• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perbandingan Kecepatan Angin pada Masing-Masing Massa Bangunan Sekolah berdasarkan Data Input Hasil Pengukuran dengan

3.6 Metode Analisa Data

4.2.2 Analisa Perbandingan Kecepatan Angin pada Masing-Masing Massa Bangunan Sekolah berdasarkan Data Input Hasil Pengukuran dengan

Hasil Perhitungan (Arah Barat)

Analisa perbandingan kecepatan angin pada masing-masing massa bangunan sekolah (arah Barat) ini menggunakan hasil simulasi CFD (arah Barat) dengan data input simulasi berupa: (a) nilai max kecepatan angin hasil pengukuran 2,82 m/s dan (b) nilai max kecepatan angin hasil perhitungan 4 m/s. Pada analisa perbandingan ini, digunakan nilai max dari hasil pengukuran dan hasil perhitungan karena sesuai dengan analisa pada subbab sebelumnya, analisa dengan data input kecepatan angin max menampilkan hasil yang lebih jelas. Berikut adalah analisa perbandingan kecepatan angin pada SDN 066048 dan SDN 066049 tersebut.

a. Analisa kecepatan angin pada lingkungan SDN 066048 dan SDN 066049

Gambar 4.38 Analisa perbandingan hasil simulasi CFD pada lingkungan SDN 066048 dan SDN 066049 hasil pengukuran (kiri) dengan hasil perhitungan (kanan) dari arah Barat

(Sumber: olah data)

Seperti terlihat pada Gambar 4.38, baik hasil simulasi CFD untuk data input kecepatan angin berdasarkan hasil pengukuran (kiri) maupun hasil perhitungan (kanan) menunjukkan hasil pola aliran udara (angin) yang sama pada lingkungan SDN 066048 dan SDN 066049 ini, walaupun dengan nilai kecepatan angin yang berbeda; hasil pengukuran (kiri) menggunakan rentang kecepatan angin 0-3,5 m/s, sementara hasil perhitungan (kanan) menggunakan rentang kecepatan angin 0-5 m/s.

Pada Gambar 4.38 ini, terlihat bahwa berdasarkan kedua sumber data input kecepatan angin (hasil pengukuran dan hasil perhitungan), kecepatan angin di sisi Barat SDN sama-sama lebih tinggi daripada kecepatan angin di sisi Timur SDN; terlihat dari warnanya: warna jingga (± 2,8 m/s dan ± 4 m/s) di sisi Barat SDN dan gradasi warna kuning, hijau, biru muda, hingga biru tua (< 2,8 m/s dan < 4 m/s) di sisi Timur SDN untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan.

Selain itu, Gambar 4.38 ini juga menunjukkan bahwa angin dari arah Barat yang menuju SDN cenderung membelok ke arah Utara dan Selatan SDN (Area 1 pada gambar) sebelum akhirnya kembali ke jalurnya semula (di sisi Timur SDN). Adapun pembelokan arah angin ini menyebabkan kecepatan angin di sisi Utara dan Selatan SDN ini cenderung meningkat; terlihat dari perbandingan warna sisi Barat SDN dengan sisi Utara dan Selatan SDN: warna jingga (± 2,8 m/s dan ± 4 m/s) di sisi Barat SDN dan warna jingga kemerahan

(> 2,8 m/s dan > 4 m/s) di sisi Utara dan Selatan SDN untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan.

b. Analisa kecepatan angin pada jalur (lorong) di SDN 066048 dan SDN 066049

Gambar 4.39 Analisa perbandingan hasil simulasi CFD pada jalur (lorong) di SDN 066048 dan SDN 066049 hasil pengukuran (kiri) dengan hasil perhitungan (kanan) dari arah Barat

(Sumber: olah data)

Seperti terlihat pada Gambar 4.39, baik hasil simulasi CFD untuk data input kecepatan angin berdasarkan hasil pengukuran (kiri) maupun hasil perhitungan (kanan) menunjukkan hasil pola aliran udara (angin) yang sama pada jalur (lorong) di SDN 066048 dan SDN 066049 ini, walaupun dengan nilai kecepatan angin yang berbeda; hasil pengukuran (kiri) menggunakan rentang kecepatan angin 0-3,5 m/s, sementara hasil perhitungan (kanan) menggunakan rentang kecepatan angin 0-5 m/s.

