• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 6 Data Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tabel 6 Data Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dibahas mengenai hasil kuesioner dan pendapat para pelanggan Elsari mengenai brownies Elsari serta kepuasan mereka membeli produk brownies Elsari. Setelah itu akan dibahas mengenai analisa kelayakan bisnis dan terakhir akan dilakukan analisa SWOT pada industri kecil Elsari.

5.1 Data Umum Pelanggan Elsari

Pada Tabel 6 dapat kita lihat data umum konsumen dari pelanggan brownies Elsari. Jumlah konsumen yang diminta mengisi kuesioner sebanyak 65 responden namun yang mengembalikan sejumlah 55 responden. Dari 55 responden dipilih 50 responden berdasarkan kelengkapan dalam pengisian kuesioner.

a. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa sebagian besar konsumen adalah perempuan dengan prosentase sebesar 64%. Hal ini berkaitan dengan jenis barang yang diteliti berupa kue/brownies (makanan) dimana yang berbelanja umumnya wanita dan adanya peran seorang isteri di dalam rumah tangga didalam menyiapkan hidangan makanan bagi keluarga. Hasilnya mungkin akan lain bila yang diteliti mengenai peralatan mesin yaitu barang bersifat maskulin yang biasanya dilakukan/diminati oleh laki-laki.

Tabel 6 Data Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Laki-laki 18 36.0 Perempuan 32 64.0 Jumlah 50 100.00

b. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan

Sebagian besar dari konsumen yang diwawancara mempunyai status menikah (66%), 26% belum menikah dan 4% duda/janda.

(2)

Data ini mendukung data sebelumnya di atas bahwa sebagian besar konsumen berstatus sebagai seorang isteri, dimana dalam status sosial dituntut peran seorang isteri dalam menyiapkan atau menentukan hidangan makanan bagi keluarga. Pelanggan yang telah menikah (suami/isteri) umumnya membeli brownies dua kali atau lebih dalam sebulan.

Tabel 7 Data Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan

Status Pernikahan Jumlah (orang) Persentase (%) Belum menikah 13 26.0 Menikah 33 66.0 Duda/Janda 4 8.0 Jumlah 50 100.0

c. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Status Pendidikan

Pada Tabel 8 terlihat bahwa konsumen yang mempunyai tingkat pendidikan SLTA sebanyak 44%, tingkat pendidikan Diploma/Akademi dan Sarjana masing-masing sebanyak 28% dan 24%, sisanya berpendidikan SLTP 2% dan Pascasarjana 2%.

Tabel 8 Data Konsumen Berdasarkan Status Pendidikan

Status Pendidikan terakhir Jumlah (orang) Persentase (%) SD 0 0.0 SLTP 1 2.0 SLTA 22 44.0 Diploma/Akademi 14 28.0 Sarjana 12 24.0 Pasca sarjana 1 2.0 Jumlah 50 100.0

Namun bila dikelompokkan berdasarkan konsumen yang telah mengecap pendidikan di perguruan tinggi dan yang tidak/belum belajar di perguruan tinggi diperoleh hasil jumlah pelanggan yang telah mengecap pendidikan di perguruan tinggi sebanyak 54% konsumen dan sisanya 46% adalah mereka yang tidak/belum belajar di perguruan

(3)

tinggi. Sehingga kelompok yang pernah mengecap pendidikan di Perguruan Tinggi jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan kelompok berpendidikan SLTA ke bawah.

Biasanya mereka yang berpendidikan di perguruan tinggi lebih selektif dan kritis di dalam memilih produk. Dengan melihat persentase tersebut produk brownies ini telah mendapat perhatian dari kelompok ini, maka hal-hal seperti label halal, merk, dan kemasan menjadi penting untuk diperhatikan oleh Elsari.

Namun tetap harus diperhatikan, secara umum produk brownies Elsari mempunyai pelanggan berpendidikan SLTA ke atas.

Pangsa Pasar

Berdasarkan hasil survei seperti yang terlihat pada Tabel 9 maka pekerjaan konsumen terbanyak berasal dari kalangan pegawai swasta (38%), diikuti oleh pegawai negeri (26%). Peringkat selanjutnya adalah ibu rumah tangga (16%), wirausaha (14%), pelajar/mahasiswa (4%) dan pensiunan (2%).

Dengan demikian pelanggan Elsari sebagian besar berasal dari kalangan pegawai yaitu sebesar 64% dari konsumen. Hal ini perlu mendapat perhatian dari pihak manajemen Elsari di dalam merencanakan penjualan produknya.

Tabel 9 Data Konsumen Berdasarkan Status Pekerjaan

Status Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) Pelajar / Mahasiswa 2 4.0 Pegawai Negeri 13 26.0 Pegawai Swasta 19 38.0 Berwiraswasta/wirausaha 7 14.0 Pensiunan 1 2.0

Ibu Rumah Tangga 8 16.0

Lainnya: ... 0 0.0

Jumlah 50 100.0

Dari hasil survei diperoleh data bahwa pelanggan Elsari terbanyak adalah pelanggan yang mempunyai pendapatan dalam sebulan diantara Rp 1 juta sampai dengan Rp. 2 juta sebesar 42% dari konsumen. Namun apabila kelompok pendapatan dibagi menjadi kelompok pendapatan di bawah Rp. 2

(4)

juta, kelompok menengah dengan pendapatan diantara Rp. 2 juta s.d. Rp. 5 juta dan kelompok pendapatan di atas Rp. 5 juta maka akan didapat masing-masing prosentase sebesar 52%, 38% dan 10%. Dilihat dari hasil tersebut mayoritas pelanggan Elsari terutama berasal dari kelompok menengah ke bawah (pendapatan sampai dengan Rp. 5 juta) namun dari kelompok berpenghasilan diatas kelompok menengah (pendapatan Rp. 5 juta keatas) telah pula membeli produk ini dengan prosentase sebesar 10%. Bila dikaitkan dengan tujuan pemilik Elsari yang menginginkan produk Elsari ditujukan bagi kalangan menengah namun masih bisa dijangkau oleh kalangan bawah maka tujuan tersebut tercapai. Dengan demikian harga produk masih dapat diterima di kalangan menengah ke bawah.

Namun demikian berdasarkan pengelompokan pada Tabel 10 maka kelompok yang berpendapatan diantara Rp.1 juta dan Rp. 2 juta merupakan pelanggan dominan Elsari yaitu mencapai 42% dibandingkan dengan kelompok lainnya yang sudah seharusnya mendapatkan perhatian manajemen Elsari terutama bila akan melakukan kebijakan menaikkan harga.

Tabel 10 Data Konsumen Berdasarkan Pendapatan dalam Sebulan

Pendapatan dalam sebulan Jumlah (orang) Persentase (%) < Rp. 1.000.000 5 10.0 Rp. 1.000.000 — Rp. 2.000.000 21 42.0 Rp. 2.000.001 — Rp.3.000.000 8 16.0 Rp. 3.000.001 — Rp. 4.000.000 8 16.0 Rp. 4.000.000 — Rp. 5.000.000 3 6.0 > Rp. 5.000.000 5 10.0 Jumlah 50 100.0

Untuk melihat hal tersebut maka pada Tabel 11 dapat dilihat tanggapan konsumen mengenai harga brownies Elsari.

Sebagian besar konsumen (74% konsumen) berpendapat bahwa harga brownies Elsari cukup murah dan hanya 12% konsumen yang menyatakan bahwa brownies Elsari murah, sedangkan sisanya 14% menyatakan harga brownies Elsari mahal. Dengan mayoritas pelanggan menyatakan cukup

(5)

murah (sedang) maka harga jual produk masih aman dan masih dapat diterima namun manajemen Elsari tetap harus berhati-hati di dalam menaikkan harga, karena dikhawatirkan bila pendapat konsumen bergeser menilai produk menjadi ’mahal’, mereka akan memilih produk lain yang lebih kompetitif atau beralih membeli produk substitusi.

Tabel 11 Tanggapan Konsumen atas Harga Brownies Elsari

Harga Brownies Elsari Jumlah

(orang) Persentase (%) Mahal 7 14.0 Cukup Murah 37 74.0 Murah 6 12.0 Jumlah 50 100.0

Sebanyak 30% konsumen pelanggan Elsari mempunyai pengeluaran rata-rata per bulan lebih dari Rp. 2 juta, urutan kedua yaitu sebanyak 28% konsumen mempunyai pengeluaran rata-rata per bulan antara Rp. 500 ribu sampai dengan Rp. 1 juta. Konsumen yang mempunyai pengeluaran rata-rata per bulan antara Rp. 1.5 juta s.d. Rp. 2 juta sebanyak 18%, urutan selanjutnya adalah konsumen yang mempunyai pengeluaran rata-rata per bulan antara Rp. 1 juta s.d. Rp. 1.5 juta sebanyak 16%, dan terakhir konsumen yang mempunyai pengeluaran di bawah Rp. 0.5 juta sebanyak 8%.

Bila diperhatikan maka pelanggan Elsari yang mempunyai pengeluaran lebih dari Rp.1.5 juta sebanyak 48%, para pelanggan ini tentunya dapat menjadi pangsa pasar potensial bagi industri kecil Elsari. Industri kecil Elsari harus berupaya bagaimana agar kelompok ini membelanjakan biaya pengeluaran yang biasanya digunakan untuk membeli konsumsi kue merk lain sekarang digunakan untuk membeli lebih banyak produk Elsari, salah satunya adalah dengan melakukan promosi kepada kelompok ini dan melakukan pengembangan produk, membuat kreasi/inovasi baru sehingga pelanggan memiliki banyak pilihan dan merasa tertarik untuk membeli salah satu produk Elsari.

(6)

Tabel 12 Data Konsumen Berdasarkan Pengeluaran Rata-rata dalam Sebulan

Pengeluaran rata-rata konsumen dalam sebulan (di luar cicilan rumah dan mobil)

Jumlah (orang) Persentase (%) < Rp. 500.0000 4 8.0 Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 14 28.0 Rp. 1.000.001 - Rp. 1.500.000 8 16.0 Rp. 1.500.001 - Rp. 2.000.000 9 18.0 > Rp. 2.000.000 15 30.0 Jumlah 50 100.0

Data di atas ditunjang dengan hasil survei dimana pelanggan berpendapat bahwa keragaman dan variasi produk ini maka menurut 48% konsumen dinyatakan cukup beragam, 32% menyatakan beragam dan 14% konsumen yang menyatakan kurang beragam. Tanggapan konsumen sebenarnya telah di atas rata-rata, hal ini menjadi modal/keuntungan bagi Elsari pada saat menawarkan produk kepada pelanggannya sehingga diharapkan semakin banyak pembelian oleh para pelanggan Elsari. Namun demikian yang menyatakan ‘cukup beragam’ dan ‘kurang beragam’ jumlahnya cukup banyak (62%) juga sehingga Elsari diharapkan bisa menghasilkan lebih beragam produk lagi. Dari perhitungan tingkat kinerja maka keragaman dan variasi produk Elsari dibawah rataan (lihat Lampiran 2).

