• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa sub-struktur 2 dilakukan untuk melanjutkan tahap penelitian selanjutnya dalam skripsi ini, setelah sebelumnya telah didapatkan sub-struktur 1 yang didalamnya terdapat analisa pengaruh dan analisa jalur yang menggunakan variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), dan role challenges of ethics officer (Y). Analisa sub-struktur 2 memuat seluruh variabel tersebut dengan adanya tambahan 1 variabel baru, yaitu variabel kinerja ethics officer (Z).

4.5.1. Analisa Pengaruh

Hasil dari analisa pengaruh dan analisa jalur yang telah dilakukan didalam substruktur 1 menunjukkan adanya hubungan atau keterkaitan diantara variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), dan role challenges of ethics officer (Y). Untuk melengkapi penelitian skripsi ini, pada tahap sub-struktur 2

ini akan dilihat bagaimana sebenarnya ketiga variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel kinerja ethics officer(Z) dengan melakukan analisa pengaruh dan analisa jalur.

Proses untuk menyusun sub-struktur kedua dari penelitian ini adalah :

Analisa Pengaruh : melakukan analisa pengaruh antara variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), danrole challenges of ethics officer (Y) dengan kinerja ethics officer(Z) Analisa pengaruh antar variabel X dengan Z :

• Uji pengaruh antara kompetensi pribadi (X1) dengan kinerja ethics officer(Z).

• Uji pengaruh antara faktor – faktor individual (X2) dengan kinerja ethics officer (Z).

Analisa pengaruh antar variabel Y dengan Z :

Uji pengaruh antararole challenges of ethics officer (Y) dengan kinerjaethics officer (Z).

1. Analisa pengaruh kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) serta role challenges of ethics officers (Y) terhadap kinerja ethics officer (Z).

Untuk menganalisa pengaruh kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2)serta Role Challenges of Ethics Officers (Y) terhadap kinerja ethics officer(Z)

digunakan bantuan SPSS 17. Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.18 Korelasi Pearson X1, X2, Y dan Z

Z X1 X2 Y Pearson Correlation Z 1.000 .764 .744 .715 X1 .764 1.000 .639 .679 X2 .744 .639 1.000 .724 Y .715 .679 .724 1.000 Sig. (1-tailed) Z . .000 .000 .000 X1 .000 . .000 .000 X2 .000 .000 . .000 Y .000 .000 .000 . N Z 60 60 60 60 X1 60 60 60 60 X2 60 60 60 60 Y 60 60 60 60

Sumber : Hasil Penelitian, 2012.

Selanjutnya dilihat hubungan bivariat antara variabel X1, X2,dan Y dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan dua arah antara dia

variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain. Dengan melihat tabel 4.13.

2. Korelasi kompetensi pribadi (X1) dan kinerja ethics officer (Z) adalah (rx1z) = 0.764. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.

Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat hubungan yang dimiliki antara variabel kompetensi pribadi (X1) dengan variabel kinerja ethics officer (Z) berdasarkan tabel 4.15

Hipotesis:

Ho :kompetensi pribadi (X1) tidak memiliki hubungan yang signifikan secara parsial dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha :kompetensi pribadi (X1)memiliki hubungan yang signifikan dengankinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Kesimpulan:

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Melalui uji signifikansi tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara kompetensi pribadi (X1) dan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria

Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.764 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Sehingga jika nilai dari variabel kompetensi pribadi (X1) naik, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya jika nilai dari variabel kompetensi pribadi (X1) turun, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer(Z) juga akan turun. Dengan begitu dapat diartikan bahwa faktor – faktor seperti business knowledge yang menyangkut pengetahuan/wawasan tentang visi, misi, dan bisnis yang dijalankan perusahaan dan techinal knowledge yang menyangkut tentang keahlian/skill yang dimiliki oleh ethics officer dalam hal pengawasan dan mengelola masalah etika didalam perusahaan mempengaruhi keefektivitasan kinerjanya didalam organisasi/perusahaan.

3. Korelasi faktor – faktor individual(X2) dan Kinerja ethics officer(Z) adalah (rx2z) = 0.744. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.

Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat hubungan yang dimiliki antara variabel faktor – faktor

individual (X2) dengan variabel kinerja ethics officer(Z) berdasarkan tabel 4.13

Hipotesis:

Ho :faktor – faktor individual(X2) tidak memiliki hubungan yang signifikan secara parsial dengan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha : faktor – faktor individual (X2)memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Kesimpulan:

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.744 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Melalui uji signifikansi tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara faktor – faktor individual(X2) dan kinerja ethics officer(Z)pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.744 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Sehingga jika nilai dari variabel faktor – faktor individual(X2) naik, maka nilai dari variabel kinerja ethics

officer(Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya jika nilai dari variabel faktor – faktor individual (X2) turun, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z) juga akan turun. Dengan begitu dapat diartikan bahwa faktor – faktor seperti locus of control, moral character, dan tolerance of ambiguity didalam diri seorang ethics officer akan mempengaruhi keefektivitasan kinerjanya didalam organisasi/perusahaan.

4. Korelasi role challenges of ethics officer (Y) dan kinerja ethics officer(Z) adalah (ryz) = 0.715. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat hubungan yang dimiliki antara variabelrole challenges of ethics officer (Y) dengan variabel kinerja ethics officer(Z) berdasarkan tabel 4.13

Hipotesis:

Ho :role challenges of ethics officer (Y) tidak memiliki hubungan yang signifikan secara parsial dengan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Ha :role challenges of ethics officer (Y)memiliki hubungan

yang signifikan dengan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.715 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Melalui uji signifikansi tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara role challenges of ethics officer (Y) dan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah.Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.715 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Sehingga jika nilai dari variabel role challenges of ethics officer (Y) naik, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya jika nilai dari variabel role challenges of ethics officer (Y) turun, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z) juga akan turun. Dengan begitu dapat diartikan faktor – faktor hambatan seperti role conflict, role ambiguity, task complexity, dan low task visibility sangat mempengaruhi keberhasilan untuk mewujudkan keefektivitasan kinerja dari ethics officer.

Pada tahap berikut ini, telah didapatkan tabel ANOVA yang didalamnya terdapat variabel Y, X1, dan X2

yang mempunyai peran sebagai predictors dan variabel Z sebagai dependen variable. Tabel ini nantinya akan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan uji lineritas hubungan antar variabel :

Tabel 4.19 ANOVA ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 15.565 4 3.891 38.919 .000a Residual 5.499 55 .100 Total 21.064 59 a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2 b. Dependent Variable: Z

Sumber : Hasil Penelitian (2012)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk melakunan melakukan analisis jalur, terlebih dahulu perlu dilakukan uji lineritas hubungan pada variabel X1,X2,Y dan Z harus dilakukan uji linieritas hubungan antara kelima variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat pada tabel 4.16 (ANOVA).

Hipotesis:

Ho : Hubungan antara variabel bebas kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) sertarole challenges of ethics officers (Y) terhadap variabel terikat kinerja ethics officer (Z)bersifat tidak linier.

Ha : Hubungan antara variabel bebas kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2) sertarole challenges of ethics officers (Y) terhadap variabel terikat kinerja ethics officer(Z)bersifat linier.

Kesimpulan:

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan bahwaHubungan antara variabel bebas kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2) sertarole challenges of ethics officers (Y) terhadap variabel terikat kinerja ethics officer(Z)bersifat linier dengan tingkat kepercayaan 95%. Sehingga asumsi mengenai linieritas hubungan dalam analisa jalur terpenuhi.

4.5.2. Analisa Jalur

Setelah hasil dari analisa pengaruh menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel, maka baru selanjutnya kita dapat melakukan analisa jalur

Setelah melakukan serangkaian tahap di atas, kemudian dilakukan analisa sub-struktur 2 dengan menggunakan analisis jalur yang dilakukan berdasarkan tabel ANOVA, tabel coefficients sebagai berikut :

Tabel 4.20 Coefficients sub-struktur 2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.546 .300 -1.819 .074 X1 .577 .122 .474 4.742 .000 X2 .735 .176 .570 4.182 .000 Y .397 .155 .309 2.565 .013 a. Dependent Variable: Z

Sumber : Hasil Penelitian (2012)

Struktural: X1ZX1 + X2ZX2 + YZY + Zε2

Tabel ANOVA, Tabel Coefficients, dan persamaan strukturan ini akan digunakan untuk membuat analisa jalur pada sub-struktur 2. Analisa yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengujian secara simultan (keseluruhan) antar variabel bebas kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)

serta role challenges of ethics officer (Y) dengan variabel terikat kinerja ethics officer (Z).

Uji secara keseluruhan ditunjukan oleh tabel 4.17. Berdasarkan tabel 4.17 diperoleh hasil sebagai berikut :

Hipotesis:

Ho : kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2) serta role challenges of ethics officer (Y) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha : kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2) serta role challenges of ethics officer (Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Kesimpulan:

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan yang didapat dari hasil tersebut adalah kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2) serta role challenges of ethics officer (Y) memiliki kontribusi yang

signifikan secara simultan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa..

Besarnya pengaruh variabel kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2)serta role challenges of ethics officer (Y) secara simultan terhadap variabel kinerja ethics officer(Z) dapat diketahui dengan melihat nilai R square pada tabel Model Summary, dimana diperoleh nilai R2 = 0.739 = 73.9%. Sehingga variabel kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2), serta role challenges of ethics officer (Y) mempengaruhi variabel kinerja ethics officer(Z) sebesar 73.9% dan sisanya sebesar 26.1% dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel

Y (ρY) = = = 0.510.

2. Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi(X1) dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi yang dimiliki antara variabel kompetensi pribadi (X1) dengan variabel kinerja ethics officer(Z) dengan menggunakan analisa jalur berdasarkan tabel 4.17.

Hipotesis:

Ho : kompetensi pribadi (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha : kompetensi pribadi (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Kesimpulan:

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi pribadi(X1) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.Sesuai dengan penelitian Henry Adobor (2006) yang mengatakan bahwa ethics officer didalam PT. Indomuda Satria Internusa memiliki pengetahuan yang baik tentang kebijakan & hukum yang berlaku serta pemahaman yang baik tentang visi, misi, dan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Dengan begitu, ethics officer tahu apa yang harus dicapai untuk membawa perusahaan sesuai target diinginkan, tetapi dengan tetap memperhatikan hukum dan peraturan yang berlaku,

dengan begitu akan membantu terciptanya keefektivitasan kinerja didalam diri ethics officer tersebut.

3. Pengujian secara parsial antara faktor – faktor Individual (X2) dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi yang dimiliki antara variabel faktor – faktor individual (X2) dengan variabel kinerja ethics officer(Z) dengan menggunakan analisa jalur berdasarkan tabel 4.17.

Hipotesis:

Ho : faktor – faktor individual (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha : faktor – faktor individual(X2) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Kesimpulan:

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor – faktor individual(X2) berkontribusi secara signifikan

terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa, yang artinya, faktor – faktor individual dari ethics officer didalam perusahaan tersebut mempengaruhi kinerja ethics officer tersebut, dapat diartikan bahwa ethics officer diperusahaan tersebut memiliki faktor – faktor individu ideal untuk mendukung kinerja didalam dirinya, seperti tolerance of ambiguity, berarti ethics officer disini mampu beroperasi didalam situasi yang penuh dengan ambiguitas, yaitu mampu untuk mengambil tindakan inisiatif untuk memecahkan masalah atau mengambil alih situasi saat terjadi masalah didalam perusahaan. Hal tersebut sangatlah berpengaruh untuk mewujudkan kinerja yang efektif dari ethics officer.

4. Pengujian secara parsial antara role challenges of ethics officer (Y) dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi yang dimiliki antara variabel role challenges of ethics officer(Y) dengan variabel kinerja ethics officer(Z) dengan menggunakan analisa jalur.

Hipotesis:

Ho : role challenges of ethics officer (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha : role challenges of ethics officer (Y) berkontribusi secara signifikan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Kesimpulan:

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.013 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa role challenges of ethics officer (Y) berkontribusi secara signifikan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.Dari hasil yang didapat, dapat kita artikan bahwa, hambatan – hambatan yang dialami oleh role conflict, role ambiguity dan task complexity akan sangat menghambat untuk mewujudkan kinerja efektif dari ethics officer, oleh karena itu, ethics officer harus memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas tentang visi, misi, dan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, serta diperlukan juga moral yang baik dan kemampuan untuk beradaptasi didalam lingkungan kerja yang ambiguitas atau tidak mendukung untuk menghindari hambatan-hambatan tersebut dan mencapai kinerja ethics officer yang efektif.

