot:
Etalase : 2,22 x 0,5 = 1,11 m2 Rak : 1,6 x 0,5 = 0,8 m2 x 2 unit = 1,6 m2
Rak serbaguna : 1,00 x 0,5 = 0,5 m2
Total 3,21 m2 Sirkulasi 200%
Total Besaran 9,63 m2 x 72 unit =
99
Kios tipe B
Jumlah: 48 unit. Jumlah Pelaku: 48 orang pedagang jasa dan barang produksi lainnya
Perabot per kios
Meja = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2 Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3
orang = 1,08 m2
Ruang gerak 3 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 3 orang = 3 m2 Etalase = 1,20 x 0,5 = 0,6 m2 x
2 etalase = 1,2 m2
Lemari = 1,20 x 0,6 = 0,72 m2 Total 6,72 m2
Sirkulasi 100%
Total Besaran 13,44 m2 x 48 unit
100
Pedagang kaki lima
Jumlah: 20 unit. Jumlah Pelaku: 20 orang pedagang kaki lima
Dimensi lapak= 2,00 x 1,20 = 2,4 m2
Total 2,4 m2 Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 4,8 m2 x 20
lapak = 96 m2
TOTAL 1.953 m2
Area Pengelola Pasar
Besaran Ruang Keterangan
Lobby Kantor
Jumlah 1 unit. Jumlah Pelaku 4 Tamu, 1 Pekerja Staff. Perabot:
Meja tamu 1,5 x 0,6 = 0,9 m2 Kursi tamu 0,6 x 0,6 = 0,36 m2
x 2 orang = 0,72 m2 Sofa 1,7 x 0,8 = 1,36 m2
Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2
Total 4,48 m2 Sirkulasi 100%
101
Ruang Kepala Pengelola
Jumlah 1 unit. Jumlah Pelaku 1 Kepala Pengelola, 1 Pekerja Staff, 4 Tamu Perabot:
Meja kerja 1,35 x 0,7 = 0,945 m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2
Sofa 1,7 x 0,8 = 1,36 m2
Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,8 m2
Total 5,185 m2 Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 10,37 m2
Ruang Tata Usaha
Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 2 Pekerja Tata Usaha, 3 Tamu Perabot:
Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3 orang = 1,08 m2
Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4
m2
Ruang gerak 5 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2
Total 3,94 m2 Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 7,88 m2 x 2
unit = 15,76 m2 Ruang Administrasi
Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 2 Pekerja Administrasi, 2 Tamu Perabot:
Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2 Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3
orang = 1,08 m2
Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4 m2 Ruang gerak 5 orang = 0,6 x
0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2
102
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 7,88 m2 x 2 =
15,76 m2 Ruang Karyawan
Jumlah: 5 unit. Jumlah Pelaku 4 Penarik Retribusi, 1 Pekerja Humas Perabot:
Meja kerja 1,20 x 0,7 = 0,84 m2 Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 3
orang = 1,08 m2
Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 Rak buku = 1,00 x 0,4 = 0,4 m2 Ruang gerak 5 orang = 0,6 x
0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2
Total 3,94 m2 Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 7,88 m2 x 5
unit = 39,4 m2 Ruang Rapat
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 1 Kepala Pengelola, 8 Pekerja Staff, 2 Tamu Perabot:
Meja meeting 3,2 x 1,5 = 4,8 m2
Meja operator = 1,00 x 0,6 = 0,6 m2
Kursi 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 11 orang = 3,96 m2
Lemari = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 Ruang gerak 11 orang = 0,6 x
0,5 = 0,3 m2 x 11 orang = 3,3 m2
Total 13,5 m2 Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 27 m2 Ruang Absen
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 5 orang Perabot:
Loker = 0,5 x 1,8 = 0,9 m2 Ruang gerak 5 orang = 0,6 x
0,5 = 0,3 m2 x 5 orang = 1,5 m2
103
Total Keseluruhan 4,8 m2
Pantry
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 6 orang Perabot:
Kompor = 0,4 x 0,9 = 0,36 m2 Wastafel = 0,6 x 0,4 = 0,24 m2 Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 Meja makan = 1,8 x 1,2 = 2,16
m2
Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 6 orang = 2,16 m2
Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,8 m2
Total 7,08 m2 Sirkulasi 120%
Total Keseluruhan 15,56 m2 Leisure
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 6 orang Perabot:
Sofa = 0,8 x 1,8 = 1,44 m2 Meja = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2 Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 2
kursi = 0,72 m2
Ruang gerak 6 orang = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 6 orang = 1,6 m2
Total 4,36 m2 Sirkulasi 100%
104
Toilet Wanita
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 3 orang Perabot Toilet Wanita:
Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 2 = 0,8 m2
Ruang gerak 3 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 3 = 3 m2
Tempat menaruh tas = 1,5 x 0,5 = 0,75 m2
Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 2 = 0,6 m2
Total 5,15 m2 Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 10,3 m2 Toilet Pria
