ANALISA TINGKAT PROFITABILITAS DAN STRATEGI PENYALURAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA PT. BANK BRISYARIAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
SUCI HANIFA NIM 1111046100021
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
iv ABSTRAK
SUCI HANIFA, NIM 1111046100021, Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro pada PT.Bank BRISyariah, Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank BRISyariah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro dan Strategi yang dilakukan oleh PT. Bank BRISyariah untuk menyalurkan dana Pembiayaan Mikro pada Nasabah serta mempertahankan Jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan.
Metode Penelitian yang digunakan untuk menghitung Profitabilitas Pembiayaan Mikro adalah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).
Economic Value Added (EVA) tidak hanya digunakan untuk menghitung kinerja perusahaan tapi dapat juga digunakan untuk menghitung kinerja berbagai segmen termasuk produk. Untuk Penelitian Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro metode penelitian yang digunakan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil Wawancara langsung dengan pihak PT. Bank BRISyariah.
Hasil Penelitian Profitabilitas Pembiayaan Mikro menggunakan EVA menunjukkan bahwa Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah pada tahun 2014 memiliki nilai EVA yang Positif dan ini menunjukkan bahwa Pembiayaan Mikro memiliki nilai tambah yang baik. Sedangkan untuk Strategi Penyaluran Pembiayaan BRI Syariah memberikan 30% dari aset yang dimiliki untuk Pembiayaan Mikro. Bank juga hanya memilih usaha yang memiliki omzet harian agar tetap stabil dan mematuhi setiap SOP (Standard Operating Procedure) yang telah ditentukan oleh Perusahaan.
v ABSTRACT
SUCI HANIFA, NIM 1111046100021, Analysis of Profitability Level and Distribution Startegy of Micro Finance on PT. Bank BRISyariah, Bachelor‟s Degree (BA), Department of Sharia Banking, Study Program of Muamalat, Faculty of Sharia and Law, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.
This research was done in PT. Bank BRISyariah in order to find out the level of Microfinance Profitability and the strategy applied by PT. Bank BRISyariah in transferring Micro Financing to costumers and maintain the ammount if Micro Financing Transferred as well.
The Method Applied to calculate Profitability of Micro Financing was by applying Economic Value Added (EVA), EVA is not only used to calculate the company‟s Performance but also used to calculate the performance in several segments including its product. The method used in the research of Distribution Strategy of Micro Finance was by applying primer data derived from direct interview with PT. Bank BRISyariah staffs.
The Research result of Profitability of Micro Financing using EVA shows that the Micro Financing of PT. Bank BRISyariah in 2014 achieved Positive Value. While the Strategy of Financing Distribution in PT. Bank BRISyariah spent 30% of their assets on Micro Financing. The Bank also picked business which only possesing daily turnover to keep it stable and business that obeyed the SOP (Standard Operating Procedure) which has been determined by the Company.
vi
KATA PENGANTAR مسب م
Puji Syukur senantiasa penulis curahkan kepada tuhan semesta alam, Allah
SWT. Berkat kehendak dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi terakhir yang juga menjadi Suri
Tauladan bagi ummatnya, Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan dan
cobaan yang harus penulis hadapi dengan ikhtiar dan tawakal. Alhamdulillah atas
berkat do‟a orang tua, keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu memberi
motivasi dan inspirasi.
Karena itupula dari lubuk hati yang dalam penulis mengucapkan rasa
terimakasih yang tulus kepada segenap pihak yang telah membantu dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Diantaranya adalah:
1. Bapak Dr.Asep Saepuddin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Program Studi Muamalat, A.M. Hasan Ali, M.A dan Sekretaris
Program Studi, Bapak Abdurrauf, Lc., M.A.
3. Bapak Ah. Azharudin Lathif, M.Ag., M.H sebagai Dosen pembimbing
Akademik yang senantiasa memberikannasihat dan motivasi Penulis selama
vii
4. Dosen Pembimbing Bapak M. Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si yang senantiasa
memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi untuk menyelesaikan Skripsi
ini, serta terimakasih atas ilmu dan pembelajaran hidup selama ini.
5. Dosen Penguji Bapak Dr. H. Sumuran Harahap, M.Ag, MM, MH., M.Si dan
Ibu Yuke Rahmawati, M.A yang telah
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang senantiasa memberikan dan mengajarkan ilmunya selama masa
perkuliahan.
7. Segenap Staff Akademik dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
dan Program Studi Muamalat (Hukum Ekonomi Islam).
8. Bapak Puji, Bapak Moko dan Bapak Irwan dari Micro Business Group
(MBG) BRI Syariah atas segala bantuannya.
9. Kedua Orang tua tercinta Jaja Wiharja dan Euis Lisnawati yang senantiasa
Mendo‟akan, memberikan nasihat dan semangat sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
10.Kakak-kakak ku tersayang Hilma Nurlatifah Fajriah, Pupun Tursina, dan Siti
Alfi Ubaidillah serta adikku tercinta Ibnu Hibban Abdul Jabbar yang selalu
mendukung penulis untuk menyelesaikan Skripsi. Keponakkanku Muhammad
Badar Solahuddin dan Aida Fakhira Syakilla yang selalu menghibur Penulis.
11.Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah A 2011 yang selalu menemani
viii
kedua di masa perkuliahan ini. Serta sahabat-sahabatku Elis Sri Ramdani,
Hayatin Nupus, dan Fitriyani Latifah yang selalu mendukung penulis.
12.Sahabat “Jalan-Jajan” Bunga, Rina, Hasby, Wiza, Eko yang selalu menemani
dalam suka dan duka. Serta teman-teman Seminar Internasional Bunda Indah,
Kak Indra, Kak Dayat dan Kak Mara
13.Dan temen-teman ideologis C.O.I.N.S (Center for Islamic Economics Studies)
yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada temen-teman yang
tidak dapat disebutkan satu per satu atas semua bantuan dan masukan kepada
penulis. Semoga Allah SWT Mencatat dan membalas kebaikan yang dilakukan
denganbalsann yang terbaik dan senantiasa mengalir kemanfaatannya. Amiin ya
rabbal „alamiin.
Ciputat, Oktober 2014
ix DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah... 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
E. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II LANDASAN TEORI ... 14
A. Pembiayaan Mikro ... 14
1. Pengertian Pembiayaan Mikro ... 14
2. Proses Pembiayaan Mikro ... 18
B. Pengukuran Laba dan Profitabilitas ... 22
1. Laba dan Profitabilitas ... 22
2. Pengukuran Laba dan Profitabilitas ... 23
3. Pengertian Economic Value Added (EVA) ... 24
4. Perhitungan Economic Value Added (EVA) ... 27
C.Review Studi Terdahulu ... 38
D.Kerangka Konseptual ... 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 43
x
C. Teknik Pengumpulan Data ... 46
D. Teknik Analisa Data ... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Perhitungan EVA ... 50
1. NOPAT (Net Operating Profit after Tax) ... 50
2. Capital ... 51
3. WACC (Weighted average cost of capital ... 53
B. Proses Penyaluran Pembiayaan Mikro ... 59
C. Analisa Prosedur Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah ... 78
D. Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
xi
[image:12.612.114.512.122.448.2]DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Jumlah UMKM Indonesia beserta perkembangannya dari
tahun 2009-2012... 2
Tabel 1.2 Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam Miliar Rupiah... 4
Tabel 1.3 Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia... 4
Tabel 1.4 Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro... 6
Tabel 4.1 Tabel Nilai NOPAT Pembiayaan Mikro Bank BRI Syariah... 52
Tabel 4.2 Nilai Invested Capital Pembiayaan Mikro BRI Syariah... 54
Tabel 4.3 Tabel perhitungan Tingkat Hutang, Tingkat Modal dan Tax pada Bank BRI Syariah... 58
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Proses Pemberian Pembiayaan... 20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk industri UMKM
(Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).Dikarenakan jumlah penduduk yang sangat
banyak dan juga jumlah penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dari
tahun ke tahun jumlah UMKM terus meningkat pada tahun 2009 jumlah UMKM
di Indonesia sebesar 52.764.403 unit sedangkan pada tahun 2012 sebesar
56.534.592 unit. Namuntingkat pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia
memang tidak meningkat setiap tahunmeskipun begitu pertumbuhan jumlah
UMKM di Indonesia berdampak bagus terhadap kemakmuran penduduk
Indonesia karena Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri UMKM
meningkat.
