• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah dan terumbu dan karang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah dan terumbu dan karang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

makalah terumbu karang

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan terbesar dan secara geografis terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, keanekaragaman hayati laut Indonesia tak tehitung jumlahnya. Terumbu karang Indonesia sangat beraneka ragam dan memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik pada garis pantai tetangga sekitarnya. Oleh karena itu harus dilindungi dan dikembangkan secara terus menerus baik untuk kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya baik secara fisik juga biologis. Akibat kombinasi dampak negatif langsung dan tidak langsung pada terumbu karang Indonesia, sebagian besar terumbu karang di wilayah Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan yang sangat parah. Bagaimanapun juga, tekanan terhadap keberadaan terumbu karang paling banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Peningkatan kegiatan manusia sepanjang garis pantai semakin memperparah kondisi terumbu karang.Oleh karena itu merupakan kebutuhan mendesak untuk menerapkan konservasi dan rencana-rencana pengelolaan yang baik untuk melindungi terumbu karang dari kerusakan yang semakin parah. Langkah dan kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi ancaman terhadap terumbu karang di Indonesia adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya menjaga kelestarian terumbu karang dan meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam menjaga kelestarian terumbu karang di Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana kondisi terumbu karang di Indonesia.

2. Apa penyebab – penyebab kerusakan yang terjadi pada terumbu karang di Indonesia dan

bahayanya terhadap lingkungan hidup.

3. Apa saja upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan terumbu karang dari

kerusakan .

(2)

1. Dapat mengetahui kondisi terumbu karang di Indonesia.

2. Mempelajari mengenai fungsi dan manfaat terumbu karang.

3. Dapat mengetahui sebab – sebab kerusakan terumbu karang yang selama ini terjadi dan

dampaknya bagi lingkungan.

4. Dapat mengetahui hal – hal apa saja yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan terumbu

karang.

1.4 Kegunaan Penulisan

Dari hasil karya tulis ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat. Pertama, dapat memberi gambaran kondisi terumbu karang di Indonesia yang sudah sangat memprihatinkan. Kedua, dapat memberi informasi mengenai terumbu karang, baik fungsi dan manfaatnya bagi masyarakat. Ketiga, penyebab kerusakan terumbu karang yang selama ini telah terjadi di perairan Indonesia. Keempat, dapat mengetahui dan ikut serta dalam upaya penyelamatan lingkungan, khususnya terumbu karang. Kelima, dapat meningkatkan kesadaran serta ikut terlibat dalam menjaga kelestarian terumbu karang di Indonesia.

1.5 Metodologi penulisan

(3)

BAB II

TERUMBU KARANG 2.1 Pengertian Terumbu Karang

(4)

Gmb. Jaring makanan ekosistem Terumbu karang (www. blueseafer.wordpress.com)

Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.

Kondisi Optimum

Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC. Terumbu

karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang. Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya.

2.2.1 Jenis-Jenis Terumbu Karang 2.2.1.1 Berdasarkan letak

a. Terumbu karang tepi ( fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

b. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

(5)

gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

c. Terumbu karang cincin ( atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua).

d. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh).

2.2.1.2 Berdasarkan Zonasi

a. Terumbu yang menghadap angin

Terumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: Windward reef) Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur. Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di bagian atas teras terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.

(6)

Terumbu yang membelakangi angin (Leeward reef) merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.

2.2.1.3 Berdasarkan kepada Kemampuan memproduksi Kapur

a. Karang hermatipik

Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan didaerah tropis. Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat fototeopik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut.

b. Karang ahermatipik.

(7)

2.2.1.4 Berdasarkan Bentuk dan Tempat Tumbuh

a. Terumbu (reef)

Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya

dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang masuh hidup) di laut dangkal.

b. Karang (koral)

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum

Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip. Dalam proses pembentukan terumbu karang maka karang batu (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu. Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas.

c. Karang terumbu

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang menghasilkan kapur. Karang terumbu berbeda dari karang lunak yang tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang merupakan batu

cadas atau batuan vulkanik.

d. Terumbu karang

Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang

hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, Polikhaeta,

(8)

2.2.2 Kondisi Yang Baik Bagi Terumbu Karang

Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu 21° - 29° C. Masih dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya akan sangat lambat. Karena itulah terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang dilewari aliran arus hangat dari daerah tropis seperti Florida, Amerika Serikat dan bagian selatan Jepang. Karang membutuhkan perairan dangkal dan bersih yang dapat ditembus cahaya matahari yang digunakan oleh zooxanthellae untuk ber-fotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada kedalaman 18 - 29 m sangat lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman lebih dari 90 m. Karang memerlukan salinitas yang tinggi untuk tumbuh, oleh karena itu, di sekitar mulut sungai atau pantai atau sekitar pemukiman penduduk akan lambat karena karang membutuhkan perairan yang kadar garamnya sesuai untuk hidup.

