• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana di Kabupaten Karanganyar

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

E. Analisa Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana di Kabupaten Karanganyar

E. Analisa Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana di Kabupaten Karanganyar

Perana SAR Karanganyar dalam penanganan bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar merupakan inti dari penelitian ini. Dalam aplikasinya, ternyata teori aksi yang dikemukakan oleh Parsons memiliki benang merah dalam mengkaji Peranan SAR Karanganyar dalam penanganan bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar.

commit to user

Dalam teori aksi dikemukakan beberapa asumsi fundamental oleh Hinkle dengan merujuk karya Mac Iver, Znaniecki, dan Parsons adalah sebagai berikut:

1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek.

2. Sebagai subyek manusia bertindak atau berprilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan. 3. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode

serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tidak dapat diubah dengan sendirinya.

5. Manusia memilih, menilai, dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang dan telah dilakukan.

6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan timbul pada saat pengambilan keputusan.

7. Study mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian teknik

penemuan yang bersifat subyektif seperti pada metode versttehen, imajinasi, sympathetic reconstruction atau seakan-akan mengalami sendiri (vicarious experience) (Ritzer, 2003 : 46).

SAR Karanganyar dipandang sebagai suatu wadah, media, alat bagi para individu untuk mencapai tujuannya. Hakekat sebuah organisasi adalah terdapat pelaku (manusia) dan tujuan. Seperti yang diungkapkan

commit to user

dalam asumsi fundamental dari teori aksi bahwa tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek. Ini berkaitan dengan motivasi seseorang / individu untuk bertindak dan menetapakan cara dalam rangka mencapai tujuannya.

Menurut Weber, sosiologi harus berusaha untuk menjelaskan dan menerangkan kelakuan manusia dengan menyelami dan memahami seluruh sistem arti maksud subjektif yang mendahului, menyertai, dan menyusulnya. Misalnya, sehubungan dengan masyarakat sosialis Ia menulis : “ penelitian sosiologis yang sungguh empiris dimulai dengan pertanyaan, yakni : motivasi-motivasi manakah menentukan dan membimbing peri kelakuan para anggota dan peserta individual dari masyarakt sosial itu, sehingga masyarakat itu dapat muncul dan sesudah itu bertahan terus “ (K. J Veeger, 1986 : 172).

Dari pernyataan Weber tersebur bahwa motivasi dijadikan sebagai pondasi dan indicator dari suatu peranan. Sehingga konsep peranan dalam teori aksi mencakup beberapa sub pokok yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui suatu peranan, yaitu : (1) motivasi (2) status

Individu-individu yang tergabung dalam SAR Karanganyar dijadikan sebagai aktor yang memiliki alternativ cara, serta teknik untuk mencapai tujuannya. Dalam hal ini, tujuan SAR Karanganyar adalah dalam penanganan bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar. dimana dalan mencapai tujuan tersebut aktor dihadapkan dengan sejumlah kondisi

commit to user

situasional yang dapat membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. Kondisi seperti ini dikatakan sebagai kendala, dimana kendala tersebut berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan oleh idividu. Dengan demikian SAR Karanganyar sebagai aktor ini dalam mencapi tujuannya, berada di bawah kendala dari nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan alternative untuk mencapai tujuan. Yang membatasi ruang gerak SAR Karanganyar itu sendiri dalam penanganan bencana tanah longsor.

Indikator dari peranan adalah peranan menuju kepada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi tepatnya seseorang atau kelompok menduduki suatu posisi dalam masyarakt serta menjalankan suatu peranan. Suatu pernan mencakup tiga hal, yaitu :

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi

atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian perturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarkat (Soekanto, 2003 : 244). Disini aplikasi dari konsep diatas adalah bahwa SAR Karanganyar merupakan organisasi sosial kemanusiaan yang terdiri dari individu (dalam

commit to user

konteks ini adalah pemuda yang tergabung dalam organisasi sosial kemanusiaan SAR Karanganyar) memiliki sebuah status sebagai organisasi sosial kemanusiaan yang berfungsi sebagai berikut :

1. Mencari, dan menolong korban bencana alam, atau bencana lainnya yang tidak bisa ditangani sendiri oleh masyarakat karena berbagai kendala mulai dari peralatan sampai dengan ketrampilan menolong korban itu sendiri.

2. Memberi informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan bencana alam, cara evakuasi sederhana, pengantisipasian, dampak, bahaya dan lain sebagainya yang diperlukan oleh warga masyarakat yang mebutuhkan khususnya di Kabupaten Karangnyar yang memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi terutama bencana tanah longsor.