Industri UMKM juga berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia.Bahkan dengan meningkatnya jumlah UMKM di Indonesia nilai
sumbangan untuk PDB UMKM Indonesia meningkat setiap tahun. Dapat dilihat
pada tabel 1.1Jumlah sumbangan PDB UMKM pada tahun 2009 sebesar 1.212
triliun rupiah sedangkan pada tahun 2012 sumbangan PDB untuk UMKM
Tabel 1.1
Tabel Jumlah UMKM Indonesia beserta perkembangannya dari tahun 2009-2012
No Indikator Satuan 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah UMKM Unit 52.764.603 53.823.732 55.206.444 56.534.592
2 Pertumbuhan Jumlah
UMKM Persen 2,64 2,01 2,57 2,41
3 Jumlah Tenaga Kerja
UMKM Orang 96.211.332 99.401.775 101.722.458 10. 657.509
4 Pertumbuhan Jumlah
Tenaga Kerja
UMKM
Persen 2,33 3,32 2,33 5,83
5 Sumbangan PDB
UMKM (harga
konstan)
Rp.Miliar 1.212.599,3 1.282.571,8 1.369.326 1.504.928,2
6 Pertumbuhan
sumbangan PDB
UMKM
Persen 4,02 5,77 6,76 9,90
7 Nilai Ekspor UMKM Rp.Miliar 162.254,52 175.894,89 187.441,82 208.067,00
8 Pertumbuhan Nilai
Ekspor UMKM Persen -8,85 8,41 6,56 11,00
Sumber: www.bi.go.id. diolah
Untuk mendukung industri UMKM tersebut, saat ini banyak Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) yang memberikan dana untuk membantu pertumbuhan
UMKM tersebut. Selain Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Industri Perbankan
juga membantu memberikan dana untuk peningkatan Industri UMKM dengan
Pembiayaan Mikro pada Industri Perbankan dilaksanakan oleh Bank
Konvensional dan Bank Syariah. Untuk Bank Syariah sendiri pembiayaan Mikro
merupakan satu hal yang penting mengingat tujuan dari Perbankan Syariah
sendiri adalah terwujudnya fungsi perbankan syariah yang kaffah dan dapat
melayani seluruh segmen masyarakat. Untuk pembiayaan mikro Bank Syariah
secara umum juga mengalami peningkatan pada tahun 2009 jumlah dana yang
dikeluarkan sebesar Rp. 35.799 Miliar sedangkan pada tahun 2012 dana
pembiayaan mikro oleh bank umum syariah sebesar Rp. 90.860 Miliar.
Peningkatan pada jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan oleh Bank Syariah
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh
beberapa Bank Syariah.
Bank BRI Syariah pada tahun 2013, total pembiayaan mikro yang disalurkan
meningkat drastis sebesar 51.1% dari Rp1,625 triliun menjadi Rp 2,455 triliun,
setelah sebelumnya juga mengalami peningkatan berturut-turut selama 4 tahun.
Dari sisi tingkat kesehatan aset, tingkat NPF segmen mikro berhasil dijaga di
kisaran angka 2,1%, dengan Repayment Rate (tingkat kelancaran pembayaran
angsuran) masih diangka 96,4%.1
Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki pertumbuhan yang
bagus setiap tahunnya, dimana pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 2%. Hal
ini mempengaruhi Jumlah Pembiayaan Mikro yang diberikan oleh Perbankan.
1
Tabel 1.2
Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam Miliar Rupiah
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*
Total Pembiayaan
UMKM 35.799 52.570 71.810 90.860 110.086 59.806 57.780
Pembiayaan Tidak
Lancar 1.611 1.824 2.140 2.060 2.879 3.875 4.434
Persentase (%) 4,5 3,47 2,98 2,27 2,62 6,48 7,67
*Februari 2015
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Februari 2015, diolah
Pada tahun 2014 dan 2015 total pembiayaan menurun dikarenakan beberapa
bank memiliki tingkat pembiayaan tidak lancar yang cukup tinggi sehingga
dihentikan proses pencairan pembiayaan mikro yang disalurkan. Dari beberapa
bank tersebut yang memiliki nilai tingkat persentase pembiayaan yang stabil
adalah Bank BRI Syariah. Tabel 1.3 memperlihatkan Jumlah pembiayaan dan
nilai NPF Pembiayaan Mikro pada Bank Umum Syariah.
Tabel 1.3
Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia
No. Nama Bank
Total Pembiayaan 2013 (Miliar) NPF 2013 (%) Total Pembiyaan 2014 (Miliar) NPF 2014 (%)
1 Bank Syariah Mandiri 7.355 - - -
2 Bank Muamalat 3,47 1,70 - -
3 Bank BNI Syariah 878 - 950 2,21
5 Bank BRI Syariah 3.070 2,93 3.210 2,5
6 Bank Panin Syariah - - - -
7 Bank BCA Syariah 80,6 0,1 - -
8 Bank Victoria Syariah - - - -
9 Bank Jabar Banten
Syariah
817,9 - 1.042,7 -
10 Bank Maybank Syariah Indonesia
- - - -
11 Bank Bukopin Syariah 2.690 - 2.820 -
12 Bank BTPN Syariah - - - -
Sumber: Laporan Tahunan Bank, diolah
Pembiayaan pada Usaha Mikro merupakan satu hal penting demi menjaga
keberlanjutan Usaha Mikro. Usaha Mikro sendiri sangat membantu kestabilan
perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro berperan besar dalam pemberdayaan
ekonomi rakyat. Hal ini mengacu pada bagaimana membangun kemampuan
masyarakat memberikan ruang gerak bagi masyarakat agar berpartisipasi dengan
memilih, menentukan dan melaksanakan pilihan kegiatan riil yang mampu
membantu meningkatkan produktivitas ekonomi rakyat menjadi lebih baik.
Meskipun Usaha Mikro punya peran yang sangat penting bagi ekonomi
rakyat Indonesia saat ini banyak sekali kendala yang dihadapi oleh Usaha Mikro.
