• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Program dan Indikator Program Dinas Kesehatan

Akuntabilitas Kinerja

B. Analisa Program dan Indikator Program Dinas Kesehatan

Berdasarkan hasil penilaian kinerja indikator program Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang tercantum pada tabel diatas dapat dilihat bahwa predikat pencapaian indikator program stategis Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dari 34 indikator kinerja program yang dinilai, 33 indikator kinerja berpredikat Sangat Baik, dan 1 indikator berpredikat Tinggi.

Analisis terhadap pencapaian kinerja program Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2020 beserta dengan penyebab keberhasilan maupun kegagalan atau peningkatan atau penurunan kinerja dapat dilihat per indikator, pencapaian indikator kinerja program tersebut, dengan uraian sebagai berikut :

1. Indeks Kepuasan Layanan Kesehatan Puskesmas

Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu dari kebutuhan yang penting bagi masyarakat dan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam undang-undang Dasar 1945. Puskesmas sebagai unit pelaksana Dinas kesehatan merupakan penanggungjawab penyelenggaranupaya kesehatan untuk jenjang pertama diwilayah kerjanya dalam memberikan pelayanan prima bagi Masyarakat. Di Kota Yogyakarta memili 18 Puskesmas yang tersebar di 14 kecamatan. Realisasi indikator Indeks Kepuasan Layanan Kesehatan Puskesmas untuk tahun 2020 sebesar 80.85 sudah tercapai dari target 80 yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 101.6% dalam kategori Sangat Baik. Sedangkan jika dibandingkan dengan target akhir renstra telah tercapai 99.81%.

Keberhasilan ini dikarenakan terkait dengan beberapa hal seperti sudah fasilitas kesehatan yang ada sudah mengarah sesuai dengan standar yang ditentukan dengan adanya penambahan fasilitas berupa peralatan dan perlengkapan administrasi kantor sebagai salah satu unsur penunjang untuk merwujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu pada masayarakat, disamping itu juga ditunjang oleh sistem lewat pengembangan SIK dan adanya SDM yang bermutu. Upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian target indikator ini adalah dengan adanya akreditasi di seluruh Puskesmas Sebagai solusi agar terstandar dengan baik sehingga meningkatkan kepuasan layanan kesehatan yang dirasakan masyarakat.

2. Indeks Kepuasan Layanan Kesehatan Rumah Sakit Pratama

Rumah sakit Pratama adalah rumah sakit yang dibangun dalam rangka meningkatkan akses pelayanan rujukan di Kota Yogyakarta. Upaya untuk meningkatkan kualitas kualitas pelayanan kesehatan Rumah sakit di Kota Yogyakarta adalah dengan pengukuran indeks kepuasan layanan kesehatan Rumah Sakit Pratama sehingga menjadi pendorong bagi setiap unit penyelanggara pelayanan kesehatan di Rumah sakit.

Indeks Kepuasaan Layanan Kesehatan Rumah Sakit Pratama tahun tahun 2020 sebesar 81.92 sudah tercapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 72.50, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 112.99% dalam kategori Sangat Baik. Sedangkan pada tahun 2019 mencapai 76.27 dengan

3-54 target 71, hal ini berarti bahwa pada tahun 2020 mengalami kenaikan capaian. Jika dibandingkan dengan target akhir renstra pada tahun 2022 sebesar 77 tingkat capaian nya adalah 106.39%.

Upaya untuk meningkatkan indeks kepuasan layanan kesehatan puskesmas dan rumah sakit adalah dengan cara meningkatkan disiplin petugas pelayanan terhadap pemberian pelayanan, Melengkapi sarana dan prasana untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang efisien. Dengan hasil tersebut diatas maka strategi dari program dan kegiatan yang mendukung perlu untuk dapat dipertahan kan ditingkatkan.

3. Presentase Rumah Sakit dan Puskesmas yang terakreditasi

Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga indepeden penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah memenuhi standar kesehatan Upaya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan memfasilitasi akreditasi fasilitas kesehatan milik pemerintah adalah salah satu cara yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan fasilitass kesehatan.

Realisasi indikator Persentase Rumah Sakit dan Puskesmas yang terakreditasi untuk tahun 2020 sebesar 84.21% sudah tercapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 82.05%, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 105.90% dalam kategori Sangat Baik. Jika capaian ini dibandingkan dengan tahun 2019 mencapai 84.21% dengan target 79.49%, hal ini berarti bahwa pada tahun 2020 mengalami tidak ada kenaikan capaian. Jika dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2022 sebesar 87.18% maka capaian realisasi tahun 2020 adalah 96.59%.

Keberhasilan capaian realisasi indikator ini disebabkan oleh beberapa yaitu Rumah Sakit tetap berproses utk mewujudkan akreditasi Rumah Sakit. Selain itu dengan dukungan Puskesmas dan Rumah sakit yang selalu berkomitmen untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian indikator ini adalah adanya 1 Rumah Sakit yang berhenti beroperasi yaitu Rumah Sakit Bedah Sudirman, Selain itu ada 1 rumah Sakit yang mengajukan untuk akreditasi tetapi tertunda dikarenakan pandemic Covid-19.

4. Persentase Jemaah Haji mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan

Realisasi Persentase Jemaah Haji mendapatkan layanan pemeriksaan Kesehatan untuk tahun 2019 sebesar 100% sudah tercapai dari target 100% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 100% dalam kategori Sangat Baik. Capaian indikator pada tahun 2019 sebesar 186.3% dari target yang ditetapkan 100%. Sedangkan jumlah Jemaah haji yang diperiksa pada tahun 2019 sebanyak 468 jemaah haji dari 387 jemaah haji yang ditargetkan, sedangkan pada tahun 2020 jamaah haji yang diperiksa sebanyak 386 daro 386 jamaah yang terdaftar.

Faktor pendorong dalam upaa pencapaian indikator Jemaah haji mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan adalah Kerjasama yang baik antara Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Kementrian Agama Kota Yogyakarta; kepatuhan jemaah haji untuk memeriksakan kesehatannya sebagai salah satu syarat pelunasan; kesigapan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji. Sedangkan yang menjadi permasalahan dalam kegiatasn yang mendukung pencapaian adalah Adanya KMA No 494 Th 2020 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah haji 1441H/ 2020M tanggal 2 Juni 2020 terkait dengan Pandemi Covid19, pemeriksaan kesehatan terakhir dilakukan 23 Mei 2020, dan sejak 24 Mei 2020 hingga akhir tw 4 tidak ada jemaah terlaporkan dilakukan pemeriksaan kesehatan.

3-55

5. Persentase Penduduk Miskin Mendapatkan Jaminan Kesehatan

Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga Negara Negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 45 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat khususnya masyasrakat miskin. Realisasi Presentase Penduduk Miskin Mendapat Jaminan Kesehatan untuk tahun 2020 sebesar 100% sudah tercapai dari target 100% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 100% dalam kategori Sangat Baik. Sedangkan pada tahun 2019 persentase penduduk miskin yang mendapatkan jaminan kesehatan sudah mencapai 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir renstra pada tahun 2022 sebesar 100% maka capaian indikator ini tahun 2020 telah mencapai target.

Upaya yang telah dilakukan adalah dengan melakukan koordinasi lintas sektor dalam pendataan penduduk sehingga setiap penduduk miskin mendapatkan jaminan kesehatan. Selain itu, salah satu upaya yang mendukung keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja program ini adalah dengan sosialisasi kepada masyarakat tentang jaminan kesehatan yang harus dimiliki oleh masyarakat.

6. Persentase Penduduk yang Mempunyai JKN

Sesuai dengan UU no. 40 Tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional untuk memberikan jaminan social menyeluruh bagi setiap orang dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan maksmur. Dalam SJSN, terdapat Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN) yang merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia seluruhnya.

