• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN ESTETIKA DAN POTENSI MUATAN LOKAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAJIAN ESTETIKA DAN POTENSI MUATAN LOKAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN ESTETIKA DAN POTENSI MUATAN LOKAL

PADA DESAIN PRODUK DEKORASI INTERIOR DI DESA SEMOYO

GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

Noeratri Andanwerti1, Stephanus Dwiyanto2, Augustina Ika Widyani3

1Program Studi Desain Interior, Universitas Tarumanagara Email: noeratria@fsrd.untar.ac.id

2Program Studi Desain Interior, Universitas Tarumanagara Email: stephanusd@fsrd.untar.ac.id

3

Program Studi Desain Interior, Universitas Tarumanagara Email: augustinaw@fsrd.untar.ac.id

ABSTRAK

Produk dekorasi interior dari Indonesia telah dikenal luas di kalangan internasional sebagai produk yang memiliki keunikan yaitu pengerjaannya yang hand-made sehingga termasuk dalam kategori craft. Terlebih produk berbahan kayu dari Indonesia, memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk dari negara lain dikarenakan potensi alam Indonesia yang melimpah sebagai penghasil kayu terbesar di dunia. Indonesia sebagai negara yang kaya dengan akar budaya memiliki potensi untuk memadukan karya desainnya dengan muatan potensi lokal yang memiliki nilai filosifis yang tinggi. Keunggulan ini membedakan produk Indonesia dengan produk negara lain yang cenderung berdasar pada proses fabrikasi, dan mampu memberikan ciri khas yang membedakan dengan craft dari negara di Asia lainnya. Kelompok masyarakat Desa Semoyo, Gunung Kidul, Yogyakarta, merupakan kelompok masyarakat yang secara swadaya mengelola hutan secara legal dan lestari (sustainable). Hasil hutan berupa kayu mentah telah banyak dimanfaatkan oleh industri berbahan dasar kayu. Masyarakat masih belum banyak mengembangkan produk kayu untuk dijual dalam bentuk produk jadi, karena beberapa kendala sehingga masyarakat belum mendapatkan keuntungan secara ekonomis dari usaha mereka dalam mengelola hutan secara legal dan lestari tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk memberikan kajian dari sudut pandang estetika, baik secara objektif maupun subjektif, sebagai pertimbangan untuk mengembangkan desain produk kelompok masyarakat Desa Semoyo. Studi juga dilakukan terhadap potensi lokal yang ditujukan sebagai salah satu pendekatan subjektif (filosofis) terhadap produk. Penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas produk dekorasi interior yang pada akhirnya dapat memperbaiki perekonomian masyarakat yang mengelola hutan rakyat tersebut, selain turut berpartisipasi dalam mengembangkan produk lokal Indonesia.

Kata kunci : Dekorasi, Interior, Estetika, Kayu Rakyat, Muatan Lokal

1. PENDAHULUAN

Kelompok masyarakat Desa Semoyo tersebut pada dasarnya bukanlah pengrajin kayu, sehingga belum dapat mengembangkan potensi hutan rakyat lestari yang dikelolanya secara maksimal. Selama ini hasil hutan berupa kayu hanya dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada PT Perhutani, meskipun kayu tersebut memiliki sertifikat legal dan lestari. Masyarakat telah memproduksi kerajian maupun furnitur kayu, namun beberapa kendala menyebabkan usaha tersebut tersendat. Sehingga kemudian mereka lebih fokus pada pekerjaan lain seperti peternak, petani (kebun), guru atau pekerjaan lain.

(2)

penentuan kriteria desain menurut aspek estetika dan potensi muatan lokal (3) menggali muatan nilai filosofis terkait lokalitas daerah Yogyakarta.

Di daerah Yogyakarta telah berkembang beberapa Industri kecil dan menengah yang menghasilkan produk dekorasi interior dan furnitur yang telah berhasil menembus pasar internasional. Penelitian ini dikhususkan pada produk dekorasi interior dengan tujuan untuk mengarahkan penelitian agar lebih fokus dan terarah pada satu jenis produk.

