• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM PENANGANAN BENCANA ALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM PENANGANAN BENCANA ALAM"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

PERANAN SAR (SEARCH AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM PENANGANAN BENCANA ALAM

(Deskriptif Kualitatif Mengenai Peranan SAR Sebagai Organisasi yang Bergerak

di Bidang Sosial dalam Penanganan Bencana Alam Tanah Longsor yang Terjadi

di Wilayah Rawan Bencana Kabupaten Karanganyar)

Oleh :

WIWIT DYAN NOVIANTI

D 0305009

S K R I P S I

Disusun untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Sosiologi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya yang tiada terhingga disepanjang

perjalanan hidup ini. Hanya berkat ridho dan ijin-Nya lah, penulis dapat

menyelesaiakan karya sederhana dengan judul : “PERANAN SAR (SEARCH

AND RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM

PENANGANAN BENCANA ALAM. (Deskriptif kualitatif mengenai peranan

SAR sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial dalam penanganan

bencana alam tanah longsor yang terjadi di wilayah rawan bencana Kabupaten

Karanganyar)

Skripsi ini dipersiapkan dan diajukan sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan

Sosiologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat keterlibatan

banyak pihak yag telah turut membantu selama penulis mengerjakannya. Untuk

itu penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan secara tulus kepada :

1. Bapak Drs. H. Supriyadi, SN selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Priyanto Susiloadi, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Poliik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dra. HJ. Trisni Utami, selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu

(3)

commit to user

4. Bapak Y. Slamet, M.Sc. Selaku pembimbing akademik

5. Bapak Drs. Jefta Leibo, SU, selaku pembimbing skripsi yang telah denga

sabar memeberikan bimbingan dan arahan selama menyusun skripsi

hingga selesai.

6. Bapak-Ibu Dosen Sosiologi, yang telah berkenan memberikan ilmu dan

pengetahuannya, dan seluruh birokrasi kampus yang telah membantu.

7. Komandan SAR Karanganyar, Muhammad Abdullah, SH, yang telah

memberikan informasi dan data yang peneliti perlukan.

8. Seluruh pengurus dan anggota SAR Karanganyar yang telah sabar

mebantu dan member informasi yang sangat membantu kelancaran

penulisan skripsi ini.

9. Bapak Sukatmo selaku kepala Desa Balong, Kecamatan Jenawi,

Kabupaten Karanganyar.

10. Bapak Sumarno, SE selaku Kepala Desa Nglegok, Kecamatan

Ngargoyoso, Kabupaten Karangnyar.

11. Seluruh warga masyarakat Desa Balong, Kecamatan Jenawi dan warga

masyarakat Desa Nglegok, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten

Karanganyar.

(4)

commit to user

13. Keluargaku tercinta, keluarga yang benar-benar hebat yang selalu

memberikan dorongan, Doa dan semangat baik moril dan materiil,

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

14. Mas Mulyono, S.Hut yang selalu mengajariku menjadi lebih dewasa dan

tegar menjalani apapun. Mas Dullah yang selalu menayakan

perkembangan skripsiku, terima kasih sudah peduli. Terima kasih telah

menjadi dua orang yang luar biasa dalam hidupku.

15. Seseorang yang aku yakin tetap tersenyum untukku meski aku tak lagi

mampu melihat dan menyentuhnya, terima kasih atas segalanya yang

pernah aku rasakan.

16. Orang-orang yang salalu memberikan semangat untukku, Sahabatku

Septriana Wahyu S, terima kasih sudah menemaniku selama ini. De’

Pandu (semangat,lelah, dan persahabatan yang bersaudara, terima

kasih),De’ Abby, De’ Mita, De’ Sukro , De’ Yeni, De’ Arif, De’

Wahyu(wajik), De’ Aji’, Mbak Santi + Ms. Wahyu, terima kasih untuk

segalanya.

17. Sahabatku Novita Dian Anggraini, Niken Hartati SN, Noviyati Endah K,

Dewi, Isti, Mei, Zunita, Fatwa yang sudah banyak membantu selama aku

sakit sampai sekarang, dan teman-teman sosiologi 2005 yang tidak dapat

(5)

commit to user

Semoga Allah SWT memberi balasan atas segala bantuan yang

diberikan pada penulis.

Akhirnya penulis berharap tulisan ini dapat memberi manfaat kepada para

pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritik yang

(6)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Motto ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Abstrak ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... 10 D. Manfaat Penelitian... 10

E. Landasan Teori... 1. Batasan Konsep... 2. Tinjauan Teori... 3. Tinjauan Pustaka... 11 F. Kerangka Pemikiran... 17

G. DefinisiKonseptual... 18

H. Metode Penelitian... 31

1. Jenis Penelitian... 31

2. Tempat Penelitian... 32

3. Sumber Data... 32

4. Metode Pengambilan Sample... 33

5. Teknik Pengambilan Data... 34

6. Validitas Data... 36

7. Teknik Analisa Data... 37

(7)

commit to user

A. Keadaan Umum Kabupaten Karanganyar... 39

1. Gambaran Umum... 3

9 2. Luas dan Batas Wilayah... 40

3. Pembagian Wilayah Rawan Longsor... 41

B. Keadaan Umum Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso... 42

1. Lokasi Daerah Penelitian... 42

2. Batas Desa... 43

3. Luas dan Pembagian Wilayah... 43

4. Keadaan Penduduk... 44

5. Sarana dan Prasarana... 50

6. Keadaan Wilayah Rawan Bencana... 53

C. Keadaan Umum Desa Balong Kecamatan Jenawi... 54

1. Lokasi Daerah Penelitian... 54

2. Batas Desa... 55

3. Luas dan Pembagian Wilayah... 56

4. Keadaan Tanah... 56

5. Keadaan Penduduk... 57

6. Sarana dan Prasarana... 62

7. Keadaan Wilayah Rawan Bencana... 66

D. Profil SAR Karanganyar... 67

1. Sejarah Singkat Berdirinya SAR Karanganyar... 67

2. Visi dan Misi... 70

3. Asas, Tujuan, Manfaat, Fungsi dan Peran... 70

4. Sifat dan Usaha... 73

5. Keanggotaan, Organisasi dan Pengurus... 75

6. Pendapatan dan Pembiayaan... 81

7. Atribut... 81

8. Musyawarah dan Rapat... 83

9. Kegiatan Rutin dan Non Rutin... 84

(8)

commit to user

A. Motivasi Anggota Bergabung dengan SAR Karanganyar... 85

B. Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana... 88

1. Peran SAR Karanganyar dalam Evakuasi Bencana Tanah Longsor... 89

2. Peran SAR Karanganyar dalam Mitigasi Bencana Tanah Longsor... 98

3. Peran SAR Karanganyar dalam Berbagai Kegiatan Sosial Lainnya... 109

C. Sistem Kerja SAR Karanganyar... 111

D. Penguatan Organisasi... 119

E. Faktor Penghambat Kinerja SAR Karanganyar... 120

F. Analisis Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana di Kabupaten Karanganyar... 128

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 137

B. Saran... 143

Daftar Pustaka... xvii

(9)

commit to user DAFTAR TABEL

Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso Tabel 1.1

Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin... 45

Desa Balong Kecamatan Jenawi Tabel 1.1

(10)

commit to user ABSTRAK

WIWIT DYAN NOVIANTI. D 0305009. PERANAN SAR (SEARCH AND

RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM PENANGANAN BENCANA ALAM (Deskriptif kualitatif mengenai peranan SAR sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial dalam penanganan bencana alam tanah longsor yang terjadi di wilayah rawan bencana Kabupaten Karanganyar). Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan Peranan SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana Alam terutama becana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dimana di kabupaten tersebut sering terjadi bencana tanah longsor.