Realisasi Presentase Penduduk yang Mempunyai JKN untuk tahun 2020 sebesar 100.65% sudah tercapai dari target 100% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 100.65% dalam kategori Sangat Baik. Sedangkan pada tahun 2019 realisasi persentase penduduk yang mempunyai JKN mencapai 100.56%. Hal ini menunjukkan bahwa realisasi tahun 2020 mengalami peningkatkan dibandingkan tahun 2019. Jika dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2022 sebesar 100.65 %, maka capaian ini telah melebihi target yang telah ditetapkan.

Keberhasilan peningkatan capaian indikator ini tidak lepas dari upaya yang dilaksakan untuk mencapai target yang ditentukan adalah dengan endorong Masyarakat utk menjadi peserta JKN mandiri atau menjadi Peserta Penerima Bantuan Iuran APBD melalui program PBI Pemda bagi penduduka yang ber-KTP Kota Yogyakarta. Sedangkan hambatan yang dihadapi adalah Penduduk yang dulu sebagai peserta Pekerja Penerima Upah sdh tdk bekerja sehingga kepersertaan JKN dinonaktifkan.

7. Cakupan Penanganan Kegawatdaruratan Kesehatan

Jumlah kasus gawat darurat kesehatan yang tertangani di kota Yogyakarta adalah seluruh kasus tertangani 1730 kasus dan Realisasi cakupan Penanganan Kegawatdaruratan Kesehatan untuk tahun 2020 sebesar 100% sudah tercapai dari target 100% yang ditetapkan sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 100% dalam kategori Sangat Baik. Jumlah kasus gawat darurat di kota Yogyakarta pada tahun 2020 menglami peningkatan kasus kegawatdaruratan dibanding tahun 2019 sebesar 954 kasus. Jika capaian tahun 2020 ini dibandingkan dengan target akhir renstra pada tahun 2022 sebesar 100% maka capaian indikator ini telah melampaui target sebesar 100%.

Upaya yang dilakukan untuk terus meningkatkan pelayanan dan penanganan kegawatdaruratan kesehatan adalah dengan peningkatan kompetensi petugas dengan diadakan

3-56 pelatihan rutin kegawatdaruratan serta adanya dukungan anggaran APBD maupun APBN yang mendukung sarana dan prasarana serta kondisi geografis kota Yogyakarta yang mudah diakses sehingga dalam penanganan kegawatdaruratan dapat segera tertangani. Sedangkan permasalahan yang dihadapi adalah kererbatasan tim dan ruang isolasi di Rumah sakit

8. Persentase Tenaga Kesehatan yang Berijin

Realisasi Presentase Tenaga Kesehatan yang Berijin untuk tahun 2019 sebesar 92.12% sudah tercapai dari target 85% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 108.37% dalam kategori Sangat baik. Sedangkan pada tahun 2019 capaian presentase tenaga kesehatan yang berijin mencapai 124.9%. Hal ini menunjukkan penurunan realisasi persentase tenaga kesehatan yang berijin walaupun telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Jika capaian tahun 2020 ini dibandingkan dengan target akhir renstra pada tahun 2022 sebesar 90% maka capaian indikator ini telah melampaui target sebesar 102.36%.

Faktor penghambat dalam pencapaian indikator ini adalah masih adanya beberapa tenaga kesehatan terlambat mengajukan surat izin praktik/SIP (baru mengajukan setelah masa berlaku SIP habis). Seharusnya SIP diajukan 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku habis, sedangkan upaya yang berperan untuk mencapai target yang telah dilakukan adalah dengan sosialisasi peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan adanya penilaian tenaga kesehatan secara berkesinambungan, Adanya Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan yang melakukan praktik pelayanan kesehatan wajib memiliki SIP, adanya aplikasi e-Regulasi sehingga pengajuan SIP bisa dilakukan secara online kapan saja dan dimana saja.