2.3 Fungsi Terumbu Karang

1. Pelindung ekosistem pantai.

Terumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.

2. Terumbu karang sebagai penghasil oksigen.

Terumbu karang memiliki kemampuan untuk memproduksi oksigen sama seperti fungsi hutan di daratan, sehingga menjadi habitat yang nyaman bagi biota laut.

3. Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup.

Terumbu karang menjadi tempat bagi hewan dan tanaman yang berkumpul untuk mencari makan, berkembang biak, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya terumbu karang mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan maupun mata pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu karang yang sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 300 juta orang di dunia menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang

4. Sumber obat-obatan.

Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini sudah banyak dilakukan berbagai penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai penyakit.

(9)

Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan pada kegiatan diving, karena variasi terumbu karang yang berwarna-warni dan bentuk yang memikat merupakan atraksi tersendiri bagi wisatawan baik asing maupun domestik. Diperkirakan sekitar 20 juta penyelam, menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun. Hal ini dapat memberikan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar.

6. Daerah Penelitian

Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahuinya.

7. Mempunyai nilai spiritual

Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting. Laut yang terjaga karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung kekayaan spiritual ini.

Menurut Moberg and Folke (1999) dalam Cesar (2000) menyatakan bahwa fungsi ekosistem terumbu karang yang mengacu kepada habitat, biologis atau proses ekosistem sebagai penyumbang barang maupun jasa. Untuk barang merupakan yang terkait dengan sumberdaya pulih seperti bahan makanan yaitu ikan, rumput laut dan tambang seperti pasir, karang. Sedangkan untuk jasa dari ekosistem terumbu karang dibedakan :

1. Jasa struktur fisik sebagai pelindung pantai.

2. Jasa biologi sebagai habitat dan dan suport mata rantai kehidupan. 3. Jasa biokimia sebagai fiksasi nitrogen.

4. Jasa informasi sebagai pencatatan iklim.

5. Jasa sosial dan budaya sebagai nilai keindahan, rekrasi dan permainan

2.4 Manfaat dari Terumbu Karang

(10)

b. Pemanfaatan secara tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.

Menurut Suprihayono (2000) beberapa aktivitas pemanfaatan terumbu karang yaitu :

1. Perikanan terumbu karang

Masalah perikanan merupakan bagian dari ekosistem bahkan keanekaragaman karang dapat mencerminkan keanekaragaman jenis ikan. Semakin beragam jenis terumbu karang akan semakin beraneka ragam pula jenis ikan yang hidup di ekosistem tersebut. Oleh karena itu masalah perikanan tidak bisa diabaikan pada pengelolaan ekosistem terumbu karang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk saaat ini maka jumlah aktivitas penangkapan ikan di ekosistem terumbu karang juga meningkat. Apabila hal ini dilakukan secara intensif, maka kondisi ini memungkinkan terjadinya penurunan stock ikan di ekosistem terumbu karang. Keadaan ini akan memakan waktu lama untuk bisa pulih kembali. Pengelolaan yang efektif harus didasarkan pada pengetahuan biologis target spesies, sehingga teknik penangkapan yang tepat dapat ditentukan. Pengelolaan terumbu karang ini cenderung lebih banyak ditekankan pada pengambilan karang atau aktivitas manusia seperti pengeboman ikan karang, dan yang lainnnya secara tidak langsung dapat merusak karang.