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang Perabot Toilet Pria:
Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 2 = 0,8 m2
Urinoir = 0,7 x 0,6 = 0,42 m2 x 2 orang = 0,84 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2 Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 2
= 0,6 m2 Total 6,24 m2 Sirkulasi 80%
Total Keseluruhan 11,2 m2
105
Area Penunjang Pasar
Besaran Ruang Keterangan
Plaza
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 200 orang
Ruang gerak 200 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 200 orang = 200 m2 Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 400 m2
Ruang Penitipan Anak
Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku 13 orang
Ruang gerak 13 orang = 1,00 x 1,00 = 1,00 m2 x 13 orang = 13 m2
Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2 Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 Rak buku = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2 Toilet = 3 m2
Meja = 0,4 x 0,8 = 0,32 m2 x 6 = 1,92 m2
Total 19,63 m2 Sirkulasi 80%
Total Keseluruhan 35,31 m2 x 3
106
Ruang Ibu Menyusui
Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku: 10 orang
Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1,00 m2 x 2 orang = 2 m2 Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2 Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 Rak buku = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2 Toilet = 3 m2 x 2 unit = 6 m2 Tempat tidur bayi = 0,7 x 0,9 =
0,63 m2 x 4 = 2,52 m2 Total 12,23 m2
Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 24,46 m2 x 3
unit = 73,38 m2
Ruang Informasi
Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang x 6 unit = 12 orang Podium meja = 1,00 x 0,6 =
0,6 m2
Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 Ruang gerak 2 orang = 1,00 x
1,00 = 1 m2 Total 1,96 m2 Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 3,1 m2 x 6 unit
= 18,6 m2 Pos Jaga
Jumlah: 3 unit. Jumlah Pelaku 2 orang x 3 unit = 6 orang Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 Meja = 1,30 x 0,6 = 0,78 m2 Ruang gerak 2 orang = 0,5 x
0,6 = 0,3 m2 x 2 orang = 0,6 m2
Total 1,74 m2 Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 3,48 m2 x 3
107 Foodcourt
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 72 orang
Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 72 kursi = 25,92 m2
Meja makan 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 12 meja = 12 m2
Meja serving makanan = 1,30 x 0,7 = 0,91 m2 x 12 meja = 10,92 m2
Kompor = 0,5 x 0,9 = 0,45 m2 Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 Kulkas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 Ruang gerak 72 orang = 1,00 x
1,00 = 1 m2 x 72 orang = 72 m2 Total 121,95 m2
Sirkulasi 50%
Total keseluruhan 182,92 m2
Mushola
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 50 orang
Ruang gerak 50 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 50 orang = 50 m2
Tempat wudhu = 0,7 x 2,00 = 1,4 m2 = 2,8 m2 x 2 unit = 5,6 m2
Toilet = 3 m2 x 4 unit = 12 m2 Total 67,6 m2
Sirkulasi 60%
108 Klinik
Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 3 orang x 2 unit = 6 orang
Ruang gerak 3 orang = 0,5 x 0,6 = 0,3 m2 x 3 orang = 0,9 m2
Tempat tidur = 1,00 x 2,00 = 2 m2.
Toilet = 3 m2 Total 5,9 m2 Sirkulasi 200%
Total keseluruhan 17,7 m2 x 2
unit = 35,4 m2
ATM Center
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku 4 orang
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2 Mesin ATM= 0,6x 0,8 = 0,48
m2 x 4 unit = 1,92 m2 Total 5,92 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 11,84 m2
TOTAL 946,67 m2
Area Servis Pasar
Besaran Ruang Keterangan
Ruang Master Control
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2 Meja = 1,50 x 0,7 = 1,05 m2 x
4 kursi = 4,2 m2
Kursi = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 4 kursi = 1,44 m2
Total 9,64 Sirkulasi 60%
109 Toilet Wanita
Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 8 orang Perabot Toilet Wanita:
Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 4 = 1,6 m2
Ruang gerak 8 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 8 = 8 m2
Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 4 = 1,2 m2
Bak pencuci alat kebersihan = 1,8 x 0,5 = 0,9 m2
Tempat menaruh belanjaan = 2,00 x 1,00 = 2 m2
Total 13,7 m2 Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 27,4 m2 x 4
unit = 109,6 m2
Toilet Pria
Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 8 orang Perabot Toilet Pria:
Kloset duduk = 0,5 x 0,8 = 0,4 m2 x 2 = 0,8 m2
Urinoir = 0,7 x 0,6 = 0,42 m2 x 4 orang = 1,68 m2
Ruang gerak 10 orang = 1,00 x 1,00 = 10 m2
Bak pencuci alat kebersihan = 1,8 x 0,5 = 0,9 m2
Wastafel = 0,6 x 0,5 = 0,3 m2 x 4 = 1,2 m2