9. Persentase Tenaga Penyehat Tradisional yang Terdaftar

Realisasi Persentase Tenaga Penyehat Tradisional yang Terdaftar untuk tahun 2020 sebesar 81.25% sudah tercapai dari target 75% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 108.33% dalam kategori Sangat Baik. Sedangkan pada tahun 2019 realisasi persentase tenaga penyehat tradisional yang terdaftar mencapai 84.6% . Hal ini menunjukkan pada tahun 2020 terjadinya penurunan realisasi dibandingkan pada tahun 2019 namun telah mencapai target yang telah ditetapkan. Selain itu, jika dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2022 sebesar 80% maka capaian tahun 2020 ini telah melebihi target yang ditentukan dengan capaian sebesar 101.56%. Hambatan yang dihadapi dalam pencapaian indikator ini adalah ada berbagai macam metode yang digunakan penyehat tradisional dalam melakukan pelayanan, namun belum ada regulasi/ petunjuk teknis yang jelas untuk menjadi acuan petugas dalam mengevaluasi keamanan metode yang digunakan oleh penyehat tradisional. Sedangkan Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan realisasi adalah dengan sosialisasi dan pendampingan kepada tenaga penyehat tradisional yang ada di kota Yogyakarta secara rutin dan berkala. Meningkatnya kesadaran tenaga penyehat tradisional untuk mendaftarkan kegiatan/ praktik tradisional yang dilakukannya ke Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dengan adanya paguyuban- paguyuban dan asosiasi penyehat tradisional.

10. Persentase Sertifikasi Hotel, Restoran dan Kolam Renang yang Sudah Tersertifikasi Laik Sehat

Realisasi Presentase Sertifikasi Hotel, Restoran dan Kolam Renang yang Sudah Tersertifikasi Laik Sehat untuk tahun 2020 sebesar 88.24% sudah tercapai dari target 85% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 103.81% dalam kategori Sangat Baik. Realisasi persentase sertifikasi hotel, restoran dan kolam renang yang sudah tersertifikasi laik sehat pada pada

3-57 tahun 2019 sebesar 76.3%. Hal ini menunjukkan kenaikan realisasi dari indikator ini pada tahun 2020. Jika dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2022 sebesar 96% maka capaian tahun 2020 ini sebesar 91.92% dari target yang ditentukan.

Walaupun telah mengalami kenaikan indikator masih adanya Kendala yang dihadapi adalah adanya uji laboratorium yang dipersyaratkan dalam pengajuan laik sehat hotel, restoran, dan kolam renang membutuhkan waktu yang lama (menunggu antrian untuk diuji dari laboratorium berijin), masa berlaku sertifikat laik sehat hotel, restoran dan kolam renang 3 (tiga) tahun, dan banyak hotel, restoran dan kolam renang yang mengajukan perpanjangan setelah masa berlaku sertifikatnya habis atau hampir habis. Sedangkan upaya yang telah dilakukan dalam peningkatan capaian realisasi adalah dengan melakukan sosialisasi yang berkesinambungan dan melakukan visitasi secara berkala terhadap hotel, restoran dan kolam renang dan Sertifikasi hotel, restoran dan kolam renang dari LSU (Lembaga Sertifikasi Usaha) mempersyaratkan sertifikat laik sehat hotel, restoran dan kolam renang

11. Persentase Ketersediaan Obat, Vaksin dan Alkes

Ketersediaan obat, vaksin dan alkes merupakan salah satu sarana yang diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Obat, vaksin dan alkes harus tersedia dalam keadaan cukup dan baik sehingga sarana dan prasarana yang diharapkan representatif dapat tercapai. Realisasi Persentase Ketersediaan Obat, Vaksin dan Alkes untuk tahun 2020 sebesar 98.83% sudah tercapai dari target 98% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 100.85% dalam kategori Sangat Baik. Sedangkan Realisasi Persentase ketersediaan obat, vaksin dan alkestahun 2019 sebesar 96.6% dari Jumlah jenis obat vaksin dan alkes yang tersedia sehingga realisasi tahun 2020 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2019. Jika dibandingkan dengan target akhir renstra pada tahun 2022 sebesar 98% maka tingkat capaian realisasi pada tahun 2020 adalah 100.85%.

