• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di Kawasan Pulo Brayan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di Kawasan Pulo Brayan"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ali.2010. Museum di Indonesia Kendala dan Harapan, Jakarta

Benjamin, Andrew. 2010. Writing Art And Architecture. Melbourne

De Chiara, Yoseph, Time Saver Standards for Building Types, New York : Mc.

Graw HillBook Company

Goldsmith, Selwyn. 2000. Universal Design: A Manual of Practical Guidance for

Architect. Oxford : Architectural Press:

Neufert, Ernst, Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 1, Jakarta : Erlangga. ( Alih Bahasa

oleh Sjamju Amril).

Neufert, Ernst, Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2, Jakarta : Erlangga. ( Alih Bahasa

oleh Sunarto Tjahjadi ).

Sidhharta, Eko Budihardjo, Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno

Bersejarah, Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Stake, Robert E. 2010. Qualitative research: studying how things work. New York: Guilford Press

Sutaarga, M. Amir. 1999, Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta

Sutaarga, M. Amir. 2000. Studi Museologia. Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan, Depdikbud

Metropolitan Mebidangro Visi 2027

RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah tingkat II Medan

www.arsitektur-neo-vernakular-fazil.blogspot.com

www.scribd.com

www.Wikipedia.com

http://www.gobatak.com

(2)

BAB III

METODE PENDEKATAN PERANCANGAN

Metode pendekatan perancangan menjelaskan tahapan-tahapan yang

dilakukan selama proses pra-perancangan, dimulai dari menetukan kawasan,

melakukan diskusi dan asistensi, melakukan studi lapangan dan studi pustaka,

hingga akhirnya dapat menetukan lokasi site perancangan dan menentukan fungsi

bangunan yang dirancang. Berikut ini dijelaskan mengenai metode pendekatan

perancangan secara lebih rinci.

3.1 Tahap 1 (Diskusi dan Briefing Dalam Menentukan Kawasan Proyek)

Tanggal Keterangan Senin, 22 Februari 2016 Briefing dan diskusi bersama tim kerja dan dosen

pembimbing mengenai program kerja dan penentuan

lokasi proyek.

Selasa, 23 Februari 2016 Diskusi bersama tim kerja dan dosen pembimbing

mengenai lokasi pasti proyek dan pengarahan untuk

survey lokasi (survey lapangan).

Pada tahap ini kawasan proyek yang diajukan oleh tim kerja yaitu Sei

Mangke, Kab. Simalungun dan Kuala Namu. Setelah tahapan diskusi dilakukan

akhirnya diputuskan lokasi proyek yang diambil berada di kawasan Bengkel Pulo

(3)

3.2 Langkah Kedua (Survey Lokasi)

Tanggal Keterangan Rabu, 24 Februari 2016 Survey lokasi di Bengkel Pulo Brayan,

mengumpulkan dan mencatat data-data lokasi.

Kamis, 25 Februari 2016 Membahas hasil data survey. Mengasistensikan dan

mendiskusikannya bersama dengan tim kerja dan

dosen pembimbing.

Jum’at. 26 Februari

2016

Menganalisa site kawasan bersama dengan tim kerja

dan dosen pembimbing. Dimulai dengan peraturan

yang diterapkan pada kawasan perancangan,

pemilihan tema perancangan kawasan dan membuat

sketsa cepat mengenai rencana perancangan kawasan.

Pada tahap ini disimpulkan bahwa kawasan Bengkel Pulo Brayan akan

dilakukan renewal development dengan menambahkan fungsi-fungsi bangunan

yang dapat memfasilitasi kegiatan yang tidak hanya kegiatan masyarakat sekitar

tetapi juga masyarakat diluar kawasan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan

kawasan ini sebagai daerah yang menjanjikan dan memberikan input bagi Kota

Medan dan daerah perencanaan Mebidangro.

3.3 Tahap 3 (Survey Lapangan dan Mencari Data Kepustakaan Untuk Menguatkan Analisa Data Lokasi)

Tanggal Keterangan Selasa, 01 Maret 2016  Survey tim kerja ke Kantor PT. KAI di Jl. Jawa

untuk menyampaikan surat izin wawancara

dengan pihak PT. KAI perihal perencanaan

kawasan pada tanah milik PT. KAI.

(4)

Kamis, 03 Maret 2016  Survey tim kerja dan dosen pembimbing ke

kantor PT. KAI menanyakan surat balasan untuk

izin wawancara, namun belum mendapatkan surat

balasan.

 Survey tim kerja ke Perpustakaan Daerah untuk mencari data sejarah Kota Medan.

Jum’at, 04 Maret 2016  Survey kembali tim kerja ke Perpustakaan Daerah

untuk mencari data sejara kawasan Bengkel Pulo

Brayan.

 Survey kembali tim kerja ke BWS (Badan Warisan Sumatera) dan bertemu dengan beberapa

narasumber. Survey ini mendapatkan hasil

informasi mengenai data sejarah kota Medan,

sejarah kawasan Bengkel Pulo Brayan dan sejarah

mengenai kereta api di Kota Medan.

Setelah mendapatkan data pendukung untuk melakukan proyek

perencanaan kawasan, maka langkah selanjutnya adalah membuat desain renewal

development kawasan Bengkel Pulo Brayan berdasarkan hasil analisa data lokasi

dan data pendukung. Perencanaan kawasaan ini memegang konsep

mempertahankan nilai sejarah dengan tema sustainable (arsitektur berkelanjutan).