Menurut Ismawan dalam penelitiannya, Usaha Mikro secara jelas banyak
persoalan yang dihadapi oleh ekonomi usaha kecil (mikro) diantaranya2:
2
Tabel 1.4
Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro
No Jenis Kesulitan Indeks
1 Kesulitan Modal 34,55%
2 Pengadaan Bahan Baku 20,14%
3 Pemasaran 31,70%
4 Kesulitan Lainnya 13,6%
Sumber: Data BPS Terolah dalam Ismawan 2003
Dengan begitu ketersediaan dana sebagai bantuan modal Usaha Mikro
merupakan bantuan yang sangat berarti untuk Usaha Mikro. Kemudian Bank
Syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana
dengan pihak yang kelebihan dana merupakan lembaga yang tepat untuk
membantu persoalan permodalan yang dihadapi oleh Usaha Mikro melalui
pembiayaan mikro yang saat ini banyak dimiliki oleh Bank Umum Syariah.
Pembiayaan Mikro dimaksudkan untuk menyediakan solusi berbasis pasar
untuk salah satu masalah yang paling rumit yaitu mengintegrasikan golongan
miskin ke dalam perekonomian. Karena bank-bank Islam mempunyai moral dan
tanggung jawab sosial dalam perekonomian rakyat maka pembiayaan mikro
merupakan salah satu solusi yang diberikan oleh Bank Syariah.
Bank Umum Syariah juga mendapatkan bagi hasil dan keuntungan dari
pembiayaan yang diberikan pada Usaha Mikro. Bahkan tingkat margin pada
Hal ini dikarenakan risiko yang ditanggung oleh bank dengan memberikan
pembiayaan mikro cukup tinggi.
Meskipun begitu untuk pembiayaan kepada usaha kecil, menengah dan
koperasi. Bank dapat memintakan jaminan dari lembaga penjamin, misalnya PT
Askrindo dan PT Jamkrindo sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi lembaga
tersebut.3 Untuk mengurangi tingkat risiko yang akan ditanggung oleh bank.
Selain penjaminan dari beberapa perusahaan tersebut masih banyak strategi lain
yang dilakukan oleh bank untuk meminimalisir risiko pembiayaan mikro.
Selain membantu kelangsungan Usaha Mikro bank sebagai perusahaan jasa,
mengharapkan laba dari setiap produk yang diberikan. Tidak hanya bank
konvensional yang dapat memberikan pembiayaan mikro saat ini Perbankan
Syariah sudah dapat bersaing dengan pasar konvensional namun belum cukup
kuat. Masih banyak masyarakat yang melihat sebuah bank dan menggunakan
produk sebuah bank dari kinerja perbankan dan kenyamanan pelayanan.
Tugas sebuah Bank Syariah untuk menjaga kinerja perbankan salah satunya
Profitabilitas. Oleh karena itu perlu diketahui tingkat profitabilitas sebuah produk
pada Bank agar tingkat kesehatan dan Profitabilitas Bank tetap terjaga.
Profitabilitas dihitung dengan menghitung laba yang dihasilkan baik oleh sebuah
produk maupun sebuah perusahaan.
3
Untuk mencapai tingkat Profitabilitas yang baik, bank harus melakukan
beberapa langkah salah satunya adalah menggunakan strategi yang baik dalam
pemberian pembiayaan mikro. Setiap Bank akan memiliki strategi yang berbeda
untuk mempertahankan tingkat profitabilitas dari pembiayaan mikro.
Dengan demikian, berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis
bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Pembiayaan Mikro dengan
Judul “Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro
padaPT. Bank BRISyariah.”
B. Identifikasi Masalah
Dalam Latar Belakang diatas disebutkan bahwa Jumlah Pembiayaan Mikro
yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah meningkat
setiap tahun kecuali pada tahun 2014 dan tahun 2015. Jumlah Pembiayaan yang
disalurkan mengalami penurunanyang drastis dari 110.086 miliar rupiah pada
tahun 2013 menjadi 59.806 miliar pada tahun 2014.
Pembiayaan tidak lancar pada tahun 2013 berjumlah 2.879 miliar rupiah
kemudian dengan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun, jumlah
pembiayaan tidak lancar pada tahun yang sama mengalami peningkatan menjadi
3.875 miliar rupiah.
Hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar mengapa Pembiayaan tidak lancar
meningkat pada saat jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun. Secara
keuntungan juga akan meningkat. Dan sebaliknya ketika jumlah pembiayaan
yang disalurkan menurun maka tingkat keuntungan juga akan menurun.
Jumlah Pembiayaan yang disalurkan secara umum akan mempengaruhi
jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank-bank umum syariah secara
parsial. Maka, ketika jumlah pembiayaan yang disalurkan menurun secara
agregat akan menyebabkan penurunan pada jumlah pembiayaan yang disalurkan
secara parsial. Hal ini dikarenakan jumlah profit yang dihasilkan akan menurun
sejalan dengan penurunan jumlah pembiayaan yang disalurkan.
Pada tahun 2014 tersebut terdapat beberapa Bank Umum Syariah yang tetap
menyalurkan pembiayaan mikro bahkan cenderung meningkatkan jumlah
pembiayaan mikro yang disalurkan meskipun jumlah pembiayaan yang
disalurkan secara agregat menurun. Banyak faktor yang mengakibatkan
terjadinya penurunan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh bank
umum syariah di Indonesia, dan juga akibat yang ditimbulkan oleh penurunan
jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah.
Salah satu alasan bank-bank umum syariah mengalami penurunan jumlah
pembiayaan mikro yang disalurkan adalah karena penurunan jumlah pembiayaan
mikro tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa bank umum syariah yang
memiliki nilai NPF tinggi untuk pembiayaan mikro sehingga Penyaluran
Pembiayaan Mikro pada Bank Umum Syariah tersebut ditahan sampai dengan
stabilnya nilai NPF untuk pembiayaan mikro. Akibat dari terjadinya penurunan
pembiayaan mikro yang disalurkan. Sementara beberapa bank tetap memiliki
performa yang baik disaat jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun.
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah
menggunakan Economic Value Added (EVA)?
2. Bagaimana Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro yang dilakukan oleh PT.
Bank BRISyariah?
Untuk membatasi masalah, peneliti hanya meneliti mengenai bagaimana
tingkat profitabilitas bank yang tetap menyalurkan pembiayaan mikro meskipun
jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan saat ini mengalami penurunan dan
bagaimana strategi bank tersebut tetap mempertahankan performanya dalam
penyaluran pembiayaan mikro.
Bank Umum Syariah yang tetap stabil memberikan Pembiayaan Mikro disaat
Jumlah Pembiayaan Mikro secara agregat menurun salah satunya adalah Bank
BRISyariah. Bank BRISyariah merupakan Bank yang tetap konsisten memberikan
Pembiayaan Mikro oleh karena itu Bank BRISyariah peneliti pilih sebagai objek
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas maka, tujuan dari penelitian ini
adalah:
a. Untuk menganalisa tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro pada PT.
Bank BRISyariah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).
b. Untuk menganalisa perbedaan Strategi yang digunakan pada Penyaluran
Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Sebagai Tolak ukur akan kemampuan diri dalam menerapkan ilmuyang
telah didapatkan mengenai Bank Syariah selama di Universitas.
b. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai
Pembiayaan mikro pada Bank Syariah yang diterima selama masa
perkuliahan agar dapat diterapkan saat terjun pada dunia kerja.
c. Bagi Akademisi
Sebagai bahan pertimbangan sejauh mana kurikulum atau program yang
telah diterapkan pada pembiayaan mikro pada Bank Syariah mempunyai
d. Bagi Perusahaan
Memberikan informasi tentang tingkat Profitabilitas pembiayaan mikro
pada Bank Syariah dan dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan
kebijakan pembiayaan mikro selanjutnya.
e. Bagi Masyarakat
Membantu masyarakat untuk lebih memahami bagaimana tingkat
keuntungan pada Pembiayaan Mikro dihasilkan, serta memberikan
gambaran dan wawasan tentang fakta yang terjadi di lapangan tentang
penghitungan profitabilitas pada Pembiayaan Mikro.
E. Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub
bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal tertulis, berikut
ini sistematika penulisannya secara lengkap:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian,
penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas,
[image:24.612.148.530.102.350.2]Mikro dan karakteristik pembiayaan Mikro pada bank Umum Syariah
dan konsep pengelolaannya serta Pengukuran Laba/Profitabilitas
menggunakan Economic Value Added (EVA) untuk menghitung
tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang sumber-sumber data dan analisisnya
untuk menjawab permasalahan yang ada menggunakan metode
penelitian yang sesuai
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian
sehingga didapat hasilnya, yang kemudian dilakukan pembahasan
terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian serta menghasilkan saran dan rekomendasi yang sesuai
14 BAB II
LANDASAN TEORI A. Pembiayaan Mikro
1. Pengertian Pembiayaan Mikro
Secara etimologi pembiayaan berasal dari kata biaya, yaitu membiayai
kebutuhan usaha.4 Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah No. 06/per/M.KUKM/I/2007 tentang petunjuk
teknis program pembiayaan produktif koperasi dan Usaha Mikro pola syariah
bahwa pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau
kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi
lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerimaan pembiayaan itu untuk
melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad
dengan pembayaran sejumlah bagian hasil dari pendapatan atau laba dari
kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.
Menurut Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Usaha Mikro adalah usaha
yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja. Tujuan Usaha
Mikro Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa Usaha Mikro
bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka
membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.
4
Nugraha Ridha, Manajemen Pembiayaan Panduan Untuk Koperasi Syariah SDM
Kementerian Koperasi, artikel diakses pada 2 Februari 2015
Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah
pengangguran dan kemiskinan. Menurut Rudjito Usaha Mikro adalah usaha yang
dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau mendekati miskin.5 Usaha
Mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga. Besarnya Pembiayaan yang
dapat diterima oleh usaha adalah Rp 50 juta. Usaha Mikro adalah usaha produktif
secara individu atau tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100
juta. Maka Pembiayaan Mikro adalah pembiayaan yang diberikan untuk
pengembangan Usaha Mikro.
Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah didefinisikan sebagai penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persutujuan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.6Menurut Muhammad, terdapat
beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah kepada
Masyarakat, diantaranya untuk:
1. Meningkatkan daya guna uang, artinya dengan adanya para penabung
yang menempatkan dananya di bank yang kemudian disalurkan kembali
5
Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), artikel diakses pada 3 maret 2015 dari http://abstraksiekonomi.blogspot.com/
6
oleh bank untuk pembiayaan nasabah, maka hal ini meningkatkan daya
produktivitas uang.
2. Meningkatkan peredaran uang, artinya pembiayaan yang disalurkan
melalui rekening koran pengusaha menciptakan peredaran uang giral dan
sejenisnya.
3. Stabilitas ekonomi, dalam arti untuk menjaga kestabilan ekonomi
pembiayaan diberikan agar usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengendalikan inflasi, peningktan ekspor, rehabilitasi prasarana dan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.7
Pembiayaan Mikro pada Bank Syariah dapat dilakukan dengan beberapa
akad diantaranya:8
1. Pembiayaan atas transaksi bagi Hasil (Profit Sharing)
a. Pembiayaan atas dasar akad Al-Musyarakah adalah transaksi
penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan atau barang
untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian
hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang
disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal
masing-masing.
7
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 2005), hal. 17
8
b. Pembiayaan atas dasar akad Al-Mudharabah adalah transaksi
penanaman dana dari Shahibul Maal (Pemilik dana) kepada Mudharib
(Pengelola dana) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu dengan
pembagian hasil usaha berdasarkan pada nisbah bagi hasil yang telah
disepakati sebelumnya.
2. Transaksi Jual Beli (Sale and Purchase)
a. Pembiayaan atas dasar Al-Murabahah adalah transaksi jual beli suatu
barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan Margin yang
disepakati oleh kedua belah pihak, dimana penjual memberitahukan
harga perolehan barang.
b. Pembiayaan atas dasar akad Bai As-Salam adalah Transaksi jual beli
barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dengan
pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.
c. Pembiayaan atas dasar akad Istishna adalah transaksi jual beli dalam
bentuk pemesanan barang dengan kriteria tertentu yang disepakati
dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.
3. Pembiayaan atas transaksi sewa-menyewa
a. Pembiayaan atas dasar akad Al-Ijarah adalah transaksi sewa menyewa
atas suatu barang dan jasa antara pemilik objek sewa termasuk
kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk
b. Pembiayaan atas dasar akad Al- Ijarah Muntahiya Bit Tamlik adalah
transaksi akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa
untuk mendapatkan imbalan atas apa yang disewakan dengan opsi
perpindahan kepemilikan objek sewa.
4. Pembiayaan atas dasar akad Al-Qardh adalah transaksi pinjam meminjam
dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan
pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu
tertentu.
2. Proses Pembiayaan Mikro
Dalam Proses Pembiayaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Strategi Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler dan AB Susanto adalah suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu
yang bernilai satu sama lain.9 Sedangkan menurut Nurrianto
Al-ArifPemasaran adalah suatu proses sosial yang merancang danmenawarkan
sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka
memberikan kepuasan optimal kepada pelanggan.10Dalam Pemasaran perlu
dibuat sebuah perencanaan strategik untuk mempermudah aktivitas
9
Philip Kotler, Marketing Mangement, (New Jersey: Prentince Hall, 2000) h. 8
10
pemasaran yang dilakukan. Untuk melaksanakan perencanaan strategik
diperlukan beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya:
1. Menetapkan Visi dan Misi
2. Menetapkan Tujuan dan Sasaran Perusahaan
3. Merancang Portofolio Bisnis11
Sedangkan untuk Strategi Pemasaran Bank, setidaknya ada lima strategi
pemasaran yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Strategi Penetrasi Pasar
b. Strategi Pengembangan Produk
c. Strategi Pengembangan Pasar
d. Strategi Integrasi12
Setelah menentukan Strategi yang akan digunakan oleh Bank maka perlu
dilakukan perumusan Strategi Pemasaran dengan menentukan hal-hal
berikut:
a. Segmentasi Pasar
b. Penentuan Pasar Sasaran
c. Penentuan Posisi Pasar
Kemudian perlu juga dibuat Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang akan
mengkombinasikan 4P yaitu Produk (Product), tempat yang dalam hal ini
11
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.64
12
lebih difokuskan pada distribusinya (Place), promosi (Promotion), dan
penentuan harga (Price).13
2. Proses Pemberian Pembiayaan
Secara Sederhana Proses Pemberian Pembiayaan dapat dilihat pada bagan
berikut:
a. Proses Pengumpulan Informasi dan Verifikasi
Fasilitas Pembiayaan dimulai dengan pengajuan permohonan dari
nasabah, kemudian Bank mengumpulkan informasi dan dokumentasi
mengenai nasabah dan melakukanverifikasi data, untuk
memastikannya bank dapat menggunakanOn the Spot Checking
(OTS), Bank Checking, dan Trade Checking atau personal checking.