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif yang berusaha untuk memberikan gambaran mengenai Peran SAR Karanganyar dalam Penanganan Bencana Alam di Kabupaten Karanganyar dengan menggunakan kata-kata. Teknik pengumpulan data dengan observasi non partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan ialah purposive sampling atau sampel yang bertujuan.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa SAR Karanganyar selama ini berupaya memainkan perannya yang ditunjukkan dengan keaktifan anggota dan pengurus SAR Karanganyar dalam setiap terjadinya bencana di Kabupaten Karanganyar yang tugas pokoknya adalah menangani bencana mencakup evakuasi hingga mitigasi. Evakuasi merupakan kegiatan yang dilakukan meliputi mencari dan menolong korban bencana alam. Sedangkan mitigasi merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk meminimalisir jumlah korban dan kerugian yang diakibatkan dari bencana alam yang terjadi tersebut. Mitigasi dapat dilakukan sebelum terjadiya bencana yang merupakan upaya pencegahan ataupun sesudah terjadinya bencana sebagai bentuk pemantauan akan adanya bencana alam yang mungkin terjadi kembali. Selain tugas pokoknya menyelenggarakan operasi di daerah bencana, SAR Karanganyar juga aktif dalam beberapa kegiatan sosial dan aksi penyelamatan lainnya selama masih dalam wilayah jangkauan operasinya.

(11)

commit to user ABSTRACT

WIWIT DYAN NOVIANTI. D 0305009. PERANAN SAR (SEARCH AND

RESCUE) SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL DALAM PENANGANAN BENCANA ALAM (Deskriptif kualitatif mengenai peranan SAR sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial dalam penanganan bencana alam tanah longsor yang terjadi di wilayah rawan bencana Kabupaten Karanganyar). Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010.

The purpose of the study was to describe the role of SAR Karanganyar on natural disasters, especially landslides in Karanganyar, Central Java, in those areas where frequent landslides.

The approach that used was the approach of sociology that refers to human action, while the theory used to approach is problem the theory contained is the social definition paradigm is a theory of action. This theory Max Weber’s emphasis on action and considers that humans are creative actors from social reality. Do with human actions that they are required to be creative in dealing with various issues that arise whwn humans are there in and perform the role to be active in handling natural diasters in order to save the life of another person’s life. Deskriptif kualitatif type of research is trying to give description of the role of SAR karanganyar in dealing with natural disasters by using words. Data collection techniques with non participant observation, depth interviews and documentation as well as purposive sampling.

(12)
(13)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara kepulaun yang secara geografis terletak di

daerah khatulistiwa, yaitu diantara benua Asia dan Benua Australia, serta

diantara samudra pasifik dan Samudra Hindia. Menurut data geografi Indonesia

juga berada di wilayah dimana tiga lempeng tektonik utara dunia bertemu,

keadaan wilayah teritorial seperti tersebut merupakan wilayah yang rawan

terhadap bencana alam, bencana yang mengancam antara lain adalah bencana

tanah longsor, gempa (yang juga dapat mengakibatkan tanah longsor), tsunami

(yang pada umumnya terjadi karena gempa tektonik), dan luapan air yang

berlebih yang di dataran rendah mengakibatkan adanya banjir. Bencana alam

adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik seperti

letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena

ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,

sehingga menyebebkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural bahkan

sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk

mencegah atau menghindari bencana dan bagaimana juga tentang daya tahan

mereka. Pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta

memiliki kerentanan atau kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan

memberi dampak yang hebat atau luas jika manusia yang berada disana

memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan

(14)

commit to user

untuk mendeteksi, mencegah dan menangani tantangan-tantangan serius yang

hadir.

Bencana alam yang terjadi secara bertubi-tubi di Negara Republik

Indonesia sejak tsunami 26 Desember 2005 silam terus saja membayangi.

Bencana tahunan yang selalu datang di ibu kota Negara kita yaitu Jakarta adalah

bencana banjir yang tidak bisa lagi dihindarkan. Tahun demi tahun banjir selalu

datang dan banyak menelan korban materi, moral dan bahkan korban jiwa.

Bahkan bencana yang banyak terjadi sejak pertengahan tahun 2009 sampai

sekarang yang masih menjadi kekhawatiran adalah gempa bumi dan tanah

longsor (yang diakibatkan dari gempa). Dalam aksi sosial penyelamatan dan

evakuasi korban yang sangat berperan adalah Tim SAR ( Search And Rescue ),

TNI, POLRI dan beberapa relawan lain dari beberapa organisasi sosial

masyarakat. Sebagai contoh nyata adalah bencana di sepanjang tahun 2007 di

Indonesia berakibat dengan adanya korban jiwa yang meninggal dunia, serta

korban menderita dan mengungsi. Dari data yang diperoleh dari rekapitulasi

data SAR Karanganyar dapat dirinci sebagai berikut :

a. Kejadian Bencana

1). Banjir sebanyak 152 kejadian atau dalam prosentase sebesar 40%

2). Angin topan sebanyak 75 kejadian atau dalam prosentase sebesar 20%

3). Tanah longsor sebanyak 56 kejadian atau dalam prosentase sebesar 15%

4). Banjir dan tanah longsor sebanyak (banjir yang mengakibatkan tanah

(15)

commit to user

5). Gelombang pasang/Abrasi sebanyak 29 kejadian atau dalam prosentase

sebesar 8%

6). Gempa bumi sebanyak 12 kejadian atau dalam prosentasi sebesar 3%

7). Kegagalan teknologi sebanyak 6 kejadian atau dalam prosentase sebesar

1%

Total kejadian adalah : 379

b. Korban Meninggal dan Hilang

1). Banjir dan tanah longsor 346 jiwa

2). Kegagalan teknologi 248 jiwa

3). Banjir 122 jiwa

4). Gempa bumi 102 jiwa

5). Tanah longsor 73 jiwa

6). Angin topan 24 jiwa

7). Gelombang pasang/Abrasi 3 jiwa

Total korban meninggal dan hilang adalah : 918 jiwa

c. Korban Menderita dan Mengungsi

1). Banjir sebanyak 1.561.640 jiwa atau dalam prosentasi sebesar 80%

2). Gempa bumi sebanyak 204.447 jiwa atau dalam prosentase sebesar 11%

3). Banjir dan tanah longsor sebanyak 113.367 jiwa atau dalam prosentase

sebesar 6%

4). Gelombang pasang/ Abrasi sebanyak 23.779 jiwa atau dalam prosntase

sebesar 1%

5). Letusan gunung berapi sebanyak 19.818 jiwa atau dalam prosentase

sebesar 1%

(16)

commit to user

7). Tanah longsor sebanyak 7.448 jiwa atau dalam prosentase sebesar 0,4%

Total korban menderita dan mengungsi adalah : 1.941.597 jiwa

d. Rumah Rusak Akibat Bencana

1). Akibat dari Gempa bumi sebanyak 145.595 unit

2). Akibat dari Banjir sebanyak 41.301 unit

3). Akibat dari Angin topan sebanyak 9.286 unit

4). Akibat dari Banjir dan Tanah longsor sebanyak 7.883 unit

5). Akibat dari Tanah longsor sebanyak 2.685 unit

6). Akibat dari Gelombang pasang sebanyak 1.713 unit

Total rumah rusak adalah : 208.463 unit

Bencana besar juga terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain

adalah wilayah Propinsi Jawa Tengah yaitu lebih tepatnya Kabupaten

Karanganyar, yang telah kita ketahui bersama akhir-akhir ini sering terjadi

bencana, yang terakhir bencana menimpa adalah tanah longsor di Desa

Nglegok, Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Kabupaten

Karanganyar sendiri terdiri dari 17 Kecamatan, 177 Desa dan 1091 Dusun,

dengan jumlah penduduk 851.336. yang didalamnya hampir separuh kecamatan

merupakan daerah rawan bencana. Kabupaten Karanganyar juga dikelilingi

kabupaten lain yang juga merupakan daerah rawan bencana yaitu sebelah

selatan adalah Kabupaten Sukoharjo, sebelah barat Kodya Surakarta dan

Kabupaten Boyolali, dan Sebelah utara berbatasan langsung dengan Kabupaten

Sragen serta sebelah timur Propinsi Jawa timur. Bencana yang terjadi di

(17)

commit to user

a. Letak geografis berada di dataran tinggi ( pegunungan)

b. Kemiringan tanah hingga mencapai 90 derajat

c. Berkurangnya tanaman keras karena penebangan liar disekitar

hutan ( penggundulan hutan )

d. Curah hujan yang tinggi

e. Penggalian pasir atau batu ( Penambangan teras )