2. Aktivitas Pariwisata Bahari

Untuk menjaga kelestarian potensi sumberdaya hayati daerah-daerah wisata bahari, maka di Indonesia telah dibentuk suatu kerja sama pengembangan kepariwisataan (Touris Development Cooperation) yang modalnya berasal dari para investor lokal, pemerintah lokal dan regional dan masyarakat Badan Kerjasama Pariwisata dapat dijumpai di Nusa Dua Bali dan Manado. Adapun tugas badan ini diantaranya adalah

a. Menjaga daya tarik masyarakat terhadap pengembangan pariwisata.

b. Membantu pengusaha menempati kebijaksanaan pemerintah.

c. Pengadaaan dana pinjaman untuk pembangunan infra struktur.

d. Pemanfaatan taman laut untuk tujuan wisata pada umumnya diperoleh melalui agen- agen

(11)

aktivitas mereka sering menimbulkan hal hal yang tidak diinginakan atau bertentangan dengan nilai estetika atau carrying capacity lingkungan laut.

3. Aktivitas Pembangunan Daratan

Aktivitas pembangunan di daratan sangat menentukan baik buruknya kesehatan terumbu karang. Aktivitas pembangunan yang tidak direncanakan dengan baik di daerah pantai akan menimbulkan dampak terhadap ekosistem terumbu karang. Beberapa aktivitas seperti pembukaan hutan mangrove, penebangan hutan, intensifikasi pertanian, bersama-saa dengan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) yang jelek umumnya akan meningkatkan kekeruhan dan sedimentasi di daerah terumbu karang.

4. Aktivitas Pembangunan di Laut

(12)

BAB III

KONDISI TERUMBU KARANG DI INDONESIA

3.1 Persebaran dan Kondisi Terumbu Karang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang garis pantai lebih dari 95.000 km, serta lebih dari 17.000 pulau. Terumbu karang yang luas melindungi kepulauan Indonesia. Diperkirakan luas terumbu karang di Indonesia sekitar 51.000 km2. Ini belum

(13)

(www. blueseafer.wordpress.com) (sumber : www.tumblr.com)

3.2 Penyebab Kerusakan Terumbu Karang

Sejak dahulu penduduk yang tinggal di dekat pantai berhubungan dengan terumbu karang dalam kondisi yang harmonis. Namun dalam beberapa waktu terakhir ini, melalui adanya teknologi baru dan naiknya permintaan terhadap produksi laut menyebabkan terumbu karang menjadi obyek dari perusakan yang serius. Banyak ilmuwan melihat bahwa penyebab utama kerusakan terumbu karang adalah manusia (anthropogenic impact), misalnya melalui kegiatan tangkap lebih (over-exploitation) terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang merusak (seperti potassium cyanide, bom ikan, muro ami dan lain-lain), erosi, polusi industri dan mismanajemen dari kegiatan pertambangan telah merusak terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung. Akar permasalahan dari timbulnya ulah manusia untuk merusak terumbu karang adalah :

a. Kependudukan dan Kemiskinan

b. Tingkat Konsumsi Berlebihan dan Kesenjangan Sumber daya Alam

c. Kelembagaan dan Penegakan Hukum

d. Rendahnya Pemahaman tentang Ekosisteme.

e. Kegagalan sistem Ekonomi dan Kebijakan dalam Penilaian Ekosistem

3.2.1 Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pembangunan di Wilayah Pesisir

(14)

kecil. Dampak tersebut dapat berupa ancaman terhadap penurunan populasi, keanekaragaman biota, serta kerusakan ekosistem dan pantai.

Jenis ancaman gangguan sumberdaya alam pesisir di provinsi bengkulu dapat dibedakan dari faktor penyebab yaitu ancaman ekploitasi dan ancaman pencemaran serta kerusakan akibat pembangunan. Ancaman akibat kegiatan ekploitasi meyebabkan degradasi beberapa sumber daya alam diantaranya kerusakan terumbu karang, penurunan populasi ikan,pengurangan habitat hutan bakau dan padang lamun. Kerusakan terumbu karang dan penurunan ikan karang disebabkan pengboman karang. Penurunan ekosistem bakau disebabkan penebangan pohon dan pembukaan lahan tambak.

Ancaman akibat aktivitas pembangunan berupa fisik seperti pengerukan dan pengurungan, limbah pencemaran dan konversi lahan.meningkatnya kerusakan terumbu karang , dewasa ini telah mengkhawatirkan banyak kalangan, karena dengan rusaknya terumbu karang akan banayak mempengaruhi status keanekaragaman hayati laut yang kita miliki selama ini. Kerusakan terumbu karang terutama diakibatkan oleh aktivitas manusia, seperti penggunaan bahan peladek, pen ggunaan sianida, untuk menangkap ikan, sedimentasi dan pencemaran. Pemnafaatan potensi terumbu karang tidak jarang hanya berpegang pada salah satu fungsi yang lain yaitu sebagai penyokong kehidupan dan sosial budaya.

