• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEMA

3.1.4. Pengertian Fungsi

Dalam dunia arsitektur, fungsi memiliki arti dan posisi amat penting. Fungsi sering dipakai oleh arsitek untuk mengukuhkan perancangannya, meski kedengarannya aneh karena kita sering menemukan suatu fungsi yang dapat menghasilkan berbagai bentuk yang berbeda.

Kata fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang berarti penginerjaan suatu tugas. Kata itu pertama kali dipopulerkan dalam bidang arsitektur oleh Horatio Greenough ini mempengaruhi Lois Sullivan yang mengeluarkan dictum form follows function yang bila kita terjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia akan berbunyi bentuk mengikuti fungsi. Dengan mengutamakan fungsi, proses perancangan bangunan tidak lagi dari luar ke dalam, tetapi dari dalam ke luar sesuai pernyataan Greenough tersebut.

Maka fungsional menurut Lois Sullivan terdiri dari segala sesuatu dalam rancangan bangunan harus terjadi dari kegunaannya, kegunaan-kegunaan terhadap suatu bangunan yang akan diajukan terdiri dari pertimbangan-pertimbangan dasar dan utama, bedakan bagian-bagian bangunan menurut maksudnya, sesuaikan strukturnya dengan kegunaan, rancang bangunan untuk kebutuhan-kebutuhan manusia, bentuk harus berasal dari permintaan-permintaan.

Fungsi adalah suatu hubungan yang komplek antara 6 unsur yaitu kebutuhan (needs), kegunaan (use), metode, asosiasi, estetik dan konsekuensi. Unsur-unsur fungsi dan penjelasannya sebagai berikut:

a. Kebutuhan

Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu syarat yang perlu dipenuhi oleh semua perancangan adalah kebutuhan yang untuknya suatu rancangan dibuat. Bila kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka rancangannya tidak berkinerja. Kebutuhan yang mendasar adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Di luar itu, kita akan menambahkan kebutuhan masa kini seperti pendidikan misalnya. Daftar kebutuhan sekunder akan bertambah terus termasuk di situ keinginan untuk mencapai tujuan. Namun demikian, perancangan perlu meletakkan tuntutan-tuntutan tertentu sebagai syarat untuk dipenuhi oleh hasil rancangan.

b. Kegunaan

Kegunaan akan menyusul sebagai syarat yang perlu dipenuhi oleh suatu rancangan. Semua hasil rancangan akan ada kegunaannya apabila ditinjau dari segi tertentu. Oleh sebab itu, setiap rancangan perlu menampilkan kinerjanya agar menjadi berguna. Dia perlu menunjukkan bagaimana pemakai dapat memakainya. Rancangan dapat kita gunakan sebagai alat, sebagai komunikasi dan sebagai simbol.

c. Metode

Metode adalah sutu proses yang melibatkan alat dan bahan. Konteks ini lebih sesuai dengan dunia rancangan produk atau kerajinan. Dalam arsitektur, alat dan bahan akan memiliki arti yang berbeda. Suatu rancangan yang tidak memenuhi kinerja dalam segi alat dan bahan akan sia-sia belaka.

d. Asosiasi

Asosiasi adalah suatu keadaan yang menghubungkan kita dengan keadaan atau gejala lain yang sebelumnya telah dikenal baik. Rancangan yang baik adalah rancangan yang membangkitkan asosiasi yang tidak menimbulkan penolakan dari pemakainya.

e. Estetik

Estetik merupakan suatu unsur dalam kompleks fungsi dalam kaitan rancangan yang berhubung dalam daya tarik. Keterkaitan terhadap mata atau indra lain yang dituju oleh suatu hasil buatan kita perlu menarik. Bila tidak, dia tidak akan memuaskan orang yang memakainya.

f. Konsekuensi

Rancangan yang dilaksanakan selalu berkonsekuensi terhadap sekitarnya. Pemakai rancangan maupun lingkungan akan menerima konsekuensi tersebut. Dari segi pemakai, rancangan yang baik adalah yang mampu mencerminkan makna sosial dan budaya dalam zaman yang menghasilkannya. Dari segi lingkungan rancangan perlu mencerminkan pemikiran penghematan sumber daya alam dan pemudahan penyembuhan bagi kerusakan di tapak.

Dari pengertian-pengertian diatas, maka Arsitektur Fungsional berarti suatu lingkungan binaan yang dibuat oleh manusia yang secara tidak

langsung menjelaskan “apa yang akan ada di dalam bangunan” beserta

hubungan antar ruang dan manusia, jumlah dan karakteristiknya (William Caudil dan John Focke).