Tabel 13 Tanggapan Konsumen atas Keragaman dan Variasi Produk

Keragaman dan Variasi Produk Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Beragam 3 6.0 Beragam 16 32.0 Cukup Beragam 24 48.0 Kurang Beragam 7 14.0 Tidak Beragam 0 0.0 Jumlah 50 100.0

(7)

5.2 Tanggapan Pelanggan Elsari terhadap Produk Brownies Elsari

Pada saat survei ditanyakan kepada konsumen beberapa hal berkenaan dengan produk brownies industri kecil Elsari. Tanggapan dari konsumen tersebut dapat dilihat pada Tabel 14 sd Tabel 18 di bawah ini.

a. Tanggapan Konsumen terhadap Citarasa Brownies Elsari

Sebanyak 44% Konsumen berpendapat bahwa brownies Elsari memiliki citarasa kelezatan yang lezat dan 50% konsumen menyatakan cukup lezat. Sisanya 4% menyatakan citarasa kelezatan Brownies Elsari sangat lezat dan 2% menyatakan kurang lezat. Kecenderungan tanggapan konsumen 94% berada pada kisaran pendapat ‘lezat’ dan ‘cukup lezat’, hal ini memperlihatkan bahwa citarasa kelezatan brownies Elsari sudah cukup baik sehingga perlu dipertahankan. Dari perhitungan tingkat kinerja maka citarasa produk Elsari sudah di atas rataan (lihat lampiran 2).

Tabel 14 Tanggapan Konsumen atas Citarasa Kelezatan Brownies Elsari

Citarasa KelezatanBrownies Elsari Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Lezat 2 4.0 Lezat 22 44.0 Cukup Lezat 25 50.0 Kurang Lezat 1 2.0 Tidak Lezat 0 0.0 Jumlah 50 100.0

b. Tanggapan Konsumen terhadap Kelezatan Brownies Elsari

Dibandingkan Produk Lain.

Bila dibandingkan dengan brownies merk lainnya maka jumlah konsumen yang menyatakan brownies Elsari cukup/sama lezat sebanyak 62%. Tigapuluh dua persen (32%) konsumen menyatakan brownies Elsari lezat dan sisanya hanya 4% konsumen menyatakan sangat/lebih lezat dibandingkan dengan brownies merk lainnya,

(8)

sedangkan 2% konsumen menyatakan kurang lezat dibandingkan dengan brownies merk lainnya.

Tabel 15 Tanggapan Konsumen atas Kelezatan Brownies Elsari Dibandingkan Produk Lain

KelezatanBrownies Elsari Dibandingkan Produk Lain

Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Lezat 2 4.0 Lezat 16 32.0 Cukup Lezat 31 62.0 Kurang Lezat 1 2.0 Tidak Lezat 0 0.0 Jumlah 50 100.0

Dengan demikian Industri kecil Elsari harus lebih meningkatkan kelezatan produknya karena lebih dari setengah konsumen (62%) menyatakan brownies Elsari cukup atau sama lezatnya dengan produk sejenis lainnya, sehingga masih ada kemungkinan pelanggan brownies Elsari memilih produk sejenis merk lainnya. Data dapat diperoleh dengan cara melakukan riset pasar untuk mengetahui citarasa yang diinginkan pelanggan dan menampung informasi balik yang dikeluhkan pelanggan untuk dievaluasi. Dari perhitungan tingkat kinerja maka

Kelezatan Brownies Elsari dibandingkan Produk Lain masih di bawah rataan (lihat lampiran).

c. Tanggapan Konsumen terhadap Aroma Brownies Elsari

Aroma brownies Elsari dinilai harum oleh lebih dari setengah jumlah konsumen yaitu sebanyak 56% konsumen, 38% konsumen menyatakan cukup harum.

Hasil survei memperlihatkan tanggapan konsumen atas aroma brownies Elsari sudah baik dan harus tetap dipertahankan. Dari perhitungan tingkat kinerja maka aroma produk Elsari berada di atas rataan (lihat lampiran).

(9)

Tabel 16 Tanggapan Konsumen atas Aroma Brownies Elsari

AromaBrownies Elsari Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat harum 2 4.00 Harum 28 56.00 Cukup harum 19 38.00 Kurang harum 1 2.00 Tidak harum 0 0.00 Jumlah 50 100.0

d. Tanggapan Konsumen terhadap Ukuran Brownies Elsari dari Produk Lain.

Ukuran brownies Elsari dibandingkan dengan ukuran brownies merk lain, mayoritas konsumen menyatakan sama besar (74%). Sedangkan yang menyatakan ‘sedikit lebih besar’ dan yang menyatakan ‘sedikit lebih kecil’ persentasenya sama yaitu 12%, yang menyatakan lebih besar sebanyak 2% dan tidak ada yang menyatakan lebih kecil.

Tabel 17 Tanggapan Konsumen atas Ukuran Brownies Elsari dari Produk Lain

Ukuran Brownies Elsaridari

Brownies Lain Jumlah (orang)

Persentase (%)

Lebih besar 1 2.0

sedikit lebih Besar 6 12.0

sama besar 37 74.0

sedikit lebih kecil 6 12.0

Lebih kecil 0 0.0

Jumlah 50 100.0

Bila dilihat dari sisi besarnya ukuran produk maka ukuran yang dihasilkan selama ini sudah mencukupi kecuali pihak manajemen memandang lain merasa perlu diubah karena suatu alasan misalnya untuk meningkatkan daya saing ukuran brownies diperbesar atau sebaliknya misalnya karena faktor bahan baku yang meningkat sehingga perlu mengurangi sedikit ukuran kue dengan pertimbangan harga masih tetap terjangkau.

Dari perhitungan tingkat kinerja maka ukuran produk Elsari berada di bawah rataan tingkat kinerja lainnya sehingga faktor ini dapat

(10)

menjadi prioritas rendah bila konsumen tidak terlalu memperhatikan hal tersebut dan menjadi prioritas utama bila ternyata konsumen menginginkan ukuran yang lebih besar.

e. Tanggapan Konsumen atas Daya Tahan Brownies Elsari

Sedangkan mengenai daya tahan produk 54% konsumen menyatakan daya tahan brownies Elsari baik. Tiga puluh enam persen (36%) konsumen menyatakan cukup baik. Enam persen menyatakan sangat baik. Hanya 4% yang menyatakan daya tahan brownies Elsari kurang baik.

Hal ini menunjukkan daya tahan produk Elsari telah mengalami perbaikan dan harus tetap dipertahankan. Namun demikian harus diwaspadai kejadian di tahun 2005 dimana daya tahan produk menurun drastis dan banyak mengalami retur (pengembalian produk dari counter penjualan).

Pendistribusian pada hari yang tepat dapat menjadi suatu pertimbangan bagi pihak manajemen sehingga diharapkan produk dapat cepat terserap pasar dalam waktu yang tidak terlalu lama. Pendistribusian dilakukan sedemikian rupa sehingga produk dapat tersedia pada hari-hari dimana biasanya ramai terjadi transaksi pembelian yaitu umumnya pada hari Jum’at sore sampai dengan hari Minggu yang umumnya merupakan waktu puncak pembelian (peak day) dalam seminggu.

Dari perhitungan tingkat kinerja maka daya tahan brownies Elsari berada di atas rataan (lihat lampiran).

Tabel 18 Tanggapan Konsumen atas Daya Tahan Brownies Elsari

Daya TahanBrownies Elsari Jumlah

(orang) Persentase (%) Sangat baik 3 6.0 Baik 27 54.0 Cukup baik 18 36.0 Kurang baik 2 4.0 Tidak baik 0 0.0 Jumlah 50 100.0

(11)

5.3 Perilaku Pembeli dan Pemasaran Produk

Bila dilihat dari jumlah konsumen di atas maka pelanggan yang bekerja di kantor sebanyak 64% yaitu dari kalangan pegawai negeri dan pegawai swasta. Kecuali pada hari Sabtu dan Minggu, pada hari kerja waktu untuk berbelanja bagi kelompok ini terbatas pada saat jam istirahat kantor dengan waktu terbatas dan pada saat pulang kantor. Hal ini harus mendapat perhatian dari pihak Elsari yaitu dengan menempatkan produk pada lokasi-lokasi counter yang strategis dan mudah dicapai. Tempat lain yang dapat dipertimbangkan adalah rumah makan atau tempat yang sering dikunjungi karyawan pada saat makan siang. Untuk menampung kemungkinan karyawan membeli setelah pulang kerja maka sebagian produk sebaiknya ditempatkan pada counter-counter yang masih buka beberapa jam setelah jam pulang kantor.

Apabila dilihat dari hasil survei maka hasil tersebut memperlihatkan 18% konsumen merasa sangat mudah mendapatkan produk, 44% merasa mudah memperoleh brownies Elsari., dan 38% menyatakan cukup mudah memperoleh brownies Elsari. Bahkan 18% menyatakan sangat mudah memperoleh produk tersebut. Hal survei ini memperlihatkan bahwa produk Elsari dapat diperoleh dengan mudah oleh pelanggannya, setidaknya hal ini harus dipertahankan. Dari perhitungan tingkat kinerja maka faktor

Kemudahan Memperoleh Produk berada di atas rataan (lihat lampiran).

Tabel 19 Tanggapan Konsumen atas Kemudahan

Memperoleh Produk

Kemudahan untuk memperoleh produk Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Mudah 9 18.0 Mudah 22 44.0 Cukup Mudah 19 38.0 Kurang Mudah 0 0.0 Tidak Mudah 0 0.0 Jumlah 50 100.0

Namun demikian usaha di atas tentunya dapat dipertimbangkan sehingga diharapkan jumlah pembeli meningkat dengan adanya kemudahan

(12)

di dalam menemukan produk sehingga prosentase pelanggan yang menyatakan ‘mudah’ meningkat dan yang menyatakan ‘cukup mudah’ menurun beralih kepada pendapat ‘mudah’.