Total 14,58 m2 Sirkulasi 100%
Total Keseluruhan 29,16 m2 x 4
110 Janitor
Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang Perabot:
Lemari besi loker = 2,00 x 0,6 = 1,2 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2 Total 5,2 m2
Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 8,2 m2 x 6 unit
= 49,92 m2
Gudang
Jumlah: 6 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Rak alat kebersihan = 1,5 x 0,5 = 0,75 m2 x 2 = 1,5 m2 Ruang gerak 4 orang = 1,00 x
1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2 Total 5,2 m2
Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 8,8 m2 x 6 unit
= 52,8 m2
Ruang Pompa
Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Pompa Air + Plat Beton 2,00 x 2,5 = 5 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2
Total 9 m2 Sirkulasi 50%
Total keseluruhan 13,5 m2 x 4
111 Ruang Genset
Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku:
Ruang gerak 2 orang =
1,00 x 1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2
Mesin genset = 1,54 x 0,70 = 1,078 m2 x 2 unit = 2,156 m2 Total 4,156 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 8,312 m2 x2
unit = 16,624 m2 Ruang Panel
Jumlah: 1 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang
Panel Cabinet = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 4 unit = 1,44 m2 Ruang gerak 2 orang = 1,00 x
1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2 Total 3,44 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 6,88 m2
Ruang MCB
Jumlah: 4 unit. Jumlah Pelaku: 2 orang
Panel Wall Mounting = 0,3 x 0,2 = 0,06 m2 x 2 panel = 0,12 m2 x 6 unit = 0,72 m2
Ruang gerak 2 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 2 orang = 2 m2 Total 2,72 m2
Sirkulasi 20%
Total keseluruhan 3,2 m2 x 4 unit
112
Area Pengolahan Limbah Jumlah: 2 unit. Jumlah Pelaku: 4 orang
Tandon Filter = 2,00 x 1,80 = 3,6 m2
Tandon Utama = 4,50 x 1,80 = 8,1 m2
Ruang gerak 4 orang = 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 4 orang = 4 m2 Total 15,7 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 31,4 m2 x 2
unit = 62,8 m2
Drop Off / Drop In
Jumlah: 2 unit. Jumlah Kendaraan: 3 unit
Mobil Angkot = 4,57 x 1,65 = 7,54 m2
Mobil pribadi = 4,56 x 1,70 = 7,75
Motor = 2,25 x 0,75 = 1,68 Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 33,94 m2 x 2
unit = 67,88 m2
Loading Dock
Jumlah: 2 unit. Jumlah Kendaraan: 3 unit
Truck sampah = 8,60 x 2,5 = 21,5 m2
Truck pemadam = 11,50 x 3,0 = 34,5 m2
Truck mobil bak = 6,5 x 2,3 = 14,95 m2
Sirkulasi 100%
Total keseluruhan 141,9 m2 x 2
113
Ruang Cuci Perkakas
Jumlah: 4 unit. Jumlah pelaku: 8 orang x 4 unit = 32 orang Dimensi Perabot:
Wastafel khusus bahan aluminium: 2,00 x 0,5 = 1,00 m2 x 2 unit = 2 m2 Ruang gerak manusia: 1,00 x 1,00 = 1 m2 x 8 = 8 m2
Total 10 m2 Sirkulasi 60%
Total keseluruhan 16 m2 x 4 unit = 64 m2
TOTAL 914 m2
JUMLAH 3.968 m2
Sirkulasi 30% 1.190,4 m2
TOTAL Keseluruhan
5.158,4 m2
3.1.2.7 Area Parkir Pengunjung
Perhitungan kebutuhan area parkir pengunjung Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal dengan pendekatan jumlah pedagang adalah sebagai berikut:
Kios = 120 orang
Lapak daging dan hasil laut = 60 orang
+0.00 -0.10
114 Pedagang lesehan/oprokan = 20 orang
Los pedagang sayur-sayuran = 20 rang Pedagang kaki lima = 20 orang
Total pedagang = 240 orang
Dari perhitungan tersebut dapat diasumsikan jumlah pengunjung pada Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal pada saat peak hour adalah 500 orang.
Fasilitas yang disediakan dalam bangunan pasar ini adalah mobil pribadi, motor, delman, sepeda, becak, dan mini bus.
Perhitungan kebutuhan parkir
Perhitungan akan kebutuhan parkir dapat dihitung dengan rumus berikut, kebutuhan parkir meliputi daya tampung dan luasan yang dibutuhkan. Daya
tampung dihitung dari jumlah pengunjung waktu sibuk.
1) Fungsi bangunan Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal.
Untuk fungsi bangunan Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten Kendal, diharapkan dapat menampung 1.000 pengunjung per hari, dengan begitu kebutuhan parkir harus sesuai dengan jumlah pengunjung waktu sibuk.
Asumsi jumlah pedagang dan pembeli pasar berjumlah 500 orang.
Mobil : 40% x 500 orang = 200 orang. Diasumsikan 1
mobil terdapat 4 orang. Jadi, 200 orang : 4 orang adalah 50 mobil.
Kendaraan Bermotor : 50% x 500 orang = 250 orang. Diasumsikn 1
motor terdapat 2 orang. Jadi, 250 orang : 2 orang adalah 125 motor.
Sepeda kayuh : 10% x 500 orang = 50 orang. Diasumsikan 1
115
Asumsi jumlah pengelola pasar berjumlah 15 orang.
Mobil : 25% x 15 orang = 4 orang. Diasumsikan 1
mobil terdapat 1 orang. Jadi ada 4 mobil.
Kendaraan Bermotor : 50% x 15 orang = 7 orang. Diasumsikan 1
motor terdapat 1 orang. Jadi ada 7 motor.