Untuk lebih menguatkan kegiatan perancangan proyek ini, tim kerja dan dosen

pembimbing masih menunggu surat balasan dari PT. KAI untuk melakukan

(5)

3.4 Tahap 4 (Mendesain Rancangan Kawasan dengan Fungsi-Fungsi Bangunan yang Diperlukan)

Tanggal Keterangan Sabtu - Senin, 05 - 07

Maret 2016

Mengerjakan rancangan Masterplan Kawasan Bengkel

Pulo Brayan bersama dengan tim kerja.

Selasa, 08 Maret 2016 Mendiskusikan hasil rancangan Masterplan Kawasan

Bengkel Pulo Brayan bersama tim kerja dan dosen

pembimbing.

Rabu - Jum’at, 09 - 11

Maret 2016

Mengerjakan maket kawasan existing.

Hal yang perlu diingat dalam merencanakan perancanan kawasan ini

adalah diharapkan kawasan ini dapat menarik minat masyarakat diluar kota

Medan bahkan wisatawan asing untuk berkunjung ke Kota Medan.

(6)

3.5 Tahap 5 (Mengerjakan Revisi Perancangan Kawasan Bengkel Pulo Brayan)

Setelah tahap 3 dilakukan, diperoleh beberapa revisi-revisi yang harus

dilakukan dalam perancangan Kawasan Bengkel Pulo Brayan. Berikut adalah

proses revisi yang dilakukan.

Gambar 3.3 Gambar proses revisi perancangan kawasan

3.6Tahap 6 (Belajar dari Tanjung Balai)

Selama proses perancangan kami mendapatkan kesempatan untuk

mendesain suatu kawasan di Tanjung Balai. Kesempatan ini sekaligus menjadi

pembelajaran bagi kami dalam mendesain suatu rancangan kawasan. Berikut

merupakan hasil desain rancangan kawasan Tanjung Balai yang telah dikerjakan

(7)

Gambar 3.4 Alternatif Masterplan Kawasan Tanjung Balai

Selama proses perancangan kawasan, kami juga mengerjakan suasana dari

masterplan tersebut. Hal ini sangat berguna bagi kami karena kami dapat belajar

untuk mengerjakan suasana dari kawasan perancangan yang ada di Pulo Brayan.

(8)
(9)

3.7 Tahap 7 (Mendapatkan Hasil Rancangan Kawasan Yang Sudah Disetujui dengan Desain Fungsi Bangunan Yang Sudah Ditentukan)

Gambar 3.6 Gambar Hasil Akhir Perancangan kawasan

Setelah menetapkan hasil akhir Masterplan Kawasan Bengkel Pulo

Brayan, maka diputuskan desain fungsi bangunan yang akan dirancang oleh

masing-masing tim kejra adalah sebagai berikut :  Apartemen, dengan tema Hi-Tech,

Concert hall, dengan tema arsitektur futuristik

Convention and Exhibition, dengan tema Arsitektu Hemat Energi, Youth center, dengan tema green arsitektur,

 Museum sejarah Kota Medan dengan tema Arsitektur Neo-Vernakular,  Pusat Industri, dengan tema arsitektur industrial

(10)

3.8Tahap 8 (Merancang Suasana Kawasan Bersejarah Pulo Brayan)

Setelah merancang masterplan kemudiang langkah selanjutnya adalah

merancang suasana kawasan bersejarah Pulo Brayan. Kami bekerja sama dan

membagi tugas dalam merancang suasana kawasan ini. Hasil dari kerja kami

(11)
(12)

3.9Tahap 9 (Hasil Akhir Masterplan Setelah Revisi)

Langkah ini merupakan langkah terakhir. Masterplan yang telah dirancang

kemudian direvisi setelah mendapat masukan dari beberapa dosen pembimbing

lainnya. Masukan – masukan ini menambah daya tarik dari kawasan bersejarah

Pulo Brayan tersebut.

(13)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN 4.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan

4.1.1 Analisa Lokasi

         

 

(14)

Lokasi proyek Museum Sejarah Kota Medan terletak di jalan pertama

yang berada di kawasan Pulo Brayan. Kawasan ini memiliki banyak potensi untuk

dikembangkan menjadi daya tarik Kota Medan.

Potensi lahan selanjutnya adalah lokasi berada di kawasan yang

mengandung banyak nilai sejarah terutama di bidang per-keretaapian. Sehingga

masih banyak bangunan – bangunan bersejarah yang dapat menjadi daya tarik

bagi lokasi perancangan.

4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan

Gambar 4.2 Peta Tata Guna Lahan Eksisting

Dalam analisa tata guna lahan ini akan dibahas mengenai fungsi eksisting

lahan, dan solusi untuk memanfaatkan setiap bagian kawasan perancangan untuk

(15)

Kawasan sekitar lokasi perancangan memiliki tata guna lahan yang

didominasi oleh pergudangan, permukiman, dan bangunan komersil. Tidak ada

tersedia ruang terbuka hijau yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar.

Perancangan ruang terbuka hijau sangat diperlukan di kawasan bersejarah Pulo

Brayan tersebut.

4.1.3 Analisa Kontur

Lokasi site memiliki kontur yang relative datar. Hal ini dapat dilihat dari topografi kecamatan Medan Timur yang berbatasan dengan lokasi perancangan.

Gambar 4.3 Peta Kontur Lokasi Perancangan (Sumber : RUTRK)

Dapat dilihat dari peta bahwa kontur di sekitar lokasi perancangan relatif

(16)

4.1.4 Analisa Peraturan

Berdasarkan RUTRK Medan, lokasi perancangan yang berada di Medan

Timur mempunyai peta pemanfaatan ruang sebagai berikut.