Tabel 20 memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap tempat pembelian yang sering mereka lakukan. Umumnya mereka membeli brownies Elsari di counter/toko (60%), di industri Elsari Jl. Pondok Rumput (22%) atau melalui teman kantor & saudara (16%). Dengan demikian jumlah yang membeli di counter mendominasi dari tempat pembelian lainnya, bahkan dari pembeli yang membeli langsung ke industri kecil Elsari sendiri. Hal ini dikarenakan pemasaran lebih diorientasikan pada counter-counter.

Tabel 20 Tanggapan Konsumen atas Lokasi Pembelian Brownies Elsari

Dimana anda sering membeli Elsari?

Jumlah (orang)

Persentase (%) Di counter/toko (Roti Venus, Gepuk

Karuhun, RM Palem, TK. Buah Fortune,

dll.) 30 60.00

Di industri Elsari Jl. Pondok Rumput 11 22.00

Melalui teman kantor, saudara 8 16.00

Lainnya : ……… 1 2.00

Jumlah 50 100.0

Bila dilihat dari kebiasaan dan perilaku pembeli maka umumnya konsumen membeli secara tidak menentu (68%), tetapi ada pula yang teratur membeli satu kali dalam sebulan (4%), dua kali dalam sebulan (10%) dan lebih dari dua kali dalam sebulan (18%).

Tabel 21 Tanggapan Konsumen atas Frekuensi Pembelian Brownies Elsari

Berapa kali dalam sebulan anda membeli brownies Elsari?

Jumlah (orang) Persentase (%) 1 kali 2 4.00 2 kali 5 10.00

Lebih dari dua kali 9 18.00

Tidak menentu 34 68.00

(13)

Mereka umumnya (82%) telah membeli lebih dari dua kali brownies Elsari, selebihnya (18%) telah membeli brownies dua kali seperti yang terlihat pada Tabel 22. Melihat hal ini yaitu frekuensi pembelian yang tidak menentu dalam satu bulan bisa disebabkan kurangnya promosi yang dilakukan oleh pihak marketing Elsari atau target pemasaran masih pada golongan ekonomi menengah dimana kemungkinan membeli brownies lebih dari dua kali sebulan kurang dimungkinkan karena terbentur pada kebutuhan lain yang lebih utama.

Tabel 22 Tanggapan Konsumen atas Pernah Tidaknya Membeli Brownies Elsari

Berapa kali anda pernah membeli brownies Elsari?

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1 kali / pertama kali 0 0.00

2 (dua) kali 9 18.00

Lebih dari dua kali 41 82.00

Berdasarkan hasil survei pada Tabel 23, informasi yang mereka dapatkan pertama kali berasal dari teman (38%), secara coba-coba (34%), marketing Elsari (20%) dan Saudara/kerabat keluarga (8%). Sebagai suatu catatan bahwa marketing Elsari hanya mendapatkan 20% dan perilaku pembeli seperti disebutkan di atas 68% konsumen masih membeli secara tidak menentu sehingga sebaiknya usaha marketing Elsari ditingkatkan.

Tabel 23 Tanggapan Konsumen atas didapatnya informasi Brownies Elsari pertama kali

Dari mana Anda mendapatkan informasi brownies pertama kali?

Jumlah (orang) Persentase (%) Saudara/kerabat keluarga 4 8.00 Teman 19 38.00 Marketing Elsari 10 20.00

Coba-coba /Mencoba membeli secara tidak

sengaja 17 34.00

Jumlah 50 100.0

Bentuk kemasan brownies Elsari menurut 56% konsumen kemasan tersebut praktis & menarik dan sebanyak 36% menyatakan cukup praktis &

(14)

menarik. Dengan demikian desain kemasan produk Elsari yang telah ada sekarang dapat terus dipertahankan.

Tabel 24 Tanggapan Konsumen atas Kemasan Brownies Elsari

KemasanBrownies Elsari Jumlah (orang) Persentase

(%)

Sangat praktis & menarik 3 6.0

Praktis & menarik 28 56.0

Cukup praktis & menarik 18 36.0

Kurang praktis & menarik 1 2.0

Tidak praktis & menarik 0 0.0

Jumlah 50 100.0

Merk Elsari menurut 40% konsumen sudah sangat dikenal (6%) dan dikenal (34%). Sedangkan 48% konsumen menyatakan merk Elsari cukup dikenal (rata-rata). Terdapat 2% yang menyatakan baru mengetahui produk Elsari. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi pemilik dan marketing Elsari untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat. Dari perhitungan tingkat kinerja maka faktor Merk berada di bawah rataan (Lampiran 2).

Tabel 25 Tanggapan Konsumen atas Merk Brownies Elsari

Merk Brownies Elsari Jumlah (orang) Persentase

(%)

Sangat dikenal 3 6.0

Dikenal 17 34.0

Cukup Dikenal 24 48.0

Kurang Dikenal 5 10.0

Tidak Dikenal/ Baru tahu 1 2.0

Tabel 26 memperlihatkan tanggapan konsumen atas promosi yang dilakukan oleh IK Elsari. Empatpuluh empat persen (44%) konsumen menyatakan promosi Elsari sedang/biasa saja, 24% konsumen menyatakan sering dan 14% menyatakan jarang, bahkan 10% menyatakan tidak pernah. Dengan demikian Elsari diharapkan meningkatkan promosi dan iklan. Dari perhitungan tingkat kinerja maka faktor promosi berada di bawah rataan.

(15)

Tabel 26 Tanggapan Konsumen atas Promosi Brownies Elsari Promosi Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Sering 4 8.0 Sering 12 24.0

Sedang / Biasa saja 22 44.0

Jarang 7 14.0

Tidak pernah 5 10.0

Selain merk, maka label halal menurut 56% konsumen sangat penting, 24% konsumen menyatakan penting, dan 18% konsumen menyatakan cukup penting hanya 2% yang menyatakan tidak penting. Dengan demikian adanya label tersebut harus terus dipertahankan ada pada kemasan Elsari. Hasil perhitungan tingkat kinerja maka faktor Label Halal berada di atas nilai rataan.

Tabel 27 Tanggapan Konsumen atas Label Halal pada Kemasan Brownies Elsari

Label Halal pada Kemasan

Brownies Elsari Jumlah (orang)

Persentase (%) Sangat penting / yang pertama

diperhatikan 28 56.0 Penting 12 24.0 Cukup penting 9 18.0 Kurang penting 0 0.0 Tidak penting 1 2.0 Jumlah 50 100.0

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Mengenai kepuasan membeli produk maka dari hasil survei melalui kuesioner ini didapat 60% konsumen menyatakan cukup puas, 36% konsumen menyatakan puas. Sehingga hanya 38% yang menyatakan di atas rata-rata (cukup puas) yaitu 2% konsumen merasa sangat puas dan 36% konsumen menyatakan puas. Sehingga menjadi tantangan untuk meningkatkan rating kepuasan membeli produk brownies Elsari menjadi ‘puas’. Hasil perhitungan tingkat kinerja menunjukan faktor Kepuasan Membeli Produk masih berada di bawah nilai rataan.

(16)

Tabel 28 Tanggapan Konsumen atas Kepuasan Membeli Produk

Kepuasan membeli produk Jumlah (orang) Persentase (%) Sangat Puas 1 2.0 Puas 18 36.0 Cukup Puas 30 60.0 Kurang Puas 0 0.0 Tidak Puas 1 2.0 Jumlah 50 100.0

Pelayanan karyawan Elsari dalam melayani konsumen menurut konsumen, 44% menyatakan pelayanan cukup ramah/sopan dan 40% menyatakan ramah/sopan sementara 16% menyatakan sangat ramah dan sopan. Keramahan dan kesopanan karyawan ini diharapkan dapat dipertahankan dan akan lebih baik bila dapat ditingkatkan.

Hasil perhitungan tingkat kinerja menunjukan faktor Keramahan dan Kesopanan Karyawan Elsari/Counter Elsari sudah berada di atas nilai rataan.

Tabel 29 Tanggapan Konsumen atas Keramahan dan Kesopanan Karyawan Elsari/Counter Elsari

Keramahan dan kesopanan Jumlah (orang)

Persentase (%)

Sangat Ramah / Sopan 8 16.0

Ramah / Sopan 20 40.0

Cukup Ramah / Sopan 22 44.0

Kurang Ramah / Sopan 0 0.0

Tidak Ramah / Sopan 0 0.0

Jumlah 50 100.0

Kepuasan pelanggan perlu ditingkatkan atau minimal dipertahankan dikarenakan menurut konsumen terdapat produk sejenis yang merupakan saingan terdekat brownies Elsari, mayoritas menyatakan bahwa brownies Amanda merupakan saingan terdekat Elsari (72%), kemudian disusul oleh brownies Kartika Sari (16%) dan merk brownies lainnya (6%), sedangkan yang menyatakan brownies Elsari tidak ada saingan hanya 6%.

(17)

Tabel 30 Tanggapan Konsumen atas Produk Brownies yang Merupakan Saingan Terdekat Elsari

Menurut Anda produk brownies mana yang merupakan saingan

terdekat Elsari?

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Brownies Kartika Sari 8 16.00

Brownies Amanda 36 72.00

Tidak ada saingan 3 6.00

Brownies ... 3 6.00

Dengan demikian hal-hal yang dapat dipertimbangkan untuk mendapat perhatian dari IK Elsari adalah mengenai penentuan harga produk, lebih meningkatkan kelezatan produk dibanding produk sejenis lain, ukuran brownies, peningkatan promosi, lebih mengenalkan Merk pada khalayak, menciptakan lebih banyak keragaman dan variasi produk, serta meningkatkan kepuasan pelanggan dalam membeli produk.

(18)

5.4 Analisa Kelayakan Usaha Industri Kecil Brownies Elsari

ASPEK KEUANGAN

Pada bagian ini akan dibahas analisa kelayakan usaha dari industi kecil Elsari. Untuk menghitung analisa kelayakan usaha dari Industri Kecil Brownies Elsari dengan menggunakan kriteria investasi : NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), B/C ratio dan Payback Period maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai Biaya Investasi yang telah dikeluarkan oleh Industri Kecil Elsari dari awal berdiri hingga sekarang, Biaya Operasional / Produksi, Biaya Bunga Pinjaman, Biaya Penyusutan dan biaya- biaya lainnya (Biaya Administrasi, Biaya Overhead).

Menurut Volume Produksi maka Biaya dapat dibagi menjadi Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) dimana besar dari Biaya Tetap tidak dipengaruhi oleh volume produksi sedangkan Biaya Tidak Tetap tergantung dari volume produksi.