b. Analisa Persetujuan Pembiayaan
Pada Analisa Persetujuan Pembiayaan dapat dilakukan dengan
melakukan Analisa Kualitatif, Analisa Kuantitatif, dan Analisa
Jaminan untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai nasabah dan
13
Charles, W Lamb, Jr., dkk, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001) Edisi Ke-1 Jilid I, h. 55
- Permohonan Pembiayaan - Pengumpulan data/ dokumen - Verifikasi Data
- Analisa Pembiayaan - Persetujuan Pembiayaan - Pemenuhan dokumen SPP, Agunan, Perjanjian Pembiayaan, Pengikatan Agunan
[image:32.612.114.545.137.548.2]- Secara On The Spot , On The Desk, Antisipasi dini, annual review, dll - Pelunasan - Penyelamatan Pembiayaan Gambar 2.1
Proses Pemberian Pembiayaan
aktivitas usahanya.Pada Analisa Kualitatif ada beberapa aspek yang
dianalisis yaitu: aspek manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran,
aspek legal, dan kondisi perekonomian Negara.
Sedangkan untuk Analisa Kuantitatif aspek yang dianalisis adalah
Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana.Dan untuk analisa jaminan dilakukan pada jaminan yang
dimiliki oleh nasabah dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.
c. Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan
Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan dilakukan ketika
pembiayaan telah disetujui, dengan melakukan beberapa proses yaitu:
Surat Pemberitahuan Keputusan Pembiayaan, Perjanjian Pembiayaan,
Pengikatan Agunan, Penutupan Asuransi, dan Disbursement.
d. Pemantauan Pembiayaan
Pemantauan pembiayaan merupakan satu hal yang sangat penting agar
pembiayaan yang diberikan tetap lancar. Pemantauan pembiayaan ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: On desk, On Site,
Antisipasi Dini (early warning signal), dan annual Review
Pembiayaan.
e. Pelunasan dan Penyelamatan Pembiayaan
Tahap akhir dari sebuah pembiayaan adalah pelunasan pembiayaan.
Namun adakalanya pada saat jatuh tempo nasabah tidak dapat
penyelamatan pembiayaan, penyelamatan pembiayaan adalah upaya
bank yang dilakukan terhadap nasabah pembiayaan bermasalah yang
masih mempunyai prospek dan kinerja usaha serta kemampuan
membayar untuk meminimalkan kemungkinan timbulnya kerugian
bank dan menyelamatkan kembali pembiayaan yang telah diberikan.
Penyelamatan pembiayaan dapat dilakukan dengan melakukan
Restrukturisasi Pembiayaan dan Pengambilan Aset/Agunan yang
diambil alih (AYDA).
B. Pengukuran Laba dan Profitabilitas 1. Laba dan Profitabilitas
Definisi Laba sendiri adalah perbedaan antara pendapatan dan biaya.14
Laba juga merupakan ukuran yang membedakan antara apa yang perusahaan
masukkan untuk membuat dan menjual sebuah produk dengan apa yang
diterimanya.Laba menurut Kam (1990) dalam Triyuwono dan As‟udi (2001)
menyatakan bahwa:
“Income is the change in the capital oh an entity between two points
in time, excluding changes due to investments by and distribution to owners,
where capital is expressed in term of value and based on given scale”
Maka laba mengandung 3 komponen utama yaitu nilai (value), modal
(Capital), dan skala (scale). Nilai tidak dapat dihitung dengan jelas karena
menyangkut preferensi masing-masing. Sedangkan modal adalah aktiva
14
bersih yang merupakan selisih antara seluruh aktiva dengan kewajiban. Dan
skala diperlukan untuk proses pengukuran.
2. Pengukuran Laba dan Profitabilitas
Untuk mengukur laba sebuah perusahaan dapat menggunakan dua
pendekatan yaitu: pendekatan biaya serapan dan pendekatan biaya variabel.
Namun selain untuk mengukur tingkat laba perusahaan atau tingkat
profitabilitas sebuah perusahaan, mengukur tingkat profibilitas segmen
perusahaan menjadi hal yang penting.Beberapa segmen yang dapat dihitung
profitabilitasnya adalah produk, divisi, wilayah penjualan atau kelompok
pelanggan.
Menghitung profitabilitas produk merupakan sebuah hal yang
diwajarkan oleh sebuah perusahaan karena sebagai sebuah perusahaan jasa
yang mencari laba menilai produk merupakan hal yang sangat penting.
Karena sebuah produk yang terus-menerus merugi dan tidak berpotensi untuk
menghasilkan laba dapat disingkirkan dan akan memberikan peluang pada
produk-produk yang memberikan laba yang baik.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung laba dari setiap
produk perbankan. Salah satunya dengan menggunakan Economic Value
Added (EVA) yang merupakan konsep pengukuran kerja keuangan yang
diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co., sebuah lembaga konsultan
mencerminkan profit ekonomis perusahaan yang sebenarnya dan dapat
mengkaitkannya dengan penciptaan nilai tambah terhadap kekayaan pemilik
modal (Stewart, 2005).15
3. Pengertian Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA)menurut Stewart merupakan”A residual
income measure that substract the cost of capital (C*) from the operating
profits generated in the bussiness”16
sedangkan menurut Hansen dan Mowen
”Resdiual income is the difference between operting income and the minimum
dollar return required on a company’s operating assets.”17
Dari definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan nilai
tambah ekonomis yang dihasilkan dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan selama periode tertentu.
Secara sederhana Economic Value Added (EVA) adalah suatu
pendapatan unit bisnis setelah pajak dan setelah mengurangi biaya
modal.18Biaya modal biasanya diperoleh dengan memperhitungkan suatu
rata-rata tertimbang dari biaya dua sumber dana perusahaan peminjaman dan
penjualan saham. EVA digunakan untuk memfokuskan perhatian manajer
15 Taufikurrahman, “Model Analisis profitabilitas produk pembiayaan pada Bank Syariah
dengan menggunakan integrasi konsep Activity-Based Costing (ABC) dan Economic Value Added
(EVA)”, (Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,2005) h. 36
16Dwi Rosita, “Pengaruh Economic Value Added (EVA terhadap Return On Aquity (ROE)
pada PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, 2009, hal 8
17
Dwi Rosita, “Pengaruh Economic Value Added (EVA terhadap Return On Aquity (ROE)
pada PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk”, hal 8
18
G. Bennet Stewart III, “EVA works- buat Not if You make these common Mistake,”
pada penciptaan nilai bagi pemegang saham. Dengan memperoleh laba yang
lebih besar daripada biaya modal perusahaan, perusahaan meningkatkan
sumber daya di dalam perusahaan yang tersedia untuk dividen dan/atau untuk
membiayai pertumbuhan perusahan yang berkelanjutan. Dividen dan
pertumbuhan melonjakkan harga saham dan menambah nilai pemegang
saham.19
Sedangkan menurut Stewart rumus dasar dalam Perhitungan EVA
adalah pendapatan setelah pajak dikurangi total cost of capital (Biaya Modal).
Pada dasarnya EVA merupakan pengembangan dari pengukuran kinerja
dengan menggunakan Net Present Value (NPV) yang melihat nilai intrinsik
perusahaan saat ini dan memprediksi expected arus kas dimasa sekarang.