3. Membantu warga masyarakat mengenai segala hal berkaitan dengan penanggulangan bencana alam muaupun hal-hal lainnya yang masih

termasuk dalam wilayah kerja SAR Karangnyar tanpa

mengesampingkan peraturan yang ada di wilayah tersebut, dan memposisikan diri sebagai seorang penolong bukan tuan rumah, meski masih dalam wilayah kerja SAR Karangnyar yaitu wilayah Kabupaten Karanganyar.

Peranan juga berkaitan dengan harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban dari pemegang peran dan juga harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap

commit to user

masyarakat atau orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan perannya atau kewajiban-kewajibannya. Sehingga SAR Karanganyar disini dalam menjalankanperanannya dipengaruhi kondisi lingkungannya dan status yang dimiliki oleh individu-individu dalam SAR Karanganyar.

Menurut Parsons tindakan seseorang ditentukan oleh hal yang berasal dari luar dirinya. Actor dipengaruhi oleh sistem sosial dan dua sistem tambahan lainya. Yaitu sistem budaya dan sistem kepribadian. Namun setelah fase terakhir Parsons ditandai dengan perluasan penggolongan teori tindakan hubungan-hubungan baru, dan unsure baru ditemukan seperti misalnya tambahan sub sistem keempat dalam sistem tindakan, yaitu : organism perilaku, sehingga sistem tindakan itu kini menjadi sistem kepribadian, sistem sosial / pranata sosial, sistem budaya dan organisme perilaku.

Sehingga setiap individu dalam SAR Karanganyar dalam setiap melakukan tindakan sosial, secara tidak langsung ditentukan oleh sistem sosial yang ada. Maksudnya hal ini merujuk pada salah satu karakteristik dasar tindakan sosial, dimana aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan.

Dalam teori aksi Parsons juga mengungkapkan, bahwa adanya individu sebagai aktor dan aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat membatasi tidakannya dalam mencapai tujuan.

commit to user

Dengan Demikian SAR Karanganyar yang tediri dari beberapa individu merupakan actor yang aktif dan kreatif sebagai bagian dari masyarakat.

Sebagai bagian dari masyarakat, SAR Karanganyar memiliki berbagai harapan-harapan untuk melakukan sesuatu dan memberikan sesuatu kepada masyarakatnya. Sebagai salah satu manifestasinya adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai manajemen bencana tanah longsor yang didalamnya mengajarkan masyarakat untuk mengenali tanda-tanda bencana, hal-hal yang perlu dilakukan terhadap tanda-tanda-tanda-tanda bencana srta sampai pada pencegahan atau meminimalisir kemungkinan bencana tanah longsor.

Selanjutnya, tindakan aktor dipengaruhi oleh sistem yang ada dalam berperilaku. Pengaruh ini sifatnya voluntarisme dan sibernetik. Sibernetik menunjukkan ada hubungan antara masing-masing sistem yang mempengaruhinya. Dari pandangan fungsional, tindakan aktor dimaknai sebagai :

5. Lattern Pattern Maintenance

Berhubungan dengan system budaya yang menunjuk pada masalah bagaimana menjamin kesinambungan tindakan dalam system sesuai dengan beberapa ukuran atau norma-norma

6. Integration

Dalam hal ini berhubungan dengan system social, menunjuk pada koordinasi serta kesatuan bagian-bagian dari system sehingga seluruhnya fungsional

7. Goal Attainment

Berhubungan dengan system kepribadian menunjuk pada pemenuhan tujuan system dan penetapan prioritas diantara tujuan-tujuan tersebut 8. Adaption

Berhubungan dengan system organisme perilaku menunjuk pada kemampuan system menjamin apa yang dibutuhkan dari lingkungan serta mendistribusikan sumber-sumber tersebut kedalam seluruh system ( Haryatmoko. B, 1986)

commit to user

Aplikasinya adalah bahwa SAR Karanganyar berusaha

mempertahankan sistem budaya yang telah ada yaitu gotong royong, toleransi, kebersamaan, dan solidaritas sosial yang telah ada, yang kemudian mencoba untuk mengembangkannya melalui kegiatan-kegiatn secara berkala dan berlanjut.

Dalam hal status, SAR Karanganyar adalah organissasi sosial kemanusiaan yang legal dan diakui keberadaanya oleh masyarakat di Kabupaten Karanganyar dan telah memiliki akta notaries yang menguatkan keberadaan SAR Karanganyar secara hukum. Para pengurus SAR Karanganyar adalah orang-orang yang dianggap mampu berpotensi utnuk mewujudkan cita-cita organisasi dalam hal penanganan bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar.

