• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntabilitas Kinerja

B. Analisa Sasaran Derajat Kesehatan Meningkat

Berdasarkan hasil penilaian kinerja indikator program Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang tercantum pada tabel diatas dapat dilihat bahwa predikat pencapaian indikator program stategis Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dari 5 indikator kinerja program yang dinilai, 2 indikator kinerja berpredikat Sangat Baik, 1 indikator kinerja berpredikat Tinggi, 1 indikator kinerja berpredikat Sedang dan 1 Indikator kinerja berpredikat Sangat Rendah.

Analisis terhadap pencapaian kinerja sasaran Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2020 beserta dengan penyebab keberhasilan maupun kegagalan atau peningkatan atau penurunan kinerja dapat dilihat per indikator seperti berikut:

Kematian Ibu adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang terkait dengan gangguan kehamilan atau penangganannya selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan). Jumlah Kematian Ibu berguna untuk menggambarkan tingkat perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, dan tingkat pelayanan kesehatan. Kematian ibu dipengaruhi dari berbagai faktor , baik faktor dalam sistem pelayanan kesehatan maupun faktor diluar kesehatan yang mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diberikan.

Realisasi capaian kinerja dengan indikator kematian ibu pada tahun 2020 adalah 1 kematian ibu hamil atau tercapai 175% dari target yang telah ditentukan sehingga pada tahun ini target untuk indikator sasaran kematian ibu secara umum telah tercapai tercapai dan dikategorikan sangat baik. Indikator ini merupakan upaya menekan angka kejadian, sehingga semakin rendah kejadian maka kinerjanya semakin baik. Persentase target dan realisasi indikator sasaran jumlah kematian ibu dapat dilihat sebagai berikut :

3-38

Gambar 3.1 Target dan Realisasi Indikator Jumlah Kematian Ibu Tahun 2020

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Jika realisasi kinerja pada tahun 2020 dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka realisasi telah mencapai target tahun 2022 sebesar 175%. Perbandingan capaian kinerja pada tahun 2020 dengan target akhir RPJMD adalah 100%. Target tahunan jangka menengah pada rencana strategis (Renstra) Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Target Tahunan Jangka Menengah

No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Target Kinerja Indikator Sasaran pada Tahun ke- 2017 2018 2019 2020 2021 2022 1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Derajat Kesehatan Meningkat Jumlah Kematian Ibu 4 4 4 4 4 4

Sumber : Renstra Dinkes Kota Yk, 2017-2022

Adapun capaian dan target untuk berbagai tingkat ditampilkan pada gambar berikut :

Gambar 3.2 Kinerja Jumlah Kematian Ibu tahun 2020

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Yk, 2020

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu indikator sasaran Jumlah Kematian ibu ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yaitu jumlah kematian ibu berjumlah 4 orang. Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan masih adanya kematian ibu adalah masih kurang optimalnya peran serta lintas sektor untuk mendukung program kesehatan ibu dan anak, Fasilitas kesehatan belum bisa memberikan pelayanan yang optimal dalam penanganan ibu hamil dan persalinan serta masih belum memadainya ketersediaan fasilitas kesehatan dan Sumber Daya Manusia dalam memberikan ANC terpadu selain Puskesmas. Oleh karena itu, diperlukan integrasi yang menyeluruh dari semua pihak untuk menangani permasalahan kematian ibu. Selain

0 2 4 Target realisasi 4 1

Capaian kinerja Jumlah Kematian Ibu 100%

202 4 1 4 4 0 100 200 300 Target Nasional Target Renstra 2020 Capaian Kinerja tahun 2020 Capaian Kinerja Tahun 2019 Capaian Kinerja tahun 2018

3-39 permasalahan umum yang dihadapi tersebut, dimasa pandemic Covid-19 ini juga berdampak pada pelayanan ibu.

Dalam menurunkan angka kematian ibu di Kota Yogyakarta Upaya yang dilakukan untuk menurunkan jumlah kematian ibu di Kota Yogyakarta adalah membuat dan menetapkan prosedur pelayanan protokol kesehatan COvid-19, melakukan Audit Maternal Perinatal ( AMP) untuk setiap adanya kasus kematian, memberikan Pelatihan PONED untuk petugas medis dan paramedic di tingkat pelayanan dasar, melakukan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan KIA, Pengadaan Buku Kia dalam pemanfaatan perwal buku KIA, serta Pendampingan ibu hamil dengan kader pendamping ibu hamil di setiap RW di Kota Yogyakarta.

Angka Kematian Bayi adalah Jumlah Kematian penduduk yang berusia dibawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu tempat. Angka Kematian Bayi merupakan indikator yang berguna untuk mengetahui status kesehatan anak dan dapat mencerminkan kesehatan lingkungan, status kesehatan masyarakat dan tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Penyebab Kematian bayi terbanyak disebabkan oleh kelainan kongenital dan berat badan lahir rendah /preterm.