3.7. Interpretasi Tema Arsitektur Fungsional

Arsitektur fungsional adalah suatu bidang ilmu yang menerapkan disiplin ilmunya untuk mewujudkan bangunan yang lebih menekankan kepada kegunaan dan kebutuhan-kebutuhan manusia sehingga dapat beroperasi sebagaimana mestinya tanpa ada hambatan. Mempunyai ciri-ciri antara lain : kebutuhan pemakai harus diprioritaskan, bentuk berasal dari tuntutan fungsi atau penggunaannya, bagian-bagian bangunan dibedakan sesuai dengan tujuannya, struktur disesuaikan dengan fungsi dan penekanan pada penggunaannya.

Terlepas dari bentuk-bentuk yang diambil ada 5 jenis utama fungsionalisme yang tidak jauh berbeda satu sama lain, bahkan cenderung saling tumpah tindih:

a. Fungsional sebagai ulitarian (bentuk mengikuti fungsi)

b. Fungsional sebagai Konstruktifisme ( bentuk mengikuti struktur) c. Fungsional sebagai ekspresif (mempertontonkan kegunaan) d. Fungsional sebagai geometric (bentuk mendahului fungsi) e. Fungsional sebagai organik ( bentuk dan fungsi adalah identik) Karakteristik-karakteristik dari fungsional :

a. Fungsi adalah proses

Berpikir dari segi fungsional adalah berpikir dari segi proses. Adalah lebih baik memandangnya sebagai serangkaian kejadian. Ditinjau dalam cara ini, bangunan dirancang dan dievaluasi menurut pertimbangan-pertimbangan atas persoalan-persoalan seperti anggota-anggota struktu berhubungan timbal balik satu sama lain, bahan-bahan bangunan terkena pangaruh cuaca, bangunan berhubungan timbal balik dengan alam dan buatannya, orang-orang terlibat dengan transaksi-tansaksi perceptual dengan bangunan.

b. Fungsi adalah maksud

Memandang sesuatu dari segi fungsi adalah memandangnya dari segi tujuan terhadap ke mana tujuan tersebut diarahkan. Jadi

masing-masing dari fungsi jasmaniah memiliki sasaran-sasaran khusus sendiri terhadap kemana tujuan tersebut diarahkan.

c. Fungsi adalah keseluruhan

Suatu fungsi ada beberapa jenis keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan dari suatu fungsi terletak di dalam suatu proses. Apabila memperlihatkan keseragaman yang cukup untuk diasingkan dan dapat dikatakan berlangsung, maka itu adalah suatu totalitas atau kesatuan. Kesatuan fungsional ini meliputi keberadaan itu sendiri, cara operasinya dan tujuan terhadap mana ia diarahkan.

d. Fungsi adalah perilaku

Memandang dari segi fungsional adalah memandang caranya berprilaku. Hampir tidak mungkin memandang sebuah bangunan dari segi fungsional tanpa memikirkan bagaimana bangunan tersebut berfungsi dan berprilaku. Dari sudut fungsional tidak diperdulikan apakah sebuah bangunan terbuat dari kayu, baja atau beton. Bahkan atribut-atribut dari bahan-bahan ini hanya penting sepanjang bahan-bahan tersebut menentukan bagaimana bahan-bahan tersebut berprilaku.

e. Fungsi adalah pertalian

Suatu fungsi baik suatu proses ataupun sutu rangkaian, bukanlah suatu keseluruhan yang tidak dibedakan tetapi sesuatu yang kompleks, diperlihatkannya suatu derajat keterkaitan timbal balik yang tinggi. Sebuah bangunan tersusun dari bahan-bahan bangunan dari berbagai jenis yang dihubungkan sedemikian rupa dengan maksud memberikan komponen-komponen bangunan dan bahan-bahan tersebut sebaliknya bersama untuk membentuk ruang.

f. Fungsi adalah keperluan

Untuk suatu fungsi agar beroperasi menurut caranya, fungsi harus memiliki beberapa atribut, kualitas dan karakteristik tertentu dan hal-hal tersebut harus dipertalikan menurut suatu cara tertentu. Tiap perubahan dan pertalian-pertalian ini akan mengubah operasi dan maka dari itu fungsi sifat-sifat tersebut harus berlangsung dan demikian pula pertalian tersebut. Sekiranya fungsi harus dipertahankan. Keperluan untuk pertalian tidaklah dalam wujud benda-benda tetapi pada wujud fungsi, Itu bukanlah

suatu keperluan mutlak melainkan suatu keperluan bersyarat terhadap dan terikat kepada suatu fungsi.

3.8. Tokoh Teori Tema Arsitektur Fungsional dan Penerapan pada

Bangunan

3.3.3. Pakar Teori Arsitektur Fungsional

Dokumen terkait