• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profitabilitas dan strategi penyaluran pembiayaan mikro pada PT.Bank Brisyariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profitabilitas dan strategi penyaluran pembiayaan mikro pada PT.Bank Brisyariah"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA TINGKAT PROFITABILITAS DAN STRATEGI PENYALURAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA PT. BANK BRISYARIAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

SUCI HANIFA NIM 1111046100021

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

iv ABSTRAK

SUCI HANIFA, NIM 1111046100021, Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro pada PT.Bank BRISyariah, Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank BRISyariah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro dan Strategi yang dilakukan oleh PT. Bank BRISyariah untuk menyalurkan dana Pembiayaan Mikro pada Nasabah serta mempertahankan Jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan.

Metode Penelitian yang digunakan untuk menghitung Profitabilitas Pembiayaan Mikro adalah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).

Economic Value Added (EVA) tidak hanya digunakan untuk menghitung kinerja perusahaan tapi dapat juga digunakan untuk menghitung kinerja berbagai segmen termasuk produk. Untuk Penelitian Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro metode penelitian yang digunakan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil Wawancara langsung dengan pihak PT. Bank BRISyariah.

Hasil Penelitian Profitabilitas Pembiayaan Mikro menggunakan EVA menunjukkan bahwa Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah pada tahun 2014 memiliki nilai EVA yang Positif dan ini menunjukkan bahwa Pembiayaan Mikro memiliki nilai tambah yang baik. Sedangkan untuk Strategi Penyaluran Pembiayaan BRI Syariah memberikan 30% dari aset yang dimiliki untuk Pembiayaan Mikro. Bank juga hanya memilih usaha yang memiliki omzet harian agar tetap stabil dan mematuhi setiap SOP (Standard Operating Procedure) yang telah ditentukan oleh Perusahaan.

(6)

v ABSTRACT

SUCI HANIFA, NIM 1111046100021, Analysis of Profitability Level and Distribution Startegy of Micro Finance on PT. Bank BRISyariah, Bachelor‟s Degree (BA), Department of Sharia Banking, Study Program of Muamalat, Faculty of Sharia and Law, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

This research was done in PT. Bank BRISyariah in order to find out the level of Microfinance Profitability and the strategy applied by PT. Bank BRISyariah in transferring Micro Financing to costumers and maintain the ammount if Micro Financing Transferred as well.

The Method Applied to calculate Profitability of Micro Financing was by applying Economic Value Added (EVA), EVA is not only used to calculate the company‟s Performance but also used to calculate the performance in several segments including its product. The method used in the research of Distribution Strategy of Micro Finance was by applying primer data derived from direct interview with PT. Bank BRISyariah staffs.

The Research result of Profitability of Micro Financing using EVA shows that the Micro Financing of PT. Bank BRISyariah in 2014 achieved Positive Value. While the Strategy of Financing Distribution in PT. Bank BRISyariah spent 30% of their assets on Micro Financing. The Bank also picked business which only possesing daily turnover to keep it stable and business that obeyed the SOP (Standard Operating Procedure) which has been determined by the Company.

(7)

vi

KATA PENGANTAR مسب م

Puji Syukur senantiasa penulis curahkan kepada tuhan semesta alam, Allah

SWT. Berkat kehendak dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi terakhir yang juga menjadi Suri

Tauladan bagi ummatnya, Nabi Muhammad SAW.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan dan

cobaan yang harus penulis hadapi dengan ikhtiar dan tawakal. Alhamdulillah atas

berkat do‟a orang tua, keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu memberi

motivasi dan inspirasi.

Karena itupula dari lubuk hati yang dalam penulis mengucapkan rasa

terimakasih yang tulus kepada segenap pihak yang telah membantu dan mendukung

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Diantaranya adalah:

1. Bapak Dr.Asep Saepuddin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Program Studi Muamalat, A.M. Hasan Ali, M.A dan Sekretaris

Program Studi, Bapak Abdurrauf, Lc., M.A.

3. Bapak Ah. Azharudin Lathif, M.Ag., M.H sebagai Dosen pembimbing

Akademik yang senantiasa memberikannasihat dan motivasi Penulis selama

(8)

vii

4. Dosen Pembimbing Bapak M. Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si yang senantiasa

memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi untuk menyelesaikan Skripsi

ini, serta terimakasih atas ilmu dan pembelajaran hidup selama ini.

5. Dosen Penguji Bapak Dr. H. Sumuran Harahap, M.Ag, MM, MH., M.Si dan

Ibu Yuke Rahmawati, M.A yang telah

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang senantiasa memberikan dan mengajarkan ilmunya selama masa

perkuliahan.

7. Segenap Staff Akademik dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

dan Program Studi Muamalat (Hukum Ekonomi Islam).

8. Bapak Puji, Bapak Moko dan Bapak Irwan dari Micro Business Group

(MBG) BRI Syariah atas segala bantuannya.

9. Kedua Orang tua tercinta Jaja Wiharja dan Euis Lisnawati yang senantiasa

Mendo‟akan, memberikan nasihat dan semangat sehingga dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

10.Kakak-kakak ku tersayang Hilma Nurlatifah Fajriah, Pupun Tursina, dan Siti

Alfi Ubaidillah serta adikku tercinta Ibnu Hibban Abdul Jabbar yang selalu

mendukung penulis untuk menyelesaikan Skripsi. Keponakkanku Muhammad

Badar Solahuddin dan Aida Fakhira Syakilla yang selalu menghibur Penulis.

11.Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah A 2011 yang selalu menemani

(9)

viii

kedua di masa perkuliahan ini. Serta sahabat-sahabatku Elis Sri Ramdani,

Hayatin Nupus, dan Fitriyani Latifah yang selalu mendukung penulis.

12.Sahabat “Jalan-Jajan” Bunga, Rina, Hasby, Wiza, Eko yang selalu menemani

dalam suka dan duka. Serta teman-teman Seminar Internasional Bunda Indah,

Kak Indra, Kak Dayat dan Kak Mara

13.Dan temen-teman ideologis C.O.I.N.S (Center for Islamic Economics Studies)

yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada temen-teman yang

tidak dapat disebutkan satu per satu atas semua bantuan dan masukan kepada

penulis. Semoga Allah SWT Mencatat dan membalas kebaikan yang dilakukan

denganbalsann yang terbaik dan senantiasa mengalir kemanfaatannya. Amiin ya

rabbal „alamiin.

Ciputat, Oktober 2014

(10)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

E. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 14

A. Pembiayaan Mikro ... 14

1. Pengertian Pembiayaan Mikro ... 14

2. Proses Pembiayaan Mikro ... 18

B. Pengukuran Laba dan Profitabilitas ... 22

1. Laba dan Profitabilitas ... 22

2. Pengukuran Laba dan Profitabilitas ... 23

3. Pengertian Economic Value Added (EVA) ... 24

4. Perhitungan Economic Value Added (EVA) ... 27

C.Review Studi Terdahulu ... 38

D.Kerangka Konseptual ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 43

(11)

x

C. Teknik Pengumpulan Data ... 46

D. Teknik Analisa Data ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Perhitungan EVA ... 50

1. NOPAT (Net Operating Profit after Tax) ... 50

2. Capital ... 51

3. WACC (Weighted average cost of capital ... 53

B. Proses Penyaluran Pembiayaan Mikro ... 59

C. Analisa Prosedur Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah ... 78

D. Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(12)

xi

[image:12.612.114.512.122.448.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Jumlah UMKM Indonesia beserta perkembangannya dari

tahun 2009-2012... 2

Tabel 1.2 Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam Miliar Rupiah... 4

Tabel 1.3 Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia... 4

Tabel 1.4 Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro... 6

Tabel 4.1 Tabel Nilai NOPAT Pembiayaan Mikro Bank BRI Syariah... 52

Tabel 4.2 Nilai Invested Capital Pembiayaan Mikro BRI Syariah... 54

Tabel 4.3 Tabel perhitungan Tingkat Hutang, Tingkat Modal dan Tax pada Bank BRI Syariah... 58

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Proses Pemberian Pembiayaan... 20

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk industri UMKM

(Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).Dikarenakan jumlah penduduk yang sangat

banyak dan juga jumlah penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dari

tahun ke tahun jumlah UMKM terus meningkat pada tahun 2009 jumlah UMKM

di Indonesia sebesar 52.764.403 unit sedangkan pada tahun 2012 sebesar

56.534.592 unit. Namuntingkat pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia

memang tidak meningkat setiap tahunmeskipun begitu pertumbuhan jumlah

UMKM di Indonesia berdampak bagus terhadap kemakmuran penduduk

Indonesia karena Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri UMKM

meningkat.