Yogyakarta adalah daerah istimewa dengan kekayaan budaya yang menjadikan Yogyakarta dikenal sebagai sebagai Kota Budaya. Kajian terhadap budaya Yogyakarta ditujukan untuk menggali muatan lokal yang dapat dijadikan sebagai keunggulan produk dekorasi interior. Diharapkan kajian tersebut dapat menjadi pertimbangan desain untuk mengembangkan kualitas produk dekorasi interior. Diharapkan dalam jangka panjang nanti kajian ini dapat membantu kelompok masyarakat Desa Semoyo untuk meningkatkan kesejahteraannya, dengan mengembangkan produk kayu yang dihasilkan dari hutan rakyat yang mereka kelola sendiri secara lestari.

Kerajinan adalah suatu produk yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan praktis. Penciptaan tersebut memiliki beberapa tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sebagai wahana penciptaan barang-barang fungsional yang memiliki nilai estetik, serta memiliki nilai praksis sesuai dengan ergonomi dan anatomi tubuh manusia. Nilai estetika pada karya kerajinan dapat meningkatkan kualitas produk. Kerajinan tanpa nilai estetik, hanya fungsional saja tidak dapat memberikan kepuasan rohani penggunanya. Karya kerajinan yang memiliki nilai estetik dapat meningkatkan daya tarik bagi konsumen dan pada akhirnya meningkatkan nilai jualnya. (Martono, 2001)

Selanjutnya Martono (2001) menyebutkan bahwa corak atau ornamen memberikan identitas pada suatu produk daerah di mana kerajinan tersebut dibuat. Ornamen yang diterapkan pada kerajinan tertentu menjadi indikator dalam identifikasi produk kerajinan. Sehingga pemberian ornamen pada kerajinan masih tetap menjadi identitas bagi suatu produk dan menambah nilai estetik produk kerajinan.

Pengertian dekorasi, yaitu kegiatan yang terkait dengan hias-menghias atau kegiatan yang bertujuan untuk memperindah sesuatu. Sehingga dekorasi interior adalah kegiatan menghias interior atau memperindah interior. Sehingga dapat disebutkan bahwa dekorasi interior adalah elemen pengisi ruang interior yang memiliki sifat sebagai pelengkap dekorasi, baik yang terpasang pada elemen pembentuk ruang maupun diletakkan pada furnitur dalam suatu ruangan. Sebagai elemen pengisi ruang yang bersifat dekoratif, maka penggunaan dekorasi interior bertujuan untuk memperkuat kesan ruang sesuai dengan konsep desain interiornya. (Ambarwati, 2008)

Desain produk dekorasi interior yang dimaksud di sini adalah kesatuan bentuk, ukuran, material, warna maupun tekstur suatu elemen pengisi ruang yang bersifat dekoratif, yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan nilai estetik, menurut konsep tertentu sebagai pengejawantahan nilai-nilai filosofi atau yang disebut juga sebagai ‘ruh’ sebuah karya. Desain produk dekorasi interior harus disesuaikan dengan tujuan dari penciptaan karya itu sendiri, juga pasar yang disasar. Desain dapat mempengaruhi nilai ekonomi suatu elemen dekoratif, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan produsennya.

(3)

Sementara pada halaman lain disebutkan bahwa desain memiliki beberapa prinsip yang dapat dijadikan acuan penilaian yaitu:

Ukuran, skala, proporsi

Ukuran, skala dan proporsi menjadi pertimbangan dalam desain karena akan mempengaruhi persepsi visual pengamat. Ketiganya merupakan parameter yang relatif, sehingga diperlukan acuan atau parameter lain dalam penentuannya.

Kesatuan dan variasi

Kesatuan memberikan pengalaman menyeluruh bagi pengamat terhadap suatu komposisi, bukan lagi dilihat bagian per bagian. Sementara variasi memberikan kontras yang berlawanan terhadap nilai kesatuan. Variasi memberikan nilai melalui perbandingan, sehingga variasi justru merupakan penjelasan dari nilai kesatuan, memperkuat dampak suatu desain.

Keseimbangan

Prinsip keseimbangan dapat diterima secara visual ketika suatu komposisi telah stabil. Keseimbangan bukan saja secara simetri, namun juga ada bentuk keseimbangan lain seperti bilateral, radial, asimetri. Masing-masing membentuk karakter yang berbeda sehingga penerapannya pun tergantung dari konsep desain dan ekspresi visual yang ingin dicapai.

Irama

Irama dicapai melaui pengulangan suatu elemen secara teratur melalui pola tertentu. Irama dapat mengarah pada sifat monoton, sehingga harus seimbang dengan prinsip variasi.