Biaya Total (Total Cost) merupakan penjumlahan dari Biaya Tetap (Fixed Cost) dengan Biaya Tidak Tetap (Variable Cost).

1. Biaya Investasi Awal dan Aset Elsari

Pada awal usaha industri kecil Elsari mempunyai modal sebesar tiga juta rupiah. Uang tersebut dipergunakan sebagai modal awal untuk usaha. Modal tersebut diinvestasikan dalam bentuk aset/barang yaitu berupa peralatan untuk keperluan produksi (bila berdasarkan umur ekonomisnya sebagian berupa aset tetap tetapi sebagian merupakan supply karena umurnya kurang dari satu tahun) dan perlengkapan kantor. Aset Industri Kecil Elsari pada awal usaha adalah sebagai berikut : 1 (satu) buah unit kompor gas, 1 (satu) buah meja produksi yang terbuat dari kayu, 2 (dua) unit mixer kecil, 50 loyang, 2 (dua) unit oven duduk biasa, satu buah meja tulis dan dua buah kursi kerja seperti terlihat pada Tabel 31. Dengan investasi tersebut dapat dihasilkan produk brownies sebesar 600 box per bulan. Sistem pemasaran masih door to door dari satu komplek perumahan ke komplek perumahan lainnya.

(19)

Tabel 31 Modal awal (investasi) Industri Kecil Brownies Elsari Tahun 2003

ASET Satuan Jumlah Aset

Kompor gas unit 1

Meja Produksi Kayu buah 1

Mixer Kecil unit 2

Loyang buah 50

Oven duduk biasa unit 2

Meja Tulis buah 1

Kursi buah 2

Sumber : IK Elsari, 2009

Jumlah aset dari industri kecil Elsari dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 32 sampai dengan Tabel 35. Tabel 32 memperlihatkan jumlah aset Industri Kecil Elsari secara kumulatif dari tahun 2003 s.d. tahun 2009. Nilai kumulatif tiap tahun dari aset tersebut dapat dilihat pada Tabel 33. Pada Tabel-tabel tersebut aset dibagi dalam dua kelompok yaitu Aset Tidak Bergerak dan Aset Bergerak (Kendaraan Bermotor)

Besarnya Investasi IK Elsari per tahun dapat dilihat pada Tabel 35. Sedangkan untuk melihat besarnya penambahan biaya investasi yang dilakukan tiap tahun dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19 dimana investasi/aset dikelompokkan kedalam : peralatan dan mesin produksi, perlengkapan kantor, dan supply (barang penunjang produksi/barang pakai habis/persediaan karena umurnya maksimum satu tahun).

Umur ekonomis dari peralatan tersebut dan Nilai Sisa diakhir umur ekonomisnya dapat dilihat pada Table 34. Umur ekonomis ini didapat dari hasil wawancara dengan pemilik IK Elsari berdasarkan pengalaman selama lebih dari lima tahun menjalankan usaha dan sebagian lainnya merupakan asumsi yang diambil.

Asumsi yang dipakai untuk umur ekonomis dan Nilai Sisa barang adalah sebagai berikut :

(20)

b. Komputer = 3 tahun, Nilai Sisa = 50% dari harga awal dengan alasan cepatnya perkembangan teknologi komputer sehingga Nilai Sisa cenderung cepat turunnya.

c. Kulkas = 3 tahun, Nilai Sisa = 25% dari harga awal

d. Meja dan Rak terbuat dari stainless steel = 10 tahun. Nilai Sisa = 50% dari harga awal, dengan alasan meja/rak stainless steel pada umur tersebut masih mempunyai nilai jual cukup baik karena terbuat dari bahan stainless steel dan mempunyai kekuatan yang baik.

Tabel 32 Jumlah Kumulatif Aset Industri Kecil Brownies Elsari

Jumlah Kumulatif Aset pada Tahun (buah): ASET

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I. ASET TIDAK BERGERAK

Kompor gas 1 2 4 6 6 6 6

Meja Produksi Kayu 1 2 3 3 3 3 3

Meja Produksi Stainless Steel - - - 2 2

Rak kayu - 2 3 4 4 4 4

Rak stainless steel - - - 2 2

Kulkas - 1 1 1 1 1 1

Mixer Besar - - 1 1 1 1 1

Mixer Kecil 2 4 5 5 5 4 4

Loyang 50 200 300 600 500 500 500

Oven berdiri - - 1 1 1 2 2

Oven duduk biasa 2 4 4 4 4 4 4

Oven duduk kukus stainless steel - - - 2 2 Oven Brownies Stainless Steel - - - 8 8

Komputer - 1 1 1 1 2 2

Meja Tulis 1 3 6 5 6 7 7

Kursi 2 5 6 6 6 6 6

II. ASET BERGERAK (Kendaraan Bermotor )

Sepeda motor - 1 2 3 4 3 3

Mobil Hijet - 1 - - -

Mobil Carry - - 1 1 1 1 1

Mobil APV - - - 1 1 1 1

(21)

e. Nilai sisa untuk barang-barang lain yang rusak setelah umur ekonomis dianggap tidak mempunyai nilai sisa (nilai sisa = 0)

f. Besarnya penyusutan ditentukan dengan Metode straight line.

Proyeksi penyusutan investasi industri kecil Elsari dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Lampiran 14a. Pada Lampiran tersebut, untuk tahun 2008 masih terdapat beberapa aset yang belum mencapai nilai ekonomisnya sehingga pada tahun tersebut masih mempunyai nilai sisa.

Tabel 33 Nilai Kumulatif Aset Industri Kecil Brownies Elsari

Nilai Kumulatif Aset pada Tahun ( dalam ribuan rupiah) No. Uraian

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 A BIAYA INVESTASI

I. ASET TDK BERGERAK

Kompor gas 300 600 1,200 1,800 1,800 1,800 1,800

Meja Produksi Kayu 250 500 750 750 750 750 750

Meja Produksi Stainless Steel - - - - - 8,000 8,000

Oven berdiri - - 3,000 3,000 3,000 6,000 6,000

Mixer Besar - - 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000

Mixer Kecil 1,000 2,000 2,500 2,500 2,500 2,000 2,000

Loyang 300 1,200 1,800 3,600 3,000 3,000 3,000

Kulkas - 2,000 2,000 2,000 500 500 500

Oven duduk biasa 500 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

Oven duduk kukus stainless

steel - - - - - 1,000 1,000

Rak kayu - 400 600 800 800 800 800

Rak stainless steel - - - - - 8,000 8,000 Oven Brownies Stainless Steel - - - - - 4,000 4,000

Komputer - 3,000 3,000 3,000 3,000 6,000 6,000

Meja Tulis 500 1,500 3,000 2,500 3,000 3,500 3,500

Kursi 600 1,500 1,800 1,800 1,800 1,800 1,800

II. ASET BERGERAK (Kendaraan Bermotor )

Sepeda motor - 12,500 25,000 37,500 50,000 37,500 37,500

Mobil Hijet - 12,000 - - - - -

Mobil Carry - - 85,000 85,000 85,000 85,000 85,000 Mobil APV - - - 117,000 117,000 117,000 117,000 Mobil Suzuki Carry Minibus - - - - - - 77,000

Jumlah Sub Total B =

(22)

Tabel 34 Umur Ekonomis Aset Industri Kecil Brownies Elsari Nama Barang Umur Ekonomis Barang Harga satuan ( x Rp. 1000) Nilai Sisa ( x Rp. 1000)

I. ASET TIDAK BERGERAK

Kompor gas 2 thn 300 -

Meja Produksi Stainless Steel 10 thn *) 4,000 2,000

Oven berdiri 1 thn 3,000 -

Mixer Besar 2 thn 3,000 -

Mixer Kecil 6 bln 500 -

Loyang 1 thn 6 -

Kulkas 3 thn 2,000 500

Oven duduk kukus stainless

steel 1 thn 500 -

Rak stainless steel 10 thn *) 4,000 2,000 Oven Brownies Stainless Steel 1 thn 500 -

Komputer 3 thn *) 3,000 1,500

Meja Tulis 10 thn 500 -

Kursi 10 thn 300 -

II. ASET BERGERAK (Kendaraan Bermotor )

Sepeda motor 5 thn *) 12,500 10,000

Mobil Hijet 5 thn *) 12,000 9,600

Mobil Carry 5 thn *) 85,500 68,400

Mobil APV 5 thn *) 117,000 93,600

Mobil Suzuki Carry Minibus 5 thn *) 77,000 61,600

Keterangan : *) berdasarkan asumsi

Di dalam analisa loyang dianggap mempunyai umur ekonomis maksimum satu tahun, hal ini dikarenakan kondisi perlakuan di pabrik berbeda dengan di rumah, demikian pula untuk kondisi loyang yang berkarat tidak dipakai lagi karena akan berpengaruh terhadap hasil akhir produk (brownies) yaitu dilihat dari sisi/sudut pandang kesehatan (keamanan produk terhadap kesehatan manusia). Begitu pula dengan mixer-kecil karena dipakai setiap hari berakibat pada cepat rusaknya mixer tersebut dan rata-rata hanya dapat bertahan selama enam bulan.

(23)

Tabel 35 Investasi Industri Kecil Brownies Elsari per Tahun

Besar Investasi per Tahun (ribuan Rp.) INVESTASI

Jmh Investasi Awal Thn

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

I. INVESTASI BENDA TDK BERGERAK

Kompor gas 300 300 900 600 900 600 900

Meja Produksi Kayu 250 250 250 0 0 0 0

Meja Produksi Stainless Steel 0 0 0 0 0 8,000 0

Rak kayu 0 400 200 200 0 0 0

Rak stainless steel 0 0 0 0 0 8,000 0

Kulkas 0 2,000 0 0 0 0 0

Mixer Besar 0 0 3,000 0 3,000 0 3,000

Mixer Kecil 1,000 4,000 5,000 5,000 5,000 4,500 4,000

Loyang 300 1,200 1,800 3,600 3,000 3,000 3,000

Oven berdiri 0 0 3,000 3,000 3,000 6,000 3,000

Oven duduk biasa 500 1,000 1,000 1,000 1,000 0 0

Oven duduk kukus stainless

steel 0 0 0 0 0 1,000 1,000

Oven Brownies Stainless Steel 0 0 0 0 0 4,000 4,000

Komputer 0 3,000 0 0 3,000 3,000 0

Meja Tulis 500 1,000 1,500 0 500 500 0

Kursi 600 900 300 0 0 0 0

II. INVESTASI BENDA BERGERAK (Kendaraan Bermotor )

Sepeda motor 0 12,500 12,500 12,500 12,500 0 0

Mobil Hijet 0 12,000 0 0 0 0 0

Mobil Carry 0 0 85,000 0 0 0 0

Mobil APV 0 0 0 117,000 0 0 0

Mobil Suzuki Carry Minibus 0 0 0 0 0 0 77,000

JUMLAH 3,450 38,550 114,450 142,900 31,900 38,600 95,900

2. Jumlah Produksi Brownies Elsari per Tahun

Untuk menentukan jumlah produksi brownies Elsari per tahun beberapa asumsi digunakan disini dikarenakan kurangnya data pendukung (data tidak tercatat) terutama pada awal berdirinya Elsari pada tahun 2003 dan 2004. Berdasarkan lembaran “Riwayat Hidup Elsari Brownies & Bakery” yang dibuat pada tanggal 18 Oktober 2008 oleh pemilik Elsari tertera produksi per bulan 600 box namun per tahun tertulis 6000 box bukan 7200 box sehingga untuk keperluan analisa diambil produksi pada tahun 2003 sebesar 600 box per bulan, dengan pertimbangan seseorang

(24)

lebih mudah mengingat dalam jangka waktu (selang waktu) pendek dibandingkan dalam kurun waktu yang lebih panjang.