Industri UMKM juga berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Indonesia.Bahkan dengan meningkatnya jumlah UMKM di Indonesia nilai

sumbangan untuk PDB UMKM Indonesia meningkat setiap tahun. Dapat dilihat

pada tabel 1.1Jumlah sumbangan PDB UMKM pada tahun 2009 sebesar 1.212

triliun rupiah sedangkan pada tahun 2012 sumbangan PDB untuk UMKM

(14)
[image:14.612.88.577.103.487.2]

Tabel 1.1

Tabel Jumlah UMKM Indonesia beserta perkembangannya dari tahun 2009-2012

No Indikator Satuan 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah UMKM Unit 52.764.603 53.823.732 55.206.444 56.534.592

2 Pertumbuhan Jumlah

UMKM Persen 2,64 2,01 2,57 2,41

3 Jumlah Tenaga Kerja

UMKM Orang 96.211.332 99.401.775 101.722.458 10. 657.509

4 Pertumbuhan Jumlah

Tenaga Kerja

UMKM

Persen 2,33 3,32 2,33 5,83

5 Sumbangan PDB

UMKM (harga

konstan)

Rp.Miliar 1.212.599,3 1.282.571,8 1.369.326 1.504.928,2

6 Pertumbuhan

sumbangan PDB

UMKM

Persen 4,02 5,77 6,76 9,90

7 Nilai Ekspor UMKM Rp.Miliar 162.254,52 175.894,89 187.441,82 208.067,00

8 Pertumbuhan Nilai

Ekspor UMKM Persen -8,85 8,41 6,56 11,00

Sumber: www.bi.go.id. diolah

Untuk mendukung industri UMKM tersebut, saat ini banyak Lembaga

Keuangan Mikro (LKM) yang memberikan dana untuk membantu pertumbuhan

UMKM tersebut. Selain Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Industri Perbankan

juga membantu memberikan dana untuk peningkatan Industri UMKM dengan

(15)

Pembiayaan Mikro pada Industri Perbankan dilaksanakan oleh Bank

Konvensional dan Bank Syariah. Untuk Bank Syariah sendiri pembiayaan Mikro

merupakan satu hal yang penting mengingat tujuan dari Perbankan Syariah

sendiri adalah terwujudnya fungsi perbankan syariah yang kaffah dan dapat

melayani seluruh segmen masyarakat. Untuk pembiayaan mikro Bank Syariah

secara umum juga mengalami peningkatan pada tahun 2009 jumlah dana yang

dikeluarkan sebesar Rp. 35.799 Miliar sedangkan pada tahun 2012 dana

pembiayaan mikro oleh bank umum syariah sebesar Rp. 90.860 Miliar.

Peningkatan pada jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan oleh Bank Syariah

dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh

beberapa Bank Syariah.

Bank BRI Syariah pada tahun 2013, total pembiayaan mikro yang disalurkan

meningkat drastis sebesar 51.1% dari Rp1,625 triliun menjadi Rp 2,455 triliun,

setelah sebelumnya juga mengalami peningkatan berturut-turut selama 4 tahun.

Dari sisi tingkat kesehatan aset, tingkat NPF segmen mikro berhasil dijaga di

kisaran angka 2,1%, dengan Repayment Rate (tingkat kelancaran pembayaran

angsuran) masih diangka 96,4%.1

Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki pertumbuhan yang

bagus setiap tahunnya, dimana pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 2%. Hal

ini mempengaruhi Jumlah Pembiayaan Mikro yang diberikan oleh Perbankan.

1

(16)
[image:16.612.111.535.112.348.2]

Tabel 1.2

Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam Miliar Rupiah

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*

Total Pembiayaan

UMKM 35.799 52.570 71.810 90.860 110.086 59.806 57.780

Pembiayaan Tidak

Lancar 1.611 1.824 2.140 2.060 2.879 3.875 4.434

Persentase (%) 4,5 3,47 2,98 2,27 2,62 6,48 7,67

*Februari 2015

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Februari 2015, diolah

Pada tahun 2014 dan 2015 total pembiayaan menurun dikarenakan beberapa

bank memiliki tingkat pembiayaan tidak lancar yang cukup tinggi sehingga

dihentikan proses pencairan pembiayaan mikro yang disalurkan. Dari beberapa

bank tersebut yang memiliki nilai tingkat persentase pembiayaan yang stabil

adalah Bank BRI Syariah. Tabel 1.3 memperlihatkan Jumlah pembiayaan dan

nilai NPF Pembiayaan Mikro pada Bank Umum Syariah.

Tabel 1.3

Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia

No. Nama Bank

Total Pembiayaan 2013 (Miliar) NPF 2013 (%) Total Pembiyaan 2014 (Miliar) NPF 2014 (%)

1 Bank Syariah Mandiri 7.355 - - -

2 Bank Muamalat 3,47 1,70 - -

3 Bank BNI Syariah 878 - 950 2,21

(17)

5 Bank BRI Syariah 3.070 2,93 3.210 2,5

6 Bank Panin Syariah - - - -

7 Bank BCA Syariah 80,6 0,1 - -

8 Bank Victoria Syariah - - - -

9 Bank Jabar Banten

Syariah

817,9 - 1.042,7 -

10 Bank Maybank Syariah Indonesia

- - - -

11 Bank Bukopin Syariah 2.690 - 2.820 -

12 Bank BTPN Syariah - - - -

Sumber: Laporan Tahunan Bank, diolah

Pembiayaan pada Usaha Mikro merupakan satu hal penting demi menjaga

keberlanjutan Usaha Mikro. Usaha Mikro sendiri sangat membantu kestabilan

perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro berperan besar dalam pemberdayaan

ekonomi rakyat. Hal ini mengacu pada bagaimana membangun kemampuan

masyarakat memberikan ruang gerak bagi masyarakat agar berpartisipasi dengan

memilih, menentukan dan melaksanakan pilihan kegiatan riil yang mampu

membantu meningkatkan produktivitas ekonomi rakyat menjadi lebih baik.

Meskipun Usaha Mikro punya peran yang sangat penting bagi ekonomi

rakyat Indonesia saat ini banyak sekali kendala yang dihadapi oleh Usaha Mikro.

Menurut Ismawan dalam penelitiannya, Usaha Mikro secara jelas banyak

persoalan yang dihadapi oleh ekonomi usaha kecil (mikro) diantaranya2:

2

(18)
[image:18.612.140.530.107.325.2]

Tabel 1.4

Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro

No Jenis Kesulitan Indeks

1 Kesulitan Modal 34,55%

2 Pengadaan Bahan Baku 20,14%

3 Pemasaran 31,70%

4 Kesulitan Lainnya 13,6%

Sumber: Data BPS Terolah dalam Ismawan 2003

Dengan begitu ketersediaan dana sebagai bantuan modal Usaha Mikro

merupakan bantuan yang sangat berarti untuk Usaha Mikro. Kemudian Bank

Syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana

dengan pihak yang kelebihan dana merupakan lembaga yang tepat untuk

membantu persoalan permodalan yang dihadapi oleh Usaha Mikro melalui

pembiayaan mikro yang saat ini banyak dimiliki oleh Bank Umum Syariah.