Penekanan (Empasis)

Menunjukkan elemen atau bagian yang menjadi kekuatan desain, yang secara dominan memberikan makna pada desain. Prinsip ini dapat dicapai dengan keseimbangan ukuran, penempatan, nilai, warna dan pemilihan material.

Sehingga untuk melakukan penilaian estetika secara objektif, prinsip-prinsip tersebut dapat dijadikan parameter.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengambil objek industri kecil dan menengah pada yang dibina oleh LEI sebagai lembaga yang mendampingi masyarakat Pengelola Hutan Rakyat di Gunung Kidul, Yogyakarta. Objek penelitian akan dikhususkan pada produk dekorasi interior, sehingga tuntutan nilai estetik menjadi mutlak sebagai pertimbangan utama, disamping tuntutan nilai fungsional yang merupakan dasar pertimbangan utama bagi setiap elemen pengisi ruang. Sebagai subjek penelitian adalah masyarakat pelaku industri kecil dan menengah di Desa Semoyo.

(4)

kekuatan desain. Metode kuantitatif dilakukan untuk memperkuat objektivitas penelitian ini, dengan cara analisis terhadap hasil kuisioner yang melibatkan sejumlah responden.

Pengambilan data dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengambilan data secara langsung dilakukan di lokasi masyarakat pengelola hutan rakyat di Gunung Kidul, Yogyakarta. Sementara secara tidak langsung, data didapat melalui perantara LEI. Pemilahan dan penyusunan data, yang dilanjutkan dengan proses analisis secara estetik, dilakukan di kampus FSRD Untar oleh tim peneliti, dengan melibatkan tim mahasiswa maupun dengan mendapatkan masukan dari rekan-rekan dosen FSRD Untar melalui forum diskusi terbatas maupun kuisioner.

Teknik Pengumpulan data

Data dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil langsung dari hasil observasi lapangan berupa data fisik maupun non-fisik. Data fisik yang dimaksud pada penelitian ini mengacu pada bentuk dan ukuran dari dekorasi interior yang sudah diproduksi oleh studi kasus. Data non-fisik adalah data-data kultural mengenai nilai-nilai lokalitas yang dapat dikembangkan untuk menjadi jati diri dan keunikan dari produk furnitur tersebut. Data sekunder adalah data yang didapat dari berbagai referensi atau pustaka yang mendukung, seperti data ergonomi yang akan mempengaruhi ukuran dekorasi interior, maupun data IKM setempat yang dapat dijadikan pembanding sebagai industri yang dinilai berhasil karena telah menembus pasar global internasional.

Metode analisis

Penelitian ini menggunakan studi kasus berupa produk dekorasi interior dari industri kecil dan menengah di Desa Semoyo, Gunung Kidul, Yogyakarta. Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus memiliki beberapa keuntungan, yaitu :

(1) Menyajikan pandangan subjek yang diteliti

(2) Menyajikan uraian menyeluruh sebagaimana yang dialami sehari-hari

(3) Merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden

(4) Memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal, berupa konsistensi gaya, konsistensi faktual, juga kepercayaan.

(5) Memberikan uraian lengkap bagi penilaian atau transferabilitas.

(6) Terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

Sebagai metode yang bersifat multidemensional dan menelaah suatu kasus secara menyeluruh, hasil dari studi kasus dapat menyarankan pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis-hipotesis yang dapat diuji melalui survei atau eksperimen.

(5)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis potensi Desa Semoyo, Gunung Kidul (1) Potensi sumber daya alam

Desa Semoyo memiliki hutan rakyat yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat. Hasil hutan terutama adalah berbagai jenis kayu seperti sonokeling, jati, mahoni, dll. Selain itu juga terdapat produk lain seperti akar pohon, buah mahoni, ranting dan dahan yang dapat dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai jual. Hutan rakyat ini telah menjadikan desa Semoyo sebagai Desa Kawasan Konservasi, yang ditetapkan oleh Bupati Gunung Kidul pada tanggal 18 Agustus 2007. Keberhasilan ini tidak lepas dari usaha bapak Suratimin dalam merintis penghijauan di Desa Semoyo. Bahkan beliau mendapatkan Penghargaan Kalpataru untuk kategori perintis lingkungan pada tahun 2013.