Pada Gambar 4.39 ini, terlihat bahwa berdasarkan kedua sumber data input kecepatan angin (hasil pengukuran dan hasil perhitungan), kecepatan angin pada jalur yang sejajar dengan arah angin (lingkaran 1 dan 2 pada gambar) sama-sama cenderung lebih tinggi daripada kecepatan angin pada jalur yang tegak lurus terhadap arah angin (lingkaran 3 dan 4 pada gambar). Hal ini terlihat dari warnanya: jalur pada lingkaran 1 dan 2 yang sejajar dengan arah angin didominasi warna hijau dan kuning (± 2 m/s dan ± 2,8 m/s); sementara jalur pada lingkaran 3 yang tegak lurus terhadap arah angin didominasi warna biru muda terang (± 1,2 m/s dan ± 1,8 m/s) untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan. Walaupun demikian, jalur pada lingkaran 4 (yang juga tegak lurus terhadap arah angin) didominasi warna biru muda terang dan hijau, menunjukkan kecepatan angin di jalur ini sedikit lebih tinggi daripada kecepatan angin di jalur pada lingkaran 3, yakni sekitar ± 1,4 m/s dan ± 2 m/s untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil

perhitungan. Adapun hal ini mungkin terjadi karena jalur pada lingkaran 4 ini merupakan jalur pembelokan dari angin (yang datang dari arah lapangan sekolah menuju massa bangunan C), sehingga kecepatan anginnya sedikit lebih tinggi daripada kecepatan angin di jalur pada lingkaran 3 yang terhalang oleh massa bangunan A di sisi Barat, arah datangnya angin.

c. Analisa kecepatan angin pada massa bangunan A SDN 066048 dan SDN 066049

Gambar 4.40 Analisa perbandingan hasil simulasi CFD pada massa bangunan A SDN 066048 dan SDN 066049 hasil pengukuran (kiri) dengan hasil perhitungan (kanan) dari arah Barat

(Sumber: olah data)

Gambar 4.41 Analisa perbandingan potongan (i) hasil simulasi CFD pada massa bangunan A SDN 066048 dan SDN 066049 hasil pengukuran (kiri) dengan hasil perhitungan (kanan) dari

arah Barat (Sumber: olah data)

Gambar 4.42 Analisa perbandingan potongan (ii) hasil simulasi CFD pada massa bangunan A SDN 066048 dan SDN 066049 hasil pengukuran (kiri) dengan hasil perhitungan (kanan) dari

arah Barat (Sumber: olah data)

Seperti terlihat pada Gambar 4.40-Gambar 4.42, baik hasil simulasi CFD untuk data input kecepatan angin berdasarkan hasil pengukuran (kiri) maupun hasil perhitungan (kanan) menunjukkan hasil pola aliran udara (angin) yang sama pada massa bangunan A SDN 066048 dan SDN 066049 ini, walaupun dengan nilai kecepatan angin yang berbeda; hasil pengukuran (kiri) menggunakan rentang kecepatan angin 0-3,5 m/s, sementara hasil perhitungan (kanan) menggunakan rentang kecepatan angin 0-5 m/s.

Pada Gambar 4.40, terlihat bahwa berdasarkan kedua sumber data input kecepatan angin (hasil pengukuran dan hasil perhitungan), angin yang datang dari arah Barat menuju massa bangunan A tersebut sama-sama cenderung membelok ke arah Utara dan Selatan massa bangunan A ini, sebelum akhirnya kembali ke jalurnya semula (di sisi Timur massa bangunan A). Akan tetapi, di sisi Selatan massa bangunan A ini, angin yang membelok tidak kembali ke jalurnya semula karena terhalang oleh massa bangunan B yang berada cukup dengan dengan massa bangunan A ini. Pembelokan arah angin tersebut menyebabkan kecepatan angin di sisi Utara dan Selatan massa bangunan A meningkat, terlihat dari perbandingan warna sisi Barat massa bangunan A dengan sisi Utara dan Selatan massa bangunan A: sisi Barat massa bangunan A menunjukkan warna biru muda terang (± 1 m/s dan ± 1,4 m/s); sementara sisi Utara dan Selatan massa bangunan A menunjukkan warna hijau dan kuning (± 2 m/s dan ± 2,8 m/s) untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan.

Di samping itu, pada Gambar 4.40 ini, terlihat juga bahwa angin yang datang dari arah Barat menuju massa bangunan A ini berkurang kecepatannya di sisi Barat massa bangunan A dan kemudian di sisi Timur massa bangunan A, kecepatan anginnya perlahan-lahan meningkat. Hal ini terlihat jelas pada Gambar 4.41, dimana di sisi Barat massa bangunan A ini, angin dari arah Barat yang menuju massa bangunan A membelok ke atas (mengurangi kecepatan angin di sisi Barat massa bangunan A) menuju puncak atap (menyebabkan kecepatan angin pada puncak atap meningkat) sebelum akhirnya turun kembali ke jalurnya semula menuju lapangan sekolah di sisi Timur massa bangunan A (meningkatkan kecepatan angin di sisi Timur massa bangunan A secara perlahan). Adapun hal ini terbukti dari perubahan warnanya: sisi Barat massa bangunan A menunjukkan perubahan warna dari jingga (± 2,8 m/s dan ± 4 m/s) menjadi biru muda terang (± 1 m/s dan ± 1,4 m/s); puncak atap menunjukkan warna merah (± 3,5 m/s dan ± 5 m/s); dan sisi Timur massa bangunan A menunjukkan perubahan warna dari biru muda terang (± 0,6 m/s dan ± 0,8 m/s)

menjadi hijau (± 1,6 m/s dan ± 2,2 m/s) untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan.

