• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

4.3 Analisa Teknologi

Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower structure) dan struktur atas ( upper structure). Struktur bawah ( lower Structure) yang dimaksud adalah pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah, sedangkan yang dimaksud dengan struktur atas (upper structure) adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti kolom, balok, plat, atap. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda- beda di dalam sebuah struktur.

Komponen struktur bagian atas pada bangunan musem:

 Kolom

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total ( total collapse) seluruh struktur. (Sudarmoko, 1996). Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.

 Balok

Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal.

 

 Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok – balok yang bertumpu pada kolom – kolom bangunan.

 Atap

Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik. Untuk bangunan museum, penutup atap akan menggunan struktur atap bentang lebar.

Komponen struktur bagian bawah pada bangunan musem:

 Pondasi

Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lain di atasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban – beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti : tekanan angin,

gempa bumi, dan lain-lain. Untuk bangunan museum akan menggunakan beberapa jenis pondasi yaitu, pondasi tiang pancang dan pondasi telapak.  Basement

Basement adalah ruang bawah tanah yang merupakan bagian dari bangunan gedung. Pada masa ini basement dibuat sebagai usaha untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang semakin padat dan mahal. Struktur dinding basement harus dihitung dengan tepat agar dapat memikul beban tekanan tanah.

4.3.2 Analisa Utilitas

Bangunan museum yang dirancang harus dapat dipakai dengan nyaman dan dapat dinikmati oleh pengunjung. Kenyamanan berkaitan dengan sistem utilitas bangunan tersebut. Sistem ini meliputi keamanan, penghawaan, pencahayaan, pencegah dan penanggulangan kebakaran, sanitasi, elektrikal, penangkal petir, dan pembuangan sampah.

 Elektrikal

- Sumber arus listrik dari PLN dan dari generator sebagai energi cadangan. Jika arus dari PLN padam, sebelum generator bekerja, digunakan satu daya bebas gangguan Uninterupted Power Supply ( UPS ).

- Penempatan generator di basemen.

Diagram 4.1 Sistem Elektrikal  Plumbing

Sistem Plumbing terdiri dari air bersih, air kotor padat, dan air kotor cair.

- Air Bersih

Sumber air bersih museum berasal dari PDAM, apabila air PDAM tidak berjalan dengan lancar, maka sumur bor akan digunakan sebagai sumber air cadangan.

- Air Kotor Cair

Air kotor cair akan di treatment terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran pembuangan air kotor kota.

Diagram 4.3 Sistem Pembuangan Air Kotor Cair

- Air Kotor Padat

Air kotor padat akan di treatment terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran pembuangan air kotor kota.

Diagram 4.4 Sistem Pembuangan Air Kotor Padat

 Penghawaan

Sistem penghawaan dapat dibagi dua yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan.

Penghawaan Alami Penghawaan Buatan Keuntungan  Biaya lebih murah

 Dapat menjadi bagian dari estetika bangunan

 Penghawaan dapat merata di setiap ruangan

 Tingkat kelembaban dan suhu dapat dikontrol

 Udara yang dialirkan dapat dibersihkan

Kerugian  Penghawaan yang terjadi tidak dapat dikontrol

 Penghawaan tidak merata pada setiap ruangan

 Penghawaan bergantung pada iklim setempat

 Biaya lebih mahal

 Membutuhkan ruangan sebagai tempat mesin penghawaan  Membutuhkan perawatan

Tabel 2.8 Perbandingan Penghawaan

Kenyamanan thermal secara alami dapat diperoleh dengan cara : - Penggunaan sun screen dan shading

- Penggunaan kaca reflektif

- Penggunaan sistem kaca ganda

- Penggunaan air pendingin

- Penggunaan blower (roof fan) untuk mempercepat aliran udara.

Kenyamanan thermal secara buatan dapat diperoleh dengan cara : - Penghawaan sistem AC Central

- Penghawaan sistem AC Packege (split)

 Pencegah Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran terbagi dua jenis, yaitu : - Pencegahan - Smoke Detector - Heat Detector - Penanggulangan - Sprinkler - Fire Hydrant - fire Extinguser - Pilar Hydrant

Penyelamatan dengan menggunakan tangga kebakaran. Syarat tangga kebakaran adalah:

- Terbuat dari bahan tahan api

- Terdapat penekanan asap

- Di lantai dasar langsung ke luar ke alam bebas

- Radius penempatan kira-kira 40 m

 Sampah

Pengolahan sampah harus dilakukan secara baik dan benar agar tetap menjaga kenyamanan di dalam bangunan. Sumber utama sampah berasal dari: - Area kerja pengelola berupa kertas-kertas bekas