3.2.2 Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pencemaran 3.2.2.1 Pencemaran Laut

Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang antara lain pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal. Produk-produk minyak bumi dan kimia lain yang dibuang di dekat perairan pantai, pada akhirnya akan mencapai terumbu karang. Bahan-bahan pencemar ini akan meracuni polip karang dan biota laut lainnya. Kerusakan ekositem terumbu karang tidak terlepas dari aktivitas manusia baiok di daratan maupun pada ekosistem peseisir dan lautan kegiatan manusia baik di daratan seperti industri, pertanian, rumah tangga akhir nya kana dapat ma imbulkan dampak negatif bukan saja pada perairan tetapi juga pada ekosdistem terumbu karang atau pesisir dsan lautan.

(15)

Peta Terumbu Karang Yang terancan dari Pencemaran dari Air Laut 3.2.2.2 Sedimentasi dan Pencemaran Darat

Penebangan hutan, perubahan tata guna lahan, dan praktek pertanian yang buruk, semuanya menyebabkan peningkatan sedimentasi dan masuknya unsur hara ke daerah tangkapan air. Sedimen dalam kolom air dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan karang, atau bahkan menyebabkan kematian karang. Kandungan unsur hara yang tinggi dari aliran sungai dapat merangsang pertumbuhan alga yang beracun. Konstruksi di daratan dan sepanjang pantai, penambangan atau pertanian di daerah aliran sungai ataupun penebangan hutan tropis menyebabkan tanah mengalami erosi dan terbawa melalui aliran sungai ke laut dan terumbu karang. Kotoran-kotoran, lumpur ataupun pasir-pasir ini dapat membuat air menjadi kotor dan tidak jernih lagi sehingga karang tidak dapat bertahan hidup karena kurangnya cahaya. Hutan mangrove dan padang lamun yang berfungsi sebagai penyaring juga menjadi rusak dan menyebabkan sedimen dapat mencapai terumbu karang. Penebangan hutan mangrove untuk keperluan kayu bakar dapat merubah area hutan mangrove tesebut menjadi pantai terbuka. Dengan membuka tambak-tambak udang dapat merusak tempat penyediaan udang alami.

Pengaruh Sedimentasi pada perkembangan terumbu karang yang tersebar di lautan 3.2.2.3 Aliran Drainase

Aliran drainase yang mengandung pupuk dan kotoran yang terbuang ke perairan pantaiyang mendorong pertumbuhan algae yang akan menghambat pertumbuhan polip karang, mengurangi asupan cahaya dan oksigen. Penangkapan secara berlebihan membuat masalah ini bertambah buruk karena ikan-ikan yang biasanya makan algae juga ikuk tertangkap.

(16)

Kapal-kapal penangkap ikan seringkali menggunakan Sianida dan racun-racun lain untuk menangkap ikan karang yang berharga. Metode ini acap digunakan untuk menangkap ikan-ikan tropis untuk akuarium dan sekarang digunakan untuk menangkap ikan-ikan-ikan-ikan sebagai konsumsi restoran-restoran yang memakai ikan hidup.

3.2.3 Eksploitasi

Penangkapan ikan secara berlebihan memberikan dampak perubahan pada ukuran, tingkat kelimpahan, dan komposisi jenis ikan. Hal itu disebabkan ikan turut berperan di dalam mencapai keseimbangan yang harmonis di dalam ekosistem terumbu karang. Penangkapan besar-besaran akan menyebabkan terumbukarang menjadi rapuh terhadap gangguan dari alam maupun gangguan dari kegiatan manusia.Penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan pengeboman ikan merupakan praktek yang umum dilakukan, yang memberikan dampak sangat negatif bagi terumbu karang. Penangkapan ikan dengan racun akan melepaskan racun sianida ke daerah terumbu karang, yang kemudian akan membunuh atau membius ikan-ikan. Karang yang terpapar sianida berulang kali akan mengalami pemutihan dan kematian. Pengeboman ikan dengan dinamit atau dengan racikan bom lainnya, akan dapat menghancurkan struktur terumbu karang, dan membunuh banyak sekali ikan yang ada di sekelilingnya.