Kemudian nilai koefisien jalur (beta) dapat dilihat dalam tabel berikut :

Personal Competencie s (X1) Individual Factors (X2) 0.474 0.570 0.51 01 Ethics Officer’s Performance(Z) 0.309 Role Challenges Of Ethics Officer (Y)

Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur sub-struktur 2 Pengaruh Antar Variabel Koefisien Jalur Nilai Sig. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Koefisien Variabel lain X1 terhadap Z 0.474 0.000 Ho Ditolak 0.739 = 73.9% 0.510 X2 terhadap Z 0.570 0.000 Ho Ditolak Y terhadap Z 0.309 0.013 Ho Ditolak Sumber : Hasil Penelitian, 2012.

Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 2, jika disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga didapatkan model sub-struktur 2sebagai berikut:

Figure 4.7 Rangkuman Koefisien Jalur sub-struktur 2 Sumber : Hasil Penelitian (2012)

Jadi dapat diperoleh persamaan sub-struktur 2 sebagai berikut: X1ZX1 + X2ZX2 + YZY Zε2

Dari persamaan struktural sub-struktur 2 dapat diartikan bahwa :

1. Kinerja ethics officer (Z)pada PT. Indomuda Satria Internusa dipengaruhi oleh kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)serta role challenges of ethics officer (Y)secara simultan sebesar 73.9%, sisanyasebesar 26.1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

2. Setiap peningkatan nilai kompetensi pribadi(X1)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer (Z) akan mengalami peningkatan sebesar 0.474. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan nilai kompetensi pribadi(X1)sebesar satu satuan, maka Kinerja Ethics Officer (Z) akan mengalami penurunan sebesar 0.474.

3. Setiap peningkatan nilai faktor – faktor individual (X2)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer (Z) akan mengalami peningkatan sebesar 0.570. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan nilai faktor – faktor individual(X2)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer(Z) akan mengalami penurunan sebesar 0.570.

4. Setiap peningkatan nilai role challenges of ethics officer (Y)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer(Z) akan mengalami peningkatan sebesar 0.309. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan nilai role challenges of ethics

officer (Y) sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer(Z) akan mengalami penurunan sebesar 0.309.

Jadi secara keseluruhan pengaruh kausal variabel kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)serta role challenges of ethics officer (Y) terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa dapat digambarkan dalam model struktur lengkap sebagai berikut :

Figure 4.8 Besar pengaruh antar variabel Sumber : Hasil Penelitian (2012)

Berdasarkan hasil struktur koefisien jalur yang dihasilkan oleh variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), role challenges of ethics officer (Y), dan kinerja ethics officer (Z) telah didapatkan tabel rangkuman dekomposisi koefisien jalur berikut :

Role Challenges of Ethics Officer (Y) Faktor – Faktor Individual(X2) 0.474 0.5101 Kinerja Ethics Officer

(Z)

0.570 0.230 0.098 0.571 Kompetensi Pribadi (X1)

Tabel 4.22 Rangkuman Dekomposisi Koefisien Jalur Pengaruh Variabel Koefisien Jalur Langsung Pengaruh Tidak Langsung Melalui Y Total X1 terhadap Y 0.230 0.230 - 0.230 X1 terhadap Z 0.474 0.474 0.230 x 0.309 = 0.071 0.545 X2 terhadap Y 0.098 0.098 - 0.098 X2 terhadap Z 0.570 0.570 0.098 x 0.309 = 0.0302 0.600 Y terhadap Z 0.309 0.309 - 0.309 ε1 0.571 - - - ε2 0.510 - - -

Sumber : Hasil Penelitian (2012)

Berdasarkan tabel 4.19, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Akan tetapi jika dilakukan uji secara individu, terdapat satu variabel yang tidak memberikan kontribusi signifikan yaitu faktor – faktor individual (X2).

2. Komptensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) role challenges of ethics officer (Y) memiliki kontribusi

yang signifikan secara simultan terhadap kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Dokumen terkait