EVA = NOPAT (Net Operating Profit after taxes)–Cost of Capital
Menurut Bannet Stewart yang dikutip oleh Taufikurrahman dalam
tesisnya menyebutkan bahwa EVA merupakan suatu estimasi dari profit
ekonomis yang sebenarnya. NOPAT (Net Operating Prodit after Tax) adalah
laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi dengan pajak
penghasilan namun tidak termasuk biaya keuangan (financial cost).
Sedangkan Cost of Capital dapat ditentukan dengan konsep WACC (Weight
Average of Cost of Capital), yaitu jumlah seluruh biaya modal (biaya hutang
atau cost of debt + biaya modal ekuitas atau cost equity) setelah sebelumnya
19
dibobotkan dengan proporsi hutang dan ekuitas dalam struktur neraca
perusahaan.
Atau dalam rumus lain EVA dapat dihitung dengan cara berikut:20
Economic Value Added (EVA) = Investment center’s after tax operating profit - (Investment center’s total
asset – Investment center’s Current Liabilities) x Weight Average cost of Capital
Dan untuk menghitung Weighted average cost of capital dapat
menggunakan rumus berikut:
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Economic Value Added (EVA) memiliki beberapa kelemahan dalam
proses penghitunganya. berikut beberapa kelemahan Economic Value Added
(EVA):
1) Sulitnya menentukan estimasi atas nilai tingkat modal yang
bebar-benar akurat terutama pada peusahaan yang belum Go Public,
perhitungan tingkat modal dilakukan secara sederhana tanpa
mempertimbangkan nilai saham.
2) Hanya menggambarkan penciptaan nilai pada periode tertentu.
20
3) Analisis EVA hanya mengukur aspek kuantitatif saja sedangkan
untuk mengukur kinerja harus diukur dari sisi kuantitatif dan sisi
kualitatif.
4) Analisis EVA terlalu menekan pada sisi modal dan hutang yang agak
sulit dilakukan untuk menentukan kinerja produk.
5) Analisis EVA juga hanya menghitung hasil akhir dari sebuah
kegiatan tanpa mempertimbangkan aktivitas aktivitas lainnya selama
periode tertentu.
4. Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Angka EVA mencerminkan angka keuntungan yang sebenarnya dari
perusahaan (true economic profit). Hal ini akan memudahkan pemegang
saham atau pemodal menilai perusahaan dari kegiatan bisnis dan
investasinya. Jadi bila nilai EVA tinggi maka pemegang saham ataupun
pemodal bisa percaya bahwa investasinya telah dikelola dengan baik.
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahapan untuk menghitung
nilai EVA adalah sebagai berikut:21
1. Menghitung Cost of Capital Perusahaan yang terdiri dari Cost of Debt,
Cost of Equity, dan kemudian dihitung rata-rata tertimbang
(Weighted-average Cost of Capital)
2. Menghitung Net Operating Profit after Tax (NOPAT)
21
3. Menghitung tingkat pengembalian (return)
4. Menghitung Nilai EVA
Dalam Economic Value Added (EVA) interpretasi nilai EVA
diungkapkan sebagai berikut:
1. Nilai EVA >0, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang
dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian
yang diminta investor atas investasi yang dilakukan.
2. Nilai EVA =0. Menunjukkan bahwa dalam kurun waktu yang
bersangkutan perusahaan tidak menghasilkan nilai. Pengembalian
yang dihasilkan sama dengan tingkat biaya modal yang harus
ditanggung perusahaan.
3. Nilai EVA <0, menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tertentu
perusahaan tidak berhasil menciptakan nilai bahkan justru mengurangi
nilainya, sebagai akibat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan
lebih rendah dari tingkat pengembalian yang diminta oleh investor.
Untuk memenuhi tahapan-tahapan dalam Perhitungan EVA perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
1. Modal
Sumber Modal dalam Perusahaan untuk memenuhi dana menurut Bambang
Riyanto terdapat dua sumber modal berdasarkan resiko yang mungkin
modal sendiri dan modal pinjaman.22 Sehubungan dengan konsep EVA maka
modal adalah:
“Capital is measure of all the cash that has been deposited into a company
over its life without regard to the financing resource, acoounting name, or bussiness pupose, much as if the company were just asavings account. It
doesn’t matter whether the investment is financed wuth dbt or equity, it doesn’t matter whether is employed in working capital or fixed assets. Cash in cash, ang question is how well does management manage it (The quest for
value, 1990)”
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (berupa
cadangan laba), atau yang berasal dari pengambilan bagian, peserta atau
pemilik (modal saham, modal preferen). Sedangkan modal pinjaman itu
sendiri adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di dalam perusahaan tersebut merupakan kewajiban yang
pada saatnya harus dibayar kembali. Selanjutnya modal pinjaman ini
dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: modal pinjaman jangka pendek
dan modal pinjaman jangka panjang.
Capital yang digunakan untuk menghitung nilai EVA dapat diestimasikan
dengan mengambil nilai buku aktiva bersih suatu perusahaan.
2. Net Operating Profit after Tax (NOPAT)
Net Operating Profit After Tax (NOPAT) menurut Stern Stewart dalam
bukunya “The Quest for Value” : NOPAT is the total pool of Profits available
to provide a cash return to all financial providerof capital to the firm.”23
22Nani Sutianingsih, “P
Jadi NOPAT adalah laba yang didapat dari operasi-operasi perusahaan setelah
dikurangi pajak tapi sebelum membiayai biaya-biaya (costs) dan
masukan-masukan pembukuan yang bukan tunai. Dengan demikian NOPAT adalah
jumlah laba yang tersedia untuk memberikan pengembalian (return) tunai
kepada semua penyedia dana untuk modal perusahaan.
Dalam Perhitungan sederhana Nopat diketahui dengan:
Penjualan bersih xxx
Biaya Operasi xxx-
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) xxx
Pajak xxx-
Laba Operasi bersih setelah Pajak (NOPAT) xxx
NOPAT= EBIT –Beban Pajak 3. Biaya Modal (Cost of Capital)
Biaya Modal secara teoritis dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian
minimum yang harus didapatkan oleh perusahaan dari modal yang
diinvestasikan. Ada beberapa pandangan mengenai konsep biaya modal itu
sendiri yang mengacu pada konsep yang sama. Dalam hal ini Stewart
membedakan biaya modal ke dalam empat kelompok. Yaitu:24
23Nani Sutianingsih, “P
engaruh Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan di Industri Semen”, h. 18
24Nani Sutianingsih, “P
1. Biaya modal atas risiko bisnis (The cost of capital for bussiness risk) atau
ditulis dengan simbol “c”, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan
investor sebagai kompensasi atas berubah-rubahnya nilai NOPAT (Net
Operating Profit after Tax)
2. Biaya modal pinjaman (cost of borrowing), yaitu tingkat pengembalian
yang diharapkan atas risiko kredit.
3. Biaya modal saham (cost of equity), yaitu tingkat pengembalian yang
diharapkan investor sebagai kompensasi atas nilai dari bottom-line Profit
(laba terbawah dalam struktur perhitungan rugi laba) yang berubah-ubah
atau dengan kata lain terhadap adanya risiko.
4. Rata-rata tertimbang biaya modal atau Weighted average cost of capital
(c*), yaitu merupakan penjumlahan dari biaya modal pinjaman (hutang)
dan biaya modal saham.
Cost of Capital dapat dihitung dengan menentukan komponen-komponen
berikut terlebih dahulu.