Gambar 4.4 Peta Pemanfaatan Ruang Lokasi (Sumber : RUTRK)

Pemanfaatan ruang pada lokasi perancangan akan digunakan sebagai guna

lahan suaka dan cagar budaya. Pembangunan museum pada lokasi perancangan

sesuai dengan peraturan pemanfaatan ruang pada RUTRK yaitu sebagai media

(17)

4.1.5 Analisa Bangunan Sekitar

Gambar 4.5 Peta Bangunan Sekitar

1. Perumahan Belanda 2 Menara Air

(18)

5. Stasiun Lama 6.RS Marta Friska 7.Sungai Deli

4.1.6 Analisa Lalu Lintas

Arus lalu lintas dari dan menuju kawsan perancangan terlihat padat lancar.

Untuk yang melewati fly over kendaraan lancar, tetapi jika melewati jalan

dibawah fly over (Jl. Yos Sudarso dan sekitarnya) maka arus lalu lintas terbilang

macet. Hal ini dikarenakan jalan yang kecil dan adanya lintasan rel kereta api.

Untuk itu pada perancangan kembali kawasan Bengkel Pulo Brayan, jalan ini

akan diperlebar. Ini bertujuan untuk mengurangi penumpukkan kendaraan dan

memberikan ruang hawa untuk bangunan yang berada dibawah fly over. Titik

lampu merah pada kawasan ini ada di persimpangan Jl. Krakatau-Jl. Cemara dan

persimpangan Jl. Yos Sudarso-Jl. Cemara.

Berikut adalah uraian untuk intensitas kendaraan disekitar kawasan

perancangan :

 Jalan Cemara : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.

 Jalan Krakatau : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, kendaraan berat dan angkutan umum..

Fly over : lancar, dengan dominasi kendaaran pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.

 Jalan Yos Sudarso : sedikit macet, dengan dominasi angkutan umum, kendaraan pribadi roda dua dan empat.

 Jalan Bengkel dan Jalan Lampu : lancar, sedikit yang melintas jalan ini karena daerah permukiman penduduk. Dominasi kendaraan di jalan ini adalah

(19)

4

b

4.1.7 Pras Saran

berikut:

 Saran Terd

terse

1. Saran

Terd

sarana na yang ter

na Pendidika

dapat Yayasa

ebar di kawas

Gambar

na Kesehata

dapat Rumah

Gambar

rsedia di se

an

an Wanita K

san Pulo Bra

r 4.6 Sarana P

an

h sakit Umum

r 4.7 Sarana K

ekitar kawa

Kereta Api d

ayan.

Pendidikan di

m Martha Fr

Kesehatan di

asan peranc

dan beberap

Lokasi Peran

iska di jalan

Lokasi Peran

angan adala

pa sekolah n

ncangan

n Yos Sudars

ncangan

ah sebagai

negeri yang

(20)

4

m

2. Saran

Terd

4.1.8 Anali Kara masyarakatn Karakter L Masyarakat Perekonom na Ibadah dapat beberap Gambar sa Karakter akter lingkun nya, perekon Lingkungan t mian

pa masjid, ge

r 4.8 Sarana P

ristik Lingk ngan pada ka

nomiannya, d n Masyara umumny kota unt banyak a menungg Hal ini semrawu

Untuk p

sebagian

ereja dan ma

Pendidikan di

kungan Seki awasan Beng

dan keadaan

akat di kaw

ya memakai tuk menuju angkutan ko gu penumpa membuat ut perekonomia

n besar ad

adrasah di ka

Lokasi Peran

itar

gkel Pulo Br

topografiny

Keteranga wasan Bengk

kendaraan u

u suatu tem

ta yang park

ang terutama kawasan an masyarak dalah ekono awasan Pulo ncangan rayan dapat ya. an

kel Pulo Br

umum sepert

mpat. Oleh k

ker sembaran

a di jalan Yo

Pulo Braya

kat pada ka

(21)

kawasan ini adalah kegiatan komersil, dimana

masyarakatnya banyak yang membuka retail yang

menjual kebutuhan kawasan seperti rumah makan,

bengkel, kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya.

Topografi Kondisi Topografi di kawasan ini relatif datar, dan

hampir tidak terlihat sedikitpun area yang berkontur di

kawasan ini. Karena kawasan ini relatif datar maka

topografi kawasan ini tidak terlalu memberikan

masalah untuk perancangan kawasan dan perancangan

fungsi bangunan. Untuk jenis kondisi tanah di

kawasan ini tidak terlalu keras. Jenis tanahnya adalah

bekas persawahan, ini dapat dilihat dari beberapa

tempat yang tanahnya terlihat rendah dan tergenang

air setelah terjadi hujan.

(22)

4.1.9 Analisa Sirkulasi

Sirkulasi di Jalan Yos Sudarso dan Jalan Cemara merupakan sirkulasi

dengan jalur dua arah. Tingkat kemacetan di kawasan ini cukup tinggi terutama di

bawah jembatan layang Pulo Brayan (fly Over). Kondisi jalan pada kawasan

perancangan dapat dikatakan cukup baik, akan tetapi tidak tersedia penataan jalur

hijau dan jalur pedestrian bagi pejalan kaki.

Oleh sebab itu, pada perencanaan perancangan kawasan Bengkel Pulo

Brayan perlu diperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung dan

penggunan jalan. Tidak hanya yang menggunakan kendaraan, tetapi juga yang

menggunakan sepeda dan bagi pejalan kaki.    