Sepeda kayuh : 25% x 15 orang = 4 orang. Diasumsikan 1
sepeda terdapat 1 orang. Jadi ada 4 sepeda kayuh.
Asumsi jumlah sopir transportasi umum tradisional berjumlah 50 orang Becak : 30% 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 becak.
Delman : 30% x 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 delman.
Bus : 10% x 50 orang = 5 orang. Jadi ada 5 Bus
Angkutan Umum:30% x 50 orang = 15 orang. Jadi ada 15 angkutan umum
Asumsi jumlah pengendara alat transportasi servis di pasar berjumlah 40
orang
Truk kecil : 60% x 40 orang = 24 orang.
Diasumsikan 1 truk kecil terdapat 2 orang. Jadi, 24 orang : 2 orang = 12 truk kecil
Mobil Pemadam Kebakaran : 20% x 40 orang = 8 orang. Diasumsikan
116
Truk Pengangkut Sampah : 20% x 40 orang = 8 orang. Diasumsikan
1 truk pengangkut sampah terdapat 4 orang. Jadi 8 orang : 4 orang = 2 mobil pemadam kebakaran
Tabel 3.9: Rekapitulasi Kebutuhan Parkir Pasar Tradisional – Modern Sumber: Analisis Pribadi
Rekapitulasi Pasar Tradisional - Modern
Jenis alat
transportasi
Jumlah alat
transportas i (a) Kebutuhan Luas (b) Jumlah Kebutuhan
Luas (a x b =
c)
Sumber
Mobil 54 1,70 x
4,56 = 7,752 m2
418,7 m2 DA
Kendaraan Bermotor
132 0,75 x
2,25 = 1,68 m2
221,76 m2 DA
Sepeda Kayuh
29 0,6 x 1,7 = 1,02 m2
29,58 m2 DA
Becak 15 0,9 x 1,8 =
1,62 m2
16,2 m2 DA
Delman 15 1,5 x 3,0 =
4,5 m2
45 m2 DA
Bus 5 2,5 x
11,92 = 29,8 m2
149 m2 DA
Angkutan Umum
15 1,65 x
4,57 = 7,54 m2
117
Truk Kecil 12 2,37 x
6,54 = 15,49 m2
185,88 m2 DA
Mobil Damkar
2 2,5 x
11,50 = 28,75 m2
57,5 m2 DA
Truk
Pengangkut Sampah
2 2,5 x 8,60 = 21,5 m2
43 m2 DA
Jumlah 1.279,72 m2 Sirkulasi
200%
2.035,24 m2
TOTAL 3.839,16 m2
3.1.2.8 Kebutuhan Luas Lahan
Berdasarkan lokasi pemilihan tapak, tapak berada di wilayah Kabupaten Kendal, Kecamatan Brangsong. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang
Daerah (RUTRD) Kabupaten Kendal memiliki ketentuan bangunan perdagangan dan jasa, yaitu ketinggian maksimal lantai adalah 3. Sedangkan untuk Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, dan Garis Sempadan Bangunan
belum diatur dan belum tertera di Perarturan RUTRD. Sebagai pertimbangan rasional maka mengambil perartuan RDTRK Semarang sebagai dasar
perhitungan KDB, KLB, dan GSB. Maka, ditentukan KDB 40%, ketinggian, KLB 0,8 , GSB 32 meter.
Total luas lahan = total luas bangunan + lahan parkir
= 5.158,4 m2 + 3.839,16 m2
118 = 8.997,56 m2 : 0,8 = 11.246,95 m2
Total lantai dasar = KDB x luas lahan
= 40% x 11.246,95 m2 = 4.499 m2
Luas open space = luas lahan – luas lantai dasar = 11.246,95 m2 - 4.499 m2
= 6.747,95 m2
Luas RTH = luas open space – luas parkir = 6.747,95 m2 – 3.839,16 m2
= 2.908,79 m2
Total kebutuhan lahan = luas lantai dasar + luas parkir + luas open space
= 4.499 m2 + 3.839,16 m2 + 6.747,95 m2 = 15.086,11 m2
3.1.2.9 Studi Ruang Luar
Kondisi eksisting penutup tanah masih berupa sedimentasi tanah
sawah, tanah lembek atau Clay. Belum ditanamani vegetasi peneduh. Penataan dan pemilihan vegetasi menjadi faktor penting, karena harus
menciptakan kawasan lingkungan yang nyaman, aman dan aksesibel bagi semua kalangan.
Pengaturan ruang luar atau Landskap dibutuhkan kesatuan ruang
119
Kriteria vegetasi yang dipilih adalah:
a. Mendukung karakter bangunan sebagai bangunan public (terbuka, dapat diakses oleh masyarakat), sirkulasi kendaraan, parkir dan jalur pedestrian.
b. Perencanaan penghijauan dan fungsi resapan air hujan sekaligus penyejuk.
c. Pelindung, peneduh dan filter terhadap populasi dan kebisingan d. Ruang Interaksi Sosial.
Penggunaan material ruang luar terdiri atas hard material dan soft
material.