Pada tahun 2004 data penjualan tercatat hanya pada bulan Oktober, November dan Desember, sedangkan pada sembilan bulan diawal tahun tidak terdapat data. Asumsi produksi Elsari pada bulan Januari dianggap masih berproduksi 600 box per bulan, pada bulan Februari 2004 telah berproduksi 900 box per bulan, dua bulan selanjutnya (Maret dan April 2004) diasumsikan berproduksi 1200 box per bulan dan 1500 box per bulan, demikian seterusnya dimana setiap bulan diasumsikan naik 300 box/bulan sehingga pada bulan September 2004 jumlah brownies yang diproduksi berjumlah 3000 box per bulan. Diasumsikan juga jumlah produksi dianggap sama dengan jumlah penjualan.

Tabel 36 Penjualan Elsari Tahun 2004 s.d. 2007

Tahun (box brownies) Bulan 2004 2005 2006 2007 Rata-rata (box brownies) Januari 600 *) 4139 4191 4085 4857.3 Februari 900 *) 4264 3938 5918 4553.0 Maret 1200 *) 4799 4404 6864 4429.3 April 1500 *) 4455 4661 7483 5011.3 Mei 1800 *) 4003 5616 6517 5494.3 Juni 2100 *) 3726 5647 5757 5618.7 Juli 2400 *) 4051 5744 4456 5437.3 Agustus 2700 *) 4544 5920 5518 5407.0 September 3000 *) 4306 4367 4367 4376.3 Oktober 3483 4382 4722 4993 4526.3 November 4310 2993 6242 - 3890.0 Desember 4416 4881 5457 - 4763.3 Rata-rata 2367.42 4211.92 5075.75 5595.80**) Jumlah produksi per tahun 28,409 50,543 60,909 67,150***)

Sumber = Elsari, 2009, diolah

*) = asumsi, kenaikan produksi disesuaikan dengan jumlah penambahan tenaga kerja per bulan pada tahun 2003

**) = rata-rata dari riil penjualan ***) = jumlah Januari s.d. Oktober 2007 + (2 x 5595.80 ) = tidak ada data / tidak diperoleh

(25)

Asumsi tersebut diambil berdasarkan keterangan pemilik Elsari bahwa penambahan tenaga kerja setiap bulan bertambah satu orang sehingga jumlah karyawan pada akhir tahun 2004 berjumlah 10 orang (untuk analisa diambil 6 orang yaitu pada tengah tahun) dan pernyataan dari pemilik Elsari bahwa pada bulan-bulan tersebut di tahun 2004 jumlah produksi telah mencapai 2000-2500 box per bulan.

Sedangkan untuk tahun 2008 angka produksi sebesar 70.952 box di dapat dari nilai pendapatan Elsari tahun 2008 sebesar Rp. 1,546,753,600,- per tahun dibagi dengan harga penjualan per box senilai Rp. 21.000/box untuk harga counter dan harga normal Rp. 25.000/box pada counter Elsari di Pondok Rumput, dimana 80% dari produk Elsari disebar ke counter-counter dan 20% merupakan penerimaan dari counter-counter Elsari. Perhitungan ini diambil dikarenakan data penjualan per bulan untuk tahun 2008 masih belum tersusun.

3. Biaya Tidak Tetap / Biaya Variabel

Biaya-biaya variabel (variable costs) adalah biaya - biaya yang dihubungkan terhadap pengoperasian yang secara total berubah-ubah sesuai dengan banyaknya keluaran (output). Biaya tidak tetap mencakup biaya yang dikeluarkan pada saat peralatan beroperasi. Besarnya biaya tergantung pada jumlah jam kerja pemakaian atau jumlah produk yang dihasilkan.

Biaya variabel pada pembuatan brownies Elsari terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya kemasan, biaya BBG elpiji serta biaya belanja barang peralatan produksi.

Biaya Bahan Baku Brownies

Banyaknya bahan baku yang diperlukan oleh Industri Kecil Elsari setiap tahunnya terlihat pada Tabel 37.

(26)

Tabel 37 Jumlah Bahan Baku yang Dibutuhkan untuk Produksi Brownies dari Tahun 2004 s.d. 2008

Jumlah Bahan Baku Terpakai pada Tahun : No. Bahan Baku Unit Quantity

per unit

2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah Produksi box 1 1,800 17,609 50,543 59,052 67,150 84,000

1 Tepung terigu kg 0.01250 22.5 220.1 631.8 738.2 845.7 1050.0 2 Coklat kg 0.03125 56.3 550.3 1579.5 1845.4 2114.3 2625.0 3 Gula kg 0.01250 22.5 220.1 631.8 738.2 845.7 1050.0 4 Telur peti 0.01875 33.8 330.2 947.7 1107.2 1268.6 1575.0 5 Minyak Tropikal kg 0.15625 281.3 2751.4 7897.3 9226.9 10571.4 13125.0 6 Bahan Pengembang / Soda ons 0.00625 11.3 110.1 315.9 369.1 422.9 525.0 7 Garam bungkus 0.00313 5.6 55.0 157.9 184.5 211.4 262.5 8 Vanili ons 0.00625 11.3 110.1 315.9 369.1 422.9 525.0

Biaya yang dibutuhkan oleh Industri Kecil Elsari untuk membeli bahan baku setiap tahun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2009, diperlihatkan pada Tabel 38.

Tabel 38 Biaya Bahan Baku Produksi Brownies Elsari dari Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2008

Biaya Bahan Baku per Tahun : (Rp.)

No. Bahan Baku

2003 2004 2005 2006 2007 2008 1 Tepung terigu 63,000 1,120,905 3,285,295 5,024,993 5,707,716 7,350,000 2 Coklat 1,890,000 27,477,741 59,388,025 83,749,875 98,416,133 131,250,000 3 Gula 63,000 1,245,450 2,843,044 3,730,676 4,532,598 5,880,000 4 Telur 4,087,125 59,407,965 128,221,273 180,899,730 212,654,390 283,500,000 5 Minyak Tropikal 3,768,750 54,877,641 118,460,156 167,499,750 197,251,950 262,500,000 6 Bahan Pengembang / Soda 150,750 2,195,106 4,738,406 6,699,990 7,890,078 10,500,000 7 Garam 2,250 31,136 63,179 95,170 104,921 131,250 8 Vanili 189,000 2,755,558 5,938,803 8,374,988 9,862,598 13,125,000 JUMLAH BIAYA 10,213,875 149,111,501 322,938,181 456,075,172 536,420,383 714,236,250 Jumlah Produksi (box) 1,800 24,909 50,543 60,909 67,657 84,000 BIAYA BAHAN BAKU PER

BOX (Rp. / box) 5674 5986 6389 7488 7929 8503

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Lampiran 10b memperlihatkan biaya yang diperlukan untuk membayar tenaga kerja langsung. Data yang didapat berupa besarnya gaji seluruh pegawai per bulan, sehingga nilai biaya tahunan merupakan perkalian jumlah gaji perbulan dikalikan 12 bulan.

(27)

Biaya Kemasan

Biaya kemasan merupakan biaya untuk membuat kemasan brownies Elsari yang berupa box dari kertas karton cetak seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Harga satu kemasan naik dari Rp. 600,- pada tahun 2003 menjadi Rp.950,- pada tahun 2008. Harga kemasan per tahun merupakan perkalian dari harga satuan kemasan dikalikan jumlah produksi brownies pada tahun bersangkutan. Biaya kemasan dapat dilihat pada Lampiran 10c.

Gambar 8 Kemasan Brownies Elsari

Biaya Belanja Barang Peralatan Produksi

Biaya Belanja Barang Peralatan Produksi yang dimaksudkan di sini adalah barang dengan umur pakai kurang dari atau maksimum satu tahun. Barang ini diperlukan dalam proses produksi, yang termasuk barang ini adalah loyang, oven (oven berdiri, oven duduk kukus stainless steel, oven brownies stainless steel), dan mixer kecil.

Biaya Overhead Variabel

Yang dimasukkan ke dalam Biaya overhead variabel dalam analisa ini adalah biaya pemakaian bahan bakar gas elpiji. Biaya didapat dari pemakaian gas elpiji (dalam satuan tabung gas 12 kg) setahun dikalikan dengan harga gas tabung 12 kg. Tahun 2003 industri kecil Elsari mulai

(28)

berproduksi dari bulan Oktober 2003 (3 bulan) dengan jumlah produksi setiap bulannya 600 box. Biaya overhead dapat dilihat pada Lampiran 11.

4. Biaya Tetap

Yang dimasukkan ke dalam Biaya Tetap dalam analisa ini adalah biaya-biaya: Biaya Administrasi, Biaya Penyusutan, Biaya Overhead Tetap, dan Biaya Bunga Pinjaman.

Biaya Overhead Tetap

Pada Lampiran 11 yang dimasukkan ke dalam Biaya Overhead Tetap adalah biaya sewa rumah per tahun yang digunakan sebagai tempat produksi Elsari, biaya listrik, biaya penggunaan air PDAM, biaya penggunaan telpon, biaya pemeliharaan kendaraan operasional, biaya akomodasi dan transport, biaya asuransi dan biaya perizinan.

