• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Proses Penyaluran Pembiayaan Mikro

PT. Bank BRISyariah memiliki berbagai jenis Produk Pembiayaan yaitu Pembiayaan Komersil, Pembiayaan Konsumer dan Pembiayaan Mikro atau SME

(Small Medium Enterprise). Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah memiliki 3 produk utama yaitu Mikro 25 iB, Mikro 75 iB dan Mikro 500 iB. Setiap Produk memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut karakter Pembiayaan pada PT. Bank BRISyariah:35

1. Mikro 25 iB merupakan Pembiayaan mikro dengan Plafond 5-25 juta dan merupakan KTA (Kredit Tanpa Agunan) untuk Mikro 25 iB memiliki jangka waktu 6-24 bulan. Margin sekitar 2-2,5% flat

2. Mikro 75 iB merupakan Pembiayaan Mikro dengan Plafond 5-75 juta dan bukan KTA (kredit tanpa Agunan) sehingga untuk mendapatkan Pembiayaan ini nasabah harus memiliki jaminan, jangka waktu untuk Pembiayaan adalah 6-24 bulan. Margin sekitar 1,5-1,8% flat

3. Mikro 500 iB merupakan Pembiayaan dengan Plafond 76-500 juta dan bukan KTA (Kredit Tanpa Agunan) sehingga memerlukan Jaminan, jangka waktu untuk pembiayaan ini selama 6-60 bulan atau 6 bulan sampai dengan 5 tahun. Margin sekitar 0,9-1,5% flat

Perbedaan tingkat margin pada setiap produk disebabkan 2 hal, yaitu perbedaan resiko yang dimiliki setiap pembiayaan, semakin tinggi resiko yang dimiliki maka semakin tinggi nilai margin yang ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko yang dimiliki. Alasan kedua yaitu karena secara

35

Wawancara pribadi dengan Bapak Irwan selaku Unit Micro Syariah Head, Jakarta 8 September 2015

volume margin kecil untuk Plafond Pembiayaan yang besar akan bernilai lebih besar dibandingkan dengan margin besar pada Plafond Pembiayaan yang kecil.

Produk Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah memiliki tim Khusus yang menangani Pembiayaan Mikro. Satu tim disebut dengan Unit Mikro Syariah (UMS). Dalam satu tim UMS terdapat Formasi khusus yaitu Unit Head (UH), Unit Financing Officer (UFO), Sales Officer (SO) dan Relationship Officer (RO). Dalam satu Kantor Cabang bisa terdiri dari beberapa Unit Mikro Syariah (UMS) bergantung pada kebutuhan dan Potensi Pembiayaan Mikro di daerah kantor cabang.

Berdasarkan Wawancara yang dilakukan dengan Bapak Irwan Selaku

Unit Mikro Syariah Head Cabang Pondok Gede, maka Prosedur Pemberian Pembiayaan Mikro harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, diantaranya:

1. Tahap Pencarian Nasabah.

Pada tahap ini pihak Bank melalukan Canvasing sebagai salah satu langkah untuk mencari nasabah. Tahap Canvasing ini dilakukan oleh Sales Officer (SO) yang akan memberikan perkenalan mengenai Produk Pembiayaan Mikro yang dimiliki oleh PT. Bank BRISyariah, melakukan penawaran Harga, Margin dan Plafond

2. Tahap Permohonan Pembiayaan

Tahap ini dilakukan setelah proses canvasing dilakukan dan nasabah menyutujui tawaran yang diberikan oleh Sales Officer (SO). Proses pengajuan Pembiayaan ini dilakukan dengan pemenuhan syarat-syarat awal dalam Pembiayaan yaitu36:

 Warga Negara Indonesia dan berdomisili di Indonesia

 Usia minimal 21 tahun/telah menikah untuk usia diatas >18 tahun

 Wiraswasta yang usahanya sesuai prinsip syariah

 Lama usaha calon nasabah :

o Untuk Mikro 75iB dan Mikro 500iB, lama usaha minimal 2 tahun

o Untuk Mikro 25iB, lama usaha minimal 3 tahun

 Tujuan pembiayaan untuk kebutuhan modal kerja atau investasi

 Memiliki usaha tetap

 Jaminan atas nama milik sendiri atau pasangan atau orang tua atau anak kandung

 Biaya administrasi mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku

36

Persyaratan Pembiayaan Mikro, diakses pada 12 September 2015 dari

 Memenuhi Persyaratan Dokumen berikut:

Produk Mikro 25 iB Mikro 75 iB Mikro 500 iB

FC KTP Calon Nasabah &

Pasangan

Kartu Keluarga & akta Nikah √ √ √

Akta Cerai/ Surat Kematian

Pasangan

Surat Izin Usaha/Surat

Keterangan Usaha

Jaminan* X √ √

NPWP** X √ √

*tanah dan Bangunan, Tanah Kosong, Kendaraan, Kios, atau Deposito **Untuk Pembiayaan diatas 50 Juta

Setelah Nasabah melengkapi Persyaratan maka dilakukan Verifikasi Data Nasabah dimulai dengan menilai Karakter nasabah yang dilakukan dengan cara:

a. BI Checking

BI Checking dilakukan untuk mengetahui karakter nasabah melalui Bank Checking dimana bank dapat mengecek informasi kredit yang pernah diperoleh debitur sebelumnya beserta kolektibilitasnya. Metode credit checking dapat dilakukan melalui sistem internal bank dan Informasi Debitur Individual (IDI) kepada Bank Indonesia. IDI BI adalah informasi mengenai individu atau suatu perusahaan dalam berhubungan dengan

bank, fasilitas kredit yang diperoleh, kolektibilitas, dan informasi kredit lainnya.37Jika hasil BI checking menunjukkan Pembiayaan sebelumnya lancar (Kolektibilitas 1) atau Dalam Perhatian Khusus (Kolektibilitas 2) maka Proses Pembiayaan dapat dilanjutkan sedangkan jika dalam posisi kolektibilitas 3,4 dan 5 maka Proses Pembiayaan akan dihentikan karena memiliki resiko yang tinggi.

b. Interview

Interview dilakukanpada saat Sales Officer (SO) melakukan survey kepada nasabah. Pada saat survey SO dapat melalukan Verifikasi data secara On The Spot dan Trade Checking. On The Spot atau kunjungan langsung ke tempat usaha/domisili nasabah dimaksudkan untuk mengecek kebenaran data dengan melihat secara fisik tempat usaha/domisili agunan, serta menggali aktivitas usaha debitur. Sedangkan Trade Checking

dimaksudkan untuk menilai nasabah dalam menjalankan usahanya dan bagaimana manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Trade Checking dilakukan kepada sejumlah Supplier, pelanggan, distributor, dan rekan bisnis lainya yang terkait dengan nasabah.Pada tahap ini Survey

37

Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014) hal.128

dilakukan oleh Unit Financing Officer (UFO) dan Unit Head

(UH). Jika Pembiayaan diatas 50 juta maka dokumen kemudian akan diberikan kepada Analys Financing Officer (AFO) sedangkan jika pembiayaan di atas 100 juta maka Pimpinan Cabang akan ikut serta dalam survey.

3. Tahap Analisa Pembiayaan

Pada tahap ini dilakukan Analisa Pembiayaan yang dilakukan oleh Komite. Komite terdiri dari Unit Head (UH),Unit Fianncing Officer (UFO), Analys Financing Officer (AFO), Sales Officer (SO) dan pihak bisnis.38 Komite bertugas untuk menentukan Jumlah Pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabah melalui beberapa Analisa, diantaranya:

 Analisa Kualitatif

Analisa Kualitatif merupakan penilaian atas prinsip dasar 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic). Beberapa Analisa yang dilakukan pada beberapa aspek yaitu Aspek Manajemen, Aspek Produksi, Aspek Pemasaran. Ketiga aspek tersebut dianalisa secara sederhana sesuai dengan hasil yang telah didapat pada saat survey. Dalam Analisa Kualitatif 5C merupakan tujuan utama namun dalam

38

Wawancara pribadi dengan Bapak Irwan selaku Unit Micro Syariah Head, Jakarta 8 September 2015

Analisa Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah

Condition of Economic seringkali tidak digunakan karena Bank akan mencari usaha yang memiliki omzet harian sehingga tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi ekonomi yang terjadi. Bank juga seringkali menghindari usaha-usaha yang terpengaruh oleh

BI rate untuk mengurangi resiko kredit macet.

 Analisa Kuantitatif

Pada Analisa Kuantitatif, bank melakukan analisa pada aspekCapital dan Keuangan Debitur. Analisa Kualitatif biasanya dilakukan pada Neraca, Laporan Laba/Rugi, dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Analisa Kuantitatifdengan menggunakan Neraca, Laporan Laba/Rugi dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Hanya digunakan pada Pembiayaan Mikro 500 iB, sedangkan untuk Mikro 25 iB dan Mikro 75 iB. Laporan tersebut tidak diwajibkan penggunaannya kecuali perusahaan memilikinya.39

 Analisa Jaminan

Pada tahap ini Bank melakukan Evaluasi pada Jaminan yang diberikan oleh Nasabah. Analisa Jaminan ini Hanya terjadi pada Pembiayaan Mikro 75 iB dan Mikro 500 iB karena Mikro 25 iB

39

Wawancara pribadi dengan Bapak Irwan selaku Unit Micro Syariah Head, Jakarta 8 September 2015

merupakan Kredit Tanpa Agunan (KTA). Analisa Jaminan didasarkan pada pertimbangan berikut:

 Keyakinan bank bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajiban berdasarkan kelayakan dan kemampuan keuangan debitur

 Agunan yang disyaratkan agar memperhatikan struktur kredit, kompetisi, jenis agunan, dan riwayat pembayaran.

 Agunan yang diserahkan debitur dipertimbangkan dapat mencukupi pelunasan kewajiban debitur dalam hal debitur tidak mampu memenuhi kewajiban

Kriteria Agunan pembiayaan:

 Mempunyai nilai ekonomis, dalam arti dapat dinilai dengan uang dan dapat dijadikan uang

 Kepemilikan dapat dipindahtangankan dari pemilik semua kepada pihak lain (marketable)

 Mempunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikat secara sempurna berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

4. Tahap Pemberian Putusan Pembiayaan

Tahap ini terjadi setelah tahap analisa pembiayaan selesai maka akan keluar Surat Permohonan Pengajuan Pembiayaan (SP3) yang mencantumkan dengan jelas Jumlah Pembiayaan besrta Syarat-syarat pembiayaan sesuai dengan usulan/perSyarat-syaratan yang telah dipenuhi dan ditetapkan oleh pemegang kewenangan termasuk jumlah jaminan yang harus dipenuhi oleh debitur. Surat ini bertujuan untuk memastikan:

 Syarat pembiayaan sesuai usulan/persyaratan yang disetujui dan ditetapkan, termasuk persyaratan jaminan yang harus dipenuhi calon nasabah pembiayaan.

 Bersifat tidak mengikat secara legal, pemberian fasilitas tergantung dari dipenuhinya ketentuan /kondisi dan dokumentasi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan prosedur persetujuan pembiayaan.

 Konfirmasi persetujuan nasabah pembiayaan selanjutnya jadi dasar untuk menandatangani perjanijan pembiayaan dan pengikatan agunan serta pengikatan lainnya yang terkait.