(2) Potensi Sumber Daya Manusia

Desa Semoyo memiliki Kelompok Serikat Bertani Pembaharu yang diketuai oleh bapak Suratimin. Kelompok ini yang menjadi wadah dalam pengembangan desa Semoyo dalam segala bidang. Dari konservasi lingkungan, pengembangan masyarakat, pendidikan, penyelamatan sumber air, penghitungan karbon dan lain sebagainya. Desa Semoyo juga memiliki radio Radekka, yaitu merupakan radio komunitas yang berfungsi untuk tujuan edukasi dan sosialisasi, selain juga untuk hiburan bagi masyarakat setempat. Melalui radio Radekka, dilakukan penyuluhan tentang cara mengelola lingkungan secara bijaksana. Demikian pula dengan sosialisasi program kelompok sertikat petani dalam rangka konservasi lingkungan. Salah satu inovasi yang dilakukan oleh Desa Semoyo adalah dengan adanya Forest Bank Indonesia. Forest Bank ini memberikan pinjaman dana tunai kepada warga setempat dengan cara menjaminkan pohon yang mereka miliki. Dengan menjaminkan pohon, mereka tidak diperbolehkan menebang pohon tersebut dan menjual kayunya. Dengan demikian diharapkan masyarakat menjaga keberlangsungan hutan sekaligus membantu keuangan warga yang sedang membutuhkan.

(3) Potensi Industri dan Alih Teknologi Pengolahan Berbahan Dasar Kayu Solid

(6)

Gambar 1. Contoh produk hasil industri Desa Semoyo (Sumber: Peneliti, 2017)

(4) Potensi Wisata Konservasi Lingkungan

Sejak ditetapkan sebagai Desa Kawasan Konservasi, Desa Semoyo banyak menerima kunjungan untuk mengetahui bagaimana masyarakat mengelola hutan rakyat. Desa Semoyo menjadi desa percontohan untuk kegiatan workshop tingkat internasional untuk REDD+ (Reducing emissions from deforestation and forest degradation and the role of conservation, sustainable management

of forests and enhancement of forest carbon stocks in developing countries). Potensi kunjungan

wisatawan dengan minat khusus ini merupakan kesempatan dan tantangan yang menarik untuk masyarakat desa dalam mengembangkan konsep pemasaran produk.

Analisis estetik produk dekorasi interior

Analisis estetik didasarkan pada parameter tertentu berdasarkan prinsip-prinsip desain. Pada penelitian ini analisis estetik dilakukan pada beberapa produk dekorasi interior hasil produksi masyarakat Desa Semoyo. Beberapa contoh produk yang digunakan sebagai contoh adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Analisis Estetik Produk Dekorasi Interior No Spesifikasi Produk & Fungsi Parameter Analisis

1

Gambar 2. Radio Kayu (Sumber: Peneliti, 2017)

Ukuran: 25 X 17 X 8 cm3

Fungsi & Penggunaan : Dekorasi untuk ditempatkan di atas meja atau di dalam lemari pajangan

Nilai filosofi & kontektual: tidak ada

Kesatuan dan

variasi

Kesamaan material yaitu kayu solid sehingga kesatuannya kuat. Hanya sambungan pada badan radio dan pegangan dan papan belakang yang menggunakan paku dan sekrup sehingga perlu dipertimbangkan penggunaan dowel. Penggunaan jenis kayu yang berbeda merupakan bentuk variasi yang membuat radio kayu menjadi unik.

Keseimbangan Bentuk persegi yang stabil memberikan keseimbangan yang baik pada desain. Sedangkan perbandingan bidang material yang berbeda dibuat tidak simetris sehingga tampak kayu sonokeling lebih dominan daripada kayu jati pada bagian depannya. Sedangkan secara keseluruhan desain menggunakan dominasi kayu jati sehingga membuat radio kayu terkesan lebih modern dan ringan. Irama Irama repetisi berupa lubang-lubang berbentuk lingkaran

untuk speaker dan lingkaran untuk pemutar volume dan

tunning. Penekanan

(Emphasis)

(7)

2 ruang keluarga, maupun ruang makan karena ukuran jam tidak terlalu besar.

Nilai filosofi & kontektual: tidak ada

Kesatuan dan

variasi

Hanya menggunakan satu jenis kayu tanpa ada variasi sama sekali, kecuali jarum jam yang menggunakan jarum jam standar yang banyak dijual di pasaran. Desain berkesan minimalis dengan tidak meletakkan angka jam maupun garis-garis sebagai penanda jam.