Sedang potensi atau jenis bencana yang mungkin terjadi di Kabupaten

Karanganyar menurut data dari Sat Lak PB (Satuan Pelaksana Penaggulangan

Bencana) Kabupaten Karanganyar terperinci sebagai berikut :

a. Tanah Longsor

Bencana tanah longsor berpotensi terjadi di beberapa daerah seperti berikut

1. Kecamatan Jenawi, yaitu Desa Seloromo, Desa Tengguli, Desa

Gumeng dan Desa Anggrasmanis

2. Kecamatan Kerjo, yaitu Desa Gempolan dan Desa Plosorejo

3. Kecamatan Ngargoyoso, yaitu Desa Berjo, Desa Girimulyo, Desa

Nglegok

4. Kecamatan Tawangmangu, yaitu Desa Tengklik, Desa Gondosuli,

Kelurahan Blumbang dan kelurahan Tawangmangu

5. Kecamatan Karangpandan, yaitu Desa Krang, Desa Karangpandan

dan Desa Gerdu

6. Kecamatan Matesih, yaitu Desa Girilayu dan Desa Koripan

7. Kecamatan Jatiyoso, yaitu Desa Beruk, Desa Wonorejo dan Desa

(18)

commit to user b. Banjir

1. Kecamatan Kebakkramat, yaitu Desa pulosari, Desa Malanggaten,

Desa Kaliwuluh dan Desa waru. Sedangkan untuk sunagi adalah

sungai grompol dan sungai bengawan solo.

2. Kecamatan Jaten, yaitu Desa Ngringo, Desa sroyo, dan Desa Dagen.

Sedangkan untuk sungai adalah sungai siwaluh dan sungai

Bengawan Solo.

3. Kecamatan Gondangrejo,yaitu Desa Kragan, Desa Wonorejo, Desa

Karangturi dan Plesungan. Sedangkan untuk sungai adalah

Bengawan Solo.

4. Kecamatan Tasikmadu, yaitu Desa Buran dan Desa Pandeyan,

sedangkan untuk sungai adalah sungai Siwaluh.

5. Kecamatan Colomadu, yaitu Desa Ngasem, Desa Gawanan dan Desa

Klodran. Sedangkan untuk sungainya adalah Sungai atau kali Pepe

c. Angin Putting Beliung

1. Kecamatan Karanganyar, yaitu Kelurahan Jungke, Kelurahan

Bolong, dan Kelurahan Tegalgede

2. Kecamatan Tasikmadu, yaitu Desa Gaum dan Desa Kalijirak

3. Kecamatan Mojogedang, yaitu Desa Kalibata dan Pojok

4. Kecamatan Gondangrejo, yaitu Desa Kragan dan Desa Wonorejo

5. Kecamatan Jumantono, yaitu Desa Kebak dan Sukosari

d. Kebakaran

(19)

commit to user

2. Kecamatan Kebakkramat, yaitu Desa Kemiri dan Desa Nangsri

3. Kecamatan Tawangmangu, yaitu berada disekitar wilayah lereng

gunung lawu

e. Retakan Tanah

Potensi bencana baru yang muncul adalah retakan tanah yang berada di

wilayah Kecamatan Matesih tepatnya di Desa Semiri, hal ini akibat dari

erosi tanah.

Dari beberapa perincian diatas data yang diambil adalah dat berdasarkan

pengamatan tim satuan pelaksana penanggulangan bencana wilayah

karanganyar, yang termasuk didalamnya adalah organisasi SAR Kabupaten

Karanganyar. Disinilah peran SAR sebagai relawan yang bekerja tanpa pamrih

dan tidak mengenal waktu serta lelah sangat penting. Pada umumnya laporan

bencana oleh warga sekitar bencana disampaikan pertama kali kepada SAR

Karanganyar, baru setelah itu SAR berkoordinasi dengan beberapa pihak.

Keberadaan SAR diwilayah Kabupaten Karanganyar sangat berperan penting.

Dari data diatas bencana yang paling dominan ataupun sering melanda

Kabupaten Karanganyar adalah tanah longsor, karena memang dorongan faktor

keadaan wilayah yang sebagian besar adalah dataran tinggi yang sangat

berpotensi menimbulkan longsor. Selain itu masih kurangnya kesadaran

masyarakat, mereka masih menggunakan lahan miring untuk area perkebunan

yang menyebabkan tanah menjadi gembur. Seharusnya lahan seperti itu

ditanami pohon tahunan ataupun yanaman keras, sebagai contoh adalah pinus,

(20)

commit to user

melakukan sosialisasi mengenai kerawanan bencana tanah longsor pada lahan

miring dan pemukiman penduduk dilereng bukit.

SAR merupakan kepanjangan dari Search And Rescue yang diartikan

secara sederhana adalah pencarian dan pertolongan. SAR Kabupaten

Karanganyar Sendiri tergolong organisasi muda karena terbentuk baru sekitar 4

tahun. SAR Kabupaten Karanganyar resmi berdiri pada tanggal 14 Desember

2004, dengan akta notaris. Organisasi SAR ini berlindung dibawah Kesbang Pol

dan Linmas Kabupaten Karanganyar. SAR merupakan organisasi sosial

kemanusiaan yang menangani masalah bencana alam (mulai dari mitigasi,

evakuasi dan pembenahan) yang mencakup wilayah seluruh Kabupaten

Karanganyar. Organisasi ini bersifat emergency, yang membutuhkan anggota

yang cepat tanggap dan cekatan, karena tidak mungkin bencana dapat

direncanakan meskipun bencana itu dapat diprediksi, Tetapi pada umumnya

bencana datang secara tiba-tiba. Sebenarnya sistem dari SAR tersebut memang

sudah terkenal di negara-negara besar lain seperti Amerika. SAR merupakan

kegiatan yang dilakukan ketika seseorang membutuhkan bantuan,dan harus

mendapatkan pertolongan dengan segera hal ini diungkapkan dalam Journal of

Homeland Security And Emergency Management (www.bepress.com). Anggota

SAR bukanlah terdiri dari gabungan TNI, Polisi ataupun ormas yang lain seperti

yang sering kita jumpai jika kita melihat tayangan media. SAR berdiri sendiri,

anggotany dipilih berdasarkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, bukan

semata-mata relawan biasa karena memang dibutuhkan skill yang tangguh untuk

(21)

commit to user

penolong atau rescuer itu sendiri. SAR Karanganyar beberapa tahun belakangan

ini disibukkan dengan berbagai bencana. SAR memegang peranan penting

dalam bencana alam, bahkan memegang peran pokok yaitu sebagai evakuator

pertama. Kegiatan evakuasi sendiri belum tentu dapat dijalankan sendiri oleh

warga sekitar bencana karena berbagai faktor, maka mau tidak mau SAR yang

memegang peran penting ini. Bencana yang paling rawan atau sering terjadi

adalah tanah longsor yang telah memakan korban yang tidak sedikit.

B. Perumusan Masalah

Bagaimanakah peranan SAR sebagai organisasi yang bergerak di bidang

sosial dalam penanganan bencana alam yang terjadi di Wilayah Kabupaten

Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

a. Tujuan Operasional

1. Mengetahui bagaimana peranan SAR Karanganyar dalam penanganan

bencana alam terutama tanh longsor yang terjadi di wilayah rawan

bencana Kabupaten Karanganyar.

2. Bagaimana cara kerja atau sistem kerja SAR Karanganyar dalam

menjalankan tugasnya di penanganan bencana alam

3. Mengetahui sejauh mana pengertian masyarakat mengenai peranan SAR

Karanganyar dalam penanganan bencana alam.

(22)

commit to user

Dengan penelitian ini, apabila memungkinkan hasilnya dapat

dimanfaatkan oleh pihak yang memerlukan baik sebagai ilmu pengetahuan

maupun sebagai dasar untuk mengambil kebijakan, khususnya dalam

bidang penanganan bencana alam.

c. Tujuan Individual

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan dari penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat menambah pengetahuan dalam

bidang Ilmu Sosial khususnya Sosiologi.

b.Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan

untuk menentukan kebijakan dalam upaya melebarkan sayap organisasi

SAR Kabupaten Karanganyar, serta kebijakan dalam menentukan langkah

selanjutnya dalam hal penanganan bencana alam di willayah Kabupaten

Karanganyar.

c. Manfaat Metodologis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai titik tolak untuk melekukan

penelitian sejenis yang lebih mendalam.