(23)

4.1.10 Analisa View

Lokasi perancangan memiliki 4 view:

 View Timur : Perumahan Warga

 View Selatan : Balai Yasa

 View Barat : Perumahan Warga

 View Utara : Perumahan Warga

(24)

4.1.11 Analisa Matahari

Matahari merupakan salah satu faktor penting untuk perancangan bangunan.

Analisa matahari akan mempengaruhi bentuk bangunan dan orientasi bangunan.

Karena panas dari sinar matahari dapat mengganggu kenyamanan di dalam

bangunan.

Gambar 4.11 Analisa Matahari (Sumber : Data Pribadi)

Potensi Masalah Solusi

-Memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber penerangan didalam bangunan

-Panas matahari dapat mengganggu kenyamanan di dalam bangunan

(25)

4.1.12 Analisa Angin

Arah angin yang mendominasi di kawasan ini adalah arah angin dari Utara

ke Selatan, arah angin dari Timur ke Barat, dan arah angin dari Timur Laut ke

Barat Daya. Namun angin yang berhembus paling stabil adalah angin yang berasal

dari arah Utara menuju ke Selatan.

Gambar 4.12 Analisa Angin (Sumber : Data Pribadi)

Potensi Masalah Solusi

-Memanfaatkan sirkulasi

angin sebagai sumber

penghawaan didalam

bangunan

-Hembusan angin dapat

mempengaruhi beban

lateral pada bangunan

-Menggunakan void

didalam bangunan

sebagai jalur sirkulasi

(26)

4.1.13 Analisa Kebisingan

Kebisingan merupakan faktor penting dalam perancangan, karena dapat

mengganggu kenyamanan di dalam bangunan. Oleh karena itu analisa kebisingan

harus dilakukan agar dapat mengetahui sumber kebisingan tersebut.

Gambar 4.13 Analisa Kebisingan (Sumber : Data Pribadi)

Potensi Masalah Solusi

-Bagian timur dan selatan

site memiliki tingkat

kebisingan yang rendah

-Tingkat kebisingan

paling besar berasal dari

jalan raya

-Perancangan taman di

sekitar museum dapat

(27)

4.2 Analisa Fungsional

4.2.1 Analisa Kebutuhan Ruang & Program Ruang

Kebutuhan ruang yang ada timbul dari aktivitas yang berlangsung di

dalam bangunan. Dan aktivitas yang dilakukan dikelompokkan berdasarkan

fungsi yang tersedia. Fungsi yang terdapat pada bangunan ini dibagi menjadi

dua jenis, yaitu fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas utama melayani fungsi

utama yang direncanakan akan diakomodasi oleh manajemen museum ini

sedangkan fasilitas pendukungnya melayani fungsi utama dan fungsi lain yang

diperhitungkan akan mampu menyokong keberhasilan fungsi utama.

Kebutuhan ruang dari museum sejarah dan seni ini adalah :  Ruang Pameran

Ruang untuk meletakkan benda-benda sejarah dan seni untuk

dipamerkan. Beberapa ruang yang dibutuhkan adalah :

- Ruang galeri

- Ruang simpan

- Ruang pembersihan dan perawatan

 Ruang Pengelola

Ruang pengelola adalah area tempat kerja buat pengawas,

karyawan yang bekerja di museum tersebut. Beberapa ruang yang

dibutuhkan adalah :

-Ruang Manager

- Ruang Sekretaris Manager

- Ruang Karyawan

- Ruang Rapat

- Ruang tunggu

- Loker

- Ruang istirahat

(28)

 Ruang Diskusi

Ruang untuk melakukan diskusi, workshop, dan pembahasan

materi yang didiskusikan. Ruang yang dibutuhkan adalah:

- Ruang diskusi

- Ruang workshop

- Ruang fotografi

- Ruang penyimpanan bahan materi

- gudang

 Ruang Penelitian Umun dan Pusat Data

Ruang penelitian umum untuk meneliti benda-benda yang

berkaitan dengan bahan materi ilmiah yang didiskusikan sehingga

menjadi penelitian yang dapat dimasukkan dalam penyimpanan data.

Penyimpanan data merupakan database untuk dijadikan pusat pencarian

data yang akurat. Beberapa ruang yang dibutuhkan adalah :

-Kamar mandi

- Toilet

- Janitor

- Ruang Penyimpanan alat

- Ruang alat

- Ruang Genset

 Ruang Keamanan

Ruang keamanan untuk membantu keamanan museum. Beberapa ruang

yang dibutuhkan adalah :

-Ruang kontrol

- Ruang security

- Ruang ganti

- Ruang istirahat

(29)

Program Ruang Dalam Museum Area Museum

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Kapasitas Standard Dimensi Sumber Loket pengelola  Ticketing   

Tempat  informasi

4 org 1.5 m2 6 m2 NAD

Penitipan  barang

pengunjung Tempat  menitip  barang

150 0.78m2 117 m2 NAD

Lobby pengunjung Menunggu berkumpul

300 0.8 m2 240 m2 NAD

Ruang  pameran  sejarah

pengunjung Melihat  pameran  Galeri

150 org 6‐10 m2 900 m2 NAD

Ruang  pameran  seni

pengunjung Melihat  pameran Galeri

150 org 6‐10 m2 900 m2 NAD

Mini  auditorium

pengunjung Diskusi  informasi

300 org 1.05 m2 315 m2 NAD

Ruang  koordinasi  auditorium

pengelola 15 org 0.8 m2 12 m2 NAD

Ruang  simpan

pengelola 100 m2 ASS

Sirkulasi 20 % 2590 x 20%

Total 3108

Tabel 4.2 Program Ruang Luar Museum

Area Penelitian dan Data Umum

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Kapasitas Standard Dimensi Sumber Perpustakaan Pengunjung 