Keseimbangan Keseimbangan radial dengan kesederhanaan bentuk jam dinding memiliki potensi untuk ekspos kayu sebagai bahan yang diunggulkan pada produk ini.

Irama Tidak ada irama yang muncul, karena garis-garis penanda sengaja dihilangkan untuk mencapai kesan minimalis. Penekanan

(Emphasis)

Kekuatan pada ekspos kayu kurang didukung dengan penggunaan jarum jam yang tidak dimodifikasi dengan bahan kayu juga sehingga kesederhanaan desain kurang muncul sebagai penekanan. ruang keluarga, maupun ruang makan karena ukuran jam tidak terlalu besar. Nilai filosofi & kontektual: tidak ada

Kesatuan dan

variasi

Kesatuan cukup kuat dengan pemilihan bahan kayu yang memiliki warna senada (monokrom). Variasi berupa bebarapa jenis kayu dengan motif urat yang berbeda membentuk garis-garis horizontal yang cukup membingungkan.

Variasi bingkai hanya pada sudut-sudutnya tidak mengacu pada posisi jam tertentu sehingga kurang memberikan nilai fungsi pada desain jam dinding. Tidak terdapat variasi material yang signifikan.

Keseimbangan Dengan bentuk persegi, desain jam dinding ini terlihat sangat seimbang dan stabil sehingga berkesan formal. Bingkai pada keempat sudutnya menegaskan sifat dan kesan tersebut.

Irama Irama dibentuk oleh keempat sudut pada jam dinding yang memperkuat kesan formal.

Penekanan

(Emphasis)

Penekanan pada bentuk jam dinding ditunjukkan pada penempatan bingkai pada keempat sudutnya. Penekanan bahan kayu yang digunakan pada desain ini menjadi kurang kuat karena bidang persegi terbentuk dari sambungan beberapa bilah kayu yang lebih kecil dengan

Keseluruhan produk menggunakan kayu jenis yang sama sehingga sama sekali tidak ada variasi. Produk ini potensial dikembangkan dengan pertimbangan variasi warna kayu pada bagian-bagian tertentu sehingga desain lebih dinamis.

Keseimbangan Dengan bentuk mengikuti kamera sebenarnya, produk ini memiliki keseimbangan yang baik sehingga aman diletakkan di permukaan datar mana saja. Prinsip keseimbangan asimetris tidak mengurangi kestabilan produk karena permukaan bawah produk yang rata. Irama Produk ini tidak memiliki pengulangan pada elemennya

(8)

Fungsi & Penggunaan : Pajangan berbentuk kamera diletakkan di lemari pajangan sebaiknya pada ketinggian pandangan mata.

Nilai filosofi & kontektual: tidak ada

Penekanan

(Emphasis)

Yang menjadi penekanan pada produk ini adalah bentuknya yang menyerupai kamera genggam pada umumnya sehingga detail-detail menjadi penting untuk mendukung kemiripan tersebut. Penggunaan bahan tunggal berupa kayu yang sejenis menyebabkan produk ini kurang terlihat bentuknya bila dilihat dari jauh.

5

Nilai filosofi & kontektual: tidak ada

Kesatuan dan

variasi

Ketiga alat ini memiliki kesatuan material yaitu kayu solid. Untuk guci dan mortar 1 terbuat dari sonokeling yang berwarna dominan gelap dengan variasi warna terang di beberapa bagian. Mortar 2 terbuat dari kayu mahoni dengan corak yang lebih homogen dan warna kayu yang lebih terang.

Keseimbangan Bentuk wadah yang memiliki bentuk dasar bulat yang stabil memberikan keseimbangan yang baik pada desain. Perbandingan bidang material yang berbeda dihadirkan melalui material kayu sonokeling yang bercorak khas dan kayu mahoni yang bercorak homogen. Sedangkan secara keseluruhan desain menggunakan dominasi warna gelap dari sonokeling dan mahoni membuat pajangan ini terkesan lebih klasik dan berat.

Irama Irama dari ketiga unit pajangan peralatan makan adalah bergaya klasik dan penggunaan material kayu sonokeling yang memiliki corak unik dan kayu mahoni yang bercorak homogen. Tampilan akhir untuk memperkuat corak kayu diberi finishing beeewax .

6 sebagai wadah dekoratif, cocok ditempatkan di atas meja agar dapat memperlihatkan unsur dekoratif dari paduan dua kayu tersebut.