Pembiayaan Mikro dimaksudkan untuk menyediakan solusi berbasis pasar

untuk salah satu masalah yang paling rumit yaitu mengintegrasikan golongan

miskin ke dalam perekonomian. Karena bank-bank Islam mempunyai moral dan

tanggung jawab sosial dalam perekonomian rakyat maka pembiayaan mikro

merupakan salah satu solusi yang diberikan oleh Bank Syariah.

Bank Umum Syariah juga mendapatkan bagi hasil dan keuntungan dari

pembiayaan yang diberikan pada Usaha Mikro. Bahkan tingkat margin pada

(19)

Hal ini dikarenakan risiko yang ditanggung oleh bank dengan memberikan

pembiayaan mikro cukup tinggi.

Meskipun begitu untuk pembiayaan kepada usaha kecil, menengah dan

koperasi. Bank dapat memintakan jaminan dari lembaga penjamin, misalnya PT

Askrindo dan PT Jamkrindo sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi lembaga

tersebut.3 Untuk mengurangi tingkat risiko yang akan ditanggung oleh bank.

Selain penjaminan dari beberapa perusahaan tersebut masih banyak strategi lain

yang dilakukan oleh bank untuk meminimalisir risiko pembiayaan mikro.

Selain membantu kelangsungan Usaha Mikro bank sebagai perusahaan jasa,

mengharapkan laba dari setiap produk yang diberikan. Tidak hanya bank

konvensional yang dapat memberikan pembiayaan mikro saat ini Perbankan

Syariah sudah dapat bersaing dengan pasar konvensional namun belum cukup

kuat. Masih banyak masyarakat yang melihat sebuah bank dan menggunakan

produk sebuah bank dari kinerja perbankan dan kenyamanan pelayanan.

Tugas sebuah Bank Syariah untuk menjaga kinerja perbankan salah satunya

Profitabilitas. Oleh karena itu perlu diketahui tingkat profitabilitas sebuah produk

pada Bank agar tingkat kesehatan dan Profitabilitas Bank tetap terjaga.

Profitabilitas dihitung dengan menghitung laba yang dihasilkan baik oleh sebuah

produk maupun sebuah perusahaan.

3

(20)

Untuk mencapai tingkat Profitabilitas yang baik, bank harus melakukan

beberapa langkah salah satunya adalah menggunakan strategi yang baik dalam

pemberian pembiayaan mikro. Setiap Bank akan memiliki strategi yang berbeda

untuk mempertahankan tingkat profitabilitas dari pembiayaan mikro.

Dengan demikian, berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis

bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Pembiayaan Mikro dengan

Judul “Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro

padaPT. Bank BRISyariah.”

B. Identifikasi Masalah

Dalam Latar Belakang diatas disebutkan bahwa Jumlah Pembiayaan Mikro

yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah meningkat

setiap tahun kecuali pada tahun 2014 dan tahun 2015. Jumlah Pembiayaan yang

disalurkan mengalami penurunanyang drastis dari 110.086 miliar rupiah pada

tahun 2013 menjadi 59.806 miliar pada tahun 2014.

Pembiayaan tidak lancar pada tahun 2013 berjumlah 2.879 miliar rupiah

kemudian dengan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun, jumlah

pembiayaan tidak lancar pada tahun yang sama mengalami peningkatan menjadi

3.875 miliar rupiah.

Hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar mengapa Pembiayaan tidak lancar

meningkat pada saat jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun. Secara

(21)

keuntungan juga akan meningkat. Dan sebaliknya ketika jumlah pembiayaan

yang disalurkan menurun maka tingkat keuntungan juga akan menurun.

Jumlah Pembiayaan yang disalurkan secara umum akan mempengaruhi

jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank-bank umum syariah secara

parsial. Maka, ketika jumlah pembiayaan yang disalurkan menurun secara

agregat akan menyebabkan penurunan pada jumlah pembiayaan yang disalurkan

secara parsial. Hal ini dikarenakan jumlah profit yang dihasilkan akan menurun

sejalan dengan penurunan jumlah pembiayaan yang disalurkan.

Pada tahun 2014 tersebut terdapat beberapa Bank Umum Syariah yang tetap

menyalurkan pembiayaan mikro bahkan cenderung meningkatkan jumlah

pembiayaan mikro yang disalurkan meskipun jumlah pembiayaan yang

disalurkan secara agregat menurun. Banyak faktor yang mengakibatkan

terjadinya penurunan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh bank

umum syariah di Indonesia, dan juga akibat yang ditimbulkan oleh penurunan

jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah.

Salah satu alasan bank-bank umum syariah mengalami penurunan jumlah

pembiayaan mikro yang disalurkan adalah karena penurunan jumlah pembiayaan

mikro tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa bank umum syariah yang

memiliki nilai NPF tinggi untuk pembiayaan mikro sehingga Penyaluran

Pembiayaan Mikro pada Bank Umum Syariah tersebut ditahan sampai dengan

stabilnya nilai NPF untuk pembiayaan mikro. Akibat dari terjadinya penurunan

(22)

pembiayaan mikro yang disalurkan. Sementara beberapa bank tetap memiliki

performa yang baik disaat jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun.

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah

menggunakan Economic Value Added (EVA)?

2. Bagaimana Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro yang dilakukan oleh PT.

Bank BRISyariah?

Untuk membatasi masalah, peneliti hanya meneliti mengenai bagaimana

tingkat profitabilitas bank yang tetap menyalurkan pembiayaan mikro meskipun

jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan saat ini mengalami penurunan dan

bagaimana strategi bank tersebut tetap mempertahankan performanya dalam

penyaluran pembiayaan mikro.

Bank Umum Syariah yang tetap stabil memberikan Pembiayaan Mikro disaat

Jumlah Pembiayaan Mikro secara agregat menurun salah satunya adalah Bank

BRISyariah. Bank BRISyariah merupakan Bank yang tetap konsisten memberikan

Pembiayaan Mikro oleh karena itu Bank BRISyariah peneliti pilih sebagai objek

(23)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah di atas maka, tujuan dari penelitian ini

adalah:

a. Untuk menganalisa tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro pada PT.

Bank BRISyariah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).

b. Untuk menganalisa perbedaan Strategi yang digunakan pada Penyaluran

Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Sebagai Tolak ukur akan kemampuan diri dalam menerapkan ilmuyang

telah didapatkan mengenai Bank Syariah selama di Universitas.

b. Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai

Pembiayaan mikro pada Bank Syariah yang diterima selama masa

perkuliahan agar dapat diterapkan saat terjun pada dunia kerja.

c. Bagi Akademisi

Sebagai bahan pertimbangan sejauh mana kurikulum atau program yang

telah diterapkan pada pembiayaan mikro pada Bank Syariah mempunyai

(24)

d. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi tentang tingkat Profitabilitas pembiayaan mikro

pada Bank Syariah dan dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan

kebijakan pembiayaan mikro selanjutnya.

e. Bagi Masyarakat

Membantu masyarakat untuk lebih memahami bagaimana tingkat

keuntungan pada Pembiayaan Mikro dihasilkan, serta memberikan

gambaran dan wawasan tentang fakta yang terjadi di lapangan tentang

penghitungan profitabilitas pada Pembiayaan Mikro.

E. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub

bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal tertulis, berikut

ini sistematika penulisannya secara lengkap:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian,

penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas,

[image:24.612.148.530.102.350.2]
(25)

Mikro dan karakteristik pembiayaan Mikro pada bank Umum Syariah

dan konsep pengelolaannya serta Pengukuran Laba/Profitabilitas

menggunakan Economic Value Added (EVA) untuk menghitung

tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang sumber-sumber data dan analisisnya

untuk menjawab permasalahan yang ada menggunakan metode

penelitian yang sesuai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian

sehingga didapat hasilnya, yang kemudian dilakukan pembahasan

terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil

penelitian serta menghasilkan saran dan rekomendasi yang sesuai

(26)

14 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pembiayaan Mikro

1. Pengertian Pembiayaan Mikro

Secara etimologi pembiayaan berasal dari kata biaya, yaitu membiayai

kebutuhan usaha.4 Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah No. 06/per/M.KUKM/I/2007 tentang petunjuk

teknis program pembiayaan produktif koperasi dan Usaha Mikro pola syariah

bahwa pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau

kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi

lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerimaan pembiayaan itu untuk

melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad

dengan pembayaran sejumlah bagian hasil dari pendapatan atau laba dari

kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.

Menurut Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Usaha Mikro adalah usaha

yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja. Tujuan Usaha

Mikro Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa Usaha Mikro

bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka

membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.

4

Nugraha Ridha, Manajemen Pembiayaan Panduan Untuk Koperasi Syariah SDM

Kementerian Koperasi, artikel diakses pada 2 Februari 2015

(27)

Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) merupakan upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah

pengangguran dan kemiskinan. Menurut Rudjito Usaha Mikro adalah usaha yang

dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau mendekati miskin.5 Usaha

Mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga. Besarnya Pembiayaan yang

dapat diterima oleh usaha adalah Rp 50 juta. Usaha Mikro adalah usaha produktif

secara individu atau tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100

juta. Maka Pembiayaan Mikro adalah pembiayaan yang diberikan untuk

pengembangan Usaha Mikro.

Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah didefinisikan sebagai penyediaan

uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persutujuan antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang mewajibkan pihak

yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.6Menurut Muhammad, terdapat

beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah kepada

Masyarakat, diantaranya untuk:

1. Meningkatkan daya guna uang, artinya dengan adanya para penabung

yang menempatkan dananya di bank yang kemudian disalurkan kembali

5

Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), artikel diakses pada 3 maret 2015 dari http://abstraksiekonomi.blogspot.com/

6

(28)

oleh bank untuk pembiayaan nasabah, maka hal ini meningkatkan daya

produktivitas uang.

2. Meningkatkan peredaran uang, artinya pembiayaan yang disalurkan

melalui rekening koran pengusaha menciptakan peredaran uang giral dan

sejenisnya.

3. Stabilitas ekonomi, dalam arti untuk menjaga kestabilan ekonomi

pembiayaan diberikan agar usaha-usaha yang dilakukan untuk

mengendalikan inflasi, peningktan ekspor, rehabilitasi prasarana dan

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.7

Pembiayaan Mikro pada Bank Syariah dapat dilakukan dengan beberapa

akad diantaranya:8

1. Pembiayaan atas transaksi bagi Hasil (Profit Sharing)

a. Pembiayaan atas dasar akad Al-Musyarakah adalah transaksi

penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan atau barang

untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian

hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang

disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal

masing-masing.

7

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 2005), hal. 17

8

(29)

b. Pembiayaan atas dasar akad Al-Mudharabah adalah transaksi

penanaman dana dari Shahibul Maal (Pemilik dana) kepada Mudharib

(Pengelola dana) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu dengan

pembagian hasil usaha berdasarkan pada nisbah bagi hasil yang telah

disepakati sebelumnya.

2. Transaksi Jual Beli (Sale and Purchase)

a. Pembiayaan atas dasar Al-Murabahah adalah transaksi jual beli suatu

barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan Margin yang

disepakati oleh kedua belah pihak, dimana penjual memberitahukan

harga perolehan barang.

b. Pembiayaan atas dasar akad Bai As-Salam adalah Transaksi jual beli

barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dengan

pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.

c. Pembiayaan atas dasar akad Istishna adalah transaksi jual beli dalam

bentuk pemesanan barang dengan kriteria tertentu yang disepakati

dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.

3. Pembiayaan atas transaksi sewa-menyewa

a. Pembiayaan atas dasar akad Al-Ijarah adalah transaksi sewa menyewa

atas suatu barang dan jasa antara pemilik objek sewa termasuk

kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk

(30)

b. Pembiayaan atas dasar akad Al- Ijarah Muntahiya Bit Tamlik adalah

transaksi akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa

untuk mendapatkan imbalan atas apa yang disewakan dengan opsi

perpindahan kepemilikan objek sewa.

4. Pembiayaan atas dasar akad Al-Qardh adalah transaksi pinjam meminjam

dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan

pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu

tertentu.

2. Proses Pembiayaan Mikro

Dalam Proses Pembiayaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Strategi Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler dan AB Susanto adalah suatu proses sosial dan

manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu

yang bernilai satu sama lain.9 Sedangkan menurut Nurrianto

Al-ArifPemasaran adalah suatu proses sosial yang merancang danmenawarkan

sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka

memberikan kepuasan optimal kepada pelanggan.10Dalam Pemasaran perlu

dibuat sebuah perencanaan strategik untuk mempermudah aktivitas

9

Philip Kotler, Marketing Mangement, (New Jersey: Prentince Hall, 2000) h. 8

10

(31)

pemasaran yang dilakukan. Untuk melaksanakan perencanaan strategik

diperlukan beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya:

1. Menetapkan Visi dan Misi

2. Menetapkan Tujuan dan Sasaran Perusahaan

3. Merancang Portofolio Bisnis11

Sedangkan untuk Strategi Pemasaran Bank, setidaknya ada lima strategi

pemasaran yang dapat dilakukan, yaitu:

a. Strategi Penetrasi Pasar

b. Strategi Pengembangan Produk

c. Strategi Pengembangan Pasar

d. Strategi Integrasi12

Setelah menentukan Strategi yang akan digunakan oleh Bank maka perlu

dilakukan perumusan Strategi Pemasaran dengan menentukan hal-hal

berikut:

a. Segmentasi Pasar

b. Penentuan Pasar Sasaran

c. Penentuan Posisi Pasar

Kemudian perlu juga dibuat Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang akan

mengkombinasikan 4P yaitu Produk (Product), tempat yang dalam hal ini

11

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.64

12

(32)

lebih difokuskan pada distribusinya (Place), promosi (Promotion), dan

penentuan harga (Price).13

2. Proses Pemberian Pembiayaan

Secara Sederhana Proses Pemberian Pembiayaan dapat dilihat pada bagan

berikut:

a. Proses Pengumpulan Informasi dan Verifikasi

Fasilitas Pembiayaan dimulai dengan pengajuan permohonan dari

nasabah, kemudian Bank mengumpulkan informasi dan dokumentasi

mengenai nasabah dan melakukanverifikasi data, untuk

memastikannya bank dapat menggunakanOn the Spot Checking

(OTS), Bank Checking, dan Trade Checking atau personal checking.

b. Analisa Persetujuan Pembiayaan

Pada Analisa Persetujuan Pembiayaan dapat dilakukan dengan

melakukan Analisa Kualitatif, Analisa Kuantitatif, dan Analisa

Jaminan untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai nasabah dan

13

Charles, W Lamb, Jr., dkk, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001) Edisi Ke-1 Jilid I, h. 55

- Permohonan Pembiayaan - Pengumpulan data/ dokumen - Verifikasi Data

- Analisa Pembiayaan - Persetujuan Pembiayaan - Pemenuhan dokumen SPP, Agunan, Perjanjian Pembiayaan, Pengikatan Agunan

[image:32.612.114.545.137.548.2]

- Secara On The Spot , On The Desk, Antisipasi dini, annual review, dll - Pelunasan - Penyelamatan Pembiayaan Gambar 2.1

Proses Pemberian Pembiayaan

(33)

aktivitas usahanya.Pada Analisa Kualitatif ada beberapa aspek yang

dianalisis yaitu: aspek manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran,

aspek legal, dan kondisi perekonomian Negara.