4. Biaya Hutang (Cost of Debt)
Beban bunga (Kd) diasumsikan sebesar tingkat bunga pinjaman untuk
investasi dengan ukuran satuan adalah persentase.
Karena bunga bersifat mengurangi pajak (tax deductable), maka dibutuhkan
penyesuaian pajak (tax adjusment), sehingga Kd dikonversikan menjadi biaya
hutang setelah pajak untuk menghitug besarnya biaya modal hutang ini dapat
digunakan rumus berikut:
Kd = Kd*(1-T)
T = Tarif Pajak
Biaya hutang dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus berikut:25
5. Biaya Modal Ekuitas (Cost of Equity)
Diantara biaya modal yang lain, tingkat biaya modal ekuitas merupakan salah
satu biaya modal yang lebih sulit untuk ditentukan secara pasti. Oleh karena
itu terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk
memperhitungkan biaya modal ekuitas, dengan rumus:
1. Constant Growth Valuation (Gordon Model)
Expected rate of return dari satu saham tergantung pada deviden dari
saham yang dibayarkan. Pada tingkat keseimbangan, rate of return yang
25
diinginkan oleh pemegang saham adalah sama dengan rate of return dari
investasi baru. Jika diperkirakan deviden tumbuh dengan rate yang
konstan, kita dapat menggunakan Gordon model, yaitu:
Dimana:
Po = Harga jual saham
D1 = Deviden yang diperkirakan dibayar pada akhir periode 1
Ks = Tingkat pengembalian yang diharapkan
g = tingkat pertumbuhan deviden
persamaan diatas dapat diubah menjadi:
Dari persamaan diatas menyatakan bahwa investor mengharapkan akan
menerima deviden sebesar D/P0(percent) dan capital gain sebesar g
dengan expected return sebesar Ks
2. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Pendekatan ini dapat digunakan untuk mengestimasi cost of equity
perusahaan bila perusahaan tersebut belum melakukan Go Public, dimana
saham-saham perusahaan tersebut belum diperdagangkan di lantai bursa.
dengan pendapatan per lembar saham (EPS). Sehingga untuk menghitung
cost of common stock digunakan rumus:
Dimana:
Ks = Biaya Modal Saham
PER = Price Earning Ratio
Pada dasarnya konsep ini sama dengan cost of retained earning. Konsep
ini didasarkan pada argumen bahwa perusahaan menginvestasikan
kembali earning yang diperolehnya pada hasil yang sama.
3. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Model ini menggambarkan hubungan antara required rate of return atau
cost of common stock (Ks) dengan resiko non diversible dari perusahaan,
yang dinyatakan dengan koefisien beta (β).
Dengan rumus:
Ks = Rf+{βx[Rm-Rf]}
Dimana:
Ke = Tingkat hasil minimum para pemegang saham
Rf = Tingkat bebas risiko (Risk free rate of return)
Β = Beta coefficient for the market portofolio
Berdasarkan rumus untuk menghitung tingkat pengembalian saham biasa
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
Dimana:
n = Banyakya periode pengamatan
x = Tingkat keuntungan portofolio pasar (Rm)
y = Tingkat keuntungan suatu saham (Ri)
Tingkat keuntungan portofolio atau return pasar (Rm)
Return pasar diperoleh dari besarnya keuntungan seluruh saham
yang beredar di bursa efek. Perhitungan return pasar didasarkan
atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal, dan
perhitungan return pasar ini dapat dilakukan dengan rumus:
Dimana:
Rm = Tingkat penegembalian pasar bulan ke-t
IHSGt = IHSG bulan k t
IHSG t-1 = IHSG bulan ke t-1
Tingkat Keuntungan suatu saham atau return individual (Ri)
Return Individual dihitung berdasarkan data perkembangan harga
saham individual dan jumlah deviden yang dibagikan. Perhitungan
return individual dapat dilakukan dengan rumus:
Dimana:
PT = Harga saham atau lembar pada periode t
PT-1 = Harga saham atau lembar pada periode t-1
Kelemahan dalam metode ini adalah:
a. Menghitung besarnya cost common stock model ini sangat bergantung
pada nilai historis. Tingkat pengembalian saham dan tingkat pasar
merupakan perhitungan model CAPM menggunakan nilai historis,
sedangkan nilai historis tidak merefleksikan future.
b. Sensitivitas stock return dapan berubah-rubah sewaktu-waktu.
Jika saham perusahaan tidak diperdagangkan secara umum maka tidak ada
sumber informasi untuk menghitung biaya modalnya.
4. Biaya Modal
Perhitungan ini dapat digunakan untuk menghitung Biaya Modal
selain menggunakan beberapa cara sebelumnya. Perhitungan ini tidak
mempertimbangkan saham sebagai salah satu faktor penghitungan
sehingga dapat digunakan untuk perhitungan Biaya Modal pada
6. Biaya Modal rata-rata tertimbang (Weighted-Average Cost of Capital)
Menurut Hampton dalam Tesis Nani Sutianingsih mengenai Biaya Modal
rata-rata tertimbang adalah:26
“The WACC is technique that measure required rate of return in term of the individual components of the firm’s capital structure. The cost of each debt
component and the return of each equity component are separately identified with a weighted value. By adding together each weighted componen, we can
determine on overall required return.”
Investor dan debitur menginginkan oportunity cost yang minimal sama
dengan yang mereka terima dari investasi lain saat mereka berinvestasi pada
sebuah perusahaan. Oportunity cost merupakan biaya modal perusahaan yang
juga merupakan tingkat pengembalian yang minimum yang dapat dihasilkan
perusahaan dengan aset yang ada dan tetap memenuhi harapan dari para
pemberi modal.
Weighted average cost of capital dihitung dengan mengalikan masing-masing
komponen modal dengan biaya masing-masing komponennya. Adapun rumus
menghitung WACC adalah sebagai berikut:
WACC = (Kd x Wd) + (Ke x We)
Dimana:
Kd = Cost of Debt setelah pajak (%)
Wd = Persentase total hutang jangka panjang terhadap struktur modal
Ke = Cost of Equity (%)
26Nani Sutianingsih, “P
We = Persentase saham biasa dalam struktur modal
Terdapat juga rumus lain untuk menghitung Weighted average Cost of Capital
(WACC). Berikut cara penghitungannya:27
Dimana:
D = Tingkat Hutang
Rd = Biaya Hutang (Cost of Debt)
Tax = Tingkat Pajak
E = Tingkat Modal
Re = Biaya Modal (Cost of Capital)
C.Review Studi Terdahulu
1. Taufikurrahman (2005) melakukan penelitian pada tesisnya dengan judul
Model Analisis Profitabilitas Pembiayaan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia menggunakan intergrasi konsep Activity Based Costing (ABC) dan
Economic Value Added (EVA). Pada penelitian ini digunakan 2 metode yang
diintegrasikan menjadi satu dimana ABC dan EVA digunakan untuk
menghitung tingkat profitabilitas produk pembiayaan pada Bank Umum
Syariah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah “X” metode
27
ABC digunakan karena dapat menelusuri biaya overhead untuk mengukur
profitabilitas secara lebih akurat, namun ABC tidak mempertimbangkan
biaya modal (capital costing) dan hanya fokus pada biaya perusahaan. Oleh
karena itu diintegrasikan dengan metode EVA dimana metode ini merupakan
ukuran kinerja yang paling akurat dan dapat mencerminkan keadaan
perusahaan yang sebenarnya dan dapat mengkaitkannya dengan penciptaan
nilai tambah terhadap kekayaan pemilik modal. Integrasi dari dua metode ini
akan menghasilkan penilaian profitabilitas yang akurat. Penelitian ini
dilakukan agar metode ini dapat menjadi model alternatif dalam melakukan
analisa profitabilitas produk pembiayaan untuk suatu Bank Syariah. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa produk pembiayaan Bank Umum
Syariah yang paling profitable dan memberikan nilai tambah (EVA) yang
terbesar adalah BBA (Ba’i Bitsamanin Ajil) karena memberikan keuntungan
yang lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi yang relatif rendah.