Nilai filosofi & kontektual: tidak ada menghadirkan paduan corak yang bervariasi.

Keseimbangan Bentuk mangkok dengan bagian samping dan dasar membulat memperlihatkan kesan yang tidak stabil. Namun bagian alas yang dibuat rata membuat mangkok ini cukup stabil bila diletakkan di atas bidang permukaan. Bentuk permukaan mangkok memberikan keseimbangan yang baik pada desain.

Sedangkan perbandingan bidang material yang berbeda dibuat tidak simetris sehingga tampak kayu sonokeling lebih dominan daripada kayu kelapa pada bagian lainnya. Irama Irama yang berkarakter dihasilkan dari paduan corak kayu

sonokeling yang unik dengan warna gelap-terang dan kayu kelapa dengan tekstur serat berbintik memberikan kombinasi dan kesan kontemporer. Menurut pengrajin produk ini banyak disukai karena perbaduan dua unsur yang berbeda karakter.

Penekanan

(Empasis)

(9)

7 kombinasi ini memiliki fungsi sebagai wadah dekoratif,cocok ditempatkan di atas meja agar dapat memperlihatkan unsur dekoratif dari paduan dua kayu tersebut.

Nilai filosofi & kontektual: tidak ada menghadirkan paduan corak yang bervariasi.

Keseimbangan Bentuk mangkok dengan bagian samping dan dasar membulat memperlihatkan kesan yang tidak stabil. Namun bagian alas yang dibuat rata membuat mangkok ini cukup stabil bila diletakkan di atas bidang permukaan. Bentuk permukaan mangkok memberikan keseimbangan yang baik pada desain.

Sedangkan perbandingan bidang material yang berbeda dibuat tidak simetris sehingga tampak kayu mahoni lebih dominan daripada kayu sonokeling.

Irama Irama yang berkarakter dihasilkan dari paduan corak kayu mahoni dengan corak yang homogen berwarna terang dan unsur dekoratif dari kayu sonokeling berwarna gelap yang memberikan kesan kontemporer secara keseluruhan. Unsur dekoratif berupa permainan garis mellintang seakan membagi mangkok menjadi dua bagian. Lalu ada permainan repitisi garis-garis di salah satu sisi mangkok. Penekanan

(Empasis)

Penekanan pada produk ini adalah unsur dekoratif yang unik. Menurut pengrajin produk ini banyak disukai karena unsur dekoratif yang memberikan kesan kontemporer

8 Tempat Perhiasan

Ukuran: Diameter 10 cm, Tinggi 10 cm(Sumber:

Nilai filosofi & kontektual: Tidak ada

Kesatuan dan

variasi

Produk ini memiliki kesatuan material yaitu kayu solid yaitu kayu mahoni yang memiliki corak dan warna yang homogen. Kesatuan bentuk juga diperlihatkan pada dua komponen wadah dan penutup yang memiliki bentuk dasar yang sama.

Keseimbangan Bentuk dasar silinder memperlihatkan kesan yang stabil. Bentuk silinder juga memberikan keseimbangan yang baik pada desain. Keseimbangan juga terlihat dari proporsi bagian bawah sebagai wadah memiliki bagian yang lebih besar dari penutup dibagian atas

Irama Irama yang selaras dihadirkan melalui kesatuan bentuk dan karakter serat kayu mahoni yang homogen.

Penekanan

(Empasis)

Penekanan pada produk ini adalah pada bentuk silinder dengan bentuk yang sederhana. Bentuk yang sederhana namun jelas menginformasikan fungsi tempat penyimpanan , yang ditunjukkan melalui komponen wadah dan penutup.

Analisis filosofi dan kontekstual

(10)