3.2.4 Perubahan Iklim Global

Isu mengenai global warming yang banyak dibicarakan, berdampak besar pada terumbu karang. Peningkatan suhu permukaan laut telah menyebabkan pemutihan karang (bleaching) yang lebih parah dan lebih sering. Peristiwa-peristiwa alam seperti El Nino dan Tsunami juga menyebabkan kerusakan yang serius terhadap kelangsungan hidup terumbu karang.

3.3 Dampak Dari Kerusakan Terumbu Karang

(17)

kesehatan manusia. Ikan yang ditangkap dengan menggunakan racun kemudian di konsumsi sangat membahayakan manusia.

BAB IV

UPAYA-UPAYA UNTUK MENYELAMATKAN TERUMBU KARANG

4.1 Perlunya Kesadaran Manusia

Dalam upaya menyelamatkan terumbu karang, yang paling utama adalah perlunya kesadaran dari manusia untuk menjaga dan melestarikan terumbu karang. Untuk itu, diperlukan pemberian informasi, pengetahuan, dan wawasan mengenai terumbu karang. Fungsi dari terumbu karang, manfaatnya, kondisi dari terumbu karang saat ini, dan apa yang akan terjadi jika kerusakan terumbu karang ini terus berlanjut. Dengan adanya pendidikan mengenai terumbu karang, maka akan ada rasa memiliki sehingga manusia bisa peduli dan melindungi terumbu karang. Beberapa hal berikut yang dapat dilakukan secara individu untuk mengurangi kerusakan terumbu karang :

 Terapkan prinsip 3R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi. Terumbu karang adalah

ekosistem yang sangat peka terhadap perubahan iklim. Kenaikan suhu sedikit saja dapat memicu pemutihan karang (coral bleaching). Pemutihan karang yang besar dapat diikuti oleh kematian massal terumbu karang. Jadi apapun yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak global warming, akan sangat membantu terumbu karang.

 Buang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah ke sungai yang kemudian akan

(18)

 Bergabung dengan organisasi pecinta lingkungan. Saling berbagi ilmu, pendapat, dan Pemerintah sebagai pengatur dan pengawas masyarakat. Pemerintah dapat menetapkan kebijakan dan peraturan-peraturan untuk menyelamatkan terumbu karang. Membuat rencana-rencana perbaikan lingkungan yang sudah rusak dan mencegah kerusakan terumbu karang. Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi lingkungan untuk menjaga kelestarian terumbu karang. Misalnya melakukan kampanye-kampanye lingkungan hidup bekerjasama dengan media-media atau organisasi seperti National Geographic Indonesia, WWF Indonesia, Yayasan Reef Check Indonesia, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Yayasan TERANGI (Terumbu Karang Indonesia) dan lainnya untuk mengawasi kelangsungan hidup terumbu karang. Baik mengawasi eksploitasi karena ulah manusia, pertumbuhan terumbu karang yang sedang direstorasi, dan pengawasan daerah terumbu karang yang terancam di Indonesia. Upaya restorasi adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah terdegradasi kembali menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya sedangkan tujuan utama restorasi terumbu karang adalah untuk peningkatan kualitas terumbu yang terdegradasi dalam hal struktur dan fungsi ekosistem. Mencakup restorasi fisik dan restorasi biologi. Restorasi fisik lebih mengutamakan perbaikan terumbu dengan fokus pendekatan teknik, dan restorasi biologis yang terfokus untuk mengembalikan biota berikut proses ekologis ke keadaan semula. Pemerintah harus benar-benar merealisasikan upaya-upaya untuk menyelamatkan terumbu karang. Pemerintah perlu bersikap tegas mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi dan berusaha dengan sebaik-baiknya melindungi terumbu karang yang juga merupakan aset negara.