Walaupun demikian, Gambar 4.42 menunjukkan sedikit perbedaan, dimana angin dari arah Barat yang menuju massa bangunan A ini membelok ke atas menuju puncak atap massa bangunan A; namun setelah itu, angin tidak turun kembali ke jalurnya semula, melainkan menyusuri puncak atap massa bangunan B di sisi Timur massa bangunan A. Adapun hal ini kemungkinan terjadi karena letak massa bangunan B yang cukup dekat dengan massa bangunan A ini menghambat jalur turun kembalinya angin.

d. Analisa kecepatan angin pada massa bangunan B SDN 066048 dan SDN 066049

Gambar 4.43 Analisa perbandingan hasil simulasi CFD pada massa bangunan B SDN 066048 dan SDN 066049 hasil pengukuran (kiri) dengan hasil perhitungan (kanan) dari arah Barat

(Sumber: olah data)

Seperti terlihat pada Gambar 4.43, baik hasil simulasi CFD untuk data input kecepatan angin berdasarkan hasil pengukuran (kiri) maupun hasil perhitungan (kanan) menunjukkan hasil pola aliran udara (angin) yang sama pada massa bangunan B SDN 066048 dan SDN 066049 ini, walaupun dengan nilai kecepatan angin yang berbeda; hasil pengukuran (kiri) menggunakan rentang kecepatan angin 0-3,5 m/s, sementara hasil perhitungan (kanan) menggunakan rentang kecepatan angin 0-5 m/s.

Pada Gambar 4.43, terlihat bahwa berdasarkan kedua sumber data input kecepatan angin (hasil pengukuran dan hasil perhitungan), kecepatan angin di sisi Barat massa bangunan B sama-sama cenderung lebih rendah daripada kecepatan angin di sisi Timur massa bangunan B ini. Hal ini terbukti dari warnanya: warna biru muda terang (± 1,2 m/s dan ± 1,8 m/s) di sisi Barat

massa bangunan B dan warna biru muda terang dan hijau (± 1,4 m/s dan ± 2 m/s) di sisi Timur massa bangunan B untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan. Adapun hal ini kemungkinan terjadi karena sisi Timur massa bangunan B ini merupakan jalur pembelokan dari angin (yang datang dari arah lapangan sekolah menuju massa bangunan C), sehingga kecepatan anginnya lebih tinggi daripada kecepatan angin di sisi Barat massa bangunan B yang terhalang oleh massa bangunan A di sisi Barat, arah datangnya angin.

Selain itu, Gambar 4.43 juga menunjukkan bahwa angin di sisi Utara dan Selatan massa bangunan B ini relatif sama, terlihat dari warna biru pada gambar (± 0,8 m/s dan ± 1,2 m/s) untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan. Akan tetapi, terlihat pula bahwa di sisi Utara dan Selatan massa bangunan B ini, kecepatan angin di area Timur-nya sedikit lebih tinggi daripada kecepatan angin di area Barat-nya. Hal ini terbukti dari area Timur yang menunjukkan warna biru muda (± 1 m/s dan ± 1,4 m/s), sementara area Barat yang menunjukkan warna biru (± 0,8 m/s dan ± 1,2 m/s) untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan. e. Analisa kecepatan angin pada massa bangunan C SDN 066048 dan SDN

066049

Gambar 4.44 Analisa perbandingan hasil simulasi CFD pada massa bangunan C SDN 066048 dan SDN 066049 hasil pengukuran (kiri) dengan hasil perhitungan (kanan) dari arah Barat

(Sumber: olah data)

Gambar 4.45 Analisa perbandingan potongan (i) hasil simulasi CFD pada massa bangunan C SDN 066048 dan SDN 066049 hasil pengukuran (kiri) dengan hasil perhitungan (kanan) dari

Seperti terlihat pada Gambar 4.44-Gambar 4.45, baik hasil simulasi CFD untuk data input kecepatan angin berdasarkan hasil pengukuran (kiri) maupun hasil perhitungan (kanan) menunjukkan hasil pola aliran udara (angin) yang sama pada massa bangunan C SDN 066048 dan SDN 066049 ini, walaupun dengan nilai kecepatan angin yang berbeda; hasil pengukuran (kiri) menggunakan rentang kecepatan angin 0-3,5 m/s, sementara hasil perhitungan (kanan) menggunakan rentang kecepatan angin 0-5 m/s.