- Area pengunjung berupa bungkusan-bungkusan bekas makanan

- Area logistik yaitu dapur

  Sampah akan dikumpulkan menurut jenisnya yaitu sampah kering, sampah basah, dan sampah berbahaya lainnya yang dapat mengandung zat-zat racun. Penyediaan tong sampah dengan berbagai jenis akan mempermudah pengunjung untuk membuang sampah menurut jenisnya. Kemudian sampah dibuang ke tempat

4.4 Kesimpulan

Judul proyek ini adalah Museum Sejarah Kota Medan di Kawasan Pulo Brayan. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka bangunan ini akan menghasilkan design sebagai berikut :

 Bangunan menggunakan tema neo – vernakular agar nilai budaya setempat dapat dikenal oleh pengunjung museum. Bentukan Massa akan mengadopsi dari bentuk Tungku Masak Adat Batak

 Orientasi bangunan Balai Yasa

 Bangunan ditujukan untuk masyrakat yang berfungsi sebagai media edukasi dan penunjang dari konsep urban renewal Pulo Brayan

BAB V KONSEP

Pada Bab V ini menyajikan konsep dasar, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, serta konsep perancangan utilitas bangunan.

5.1 Konsep Massa

Bangunan Museum Sejarah Kota Medan yang dirancang mengambil bentukan dasar dari segitiga dan juga tabung, berikut ini merupakan tahapan – tahapan dari gubahan massa bangunan.

Gambar 5.1 Tahap Pertama Gubahan Massa

Bangunan mengambil bentukan segitiga dan lingkaran dengan mempertimbangkan bentukan site perancangan.

Bentukan selanjutnya mengambil bentukan daun tembakau yang merupakan tanaman kebanggan Kota Deli pada jaman penjajahan hingga sekarang.

Gambar 5.3 Tahap Ketiga Gubahan Massa

Tahap selanjutnya mengubah bentuk lingkaran menjadi bentukan dalihan natolu (tungku memasak adat batak). Bentukan ini menyerupai bentuk tungku karena bangunan mengambil tema neo vernakular yang mengadopsi budaya batak dan melayu.

Gambar 5.4 Tahap Keempat Gubahan Massa

Tahap terakhir merupakan tahap penambahan ukiran – ukiran batak dan melayu yang mempunyai makna tersirat. Ukiran – ukiran ini bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui unsur-unsur budaya lokal yang ada di Kota Medan.

5.2 Konsep Perancangan Tapak

5.2.1 Konsep Matahari

Gambar 5.5 Konsep Matahari Keterangan :

Daerah terkena sinar matahari

Penggunaan skylight pada bangunan dapat memberikan pencahayaan alami kepada bangunan. Konsep pencahayaan alami ini dapat menghemat penggunaan energy listrik pada bangunan.

5.2.2 Konsep Angin

Gambar 5.7 Konsep Angin Keterangan :

Jalur Sirkulasi Angin

Penggunaan void pada bangunan tower memberikan sirkulasi untuk angin yang akan melintas di dalam bangunan. Sirkulasi angin ini merupakan sumber penghawaan didalam bangunan untuk bagian koridor bangunan. Dengan adanya sirkulasi yang tiada henti menyebabkan tidak terjadinya kelembaban pada bangunan.

5.2.3 Konsep Kebisingan

Gambar 5.9 Penerapan Konsep Kebisingan

Perancangan landscape dapat membuffer sumber kebisingan yang berasal dari jalan raya. Selain untuk membuffer kebisingan, perancangan landscape ini

5.3 Konsep Sirkulasi

Gambar 5.10 Konsep Sirkulasi Kendaraan

Keterangan :

Alur Sirkulasi Kendaraan Site

Lokasi site dapat dicapai melalui Jalan Yos Sudarso, dan keluar melalui Jalan Pusaka. Hal ini dilakukan agar menghindari dampak kemacetan pada area sekitar museum. Sirkulasi didalam site diatur untuk mengitari bangunan sehingga tercipta sirkulasi tiada batas.

5.4 Konsep Zoning Tapak

Salah satu faktor terbesar berkembangnya Kota Medan adalah Tembakau Deli yang terkenal sangat baik kualitasnya. Konsep perancangan tapak didesain berbentuk seperti bunga tembakau agar mengingatkan kembali sejarah perkembangan Kota Medan. Taman Bunga dan rekreasi air juga terdapat didalam perancangan tapak agar dapat memanjakan pengunjung yang datang.

Gambar 5.11 Konsep Penzoningan

Keterangan :

: Ruang Terbuka Hijau

Dokumen terkait