Realisasi capaian kinerja indikator kinerja angka kematian bayi pada tahun 2020 mencapai 37.11% sehingga sudah mencapai target yang telah ditentukan atau diinterpretasikan dalam kategori sangat rendah. Untuk indikator ini merupakan indikator upaya menekan angka kejadian, jadi semakin rendah kejadian kematian maka penilaian kinerjanya semakin baik. Persentase target dan realisasi indikator sasaran angka kematian bayi dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.3 Target dan Realisasi Indikator Angka Kematian Bayi Tahun 2020

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Jika realisasi kinerja pada tahun 2020 dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka realisasi belum mencapai target tahun 2022 sebesar 6.88%. Perbandingan capaian kinerja pada tahun 2020 dengan target akhir RPJMD adalah 32.85%. Target tahunan jangka menengah pada rencana strategis (Renstra) Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

3-40

Tabel 3.8 Target Tahunan Jangka Menengah

No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Target Kinerja Indikator Sasaran pada Tahun ke- 2017 2018 2019 2020 2021 2022 1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Derajat Kesehatan Meningkat Angka Kematian Bayi 7.52 7.19 7.13 7.06 6.97 6.88 Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Adapun capaian dan target untuk berbagai tingkat ditampilkan pada gambar berikut :

Gambar 3.4 Kinerja Angka Kematian Bayi Tahun 2020

Sumber :Dinas Kesehatan, 2020

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu indikator sasaran angka kematian bayi mengalami peningkatan angka kematian bayi. Peningkatan angka kematian bayi di Tahun 2020 disebabkan oleh banyak hal, salah satu penyebab kematian bayi ini adalah merupakan masalah gizi yang pada masa pandemic ini secara langsung berdampak pada daya beli menurun, sehingga asupan gizi menurun dan masih ada budaya di kota Yogyakarta yang membiasakan ibu mengalah pada anak atau suami sehingga asupan yang dimakan kurang memenuhi kecukupan gizi yang diperlukan oleh ibu hamil. Kondisi tersebut mengakbatkan ibu mengalami anemia ibu hamil dan kekurangan Energi Kronis (KEK) sehingga bayi yang dilahirkan menjadi Bayi Lahir dengan Berat badan Rendah dan rentan terhadap kematian bayi.

Keberlanjutan pelayanan kesehatan anak di tengah Pandemi Covid-19 tetap dilakukan sebagai upaya menurunkan angka kematian bayi. Diperlukan pendekatan yang berbeda dan bersinergi dengan seluruh lintas program maupun lintas sektor. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi di Kota Yogyakarta adalah dengan dilaksanakan Audit Kematian Maternal dan Perinatal, Pembinaan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan ibu dan anak, pembiayaan kesehatan dan akses serta mutu pelayanan kesehatan. Selain itu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan orientasi manajemen Terpadu balita Sakit yaitu dengan mengutamakan kualitas pelayanan pada bayi baru lahir sehingga permasalahan kompleks pada bayi yang memerlukan penanganan secara terpadu seperti berat badan lahir rendah, asfiksia yang merupakan penyebab utama kematian dapat teratasi dengan cepat.

Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, serta dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Realisasi prevalensi Gizi buruk

24 7.06 11.5 6.89 9.76 0 10 20 30 Target Nasional Target Renstra 2020 Capaian Kinerja tahun 2020 Capaian Kinerja Tahun 2019 Capaian Kinerja tahun 2018

3-41 dan Kurang yang dideteksi di Kota Yogyakarta pada tahun 2020 sebesar 10.72% dari target yang ditetapkan 8.19%, jika ditinjau dari capaian kinerja sudah tercapai 69.13% yang dikategorikan dalam kategori Sedang. Persentase target dan realisasi indikator sasaran prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.5 Target dan Realisasi Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang Tahun 2020

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Jika realisasi kinerja pada tahun 2020 dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka realisasi belum mencapai target tahun 2022 sebesar 7.82%. Perbandingan capaian kinerja pada tahun 2020 dengan target akhir RPJMD adalah 62.92%. Target tahunan jangka menengah pada rencana strategis (Renstra) Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9 Target Tahunan Jangka Menengah

No Tujuan Sasaran Indikator

Sasaran

Target Kinerja Indikator Sasaran pada Tahun ke- 2017 2018 2019 2020 2021 2022 1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Derajat Kesehatan Meningkat Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang 8.81 8.65 8.42 8.19 7.97 7.82

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Adapun capaian dan target untuk berbagai tingkat ditampilkan pada gambar berikut :