Peneliti

Membaca  Studi Melihat Buku

50 org 2 m2 100 m2 NAD

Ruang  komputer

Pengunjung  Peneliti 

Browsing  Internet    Searching 

50 org 2 m2 100 m2 NAD

Ruang  Studio  potografi

(30)

Ruang  Penelitian

peneliti   Meneliti  Belajar Menganalisa

20 org 6‐10 m2 200 m2 NAD

Ruang Diskusi Pengunjung  Peneliti 

Diskusi Berpendapat

20 org 6‐10 m2 200 m2 NAD

Ruang 

Workshop dan  Bengkel

Peneliti Studi  Literatur

20 org 6‐10 m2 200 m2 NAD

Ruang  Penyimpanan Service  peneliti menyimpan  benda

‐ ‐ 50 m2 SP

Ruang staff pengelola istirahat 10 org 2‐5 m2 50 m2 NAD

Sirkulasi 20 % 910 x 20%

[image:30.612.127.538.364.652.2]

Total 1092

Tabel 4.3 Program Ruang Luar Museum

Area Pengelola

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Kapasitas Standard Dimensi Sumber R.Kepala 

Museum

pengelola Istirahat Kerja

4 org 2‐5 m2 20 m2 NAD

Ruang  sekretaris

pengelola Isitirahat

 Kerja

4 org 2‐5 m2 20 m2 NAD

Ruang TU pengelola Administrasi 6 orang 2‐5 m2 30 m2 NAD Ruang Tunggu peneliti  

pengunjung 

Menunggu 30 org 0.8 m2 24 m2 NAD

Ruang Rapat pengelola Diskusi Rapat

30 org 1.5‐2 m2 60 m2 NAD

Ruang  Karyawan

pengelola Isitirahat Kerja

50 org 1.2 m2 60 m2 NAD

Loker Karyawan pengelola Ganti Pakaian SImpan 

Barang

‐ ‐ 40 m2 ASS

Ruang Istirahat pengelola istirahat 30  org 1.2 m2 60 m2 NAD

Sirkulasi 20 % 314 x 20%

Total 376.8

(31)

Souvenir dan Restorant

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Kapasitas Standard Dimensi Sumber Banquet Pengunjung

Pelayan

Menikmati  hidangan  Mengantar 

Hidangan

350 org 1.85m² /org 

161,2m2 NAD

Bar counter Pengunjung Pelayan

 Memesan  Makanan &  minuman 

150 org 0.65m2  /org

24,4m2 NAD

R.Penyim  panan

pegawai Menyimpan  Bahan  Makanan

5 org 3 m2 15 m2 ASS

Toilet Pria Pengunjung Pegawai Pengelola

Buang Air Membersihka

n WC

0,9m2 /unit  0,72m2 /unit 0,4m2 /unit

1,8 m2  1,44 m2  2,08 m2

NAD  NAD  NAD Toilet Pria Pengunjung

Pegawai Pengelola

Buang Air Membersihka

n WC

0,9m2 /unit  0,72m2 /unit

0,4m2 /unit

1,8 m2  1,44 m2  2,08 m2

NAD  NAD  NAD Kasir Kasir 

Pengunjung

Membayar  Makanan Melayani 

pembayaran

2m2/unit 4m2 SP

Dapur Pelayan Pegawai

Memasak Menyiapkan 

Makanan Mencuci

‐ ‐ 100 m2 ASS

Gudang Pegawai Menimpan 

alat  kebersihan

6 m2 ASS

R.Pegawai  Pegawai  Pengelola 

Istirahat Ganti Pakaian

10 org  5‐10m2  /org 

80m2  NAD 

Souvenir  Pegawai  Pengunjung 

Beli barang      300m2  ASS 

Sirkulasi 20 % 701 x 20%

[image:31.612.127.539.125.648.2]

Total 840

(32)

Servis Dan Utilitas

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Kapasitas Standard Dimensi Sumber Ruang Security Pegawai Menjaga 

Gedung

6 org 2‐5 m2 30 m2 NAD

Ruang Kontrol Pegawai  servis

Mengontrol  Gedung

5 org 2‐5 m2 25 m2 NAD Ruang cctv Pegawai Servis   Menjaga

Gedung

3 orang 2‐5 m2 15 m2 NAD

Ruang alat dan keamanan

Pegawai Servis 

  Menjagagedung   - -

25 m2 ASS

Ruang operator dan sound

Pegawai  servis

Mengatur  pengeras  suara gedung

‐ ‐ 25 m2 ASS

Sirkulasi 20 % 120 x 20%

[image:32.612.127.528.560.710.2]

Total 134

Tabel 4.6 Program Ruang Luar Museum Keterangan Sumber:

 NAD : Neufret, Ernest.1992.Data Arsitek,jilid 1 dan 2.Erlangga.Jakarta  TS : De Chiara.Joseph,and John Calender.1981.Time Saver Standart for

Building Types.Mcgraw Hill Book Company.New York.  SP : Studi Pengamatan

 A : Asumsi

Program Ruang Luar Museum

Program ruang luar ditunjukkan dengan tabel berikut: Kelompok 

Pengguna

Kapasitas Asumsi Standar (m2 )

Besaran Ruang Sumber Pengelola 1 manager

2 asisten  manager  5 sekretaris  2 tata usaha  5 teknisi  5 office boy 

80% mobil @  1 orang     

20% roda 2 @  1 orang

1 mobil  2,5x 5 = 12,5  

 