2. Ali Usman (2007), Analisa Komparasi tingkat profitabilitas produk
Penyaluran danaantara PT. Bank Syariah Mandiri dengan Baitul Mal
Al-Falaah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tingkat
profitabilitas pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah antara
PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah. Penelitian ini menggunakan
Independent sample T-test untuk mengetahui apakah komparasi pembiayaan
pada PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah berbeda secara
signifikan pada tingkat profitabilitas pada tiga pembiayaan pada PT Bank
Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah selama periode April 2005 sampai
dengan November 2006.
3. Hilman Fathoni (2011), Penilaian Kinerja Bank Syariah dengan
Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA). Penelitian ini
dilakukan pada Bank Syariah Mega Indonesia, Peneliti mencoba meneliti
suatu perusahaan meningkatkan kinerjanya dengan menggunakan metode
EVA dan strategi-strategi apa yang akan diterapkan untuk meningkatkan
kinerja berdasarkan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya. Hasil kinerja
Bank Syariah Mega Indonesia dapat dikatakan semakin baik setiap
tahunnya, karena terjadi peningkatan nilai EVA secara terus menerus dari
tahun 2006-2010.Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Bank Syariah
Mega Indonesia mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential banking),
sektor usaha mikro dan gadai syariah akan menjadi sektor utama. Namun
untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor tersebut Bank
meningkatkan pembiayaan melalui Joint Financing.
4. Muhammad Ilham Khairuddin (2007), Strategi Pembiayaan Murabahah
dalam rangka meningkatkan jumlah pendapatan di BPRS Harta Insan
Karimah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan
pengamatan langsung di BPRS Harta Insan Karimah melalui wawancara dan
studi dokumen bank. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa BPRS Harta
murabahah, diantaranya: Strategi pemasaran, Prosedur Pembiayaan
Murabahah, Proses Pembiayaan Murabahah, Pengawasan Pembiayaan
Murabahah. Dengan melakukan strategi-strategi tersebut BPRS Harta Insan
Karimah mengalami peningkatan pendapatan sebanyak 80% dari pendapatan
tahun sebelumnya.
5. Farida Ayu Avisena Nusantari (2011), Strategi BRI Syariah dalam
Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Mikro (Studi Kasus BRI Syariah
Cabang Pembantu Cipulir). Penelitian ini dilakukan pada BRI Syariah
Cabang Pembantu Cipulir dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil dari
penelitian ini adalah BRI Syaraih lebiih menekankan pada aspek Character,
Capacity, dan Syariah. Namun aspek pendukung lainnya seperti Capital,
Condition of Economy dan Collateral tetap dipertimbangkan. Untuk
mengukur Character BRI Syariah melakukan BI Checking, Trade Checking
dan pencarian informasi ke rekan kerja, pesaing atau pemilik usaha sejenis.
Untuk mengukur Capacity BRI Syariah meneliti mengenai pendidikan dan
penglaman usahanya. Dan untuk aspek syariah BRI Syariah menilai melalui
D.Kerangka Konseptual
Bank
Penghimpunan
Dana
Penyaluran
Dana
Pembiayaan
Mikro
Profitabilitas Pembiayaan Mikro Pembiayaan
Korporasi
Keuntungan
Perbandingan Tingkat Profitabilitas
Pembiayaan Mikro
43 BAB III
METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif Deskriptif dan Penelitian
Kualitatif. Menurut Nawawi metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian
yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat
aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta
tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi
yang rasional dan akurat. Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan
fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan
fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta-fakta-fakta
yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh.
Sedangkan Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang mencoba memahami
fenomena dalam setting dan konteks naturalnya (bukan dalam laboratorium)
dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.28
Penelitian Kualitatif juga merupakan Jenis pendekatan penelitian yang
menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang
dikaji. Pada Skripsi ini digunakan 2 jenis penelitian yaitu Penelitian Kuantitatif
28
(Leedy & Ormrod 2005; Pattorn 2001; Saunders, Lewis & Thornhill 2007)Samiaji Sarosa,
Deskripif dan Penelitian Kualitatif karena ada 2 penelitian yang berbeda yang
saling berkaitan.
Penelitian Deskriptif digunakan untuk menganalisa Tingkat Profitabilitas
Pembiayaan Mikro dengan menggunakan Kajian Pustaka mengenai Economic
Value Added (EVA) sebagai indikator nilai Profitabilitas sebuah Produk yang
bersumber dari Manajemen Biaya. Selanjutnya untuk menghitung tingkat
profitabilitas Pembiayaan Mikro akan menggunakan Rumus EVA. Setelah
Diketahui Nilai EVA dari masing-masing produk maka hasil perbandingannya
digunakan sebagai dasar untuk mengetahui strategi yang digunakan
masing-masing Bank untuk meningkatkan Profitabilitas Pembiayaan Mikro.
Kemudian Penelitian Kualitatif digunakan untuk menganalisa Strategi yang
dilakukan oleh masing-masing Bank untuk meningkatkan Tingkat Profitabilitas
Pembiayaan Mikro. Jenis yang digunakan adalah Deskriptif Analitis yakni
penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang
berdasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh di lapangan.29
Objek Penelitian ini adalah Pembiayaan Mikro Pada PT Bank BRISyariah
tahun 2014. Objek dipilih berdasarkan Kinerja Pembiayaan Mikro PT. Bank
BRISyariah yang tetap stabil meskipun Jumlah Pembiayaan Mikro pada BUS dan
UUS di Indonesia menurun.
29
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis Data yang digunakan adalah Data Kuantitatif dan Data Kualitatif. Data
Kuantitatif digunakan untuk menganalisa fenomena yang terjadi pada objek
penelitian dengan menggunakan metode tertentu. Dan Data Kualitatif yang
menghasilkan Deskriptif dengan informasi dari orang yang terlibat langsung
dalam objek penelitian.30 Dan juga Kajian Kepustakaan lainnya.
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder dan
Data Primer. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber-sumber yang telah ada.31 Sedangkan Data Primer adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari orang yang terlibat
secara langsung dalam objek penelitian.
Data Sekunder didapatkan dari Data-data Pembiayaan Mikro yang dimiliki
oleh Unit Mikro Bank berupa:
a. Laporan Keuangan Pembiayaan Mikro
b. Jumlah Pembiayaan yang disalurkan
c. Pendapatan Setelah pajak
d. Biaya Modal untuk Pembiayaan Mikro
Sedangkan Data Primer didapatkan dari manajer Unit Mikro Syariah Head
yang dianggap dapat memberikan informasi Prosedur, aspek-aspek penilaian
pembiayaan mikro oleh Bank dengan menggunakan Teknik Wawancara.
30
Lexy. J, Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet II, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998) h. 3
31