D. Landasan Teori

(23)

commit to user

Dalam penelitian ini permasalahannya akan dikaji dengan pendekatan

sosiologi. Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu

yang mempelajari :

1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antar berbagai gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya).

2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan non sosial (misalnya: gejala geografis, biologis dan lain sebagainya).

3. Ciri- ciri umum semua jenis-jenis gejala sosial (Soekanto, 2003:19)

William F Ogburn dan Meyer F Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi

adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu

organisasi sosial (Soekanto, 2003 : 19-20).

Dari definisi tersebut nampak sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu

sosial lainnya, obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut

hubungan antar manusia, proses dan gejala yang ditimbulkan dari hubungan

tersebut dalam masyarakat dan juga pengaruh hubungan timbal balik antar

gejala sosial dan non sosial.

Sedangkan dalam sosiologi juga dikenal adanya paradigma sosial.

Paradigma menurut Ritzer adalah pandangan yang mendasar dari ilmu tentang

apa yang menjadi pokok persoalan semestinya dipelajari oleh suatu cabang

ilmu pengetahuan (discipline). Jadi sesuatu yang menjadi pokok persoalan

dalam satu cabang ilmu menurut versi ilmuwan tertentu (Ritzer, 2003 : 6-7).

Dalam sosiologi terdapat tiga paradigma yang biasa digunakan dalam

menelaah masalah-masalah sosial yang ada. Ketiga paradigma tersebut adalah

(24)

commit to user

sosial. Dalam penelitian ini mengacu pada paradigma definisi sosial. Dimana

exemplar paradigma ini merupakan salah satu aspek yang khusus dari karya

Weber, yaitu dalam analisisnya tentang tindakan sosial (social action). Dalam

paradigma definisi sosial terdapat beberpa teori yang berkembang antara lain

adalah : teori tindakan (teori aksi), interaksionisme simbolik, fenomenologi,

etnometodologi, dan eksistensialisme. Sadangkan yang menjadi pusat dari

penelitian ini berpegang pada teori aksi (Ritzer, 2008 : 699-700).

Weber mengartikan sosiologi sebagai suatu studi tentang tindakan sosial

dan hubungan sosial itu Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi

sasaran penelitian sosiologi, yaitu :

1. Tindakan sosial manusia yang menurut si aktor mengandung makna yang subyektif. Ini meliputi berbagai tindakan nyata.

2. Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.

3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam.

4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu.

5. Tindakan itu memeperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain itu ( Ritzer, 203 : 39 ).

Atas dasar rasionalitas tindakan sosial tersebut Weber membedakan ke

dalam empat tipe, dimana semakin rasional tindakan sosial itu maka semakin

mudah untuk dipahami. Ke empat tipe tersebut adalah :

1. Zwerkrational

(25)

commit to user 2. Werkrational action

Dalam tindakan tipe ini aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara yang dipilihnya itu merupakan yang paling tepat ataukah lebih tepat untuk mencapai tujuan lain. Ini menunjuk pada tujuan itu sendiri.

3 Affectual action

Tindakan yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh perasaan emosi dan kepura-puraan si actor. Tindakan ini sukar dipahami, kurang atau tidak rasional.

4 Traditional action

Tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam

mengerjakan sesuatu dimasa lalu saja ( Ritzer, 2003: 40-41 ).

Ada tiga teori yang termasuk dalam paradigma definisi social yaitu

teori aksi, interaksionsme simbolik dan fenomenologi. Sesuai dengan tema

yang diambil dalam penelitian ini, maka teori yang dipergunakan adalah teori

aksi.

Adapun beberapa asumsi fundamental teori aksi dikemukakan oleh Hinkle

dengan merujuk karya Mac Iver, Znanieki, dan parsons adalah :

1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subjek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek.

2. Sebagai subyak manusia bertindak atau berprilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan-tujuan.

3. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi noleh kondisi yang tidak

dapat diubah dengan sendirinya.

5. Manusia memilih, menilai, dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang, dan yang telah dilakukan.

6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan, atau prinsip-prinsip moral diharapakan timbul pada saat pengambilan keputusan.

7. Studi mengenai antar hubungan social memerlukan pemakaian teknik penemuan yang bersifat subyektif pada metode verstehen, imajinasi,

symphatetic reconstruction, atau seakan-akan mengalami sendiri ( Ritzer,

2003 : 46 ).

Dalam mengkaji permasalahan mengenai peran organisasi SAR Kabupaten

(26)

commit to user

dapat ditelaah dengan berbagai teori diantaranya adalah teori aksi dari Talcott

Parsons. Teori aksi yang dikembangkan oleh Talcott Parsons yang merupakan

pengikut Weber yang utama, mendapat sambutan luas. Parsons mengiginkan

pemisahan antara teori aksi dengan aliran behaviorisme karena menurutnya

mempunya arti yang berbeda istilah action menyatakan secara tidak langsung

suatu aktivitas, kreatifitas dan proses penghayatan diri individu. Dari semula

Parson menjelaskan bahwa Teori aksi memang tidak dapat menjelaskan

keseluruhan aspek kehidupan sosial. Walaupun teori aksi berurusan dengan

unsur-unsur yang paling mendasar dari kehidupan sosial, namun ia mengakui bahwa

unsur-unsur mendasar itu tidaklah berurusan dengan keseluruhan struktur sosial.

Parsons menyusun skema unit-unit dasar tindakan sosial dengan karakteristik

sebagai berikut:

1. Adanya individu selaku aktor

2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu

3. Aktor mempunyai alternatif cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuannya

4. Aktor berhadapan dengansejumlah kondisi situasional yang dapat berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan oleh individu. Misalnya kelamin dan tradisi.

5. Aktor dibawah kendali dari nilai-nilai, norma-norma dan berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan mementukan tujuan serta tindakan alternative untuk mencapai tujuan, contohnya kendala kebudayaan (Ritzer, 2003: 48-49).

Aktor mengejar tujuan dalam situasi dimana norma-norma

mengarahkannya dalam memilih alternatif cara dan alat untuk mencapai

tujuan. Norma-norma itu tidak menetapkan pilihannya terhadap cara atau alat.

Tetapi ditentukan oleh kemampuan aktor untuk memilih. Kemampuan inilah

(27)

commit to user

Parsons inilah yang menempatkan teori aksi kedalam paradigma definisi

social. Dimana konsep voluntarisme tersebut adalah kemampuan individu

melakukan tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah

alternatif yang tersedia dalam mencapai tujuannya.

Dalam teori aksi yang dikemukakan oleh Parsons tersebut dijadikan

landasan oleh mereka untuk motivasi dan etos kerja dalam melaksanakan

tugas atau pekerjaannya. Manusia harus aktif dan kreatif serta mempunyai

kemampuan menilai dan memilih dari alternatif tindakan.

Menurut Parsons tindakan seseorang ditentukan oleh hal yang berasal dari

luar dirinya. Aktor dipengaruhi oleh sisitem budaya dan sistem kepribadian.

Namun setelah fase terakhir Parsons, ditandai dengan perluasan penggolongan

teori tindakan hubungan-hubungan baru dan unsure baru ditemukan, seperti

misalnya tambahan sub system keempat dalam system tindakan yaitu:

organisme perilaku, sehingga system tindakan itu kini menjadi system

kepribadian, sistem sosial/pranata sosial, sistem budaya dan organisme

perilaku. Keempat sistem ini dikaitkan secara erat dengan skema A.G.I.L

(Adaption, Goal, Attainment, Integration, Latenty)

Tindakan aktor dipengaruhi oleh sistem yang ada dalam berperilaku.

Pengaruh ini bersifat voluntarisme dan sibernetik. Sibernetik menunjukkan

hubungan antara masing-masing sistem yang mempengaruhinya. Dari

pandangan fungsional, tindakan aktor dimaknai sebagai :

1. Lattern Pattern Maintenance

(28)

commit to user 2. Integration

Dalam hal ini berhubungan dengan system social, menunjuk pada koordinasi serta kesatuan bagian-bagian dari system sehingga seluruhnya fungsional

3. Goal Attainment

Berhubungan dengan system kepribadian menunjuk pada pemenuhan tujuan system dan penetapan prioritas diantara tujuan-tujuan tersebut

4. Adaption

Berhubungan dengan system organisme perilaku menunjuk pada kemampuan system menjamin apa yang dibutuhkan dari lingkungan serta mendistribusikan sumber-sumber tersebut kedalam seluruh system (Haryatmoko. B, 1986)

Penelitian social harus mencoba menginterprestasikan tindakan si aktor.

Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Aksi.

Teori aksi yang juga dikembangkan Oleh Max Weber. Menurutnya individu

melakukan tindakan berdasarkan pengalaman, persepsi, pemahaman, dan

penafsiran atas suatu objek stimulus tertentu. Tindakan individu ini

merupakan tindakan social yang rasional yaitu mencapai tujuan atau sasaran

dengan sarana-sarana yang paling tepat.

Dari beberapa uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tindakan

sosial merupakan suatu proses dimana aktor terlibat didalam pengambilan

keputusan-keputusan subjektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah dipilih, yang kesemuanya itu dibatasi

kemungkinan-kemungkinannya oleh system kebudayaan dalam bentuk norma-norma, ide-ide

dan nilai-nilai sosial. Didalam menghadapi situas-situasi yang bersifat kendala

baginya itu, aktor mempunyai sesuatu didalam dirinya berupa kemauan bebas

(29)

commit to user E. Kerangka Pemikiran

Peranan SAR Karanganyar dalam penanganan bencana alam terutama

tanah longsor dapat digambarkan bahwa dalam setiap bencana alam yang

terjadi disetiap wilayah operasi SAR Karanaganyar yaitu Kabupaten

Karanganyar ataupun laporan permintaan bantuan dari luar Kabupaten

Karanganyar, sebagai langkah awal sebelum turun ke lapangan adalah

mengadakan koordinasi. Ini merupakan salah satu sistematisasi kinerja SAR.

Baru setelah terbentuk tim, maka disegerakan turun ke lapangan dan

mulalilah peranan SAR tersebut dijalankan. Mulai dari tahap evakuasi yaitu

mencari dan menolong korban secara langsung. Selain evakuasi SAR

Karanganyar juga melakukan mitigasi sebelum ataupun sesudah terjadinya

bencana alam. Mitigasi dimaksudkan untuk meminimalisir dampak bencana

alam dan jumlah korban bencana alam. Hal tersebut dapat digambarkan

dalam skema berikut

F. Definisi Konsep

1. peranan

adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang atau kelompok yang mempunyai

status. Sedangkan status itu sendiri sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang

dalam suatu kelompok, atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan

kelompok lain. Dalam arti tertentu status dan peranan adalah dua aspek dari gejala

yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban, sedangkan peranan

adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut.

(30)

commit to user

Organisasi sosial yang bergerak di bidang kemanusiaan, yang bertugas dalam

penanganan bencana alam secara langsung, yaitu menyelenggarakan operasi SAR

untuk menolong korban bencana alam. Pekerjaan SAR adalah tanpa pamrih dan

mengedepankan kepentingan bersama.

3. organisasi sosial

Kelompok atau orang-orang yang mempunnyai cara tersendiri untuk bergabung

membentuk sebuah sistem yang di dalamnya terdapat tujuan yang sama, dimana

untuk mencapainya terdapat pula cara-cara untuk meraihnya.

4. bencana alam

Terjadinya fenomena alam yang diakibatkan dari beberapa faktor baik dari alam

itu sendiri ataupun dari ulah tangan manusia, terjadi secara tiba-tiba meskipun

sebagian dapat diprediksikan umumnya menelan korban jiwa dan harta benda.

5. penanganan bencana alam

Adalah cara yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang sebagai tindakakn

atas terjadinya bencana alam untuk mengatasi situasi yang terjadi secara cepat.

F. Tinjauan Pustaka

1. Peranan

Secara etimologi peranan berasal dari kata peran yang berarti

sesuatu yang mengambil peran atau yang memegang pimpinan terutama.

Sedangkan secara terminologi peranan berarti aspek dinamis dari suatu

kedudukan , dimana seseorang melaksanakan hak-haknya dan

kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Oleh karena itu

(31)

commit to user

sebagai apa dan terhadap siapa. Artinya peranan dapat dilihat sebagai

suatu peran sosial, tetapi bukan individu yang berhenti pada dirinya

(Soekanto, 2003: 243).

Dalam kehidupan bermasyarakat, peranan menentukan bagaimana

seseorang harus bertingkah laku dalam bermasyarakat. Peranan

menentukan bagaimana seorang harus bertingkah laku dalam

masyarakat. Peranan tersebut dirumuskan dan diakui oleh masyarakat

melalui norma sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. hunt dalam buku Sosiologi

Jilid 1, mengartikan peranan sebagai perilaku yang diharapkan dari

seeorang yang mempunyai suatu status. Mempelajari suatu peranan

sekurang-kurangnya melibatkan dua aspek yaitu: pertama, kita harus

belajar untuk melaksanakan kewajiban dan menunut hak-hak suatu

peran; kedua, memiliki sikap, perasaan dan harapan-harapan yang sesuai

dengan peran tersebut. Oleh karena itu, untuk mencapainya seseorang

akan mengadakan interaksi dengan orang lain (baik dengan individu

maupun dengan kelompok) yang dalam interaksi ini akan terjadi adanya

tindakan sebagai suatu rangsangan dan tanggapan sebagai suatu respon

(Horton 1987: 118).

Peranan adalah perilaku yang diharapkan dari sesorang atau

kelompok yang mempunyai status. Sedangkan status itu sendiri sebagai

suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau posisi

(32)

commit to user

tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status

adalah seperangkat hak dan kewajiban, sedangkan peranan adalah

pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut.

Kamus Sosiologi karya Soerjono Soekanto memberikan definisi

tentang role atau peranan sebagai berikut:

1). Aspek dinamis dari kedudukan.

2). Perangkat-perangkat dan kewajiban-kewajiban. 3). Perilaku actual dari pemegang kedudukan.

4). Bagian dari aktifitas yang dimainkan oleh seseorang.

Status dan peranan ini mempunyai arti penting dalam sistem sosial

masyarakat. Wujud dari status dan peranan itu adalah adanya tugas-tugas

yang dijalankan oleh seseorang berkenan dengan posisi dan fungsinya

dalam masyarakat. Peranan yang melekat dalam diri seseorang harus

dibedakan dengan status seseorang dalam masyarakat yang merupakan

unsur statis yang menunjukan tempat individu dalam masyarakat. Di

dalam peranan terdapat dua macam peranan:

a. Harapan dari masyarakat terhadap pemegang perana atau kewajiban kewajiban dari pemegang peran.

b. Harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan denganya. Dalam menjalankan perannya dan kewajibannya (Soekanto, 2003: 254).

Peranan menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu

proses. Jadi tepatnya seseorang atau kelompok menduduki suatu posisi

dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Suatu peranan

setidaknya mencakup tiga unsur, yaitu :

(33)

commit to user

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang didapat dilakukan oleh individu dalam msyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat (Soekanto, 2003:224).

Melihat pengertian tersebut di atas, maka perana sebagai sesuatu

yang penting tidak bias dipisahkan dengan masyarakat. Masyarakat

biasanya memberikan fasilitas-fasilitas pada individu untuk menjalankan

peranan. Organisasi social atau lembaga kemasyarakatan merupakan

bagian masyarakat yang banyak menyediakan peluang-peluang untuk

melaksanakan peranan tersebut.

Sedangkan pengertian peranan menurut Bruce J.Colien dalam

bukunya Sosiologi Suatu Pengantar adalah “suatu perilaku yang

diharapkan oleh orang lain dari seseorang yang menduduki status

tertentu.”

Bruce j. Colien membagi peranan menjadi dua macam, yaitu:

1). Prescribed role (peranan yang dianjurkan) yaitu jika dalam

melaksanakan suatu peranan tertentu kita harapkan oleh masyarakat agar menggunakan cara-cara yang sesuai denagn yang mereka harapkan.

2). Enacted role (peranan nyata) yaitu jika orang-orang yang diharapkan melaksanakan suatu peranan tidak berperilaku menurut cara-cara konsisten dengan harapan-harapan orang lain, tetapi mereka masih bisa dianggap menjalankan peranan yang diberikan oleh masyarakat walaupun tidak konsisten dengan harapan-harapan si pemberi peran.

Menurut Hendropuspita dalam buku Sosiologi Sistematik, peranan

adalah suatu konsep fungsional yang menjelaskan fungsi (tugas)

(34)

commit to user

Peranan sebagai konsep yang memnunjukan apa yang dilakukan oleh

seseorang atau kelompok.

Wujud dari status dan peran itu adalah adanya tugas-tugas yang

dijalankan oleh seseorang berkaitan dengan posisi atau fungsinya dalam

masyarkat. Salah satunya adalah peranan SAR Karanganyar. Dalam

kaitannya dengan penanggulangan bencana alam yang terjadi di wilayah

Kabupaten Karanganyar.

SAR Karanganyar sebagai wadah dari pemuda dan para pemerhati

lingkungan serta relawan, memiliki status yang keberadaannya diakui

oleh masyarakat lingkungannya serta oleh pemerintah daerah Kabupaten

Karanganyar sendiri, sehingga peranannya dapat dirasakan oleh

masyarakat dan pemerintah.

Wadah dari pemuda, pemerhati lingkungan dan relawan ini

dijadikan sarana untuk penanggulangan bencana manakala saat

mengantisipasi adanya bencana, saat bencana terjadi dan saat setelah

bencana terjadi.

2. Organisasi Sosial

Menurut kamus sosiologi karya Soerjono Soekanto, organisasi

adalah :

1). Sistem sosial yang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu.

2). Suatu kelompok yang mempunyai diferensiasi peranan

3). Sekelompok orang yang sepakat untuk mematuhi sekelompok

(35)

commit to user

Sedangkan organisasi sosial sendiri adalah cara-cara perilaku manusia

yang terorganisasikan secara sosial.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, organisasi sosial adalah

system hubungan antar orang atau antar kelompok berdasarkan jenis

kegiatan dan pembagian fungsional untuk menyelesaikan kewajiban

bersama dalam masyarakat. Sedangkan organisasi adalah kesatuan

yangterdiri atas bagian-bagian dalam perkumpulan dan sebagainya

untik tujuan tertentu atau kelompok kerjasama antara orang-orang

yang diadakannya untuk mencapai tujuan bersama (Depdiknas, 2005 :

803)

Menurut Supriyadi dalam buku Pengantar Sosiologi, organisasi

social dalam arti yang luas dimaksudkan sebagai suatu jaringan tingkah

laku manusia yang berpola kompleks serta luas ruang linkupnya di dalam

setiap masyarakat. Dan jika istilah organisasi social digunakan dalam

penertian khusus, maka yang dimaksudkan adalah tingkah laku dari para

pelaku di dalam sub-sub unit masyarakat misalnya keluarga, bisnis,

sekolah, organisasi pencinta lingkungan.

Menurut Robin Williams yang dikutip dari Supriyadi dalam buku

Pengantar Sosiologi (2000: 37) mengatakan bahwa organisasi social

menunjuk pada tindakan manusia yang saling mempengaruhi dalam arti

ketergantungan. Selanjutnya bahwa orang-orang mengadakan interaksi,

(36)

commit to user

di dalam imteraksi ada pola-pola tertentu, maka akan mudah terjadinya

kebingungan walaupun dalam situasi yang sederhana sekalipun.

Organisasi sosial memiliki proses yang dinamis, yaitu pola-pola

antar hubungan manusia yang ada di dalamnya senantiasa mengalami

perubahan. Walaupun pada kenyataannya pola tersebut tetap bersifat

teratur dan dapat diramalkan. Sehingga seorang sosiolog mempelajari

organisasi sosial itu sebagai suatu kondisi dan juga sebagai suatu proses.

Di satu pihak sosiolog memperhatikan bangunan struktur dari tindakan

(social action), tetapi di lain pihak juga memperhatikan proses-proses

perubahan dalam tindakan-tindakan sosial (Supriyadi, 1997:37)

Manusia adalaha makhluk social yang pada hakekatnya tidak dapat

hidup tanpa manusia yang lain. Dalam kehidupannya manusia dituntut

untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan

dengan akal pikiran, perasaan dan kehendaknya. Sehingga kondisi ini

menimbulkan kelompok social pada kehidupan manusia. Kelompok social

tersebut merupakan himpunan ataukesatuan manusia oleh karena itu

adahubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain :

menyangkut hubungan timbale balik yang saling mempengaruhi, dan juga

adanya satu kesadaran untuk saling tolong menolong.

(37)

commit to user

Terbentuknya organisasi sosial dalam bidang kemanusiaan ini ada

karena adanya kesadaran manusia akan perananya dalam hubungan timbal

balik dengan lingkungan. Hubungan antara manusia dan lingkungannya

bersifat timbal balik dan membentuk suatu system yang disebut ekosistem.

Dalam hubungan timbale balik ini, diperlukan adanya keselarasan ekologi,

yaitu suatu kejadian dimana makhluk hidup ada dalam hubungan yang

harmonis dengan lingkungannya, sehingga terjadi keseimbangan interaksi

antar makhluk hidup dan lingkungannya. Manusia sebagai makhluk hidup

selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara

manusia dan lingkungannya, mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi.

Ketidak seimbangan inilah yang akan mrnimbulkan gejolak dari alam,

yang berakibat lebih jauh adalah munculnya bencana alam.

2. Bencana Alam

Bencana alam adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami

(suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor)

dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang

baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian

dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian

yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau

menghindari bencana dan daya tahan mereka.

Pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta

memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan

(38)

commit to user

memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep

ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan

infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani

tantangan-tantangan serius yang hadir (www.sar nasional.com)

3. Tanah Longsor

Fenomena penyebab tanah longsor adalah karena adanya

perubahan-perubahan secara tiba-tiba ataupun perlahan-lahan dalam

komposisi, struktur, daur hidrologi atau kondisi vegetasi disuatu lereng.

Perubahan-perubahan itu terjadi karena :

a) Getaran-getaran bumi karena gempa, peledakan (bom, dll),

mesin-mesin, lalu lintas dan guntur atau petir. Sebagian besar

kelongsoran yang paling parah akibat dipicu oleh gempa bumi.

b) Perubahan-perubahan kadar air dalam tanah akibat hujan lebat

atau kenaikan ketinggian permukaan air.

c) Hilangnya penopang tanah permukaan bumi yang bisa terjadi

akibat erosi, proses pelongsoran tedahulu, pembangunan,

penggalian, penggundulan atau lenyapnya tumbuh-tumbuhan

yang semula akarnya mengikat tanah.

d) Peningkatan beban pada tanah yang disebabkan oleh hujan

deras, salju, penumpukan batu-batu lepas atau bahan-bahan

yang dimuntahkan gunung api, bangunan, sampah/ limbah dan

(39)

commit to user

Di kawasan perkotaanpun kadang terjadi longsoran, namun lebih

sering diakibatkan oleh perbuatan manusia itu sendiri, antara lain:

a) Pemotongan atau pembelokan arah aliran air alamiah dan

rekayasa yang menyebabkan perubahan kandungan air.

b) Pembangunan baru yang melibatkan metode-metode ‘tambal

sulam’ sehingga kestabilan lereng terganggu.

Selain itu untuk dapat mengantisipasi dampak yang disebabkan oleh

tanah longsor, masyarakat perlu mengetahui ciri-ciri umum tanah longsor.

Biasanya tanah longsor terjadi sebagai dampak sekunder dari hujan badai

yang lebat, gempa bumi serta letusan gunung api. Bahan-bahan yang

membentuk tanah longsor terbagi menjadi dua jenis lapisan batu atau

lapisan tanah (yang terdiri atas tanah dan berbagai sisa bahan organik).

Berdasarkan corak gerakannya, tanah longsor bisa digolong-golongkan

menjadi :

a) Guguran atau Runtuhan

Suatu guguran atau runtuhan adalah jatuhnya sejumlah

batuan atau bahan lain kearah bawah dengan gerakan meluncur

turun atau melenting di udara. Ini umum terjadi disepanjang

jalan atau jalur kereta api yang kanan kirinya bertebing curam,

atau tebing-tebing karang rendah di wilayah pantai. Tebing

batu atau tanah yang besar dan rapuh bisa menyebabkan

kerusakan besar bila runtuh atau gugur.

(40)

commit to user

Bila guguran hanya meluncurkan sejumlah kecil bahan dari

permukaan yang lebih tinggi (hanya rontokan saja), longsoran

atau luncuran besar ini melibatkan sejumlah besar bahan yang

tadinya membentuk permukaan lebih tinggi itu, yang

tergelontor kebawah. Ini terjadi akibat lapuk atau rapuhnya

suatu bagian (atau beberapa bagian) dari permukaan yang lebih

tinggi. Longsoran bisa jatuh kebawah dalam keadaan utuh, bisa

juga lebur berkeping-keping.

c) Robohan

Sesuatu roboh lantaran posisi semula yang membuatnya

berdiri mantap mengalami perubahan sehingga kedudukannya

goyah dan jatuh. Dalam kasusu suatu tebing, keambrukan

terjadi akibat gay-gaya rotasi yang memindahkan posisi

bebatuan. Lantaran perubahan ini, batuan mungkin terdorong

keposisi tidak stabil di puncak tebing. Keseimbangan hanya

bertumpu pada sudut tertentu yang masih terpijak. Bila terdapat

pemicu yanh menyebabkan titik tumpu itu berubahan, maka

tubuh batuan akan terdorong ke depan dan berjatuhan ke

dataran dibawahnya. Batu-batu yang jatuh dalam proses ini

hanya sedikit, hanya yang terletak diposisi genting saja di

pucuk tebing. Robohan ini tidak memerlukan banya gerakan

dan tak harus menyebakan guguran atau longsoran batu.

(41)

commit to user

Bongkah- bongkah tanah yang berukuran besar menyebar

melintang (horizontal) dengan retak pusatnya semula. Sebaran

lateral biasanya terjadi di lereng-lereng landai, biasanya kurang

dari 6% dan umumnya mentebar sampai 3-5 meter. Biasanya

mula-mula terjadi patahan atau sesar dari dalam, membentuk

banyak rekahan di pemukiman. Ini bisa tejadi lantaran

pelarutan tanah (misalnya akibat gempa). Pada saat Alaska

diguncang gempa tahun 1964, lebih dari 200 jembatan rusak

atau hancur akibat persebaran lateral delta-delta yang terbuat

dari endapan banjir terdahulu.

e) Aliran Rombakan

Aliran tanah dan bebatuan yang longsor ini menyerupai

cairan kental, kadang bergerak sangat cepat, dan bisa

menjangkau beberapa kilometer. Biasanya terjadi setelah hujan

lebat, meskipun air tidak selalu diperlukan untuk menyebabkan

aliran ini. Aliran lumpur sedikitnya 50% diantaranya berupa

pasir, lempung dan endapan. Bila lumpur mengalir dari letusan

gunung api, namanya lahar, yakni bahan-bahan letusan yang

tertimbun di lereng-lereng dan mendingin, tergelincir turun

akibat hujan deras, pelelehan salju yang mendadak atau luapan

air danau. Aliran limbah murni terdiri atas tanah, batuan, dan

sisa-sisa jasad organik., berpadu dengan air dan udara

(42)

commit to user

curam. Aliran rayapan terjadi jika tanah atau bebatuan terkikis

dan mengalir pelan-pelan, hampir tak Nampak perubahannya.

Meski begitu dalm jangka panjang rayapan ini bisa juga

menyebabkan tiang-tiang listrik, telepon dan lain-lain ambruk

meluncur kebawah.

a. Meramalkan terjadinya longsoran.

Kecepatan gerak tanah longsor bermacam-macam antara yang sangat

perlahan (kurang dari 6 centimeter pertahun) hingga yang luar biasa

cepatnya (lebih dari 3 meter per detik). Lantaran inilah barangkali

kemampuan kita untuk melacak gejala dan meramalkannya pun

berbeda-beda. Bila yang dimaksud adalah ramalan akurat dan pasti sangat sulit

dibuat. Kapan dan seberapa besar daya kelongsoran akan sulit

diperkirakan sekalipun adanya situsi pemicu yang kuat ramalan akan

terjadi hujan lebat, adanya kegiatan seismik tersebut. Berpadu dengan

pengamatan kelongsoran tanah mungkin bisa menjadi paduan

memperkirakan kemungkinan waktu (secara garis besar) dan

dampak-dampak yang mungkin timbul.

b. Data geologis

Ada dua aspek geologis yang penting artinya untuk menilai kestabilan

tanah dan meramalkan terjainya kelongsoran :

Litologi adalah kajian tentang batuan dan kandungannya, tampilan

permukaan / teksturnya atau berbagai cirri lain yang akan mempengaruhi

(43)

commit to user

bentuk, kepekaan terhadap bahan kimia dan pengolahan fisik serta

berbagai faktor penentu kestabilan lereng. Struktur batuan dan tanah atau

tampilan yang mempengaruhi kestabilannya, termasuk urutan dan corak

lapisan, perubahan-perubahan litologis, bentangan-bentangan titik-titik

pertemuan atau persediaan antar bagian, patahan / sesar dari lipatan.

Geomorfologis

Data geomorfologis terpenting untuk membantu meramalkan tanah

longsor adalah sejarah kelongsoran tanah di daerah yang teliti.

Faktor-faktor lainnya mencakup kemiringan atau kecuraman sehubungan dengan

kekuatan

Untuk memperkirakan terjadinya kelongsoran diperlukan data-data

geologi (kajian tentang bentuk-bentuk permukaan tanah), hidrologi (kajian

tentang daur peredaran air, dan flora di daerah tertentu. Oleh karena itu

masyarakat perlu mewaspadai bencana tanah longsor dengan mengenali

gejala dan cara penanganannya.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diangkat yaitu mengenai, peran SAR

(Search And Rescue) sebagai organisasi sosial dalam menangani

bencana alam diwilayah rawan bencana kabupaten karanganyar,

maka jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif kualitatif.

Deskripti kualitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang

(44)

commit to user

dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian

ini mampu mengungkapkan informasi dengan cara

mendeskripsikan atau mampu memberikan gambaran realitas

social sebagaimana adanya dan relatif utuh.

2. Tempat penelitian

Lokasi penelitian di wilayah rawan bencana yang ada di Kabupaten

Karanganyar. Alasan pemilihan lokasi yaitu bahwa Kabupaten

Karanganyar di beberapa daerah terdapat lokasi rawan bencana dan

yang menangani masalah bencana tersebut adalah organisasi SAR

Karanganyar yang beranggotakan orang-orang yang berdomisili di

sekitar wilayah Karanganyar. Lokasi tersebut adalah merupakan

markas dari SAR Kabupaten Karanganyar. Sedangkan Tempat

lokasi penelitian sebagai daerah bencana adalah Desa Nglegok,

Kecamatan Ngargoyoso, dan Desa Balong, Kecamatan Jenawi.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data dan informasi yang diperoleh langsung dengan

melakukan wawancara. Ineorman yang dipilih berasal dari

pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah tersebut.

Pihak-pihak yang dimaksud adalah pengurus SAR Karanganyar,

anggota SAR Karanganyar, serta warga masyarakat sekitar

Desa Nglegok, Kecamatan Ngargoyoso, dan Masyarakat

(45)

commit to user b. Data Sekunder

Yaitu data dan informasi yang diperoleh secara tidak langsung

dari sumber data melalui data-data tertulis. Dat tersebut antara

lain :

- Data monografi Kabupaten Karanganyar

- Monografi dari maing-masing daerah rawan bencana

yang menjadi obyek penelitian yaitu Desa Nglegok

Kecamatan Ngargoyoso dan Desa Balong, Kecamatan

Jenawi.

- Data dari SAR Karanganyar yang berupa buku, leaflet

maupun data yang berupa foto-foto dari hasil

dokumentasi

- Data dari internet yang berkaitan dengan masalah

penelitian

4. Metode pengambilan Sampel

Dalam memilih sampel yang lebih utama adalah bagaimana

menentukan sevariatif mungkin sehingga dapat dipilih dan digunakan

sebagai informan yang dapat dipercaya dan penting untuk memperluas

informasi.

Teknik yang digunakan adalah purposive sampling yaitu yang

dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.

Purposive sampling artinya pengambilan sampel yang berdasarkan

(46)

commit to user

Sehingga unit sampel yang diambil disesuaikan dengan kriteria

tertentu yang dianggap mampu memberikan informasi yang jelas dan

tepat sesuai dengan kebutuhan penelitian. Selain itu juga informan

bervariasi dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda dilihat dari

usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan (HB. Sutopo,

2002: 36) Dalam penelitian ini terdapat 12 informan. Sepuluh

informan tersebut terdiri dari 4 orang pengurus organisasi sosial SAR

Karanganyar sendiri, 4 orang tokoh masyarakat yang dianaggap

kompeten dalam penggalian data, dan 4 orang dari masyarakat sekitar

lokasi rawan bencana tanah longsor.

5. Teknik Pengambilan Data

a. Observasi non partisipan

Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan

sengaja melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap gejala

yang diamati. Untuk mendapatkan data dilapangan, maka

peneliti melakukan pengamatan secara langsung.

Peneliti melakukan pengamatan di wilayah pasca bencana.

Antara lain di wilayah Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso

yang merupakan daerah pasca bencana tanah longsor, serta

hingga kini masih menjadi titik rawan longsor dan wilayah

yang masih dalam panatauan rawan longsor yang lain adalah

(47)

commit to user

terdapat beberapa titik retakan tanah yang sewaktu-waktu dapat

mengakibatkan longsor jika hujan lebat turun.

b. Wawancara mendalam

Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah

manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan.

Untuk itu diperlukan wawancara yang mendalam yang tidak

menggunakan struktur yang ketat dan formal.

Dengan teknik tersebut diharapkan mampu mendapatkan segala

informasi yang diperlukan. Yaitu mengapa para pemuda

berperan aktif menjadi salah satu anggota SAR Karanganyar

yang bekerja tanpa pamrih dan tanpa mengenal waktu. Yang

menjadi informan disini adalah para pengurus Organisasi SAR

Karanganyar itu sendiri, dan beberapa orang tokoh masyarakat

yang mengenal adanya organisasi sosial ini dan untuk

mengetahui sejauh mana peran dan manfaat adanya SAR juga

dilakukan wawancara terhadap beberapa orang yang menjadi

korban bencana tanah longsor yang bersentuhan langsung

dengan kerja anggota SAR.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder dengan

(48)

commit to user

SAR Karanganyar serta warga setempat yaitu warga sekitar

daerah bencana antara lain adalah warga desa Nglegok

Kecamatan Ngargoyoso, dan warga Desa Balong, Kecamatan

Jenawi.

6. Validitas Data

Menggunakan teknik trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai penimbang terhadap data itu. Dezn

(1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik dan teori.

Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah

pemeriksaan melalui sumber lainya. Dalam penelitian ini

menggunakan triangulasi sumber yang berarti membandingkan dan

mengecek balik drajat kepercayaan suatu informasi yang telah

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dlam metode kualitatif

(Patton, 1987:331). Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkn data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatan orang didepan umum

dengan apa yang dilakukannya secara pribadi

c. Membandingkan apa yang dikatan oang-orang tentang situasi

(49)

commit to user

d. Membandingkan kadan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang

e. Memebandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan (Moleong, 1990:178)

7. Teknik Analisa Data

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses

seleksi,

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan atau yang biasa disebut

fieldnote. Reduksi data berlangsung terus menerus selama

kegiatan penelitian berlangsung dilapangan. Proses

berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang

kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus,

penyusunan pertanyaan penelitian dan juga cara pengumpulan

data yang akan digunakan.

Dengan kata lain reduksi data adalah bagian dari proses

analisis yang mempertegas ,memperpendek, membuat focus,

membuang hal yang tidak penting dan mengatur dta

sedemikian rupa sehigga kesmpulan peneitian dapat dilakukan.

(50)

commit to user

Komponen analisis kedua adalah sajian data. Penyajian data

merupakan suatu rakitan organisasi informasi atau deskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan

penelitian dapat dilakukan.

Penyajian data merupakan komponen analisis kedua yang

penting sehingga kegiatan perencanaan kolom dalam bentuk

matriks bagi data kualitatif dalam bentuknya yang khusus

sudah membawa peneliti memasuki daerah anlisis penelitian.

Kedalaman dan kemantapan hasil analisis sangat ditentukan

oleh kelengkapan sajian datanya.

c. Penarikan Kesimpulan dan verivikasi (Conclution Drawing )

Penrikan kesimpulan dilakukan setelah proses pengumpulan

data benar-benr selesai dan hasil kesimpulan tersebut perlu

diverivikasi agar cukup mntap dan benar-benr dapat

dipertanggung jawabkan. Verivikasi dapat dilakukan dengan

cara melakukan pengulangan-pengulangan dengan cepat

dengan tujuan untuk pemantapan dan penelusuran data

kembali. Pada dasarnya data tersebut harus diuji validitasnya

supaya kesimpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih

(51)

commit to user

39 BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Karanganyar terletak di Propinsi Jawa Tengah yang

memiliki banyak wilayah pegunungan yang juga merupakan daerah rawan

bencana terutama tanah longsor karena banyaknya dataran tinggi dan

perbukitan. Dataran tinggi dan perbukitan yang rawan terkena longsor

pada umumnya mengenai wilayah pertanian, karena memang seharusnya

di perbukitan yang tinggi tidak disarankan untuk daerah pertanian atau

perkebunan. Pada akhir tahun 2007 Kabupaten Karanganyar tertimpa

bencana alam yang cukup besar termasuk didalamnya adalah bencana

tanah longsor yang memakan banyak korban jiwa.

1. Batas Wilayah

Kabupaten Karanganyar mempunya batas- batas wilayah, lebih

tepatnya berbatasan dengan beberapa Kabupaten, Kota dan

Propinsi. Sebelah utara dari Kabupaten Karanganyar berbatasan

langsung dengan Kabupaten Sragen. Tidak jarang wilayah operasi

SAR Air dari SAR Karanganyar sering memasuki wilayah

Kabupaten Sragen, karena sungai-sungai besar yang mengalir

menuju di kabupaten terseb

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3 Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

ketepatan indikasi, pasien adalah 100% sedangkan untuk tepat obat 90%, dosis 73,06% dan waktu pemberian 93,6% hal ini bisa dikarenakan penggunaan antibiotik

Setelah terjadinya perubahan dalam perangkat keras, perangkat lunak, dokumentasi atau prosedur untuk melihat kesalahan dengan kebutuhan baru atau perbaikan efisiensi proses,

Metode analisis luas muka diawali dengan operasi white test untuk mendapatkan kurva hubungan volume gas yang dimasukkan terhadap tekanan hasil proses. Data tekanan operasi white

Faktor- faktor Muhammadiyah diterima di masyarakat Minangkabau adalah karena H.Abdul Karim Amrullah dan pendiri Muhammadiyah K.H.Ahmad Dahlan merupakan sama- sama murid dari Syekh

 To reduce the high number of unregistered people around the world through the use of mobiles phones by midwives , frontline community health workers and the heath system workers.

Pengolahan data ini meliputi pengolahan data sebelum dan sesudah perbaikan menu makanan. Dan sebelum perbaikan berfungsi untuk menentukan jenis pekerjaan, jumlah kalori yang

Saya juga berniat untuk meningkatkan potensi akademis saya dengan meraih ipk yang memuaskan agar dapat membanggakan orang tua di kota asal saya, Bekasi.. Jika saya berkesempatan

Maka nilai fitness dari total harga tiket masuk wisata dan lama wisata selama satu hari yang didapat adalah yang sesuai atau lebih kecil sama dengan dana wisata dan lama waktu