1 kereta  1x2.5=2.5

Mobil   80%x20=16  16x12.5=200m2   

Sepeda Motor  20%x20=4  4x2.5=10m2 

(33)

Tour Tourist 60 orang (peak time)

Akomodasi bus 100% @40 orang

1 bus:  3x8=24

Bus 60/40=2  2x24 = 48 m

NAD

Pengunjung 300 orang  40% mobil @  1 orang         

30%  Sepeda  Motor  @  1  orang 

1 mobil:  2.5x5=12.5   

   

1 Sepeda  Motor:  1x2.5=2.5 Mobil  40%x300=120  120x12.5=1500 m2   

Sepeda  Motor 30%x300=90  90x2.5=225 m

NAD

[image:33.612.133.520.104.322.2]

30% berjalan kaki dan naik kendaran umum

Tabel 4.7 Program Ruang Luar Museum

4.2.2 Analisa Bentuk Massa

Bentuk massa bangunan merespon dari bentuk site, merespon dari bentuk

bangunan dan kondisi disekitar site serta mempertimbangkan view bangunan,

sehingga mempunyaikesalarasan antara bangunan disekitar site. Selain itu juga,

bentukan bangunan bertemakansesuatu atau mempunyai konsep tertentu yang

masih kontekstual.

Museum Sejarah Kota Medan memakai tema neo – vernacular. Alasan

pemilihan tema ini adalah agar pengunjung yang datang ke museum tetap dapat

melihat unsur budaya local dari kota Medan melalui bentukan massa bangunan.

Hal yang harus diperhatikan dalam bentukan massa adalah :

 Bentuk massa bersifat modern tetapi tetap mengadopsi bentukan peralatan tradisional adat batak yaitu dalihan natolu. Dalihan natolu merupakan

sebuah tungku yang terbuat dari batu untuk memasak. Penggunaan

bentukan tungku ini karena perancangan ini menggunakan tema neo –

vernacular.

(34)

 Memaksimalkan orientasi massa bangunan menghadap Balai yasa sehingga masyarakat yang melewati jalan tersebut dapat tertarik untuk

[image:34.612.244.400.175.330.2]

mengunjungi museum.

Gambar 4.14 Tungku Memasak Batak (Dalihan Natolu)

Bentukan tungku ini akan diadopsi kedalam bentukan massa museum.

Makna tungku ini adalah sifat kekeluargaan yang melambangkan kota Medan

pada masa merebutkan kemerdekaan.

4.3 Analisa Teknologi 4.3.1 Analisa Struktur

Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower

structure) dan struktur atas ( upper structure). Struktur bawah ( lower Structure)

yang dimaksud adalah pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah

permukaan tanah, sedangkan yang dimaksud dengan struktur atas (upper

structure) adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti

kolom, balok, plat, atap. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang

(35)

Komponen struktur bagian atas pada bangunan musem:

 Kolom

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom

merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse)

lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total ( total collapse) seluruh

struktur. (Sudarmoko, 1996). Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban

seluruh bangunan ke pondasi.  Balok

Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok

merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan

pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat

horizontal.

 

 Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi

merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok – balok yang

bertumpu pada kolom – kolom bangunan.  Atap

Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi

gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik. Untuk bangunan

museum, penutup atap akan menggunan struktur atap bentang lebar.

Komponen struktur bagian bawah pada bangunan musem:

 Pondasi

Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan

langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah

permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian

bangunan lain di atasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat

menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban – beban

(36)

gempa bumi, dan lain-lain. Untuk bangunan museum akan menggunakan

beberapa jenis pondasi yaitu, pondasi tiang pancang dan pondasi telapak.  Basement

Basement adalah ruang bawah tanah yang merupakan bagian dari

bangunan gedung. Pada masa ini basement dibuat sebagai usaha untuk

mengoptimalkan penggunaan lahan yang semakin padat dan mahal.

Struktur dinding basement harus dihitung dengan tepat agar dapat

memikul beban tekanan tanah.

4.3.2 Analisa Utilitas

Bangunan museum yang dirancang harus dapat dipakai dengan nyaman

dan dapat dinikmati oleh pengunjung. Kenyamanan berkaitan dengan sistem

utilitas bangunan tersebut. Sistem ini meliputi keamanan, penghawaan,

pencahayaan, pencegah dan penanggulangan kebakaran, sanitasi, elektrikal,

penangkal petir, dan pembuangan sampah.

 Elektrikal

- Sumber arus listrik dari PLN dan dari generator sebagai energi cadangan.

Jika arus dari PLN padam, sebelum generator bekerja, digunakan satu daya

bebas gangguan Uninterupted Power Supply ( UPS ).

- Penempatan generator di basemen.

(37)

Diagram 4.1 Sistem Elektrikal  Plumbing

Sistem Plumbing terdiri dari air bersih, air kotor padat, dan air kotor

cair.

- Air Bersih

Sumber air bersih museum berasal dari PDAM, apabila air PDAM tidak

berjalan dengan lancar, maka sumur bor akan digunakan sebagai

sumber air cadangan.

(38)

- Air Kotor Cair

Air kotor cair akan di treatment terlebih dahulu sebelum dibuang ke

saluran pembuangan air kotor kota.

Diagram 4.3 Sistem Pembuangan Air Kotor Cair

- Air Kotor Padat

Air kotor padat akan di treatment terlebih dahulu sebelum dibuang ke

saluran pembuangan air kotor kota.