Biaya Administrasi

Biaya administrasi yang dmaksudkan dalam analisa ini berupa Biaya Perjamuan, Pengajian, Promosi, Biaya Perbaikan & Pengembangan, Alat Tulis Kantor, dan Biaya Administrasi Lainnya.

Industri Kecil Elsari sering mendapat kunjungan tamu dari daerah lain sehingga perlu adanya biaya perjamuan. Bentuk Promosi antara lain: (a) pemberian produk Elsari (brownies) kepada seseorang dalam rangka promosi/pengenalan produk, (b) memberikan bonus gratis brownies pada saat mencapai jumlah tertentu. Perhitungan biaya administrasi ini berdasarkan suatu asumsi yang diambil, yaitu diambil sebesar 4.5% dari omzet penjualan, kecuali pada tahun 2003 diambil asumsi 1% karena jumlah : produksi dan biaya ATK masih sedikit serta belum adanya biaya perjamuan. Biaya administrasi dapat dilihat pada Lampiran 13.

Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan merupakan biaya penyusutan dari peralatan dan mesin produksi, penyusutan perlengkapan kantor, dan penyusutan kendaraan. Besarnya penyusutan aset tersebut dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Lampiran 14a. Penyusutan dterapkan untuk barang dengan nilai

(29)

ekonomis lebih dari satu tahun. Tabel 34 memperlihatkan nilai ekonomis dari barang-barang yang ada di industri kecil Elsari.

Biaya Bunga Pinjaman

Lampiran 15 a memperlihatkan besarnya bunga pinjaman yang harus dibayar oleh industri kecil Elsari tiap tahunnya dari pinjaman yang diperoleh dari berbagai sumber seperti yang terlihat pada Tabel 39, Tabel 40 dan Lampiran 15 b. Tingkat suku bunga dan jangka waktu pengembalian dari pinjaman perorangan diperlihatkan pada Tabel 39: Sedangkan tingkat suku bunga bank dan jangka waktu pengembalian dari Bank BRI diperlihatkan pada Tabel 40.

Tabel 39 Tingkat Suku Bunga Pinjaman Elsari dari pinjaman perorangan dan pinjaman saudara Sumber Pinjaman Tahun Besar pinjaman Jangka waktu pinjaman Tingkat suku bunga Perorangan 2003-2004 Rp. 40.000.000,- 12 bulan 36% per tahun

(3% per bulan) Saudara 2004 Rp. 40.000.000,- 12 bulan 25% per tahun*) Keterangan :

*) Jumlah pengembalian Rp.50.00.000,- merupakan selisih sebesar Rp. 10.000.000,- dari pinjaman awal dan merupakan pemberian kepada saudara atas inisiatif dari pemilik industri kecil Elsari namun untuk kebutuhan perhitungan dianggap setara dengan tingkat suku bunga : 25% per tahun)

Tabel 40 Tingkat Suku Bunga Pinjaman Elsari dari Bank BRI

Tahun Besar pinjaman Jangka waktu pinjaman Tingkat suku bunga 2005 Rp. 10.000.000,- 10 bulan 12% per tahun

(1% per bulan) 2006 Rp. 30.000.000,- 10 bulan 12% per tahun

(1% per bulan) 2007 Rp. 65.000.000,- 24 bulan 12% per tahun

(1% per bulan) 2008 Rp. 80.000.000,- 36 bulan 12% per tahun

(30)

5. Definisi Kondisi Sekarang dan Kondisi Lancar Penjualan Elsari.

Pada tulisan ini akan dikemukakan dua istilah : kondisi sekarang dan kondisi lancar penjualan Elsari. ’Kondisi penjualan sekarang Elsari’ adalah kondisi penjualan Elsari saat ini dimana mengalami hambatan berupa adanya produk yang terbuang karena tidak laku di pasar dan menjadi sampah. Tingkat produk yang terbuang ini (wasted product) berkisar 6%-8% dari produk yang dihasilkan. Istilah wasted product dipakai di sini untuk mendefinisikan produk yang terbuang akibat dari adanya retur penjualan yang tidak dapat dijual ulang karena produk tersebut rusak karena basi, berjamur atau kadaluarsa masa jualnya. Kondisi ini merupakan hambatan yang dihadapi oleh IK Elsari dalam sistem pemasaran dan dalam menciptakan daya tahan produk yang lebih baik. Kondisi Elsari menjadi lebih baik setelah diciptakan brownies kering(’broker’). Sedangkan istilah spoiled goods dipakai untuk produk yang rusak pada saat pembuatan/pabrikasi dan dikarenakan produknya adalah makanan sehingga tidak dapat diperbaiki maka istilah spoiled goods tersebut dirasa lebih cocok dibandingkan dengan istilah defect goods dimana pada defect good/defect product barang tersebut masih dapat diperbaiki kemudian dijual dengan harga normal.

Apabila faktor wasted product dari retur penjualan (sales return) ini tidak ada atau sama dengan nol dalam perhitungan, sementara faktor-faktor lainnya tetap (spoiled goods tetap dihitung 2%, dll.) maka kondisi ini akan kita sebut ’kondisi lancar’ dengan pertimbangan bahwa hal tersebut sebenarnya merupakan kendala yang dapat diatasi, misalnya dengan mengupayakan perputaran penjualan yang lebih cepat, sistem penjualan secara cash dll. (lebih lanjut akan dibahas pada pembahasan mengenai analisa SWOT pada akhir bab ini).

Di dalam tulisan ini Penulis lebih menyukai memakai istilah kondisi lancar dibanding kondisi ideal karena faktor spoiled goods (produk rusak saat pabrikasi) masih diperhitungkan sebesar 2%.

(31)

Pada kondisi lancar, spoiled goods dari produk hasil pabrikasi masih dipertimbangkansehingga perhitungan menjadi lebih realistis. Pada contoh kasus dimana Elsari mendapat pesanan yang pasti dan dibayar secara tunai, maka dalam kondisi tersebut wasted product otomatis menjadi tidak ada, namun faktor kemungkinan adanya kegagalan pada saat pembuatan (spoiled goods) masih tetap ada.

Kedua kondisi ini (kondisi lancar dan kondisi terdapat wasted produk) akan dianalisa untuk perhitungan NPV, IRR, B/C ratio dan Payback Period sebagai bahan perbandingan.

6. Besarnya Laba dan Biaya Pajak

Proyeksi laporan laba rugi industri kecil Elsari dapat dilihat pada Lampiran 17. Pada tahun 2003 keuntungan bersih Elsari sebesar Rp. 3 juta (berkisar 9.8% dari nilai penjualan) dengan kecenderungan nilai omzet meningkat namun menurun apabila dihitung terhadap prosentase penjualan. Pada tahun 2008 keuntungan bersih Elsari sekitar Rp. 54 juta atau hanya berkisar 3.79% dari nilai penjualan.

Pada ’kondisi lancar’ maka proyeksi keuntungan bersih Elsari pada tahun 2003 keuntungan bersih Elsari sebesar Rp. 3 juta (9.8%) dan pada tahun 2008 keuntungan bersih sekitar Rp. 117,7 juta atau berkisar 7.76% dari nilai penjualan.

Perhitungan besarnya pajak dari laba industri kecil Elsari dapat dilihat pada Lampiran 16. Perhitungan tersebut didasarkan dari besarnya ’laba sebelum pajak’ pada Laporan Laba Rugi Lampiran 17. Berdasarkan Peraturan Pajak Tahun 1994 besarnya adalah sebagai berikut :

− 10% untuk Rp. 10 juta pertama − 15% untuk Rp. 40 juta berikutnya − 30% untuk sisa laba berikutnya 7. Analisa Break Even Point (BEP)

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai BEP untuk tahun 2003 sebesar Rp. 22,272,897,- yaitu setelah terjual 1310 box brownies Elsari. Sedangkan

(32)

untuk tahun 2008 didapat nilai BEP sebesar Rp. 965,861,660,- yaitu setelah dapat menjual sebanyak 45.993 box brownies Elsari. Analisa Break Even Point dapat dilihat pada Lampiran 4.

Untuk kondisi lancar nilai BEP sama dengan kondisi sekarang, karena nilai BEP ditujukan untuk mencari berapa jumlah produk yang harus terjual sehingga nilai penjualan sama dengan nilai biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi jumlah tersebut, sehingga wasted product tidak ikut dihitung.

8. Analisa Net Present Value (NPV) dan Internal Rate Return (IRR)

Analisa Net Present Value (NPV) untuk produksi brownies dapat dilihat pada Lampiran 6. Dari hasil analisa tersebut didapat nilai NPV sebesar Rp. 113.236.973,- dan nilai IRR sebesar 66.81%. Tingkat diskonto diambil sebesar 20% yaitu berdasarkan tingkat bunga pinjaman bank yang masih berkisar antara 15 – 16%.

Analisa Net Present Value (NPV) untuk kondisi lancar didapat nilai NPV sebesar Rp. 267.157.761,- atau nilai NPV di atas angka nol (positif) sehingga menguntungkan; dan nilai IRR sebesar 132.35%, jauh di atas bunga deposito Bank yang hanya di bawah 10% sehingga investasi ini sangat menarik bila permasalahan penjualan dan wasted product dapat di atasi.

9. Analisa Payback Period (PP) dan Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Untuk kondisi sekarang Elsari, Payback Period tercapai setelah 31.7 bulan (2.64 tahun) sedangkan untuk Discounted Payback Period dicapai dalam 33.8 bulan (2.82 tahun). Nilai Benefit-Cost Ratio menunjukkan nilai 1.45 lebih besar dari 1.0 sehingga dianggap menguntungkan (telah memenuhi persyaratan lebih besar dari satu).

Sedangkan analisa Payback Period untuk produksi brownies Elsari dalam kondisi lancar memperlihatkan bahwa usaha tersebut akan kembali modal dalam waktu 18.4 bulan (1.53 tahun), namun bila discount factor (DF) ikut diperhitungkan dengan menganggap DF sebesar 20%,

(33)

pengembalian modal baru tercapai dalam waktu 18.5 bulan (1.54 tahun). Sedangkan dari hasil analisa Benefit-Cost Ratio pada kondisi normal/lancar didapat nilai 2.21 dimana perbandingan jumlah present value dari arus kas operasional 2.57 kali lebih besar dari nilai investasi. Dengan nilai B/C ratio lebih besar dari 1 menunjukkan usaha ini menguntungkan bila masalah penjualan dan wasted material bisa diatasi.

