• Tidak ada hasil yang ditemukan

Presentase Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat Mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai Standar

Gambar 3.14 Kegiatan Kelurahan Siaga di masa pandemic Covid-19

34. Presentase Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat Mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai Standar

jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 100% dalam kategori Sangat Baik. Capaian ini sama dengan capaian tahun lalu yaitu tercapai 100%. Sedangkan jika dibandingkan dengan target akhir tahun 2022 sebesar 100% maka telah mencapai target.

Beberapa upaya yang mendukung pencapaian target dalam indikator ini adalah adanya dukungan pendanaan APBD dan DAK Non Fisik, Adanya regulasi yang mendukung kegiatan dan Rencana Aksi Daerah, serta adanya jejaring dengan organisasi Non Pemerintah, Akademisi dan organisasi profesi. Sedangkan faktor penghambat dalam pencapaian indikator Persentase Penderita Diabetes Melitus mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai Standar adalah Belum semua kebutuhan SDMK dapat terpenuhi sehingga kecukupan jumlah SDMK di beberapa Puskesmas masuih ada kesenjangan dengan jumlah ideal yang di butuhkan, belum optimahlnya dukungan lintas sektor, belum sinergisnya upaya dan kegiatan dg kel sasaran program yg sama, termasuk anggaran belum semua lintas sektor mendukung anggaran program, dan belum terpadunya data dan sistem informasi kesehatanyang berpengaruh pada pengambilan keputusan.

33. Persentase Penderita Hipertensi Mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai Standar

Pelayanan kesehatan hipertensi sesuai standar meliputi pemeriksaan dan monitoring tekanan darah, edukasi, pengaturan diet seimbang, aktifitas fisik, dan pengelolaan farmakologis.pelayanan kesehatan berstandar ini dilakukan untuk mempertahankan tekanan darah pada <140/90 mmhg untuk usia di bawah 60 tahun dan <150/90 mmhg untuk usia 60 tahun keatas sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi jantung, stroke, diabetes mellitus dan penyakit gagal ginjal kronis. Realisasi Presentase Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan kesehatan sesuai standar untuk tahun 2020 sebesar 100 % sudah tercapai dari target 100% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 100% dalam kategori Sangat Baik. Capaian ini sama dengan capaian tahun lalu yaitu 100%, sedangkan jika dibandingkan dengan target akhir tahun 2022 sebesar 100% maka telah mencapai target.

Upaya yang mendukung dalam pencapaian target ini adalah dengan mitra kerja sama yang mendukung kegiatan (HI, BNNK, Program Peduli Yakkum, Pelatihan- pelatihan untuk petugas (IVA & kriyoterapi, Posbindu PTM, Pandu PTM, dll), Workshop PTM & Keswa, sedangkan permasalahan yang dihadapi adalah belum semua kebutuhan SDMK dapat terpenuhi sehingga kecukupan jumlah SDMK di beberapa Puskesmas masuih ada kesenjangan dengan jumlah ideal yang di butuhkan, belum optimahlnya dukungan lintas sektor, belum sinergisnya upaya dan kegiatan dg kel sasaran program yg sama, termasuk anggaran belum semua lintas sektor mendukung anggaran program, belum terpadunya data dan sistem informasi kesehatanyang berpengaruh pada pengambilan keputusan

34. Presentase Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat Mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai Standar

3-70 Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ berat meliputi edukai dan evaluasi tentang tanda dan gejala gangguan jiwa, kepatuhan minum obat dan informasi lain terkait obat, mencegah tindakan pemasungan, kebersihan diri, sosialisasi, kegiatan rumah tangga dan aktivitas bekerja sederhana, dn atau tindakan kebersihan diri ODGJ Berat. Realisasi Presentase Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat Mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai Standar untuk tahun 2019 sebesar 100% belum mencapai dari target 100% yang ditetapkan, sehingga jika dilihat dari kinerja sudah tercapai 100% dalam kategori Sangat Baik. Capaian ini sama dengan capaian tahun lalu , Sedangkan jika dibandingkan dengan target akhir tahun 2022 sebesar 100% maka telah mencapai target.

Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan cakupan indikator ini adalah dengan adanya kebijakan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa di tingkat Kota Yogyakarta, adanya dukungan pendanaan APBD & DAK Non Fisik, adanya regulasi yang mendukung kegiatan dan RAD, adanya jejaring dengan organisasi Non Pemerintah, akademisi dan organisasi Profesi. Sedangkan permasalahan yang dihadapi adalah Belum semua kebutuhan SDMK dapat terpenuhi sehingga kecukupan jumlah SDMK di beberapa Puskesmas masuih ada kesenjangan dengan jumlah ideal yang di butuhkan, Belum optimahlnya dukungan lintas sektor, belum sinergisnya upaya dan kegiatan dg kel sasaran program yg sama, termasuk anggaran belum semua lintas sektor mendukung anggaran program, belum terpadunya data dan sistem informasi kesehatan yang berpengaruh pada pengambilan keputusan.

3.3 Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja Lainnya

Perbandingan Realisasi indikator kinerja indikator program Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2020 dengan Standar Nasional mencakup Standar Pelayanan Minimal (SPM), namun tidak semua indikator dapat dibandingkan dengan standar nasional karena standar yang ditetapkan hanya mencakup Standar pelayanan Minimal ( SPM). Adapun realisasi kinerja yang dapat dibandingkan untuk tahun 2020 adalah sebagai berikut;

Tabel 3.14 Perbandingan Hasil Kinerja tahun 2020 dengan Standar Nasional

Indikator Kinerja Target Nasional Realisasi Keterangan

Persentase Ibu Hamil Mendapatkan

Pelayanan Antenatal sesuai Standar 100% 100% Tercapai

Persentase Ibu Bersalin Mendapatkan

Pelayanan Persalinan sesuai Standar 100% 100% Tercapai

Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan

Pelayanan sesuai Standar 100% 100% Tercapai

Persentase balita mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar 100% 78.88% Tidak tercapai

Persentase anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar

100% 100% Tercapai

Persentase warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapat skrening kesehatan sesuai standar

100% 100% Tercapai

Persentase penderita TB mendapatkan

pelayanan TB sesuai standar 100% 100% Tercapai

Persentase orang berisiko terinfeksi HIV AIDs ( Ibu Hamil, Pasien TB, Pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza dan

3-71

warga binaan lembaga pemasyarakatan ) mendapatkan Pemeriksaan HIV AIDS Persentase penduduk kota usia 15 s/d 59 tahun mendapat skrening kesehatan sesuai standar

100% 100% Tercapai

Persentase penderita Diabetes melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar

100% 100% Tercapai

Persentase penderita hipertensi

mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar

100% 100% Tercapai

Persentase orang dengan gangguan Jiwa (ODGJ) berat mendapat pelayanan kesehatan sesuai standart

100% 100% Tercapai

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Yk, 2020

Dari data diatas, masih terdapat 1 indikator program yang bila dibandingkan dengan standarnya secara nasional belum mencapai target, sedangkan 11 indikator telah mencapai target yang telah ditetapkan. 1 Indikator dalam Pelayanan Minimal ini tidak tercapai dikarenakan masih tidak terpenuhinya 8x balita ditimbang dalam waktu 1 tahun. Partisipasi masyarakat diperlukan dalam rangka ikut mencapai target indikator ini, namun dikarenakan adanya pandemic Covid ini, peran serta masyarakat dalam posyandu menurun dikarenakan adanya ketakutan masyarakat untuk memeriksakan anaknya taupun untuk keluar rumah sehingga untuk mencapai jumalah penimbangan 8 kali dalam setahun sulit dicapai. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan berkerja sama dengan kader kesehatan untuk kegiatan diluar gedung dalam pemantauan status gizi balita dengan cara sweeping untuk malakukan penimbangan ke wilayah maupun ke rumah-rumah balita secara langsung.

3.4 Realisasi Anggaran

Penyerapan anggaran belanja langsung pada Tahun 2020 sebesar 83.60% dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan utama dari pagu perubahan Tahun 2020 Rp. 152.852.673.170 terealisasi Rp. 131.836.407.370,- dengan persentase realisasi sebesar 86.25%. Sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung dari pagu sebesar Rp. 4.771.787.000,- terealisasi Rp. 4.621.802.727,- sebesar 96.86%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per program, penyerapan anggaran terbesar pada Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat dengan realisasi sebesar 96.16% (dari anggaran sebesar Rp. 1.778.738.820,- terealisasi Rp. 1.710.474.448,-). Sedangkan penyerapan terkecil pada Program Pelayanan Kesehatan Dasar sebesar 84.13% (dari anggaran sebesar Rp. 45.543.822.789,- terealisasi Rp. 38.315.902.588,-).

Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan penyerapan anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan tahun 2020 telah mencukupi. Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2020 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan pada tabel berikut:

3-72

Tabel 3.15 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2020

No Sasaran Indikator Kinerja Anggaran Target Realisasi % Realisasi Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Derajat Kesehatan Meningkat Jumlah Kematian Ibu 4 1 175% 38.139.067. 652,70 32.733.346.3 99,63 85.83% Angka Kematian Bayi 7.06 11.5 37.11% 38.139.067. 652,70 32.733.346.3 99,63 85.83% Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang 8.19 10.72 69.13% 22.957.793. 389,70 19.961.378.8 70,30 86.95% Prevalensi Stunting 12.4 11.23 109.44% 22.957.793. 389,70 19.961.378.8 70,30 86.95% Cakupan Keluarga dengan Indikator Keluarga Sehat 47% 40.07% 85.26% 30.658.951. 085,20 26.446.956.8 29,13 86.26% Jumlah Total Belanja Langsung Rp. 152,852,673 ,170.00 RP. 131,836,407, 369.00 87.92%

Catatan : Anggaran adalah anggaran per sasaran PD

Tabel 3.16 Analisis efisiensi

No Sasaran Indikator % Capaian Kinerja

(≥100%) % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 1 2 3 4 5 6 = (5-4) 1 Derajat Kesehatan Meningkat 1. Jumlah Kematian Ibu 2. Angka Kematian Bayi 3. Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang 4. Prevalensi Stunting 5. Cakupan Keluarga dengan Indikator Keluarga Sehat

1. Jumlah Kematian Ibu 2. Angka Kematian Bayi 3. Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang 4. Prevalensi Stunting Program Pelayanan Kesehatan Dasar : 84.13% Program Pelayanan Kesehatan Rujukan : 84.04% Program Upaya Pelayanan Kesehatan : 85.81% Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat : 96.16%

Program Regulasi dan

Program Pelayanan Kesehatan Dasar : 15.87% Program Pelayanan Kesehatan Rujukan : 15.96% Program Upaya Pelayanan Kesehatan : 14.19% Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat : 3.84%

3-73 Pengembangan Sumber Daya Kesehatan : 95.14% Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit : 92.64% Pengembangan Sumber Daya Kesehatan : 4.86% Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit : 7.36%

Sumber : Dinas Kesehatan, 2020

Dinas Kesehatan sebagai Organisasi Perangkat daerah dituntut untuk terus meningkatkan kinerja pelayanan setiap tahunnya. Pemenuhan dan penggunaaan sumber daya sangat berkaitan dengan Sumber Dana (Anggaran). Analisis atas efisiensi penggunaan sumber dana dilihat dari pelaksanaan kinerja dengan menyesuaikan kebutuhan kegiatan dan alokasi anggaran dengan prinsip dan efisien. Secara Umum Kinerja Dinas Kesehatan termasuk kategori sangat baik, Adapun tingkat efisiensi dijabarkan sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Kesehatan Dasar telah mencapai kinerja sebesar : 84.13% dengan efisiensi anggaran 15.87%. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh melalui efisiensi anggaran dalam pemberian transport kepada masyarakat (disesuaikan jumlah kehadiran), kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan kewilayahan ditiadakan karena adanya pandemi covid-19 sehingga koordinasi hanya melalui grup WA serta adanya efisiensi dalam pembelian belanja modal yang disesuaikan dengan kebutuhan dan daftar RKBMD yang telah disusun sebelumnya.

2. Program Pelayanan Kesehatan Rujukan telah mencapai kinerja sebesar 84.04% dengan efisiensi anggaran 15,96%. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh melalui pembayaran jasa pelayanan disesuaikan dengan pembayaran klaim dan pembelian kebutuhan pasien disesuaikan dengan jumlah pasien dan disesuaikan dengan kebutuhan.

3. Program Upaya Pelayanan Kesehatan telah mencapai kinerja sebesar 85.81% dengan efisiensi anggaran 14.19%. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh dari efisiensi pembelian alat kesehatan untuk puskesmas yang lebih rendah dari harga yang direncanakan dengan kualitas dan fungsi yang hampir sama, selain itu efisiensi juga berasal dari pengajuan klaim jasa perawatan sesuai tagihan klaim dari Rumah Sakit dan Klaim penanganan Covid 19 bersumber dana APBD hanya dibayarkan sampai bulan Juli dikarenakan pembiayaan untuk bulan selanjutnya dibiayai oleh Kementrian Kesehatan serta kegiatan Akreditasi Puskesmas pada Tahun 2020 ditiadakan karena adanya pandemi Covid 19.

4. Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat telah mencapai kinerja sebesar 96.16% dengan efisiensi anggaran 3.84%. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh dari efiesiensi pembelian barang, transport yang disesuaikan dengan jumlah peserta serta.

5. Program Regulasi dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan telah mencapai kinerja sebesar 95.14% dengan efisiensi anggaran 4.86%. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh melalui efisiensi anggaran dalam pemberian transport kepada masyarakat (disesuaikan jumlah kehadiran), efisiensi pembelian alkes puskesmas yang sudah pengadaan sendiri, dan dikarenakan pandemi covid-19 pertemuan dilaksanakan dengan metode daring.

6. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah mencapai kinerja sebesar 92.64% dengan efisiensi anggaran 7.36%. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh dari efisiensi

3-74 pembelian bahan bakar dan jasa untuk petugas fogging disesuaikan dengan jumlah kasus demam berdarah.

3.5 Inovasi

Inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inovasi pada lingkungan instansi pemerintah menjadi sangat penting karena dapat mengakselerasi inovasi swasta dan masyarakat dalam meningkatnkan pelayanan publik. Pemerintah daerah menjadi salah satu ujung tombak pelayanan public wajib melakukan inovasi. Demikian pula di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dalam meningkatkan pelayanan publik yang inovatif dalam pelayanan, mningkatkan pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan daya saing yang semakin meningkat maka di Tahun 2020 ini telah melakukan inovasi dalam pelayanan public, diantaranya adalah :

1. Digitalisasi Layanan Sertifikasi Produk Pangan Industri Rumah Tangga di Kota Yogyakarta