Diagram 4.4 Sistem Pembuangan Air Kotor Padat

 Penghawaan

Sistem penghawaan dapat dibagi dua yaitu penghawaan alami dan penghawaan

(39)

Penghawaan Alami Penghawaan Buatan Keuntungan  Biaya lebih murah

 Dapat menjadi bagian dari estetika bangunan

 Penghawaan dapat merata di setiap ruangan

 Tingkat kelembaban dan suhu dapat dikontrol

 Udara yang dialirkan dapat dibersihkan

Kerugian  Penghawaan yang terjadi tidak dapat dikontrol

 Penghawaan tidak merata pada setiap ruangan

 Penghawaan bergantung pada iklim setempat

 Biaya lebih mahal

 Membutuhkan ruangan sebagai tempat mesin penghawaan  Membutuhkan perawatan

Tabel 2.8 Perbandingan Penghawaan

Kenyamanan thermal secara alami dapat diperoleh dengan cara :

- Penggunaan sun screen dan shading

- Penggunaan kaca reflektif

- Penggunaan sistem kaca ganda

- Penggunaan air pendingin

- Penggunaan blower (roof fan) untuk mempercepat aliran udara.

Kenyamanan thermal secara buatan dapat diperoleh dengan cara :

- Penghawaan sistem AC Central

- Penghawaan sistem AC Packege (split)

(40)

 Pencegah Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran terbagi dua jenis, yaitu :

- Pencegahan

- Smoke Detector

- Heat Detector

- Penanggulangan

- Sprinkler

- Fire Hydrant

- fire Extinguser

- Pilar Hydrant

Penyelamatan dengan menggunakan tangga kebakaran. Syarat tangga kebakaran

adalah:

- Terbuat dari bahan tahan api

- Terdapat penekanan asap

- Di lantai dasar langsung ke luar ke alam bebas

- Radius penempatan kira-kira 40 m

 Sampah

Pengolahan sampah harus dilakukan secara baik dan benar agar tetap

menjaga kenyamanan di dalam bangunan. Sumber utama sampah berasal dari:

- Area kerja pengelola berupa kertas-kertas bekas

- Area pengunjung berupa bungkusan-bungkusan bekas makanan

- Area logistik yaitu dapur

  Sampah akan dikumpulkan menurut jenisnya yaitu sampah kering, sampah basah, dan sampah berbahaya lainnya yang dapat mengandung zat-zat racun.

Penyediaan tong sampah dengan berbagai jenis akan mempermudah pengunjung

(41)

4.4 Kesimpulan

Judul proyek ini adalah Museum Sejarah Kota Medan di Kawasan Pulo

Brayan. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka bangunan ini akan

menghasilkan design sebagai berikut :

 Bangunan menggunakan tema neo – vernakular agar nilai budaya setempat dapat dikenal oleh pengunjung museum. Bentukan Massa akan

mengadopsi dari bentuk Tungku Masak Adat Batak  Orientasi bangunan Balai Yasa

(42)

BAB V KONSEP

Pada Bab V ini menyajikan konsep dasar, konsep perancangan tapak,

konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, serta

konsep perancangan utilitas bangunan.

5.1 Konsep Massa

Bangunan Museum Sejarah Kota Medan yang dirancang mengambil

bentukan dasar dari segitiga dan juga tabung, berikut ini merupakan tahapan –

tahapan dari gubahan massa bangunan.

Gambar 5.1 Tahap Pertama Gubahan Massa

Bangunan mengambil bentukan segitiga dan lingkaran dengan

[image:42.612.213.441.323.447.2]

mempertimbangkan bentukan site perancangan.

(43)

Bentukan selanjutnya mengambil bentukan daun tembakau yang

merupakan tanaman kebanggan Kota Deli pada jaman penjajahan hingga

sekarang.

Gambar 5.3 Tahap Ketiga Gubahan Massa

Tahap selanjutnya mengubah bentuk lingkaran menjadi bentukan dalihan

natolu (tungku memasak adat batak). Bentukan ini menyerupai bentuk tungku

karena bangunan mengambil tema neo vernakular yang mengadopsi budaya batak

dan melayu.

Gambar 5.4 Tahap Keempat Gubahan Massa

Tahap terakhir merupakan tahap penambahan ukiran – ukiran batak dan

melayu yang mempunyai makna tersirat. Ukiran – ukiran ini bertujuan agar

(44)

5.2 Konsep Perancangan Tapak

5.2.1 Konsep Matahari

Gambar 5.5 Konsep Matahari Keterangan :

Daerah terkena sinar matahari

Penggunaan skylight pada bangunan dapat memberikan pencahayaan

alami kepada bangunan. Konsep pencahayaan alami ini dapat menghemat

[image:44.612.138.525.167.429.2]
(45)

5.2.2 Konsep Angin

Gambar 5.7 Konsep Angin Keterangan :

Jalur Sirkulasi Angin

Penggunaan void pada bangunan tower memberikan sirkulasi untuk angin

yang akan melintas di dalam bangunan. Sirkulasi angin ini merupakan sumber

penghawaan didalam bangunan untuk bagian koridor bangunan. Dengan adanya

sirkulasi yang tiada henti menyebabkan tidak terjadinya kelembaban pada

bangunan.