5. Tahap Pencairan Pembiayaan

Tahap Pencairan Pembiayaan dilaksanakan setelah Nasabah dan pihak Bank sepakat dengan Jumlah Pembiayaan yang ditawarkan. Pada tahap ini terjadi Pengikatan Akad dan Pencairan Pembiayaan. Akad yang digunakan dalam Pengikatan Akad adalah Akad Murabahah dimana Nasabah dapat memutuskan akan tetap melanjutkan Pembiayaan atau tidak dengan Jumlah yang ditawarkan oleh Bank. Jika nasabah menyetujui Jumlah Pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank maka tahap selanjutnya yaitu Pencairan dapat dilakukan.

Pengikatan Akad Pembiayaan Mikro terdiri dari Pengikatan Pembiayaan dan Pengikatan Jaminan. Secara garis besar, terdapat dua macam Pengikatan yaitu:

a. Pengikatan di bawah tangan

Pengikatan dibawah tangan adalah Proses penandatanganan akad yang dilakukan oleh Bank Syariah dan Nasabah.

b. Pengikatan Notariel

Pengikatan Notariel adalah proses penandatanganan akad yang disaksikan oleh Notaris.

Perbedaan antara keduanya adalah pada saat terjadi penyangkalan terhadap akad transaksi dimaksud. Pada pengikatan dibawah tangan,

maka pada saat terjadi penyangkalan, bank harus membuktikan bahwa nasabah yang bersangkutan benar-benar telah menandatangani sedangkan pada notariel, nasabah harus yang harus membuktikannya. Setelah dilakukan pengikatan terhadap pembiayaan, selanjutnya pengikatan terhadap jaminan. Terkait dengan jaminan, maka jenis pengikatan terdiri dari:

1. Hak Tanggungan, untuk jaminan berupa tanah. Dasar hukumnya adalah UU No. 4 tahun 1996 tanggal 9 April 1996 tentang Hak Tanggungan.

2. Hipotik, untuk jaminan berupa barang tidak bergerak selain tanah dan kapal berukuran 20 m3 ke atas. Dasar hukumnya adalah Kitab undangUndang Hukum Perdata pasal 1162. 41 3. FEO (Fiducia Eigendoms Overdracht) atau Fidusia, untuk

jaminan berupa barang bergerak. Dasar hukumnya adalah UU No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

4. Gadai, untuk jaminan berupa barang perniagaa, surat berharga dan logam mulia yang penguasaannya ada di tangan bank. Pengikatan gadai ini biasanya disertai dengan Surat Kuasa Mencairkan. Dasar hukumnya adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1152. 42

5. Cessie, untuk jaminan berupa piutang. Dasar hukumnya adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 613. 43

6. Borght, untuk jaminan berupa personal guarantee (jaminan pribadi).

Proses selanjutnya adalah pencairan fasilitas pembiayaan kepada nasabah. Sebelum melakukan proses pencairan, maka harus dilakukanpemeriksaan kembali semua kelengkapan yang harus dipenuhi sesuai disposisi Komite Pembiayaan pada proposal pembiayaan. Apabila semua persyaratan telah dilengkapi oleh nasabah, maka proses pencairan fasilitas dapat diberikan.40 Untuk pencairan fasilitas sebelumnya telah ada, maka proses yang perlu dilakukan adalah memeriksa kelonggaran tarik fasilitas. Jika pencairan masih dalam batas kelonggaran tarik, maka pencairan dapat dilakukan, namun jika melebihi kelonggaran tarik maka pencairan harus dihentikan hingga ada persetujuan dari Komite Pembiayaan.Persetujuan lanjutan ini disebutkan sebagai penyimpangan.Penyimpangan ini dapat dilakukan jika telah mendapat persetujuan kembali dari Komite Pembiayaan.

6. Tahap Monitoring

Setelah semua tahapan dilakukan dan dipenuhi maka proses yang terakhir dari pembiayaan adalah proses monitoring atau proses pemantauan. Bagi officer bank syariah, pada saat memasuki tahap ini

40

Sunarto Zulkifili, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2006) h. 154

maka sebenarnya risiko pembiayaan baru saja dimulai saat pencairan dilakukan. Proses pemantauan dapat dilakukan dengan memantau realisasi pencapaian target usaha dengan business plan yang telah dibuat sebelumnya. Apabila terjadi tidak tercapainya target, maka

officer bank harus segera melakukan tindakan seperti turun langsung ke lapangan menemuinasabah untuk mengetahui permasalahan yang dialami nasabah, kemudian memberikan solusi penyelesaian masalah kepada nasabah.Tugas ini dilakukan oleh Relationshif Officer (RO) yang tugas dan tanggung jawab utamanya adalah Maintenance

Nasabah. Beberapa langkah monitoring yang harus dilakukan antara lain:

 Memantau mutasi rekening koran nasabah.

 Memantau pelunasan angsuran

 Melakukan kunjungan rutin ke lokasi usaha nasabah untuk memantau langsung operasional usaha dan perkembangan usaha.

 Melakukan pemantauan terhadap perkembangan usaha sejenis melalui media massa atau media lainnya.

Dalam memberikan pembiayaan, bank wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melaksanakan kewajibannya yaitu melunasi pembiayaan sesuai dengan perjanjian.

1 SO

Melakukan Prospek terhadap Calon Nasabah Baru

2 SO

Melakukan Verifikasi karakter dan analisa usaha terhadap calon nasabah

3 SO

Memberikan aplikasi peermohonan pembiayaan untukdiisi lengkap oleh calon nasabah dan ditandatangani berikut menginformasikan persyaratan dokumen pembiayaan yang harus dilengkapi

4 SO

Menerima aplikasi permohonan pembiayaan dari calon nasabah yang telah diisi lengkap dan ditandatangani, copy dokumenpembiayaan dan menyiapkan DCL kemudian checklist

status dokumen yang telah lengkap, bubuhkan paraf pada sisi checklist

Tidak

ya

5a UFO

Meregistrasi aplikasi permohonan pembiayaan pada registrasi dan memverifikasi nomor registrasi pada aplikasi tersebut

1b SO

Menerima Walk in Costumer baru yang mengajukan Pembiayaan

1c SO

Menerima Form aplikasi Top Up/Penambahan Fasilitas yang telah diisi lengkap oleh nasabah

A Ke Proses 2 Tolak/Selesai Ketentuan Top Up/Penambahan Fasilitas

Pastikan apakah tempat calon nasabah usaha masuk dalam radius area 5 km dari UMS

UFO memastikan

kelengkapan dokumen proposal pembiayaan, dan melakukan dedupe calon nasabah pada register pembiayaan

6 UFO

Mengajukan permohonan BI Checking

ke Financing Support dan setelah mendapatkan hasil dilengkapi pada berkas aplikasi permohonan pembiayaan

7 UFO

Melalukan verifikasi atas keabsahan dokumen persyaratan, verifikasi hasil

BI Checking dan daftar hitam BI

UFO

Melakukan survei ke calon nasabah untuk Check Character,trade Checking dan atau penilaian jaminan

9 UFO

Membuat LKN, MUP dan atau LPBJ serta menandatanganinya

10 UH/Pincapem

Melakukan verifikasi terhadap karakter dan kondisi usaha

11 UH/Pincapem

Membuat LKN UH, menandatangani LKN UFO, MUP dan LPBJ

5a UFO

Registrasi suatu aplikasi Reject dan aplikasi disimpan di tempat yang aman

5b UFO

Menerima status aplikasi yangditolak dan diinformasikan pada calon nasabah

A

Dokumen absah BI Checking & Daftar Hitam BI Clear

Hasil Survai OK?

Hasil Verifikasi OK?

B

Tidak

ya

14 UFO

Registrasi status proposal yang disetujui, membuat SP3 dan memberikan kepada SO

Ya

15 SO

Menginformasikan ke calon nasabah bahwa status permohonan telah disetujui dan memberikan SP3 ntuk ditandatangani oleh calon nasabah

16 UFO

Membuat Akad Pembiayaan Pengikatan Jaminan (Jika

Menggunakan Jaminan) dan Surat Bukti Serah Terima Jaminan Asli

17 Nasabah

Menyerahkan dokumen asli,jaminan (jika ada jaminana) dan menerima Surat Bukti Serah Terima Jaminan) dan Surat Bukti Serah Terima Dokumen/Jaminan Asli (BSTJ)

18 UFO

Menerima, memverifikasi dokumen pembiayaan dan jaminan asli untuk memastikan dokumen yang diberikan sesuai dengan kondisi saat verifikasi awal, kemudian dilengkapi dengan DCL sesuai kelengkapan fisik dokumen dan menandatanganinya serta menandatanganinya BSTJ bersama UH

19 Nasabah, UFO, UH

Menandatangani akad pembiayaan dan atau pengikatan Jaminan

untuk Check Character, Trade Checking dan atau penialaian jaminan

13 Pincapem/MMM/Pinca

Review dan menandatangani MUP sesuai limit BWPP

19b Nasabah

Nasabah didampingi

SO/UFOmembuka rekening tabungan di cabang dan menyetorkannya

19c Nasabah

Menerima Salinan Akad Pembiayaan Pengikatan Jaminan, Bukti Serah Terima Jaminan yang telah

ditandatangani oleh kedua belah pihak

19d Cabang

Create CIF dan membuka rekening tabungan mikro untuk hasil realisasi, pendebetan biaya-biaya dan

pembayaran angsuran Persetujuan sesuai limit BWPP UMS Persetujuan sesuai limit BWPP UMS Ke Proses 5b dan 5c B Tidak Ya Tidak

20 UFO

Membuat IRP sesuai kondisi yang ada pada MUP dan menandatanganinya

21 UFO

Menerima IRP, DCL, dokumen pembiayaan dan jaminan asli serta BSTJ dll

22 UFO

Check kelengkapan dokumen asli sesuai dengan DCL serta menandatanganinya dan menyusun pembiayaan sesuai ketentuan

23 UH

Memastikan isi IRP sudah sesuai dengan MUP, kelengkapan dokumen asli (dokumen

pembiayaan dan jaminan) sesuai dengan ketentuan dan menandatangani IRP tersebut

24 Pincapem/MMM

Memastikan IRP telah sesuai dengan MUP serta telah ditandatangani oleh UFO dan UH kemudian menandatanganinya

25 UH

Menyampaikan berita IRP yangtelah ditandatangani oleh UFO, UH dan Pincapem/MMM ke Financing Support

26 Financing Support

Check kelengkapan pengisian IRP, verifikasi tandatangan pejabat berwenang yang ada pada IRP dibandingkan dengan speciment

Tidak

Ya

27 a Operasi Pembiayaan

Melakukan Create Financing Account dan membukukan realisasi Pembiayaan 28 Operasi Pembiayaan

Menginformasikan hasil realisasi setiap akhir hari sesuai berita realisasi dari UMS sebagai konfirmasi bahwa URP telah dijalankan

29 UFO

Membuat rekap hasil realisasi per hari dan wajib melakukan rekonsiliasi hasil realisasi setiap akhir hari berdasarkan informasi dari

financing support

30 UH

Melakukan pencocokan hasil realisasi antara rekap realisasi dengan report realisasi dari

Financing Support

Sumber: Pedoman Pemberian Pembiayaan Mikro PT.Bank BRISyariah

Keterangan:

MMM: Micro Marketing Manager MM : Marketing Manager

DCL : Document Check List D

IRP Ok?

Selesai

Ke Proses 22

Gambar 4.1

LKN : Laporan Kunjungan Nasabah LPBJ : Laporan Penilaian Barang Jaminan MUP : Memorandum Usulan Pembiayaan BWPP: Batas Wewenang Persetujuan IRP : Intruksi Realisasi Pembiayaan BSTJ : Bukti Serah Terima Jaminan

Dokumen terkait