• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengolahan Limbah Cair

TINJAUAN TEMA

4.33. Analisa Pengolahan Limbah Cair

Gambar. Diagram Alir Limbah Cair Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung Sumber Air Limbah -2 :

Ruang perawatan, Laboratorium, IGD Kamar

mandi/Toilet

Bak Kontrol Bak Sum Pit - 1

Sumber Air Limbah -1 : Ruang perawatan, Kantin, Laundry, ruang rawat inap,

kamar mandi/toilet

Bak Sum Pit -2 Bak kontrol

Bak Sum Pit - 4 Bak Aerasi/Zig-zag

Bak Sum Pit - 3

Bak Desinfeksi Larutan Desinfektan

Sungai Sibuni-buni Filtering

Keterangan Proses pengolahan air limbah cair : air limbah yang dihasilkan

dari kegiatan dialirkan menggunakan pipa PVC 4” secara tertutup. Air limnbah

yang dihasilkan terlebih dahulu ditampung di dalam bak pengumpul (Bak Sum Pit). Bak Sum Pit – 1 mengalir secara gravitasi menuju Bak Sum Pit – 3 sedangkan Bak Sum Pit – 2 menuju Bak Sum Pit – 3 menggunakan pompa Submersible karena letaknya lebih rendah. Air limbah sebelum masuk ke bak Sum Pit – 2 mengalir melalui Bak Kontrol untuk mengangkut benda asing secara manual. Dari Bak Sum Pit – 3 dipompakan ke bak Aerasi atau juga dapat dialirkan secara gravitasi. Bentuk Bak Aerasi bersekat dan alirannya secara zig-zag. Proses pengolahan air limbah menggunakan sistem aerasi dengan bantuan aerator dengan sistem injeksi udara ke dalam bak aerasi. Pada bak aerasi terjadi proses penguraian secara Biologi dengan bantuan oksigen yang disupplaikan ke dalam bak. Pada bak aerasi ini juga ditambahkan mikroba untuk mempercepat proses penguraian. Dari dalam bak aerasi mengalir ke Bak Sum Pit – 4, kemudian dari Bak Sum Pit-4 dipompakan ke Bak Filtering berbentuk bulat yang di dalamnya telah terdapat ijuk dan pasir. Kemudian air limbah mengalir ke bak disinfeksi agar kuman-kuman penyakit musnah atau mati dengan adanya larutan disinfektan yakni larutan kaporit yang diinjeksikan ke dalam bak. Kemudian air mengalir ke Sungai Sibuni-buni melalui pipa PVC 6”.

4.34. Analisa Pengolahan Limbah Padat

Limbah padat Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung berasal dari dua sumber yaitu kegiatan medis di rumah sakit dan klinik, serta kegiatan dapur, kantin dan kantor. Pengolahan limbah padat kegiatan medis RSU Swadana Tarutung akan dikelola secara khusus, dengan cara mengumpulkan limbah-limbah tersebut ke dalam plastik khusus berwarna untuk selanjutnya dibakar dengan Incenerator untuk dimusnahkan. Incenerator ini menggunakan suhu sampai 1200 0C.

Untuk limbah padat yang bukan bersifat infeksius yang berasal dari kegiatan rumah sakit dan perumahan dokter dikumpulkan pada TPS milik Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung untukm kemudian dibakar pada tungku pembakaran domestik namun juga dilakukan pengangkutan ke TPA Pemda di Siarang-arang.

Gambar. Diagram Alir Limbah Padat Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung

Pengolahan Limbah Padat RSU Swadana Daerah

Tarutung

Limbah Padat Medis

- Jarum - Infus - Wadah-wadah bahan kimia - Sisa-sisa operasi - Darah - Benda-benda yang terkontaminasi infeksius

Limbah Padat Medis

- Kertas - Plastik - Daun-daun - Sisa makanan - Darah - Benda-benda yang tidak terkontaminasi infeksius Kantong Khusus TPA – Siarang-arang Dimusnahkan dengan Tungku Pembakaran Sampah Dimusnahkan dengan Incinerator 1200 0C