10.Kesimpulan

Dari hasil perhitungan untuk kondisi Elsari sekarang diperoleh empat nilai kriteria investasi berada di atas persyaratan yaitu nilai NPV sebesar Rp. 113.236.973,- dan nilai IRR sebesar 66.81%, Payback Period dicapai pada 2.64 tahun dan B/C ratio sebesar 1.45 kali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha brownies IK Elsari adalah layak.

Apabila permasalahan penjualan dan wasted product teratasi maka berdasarkan empat kriteria investasi yang dihitung yaitu : NPV sebesar Rp. 267.157.761,- , IRR sebesar 132.35%, Payback Period selama 18.4 bulan, dan B/C ratio sebesar 2.21, maka usaha ini menjanjikan.

11.Analisa Sensitivitas

Pada analisa sensitivitas ini dihitung pengaruh dari naiknya bahan baku sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dan 15% dari kondisi Elsari sekarang; turunnya penjualan sebanyak 5%, 10% dan 15% yang diikuti dengan (berubah menjadi) penambahan wasted product akibat dari retur penjualan sebesar 5%, 10% dan 15% dari turunnya penjualan tersebut.

Selanjutnya dilakukan analisa pengaruh penurunan dan penambahan penjualan dari kondisi Elsari sekarang sebagai titik awal dimana Elsari pada saat ini mengalami wasted produk dari retur sebanyak 6-8%. Analisa sensitivitas tersebut dilakukan untuk kenaikan penjualan sebesar 2%, 4% dan 6% dari kondisi penjualan Elsari sekarang dan analisa sensitivitas untuk penurunan penjualan sebesar 2%, 4%, dan 6% dari kondisi penjualan Elsari sekarang.

(34)

Selain itu dilakukan pula analisa sensivitas untuk kondisi kombinasi yaitu : (a) kondisi terjadi penurunan penjualan 2% disertai dengan kenaikan bahan baku sebesar 2% dan (b) kondisi terjadi penurunan penjualan 4% disertai dengan kenaikan bahan baku sebesar 4%. Semua analisa ini untuk memperlihatkan ketahanan dari Elsari terhadap perubahan yang terjadi dan untuk memperlihatkan apabila hambatan pada Elsari dapat diatasi yaitu teratasinya masalah penjualan dan waste product

dari retur/pengembalian maka usaha ini sebetulnya sangat menguntungkan.

Untuk memudahkan dalam uraian maka kondisi-kondisi tersebut diberi nama Kondisi A, Kondisi B, Kondisi C, Kondisi D, Kondisi E dan Kondisi F dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Kondisi A(x%) : kondisi dimana terjadinya UkenaikanU bahan baku sebesar x% Udari kondisi Elsari sekarangU

b. Kondisi B(x%) : kondisi dimana terjadinya UpenurunanU omzet penjualan sebesar x%U dari kondisi Elsari sekarangU c. Kondisi C (x%) : kondisi dimana terjadinya UpenurunanU omzet

penjualan sebesar x%

d. Kondisi D (x%) : kondisi dimana terjadi UkombinasiU kenaikan bahan baku x% dan penurunan omzet penjualan sebesar x%.

e. Kondisi E : Ukondisi Elsari sekarangU yaitu kondisi dimana Utidak terjadi/adaU kenaikan bahan baku dan penurunan omzet penjualan serta banyaknya wasted product

dari retur sebanyak 6%-8% (≈7.4%)

f. Kondisi F : Ukondisi lancarU yaitu kondisi dimana Utidak terjadiU kenaikan bahan baku dan penjualan berjalan lancar

U

tidak ada returU, sehingga Utidak timbul adanya wasted

productU(retur dan wasted product = 0%).

Hasil dari analisa sensitivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 41 di bawah ini.

(35)

Tabel 41 Analisa Sensitivitas terhadap Kenaikan Harga Bahan Baku Produksi dan Penurunan Penjualan Brownies Elsari

Kriteria Investasi PP (bulan) No. Kondisi NPV (i = 20 %) (Rp.) IRR (%) Payback Period Discounted Payback (i = 20 %) B/C ratio (times)

1 Kondisi Lancar (Penjualan lancar tdk ada retur) 267,157,761 132.35 18.4 18.5 2.21

2 Kondisi Sekarang Elsari (wasted product dari

retur = 6 - 8%) 113,236,973 66.81 31.69 33.82 1.45

Naik/turunnya Penjualan dari Kondisi Elsari skrg (retur/wasted product 6-8%)

3 Penjualan naik 6% (wasted product = 1.4%) 227,290,546 116.27 20.3 20.6 1.99

4 Penjualan naik 4% (wasted product = 3.4%) 189,635,741 99.99 22.8 23.4 1.81

5 Penjualan naik 2% (wasted product = 5.4%) 151,980,937 83.73 26.4 26.6 1.63

6 Penjualan turun 2% (wasted product = 9.4%) 73,035,877 49.28 > 63 > 63 1.25

7 Penjualan turun 4% (wasted product = 11.4%) 28,409,446 30.12 > 63 > 63 1.04

8 Penjualan turun 6% (wasted product = 13.4%) -19,654,958 9.47 > 63 > 63 0.82

Turunnya persentase penjualan sebesar persentase retur/wasted product:

10 Penjualan turun 5% (wasted product = 5%) 166,014,408 89.39 24.6 25.4 1.73 11 Penjualan turun 10% (wasted product = 10%) 59,660,721 43.64 > 63 > 63 1.22

12 Penjualan turun 15% (wasted product = 15%) -70,949,473 -14.32 > 63 > 63 0.61 Kenaikan Bahan Baku

13 Kenaikan Bahan Baku 2% 96,383,709 59.42 35.3 38.2 1.36

14 Kenaikan Bahan Baku 4% 79,121,858 51.90 > 63 > 63 1.28

15 Kenaikan Bahan Baku 5% 70,150,786 48.02 > 63 > 63 1.24

16 Kenaikan Bahan Baku 6% 60,765,940 43.98 > 63 > 63 1.20

17 Kenaikan Bahan Baku 8% 41,628,121 35.78 > 63 > 63 1.10

18 Kenaikan Bahan Baku 10% 22,213,856 27.48 > 63 > 63 1.01

19 Kenaikan Bahan Baku 15% -29,598,580 5.20 > 63 > 63 0.77 Kombinasi Penjualan Turun dan Kenaikan Harga Bahan Baku

20

Kombinasi Penjualan turun 2% dan Kenaikan

Harga Bahan Baku 2% 54,163,185 41.16 > 63 > 63 1.16 21 Kombinasi Penjualan turun 4% dan Kenaikan Harga Bahan Baku 4% -12,309,851 12.65 > 63 > 63 0.85

Hasil analisa memperlihatkan bahwa pengaruh dari penurunan penjualan lebih signifikan dibandingkan dengan kenaikan bahan baku. Hal ini terlihat pada kondisi terjadinya penurunan penjualan 4% dibandingkan dengan kondisi kenaikan bahan baku 4%. Pada kondisi terjadinya penurunan penjualan 4% (Kondisi B(4%)), nilai IRR, NPV, PP dan B/C ratio masing-masing bernilai 30.12%, Rp. 28.409.446, >63 bulan dan 1.04 kali dibandingkan pada saat terjadinya kenaikan bahan baku 4% (Kondisi

(36)

A(4%)) dimana nilai IRR, NPV, PP dan B/C ratio masing-masing bernilai 51.90%, Rp. 79.121.858, >63 bulan, dan 1.28 kali.

Kombinasi penurunan penjualan sebesar 4% (Kondisi C) diikuti dengan kenaikan bahan baku 4% membuat penurunan beberapa kriteria investasi turun tajam, IRR turun dari 66.81% pada kondisi sekarang Elsari menjadi hanya 12.65%, NPV turun dari Rp. 113.236.973,- pada kondisi sekarang Elsarimenjadi Rp. -12.309.851. Demikian pula dengan B/C ratio menjadi 0.85 kali dari kondisi awal 1.45 kali. Payback Period pada kedua kondisi tersebut lebih besar dari 63 bulan (waktu pengamatan).

Pada kondisi Elsari sekarang (Kondisi E), empat nilai kriteria investasi masih memenuhi syarat yaitu nilai NPV sebesar Rp. 113.236.975,- , IRR sebesar 66.81%, Payback Period dapat dicapai dalam 31.69 bulan (2 tahun 8 bulan) dan B/C ratio sebesar 1.45 kali.

Namun pada kondisi lancar (Kondisi F) dengan menggunakan kriteria investasi di atas, maka semua kriteria memenuhi yaitu : nilai NPV > 0, IRR masih di atas tingkat dikonto, bunga deposito dan BI rate, jangka waktu Payback Period pendek (kurang dari 2 tahun/24 bulan) dan B/C ratio > 1 sehingga layak untuk menanam investasi pada usaha ini, yaitu bila masalah penjualan, retur dan wasted produk teratasi.

Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan sensitivitas Elsari terhadap perubahan persentase penjualan, dengan titik acuan kondisi Elsari sekarang (label kotak, ). Pada kondisi terjadi penurunan penjualan sebesar 6% dari kondisi Elsari sekarang, nilai NPV menjadi negatif. Dari hasil interpolasi, nilai NPV=0 diperoleh pada penurunan penjualan sebesar 5.18%. Penurunan penjualan ini mengakibatkan bertambahnya waste product dari retur sebanyak 5.18% karena tidak dapat dimanfaatkan lagi. Karena kondisi Elsari saat ini telah mempunyai nilai retur sebesar 7.4% sehingga nilai total retur yang sebenarnya terjadi sebesar 5.18% ditambah 7.4% atau sebesar 12.58% dimana retur ini akhirnya menjadi wasted product (Gambar 10).