Pada Gambar 4.44, terlihat bahwa angin dari arah Barat yang menuju massa bangunan C ini merupakan penerusan dari angin yang melewati massa bangunan A. Hal ini terlihat dari kecepatan angin di sisi Barat massa bangunan C yang lebih rendah daripada kecepatan angin di sisi Barat massa bangunan A (arah datangnya angin), dimana sisi Barat massa bangunan C menunjukkan warna hijau, biru muda, dan biru (< 1,6 m/s dan < 2,2 m/s) dan sisi Barat massa bangunan A (arah datangnya angin) menunjukkan warna jingga, kuning, hijau, dan biru (< 2,8 m/s dan < 4 m/s) untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan.

Secara umum, kecepatan angin di sekitar massa bangunan C ini cukup rendah, terlihat dari warna biru pada Gambar 4.44 yang menandakan kecepatan angin < 1,6 m/s dan < 2,2 m/s untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan. Walaupun demikian, di bagian Selatan massa bangunan C ini, yakni di sisi Barat massa bangunan C yang menghadap massa bangunan B (lingkaran 1 pada gambar), kecepatan anginnya meningkat. Hal ini terlihat dari warnanya: warna biru muda terang dan hijau (± 1,4 m/s dan 2 m/s) untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan. Adapun hal ini kemungkinan dikarenakan area tersebut merupakan jalur pembelokan dari angin yang datang dari arah lapangan sekolah menuju massa bangunan C ini, sehingga kecepatan anginnya meningkat.

Di samping itu, Gambar 4.44 juga menunjukkan bahwa angin yang datang dari arah lapangan sekolah (Barat) menuju massa bangunan C cenderung membelok ke arah Utara dan Selatan massa bangunan C, menyebabkan kecepatan angin di sisi Utara dan Selatan massa bangunan C ini meningkat. Hal ini terlihat dari

perbandingan warna sisi Barat massa bangunan C dengan sisi Utara dan Selatan massa bangunan C ini; sisi Barat massa bangunan C menunjukkan warna biru muda (± 0,8 m/s dan ± 1,2 m/s), sementara sisi Utara dan Selatan massa bangunan C menunjukkan warna hijau, kuning, dan biru muda (± 1,4-2,2 m/s dan ± 2-3,2 m/s) untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan.

Selain itu, pada Gambar 4.44 ini, terlihat juga bahwa angin yang datang dari arah lapangan sekolah (Barat) menuju massa bangunan C ini, kecepatan anginnya cenderung berkurang di sisi Barat massa bangunan C; sementara di sisi Timur massa bangunan C kecepatan anginnya perlahan-lahan meningkat. Hal ini terlihat jelas pada Gambar 4.45, dimana di sisi Barat massa bangunan C ini, angin dari arah lapangan sekolah (Barat) yang menuju massa bangunan C membelok ke atas (mengurangi kecepatan angin di sisi Barat massa bangunan C) menuju puncak atap (menyebabkan kecepatan angin pada puncak atap meningkat) sebelum akhirnya turun kembali ke jalurnya semula di sisi Timur massa bangunan C (meningkatkan kecepatan angin di sisi Timur massa bangunan C secara perlahan). Adapun hal ini terbukti dari perubahan warnanya: perubahan warna dari hijau (± 1,6 m/s dan ± 2,2 m/s) menjadi biru muda (± 0,8 m/s dan ± 1,2 m/s) di sisi Barat massa bangunan C; warna merah (± 3,5 m/s dan ± 5 m/s) pada puncak atap massa bangunan C; dan perubahan warna dari biru (± 0,6 m/s dan ± 0,8 m/s) menjadi hijau (± 1,6 m/s dan ± 2,2 m/s) di sisi Timur massa bangunan C untuk data input kecepatan angin hasil pengukuran dan hasil perhitungan.

Dari keseluruhan analisa perbandingan ini, terlihat bahwa baik dengan data input kecepatan angin 2,82 m/s (hasil pengukuran) maupun dengan data input kecepatan angin 4 m/s (hasil perhitungan), keduanya menunjukkan hasil pola aliran udara (angin) yang sama, walaupun dengan nilai kecepatan angin yang berbeda.

4.2.3 Analisa Kecepatan Angin pada Masing-Masing Massa Bangunan