Sedangkan untuk Analisa Kuantitatif aspek yang dianalisis adalah

Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Sumber dan Penggunaan

Dana.Dan untuk analisa jaminan dilakukan pada jaminan yang

dimiliki oleh nasabah dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.

c. Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan

Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan dilakukan ketika

pembiayaan telah disetujui, dengan melakukan beberapa proses yaitu:

Surat Pemberitahuan Keputusan Pembiayaan, Perjanjian Pembiayaan,

Pengikatan Agunan, Penutupan Asuransi, dan Disbursement.

d. Pemantauan Pembiayaan

Pemantauan pembiayaan merupakan satu hal yang sangat penting agar

pembiayaan yang diberikan tetap lancar. Pemantauan pembiayaan ini

dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: On desk, On Site,

Antisipasi Dini (early warning signal), dan annual Review

Pembiayaan.

e. Pelunasan dan Penyelamatan Pembiayaan

Tahap akhir dari sebuah pembiayaan adalah pelunasan pembiayaan.

Namun adakalanya pada saat jatuh tempo nasabah tidak dapat

(34)

penyelamatan pembiayaan, penyelamatan pembiayaan adalah upaya

bank yang dilakukan terhadap nasabah pembiayaan bermasalah yang

masih mempunyai prospek dan kinerja usaha serta kemampuan

membayar untuk meminimalkan kemungkinan timbulnya kerugian

bank dan menyelamatkan kembali pembiayaan yang telah diberikan.

Penyelamatan pembiayaan dapat dilakukan dengan melakukan

Restrukturisasi Pembiayaan dan Pengambilan Aset/Agunan yang

diambil alih (AYDA).

B. Pengukuran Laba dan Profitabilitas 1. Laba dan Profitabilitas

Definisi Laba sendiri adalah perbedaan antara pendapatan dan biaya.14

Laba juga merupakan ukuran yang membedakan antara apa yang perusahaan

masukkan untuk membuat dan menjual sebuah produk dengan apa yang

diterimanya.Laba menurut Kam (1990) dalam Triyuwono dan As‟udi (2001)

menyatakan bahwa:

“Income is the change in the capital oh an entity between two points

in time, excluding changes due to investments by and distribution to owners,

where capital is expressed in term of value and based on given scale”

Maka laba mengandung 3 komponen utama yaitu nilai (value), modal

(Capital), dan skala (scale). Nilai tidak dapat dihitung dengan jelas karena

menyangkut preferensi masing-masing. Sedangkan modal adalah aktiva

14

(35)

bersih yang merupakan selisih antara seluruh aktiva dengan kewajiban. Dan

skala diperlukan untuk proses pengukuran.

2. Pengukuran Laba dan Profitabilitas

Untuk mengukur laba sebuah perusahaan dapat menggunakan dua

pendekatan yaitu: pendekatan biaya serapan dan pendekatan biaya variabel.

Namun selain untuk mengukur tingkat laba perusahaan atau tingkat

profitabilitas sebuah perusahaan, mengukur tingkat profibilitas segmen

perusahaan menjadi hal yang penting.Beberapa segmen yang dapat dihitung

profitabilitasnya adalah produk, divisi, wilayah penjualan atau kelompok

pelanggan.

Menghitung profitabilitas produk merupakan sebuah hal yang

diwajarkan oleh sebuah perusahaan karena sebagai sebuah perusahaan jasa

yang mencari laba menilai produk merupakan hal yang sangat penting.

Karena sebuah produk yang terus-menerus merugi dan tidak berpotensi untuk

menghasilkan laba dapat disingkirkan dan akan memberikan peluang pada

produk-produk yang memberikan laba yang baik.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung laba dari setiap

produk perbankan. Salah satunya dengan menggunakan Economic Value

Added (EVA) yang merupakan konsep pengukuran kerja keuangan yang

diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co., sebuah lembaga konsultan

(36)

mencerminkan profit ekonomis perusahaan yang sebenarnya dan dapat

mengkaitkannya dengan penciptaan nilai tambah terhadap kekayaan pemilik

modal (Stewart, 2005).15

3. Pengertian Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA)menurut Stewart merupakan”A residual

income measure that substract the cost of capital (C*) from the operating

profits generated in the bussiness”16

sedangkan menurut Hansen dan Mowen

Resdiual income is the difference between operting income and the minimum

dollar return required on a company’s operating assets.”17

Dari definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan nilai

tambah ekonomis yang dihasilkan dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan selama periode tertentu.

Secara sederhana Economic Value Added (EVA) adalah suatu

pendapatan unit bisnis setelah pajak dan setelah mengurangi biaya

modal.18Biaya modal biasanya diperoleh dengan memperhitungkan suatu

rata-rata tertimbang dari biaya dua sumber dana perusahaan peminjaman dan

penjualan saham. EVA digunakan untuk memfokuskan perhatian manajer

15 Taufikurrahman, “Model Analisis profitabilitas produk pembiayaan pada Bank Syariah

dengan menggunakan integrasi konsep Activity-Based Costing (ABC) dan Economic Value Added

(EVA)”, (Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,2005) h. 36

16Dwi Rosita, “Pengaruh Economic Value Added (EVA terhadap Return On Aquity (ROE)

pada PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, 2009, hal 8

17

Dwi Rosita, “Pengaruh Economic Value Added (EVA terhadap Return On Aquity (ROE)

pada PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk”, hal 8

18

G. Bennet Stewart III, “EVA works- buat Not if You make these common Mistake,”

(37)

pada penciptaan nilai bagi pemegang saham. Dengan memperoleh laba yang

lebih besar daripada biaya modal perusahaan, perusahaan meningkatkan

sumber daya di dalam perusahaan yang tersedia untuk dividen dan/atau untuk

membiayai pertumbuhan perusahan yang berkelanjutan. Dividen dan

pertumbuhan melonjakkan harga saham dan menambah nilai pemegang

saham.19

Sedangkan menurut Stewart rumus dasar dalam Perhitungan EVA

adalah pendapatan setelah pajak dikurangi total cost of capital (Biaya Modal).

Pada dasarnya EVA merupakan pengembangan dari pengukuran kinerja

dengan menggunakan Net Present Value (NPV) yang melihat nilai intrinsik

perusahaan saat ini dan memprediksi expected arus kas dimasa sekarang.

EVA = NOPAT (Net Operating Profit after taxes)Cost of Capital

Menurut Bannet Stewart yang dikutip oleh Taufikurrahman dalam

tesisnya menyebutkan bahwa EVA merupakan suatu estimasi dari profit

ekonomis yang sebenarnya. NOPAT (Net Operating Prodit after Tax) adalah

laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi dengan pajak

penghasilan namun tidak termasuk biaya keuangan (financial cost).

Sedangkan Cost of Capital dapat ditentukan dengan konsep WACC (Weight

Average of Cost of Capital), yaitu jumlah seluruh biaya modal (biaya hutang

atau cost of debt + biaya modal ekuitas atau cost equity) setelah sebelumnya

19

(38)

dibobotkan dengan proporsi hutang dan ekuitas dalam struktur neraca

perusahaan.

Atau dalam rumus lain EVA dapat dihitung dengan cara berikut:20

Economic Value Added (EVA) = Investment center’s after tax operating profit - (Investment center’s total

asset – Investment center’s Current Liabilities) x Weight Average cost of Capital

Dan untuk menghitung Weighted average cost of capital dapat

menggunakan rumus berikut:

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Economic Value Added (EVA) memiliki beberapa kelemahan dalam

proses penghitunganya. berikut beberapa kelemahan Economic Value Added

(EVA):

1) Sulitnya menentukan estimasi atas nilai tingkat modal yang

bebar-benar akurat terutama pada peusahaan yang belum Go Public,

perhitungan tingkat modal dilakukan secara sederhana tanpa

mempertimbangkan nilai saham.

2) Hanya menggambarkan penciptaan nilai pada periode tertentu.

20

(39)

3) Analisis EVA hanya mengukur aspek kuantitatif saja sedangkan

untuk mengukur kinerja harus diukur dari sisi kuantitatif dan sisi

kualitatif.

4) Analisis EVA terlalu menekan pada sisi modal dan hutang yang agak

sulit dilakukan untuk menentukan kinerja produk.

5) Analisis EVA juga hanya menghitung hasil akhir dari sebuah

kegiatan tanpa mempertimbangkan aktivitas aktivitas lainnya selama

periode tertentu.

4. Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Angka EVA mencerminkan angka keuntungan yang sebenarnya dari

perusahaan (true economic profit). Hal ini akan memudahkan pemegang

saham atau pemodal menilai perusahaan dari kegiatan bisnis dan

investasinya. Jadi bila nilai EVA tinggi maka pemegang saham ataupun

pemodal bisa percaya bahwa investasinya telah dikelola dengan baik.

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahapan untuk menghitung

nilai EVA adalah sebagai berikut:21

1. Menghitung Cost of Capital Perusahaan yang terdiri dari Cost of Debt,

Cost of Equity, dan kemudian dihitung rata-rata tertimbang

(Weighted-average Cost of Capital)

2. Menghitung Net Operating Profit after Tax (NOPAT)

21

(40)

3. Menghitung tingkat pengembalian (return)

4. Menghitung Nilai EVA

Dalam Economic Value Added (EVA) interpretasi nilai EVA

diungkapkan sebagai berikut:

1. Nilai EVA >0, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang

dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian

yang diminta investor atas investasi yang dilakukan.

2. Nilai EVA =0. Menunjukkan bahwa dalam kurun waktu yang

bersangkutan perusahaan tidak menghasilkan nilai. Pengembalian

yang dihasilkan sama dengan tingkat biaya modal yang harus

ditanggung perusahaan.

3. Nilai EVA <0, menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tertentu

perusahaan tidak berhasil menciptakan nilai bahkan justru mengurangi

nilainya, sebagai akibat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan

lebih rendah dari tingkat pengembalian yang diminta oleh investor.

Untuk memenuhi tahapan-tahapan dalam Perhitungan EVA perlu diperhatikan hal-hal

berikut:

1. Modal

Sumber Modal dalam Perusahaan untuk memenuhi dana menurut Bambang

Riyanto terdapat dua sumber modal berdasarkan resiko yang mungkin

(41)

modal sendiri dan modal pinjaman.22 Sehubungan dengan konsep EVA maka

modal adalah:

“Capital is measure of all the cash that has been deposited into a company

over its life without regard to the financing resource, acoounting name, or bussiness pupose, much as if the company were just asavings account. It

doesn’t matter whether the investment is financed wuth dbt or equity, it doesn’t matter whether is employed in working capital or fixed assets. Cash in cash, ang question is how well does management manage it (The quest for

value, 1990)”

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (berupa

cadangan laba), atau yang berasal dari pengambilan bagian, peserta atau

pemilik (modal saham, modal preferen). Sedangkan modal pinjaman itu

sendiri adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya

sementara bekerja di dalam perusahaan tersebut merupakan kewajiban yang

pada saatnya harus dibayar kembali. Selanjutnya modal pinjaman ini

dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: modal pinjaman jangka pendek

dan modal pinjaman jangka panjang.

Capital yang digunakan untuk menghitung nilai EVA dapat diestimasikan

dengan mengambil nilai buku aktiva bersih suatu perusahaan.

2. Net Operating Profit after Tax (NOPAT)

Net Operating Profit After Tax (NOPAT) menurut Stern Stewart dalam

bukunya “The Quest for Value” : NOPAT is the total pool of Profits available

to provide a cash return to all financial providerof capital to the firm.”23

22Nani Sutianingsih, “P

(42)

Jadi NOPAT adalah laba yang didapat dari operasi-operasi perusahaan setelah

dikurangi pajak tapi sebelum membiayai biaya-biaya (costs) dan

masukan-masukan pembukuan yang bukan tunai. Dengan demikian NOPAT adalah

jumlah laba yang tersedia untuk memberikan pengembalian (return) tunai

kepada semua penyedia dana untuk modal perusahaan.

Dalam Perhitungan sederhana Nopat diketahui dengan:

Penjualan bersih xxx

Biaya Operasi xxx-

Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) xxx

Pajak xxx-

Laba Operasi bersih setelah Pajak (NOPAT) xxx

NOPAT= EBIT –Beban Pajak 3. Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal secara teoritis dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian

minimum yang harus didapatkan oleh perusahaan dari modal yang

diinvestasikan. Ada beberapa pandangan mengenai konsep biaya modal itu

sendiri yang mengacu pada konsep yang sama. Dalam hal ini Stewart

membedakan biaya modal ke dalam empat kelompok. Yaitu:24

23Nani Sutianingsih, “P

engaruh Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan di Industri Semen”, h. 18

24Nani Sutianingsih, “P

(43)

1. Biaya modal atas risiko bisnis (The cost of capital for bussiness risk) atau

ditulis dengan simbol “c”, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan

investor sebagai kompensasi atas berubah-rubahnya nilai NOPAT (Net

Operating Profit after Tax)

2. Biaya modal pinjaman (cost of borrowing), yaitu tingkat pengembalian

yang diharapkan atas risiko kredit.

3. Biaya modal saham (cost of equity), yaitu tingkat pengembalian yang

diharapkan investor sebagai kompensasi atas nilai dari bottom-line Profit

(laba terbawah dalam struktur perhitungan rugi laba) yang berubah-ubah

atau dengan kata lain terhadap adanya risiko.

4. Rata-rata tertimbang biaya modal atau Weighted average cost of capital

(c*), yaitu merupakan penjumlahan dari biaya modal pinjaman (hutang)

dan biaya modal saham.

Cost of Capital dapat dihitung dengan menentukan komponen-komponen

berikut terlebih dahulu.

4. Biaya Hutang (Cost of Debt)

Beban bunga (Kd) diasumsikan sebesar tingkat bunga pinjaman untuk

investasi dengan ukuran satuan adalah persentase.

(44)

Karena bunga bersifat mengurangi pajak (tax deductable), maka dibutuhkan

penyesuaian pajak (tax adjusment), sehingga Kd dikonversikan menjadi biaya

hutang setelah pajak untuk menghitug besarnya biaya modal hutang ini dapat

digunakan rumus berikut:

Kd = Kd*(1-T)

T = Tarif Pajak

Biaya hutang dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus berikut:25

5. Biaya Modal Ekuitas (Cost of Equity)

Diantara biaya modal yang lain, tingkat biaya modal ekuitas merupakan salah

satu biaya modal yang lebih sulit untuk ditentukan secara pasti. Oleh karena

itu terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk

memperhitungkan biaya modal ekuitas, dengan rumus:

1. Constant Growth Valuation (Gordon Model)

Expected rate of return dari satu saham tergantung pada deviden dari

saham yang dibayarkan. Pada tingkat keseimbangan, rate of return yang

25

(45)

diinginkan oleh pemegang saham adalah sama dengan rate of return dari

investasi baru. Jika diperkirakan deviden tumbuh dengan rate yang

konstan, kita dapat menggunakan Gordon model, yaitu:

Dimana:

Po = Harga jual saham

D1 = Deviden yang diperkirakan dibayar pada akhir periode 1

Ks = Tingkat pengembalian yang diharapkan

g = tingkat pertumbuhan deviden

persamaan diatas dapat diubah menjadi:

Dari persamaan diatas menyatakan bahwa investor mengharapkan akan

menerima deviden sebesar D/P0(percent) dan capital gain sebesar g

dengan expected return sebesar Ks

2. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pendekatan ini dapat digunakan untuk mengestimasi cost of equity

perusahaan bila perusahaan tersebut belum melakukan Go Public, dimana

saham-saham perusahaan tersebut belum diperdagangkan di lantai bursa.

(46)

dengan pendapatan per lembar saham (EPS). Sehingga untuk menghitung

cost of common stock digunakan rumus:

Dimana:

Ks = Biaya Modal Saham

PER = Price Earning Ratio

Pada dasarnya konsep ini sama dengan cost of retained earning. Konsep

ini didasarkan pada argumen bahwa perusahaan menginvestasikan

kembali earning yang diperolehnya pada hasil yang sama.

3. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Model ini menggambarkan hubungan antara required rate of return atau

cost of common stock (Ks) dengan resiko non diversible dari perusahaan,

yang dinyatakan dengan koefisien beta (β).

Dengan rumus:

Ks = Rf+{βx[Rm-Rf]}

Dimana:

Ke = Tingkat hasil minimum para pemegang saham

Rf = Tingkat bebas risiko (Risk free rate of return)

Β = Beta coefficient for the market portofolio

Berdasarkan rumus untuk menghitung tingkat pengembalian saham biasa

(47)

∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Dimana:

n = Banyakya periode pengamatan

x = Tingkat keuntungan portofolio pasar (Rm)

y = Tingkat keuntungan suatu saham (Ri)

 Tingkat keuntungan portofolio atau return pasar (Rm)

Return pasar diperoleh dari besarnya keuntungan seluruh saham

yang beredar di bursa efek. Perhitungan return pasar didasarkan

atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal, dan

perhitungan return pasar ini dapat dilakukan dengan rumus:

Dimana:

Rm = Tingkat penegembalian pasar bulan ke-t

IHSGt = IHSG bulan k t

IHSG t-1 = IHSG bulan ke t-1

 Tingkat Keuntungan suatu saham atau return individual (Ri)

Return Individual dihitung berdasarkan data perkembangan harga

saham individual dan jumlah deviden yang dibagikan. Perhitungan

return individual dapat dilakukan dengan rumus:

(48)

Dimana:

PT = Harga saham atau lembar pada periode t

PT-1 = Harga saham atau lembar pada periode t-1

Kelemahan dalam metode ini adalah:

a. Menghitung besarnya cost common stock model ini sangat bergantung

pada nilai historis. Tingkat pengembalian saham dan tingkat pasar

merupakan perhitungan model CAPM menggunakan nilai historis,

sedangkan nilai historis tidak merefleksikan future.

b. Sensitivitas stock return dapan berubah-rubah sewaktu-waktu.

Jika saham perusahaan tidak diperdagangkan secara umum maka tidak ada

sumber informasi untuk menghitung biaya modalnya.

4. Biaya Modal

Perhitungan ini dapat digunakan untuk menghitung Biaya Modal

selain menggunakan beberapa cara sebelumnya. Perhitungan ini tidak

mempertimbangkan saham sebagai salah satu faktor penghitungan

sehingga dapat digunakan untuk perhitungan Biaya Modal pada

(49)

6. Biaya Modal rata-rata tertimbang (Weighted-Average Cost of Capital)

Menurut Hampton dalam Tesis Nani Sutianingsih mengenai Biaya Modal

rata-rata tertimbang adalah:26

“The WACC is technique that measure required rate of return in term of the individual components of the firm’s capital structure. The cost of each debt

component and the return of each equity component are separately identified with a weighted value. By adding together each weighted componen, we can

determine on overall required return.”

Investor dan debitur menginginkan oportunity cost yang minimal sama

dengan yang mereka terima dari investasi lain saat mereka berinvestasi pada

sebuah perusahaan. Oportunity cost merupakan biaya modal perusahaan yang

juga merupakan tingkat pengembalian yang minimum yang dapat dihasilkan

perusahaan dengan aset yang ada dan tetap memenuhi harapan dari para

pemberi modal.

Weighted average cost of capital dihitung dengan mengalikan masing-masing

komponen modal dengan biaya masing-masing komponennya. Adapun rumus

menghitung WACC adalah sebagai berikut:

WACC = (Kd x Wd) + (Ke x We)

Dimana:

Kd = Cost of Debt setelah pajak (%)

Wd = Persentase total hutang jangka panjang terhadap struktur modal

Ke = Cost of Equity (%)

26Nani Sutianingsih, “P

(50)

We = Persentase saham biasa dalam struktur modal

Terdapat juga rumus lain untuk menghitung Weighted average Cost of Capital

(WACC). Berikut cara penghitungannya:27

Dimana:

D = Tingkat Hutang

Rd = Biaya Hutang (Cost of Debt)

Tax = Tingkat Pajak

E = Tingkat Modal

Re = Biaya Modal (Cost of Capital)

C.Review Studi Terdahulu

1. Taufikurrahman (2005) melakukan penelitian pada tesisnya dengan judul

Model Analisis Profitabilitas Pembiayaan pada Bank Umum Syariah di

Indonesia menggunakan intergrasi konsep Activity Based Costing (ABC) dan

Economic Value Added (EVA). Pada penelitian ini digunakan 2 metode yang

diintegrasikan menjadi satu dimana ABC dan EVA digunakan untuk

menghitung tingkat profitabilitas produk pembiayaan pada Bank Umum

Syariah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah “X” metode

27

(51)

ABC digunakan karena dapat menelusuri biaya overhead untuk mengukur

profitabilitas secara lebih akurat, namun ABC tidak mempertimbangkan

biaya modal (capital costing) dan hanya fokus pada biaya perusahaan. Oleh

karena itu diintegrasikan dengan metode EVA dimana metode ini merupakan

ukuran kinerja yang paling akurat dan dapat mencerminkan keadaan

perusahaan yang sebenarnya dan dapat mengkaitkannya dengan penciptaan

nilai tambah terhadap kekayaan pemilik modal. Integrasi dari dua metode ini

akan menghasilkan penilaian profitabilitas yang akurat. Penelitian ini

dilakukan agar metode ini dapat menjadi model alternatif dalam melakukan

analisa profitabilitas produk pembiayaan untuk suatu Bank Syariah. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa produk pembiayaan Bank Umum

Syariah yang paling profitable dan memberikan nilai tambah (EVA) yang

terbesar adalah BBA (Ba’i Bitsamanin Ajil) karena memberikan keuntungan

yang lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi yang relatif rendah.

2. Ali Usman (2007), Analisa Komparasi tingkat profitabilitas produk

Penyaluran danaantara PT. Bank Syariah Mandiri dengan Baitul Mal

Al-Falaah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tingkat

profitabilitas pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah antara

PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah. Penelitian ini menggunakan

Independent sample T-test untuk mengetahui apakah komparasi pembiayaan

pada PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah berbeda secara

(52)

signifikan pada tingkat profitabilitas pada tiga pembiayaan pada PT Bank

Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah selama periode April 2005 sampai

dengan November 2006.

3. Hilman Fathoni (2011), Penilaian Kinerja Bank Syariah dengan

Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA). Penelitian ini

dilakukan pada Bank Syariah Mega Indonesia, Peneliti mencoba meneliti

suatu perusahaan meningkatkan kinerjanya dengan menggunakan metode

EVA dan strategi-strategi apa yang akan diterapkan untuk meningkatkan

kinerja berdasarkan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya. Hasil kinerja

Bank Syariah Mega Indonesia dapat dikatakan semakin baik setiap

tahunnya, karena terjadi peningkatan nilai EVA secara terus menerus dari

tahun 2006-2010.Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Bank Syariah

Mega Indonesia mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential banking),

sektor usaha mikro dan gadai syariah akan menjadi sektor utama. Namun

untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor tersebut Bank

meningkatkan pembiayaan melalui Joint Financing.

4. Muhammad Ilham Khairuddin (2007), Strategi Pembiayaan Murabahah

dalam rangka meningkatkan jumlah pendapatan di BPRS Harta Insan

Karimah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan

pengamatan langsung di BPRS Harta Insan Karimah melalui wawancara dan

studi dokumen bank. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa BPRS Harta

(53)

murabahah, diantaranya: Strategi pemasaran, Prosedur Pembiayaan

Murabahah, Proses Pembiayaan Murabahah, Pengawasan Pembiayaan

Murabahah. Dengan melakukan strategi-strategi tersebut BPRS Harta Insan

Karimah mengalami peningkatan pendapatan sebanyak 80% dari pendapatan

tahun sebelumnya.

5. Farida Ayu Avisena Nusantari (2011), Strategi BRI Syariah dalam

Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Mikro (Studi Kasus BRI Syariah

Cabang Pembantu Cipulir). Penelitian ini dilakukan pada BRI Syariah

Cabang Pembantu Cipulir dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil dari

penelitian ini adalah BRI Syaraih lebiih menekankan pada aspek Character,

Capacity, dan Syariah. Namun aspek pendukung lainnya seperti Capital,

Condition of Economy dan Collateral tetap dipertimbangkan. Untuk

mengukur Character BRI Syariah melakukan BI Checking, Trade Checking

dan pencarian informasi ke rekan kerja, pesaing atau pemilik usaha sejenis.

Untuk mengukur Capacity BRI Syariah meneliti mengenai pendidikan dan

penglaman usahanya. Dan untuk aspek syariah BRI Syariah menilai melalui

(54)

D.Kerangka Konseptual

Bank

Penghimpunan

Dana

Penyaluran

Dana

Pembiayaan

Mikro

Profitabilitas Pembiayaan Mikro Pembiayaan

Korporasi

Keuntungan

Perbandingan Tingkat Profitabilitas

Pembiayaan Mikro

(55)

43 BAB III

METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif Deskriptif dan Penelitian

Kualitatif. Menurut Nawawi metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian

yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat

aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta

tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi

yang rasional dan akurat. Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan

fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan

fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta-fakta-fakta

yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang

diperoleh.

Sedangkan Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang mencoba memahami

fenomena dalam setting dan konteks naturalnya (bukan dalam laboratorium)

dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.28

Penelitian Kualitatif juga merupakan Jenis pendekatan penelitian yang

menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang

dikaji. Pada Skripsi ini digunakan 2 jenis penelitian yaitu Penelitian Kuantitatif

28

(Leedy & Ormrod 2005; Pattorn 2001; Saunders, Lewis & Thornhill 2007)Samiaji Sarosa,

(56)

Deskripif dan Penelitian Kualitatif karena ada 2 penelitian yang berbeda yang

saling berkaitan.

Penelitian Deskriptif digunakan untuk menganalisa Tingkat Profitabilitas

Pembiayaan Mikro dengan menggunakan Kajian Pustaka mengenai Economic

Value Added (EVA) sebagai indikator nilai Profitabilitas sebuah Produk yang

bersumber dari Manajemen Biaya. Selanjutnya untuk menghitung tingkat

profitabilitas Pembiayaan Mikro akan menggunakan Rumus EVA. Setelah

Diketahui Nilai EVA dari masing-masing produk maka hasil perbandingannya

digunakan sebagai dasar untuk mengetahui strategi yang digunakan

masing-masing Bank untuk meningkatkan Profitabilitas Pembiayaan Mikro.

Kemudian Penelitian Kualitatif digunakan untuk menganalisa Strategi yang

dilakukan oleh masing-masing Bank untuk meningkatkan Tingkat Profitabilitas

Pembiayaan Mikro. Jenis yang digunakan adalah Deskriptif Analitis yakni

penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang

berdasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh di lapangan.29

Objek Penelitian ini adalah Pembiayaan Mikro Pada PT Bank BRISyariah

tahun 2014. Objek dipilih berdasarkan Kinerja Pembiayaan Mikro PT. Bank

BRISyariah yang tetap stabil meskipun Jumlah Pembiayaan Mikro pada BUS dan

UUS di Indonesia menurun.

29

(57)

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis Data yang digunakan adalah Data Kuantitatif dan Data Kualitatif. Data

Kuantitatif digunakan untuk menganalisa fenomena yang terjadi pada objek

penelitian dengan menggunakan metode tertentu. Dan Data Kualitatif yang

menghasilkan Deskriptif dengan informasi dari orang yang terlibat langsung

dalam objek penelitian.30 Dan juga Kajian Kepustakaan lainnya.

Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder dan

Data Primer. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber-sumber yang telah ada.31 Sedangkan Data Primer adalah

data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari orang yang terlibat

secara langsung dalam objek penelitian.

Data Sekunder didapatkan dari Data-data Pembiayaan Mikro yang dimiliki

oleh Unit Mikro Bank berupa:

a. Laporan Keuangan Pembiayaan Mikro

b. Jumlah Pembiayaan yang disalurkan

c. Pendapatan Setelah pajak

d. Biaya Modal untuk Pembiayaan Mikro

Sedangkan Data Primer didapatkan dari manajer Unit Mikro Syariah Head

yang dianggap dapat memberikan informasi Prosedur, aspek-aspek penilaian

pembiayaan mikro oleh Bank dengan menggunakan Teknik Wawancara.

30

Lexy. J, Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet II, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998) h. 3

31

Gambar

Tabel 1.1 Tabel Jumlah UMKM Indonesia beserta perkembangannya dari
Tabel 1.1
Tabel 1.2 Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam
Tabel 1.4 Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa faktor resiko terbesar pada kejadian ibu hamil resiko tinggi adalah dengan riwayat infertilitas sekunder hamil ke-2 &gt; 5 tahun yang berhubungan dengan

Deis (1992) dalam Efendy (2010) melakukan penelitian tentang empat hal yang dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas hasil pemeriksaan yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan

Prediktor yang memiliki level yang sengaja diuji masuk ke dalam menu Fixed sedangkan prediktor yang memiliki level sampel dari populasi tertentu masuk ke dalam Random..

[r]

Namun dibalik kiai serta ustad sebagai aktor, ada satu komponen penting lain yang luput dari strategi yang digunakan Pondok Pesantren Qotrun Nada, peran santri yang tidak

Kegiatan pengamatan yang dilakukan TK Negeri Pembina dengan cara anak mengamati berbagai media dan sumber belajar variatif yang disediakan oleh guru, selain itu guru juga

Hasil makalah ini menunjukkan bahwa penerapan metode iqro’ pada pembelajaran calistung di keaksaraan berdasarkan atas latar belakang anak yang lebih bisa mengaji/membaca huruf

Berdasarkan data hasil pengolahan diatas, dapat dilihat bahwa nilai arus dan nilai emp mempunyai sifat yang berkebalikan dimana semakin besar nilai arus maka