(37)

189,635,741 113,236,973 73,035,877 28,409,446 -19,654,958 -45,408,716 151,980,937 227,290,546 -100,000,000 -50,000,000 0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8

Persentase Penambahan (Penurunan) Penjualan (%)

NP V ( Rp .) Posisi Elsari NPV

Gambar 9. Sensitivitas Kriteria NPV terhadap Persentase Penambahan (Penurunan) Penjualan (Titik acuan : Kondisi Elsari Sekarang)

Rp267,157,761 Rp166,014,408 Rp59,660,721 Rp(70,949,473) Rp227,290,546 Rp189,635,741 Rp151,980,937 Rp113,236,973 Rp73,035,877 Rp28,409,446 113,236,973 Rp(45,408,716) Rp(19,654,958) -100,000,000 -50,000,000 0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 300,000,000 -20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00

Persentase Kenaikan (Penurunan) Penjualan(%)

NP V ( R p .) Posisi Elsari

Penurunan Omzet Penjualan (dilihat secara keseluruhan)

Penurunan penjualan (ditinjau dari titik awal kondisi Elsari skrg)

Gambar 10. Sensitivitas Kriteria NPV terhadap Presentase Penurunan Omzet Penjualan (Kenaikan Waste Product) dari Dua Titik Peninjauan

(38)

Pada Gambar 10 terlihat adanya translasi dari Grafik Penurunan Penjualan dengan acuan Kondisi Elsari sekarang (label S ∆ S) kepada Grafik Penurunan Penjualan secara keseluruhan (label S ◊ S). Kondisi Elsari terlihat pada Grafik dengan Label Kotak, . Besarnya translasi sama dengan nilai retur yang terjadi pada Elsari saat ini yaitu 7.4%. Kondisi ‘lancar’ dalam grafik diwakili dengan Label Lingkaran,Ο, pada sumbu ordinat dan berada di atas kondisi Elsari. Hal ini menunjukkan bahwa apabila masalah penjualan dapat teratasi − dimana di dalam kasus ini diikuti dengan retur yang berakibat pada produk terbuang (wasted product) − maka akan diperoleh kenaikan keuntungan yang cukup signifikan.

Gambar 11 merupakan perluasan dari Gambar 9 dimana pada gambar ini ditambahkan Grafik Sensitivitas terhadap Kenaikan Harga Bahan Baku (label S ∆ S ) dengan titik awal Kondisi Elsari sekarang. Kenaikan Harga Bahan Baku menyebabkan nilai NPV menurun. Nilai NPV negatif terjadi pada saat kenaikan harga bahan baku melebihi 12.14%.

73,035,877 28,409,446 -19,654,958 -45,408,716 60,765,940 41,628,121 22,213,856 -29,598,580 54,163,185 -12,309,851 113,236,973 151,980,937 189,635,741 227,290,546 70,150,786 79,121,858 96,383,709 113,236,973 -100,000,000 -50,000,000 0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 -10 -5 0 5 10 15 20

Kenaikan Harga Bahan Baku dan/atau Penurunan Omzet Penjualan

(%) N PV ( R p .) Posisi Elsari

Penurunan Omzet Penjualan

Kenaikan Harga Bahan Baku

Kombinasi 2% Kenaikan Harga Bahan Baku + 2% Penurunan Penjualan Kombinasi 4% Kenaikan Harga Bahan Baku + 4% Penurunan Penjualan

Gambar 11. Sensitivitas Kriteria NPV terhadap: Presentase Kenaikan Bahan Baku dan Presentase Penurunan Omzet Penjualan

(39)

-45,408,716 60,765,940 41,628,121 22,213,856 -29,598,580 113,236,973 28,409,446 73,035,877 113,236,973 70,150,786 79,121,858 96,383,709 113,236,973 54,163,185 -12,309,851 -100,000,000 -50,000,000 0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 0 5 10 15 20

Persentase Kenaikan Harga Bahan Baku dan/atau

Persentase Penurunan Omzet Penjualan (%)

NPV (Rp.)

Posisi Elsari

Penurunan Omzet Penjualan

Kenaikan Harga Bahan Baku

Kombinasi 2% Kenaikan Harga Bahan Baku + 2% Penurunan Penjualan Kombinasi 4% Kenaikan Harga Bahan Baku + 4% Penurunan Penjualan

Gambar 12. Perbandingan Sensitivitas Kriteria NPV terhadap : Presentase Kenaikan Bahan Baku, Presentase Penurunan Omzet Penjualan dan Kombinasi Keduanya

Gambar 12 merupakan cara lain untuk membandingkan besarnya pengaruh dari masing-masing grafik sensitivitas. Hal yang perlu diperhatikan adalah absis dari gafik tersebut bernilai positif, sehingga nilai penurunan omzet penjualan 5% mempunyai arti negatif yaitu penambahan omzet penjualan sebanyak -5%, nilai penurunan omzet penjualan 10% mempunyai arti penambahan omzet penjualan sebanyak -10%, demikian seterusnya.

Dengan disatukannya ketiga grafik tersebut dalam satu kuadran/gambar dimaksudkan untuk mempermudah melihat perbandingan diantara ketiga grafik (tiga kondisi) tersebut dengan lebih jelas.

Pada Gambar 12 tersebut terlihat grafik kenaikan harga bahan baku (label S ∆ S) mempunyai gradien yang lebih landai daripada grafik penurunan omzet penjualan ( S ◊ S ). Hal ini memperlihatkan penurunan omzet penjualan lebih sensitif terhadap perubahan variabel pada ordinat yaitu NPV daripada kenaikan bahan baku. Pada nilai (mutlak) presentase

(40)

yang sama, diperoleh nilai NPV akibat penurunan omzet penjualan lebih kecil daripada akibat perubahan kenaikan bahan baku. Kondisi kombinasi yaitu terjadi kenaikan bahan baku sebesar 2% dan penurunan omzet penjualan sebesar 2% terlihat pada grafik dengan satu label segitiga di kiri bawah. Sedangkan untuk kondisi kombinasi kenaikan bahan baku sebesar 4% disertai penurunan omzet penjualan sebesar 4% ditandai dengan label lingkaran di kiri bawah. Kondisi dimana terjadinya kombinasi dua variabel tersebut (Kondisi C) menyebabkan pengaruh yang lebih besar/signifikan dibandingkan pengaruh bila hanya masing-masing variabel terjadi (Kondisi A dan Kondisi B). Trend ini berlaku untuk Gambar 12 s.d Gambar 14. Kondisi Elsari saat ini (Kondisi E) terlihat pada satu label segiempat di kiri atas gambar.

Gambar 13 memperlihatkan hal yang sama dengan Gambar 13, yang membedakan yaitu ordinat dari gambar merupakan nilai IRR. Pengaruh penurunan omzet penjualan (kondisi B) lebih signifikan dibandingkan dengan kenaikan harga bahan baku (Kondisi A). Keterangan label sama dengan keterangan label pada gambar-gambar sebelumnya.

66.81 -1.71 59.42 51.90 48.02 43.98 35.78 27.48 5.20 41.16 12.65 66.81 49.28 30.12 -10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 0 5 10 15 20

Persentase Kenaikan Bahan Baku dan/atau

Persentase Penurunan Omzet Penjualan (=penambahan wasted product) (%)

IR

R (

%)

Posisi Elsari

Penurunan Omzet Penjualan (=penambahan wasted product)

Kenaikan Bahan Baku

Kombinasi 2% kenaikan Bahan Baku + 2% Penurunan Penjualan

Kombinasi 4% kenaikan Bahan Baku + 4% Penurunan Penjualan

Gambar 13 Perbandingan Sensitivitas Kriteria IRR terhadap: Presentase Kenaikan Harga Bahan Baku, Presentase Penurunan Omzet Penjualan dan Kombinasi Keduanya

(41)

1.45 0.70 1.36 1.28 1.24 1.20 1.10 1.01 0.77 1.16 0.85 1.04 1.25 1.45 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 0 5 10 15 20

Persentase Kenaikan Bahan Baku dan/atau

Persentase Penurunan Omzet Penjualan (%) B/ C Rati o (ti mes ) Posisi Elsari

Penurunan Omzet Penjualan

Kenaikan Bahan Baku

Kombinasi 2% kenaikan Bahan Baku + 2% Penurunan Penjualan

Kombinasi 4% kenaikan Bahan Baku + 4% Penurunan Penjualan

Gambar 14 Perbandingan Sensitivitas Kriteria B/C Ratio terhadap: Presentase Kenaikan Harga Bahan Baku, Presentase Penurunan Omzet Penjualan dan Kombinasi Keduanya

Gambar 14 adalah analisis sensitivitas untuk kriteria investasi Benefit-Cost ratio. Gambar 14 menceritakan hal yang sama dengan gambar-gambar sebelumnya dimana Kondisi B lebih berpengaruh dari Kondisi A. Kondisi Elsari sekarang (Kondisi E) diwakili dengan label kotak, , di kiri atas.

Jumlah produk yang terbuang (wasted product) dalam analisa ini sama dengan jumlah retur (sales return) karena retur tersebut tidak bisa dijual kembali, sedangkan barang retur terjadi akibat penurunan penjualan. Dengan demikian persentase produk yang terbuang karena rusak/basi berbanding lurus dengan persentase penurunan penjualan produk yang tidak laku. Dilihat dari Grafik Penurunan Omzet Penjualan dampak dari penurunan penjualan produk (yang berarti pula jumlah persentase wasted product) lebih signifikan dibandingkan dengan kenaikan harga bahan baku. Gradient Grafik Penurunan Omzet Penjualan lebih curam dibandingkan dengan Grafik Kenaikan Harga Bahan Baku sehingga perubahan sedikit saja pada sumbu horisontal (absis) akan menyebabkan

Gambar

Tabel  19  Tanggapan Konsumen atas Kemudahan
Tabel 30  Tanggapan Konsumen atas Produk Brownies yang  Merupakan Saingan Terdekat Elsari
Tabel 34   Umur Ekonomis Aset Industri Kecil Brownies Elsari  Nama Barang  Umur  Ekonomis  Barang  Harga satuan ( x Rp
Tabel 35   Investasi  Industri Kecil Brownies Elsari per Tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kertas daur ulang dapat menjadi salah satu solusi untuk menjaga lingkungan, sebab pembuatan kertas daur ulang selain dapat dibuat dari serat alami dapat pula menggunakan kertas

Pada pengujian validasi credit card , diperoleh hasil yaitu hanya user dengan nomer account credit card terdaftar pada database admin dan masih dalam masa berlaku

Apabila kaum idealis mencoba mencapai sasaran ilmu hubungan internasional dengan mengandalkan diri pada peranan hukum internasioanl dan organisasi internasional,

Banyak ilmuwan melihat bahwa penyebab utama kerusakan terumbu karang adalah manusia (anthropogenic impact), misalnya melalui kegiatan tangkap lebih

Pada dasarnya olahan singkong dalam industri dapat digolongkan menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong (tape/peuyem), singkong yang dikeringkan (gaplek) dan tepung singkong

Dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat dan pemikiran untuk mengetahui penerapan standar pembelaan diri yang menjadi pertimbangan penjatuhan

Elemen juga dapat berisi “kosong” atau tidak berisi teks, seperti HTML, XML dimulai dengan tag pembuka dan penutup.. Sebuah elemen kosong dituliskan

Melalui analisis dan pembahasan di atas yang dapat disimpulkan adalah melalui pendekatan indeks maqasid syariah yang terdiri dua indikator dalam pengukuran, yaitu