Hambatan yang dihadapi dalam pencapaian indikator ini adalah masih adanya Kekosongan IPV secara nasional. Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mencapai ketersediaan obat, vaksin dan alkes dengan melakukan permintaan ke Dinas Kesehatan DIY untuk ketersediaan obat yang tidak dapat dibeli dengan jumlah yang terbatas, dilaksanakan monitoring, pengawasan dan evaluasi setiap 3 bulan sekali untuk memantau ketersediaan obat, vaksin dan alkes di Kota Yogyakarta. Kerjasama yang baik tenaga apoteker dengan dinas kesehatan sehingga tidak ada kekurangan obat yang terlewatkan di kota Yogyakarta. Keberhasilan dalam indikator tersebut dapat dipertahankan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan optimal serta pengadaan obat dan vaksin sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan.

12. Persentase Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas

Realisasi Presentase Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas untuk tahun 2020 sebesar 97.80% sudah tercapai dari target 95% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 102.95% dalam kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukkan peningkatan Realisasi Persentase obat rasional di Puskesmas pada tahun 2019 sebesar 95.90%. Sedangkan jika dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2022 sebesar 95% maka capaian realisasi persentase obat rasional di Puskesmas telah melampaui target yang telah ditetapkan.

Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator tersebut adalah dengan melaksanakan monitoring peresepan di Puskesmas terhadap parameter yang ditetapkan secara nasional, yaitu tentang penggunaan Antibiotika pada ISPA non pneumonia tidak boleh lebih dari 20%.

3-58 Penggunaan antibiotika pada diare non spesifik tidak boleh lebih dari 8 %, penggunaan injeksi pada myalgia tidak boleh lebih dari 1% dan pemberian obat pada satu lembar resep rata-rata 2,6. Selain itu melakukan Monitoring dan evaluasi rutin tiap triwulan dilakukan secara periodik. Sedangkan faktor penghambat dalam mencapai target indikator ini adalah masih adanya jumlah peresepatan lebih dari 3 item obat per lembar resep.

13. Persentase Fasilitas Kesehatan yang Sesuai Standar

Realisasi Persentase Fasilitas Kesehatan yang Sesuai Standar untuk tahun 2020 sebesar 94.01% sudah tercapai dari target 86% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 109.31% dalam kategori Sangat Baik. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2019 mengalami peningkatan capaian, capaian indikator persentase fasilitas kesehatan yang sesuai standar sebesar 116.9%. Hal ini menunjukkan capaian tahun 2020 mengalami penurunan namun telah mencapai target.

Hambatan yang dihadapi oleh dinas kesehatan diantaranya adalah beberapa fasilitas kesehatan terlambat mengajukan izin operasional (mengajukan setelah masa berlaku izin habis/hampir habis). Seharusnya Izin operasional fasilitas kesehatan diajukan 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku habis-beberapa fasilitas kesehatan terkendala dalam pengajuan OSS, seperti SLF, IMB, Dokumen Lingkungan, dan pengaturan permodalan untuk beberapa usaha tidak boleh bersumber dari PMA.

Sedangkan keberhasilan pencapaian indikator dipengaruhi oleh adanya Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan bahwa setiap fasilitas kesehatan harus memiliki izin operasional. kesadaran yang tinggi dari fasilitas pelayanan kesehatan untuk memiliki izin sebagai legalitas usaha dan aga layanan kesehatan yang diberikan terstandar.

14. Persentase Tenaga Kesehatan Sesuai Kompetensi

Realisasi Persentase Tenaga Kesehatan Sesuai Kompetensi untuk tahun 2020 sebesar 93.30% telah mencapai dari target 93% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 104.2% dalam kategori Sangat Baik. Realisasi tahun 2020 ini mengalami peningkatan dibandingkan Realisasi tahun 2019 sebesar 93.8%. Sedangkan jika dibandingkan dengan target akhir renstra pada tahun 2022 dengan target 96%, maka realiasi telah melampaui target dengan capaian 97.20%.

Hambatan dalam pencapaian ini dikarenakan proses pembuatan STR yang membutuhkan waktu lama. Sedangkan upaya yang dilakukan dinas kesehatan dalam mendorong tenaga kesehatan agar dapat sesuai dengan kopetensi adalah dengan mengadakan pelatihan dan sosialisasi rutin.

15. Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal sesuai Standar

Pengukuran terhadap capaian indikator ini ditujukan untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA untuk melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin dan ibu terjamin.Pelayanan Ibu hamil mendapatkan pelayanan sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan oleh bidan atau dokter atau dokter spesialis kebidanan.

Realisasi Persentase Ibu Hamil Mendapat Pelayanan Antenatal sesuai Standar untuk tahun 2020 sebesar 100% belum mencapai dari target 100% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari

3-59 kinerja sudah tercapai 100% dalam kategori Sangat Baik. Bila dibandingkan pada tahun 2019 mengalami peningkatan realisasi, realisasi indikator Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar sebesar 97.8 %. Sedangkan bila dibandingkan dengan target tahun 2022 sebesar 100% maka realisasi maka indikator ini telah mencapai target.

Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan realisasi adalah dengan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dipuskesmas, selain itu dengan melakukan kerjasama dengan lintas sektor untuk mengendalikan jumlah kehamilan tidak diinginkan. Selain itu kerjasama dengan lintas sektor dan kader kesehatan untuk pendataan dan pemantauan ibu hamil.

Gambar 3.11 Pemeriksaan Ibu Hamil di masa Pandemi Covid-19

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

16. Persentase Ibu Bersalin Mendapatkan Pelayanan sesuai Standar

Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan yang dilakukan oleh bidan atau dokter dan atau dokter spesialis Kebidanan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta maupun pemerintah. Adapun persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar pada tahun 2019 terealisasi 100%, sedangkan Realisasi Persentase Ibu Bersalin Mendapat Pelayanan sesuai Standar untuk tahun 2020 sebesar 100% dan telahmencapai dari target 100% yang ditetapkan.

Jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 100% dalam kategori Sangat Baik. Sedangkan bila indikator ini dibandingkan dengan target akhir renstra pada tahun 2022 sebesar 100% maka dikatakan mencapai target yang telah ditentukan.

Upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan Persentase Ibu Bersalin Mendapatkan Pelayanan Persalinan sesuai Standar diantaranya dengan melakukan kunjungan rumah, sosialisasi persalinan selamat, kerjasama dengan klinik swasta atau praktek mandiri, mengoptimalkan pelayanan PONED dan PONEK., meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam KIE ibu hamil, mengembangkan kelas ibu hamil untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dengan melibatkan kader dan masyarakat.

3-60

17. Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Pelayanan sesuai Standar

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan pada bayi usia 0-28 hari dan mengacu pada Pelayanan Neonatal Esensial sesuai yang tercantum dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, dilakukan oleh Bidan dan atau perawat dan atau dokter atau dokter spesialis anak yang memiliki Surat Tanda Register (STR).

Adapun realisasi Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Pelayanan sesuai Standar untuk tahun 2020 sebesar 100% dalam kategori Sangat Baik dan telah mencapai dari target 100% yang ditetapkan, hal ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan realisasi presentasi bayi baru lahir yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tahun 2019 sebesar 98.74%.. Indikator ini dibandingkan dengan target akhir renstra pada tahun 2022 sebesar 100% maka dikatakan belum mencapai target yang telah ditentukan.

Upaya yang sudah dilakukan adalah dengan memantau bayi baru lahir sejak awal kehamilan serta melakukan kerjasama dengan linsek dan kader kesehatan.

18. Persentase Balita Mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai Standar

Pelayanan Kesehatan balita sesuai standar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anak berusia 0-59 bulan dan dilakukan oleh bidan dan atau perawat dan atau dokter yang memiliki Surat Tanda Register ( STR) dan diberikan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta dan UKBM. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi penimbangan minimal 8 kali setahun dengan pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali setahun, pemberian kapsul vitamin A 2 kali setahun dan pemberian imunisasi dasar lengkap.

Realisasi Presentase Balita mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai Standar untuk tahun 2020 sebesar 78.88% belum mencapai dari target 100% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 78.88% dalam kategori Tinggi. Realisasi pada tahun 2019 mengalami kenaikan