Diangkut oleh Kantor Kebersihan dan Pertamanan

BAB V

KONSEP

5.7. Konsep Bangunan

5.1.5. Sistem Struktur

Sistem struktur utama yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem beton bertulang yang merupakan gabungan beton yang memiliki karakteristik kuat terhadap gaya tekan dan baja yang memiliki kekuatan terhadap gaya tarik. Alasan pemilihan struktur ini adalah karena lebih mudah dan murah dari segi pembuatan, perawatan dan opersionalnya. Sementara konstruksi penutup atap digunakan atap miring, mengingat karakter iklim tropis (panas-lembab) yang memiliki angka curah hujan yang cukup tinggi (2097 mm/tahun).

5.1.6. Spesifikasi Material a. Atap

Atap merupakan bagian bangunan yang paling banyak menerima cahaya metahari. Untuk mengurangi penyerapan panas, diatasi dengan bahan yang berdaya serap rendah dan bidang luar yang memantulkan cahaya. b. Dinding

Dinding berfungsi untuk melindungi bangunan dari hujan, angin dan sinar matahari langsung, material yang digunakan adalah batu bata setebal 20 cm. Material ini mampu menyerap sekitar 60-75% panas. Untuk mengurangi penyerapan panas, bidang dinding diberi bukaan selebar mungkin. Sementara untuk lapisan dinding sebelah luar digunakan kapur putih yang mampu memantulkan sebesar 80-90% dari panas yang diterima. Khusus ruang operasi, dinding bagian dalam terbuat dari material kedap air. Untuk itu digunakan bahan porselin atau keramik hingga ke langit-langit.

c. Lantai

Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dan mudah dibersihkan. Material yang digunakan adalah ubin keramik. Di samping perawatannya yang mudah, material ini pun relatif lebih murah

harganya. Khusus laboratorium, lantai terbuat dari beton atau plester yang kuat untuk menghindari kerusakan oleh bahan kimia.

5.1.7. Penghawaan

Pada ruang-ruang yang masih memungkinkan dilakukan penghawaan alami seperti pada ruang perawatan, ruang karyawan, poliklinik, dapur, gudang dan bangunan-bangunan service lainnya dilakukan dengan penempatan bukaan pada dinding, penggunaan selasar dan pengolahan ruang terbuka. Untuk unit tertentu seperti unit rawat intensif, ruang isolasi, ruang operasi, radiologi dan laboratorium yang tidak memungkinkan untuk mendapatkan penghawaan alami dipergunakan air conditioner (AC) yang ramah lingkungan.

5.1.8. Pencahayaan

Untuk pencahayaan dalam bangunan diusahakan sedapat mungkin memanfaatkan sinar matahari. Upaya ini dilakukan dengan penggunaan bukaan yang lebar pada dinding, sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Pada ruang-ruang yang tidak memungkinkan untuk dijangkau cahaya matahari, penerangan dibantu dengan penggunaan lampu hemat energi. Demikian juga yang dilakukan pada saat mendung dan malam hari.

5.8. Konsep Utilitas

a.

Sumber air

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih Rumah Sakit Umum Tarutung ini diperoleh dari air PAM yang bersumber dari PDAM. Dan untuk mengatasi kekurangan jumlah persediaan air bersih diambil dari air tanah.

b. Sumber listrik

Untuk memenuhi kebutuhan listrik diperoleh dari PLN. Apabila listrik dari PLN terputus, sistem secara otomatis akan dihubungkan langsung ke generator listik sehingga tidak akan terjadi kekurangan kebutuhan listrik.

c. Instalasi Gas Medis

Untuk memenuhi kebutuhan akan gas medis rumah skit menyediakan gas medis berupa oksigen dan udara tekan. Karena sistem rumah sakit yang menyebar maka as medis ini disediakan di ruang perawat pada setiap unit perawatan. Namun pada bangunan utama digunakan sistem sentral karena jarak antar ruang yang relatif dekat dan masih berada dalam satu bangunan.

5.9. Konsep Zooning

KETERANGAN :

Dokumen terkait