Tabel 3.10: Penggunaan Material untuk Ruang Luar Sumber: Analisis Pribadi
Hard Material
Perkerasan Beton Batu Alam
Perkerasan Aspal Batu Pebble Putih
Perkerasan Paving Block Grass Block
Soft Material
Vegetasi rendah / pengisi tanah
Rumput Jepang Rumput Gajah
Tanaman Perdu
Pucuk Merah Soka
Vegetasi Pengarah Palem-paleman : palem raja,
palem putri
Pohon Cemara
Vegetasi Peneduh
Pohon Ketapang Pohon Angsana
120
Vegetasi Estetika
Oleander Kenanga
Bunga Bugenvil Bunga Kamboja
3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1 Studi Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan adalah struktur rangka kaku / Rigid Frame dengan bahan beton bertulang. Alasan menggunakan struktur beton karena tahan terhadap korosif dan pembusukan, beton mudah dicetak
sesuai keinginan, mudah dilaksanakan oleh tukang, tahan terhadap aus dan tahan terhadap bakar, struktur beton yang kedap air harus
direncanakan secara teliti.
Tetapi struktur beton juga memiliki kelemahan terkait retaknya
struktur apabila terjadi perubahan tanah, pengerjaan yang kurang teliti menyebabkan beton menjadi melendut.
Bagian sistem struktur terdiri atas 3 yaitu: struktur atas, struktur
tengah dan pondasi yang akan dijelaskan pada uraian dibawah ini: a. Struktur atas (Upper Structure)
Struktur Shell
Kelebihan struktur shell adalah mudah dibersihkan dari vector sarang laba-laba karena terbuat dari material solid beton bertulang.
121
Solusi agar tidak menyerap panas secara langsung diberikan ruang
udara pada atap. Ruang udara berupa rangka tonggak bahan aluminium dengan tujuan sebagai lapisan untuk mereduksi panas radiasi matahari (lihat gambar 3.6).
Gambar 3.6: Atap Shell dan Ruang udara pada bangunan bandara Queen Alia
Sumber: https://www.kingspan.com/nz/en-nz/products/architectural-roofing-systems/projects/queen-alia-international-airport
Alasan menggunakan struktur shell karena bukan material fabrikasi oleh pabrik, sehingga mudah diterapkan oleh tenaga yang
masih menggunakan cara konvensional.
Rekapitulasi material yang digunakan: Bahan struktur atap: agregat
beton bertulang. Pelapis atap (sebagai ruang udara): panel aluminium Galvalum dengan rangka tonggak aluminium.
Struktur Rangka
Kelebihan struktur rangka adalah struktur rangka yang digunakan terbuat dari bahan baja konvensional. Sedangkan
122
Solusi untuk mengurangi timbunan sarang laba-laba dan
vector kuman lainnya, diperlukan lapisan pada rangka atap juga sebagai plafon (lihat gambar 3.7). Supaya memudahkan dari segi perawatan. Ketinggian plafon bisa mencapai 4 – 6 meter, dengan anggapan masih mudah dijangkau untuk perawatan.
Gambar 3.7: Atap Rangka pada bangunan Sri Geylang Serai Market Singapore
Sumber: https://www.theurbanwire.com/wp-content/uploads/Geylang-Serai-Ramadhan-8.jpg
b. Struktur tengah (Middle Structure)
Sloof/Tie Beam
Sloof atau Tie Beam sebagai pengikat struktur diatas tanah, meratakan bebang yang diterima oleh pondasi, sebagai pengunci dinding agar saat terjadi pergerakan tanah, dinding tidak mengalami
roboh. Memiliki dimensi lebar 30 cm, tinggi 60 cm.
Kolom
Kolom terbagi atas kolom struktur dan kolom pengisi. Kedua kolom tersebut menggunakan bahan beton bertulang. Penentuan modul kolom dipengaruhi oleh dimensi lapak, kios, los, lesehan, dan
123
selimut kolom akan diberikan bahan penutup kedap air seperti
lapisan keramik, supaya mudah dibersihkan dalam perawatan, mengingat aktifitas pasar yang menimbulkan limbah oleh aktifitas pengguna pasar. Perhitungan dimensi kolom akan dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 3.11: Penentuan modul kolom Sumber: Analisis Pribadi
Keterangan ukuran media
berjualan
Konfigurasi modul kolom
Lapak penjualan sayur-sayuran, buah-buahan dan bumbu dapur: 2,00 x 2,00.
Jarak kolom struktur dengan kolom struktur lainnya adalah 6,00 meter. Ukuran kolom adalah 1/12 x bentang = 1/12 x 600 = 50 ~ 50 cm.
124 Kios terbagi atas
2 yaitu
Kios tipe A: 3,00 x 3,00 Kio stipe B:
3,00 x 4,00
Gambar 3.9: Modul Kolom Struktur Area Kios Tipe A Sumber: Analisis Pribadi
125 Dimensi Los
Los penjualan unggas: 1,20 x 2,20
Los penjualan daging: 1,20 x 2,20
Los penjualan hasil laut: 2,30 x 2,00
Gambar 3.11: Modul Kolom Struktur Area Los Daging Sumber: Analisis Pribadi
126 Pedagang
lesehan: 2,10 x 1,50
Jarak kolom struktur dengan kolom struktur lainnya adalah 6,00 meter. Ukuran kolom adalah 1/12 x bentang = 1/12 x 600 = 50 ~ 50 cm.
Gambar 3.13: Modul Kolom Struktur Area Pedagang Lesehan
Sumber: Analisis Pribadi
Gambar 3D Kolom Struktur
Gambar 3.14: Kolom Struktur Sumber: Analisis Pribadi
127
Balok
Balok sebagai penyalur beban dari slab/lantai. Balok terbagi atas balok induk dan balok anak. Perhitungan dimensi balok akan dijelaskan sebagai berikut:
Balok Induk = 1/11 – 1/14 x L Balok Anak = 1/14 – 1/16 x L
L= panjang bentang yang terpanjang
Balok anak dibutuhkan apabila luas lantai melebihi 25 m2. 1. Balok Induk
h = (1/12 x L)
= 1/12 x 600 = 50 cm ~ 50
b = (1/2 x 50 cm) = 25 cm ~ 25
2. Balok Anak
h = (1/15 x L)
= 1/15 x 600 = 40 cm ~40
b = (1/2 x 40 cm) = 20 cm ~ 20
Gambar 3.15: Balok Induk Sumber: Analisis Pribadi
128 Slab
Slab atau plat lantai. Berfungsi sebagai penyalur beban menuju ke balok. Perhitungan dimensi slab akan dijelaskan sebagai berikut:
Tebal plat = 1/40 x bentang
= 1/40 x 600 = 15 cm ~ 15
Gambar 3.16: Slab Sumber: Analisis Pribadi
Dinding
Penutup dinding terdiri atas dinding pengisi dan dinding pelingkup. Dinding pengisi dalam artian dinding partisi yang bukan elemen struktural. Penerapan dinding pengisi maupun pelingkup akan
dijelaskan sebagai berikut:
Slab tebal 15 cm
129
Tabel 3.12: Penggunaan jenis bahan untuk dinding Sumber: Analisis Pribadi
Dinding Pengisi Dinding Pelingkup
Kalsiboard, dengan rangka besi hollow.
Digunakan pada ruang-ruang pengelola. Yang tidak menimbulkan air.
Gambar 3.17: Papan Kalsiboard Sumber: google.com Dinding Hebel
Dinding hebel merupakan elemen struktural karena juga berfungsi sebagai penyalur beban. Dinding hebel bisa diterapkan di kios-kios, ruang pengelola maupun ruang penunjang lainnya. Sifat dari dinding hebel ini adalah tahan terhadap air dan menyerap panas. Bisa diterapkan pada elemen interior dan eksterior bangunan pasar.
Gambar 3.19: Dinding Hebel Sumber: google.com
Dinding bata ekspos
Penerapan dinding bata ekspos bisa dilakukan bervariasi dengan bentuk Addictive dan Subtractive.
Gambar 3.18: Bata Ekspos Sumber: google.com
Dinding Terakota Rooster Dinding terakota rooster adalah material dinding bernafas yang ramah lingkungan karena terbuat dari tanah liat. Dinding terakota bisa disusun dengan motif yang berbeda-beda. Warna coklat yang ada di
rooster/krawang ini
memberikan penekanan
kelokalan
130 Laminate Board
Laminate board merupakan dinding partisi yang relatif
ringan. Mudah dalam
perawatan. Memberikan kesan modern dan tertata. Namun apabila terkena air
terus menerus lama
kelamaan akan mengelupas di bagian pelapis waterproof pada panel laminate board.
Gambar 3.21: Laminate Board
Sumber: google.com
Sumber: google.com Panel GRC
Sama seperti blok terakota rooster, namun pada panel GRC ini bisa dibuat dengan dimensi yang lebih luas, berupa panel-panel modular yang dibuat fabrikasi. Motif Panel GRC bisa dibentuk sesuai keinginan.
131
Penutup Lantai
Tabel 3.13: Penggunaan jenis material untuk lantai Sumber: Analisis Pribadi
Lantai Plester
Gambar 3.23: Lantai Plester Sumber: google.com Lantai plester digunakan pada area berjualan pasar.
Paving Terakota
Gambar 3.24: Lantai Plester Sumber: google.com
Lantai Paving Terakota bisa diterapkan di bagian area penerimaan pasar atau area pedestrian way.
Granite Tile
Gambar 3.25: Granite Tile Sumber: google.com
Lantai Granite diterapkan pada area pengelola pasar. meliputi ruang pengelola UPT, ruang meeting, ruang staff.
Granite Paver Texture
Gambar 3.26: Granite Paver Sumber: google.com
132 Lantai Keramik
Gambar 3.27: Lantai Keramik Sumber: google.com
Lantai keramik diterapkan di ruang toilet. Penggunaan lantai keramik ada yang bertekstur dan tidak tekstur.
Batu Alam Andesit
Gambar 3.28: Batu Alam Andesit Sumber: google.com
Lantai batu alam andesit bisa diterapkan di area penerimaan pasar atau area outdoor pasar.
c. Struktur bawah / pondasi (Low Structure/Foundation)
Penentuan jenis pondasi yang digunakan terkait dengan identifikasi keadaan tanah. Lokasi tapak berada di Kecamatan Brangsong, jenis tanah adalah tanah alluvial bersifat hidromorf, biasanya tanah berwarna kelabu,
coklat dan hitam. Topografi pada lokasi tapak memiliki ketinggian 0 – 10 mdpl. Tekstur tanah yang ada di Kecamatan Brangsong adalah lempung
liat berpasir. Lempung memiliki sifat plastis dalam kisaran kadar air tertentu dan tanah ini dapat menjadi kuat apabila tanah dalam kondisi kering.
Daya dukung tanah di lokasi tapak terpilih adalah buruk, karena
berada di jenis tanah lembek / clay, tanah yang selalu berair.
Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi Bore Pile. Pondasi
133
dibuat secara in-situ saat proyek dilakukan. Proses in-situ dilalui dengan
proses penulangan bore pile sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Panjang tiang pondasi Bore Pile harus mencapai kedalaman tanah keras. Metoda pelaksanaan yang digunakan adalah dengan metoda wash boring
/ bor basah.
Gambar 3.29: 3D Struktur Bawah / Pondasi Sumber: Analisis Pribadi
Gambar 3.30: Pondasi Bore Pile
Sumber: http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/pondasi-strauss-pile-atau-bored-pile.html
Pondasi Bore Pile D=80 cm
Pile Cap 250 x 250 x 80 cm
134
Dimensi yang biasa dilakukan untuk pembuatan tiang Bore Pile
adalah 20 cm, 30 cm, 40 cm, 45 cm, 50 cm, 55 cm, 60 cm, 70 cm, 80cm. Kedalaman untuk pondasi Bore Pile bisa mencapai 30 meter. Alat yang digunakan untuk membuat adalah Mini Crane dan gawang. Salah satu
kelebihan dari pondasi Bore Pile adalah tidak mengganggu dengan getaran, kebisingan atau gangguan suara pada bangunan disekelilingnya.
3.2.2 Studi Sistem Utilitas
3.2.2.1 Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM. Pengadaan air bersih ini untuk
ruang-ruang antara lain, toilet atau WC, lalu fasilitas cuci yang ada di Los , Kios atau Lapak.
Diagram 3.14: Sistem Jaringan Air Bersih PDAM Sumber: Analisis Pribadi
Perhitungan kebutuhan air bersih untuk lavatory Pasar Diketahui:
Asumsi pengunjung datang per hari = 1.000 orang (maksimal)
Kebutuhan air per orang = 19 liter/orang (diibaratkan fungsi taman umum)
Jadi total kebutuhan air = 1.000 orang x 19 liter
PDAM Tandon Bawah Pompa Air Menara Air
Kamar Mandi/WC Distribusi ke
135
= 19.000 liter / hari = 19 m3/hari...(1)
Asumsi pedagang menggunakan fasilitas cuci per hari = 250 orang (maksimal)
Kebutuhan air per orang = 30 liter/orang
Jadi total kebutuhan air = 250 orang x 30 liter
= 7500 liter / hari = 7.5 m3/hari...(2)
Total kebutuhan air (1) + (2) adalah 26,5 m3/hari. Dari hasil tersebut telah ditemukan kapasitas Ground Water Tank (dalam m3/hari ). Ground Water Tank
tersebut terbagi atas 8 zona. Per zona memiliki kemampuan menampung 4,4 m3.
3.2.2.2 Sistem Drainase
Hasil kegiatan dari aktifitas pasar yang menghasilkan limbah oleh bahan pangan basah. Dan juga limpahan air hujan. Maka drainase terbagi atas dua yaitu
untuk penampungan limbah dan air hujan. Keduanya dimanfaatkan kembali oleh proses Water Treatment, yang dapat dimanfaatkan sebagai penyiram tanaman, sumber air untuk Fire Hydrant dan Hydrant Pump. Dibawah ini adalah skema
distribusi dan filtrasi air hujan dan limbah cair oleh bahan pangan basah:
Diagram 3.15: Sistem Drainase Sumber: Analisis Pribadi
Air Hujan Talang Bak Kontrol Riol Pasar
Penampungan air hujan Pompa
Penyiraman Tanaman Fire Hydrant
136 3.2.2.3 Sistem Pengolahan Limbah Manusia
Pengelompokkan limbah berdasarkan karakteristiknya, yaitu: - Limbah cair, berasal dari air buangan bekas wastafel, toilet dan tempat pencucian harus menempuh pengolahan air daur ulang supaya
mengurangi pencemaran air yang berbahaya bila dibuang langsung ke lingkungan.
- Limbah padat, berasal dari kotoran manusia di lavatory. Pengolahan limbah padat dilakukan dengan penggunaan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
Cara-cara penghematan dalam tujuan konservasi air:
Penggunaan fitur hemat air seperti Dual Flush pada water closet dan
autostop pada keran air. Dual Flush adalah sistem toilet hemat air sadar lingkungan. Sistem Flush ini menggunakan perbandingan 3:6
liter dimana tombol kecil mengeluarkan 3 liter air dan tombol besar mengeluarkan 6 liter air.