4.3 Upaya Perlindungan Lingkungan Secara Global

(19)

sama terhadap kerusakan lingkungan. Banyak deklarasi-deklarasi yang disepakati oleh banyak negara dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Begitu pula dengan menyelamatkan terumbu karang. Telah banyak kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui oleh banyak negara untuk bekerja sama dalam menjaga lingkungan. Yang paling terakhir dilakukannya World Ocean Conference (WOC) atau disebut juga Manado Ocean Declare pada tanggal 11-15 Mei 2009 di Manado. Deklarasi ini disepakati oleh 61 negara, termasuk negara-negara Coral Triangle Initiative Summit yang merupakan kawasan yang kaya akan terumbu karang. Dalam deklarasi ini disepakati komitmen bersama mengenai penyelamatan lingkungan laut dari ancaman global warming dan komitmen program penyelamatan lingkungan laut secara berkelanjutan di tiap negara. Kampanye lingkungan hidup seperti ini sangat baik bagi upaya penyelamatan lingkungan. Apalagi dilakukan secara global yang menjaring banyak pihak sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih cepat dan lebih baik lagi.

(www.id.wikipedia.org/terumbu-karang)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Terumbu karang merupakan organisme yang sangat peka terhadap perubahan –perubahan yang terjadi pada lingkungan di sekitar nya, dengan sifat nya menjadikan organisme ini sangat rentan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh manusia maupun secara alami.

Ekosistem terumbu karang di laut sangat penting. Karena terumbu karang merupakan tempat hidup dan tempat mencari makan dari berbagai jenis ikan yang ada di laut. Terumbu karang juga menjaga kelestarian dari luat, bila terumbu karang rusak maka ekosistemnya akan rusak. Pemulihan terumbu karang yang rusak sangatlah lama memerlukan waktu ratusan taun untuk menumbuhkan terumbu karang agar dapat menjadi tempat yang baik untuk hidup ikan.

(20)

pengerukan,pemanasan global, pencemaran perairan laut dan tata kelola tempat eisata bahari yang tida lestari

Beberapa upaya yang dilakukan dalam usaha pemulihan terumbu karang diantaranya adalah Zonasi, rehabilitasi, peningkatan ikan karang dan mengurangi alga hidup yang bebas

5.2 Saran

a. Perlu di tingkatkan kesadaran masyarakat, khususnya yang berada di daerah pesisir pantai

b. Tidak membuang sampah sembarangan

c. Pemerintah arus lebih tegas dalam menegakkan hukum

DAFTAR PUSTAKA

www.id.wikipedia.org/wiki/Terumbu _ karang

www.goblue.or.id/tentang-terumbu - karang

www.terangi.or.id/publications/pdf/biologikarang .pdf

www.oseanografi.blogspot.com/2005/07/terumbu - karang .html www.wetlands.or.id/PDF/Profil%20Weh-Sabang.pdf

http://web.ipb.ac.id/~dedi_s/index.php?option=com

Pujiatmoko. 2009. Pembahasan restorasi terumbu karang di Indonesia. http://atanitokyo.blogspot.com/ 2009/01/pembahasan-restorasi-terumbu-karang-di.html. 10 September 2009.

Wikipeedia. 2009. Terumbu

karang .http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang#Terumbu_atau_Reef.3

Dahuri R, Rais Y, Putra S, G, Sitepu, M.J, 2001. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan secara Terpadu. PT Pradnya Paramita. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

• Bahwa berdasarkan pada keseluruhan pertimbangan hukum tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Tergugat dalam menerbitkan obyektum litis secara

Hasil penelitian menunjukan bahwa tepung tempe dan virgin coconut oil (VCO) memberi pengaruh berbeda nyata (signifikan) terhadap kadar lemak, protein, volume

Pelatihan dilaksanakan di tempat tersebut dengan pertimbangan, yaitu: (1) kedua kelompok mitra belum memiliki alat dan lokasi finishing, (2) lokasi adalah milik

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0.675, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kuat antara variabel harga (X1), pelayanan

 Nifedipine kerja cepat tidak dianjurkan oleh FDA untuk terapi hipertensi urgensi karena dapat menurunkan tekanan darah yang mendadak dan tidak dapat

2 Hasil temuan empiris pada olah data yang dilakukan pada penelitian sebagai berikut; Variabel kapital, tenaga kerja, keterbukaan ekonomi dan investasi asing langsung berpengaruh

MAHASISWA DALAM PENGISIAN KRS HARUS MENGISI KELAS SUPAYA NAMANYA TERCANTUM DALAM DAFTAR ABSEN KULIAH MAUPUN DAFTAR ABSEN

Tabel 5.9 Crosstabulation Faktor Nafsu Makan terhadap Pertumbuhan Berat Badan Pada Balita di Wilayah Puskesmas Kota