kehidupan masyarakat sehari-hari juga sudah mendapatkan pengakuan internasional sebagai warisan budaya dunia. Selain itu perlu konsep promosi produk dekorasi interior yang disertai dengan kisah yang menggambarkan latar belakang dan tujuan penciptaan produk hasil hutan lestari. Kisah yang menyertai produk menjadi salah satu strategi pemasaran.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa Desa Semoyo memiliki potensi yang masih sangat luas untuk dikembangkan. Keterbatasan yang dimiliki menuntut kerja sama dari banyak pihak seperti perguruan tinggi, industri kreatif, pemerintah maupun lembaga-lembaga non profit untuk mendampingi masyarakat dalam mengelola lingkungannya. Produk industri dekorasi interior yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Semoyo ditemukan kekhasan produk ada pada material kayu solid yang telah memiliki sertifikat hijau dan lestari, hal ini perlu diangkat dalam promosi produk, sehingga konsumen dapat lebih mengenal dan memahami produk hutan lestari. Bahan baku kayu solid yang melimpah merupakan potensi alam yang luar biasa, sehingga masih besar potensi desain produk yang dapat dihasilkan dengan meningkatkan dan mengembangakan nilai fungsi, estetika, filosofi dan kontekstual. Pengembangan produk dengan kombinasi material lain memungkinkan untuk tahap berikutnya ketika produksi utama sudah meluas dan konsisten.

Produk dekorasi interior yang dihasilkan masyarakat desa Semoyo dari segi estetik sudah ada prinsip-prinsip desain yang sudah diterapkan seperti pemilihan komposisi motif dan corak kayu, irama repetisi pada elemen dekoratif, bentuk yang proporsional, finishing dari bahan alami untuk menonjolkan motif kayu yang aman untuk alat makan. Hal tersebut diterapkan baik disadari maupun tidak disadari. Pengrajin lebih banyak membuat produk berdasarkan pesanan dan meniru produk yang sudah ada.

Namun demikian produk industri dekorasi interior dari Desa Semoyo belum memiliki nilai filosofis dan kontekstual sebagai identitas muatan lokal yang dapat dijadikan kekuatan produk. Oleh karena itu disarankan agar pengembangan desain produk selanjutnya dapat ditambahkan unsur dekoratif seperti motif batik yang ditransformasikan bentuknya agar lebih sederhana. Teknik penerapan motif batik nantinya disarankan menggunakan cetak laser yang memberikan kesan produk lebih modern dan lebih konsisten dalam penerapannya karena menggunakan proses komputerisasi.

UCAPAN TERIMA KASIH (ACKNOWLEDGEMENT)

Dalam melakukan penelitian ini, tim mendapat banyak bantuan baik dalam pengumpulan data maupun sumbangan pemikiran yang bermanfaat untuk kemajuan penelitian. Ucapan terima kasih khususnya untuk Bapak Suratimin sebagai Ketua Kelompok Serikat Pembaharu Desa Semoyo, Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), Aliansi Relawan Untuk Penyelamatan Alam (ARuPA), DPPM Untar, Pimpinan dan Staff FSRD Untar.

REFERENSI

Ambarwati, Dwi. R. S. (2008). Antara Desain Interior dan Dekorasi Interior: Sebuah Kajian Komparatif. Jurnal Lintas Ruang, 2(3), 53-62.

Gambar

Gambar 2. Radio Kayu
Gambar 3. Jam Dinding
Gambar 6. Pajangan Alat
Gambar 8. Mangkok

Referensi

Dokumen terkait

(HR. Ihsan kepada Tetangga Dekat, Tetangga Jauh, dan Teman Sejawat Tetangga dekat meliputi kerabat atau tetangga yang berada di dekat rumah. Sedangkan tetangga jauh, maksudnya

Peneliti yang pernah dilakukan oleh Ody Adrian (2016) yang menggunkan metode KNN menerangkan bahwa aplikasi ini dapat mermberikan rekomendasi pemilihan laptop secara baik

a) Istilah gambar digunakan untuk menyebut berbagai jenis penyajian informasi secara visual, seperti : bagian alir/skema, pola, konsep, diagram, grafik, histogram, lukisan,

Jumlah tersebut terdiri saldo awal dengan jumlah barang 42 unit dengan nilai sebesar Rp 5.870.218.238 (lima milyar delapan ratus tujuh puluh juta dua ratus delapan belas ribu

, bahwa alat musik arbab tersebut terdapat juga pada kelompok etnis Batak Toba dan Karo. Pada suku Batak Toba alat musik itu dinamakan arbab dan pada suku Karo dinamakan murbap.

Adapun sistem kendali loop tertutup atau disebut juga sistem kendali umpan balik (feedback control system) adalah sistem kendali yang mempunyai elemen umpan balik yang berfungsi

Pencegahan preventif yang dilakukan oleh Kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana pelaku penyebaran Berita Hoax adalah dengan cara membentuk Satuan Tugas

Adapun jenis kegiatan pada Bidang Sarana dan Prasarana yang telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat