• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Sensitivitas

Pada analisa sensitivitas ini dihitung pengaruh dari naiknya bahan baku sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dan 15% dari kondisi Elsari sekarang; turunnya penjualan sebanyak 5%, 10% dan 15% yang diikuti dengan (berubah menjadi) penambahan wasted product akibat dari retur penjualan sebesar 5%, 10% dan 15% dari turunnya penjualan tersebut.

Selanjutnya dilakukan analisa pengaruh penurunan dan penambahan penjualan dari kondisi Elsari sekarang sebagai titik awal dimana Elsari pada saat ini mengalami wasted produk dari retur sebanyak 6-8%. Analisa sensitivitas tersebut dilakukan untuk kenaikan penjualan sebesar 2%, 4% dan 6% dari kondisi penjualan Elsari sekarang dan analisa sensitivitas untuk penurunan penjualan sebesar 2%, 4%, dan 6% dari kondisi penjualan Elsari sekarang.

Selain itu dilakukan pula analisa sensivitas untuk kondisi kombinasi yaitu : (a) kondisi terjadi penurunan penjualan 2% disertai dengan kenaikan bahan baku sebesar 2% dan (b) kondisi terjadi penurunan penjualan 4% disertai dengan kenaikan bahan baku sebesar 4%. Semua analisa ini untuk memperlihatkan ketahanan dari Elsari terhadap perubahan yang terjadi dan untuk memperlihatkan apabila hambatan pada Elsari dapat diatasi yaitu teratasinya masalah penjualan dan waste product dari retur/pengembalian maka usaha ini sebetulnya sangat menguntungkan. Untuk memudahkan dalam uraian maka kondisi-kondisi tersebut diberi nama Kondisi A, Kondisi B, Kondisi C, Kondisi D, Kondisi E dan Kondisi F dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Kondisi A(x%) : kondisi dimana terjadinya UkenaikanU bahan baku sebesar x% Udari kondisi Elsari sekarangU

b. Kondisi B(x%) : kondisi dimana terjadinya UpenurunanU omzet penjualan sebesar x%U dari kondisi Elsari sekarangU

c. Kondisi C (x%) : kondisi dimana terjadinya UpenurunanU omzet penjualan sebesar x%

d. Kondisi D (x%) : kondisi dimana terjadi UkombinasiU kenaikan bahan baku x% dan penurunan omzet penjualan sebesar x%.

e. Kondisi E : Ukondisi Elsari sekarangU yaitu kondisi dimana Utidak terjadi/adaU kenaikan bahan baku dan penurunan omzet penjualan serta banyaknya wasted product dari retur sebanyak 6%-8% (≈7.4%)

f. Kondisi F : Ukondisi lancarU yaitu kondisi dimana Utidak terjadiU

kenaikan bahan baku dan penjualan berjalan lancar

U

tidak ada returU, sehingga Utidak timbul adanya wasted product U(retur dan wasted product = 0%).

Hasil dari analisa sensitivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 41 di bawah ini.

Tabel 41 Analisa Sensitivitas terhadap Kenaikan Harga Bahan Baku Produksi dan Penurunan Penjualan Brownies Elsari

Kriteria Investasi PP (bulan) No. Kondisi NPV (i = 20 %) (Rp.) IRR (%) Payback Period Discounted Payback (i = 20 %) B/C ratio (times)

1 Kondisi Lancar (Penjualan lancar tdk ada retur) 267,157,761 132.35 18.4 18.5 2.21 2 Kondisi Sekarang Elsari (wasted product dari

retur = 6 - 8%) 113,236,973 66.81 31.69 33.82 1.45 Naik/turunnya Penjualan dari Kondisi Elsari skrg (retur/wasted product 6-8%)

3 Penjualan naik 6% (wasted product = 1.4%) 227,290,546 116.27 20.3 20.6 1.99

4 Penjualan naik 4% (wasted product = 3.4%) 189,635,741 99.99 22.8 23.4 1.81

5 Penjualan naik 2% (wasted product = 5.4%) 151,980,937 83.73 26.4 26.6 1.63

6 Penjualan turun 2% (wasted product = 9.4%) 73,035,877 49.28 > 63 > 63 1.25

7 Penjualan turun 4% (wasted product = 11.4%) 28,409,446 30.12 > 63 > 63 1.04

8 Penjualan turun 6% (wasted product = 13.4%) -19,654,958 9.47 > 63 > 63 0.82

Turunnya persentase penjualan sebesar persentase retur/wasted product:

10 Penjualan turun 5% (wasted product = 5%) 166,014,408 89.39 24.6 25.4 1.73 11 Penjualan turun 10% (wasted product = 10%) 59,660,721 43.64 > 63 > 63 1.22

12 Penjualan turun 15% (wasted product = 15%) -70,949,473 -14.32 > 63 > 63 0.61 Kenaikan Bahan Baku

13 Kenaikan Bahan Baku 2% 96,383,709 59.42 35.3 38.2 1.36 14 Kenaikan Bahan Baku 4% 79,121,858 51.90 > 63 > 63 1.28

15 Kenaikan Bahan Baku 5% 70,150,786 48.02 > 63 > 63 1.24

16 Kenaikan Bahan Baku 6% 60,765,940 43.98 > 63 > 63 1.20

17 Kenaikan Bahan Baku 8% 41,628,121 35.78 > 63 > 63 1.10

18 Kenaikan Bahan Baku 10% 22,213,856 27.48 > 63 > 63 1.01

19 Kenaikan Bahan Baku 15% -29,598,580 5.20 > 63 > 63 0.77 Kombinasi Penjualan Turun dan Kenaikan Harga Bahan Baku

20

Kombinasi Penjualan turun 2% dan Kenaikan

Harga Bahan Baku 2% 54,163,185 41.16 > 63 > 63 1.16 21 Kombinasi Penjualan turun 4% dan Kenaikan Harga Bahan Baku 4% -12,309,851 12.65 > 63 > 63 0.85

Hasil analisa memperlihatkan bahwa pengaruh dari penurunan penjualan lebih signifikan dibandingkan dengan kenaikan bahan baku. Hal ini terlihat pada kondisi terjadinya penurunan penjualan 4% dibandingkan dengan kondisi kenaikan bahan baku 4%. Pada kondisi terjadinya penurunan penjualan 4% (Kondisi B(4%)), nilai IRR, NPV, PP dan B/C ratio masing-masing bernilai 30.12%, Rp. 28.409.446, >63 bulan dan 1.04 kali dibandingkan pada saat terjadinya kenaikan bahan baku 4% (Kondisi

A(4%)) dimana nilai IRR, NPV, PP dan B/C ratio masing-masing bernilai 51.90%, Rp. 79.121.858, >63 bulan, dan 1.28 kali.

Kombinasi penurunan penjualan sebesar 4% (Kondisi C) diikuti dengan kenaikan bahan baku 4% membuat penurunan beberapa kriteria investasi turun tajam, IRR turun dari 66.81% pada kondisi sekarang Elsari menjadi hanya 12.65%, NPV turun dari Rp. 113.236.973,- pada kondisi sekarang Elsarimenjadi Rp. -12.309.851. Demikian pula dengan B/C ratio menjadi 0.85kali dari kondisi awal 1.45kali. Payback Period pada kedua kondisi tersebut lebih besar dari 63 bulan (waktu pengamatan).

Pada kondisi Elsari sekarang (Kondisi E), empat nilai kriteria investasi masih memenuhi syarat yaitu nilai NPV sebesar Rp. 113.236.975,- , IRR sebesar 66.81%, Payback Period dapat dicapai dalam 31.69 bulan (2 tahun 8 bulan) dan B/C ratio sebesar 1.45 kali.

Namun pada kondisi lancar (Kondisi F) dengan menggunakan kriteria investasi di atas, maka semua kriteria memenuhi yaitu : nilai NPV > 0, IRR masih di atas tingkat dikonto, bunga deposito dan BI rate, jangka waktu Payback Period pendek (kurang dari 2 tahun/24 bulan) dan B/C ratio > 1 sehingga layak untuk menanam investasi pada usaha ini, yaitu bila masalah penjualan, retur dan wasted produk teratasi.

Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan sensitivitas Elsari terhadap perubahan persentase penjualan, dengan titik acuan kondisi Elsari sekarang (label kotak, ). Pada kondisi terjadi penurunan penjualan sebesar 6% dari kondisi Elsari sekarang, nilai NPV menjadi negatif. Dari hasil interpolasi, nilai NPV=0 diperoleh pada penurunan penjualan sebesar 5.18%. Penurunan penjualan ini mengakibatkan bertambahnya waste product dari retur sebanyak 5.18% karena tidak dapat dimanfaatkan lagi. Karena kondisi Elsari saat ini telah mempunyai nilai retur sebesar 7.4% sehingga nilai total retur yang sebenarnya terjadi sebesar 5.18% ditambah 7.4% atau sebesar 12.58% dimana retur ini akhirnya menjadi wasted product (Gambar 10).

189,635,741 113,236,973 73,035,877 28,409,446 -19,654,958 -45,408,716 151,980,937 227,290,546 -100,000,000 -50,000,000 0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8

Persentase Penambahan (Penurunan) Penjualan (%)

NP V ( Rp .) Posisi Elsari NPV

Gambar 9. Sensitivitas Kriteria NPV terhadap Persentase Penambahan (Penurunan) Penjualan (Titik acuan : Kondisi Elsari Sekarang)

Rp267,157,761 Rp166,014,408 Rp59,660,721 Rp(70,949,473) Rp227,290,546 Rp189,635,741 Rp151,980,937 Rp113,236,973 Rp73,035,877 Rp28,409,446 113,236,973 Rp(45,408,716) Rp(19,654,958) -100,000,000 -50,000,000 0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 300,000,000 -20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00

Persentase Kenaikan (Penurunan) Penjualan(%)

NP V ( R p .) Posisi Elsari

Penurunan Omzet Penjualan (dilihat secara keseluruhan)

Penurunan penjualan (ditinjau dari titik awal kondisi Elsari skrg)

Gambar 10. Sensitivitas Kriteria NPV terhadap Presentase Penurunan Omzet Penjualan (Kenaikan Waste Product) dari Dua Titik Peninjauan

Pada Gambar 10 terlihat adanya translasi dari Grafik Penurunan Penjualan dengan acuan Kondisi Elsari sekarang (label SS) kepada Grafik Penurunan Penjualan secara keseluruhan (label SS). Kondisi Elsari terlihat pada Grafik dengan Label Kotak, . Besarnya translasi sama dengan nilai retur yang terjadi pada Elsari saat ini yaitu 7.4%. Kondisi ‘lancar’ dalam grafik diwakili dengan Label Lingkaran,Ο, pada sumbu ordinat dan berada di atas kondisi Elsari. Hal ini menunjukkan bahwa apabila masalah penjualan dapat teratasi − dimana di dalam kasus ini diikuti dengan retur yang berakibat pada produk terbuang (wasted product) − maka akan diperoleh kenaikan keuntungan yang cukup signifikan.

Gambar 11 merupakan perluasan dari Gambar 9 dimana pada gambar ini ditambahkan Grafik Sensitivitas terhadap Kenaikan Harga Bahan Baku (label SS ) dengan titik awal Kondisi Elsari sekarang. Kenaikan Harga Bahan Baku menyebabkan nilai NPV menurun. Nilai NPV negatif terjadi pada saat kenaikan harga bahan baku melebihi 12.14%.

73,035,877 28,409,446 -19,654,958 -45,408,716 60,765,940 41,628,121 22,213,856 -29,598,580 54,163,185 -12,309,851 113,236,973 151,980,937 189,635,741 227,290,546 70,150,786 79,121,858 96,383,709 113,236,973 -100,000,000 -50,000,000 0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 -10 -5 0 5 10 15 20

Kenaikan Harga Bahan Baku dan/atau Penurunan Omzet Penjualan

(%) N PV ( R p .) Posisi Elsari

Penurunan Omzet Penjualan Kenaikan Harga Bahan Baku Kombinasi 2% Kenaikan Harga Bahan Baku + 2% Penurunan Penjualan Kombinasi 4% Kenaikan Harga Bahan Baku + 4% Penurunan Penjualan

Gambar 11. Sensitivitas Kriteria NPV terhadap: Presentase Kenaikan Bahan Baku dan Presentase Penurunan Omzet Penjualan

-45,408,716 60,765,940 41,628,121 22,213,856 -29,598,580 113,236,973 28,409,446 73,035,877 113,236,973 70,150,786 79,121,858 96,383,709 113,236,973 54,163,185 -12,309,851 -100,000,000 -50,000,000 0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 0 5 10 15 20

Persentase Kenaikan Harga Bahan Baku dan/atau

Persentase Penurunan Omzet Penjualan (%)

NPV (Rp.)

Posisi Elsari

Penurunan Omzet Penjualan Kenaikan Harga Bahan Baku Kombinasi 2% Kenaikan Harga Bahan Baku + 2% Penurunan Penjualan Kombinasi 4% Kenaikan Harga Bahan Baku + 4% Penurunan Penjualan

Gambar 12. Perbandingan Sensitivitas Kriteria NPV terhadap : Presentase Kenaikan Bahan Baku, Presentase Penurunan Omzet Penjualan dan Kombinasi Keduanya

Gambar 12 merupakan cara lain untuk membandingkan besarnya pengaruh dari masing-masing grafik sensitivitas. Hal yang perlu diperhatikan adalah absis dari gafik tersebut bernilai positif, sehingga nilai penurunan omzet penjualan 5% mempunyai arti negatif yaitu penambahan omzet penjualan sebanyak -5%, nilai penurunan omzet penjualan 10% mempunyai arti penambahan omzet penjualan sebanyak -10%, demikian seterusnya.

Dengan disatukannya ketiga grafik tersebut dalam satu kuadran/gambar dimaksudkan untuk mempermudah melihat perbandingan diantara ketiga grafik (tiga kondisi) tersebut dengan lebih jelas.

Pada Gambar 12 tersebut terlihat grafik kenaikan harga bahan baku (label SS) mempunyai gradien yang lebih landai daripada grafik penurunan omzet penjualan ( S ◊ S ). Hal ini memperlihatkan penurunan omzet penjualan lebih sensitif terhadap perubahan variabel pada ordinat yaitu NPV daripada kenaikan bahan baku. Pada nilai (mutlak) presentase

yang sama, diperoleh nilai NPV akibat penurunan omzet penjualan lebih kecil daripada akibat perubahan kenaikan bahan baku. Kondisi kombinasi yaitu terjadi kenaikan bahan baku sebesar 2% dan penurunan omzet penjualan sebesar 2% terlihat pada grafik dengan satu label segitiga di kiri bawah. Sedangkan untuk kondisi kombinasi kenaikan bahan baku sebesar 4% disertai penurunan omzet penjualan sebesar 4% ditandai dengan label lingkaran di kiri bawah. Kondisi dimana terjadinya kombinasi dua variabel tersebut (Kondisi C) menyebabkan pengaruh yang lebih besar/signifikan dibandingkan pengaruh bila hanya masing-masing variabel terjadi (Kondisi A dan Kondisi B). Trend ini berlaku untuk Gambar 12 s.d Gambar 14. Kondisi Elsari saat ini (Kondisi E) terlihat pada satu label segiempat di kiri atas gambar.

Gambar 13 memperlihatkan hal yang sama dengan Gambar 13, yang membedakan yaitu ordinat dari gambar merupakan nilai IRR. Pengaruh penurunan omzet penjualan (kondisi B) lebih signifikan dibandingkan dengan kenaikan harga bahan baku (Kondisi A). Keterangan label sama dengan keterangan label pada gambar-gambar sebelumnya.

66.81 -1.71 59.42 51.90 48.02 43.98 35.78 27.48 5.20 41.16 12.65 66.81 49.28 30.12 -10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 0 5 10 15 20

Persentase Kenaikan Bahan Baku dan/atau

Persentase Penurunan Omzet Penjualan (=penambahan wasted product) (%)

IR

R (

%)

Posisi Elsari

Penurunan Omzet Penjualan (=penambahan wasted product)

Kenaikan Bahan Baku

Kombinasi 2% kenaikan Bahan Baku + 2% Penurunan Penjualan

Kombinasi 4% kenaikan Bahan Baku + 4% Penurunan Penjualan

Gambar 13 Perbandingan Sensitivitas Kriteria IRR terhadap: Presentase Kenaikan Harga Bahan Baku, Presentase Penurunan Omzet Penjualan dan Kombinasi Keduanya

1.45 0.70 1.36 1.28 1.24 1.20 1.10 1.01 0.77 1.16 0.85 1.04 1.25 1.45 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 0 5 10 15 20

Persentase Kenaikan Bahan Baku dan/atau

Persentase Penurunan Omzet Penjualan (%) B/ C Rati o (ti mes ) Posisi Elsari

Penurunan Omzet Penjualan

Kenaikan Bahan Baku

Kombinasi 2% kenaikan Bahan Baku + 2% Penurunan Penjualan

Kombinasi 4% kenaikan Bahan Baku + 4% Penurunan Penjualan

Gambar 14 Perbandingan Sensitivitas Kriteria B/C Ratio terhadap: Presentase Kenaikan Harga Bahan Baku, Presentase Penurunan Omzet Penjualan dan Kombinasi Keduanya

Gambar 14 adalah analisis sensitivitas untuk kriteria investasi Benefit-Cost ratio. Gambar 14 menceritakan hal yang sama dengan gambar-gambar sebelumnya dimana Kondisi B lebih berpengaruh dari Kondisi A. Kondisi Elsari sekarang (Kondisi E) diwakili dengan label kotak, , di kiri atas.

Jumlah produk yang terbuang (wasted product) dalam analisa ini sama dengan jumlah retur (sales return) karena retur tersebut tidak bisa dijual kembali, sedangkan barang retur terjadi akibat penurunan penjualan. Dengan demikian persentase produk yang terbuang karena rusak/basi berbanding lurus dengan persentase penurunan penjualan produk yang tidak laku. Dilihat dari Grafik Penurunan Omzet Penjualan dampak dari penurunan penjualan produk (yang berarti pula jumlah persentase wasted product) lebih signifikan dibandingkan dengan kenaikan harga bahan baku. Gradient Grafik Penurunan Omzet Penjualan lebih curam dibandingkan dengan Grafik Kenaikan Harga Bahan Baku sehingga perubahan sedikit saja pada sumbu horisontal (absis) akan menyebabkan

sensitivitas yang lebih tinggi. Namun demikian kombinasi pengaruh dari penurunan omzet penjualan dan kenaikan harga bahan baku memberikan pengaruh yang paling signifikan dibandingkan dengan kedua grafik lainnya.

Dokumen terkait