• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERANCANGAN

Dalam dokumen RESORT DI PANTAI SOWAN. (Halaman 58-77)

4.1 Analisa Site

Dalam perencanaan dan perancangan, analisa site mempunyai peranan penting dalam penentuan zonning, perletakan entrance atau pintu masuk, arah hadap bangunan dan tampilan bangunan.

4.1.1 Analisa Ak sesibilitas

Pencapaian site lokasi dari daerah sekitarnya ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap :

- Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek

- Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek.

- Sudut pandang

- Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada.

Pada lokasi site ini keleluasaan untuk berorientasi terhadap obyek sulit didapat karena site ini menjorok ke pantai dan agak jauh dari jalan. Akan tetapi masih dapat dijangkau dari segi penglihatan karena luas lahan yang cukup besar dan bangunan cukup tinggi. Dapat diperoleh apabila masuk ke pedesaan tepatnya Dusun Sowan yang menuju ke pantai Sowan, karena jalan ini merupakan satu-satunya akses yang dapat digunakan untuk menuju ke lokasi site. Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek, dengan ditandai suatu landmark sehingga mempermudah menarik perhatian terhadap lokasi site tersebut yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau. Karena titik pandang pengamat yang pertama dari jalan pantura adalah pada bagian ini, seperti yang ditunjukkan oleh garis panah pada gambar 4.1 berikut ini :

46

Gambar 4.1. Sudut Pandang view Sumber : Analisa Penulis, 2011

Sedangkan kecepatan maksimum pada jalan ini sangat tinggi, karena jalan ini merupakan jalan pantura yang memiliki lebar 5.5 meter dengan banyak kendaraan (motor, mobil pribadi, truk, angutan umum dll) yang melewati jalan ini. Jalan ini dibuat dua arah. Berdasarkan penilaian-penilaian tersebut maka dapat ditentukan letak pintu masuk (entrance) dapat diletakkan pada sisi barat site, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4.2 Letak Entrance pada Site di bawah ini.

Gambar 4.2. Perbandingan Letak Main Entrance Sumber : Analisa Penulis, 2011

SITE

Ds. Bogor ejo

Ds. Bogor ejo

SITE

Ent rance Sit e

Ent rance m enuju lokasi Jawa Timur Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Tengah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Main entrance terdapat di depan jalan pantura disebut main entrance awal (titik berwarna merah) yang menuju ke arah site sengaja diletakkan sebelah utara karena lebih mempermudah akses masuk ke site, agar tidak terjadi kemacetan. Sedangkan main entrance ke dua yang menunjukkan entrance bangunan sebagai perbandingan, maka dilakukanya sebuah analisa dari 2 (dua) letak entrance bangunan yang terlihat pada gambar 4.2. Dari warna hijau adalah entrance yang terdapat disudut atau tikungan pada jalan makadam, sehingga kurang baik karena akan menyebabkan kemacetan. Entrance kedua yaitu pada warna biru yang terletak sebelah utara, akan tetapi entrance tersebut memiliki jarak tempuh lebih jauh dari pada entrance pertama, tetapi site tersebut akan membuat sebuah lanmark depan site sehingga terlihat dari luar.

Gambar 4.3. Perletakan Main Entrance Sumber : Analisa Penulis, 2011

Terlihat pada gambar 4.3 mendapatkan hasil analisa perbandingan perletakkan entrance, dimana mempunyai kriteria yang masuk akal serta tepat sehingga dapat ditentukan untuk entrance bangunan berwarna biru dan ditentukannya pintu keluar (out) pada site bangunan yaitu terdapat pada warna orange. SITE Jawa Timur Jawa Tengah

48 4.1.2 Analisa Ik lim

Analisa iklim dapat dimulai dari analisa orientasi matahari, pembayangan pergerakan udara (angin) dan curah hujan. Analisa-analisa adalah sebagai berikut : 1. Matahar i

Pada gambar 4.4 menjelaskan arah matahari sebagai berikut :

Gambar 4.4. Arah matahari Sumber : Analisa Penulis, 2011

Dimulai dari analisa pencahayaan dengan posisi peta yang menunjukkan arah matahari dari arah kanan (Timur) ke arah kiri (Barat) berpengaruh bagi bangunan. Sisi Barat dan Utara merupakan daerah yang paling panas, oleh karena itu diletakkan zona public pada sisi Barat ini dan sebelah Utara diletakkan zona privat dan semi privat yang dibantu oleh beberapa vegetasi berupa pohon-pohon tinggi dan rindang yang diletakkan disekitar daerah yang mempunyai pencahayaan yang panas dan memberikan sebuah kanopi atau atap yang lebih panjang agar bayangan atap dapat membantu pengurangan pencahayaan tersebut.

Sedangkan orientasi matahari paling dingin berada di sisi Timur dan Selatan. Sehingga orientasi bangunan sebaiknya menghadap ke arah Selatan dan

U S T B Ds. Bogor ejo SITE Jawa Timur Jawa Tengah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

bagian timur perlu memaksimalkan bukaan pada dinding, agar pencahayaan alami pada pagi hari dapat maksimal.

a. Pembayangan

Pembayangan sebaiknya dimaksimalkan pada bagian Barat dan Utara, karena bagian Barat dan Utara ini paling banyak menerima panas matahari. Sehingga jika memaksimalkan pembayangan pada bagian ini dapat sedikit mengurangi panas matahari yang masuk, yaitu dengan pembuatan sunshading, penambahan vegetasi dan bangunan tetangga sebagai pembayangan.

b. Pergerakkan Udara

Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim penghujan disini terjadi karena adanya pergerakan angin. Angin terdapat dua jenis angin muson (monsoon) yang terjadi karena tanah air kita terletak diantara dua Benua (Asia dan Australia) dan pergeseran letak bumi dan matahari. Apabila matahari berada dibelahan bumi Utara, maka tekanan udara di Asia menjadi rendah.

Sedangkan didaerah belahan Selatan di Australia bertekanan udara tinggi (+), akibatnya terjadi pergeseran massa udara dari Australia ke Asia yang dalam perjalanannya menimbulkan musim kemarau. Sebaliknya apabila matahari berada dibelahan Selatan terjadi gerakan dari Asia ke Australia, massa udara banyak membawa uap air sehingga di Indonesia terjadi musim hujan.

Sedangkan angin local terjadi karena lingkungan sekitar, misalnya apabila lingkungan tersebut terdapat banyak permukiman maka berpengaruh pada pergerakan angin local yang tidak teratur dan terjadi juga dilingkungan yang terdapat banyak pohon, akan berbeda pergerakan angin yang terjadi. Dapat dilihat pada gambar 4.4 terdapat angin muson dan local.

2. Ar ah Angin

Arah angin terdiri dari 2 (dua) jenis angin yang terdapat pada Kota Bancar ini yaitu angin muson (monsoon) dan local yang terdapat pada gambar 4.4 berikut ini :

50 Ds.

Arah angin sangat berperan penting bagi bangunan. Dilihat dari gambar 4.4. angin memiliki dua arah yaitu arah Utara dan Selatan. Pada arah Barat Laut ke Timur sedangkan arah angin Timur Tenggara, hal ini terjadi karena angin muson (tanda panah orange). Untuk arah angin dari laut (Utara) ke Selatan menunjukkan angin laut yang terjadi pada siang hari sedangkan dari arah Selatan (darat) ke Utara menunjukkan angin darat yang terjadi pada malam hari. Hal ini dinamakan terjadinya angin local (tanda panah merah). Maka dari itu, dikarenakan untuk menghemat penggunaan AC atau kipas angin dalam Bangunan, yang harus dilakukan adalah dengan membuka kedua arah angin, misalnya dengan menggunakan lobang angin baik dengan memasang jalusi ataupun roster baik keramik atau beton, yang perlu diperhatikan adalah angin tidak dapat masuk apabila tidak terdapat lobang untuk keluar.

3. Ar ah Cur ah Hujan

Curah hujan terjadi pada musim hujan karena di Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan Hujan. Pada musim hujan akan terjadi siklus air, yang terjadi pertama kali mulai dari uap air laut yang diserap oleh awan sehingga menyebabkan mendung serta terjadinya hujan dan disalurkan ke perbukitan. Dari sinilah dapat ditanggulangi dengan desain atap bangunan sesuai dengan musim negara kita. Jadi, dapat dibantu dengan system drainase disekitar bangunan untuk penanggulangan banjir. Dapat dilihat pada gambar 4.5. yang menganalisa curah hujan sampai ke site bangunan.

U

S T B

SITE

Gambar 4.5. Arah angin Sumber : Analisa Penulis, 2011

Jawa Timur Jawa

Tengah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

4.1.3 Analisa Lingkungan Sekitar

Dalam analisa lingkungan sekitar akan dijelaskan, diuraikan, digambarkan dan ditetapkan potensi-potensi lingkungan sekitar secara visual (view) dan kebisingan pada bangunan sekitar yang potensial, yang dapat dijadikan orientasi.

4.1.3.1.Analisa view ter hadap site. 1. View dar i Tapak

View paling baik adalah pada sisi depan yaitu utara tapak, karena space pemandangan lebih luas dan bagian timur tapak dapat melihat matahari terbit dan laut. Sehingga orientasi bangunan dapat ditetapkan ke arah Timur, yaitu bagian yang diberi tanda positif (+) pada gambar 4.5. View dari Tapak.

Ds. Bogor ejo SITE U S T B

Gambar 4.6. Analisa Curah Hujan Sumber : Analisa Penulis, 2011

Jawa Timur Jawa

52

Gambar 4.7. Arah Bangunan Sumber : Analisa, 2011

2. Kebisingan

Dilihat dari penduduk sekitar dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan ada tiga yaitu kebisingan tinggi, sedang, serta rendah.

- Kebisingan tinggi terdapat tepat pada jalan depan site bangunan,

- kebisingan sedang terdapat di laut karena dengan adanya bunyi ombak yang cukup deras,

- kebisingan rendah terdapat di bagian selatan pada area permukiman Dusun Sowan karena permukiman dengan kondisi yang tidak padat.

Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa area yang mempunyai tingkat kebisingan rendah atau sedang dapat digunakan pada area hunian.

Ds. Bogor ejo U S T B SITE

+

+

Jawa Timur Jawa Tengah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Gambar 4.8. Analisa kebisingan Sumber : Analisa, 2011

4.1.4. Analisa Zoning

Analisa zoning dapat didasarkan oleh tiap-tiap pengelompokkan suatu area. Yang dapat dibagi menjadi beberapa zona yaitu zona public, semi public, privat, semi privat dan servis. Penggolongan pada site ini tergolong pada zona public.

Dilihat pada gambar 4.9 dapat mengelompokkan suatu zona yang satu dengan yang lain, zona hunian diletakkan pada sebelah Timur karena mempunyai tingkat kebisingan rendah dan sedang, factor lainnya yang mempengaruhi adalah

Ds. Bogorejo

SITE

J alan menuju site

U S T B U S T B Ar ea semi pr ivat Semi Public

Gambar 4.9. Analisa Penzoningan Sumber : Analisa, 2011 Jawa Timur Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Tengah Ds. Bogor ejo par kir Pr ivat Pr ivat Public

54

view yang didapat yaitu view laut dan persawahan. Sedangkan sona public dan servis sengaja doletakkan dekat jalan atau mempunyai tingkat kebisingan tinggi sehingga tidak berpengaruh bagi penghuni kamar. Serta area semi public terdapat sebelah utara karena mempunyai satu view yaitu laut yang dapat dimanfaatkan sebagai area olah raga dan restoran.

4.2. Analisa Ruang

Analisa ruang menjelaskan tentang organisasi ruang yang ada beserta pola hubungan dan sirkulasi bangunan.

4.2.1. Or ganisasi Ruang

Bangunan yang akan dirancang merupakan bangunan tatanan massa dimana pembagian ruang lebih kepada pembagian tiap lantai ruang. Berikut ini adalah kelompok fasilitas yang dibutuhkan pada Resort di Pantai Sowan, Tuban, sebagai berikut :

Gambar 4.10. Diagram Organisasi makro Sumber : Analisa Penulis, 2011

IN Out lobby pengelola M usholla Parkir umum H u n i a n Hunian spa Rest oran Selasar Sunset drink

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Pada diagram 4.11. terdapat organisasi makro yang merupakan garis besar atau perwakilan tiap-tiap area. Dimulai dari main entrance yang dilanjutkan ke area parkir langsung menuju ke lobby yang menjadi pusat dari semua area. Lobby akan menghubungkan pada tiap-tiap area, dimulai dari area public dan semi public serta ke area hunian yang akan melewati sebuah selasar. Dimana selasar sebagai fungsi kedua dari lobby yaitu penghubung antar ruang akan tetapi hanya bagian dari area privat dan semi public.

Gambar 4.11. Diagram Organisasi Mikro bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2011

H U N I A n Lobby

Gambar 4.12. Diagram Organisasi Makro bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2011

R. Pengelola Hunian penunjang H U N I A n Hunian Lobby Rest oran cafetaria spa pengelola musholla

56

Pada organisasi mikro menjelaskan bahwa tiap-tiap area mempunyai ruang-ruang tertentu yang perlu diperjelas sehingga mempunyai pandangan luasan lahan yang akan dibangun sebuah resort untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga dapat terbagi sesuai kebutuhan pada site yang akan ditempatkan sebuah resort.

4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirk ulasi

Hubungan ruang menjelaskan tentang seberapa dekat keterkaitan antara satu ruang dengan ruang lainnya. Karena suatu hubungan ruang dapat mempengaruhi atau menjadi pertimbangan terhadap perletakan ruang atau bentukan rancangan nantinya. Namun sebelum hubungan antar ruang perlu dijelaskan terlebih dahulu hubungan antar massa bangunan, karena bangunan ini nantinya dibuat dengan banyak massa. Terkait dengan penggolongan ruang dapat dibagi beberapa ruang dan dijadikan sendiri-sendiri untuk mempermudah pencarian.

Gambar 4.13. Diagram Hubungan Ruang Penghuni Resort Sumber : Analisa Penulis, 2011

Keter angan : Dekat Cukup dekat

Jauh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Hubungan ruang sangat penting untuk memperlancar perencanaan pembangunan sebuah resort. Dan hubungan ruang penghuni resort dapat dilihat pada diagram 4.13 yang menjelaskan hubungan antar ruang yang berpengaruh pada penghuni karena penghuni resort adalah factor utama yang terpenting untuk menikmati fasilitas didalam resort tersebut.

Keter angan : Dekat Cukup dekat Jauh

Pada diagram hubungan ruang servis juga penting untuk kelengkapan dan factor terpenting bagi bangunan. Dilihat pada diagram 4.6 Area servis mempunyai pembagian tersendiri pada tiap ruang yang berhubungan.

Gambar 4.14. Diagram Hubungan Ruang Servis Sumber : Analisa Penulis,2011

58 Keter angan :

Dekat Cukup dekat Jauh

Hubungan ruang pengelola dapat dilihat pada diagram 4.15 dengan berbagai bagian-bagian setiap ruang dapat dihubungkan dan dianalisa. Karena bagian pengelola inilah yang menjadi ruang kerja untuk mengelola sebuah resort.

4.2.3. Diagr am Abstr ak

Hubungan “block” masing-masing massa bangunan, baik hubungan diagram secara horisontal (dalam satu lantai), maupun hubungan diagram secara vertikal (antar lantai) akan dijelaskan pada diagram abstrak.

Pertama akan menjelaskan diagram antar massa bangunan yang mempunyai beberapa uraian dalam bentukan tiap massa bangunan. Yang terpenting adalah bentukan massa bangunan pada hunian karena hunian pada

Gambar 4.15. Diagram Hubungan Ruang Pengelola

sumber : Analisa,2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

J a l a n

resort ini terpacu pada pemandangan Pantai Sowan sebagai daya tarik resort. Hunian disini dirancang dengan bentukan yang mirip dengan huruf ‘ L ‘ yang sengaja dihadapkan ke pantai dengan diberi sebuah bukaan pada bangunan. Dan symbol ‘ + ‘ terdapat di lobby karena menyesuaikan fungsinya dengan bukaan yang lebar.

Kedua akan menjelaskan diagram antar lantai, dimana tiap lantai tersebut sudah terlihat sirkulasi terutama di massa hunian.

Gambar 4.16. Diagram hubungan antar massa Sumber : Analisa Penulis, 2011

Dari gambar 4.16 menunjukkan hubungan antar massa bangunan yang dibagi menurut kebutuhan para pengunjung. Mulai dari entrance menuju ke parkir pengunjung setelah itu menuju ke Lobby dapat melalui drop off juga, dimana setiap pengunjung harus memasuki area lobby untuk check in, beristirahat, bermain dan bersantai. Setelah itu pengunjung dapat menikmati fasilitas hunian yang tersedia menurut tipe kamar masing-masing. Apabila pengunjung menginap, maka diperbolehkan menikmati fasilitas penunjang yang ada di Resort ini. Entr ance Spa Masjid Par kir staff Parkir Pengunjung cafetar ia Hunian Hunian Lobby pengelola out Laut Rest oran

60

Sebaliknya apabila pengunjung hanya bertamu, maka hanya sebagian fasilitas penunjang yang diperbolehkan untuk dipakai misalnya, area bermain, restoran.

Hubungan secara horisontal atau hubungan dalam satu lantai akan digambarkan berdasarkan pada masing-masing fasilitas bangunan dan tiap lantainya. Adapun kelengkapan pembagian ruang antar lantai pada hunian yang terlihat pada gambar 4.17 berikut ini :

Gambar 4.17. Diagram hubungan antar lantai Sumber : Analisa Penulis, 2011

Pada gambar diatas menggambarkan hubungan antar lantar tiap hunian. Dari hunian a, b dan c mempunyai hubungan antar lantai yaitu dari lantai 1 sampai lantai 3 memiliki bentuk yang sama.

4.3 Analisa Bentuk Dan Tampilan

Analisa bentuk dan tampilan adalah dasar dari sebuah rancangan untuk mewujudkan suatu bangunan dengan berbagai ide bentuk massa ataupun bangunan. Dan diwali dengan konsep atau tema bangunan untuk mempermudah dan memperjelas perancangan.

4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan

Analisa bentukan massa bangunan dapat disajikan dalam bentuk baik secara dua dimensi maupun tiga dimensi. Bentukan massa bangunan dapat dimulai dari bentukan site pada lokasi dan juga.

Bentukan tiap massa dilihat pada bentukan site yang ada terdiri dari

b. Hunian C c. Hunian A a. Hunian B

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Gambar 4.18 Analisa bentukan massa bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2011

Dapat dilihat pada gambar 4.18 mencoba menganalisa bentukan massa sesuai site dan keadaan lingkungan sekitar untuk mendapatkan sebuah bentukan yang unity. Pada site tersebut terdapat beberapa massa yang perletakkannya menyesuaikan organisasi ruang yang sudah terancang dan sesuai kebutuhan ruang.

4.3.2. Analisa Tampilan

Untuk membuat sebuah perancangan bangunan perlu adanya sebuah tampilan bangunan yang didasari dengan konsep bangunan. Konsep bangunan ini memilih konsep arsitektur tropis karena memiliki kriteria bangunan dengan atap lebar mungkin hanya mampu mencegah air hujan untuk tidak masuk bangunan, namun belum tentu mampu menurunkan suhu udara yang tinggi dalam bangunan tanpa disertai pemecahan rancangan lain yang tepat.

Kriteria arsitektur tropis tidak perlu lagi hanya dilihat dari sekedar ‘bentuk’atau estetika bangunan beserta elemen-elemennya, namun lebih kepada kualitas fisik ruang yang ada di dalamnya: suhu ruang rendah,kelembapan relatif

62

tidak terlalu tinggi, pencahayaan alam cukup, pergerakan udara (angin) memadai,terhindar dari hujan, dan terhindar dari terik matahari.

Secara definisi, arsitektur tropis adalah suatu karya arsitektur yang mampu mengantisipasi problematik yang ditimbulkan iklim tropis. Bagaimana problematik yang ditimbulkan iklim tropis tersebut dapat dijawab melalui desain atau rancangan arsitektur? Jawabannya adalah dengan rancangan arsitektur tropis.

Gambar 4.19. Contoh Bangunan Tropis Sumber : Analisa Penulis, 2011

Rancangan arsitektur tropis, sebagaimana halnya pada arsitektur sub-tropis, dapat bercorak seperti modern, pascamodern, dekonstruksi, high-tech, dan sebagainya. Hal yang penting dalam arsitektur tropis adalah, bahwa rancangan tersebut harus sanggup mengatasi problematik yang ditimbulkan iklim tropis,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

seperti hujan deras, terik matahari, suhu udara tinggi, kelembapan tinggi (untuk tropis basah) ataupun kecepatan angin yang umumnya rendah.

Dengan demikian, pemahaman arsitektur tropis yang beratap lebar, berteras, dan lainnya menjadi tidak mutlak lagi. Bangunan beratap lebar mungkin hana mampu mencegah air hujan agar tidak masuk ke dalam bangunan, namun permasalahan suhu udara yang tinggi belum tentu dapat diselesaikan hanya dengan rancangan atap semacam itu. Diperlukan solusi rancangan lain di luar itu.

64

BAB V

Dalam dokumen RESORT DI PANTAI SOWAN. (Halaman 58-77)

Dokumen terkait