Kemudian bila dilihat dari peran SAR Karanganyar dalam peningkatan Dengan adanya keberadaan individu dalam upaya mencapai tujuannya, dalam hal ini SAR Karanganyar dijadikan sebagai alat yang nantinya akan selalu menjadi alternative bagi para masyarakat (khususnya pemuda) untuk melakukan pengembangan potensi lokal dan member jaminan atas hak-hak masyarakat dalam mengakses sumber lokal, yang kemudian bisa dijadikan sebagai asset yang menunjukkan kepada kemampuan sistem yang menjalin apa yang dibutuhkan dari lingkungan serta mendistribusikan sumber-sumber tersebut ke dalam seluruh sistem.

Sehingga secara eksplisir, teori aksi dapat digunakan untuk menganalisa mengenai peranan SAR Karanganyar dalam penangana

commit to user

bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar. karena dalam teori aksi yang dikemukakan oleh Parsons, mencakup aspek-aspek peranan dan indikatornya yang sangat menentukan individu atau kelompok dalam melakukan tindakan sosial.

Kemudian dalam teori aksi, konsep voluntarisme berkaitan erat dengan motivasi untuk melakukan tindakan sosial. Dimana voluntarisme merupakan suatu kerelaan dari individu untuk menetapkan sebuah cara yang dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Tujuan dalam konteks ini adalah upaya SAR Karanganyar dalam melaksanakan tugasnya untuk masyarakat. Tugasnya yang berhubungan dengan pertolongan, pencarian dan evakuasi korban bencana tanah longsor. Tugas tersebut adalah bentuk pengabdian untuk masyarakat yang mengakui keberadaan SAR Karanganyar itu sendiri.

commit to user

137 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang peranan SAR Karanganyar dalam penanganan bencana tanah alam terutama tanah longsor yang terjadi di wilayah Kabupaten Karanganyar yang dikenal sebagai daerah rawan tanah longsor. SAR Karanganyar berdiri pada tanggal 14 Desember 2004. Kepedulian sosial dari para pemuda yang tergabung dalam SAR inilah yang mencerminkan aspek sosiologis dalam penelitian ini.

Hasil dari penelitian ini mencakup dan menjelaskan bagaimana para pemuda termotivasi ikut berperan aktif dalam organisasi SAR Karanganyar, beberapa peran SAR dalam penanganan bencana alam, antara lain peran dalam evakuasi, mitigasi dan peran sosial lainnya yang berhubungan dengan kegiatan sosial kemanusiaan, penguatan organisasi itu sendiri serta bagaimana SAR Karanganyar berkoordinasi dengan masyarakat.

1. Peran Evakuasi dan Mitigasi

Peranan SAR Karanganyar dalam penanganan bencana lam terutama tanah longsor di kabupaten Karanganyar dapat dijelaskan dalam dua peran pentingnya yaitu evakuasi dan mitigasi.

a. Peranan Evakuasi

Dalam keran evakuasi terdapat beberapa kegiatan pokok didalamnya antara lain adalah :

commit to user 1). Mencari korban

Mencari korban merupakan tindakan awal setelah Tim berada di lokasi bencana alam. Tidak jarang dalam setiap kejadian bencana korban tidak begitu saja ditemukan, oleh karena itu diperlukan proses pencarian yang tidak sebentar. Terlebih dalam kejadian bencana tanah longsor sering terjadi korban tertimbun tanah, maka pencari harus terlebih dulu mencarinya dengan menggali. 2). Menolong korban

Setelah korban ditemukan maka harus segera mendapatkan pertolongan pertama. Tim akan melakukan serangkaian kegiatan medis dalam keadaan emergency untuk menyelamatkan dan meminimalisir jumlah korban. Kegiatan pertolongan tersebut harus sesuai dengan aturan dasar pertolongan.

3). Tindak awal pertolongan korban

Tindakan awal hanya dilakukan pada korban yang memungkinkan saja, untuk mengurangu dampak yang lebih parah. Misalnya dalam kasus patah tulang. Dan jika keadan lebih parah akan lebih aman jika ditangani tim medis.

b. Peran Mitigasi

Mitigasi merupakan tinadakan lanjutan setelah evakuasi yang bertujuan untuk membantu warga masyarakatv pasca bencana, dan untuk meminimalisir dampak bencana selanjutnya. Didalamnya terdapat beberapa kegiatan antara lain :

commit to user 1). Peta rawan bencana

Peta rawan bencana akan digunakan dalam pemantauan lokasi atau daerah bencana tersebut baik sebelum bencan (masih dalam prediksi) maupun setelah bencana terjadi. Dalam bencana tanah longsor peta tersebut sangat brguna untuk memantau pergerakan tanah.

2). Pendirian tempat pengungsian

Setelah terjadinya bencana alam yang merusakan rumah dan sarana umum lainnya otomatis warga masyarakat memerlukan tempat tinggal sementara. Pendirian tenda pengungsian dilakukan dan dikoordinasikan oleh SAR Karanganyar dan berbagai pihak yang terkait di dalamnya.

3). Koordinasi

Menyangkut segala hal yang berkaitan langsung dengan korban, seperti kebutuhan logistik dan sarana umum.

2. Peran Sosial Lainnya

Selain dua peran penting tersebut SAR Karanganyar juga banyak berperan dalam banyak kegiatan sosial kemanusiaan yang lain,selama masih dalam lingkup tugas sosial dan tidak menyalahi aturan. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :

a. Kecelakaan lalu lintas

Seringkali SAR Karanganyar turut membantu dalam proses pengevakuasian korban, karena memang mereka dibutuhkan,

commit to user

misalnya pada kasus kecelakaan mobil yang terguling dalam jurang, maka pengevakuasian korban harus seteliti mungkin, dan memerlukan alat evakuasi tertentu.

b. Evakuasi orang panjat tower

Pada umumnya pelaku panjat tower adalah orang yang terganggu jiwanya, maka dari itu antisipasi yang lebih perlu dilakukan demi keselamatan bersama.

c. Pengangkatan mayat dari berbagai tempat

Seringkali SAR Karanganyar memperoleh laporan dan bertugas mengangkat mayat dari tempat-tempat tertentu. Misalnya korban meninggal di puncak Gunung Lawu, mayat yang tiba-tiba terapung di sungai ataupun korban bunuh diri (menyengatkan diri dengan listrik, gantung diri dan menceburkan diri ke sungai).

3. Sistem Operasi SAR

Sitem Operasi SAR juga termasuk dalam hasil penelitian ini. Sistem operasi SAR Karanganyar adalah menggunakan sistem komando. Wilayah koordinasinya antara lain adalah sebagai berikut :

a. SC (SAR Coordinator)

b. OSC

c. SMC (SAR Mission Coordinator)

d. SRU

Setiap operasi wajib adanya laporan tertulis yang kemudian menjadi bahan yang harus dilaporkan dan dipertanggung jawabkan kepada

commit to user

pihak-pihak terkait, yaitu pemerintah daerah ataupun Badan SAR Nasional.

4. Penguatan Organisasi

Sebagai pendukung kegiatan SAR Karanganyar dalam penanganan bencana alam SAR Karangnayar juga melakukan penguatan Organisasi. Hal tersebut dilakukan dengan :

1). Perekrutan anggota Potensial 2). Pendidikan dan Pelatihan SAR 3). Kegiatan Penguatan Skill

B. Saran

Selesainya penulisan laporan penelitian ini bukan berarti tidak tedapat ruang-ruang untuk perbaikan. Oleh karena itu, penelitian dengan tema yang serupa dapat dilakukan dengan lebih baik oleh peneliti lain dimasa mendatang.

Dengan selesainya penelitian ini ada beberapa saran yang dapat disampaikan :

1. Bagi internal SAR Karanganyar

a. Selektif dan kreatif dalam memilih anggota yang hendak

bergabung di dalam organisasi tersebut. Karena didalam organisasi dibutuhkan loyalitas yang tinggi. Diharapkan orang-orang yang sudah bergabung dan memiliki potensi SAR yang cukup memadai dapat terus berperan aktif didalamnya, sehingga SAR Karanganyar

commit to user

tidak kekurangan potensi dan skill dalam setiap operasi yang menjadi tugas utamanya tersebut.

b. Lebih aktif dalam penyebaran informasi dalam bentuk penyuluhan atau hal yang sejenis agar semua lapisan masyarakat mengetahui berbagai informasi yang berkaitan erat dengan bencana alam, mengingat di Kabupaten Karanganyar merupakan wilayah rawan bencana yang cukup tinggi potensinya untuk beberapa bencana alam, sebagai contoh tanah longsor, angin topan (putting beliung), dan banjir.

2. Bagi masyarakat Desa Nglegok Kecamata Ngargoyoso dan masyarakat

Desa Balong Kecamatan Jenawi

a. Hendaknya warga masyarakat selalu aktif dalam memperoleh informasi mengenai bencana alam dan mengenali daerah tempat tinggal mereka masing-masing, sehingga dapat diperkirakan kemungkinan terburuk serta antisipasi yang harus dilakukan untuk itu.

b. Membuka diri akan hal-hal baru yang muncul, seperti penyuluhan mengenai bahaya hutan gundul, tidak serta merta hanya mementingkan kepentingan ekonomi dari hasil pertanian tanpa memperdulikan lahan seperti apa yang sedang mereka kerjakan, berbahaya atau tidak.

c. Terkait dengan informasi yang dibutuhkan warga masyarakat, sebaiknya pemerintahan desa juga memfasilitasi pihak SAR, atau

commit to user

pihak yang lain untuk mengadakan penyebaran informasi di berbagai pelosok desa.

Dokumen terkait