• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Prosedur Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Analisa Prosedur Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah

Proses Prosedur Pembiayaan pada PT. Bank BRISyariah memiliki prosedur yang baik dimana setiap pihak memiliki kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. Pada tahap pencarian nasabah, tanggung jawab terbesar berada di Sales Officer (SO) karena Sales Officer bertanggung jawab untuk menawarkan dan menjelaskan produk pembiayaan mikro pada calon nasabah sehingga calon nasabah mengerti dan tertarik untuk menggunakan Pembiayaan mikro pada PT. Bank BRI Syariah.

Terdapat 3 cara pada tahap pencarian nasabah. Pertama, SO melakukan pencarian nasabah (canvasing). Kedua, Walk in Costumer atau calon nasabah datang langsung dan mengajukan pembiayaan ke bank dengan syarat memiliki radius 5 km dari Kantor Unit Mikro Syariah atau jarak disesuaikan dengan deviasi Pimpinan Cabang. Ketiga, Menerima Top Up atau Penambahan Fasilitas oleh nasabah.41

41

Namun pada proses ini karena Bank hanya membatasi pada radius 5 km dari Kantor Unit Mikro Syariah (UMS) maka beberapa pengusaha lain yang diluar radius kantor Unit Mikro Syariah tidak akan mendapatkan pengetahuan mengenai Pembiayaan Mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah.

Tahap Permohonan Pembiayaan dilakukan setelah tahap pencarian nasabah selesai, pada tahap ini Sales Officerdan Unit Financing Officermembantu calon nasabah yang sudah layak diberikan pinjaman untuk mempersiapkan berkas permohonan pengajuan pembiayaan. Dokumen yang disyaratkan oleh bank akan membantu bank untuk menerapkan prosedur baku yang telah ditetapkan oleh pihak eksternal seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dan juga mengurangi resiko awal pada pembiayaan. Selain mempersiapkan berkas permohonan Pembiayaan SO dan UFO juga melakukan verifikasi data setelah mengajukan permohonan pembiayaan, hasil dari verifikasi harus clear sehingga dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, namun jika hasil verifikasi tidak clear maka permohonan pembiayaan akan dimasukkan ke dalam data reject dan disimpan dengan baik.

Tahap Permohonan Pembiayaan terjadi pada proses 3, proses 4, proses 5a, proses 6, proses 7, dan proses 8. Pada semua proses ini dilakukan Check Character dan Trade Checking dengan BI Checking, Interview dan Survai pada nasabah dan usaha nasabah. Proses ini merupakan tahap awal verifikasi yang akan menentukan keberlanjutan proses pembiayaan berdasarkan hasil verifikasi yang ada.

Tahap Analisa Pembiayaan merupakan tahap yang paling penting pada tahap pemberian pembiayaan karena pada tahap ini bank akan menentukan kelayakan usaha untuk diberikan pembiayaan. Tahap Analisa Pembiayaan terjadi pada Proses 9, proses 10, proses 11, proses 12, dan proses 18. Pada Proses pemberian Pemberian Pembiayaan Mikro di PT. Bank BRISyariah analisa dilakukan melalui verifikasi usaha dan kelengkapan dokumen diataranya adalah dokumen LKN (Laporan Kunjungan Nasabah), MUP (Memorandum Usulan Pembiayaan), LPBJ (Laporan Penilaian Barang Jaminan), dan DCL

(Document Check List). Dokumen-dokumen tersebut mewakili 3 analisa yang dilakukan, setiap analisa memiliki peranan masing-masing dalam proses analisa pembiayaan.

Analisa Kualitatif menggambarkan Karakter Calon Nasabah dan Usaha yang dijalankan. Ketika Analisa ini tidak dijalankan dengan baik maka kemungkinan kredit macet lebih besar. Namun pada tahapini Bank mengesampingkan analisa kondisi ekonomi negara. Sedangkan ekonomi negara sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha nasabah. Pengaruh besar atau kecil dari kondisi ekonomi negara terhadap usaha yang dijalankan, analisa ini tetap harus dilakukan untuk membantu proses analisis.

Tahap Pemberian Putusan Pembiayaan terjadi setelah Analisa Pembiayaan selesai dan dikeluarkannya Surat Persetujuan Permohonan Pembiayaan (SP3). Tahap ini terjadi pada proses 14, proses 15, dan proses 13, tahap ini merupakan keputusan awal dari disetujuinya fasilitas pembiayaan

untuk nasabah melalui keputusan komite pembiayaan yang akan menentukan fasilitas pembiayaan yang akan diberikan.42Komite pembiayaan membatasi pihak lain di luar komite untuk memutuskan fasilitas pembiayaan yang akan diberikan. Dan ini cukup membantu untuk menghindari adanya pihak yang turut ikut campur dalam penetapan keputusan. Meskipun begitu tahap ini merupakan tahap yang akan memberikan pilihan kepada nasabah untuk menandatangani Surat persetujuan permohonan pembiayaan atau tidak.

Tahap Pencairan Pembiayaan dilakukan setelah tahap pemberian putusan pembiayaan dilakukan. Pada tahap ini terjadi pengikatan akad dan pencairan jaminan, tahap ini merupakan awal dari fasilitas pembiayaan yang akan berdampak pada kelancaran fasilitas pembiayaaan. Tahap ini fokus pada legalisasi kelengkapan fasilitas Pembiayaan. Sehingga tahap ini akan mengikat nasabah dan bank secara legal atas fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank. Adanya pengikatan dibawah tangan dan pengikatan notariel membantu proses pelegalan pembiayaan. Namun pengikatan dibawah tangan memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikatan notariel karena pengikatan dibawah tangan hanya melibatkan nasabah dan bank pada proses pengikatannya.

Selain Pengikatan proses ini juga melalui verifikasi dokumen agar tahap pengikatan tidak dilakukan dengan tanpa pertimbangan, dokumen yang melalui

42

Wawancara pribadi dengan Bapak Irwan selaku Unit Micro Syariah Head, Jakarta 8 September 2015

verifikasi adalah dokumen BSTJ (Bukti Serah Terima Jaminan) dan Akad Pembiayaan. Setelah hasil kedua dokumen baik maka akan ada IRP (Intruksi Realisasi Pembiayaan), MUP (Memorandum Usulan Pembiayaan). Semua dokumen tersebut akan diverifikasi dan disetujui secara bertahap dari UFO kemudian ke UH dan selanjutnya menuju Pincapem, setelah disetujui oleh Pincapem maka tahap selanjutnya ke Financing Support untuk proses Pembiayaan. Sedangkan untuk Pencairan Dana Pembiayaandilakukan oleh Operasi Pembiayaan seperti ketentuan Pencairan Pembiayaan lainnya.43

Tahap Monitoring dilakukan oleh Relationship Officer (RO) wewenang dan tanggung jawab RO yang paling penting adalah maintenance nasabah. Untuk monitoring, Relationship Officer melakukan kunjungan rutin kepada nasabah dan memantau langsung operasional usaha dan perkembangannya. Namun Relationship Officer tidak ikut membantu dalam proses pengembangan usaha yang dilakukan nasabah. Untuk memaksimalkan usaha yang dijalankan oleh nasabah bank memiliki potensi untuk mendampingi usaha yang diberikan fasilitas pembiayaan, agar usaha nasabh tidak hanya terbantu secara finansial namun juga terbantu untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan melalui fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank.

43

Pedoman Pemberian Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah Edisi Desember 2009, hal 29-30

Dokumen terkait