Gambar 3.6 KinerjaPrevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang Tahun 2020

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu indikator sasaran prevalensi gizi buruk dan kurang ini tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu, balita gizi buruk dan kurang di kota Yogyakarta sebesar pada tahun 2019 prevalensi balita gizi buruk dan kurang sebesar 8.18

0 20 Target Realisasi 8.19 10.72 17 8.19 10.72 8.18 8.53 0 5 10 15 20 Target Nasional Target Renstra 2020 Capaian Kinerja tahun 2020 Capaian Kinerja Tahun 2019 Capaian Kinerja tahun 2018

3-42 sedangkan pada tahun 2020 realisasinya mencapai . Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi kasus balita gizi buruk dan kurang mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2020 dengan jumlah balita gizi buruk dan kurang sebanyak 1269 sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 1140 balita.

Faktor penyebab masih terjadinya gizi buruk dan kurang adalah pada masa Pandemi Covid 19 menghambat akses layanan kesehatan dan implementasi program , partisipasi masyarakat untuk melakukan penimbangan masih kurang sehingga pemantauan pertumbuhan balita di wilayah tidak kurang optimal menyebabkan status balita yang membutuhkan intervensi tidak dapat ditindaklanjuti. Selain itu belum optimalnya dukungan lintas sektor menyebabkan belum sinergisnya upaya dan kegiatan dengan kelompok sasaran program yang sama.

Sedangkan upaya yang dilaksanakan dalam pemecahan masalah adalah meningkatkan akses balita ke pelayanan pemantauan pertumbuhan, mengoptimalkan peran serta masyarakat agar pemantauan balita dapat maksimal, penyuluhan gizi seimbang kepada masyarakat, pemerian bantuan stimulan PMT Pemulihan bagi balita gizi buruk serta memberikan pelayanan pemuloihan balita gizi buruk dan kurang di Rumah pemulihan Gizi ( RPG). Selain itu, adanya dukungan pendanaan APBD & DAK Non Fisik utk pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, tersedianya Sarana dan prasarana pelayanan gizi di Puskesmas, Adanya regulasi yang mendukung implementasi kegiatan pelayanan kesehatan keluarga dan pembinaan gizi masyarakat diantaranya : Perda No 1 Tahun 2014 tentang Pemberian ASI Eksklusif, Peraturan Walikota Yogyakarta No 14 Tahun 2019 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Kepada Camat Untuk Melaksanakan Sebagian Urusan Pemerintah Daerah.

Stunting ( kerdil ) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak bawah lima tahun akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Faktor lingkungan berperan menyebabkan stunting pada anak, antara lain status gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi asupan total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan anak.Selain faktor lingkungan, Stunting juga disebabkan oleh faktor genetic dan hormonal, namun sebagian besar disebabkan karena malnutrisi.

Dari realisasi prevalensi Gizi buruk dan Kurang yang dideteksi di Kota Yogyakarta pada tahun 2020 sudah berhasil menekan sebesar 11.23% dari target yang ditetapkan 12.4%, jika ditinjau dari capaian kinerja sudah tercapai 109.44% yang dikategorikan sangat baik. Persentase target dan realisasi indikator prevalensi stunting pada tahun 2020 dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.7 Target dan Realisasi Prevalensi Stunting Tahun 2020

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

10 12 14 Target Realisasi 12.4 11.23

Capaian Prevalensi Stunting 109.44%

3-43 Jika realisasi kinerja pada tahun 2020 dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka realisasi telah mencapai target tahun 2022 sebesar 12%. Perbandingan capaian kinerja pada tahun 2020 dengan target akhir RPJMD adalah 119,4%. Target tahunan jangka menengah pada rencana strategis (Renstra) Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.10 Target Tahunan Jangka Menengah

No Tujuan Sasaran Indikator

Sasaran

Target Kinerja Indikator Sasaran pada Tahun ke- 2017 2018 2019 2020 2021 2022 1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Derajat Kesehatan Meningkat Prevalensi Stunting 13 12.8 12.6 12.4 12.2 12

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Adapun capaian dan target untuk berbagai tingkat ditampilkan pada gambar berikut :

Gambar 3.8 KinerjaPrevalensi StuntingTahun 2020

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu indikator sasaran Prevalensi ini tidak mengalami peningkatan bahkan cenderung mengalami penurunan yang cukup signifikan. Di Kota Yogyakarta prevalensi stunting pada tahun 2018 sebesar 12,8% sedangkan pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 11.31%. Sedangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan kembali dengan capaian 11.23%.

Upaya penurunan stunting tidak semata tugas sektor kesehatan kearena penyebab stunting penyebabnya yang multidimensi, tetapi harus melalui aksi multisektoral. Intervensi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan, sementara intervensi sensitive dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan. Dalam menurunkan prevalensi stunting di Kota Yogyakarta menjadi perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas anak di masa depan. Selaian itu

32.9 12.6 11.23 11.31 12.8 0 5 10 15 20 25 30 35 Target Nasional Target Renstra 2020 Capaian Kinerja tahun 2020 Capaian Kinerja Tahun 2019 Capaian Kinerja tahun 2018

3-44 pelaksanaan pelayanan maksimal tetap dilakukan walaupun dalam masa pandemic Covid-19 ini yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan.

Permasalahan yang dihadapi dalam menurunkan prevalensi stunting adalah pola asuh anak yang salah, terutama diawal pemberian Makanan Pendamping ASi, BBLR yang meningkat, dan penyakit infeksi yang berulang. Upaya yang dilakukan dalam penurunan prevalensi stunting adalah dengan pelatihan PMBA bagi petugas dan kader, Sosialisasi dan Praktek PMBA di masyarakat, menurunkan angka BBLR dengan ANC terpadu, Memberikan kelas ibu di tiap Puskesmas, dan mendorong masyarakat untuk aktif dalam kegiatan KP Ibu.

Konsep Pendekatan keluarga adalah salah satu cara puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dengan mendatangi keluarga. Kunjungan rumah ini meliputi untuk pegumpulan data, melakukan promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif, pemanfaatan data dan informasi untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas. Realisasi Cakupan keluarga dengan indikator keluarga sehat di Kota Yogyakarta pada tahun 2020 adalah 40.07% dengan target 47% sehingga capaian kinerja indikator cakupan keluarga dengan indikator sehat mencapai 85.26% dan dapat dikaterogikan Sangat Baik. Persentase target dan realisasi indikator sasaran cakupan Keluarga dengan Indikator Keluarga Sehat dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.9 Target dan Realisasi Cakupan Keluarga dengan indikator Keluarga Sehat Tahun 2020

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Jika realisasi kinerja pada tahun 2020 dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka realisasi belum mencapai target tahun 2022 sebesar 52%. Perbandingan capaian kinerja pada tahun 2019 dengan target akhir RPJMD adalah 77.06%. Target tahunan jangka menengah pada rencana strategis (Renstra) Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.11 Target Tahunan Jangka Menengah

No Tujuan Sasaran Indikator

Sasaran

Target Kinerja Indikator Sasaran pada Tahun ke- 2017 2018 2019 2020 2021 2022 1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Derajat Kesehatan Meningkat Cakupan keluarga dengan 40 42 45 47 50 52 35% 40% 45% 50% target realisasi 47% 40%

3-45

indikator Keluarga Sehat

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Adapun capaian dan target untuk berbagai tingkat ditampilkan pada gambar berikut :

Gambar 3.10 KinerjaCakupan keluarga dengan Indikator Keluarga Sehat Tahun 2020

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu indikator sasaran kinerja cakupan keluarga dengan indikator keluarga sehat pada tahun 2020 ini mengalami penurunan dibandingkan dengan cakupan beberapa tahun 2019. Walaupun mengalami penurunan cakupan dari realisasi tahun 2019 sebesar 41% menunjukkan capaian sebesar 91.11% .

Permasalahan yang dihadapi hingga target belum tercapai adalah Cakupan keluarga dengan indikator keluarga sehat di Kota Yogyakarta tahun 2020 menunjukkan capaian 85.26% dikarenakan kondisi pandemi covid-19 menurunkan jumlah kunjungan ke keluarga dan kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat ditiadakan. Sedangkan Upaya yang telah dilaksakanan dalam peningkatan cakupan keluarga dengan indikator keluarga sehat di kondisi pandemic seperti ini pelaksnaan upaya kesehatan baik UKP dan UKM perlu dilakukan modifikasi dalam pelaksanaan kegiattan-kegiatan. Kegiatan kunjungan rumah dengan 12 indikator PIS-PK terintegrasi perawatan kesehatan masyarakat ini lebih diefektif dan diefisiensikan yaitu selain melakukan intervensi masalah kesehatan keluarga yang diperoleh dari pendataan PIS-PK juga untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masing-masing individu dari keluarga yang dikunjungi yang tidak bisa diperoleh di puskesmas, posyandu maupun posbindu.

walaupun indikator sasaran cakupan keluarga dengan indikator sehat belum mencapai target, capaian di Kota Yogyakarta menduduki peringkat pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Peringkat ketiga dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Tidak tercapainya realisasi dari target yang ditentukan dipengaruhi juga dikarenakan dalam penentuan target awal RPJMD terlalu tinggi dengan berdasarkan pada data capaian PHBS di tahun sebelumnya.

3.2.2 Program dan Indikator Program Dinas Kesehatan