Penggunaan air daur ulang untuk menggantikan penggunaan air
bersih seperti pada penyiraman taman (irigasi) dan pemanfaatan air hujan, atau air waduk sebagai alternatif sumber air bersih.
3.2.2.4 Sistem Distribusi Listrik
Sumber aliran listrik berasal dari gardu PLN yang ada di lokasi tapak.
137
memudahkan distribusi listrik, maka terdapat meteran di setiap area luas
distribusi listrik. Sebagai tenaga cadangan terdapat Generator Set.
Diagram 3.16: Sistem Distribusi Listrik Sumber: Analisis Pribadi
3.2.2.5 Sistem Pengolahan Sampah
Sumber sampah yang ada di area pasar tradisional-modern antara lain:
a. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di lingkungan pasar tradisional-modern
diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering yang terurai menjadi tanah.
b.Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang
ke tempat sampah.
Kubikal Trafo
Genset
Meteran PLN
LVMDP
Panel Distribusi
Induk SDB 1
SDB 2 PP1
PP2 Listrik
138
Untuk mempermudah sistem pembuangan sampah pada bangunan area
pasar tradisional-modern, tempat sampah diletakkan di titik-titik tertentu baik di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Sampah akan ditampung dan diangkut oleh petugas kebersihan (cleaning service). Pengangkutan
sampah dilakukan tiga kali pergantian / shift yaitu pagi jam 07.00, siang jam 10.00, dan sore jam 14.00. Setelah sampah ditampung akan dijadikan satu
dengan tempat pembuangan akhir yang sudah ditentukan. Penggolongan tempat sampah dibedakan atas warna, untuk membedakan antara sampah organik dan anorganik.
Gambar 3.31: Pengelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya Sumber: google.com
Gambar 3.32: alur pengangkutan sampah Sumber :
http://2.bp.blogspot.com/-efBae7aAZwg/UL4eYW76jpI/AAAAAAAAAm0/WVitj5IPxM0/s1600/Pengel olaan+sampah+konvesional.png
Cara pengelolaan sampah dengan mengumpulkan sesuai pengelompokkan nya, lalu diangkut ke tempat pembuangan akhir.
139
membuang bungkus makanan plastik, botol minuman plastik, kertas , dan
lain-lain (kategori anorganik).
3.2.2.6 Sistem Pengolahan Limbah Hasil Dari Kegiatan Pasar
Jenis limbah yang ada di Pasar Tradisional-Modern di Kabupaten
Kendal adalah limbah yang berasal dari pemotongan hewan unggas dan perikanan. Karakteristik limbah adalah kandungan bahan organik yang
cukup tinggi dan mudah terurai di perairan. Berupa darah, kulit, bulu, lemak, tanduk, tulang dan kuku (Manual Kesmavet, 1993). Dikategorikan menjadi 2 yaitu:
1) Limbah cair, limbah cari yang dihasilkan dari kegiatan pemotongan hewan yaitu air dari pemotongan, pembersihan lantai tempat
pemotongan, pembersihan kandang penampung, pembersihan isi perut, air sisa peredaman, darah, air pencucian perkakas, cairan rumen dan
cairan isi perut.
2) Limbah padat, limbah padat dari rendering, isi perut, dan pemotongan bagian-bagian yang tidak berguna. Contohnya kepala, kulit, tulang ikan,
sisik, insang, potongan daging dan saluran pencernaan. Proses pengolahan limbah cair dan padat
Proses pengolahan limbah cair terdiri dari beberapa tahapan yaitu primer (secara fisik), sekunder (secara biologis), dan tersier (secara kimiawi).
140
Pengolahan ini bertujuan untuk melarutkan limbah yang tidak larut
(bersifat tersuspensi) dalam arti lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga membutuhkan metode pemisahan. Kemudian proses floatasi digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung
seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya (Tjokrokusumo, 1995).
2. Pengolahan kimia
Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan bahan kimia , dengan tujuan mengurangi zat-zat pencemar
dalam air limbah. Proses kimia ini mengubah air limbah yang berbahaya menjadi tidak berbahaya. Proses-proses yang terjadi adalah netralisasi,
presipitasi, khlorinasi, koagulasi, dan flokulasi. Pengolahan tahap ini bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah
mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa phosphor dan zat organic beracun lainnya . Pengolahan ini dianggap efisien namun tergolong mahal karena memerlukan bahan kimia untuk prosesnya (Tjokrokusumo,
1995).
3. Pengolahan biologi
Pengolahan limbah secara biologi, bertujuan untuk menghilangkan bahan organik dan anorganik, zat amoniak, posfat dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan saringan telah dikenal untuk keperluan
141
ditempatkan pada bak atau tangka, lalu air limbah disaring melewati
proses-proses yang telah ada (Laksmi dan Rahayu, 1993)
Proses pengolahan limbah padat, sumber limbat padat yang dihasilkan berasal dari limbah perikanan. Mengingat salah satu komoditas
yang terkenal di Kabupaten Kendal adalah budidaya hasil laut perikanan (seperti: gurita, udang, ikan, kerang,dan