(46)
[image:46.612.129.538.142.606.2]

5.2.3 Konsep Kebisingan

Gambar 5.9 Penerapan Konsep Kebisingan

Perancangan landscape dapat membuffer sumber kebisingan yang berasal

(47)
[image:47.612.178.462.151.447.2]

5.3 Konsep Sirkulasi

Gambar 5.10 Konsep Sirkulasi Kendaraan

Keterangan :

Alur Sirkulasi Kendaraan Site

Lokasi site dapat dicapai melalui Jalan Yos Sudarso, dan keluar melalui

Jalan Pusaka. Hal ini dilakukan agar menghindari dampak kemacetan pada area

sekitar museum. Sirkulasi didalam site diatur untuk mengitari bangunan sehingga

(48)

5.4 Konsep Zoning Tapak

Salah satu faktor terbesar berkembangnya Kota Medan adalah Tembakau

Deli yang terkenal sangat baik kualitasnya. Konsep perancangan tapak didesain

berbentuk seperti bunga tembakau agar mengingatkan kembali sejarah

perkembangan Kota Medan. Taman Bunga dan rekreasi air juga terdapat didalam

[image:48.612.163.478.250.508.2]

perancangan tapak agar dapat memanjakan pengunjung yang datang.

Gambar 5.11 Konsep Penzoningan

Keterangan :

: Ruang Terbuka Hijau

(49)
[image:49.612.137.546.148.366.2]

5.5 Konsep Tata Ruang Dalam

Gambar 5.12 Konsep Tata Ruang Dalam

Keterangan :

Zona Pengelola & Pendukung Museum

Zona Pameran Museum

Sirkulasi Museum

Lantai pertama museum merupakan zona pengelola dan pendukung

museum. Di lantai satu ini juga terdapat retail komersil yang digunakan sebagai

took souvenir maupun restoran. Lantai kedua hingga lantai keenam museum

(50)

5.6Konsep Penerapan Tema

Bangunan museum menggunakan tema Neo-Vernakular. Beberapa unsure

tema yang digunakan pada museum ini adalah bentukan museum yang

mengadopsi tungku memasak adat batak. Selain itu penggunaan ornament –

[image:50.612.142.497.215.653.2]

ornament batak dan melayu juga melengkapi tema dari perancangan museum ini.

(51)

5.7 Konsep Utilitas 5.7.1. Konsep Air Bersih

Gambar 5.14 Konsep Skematik Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM yang kemudian masuk ke raw water

tank. Kemudian air mengalami proses penyaringan dan disimpan di ground water

tank. Air yang berada di ground water tank dipompa menuju roof water tank yang

kemudian akan disalurkan pada setiap lantai bangunan.

[image:51.612.138.499.179.313.2]

5.7.2. Konsep Air Kotor

Gambar 5.15 Konsep Skematik Air Kotor

Limbah kotor yang berasal dari bangunan terbagi menjadi dua jenis, yaitu

limbah cair dan padat. Limbah cair yang berasal dari setiap lantai bangunan akan

(52)

kemudian menuju riol kota. Sedangkan limbah padat yang berasal dari tiap lantai

akan disalurkan ke pembuangan akhir melalui shaft kemudian masuk ke

septictank ( proses pemisahan padat dan cair ) sampai akhirnya menuju riol kota.

5.7.3 Konsep Elektrikal

Gambar 5.16 Konsep Skematik Listrik

Sumber listrik pada bangunan berasal dari PLN kemudian masuk ke

MVSB dimana aliran listrik masih bertegangan tinggi. Listrik kemudian

disalurkan menuju trafo yang mengubah tegangan tinggi ke tegangan rendah.

Setelah aliran listrik dalam tegangan rendah, listrik dialirkan ke setiap lantai

bangunan melalui mesin pompa.

5.7.4. Konsep Penghawaan

(53)

AC ( Air Conditioning ) atau sistem tata udara pada bangunan

menggunakan AC FCU dimana air berasal dari PDAM kemudian masuk ke

ground water tank setelah itu menuju ke chiller dimana chiller merupakan sebuah

mesin refrigerasi yang berfungsi mendinginkan air pada sisi evaporatornya setelah

itu air dipompa menuju cooling tower yang berfungsi untuk mendinginkan air

yang dipakai pendinginan condenssor chiller dengan cara melewati air panas pada

filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower

yang suhunya lebih rendah, kemudian udara masuk ke FCU dimana FCU ialah

mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati

coil pendingin di dalam FCU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya

didistribusikan ke ruangan.

5.7.5. Konsep Telepon

Gambar 5.18 Konsep Skematik Telepon

Sumber utama berasal dari telkom kemudian masuk ke PABX dan

diteruskan ke MDF telepon yang akan disalurkan ke CTBT telepon yang berada di

(54)
[image:54.612.135.514.159.283.2]

5.7.6. Konsep Pemadam Kebakaran

Gambar 5.19 Konsep Skematik Pemadam Kebakaran

Sprinkler merupakan salah satu elemen antisipasi kebakaran pada

bangunan. Air yang keluar dari sprinkler merupakan air yang berasal dari PDAM

kemudian masuk menuju penampungan ( ground water tank ) setelah itu air

dipompa menuju pipa tegak yang berada di setiap lantai bangunan yang akan

(55)
[image:55.612.140.524.153.452.2]

1.6Konsep Struktur

Gambar 5.20 Konsep Struktur

Struktur merupakan bagian penting dari perancangan museum ini.

Museum ini mengambil system struktur jenis Rigid Frame. Dimana struktur ini

bertumpu pada balok dan juga kolom bangunan. Museum ini juga menggunakan

(56)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

Perjalanan akhirnya sampai di titik puncaknya. Langkah demi langkah

yang dijalani akhirnya dapat membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Proses

perancangan yang selama ini dilalui telah selesai dan akan menjadi kebanggan

yang tak ternilai harganya. Berikut ini merupakan gambaran hasil dari

perancangan.

[image:56.612.139.486.292.557.2]

Masterplan Kawasan

Gambar 6.1 Masterplan Green Deli Oasis (Sumber : Data Pribadi)

Peta Situasi/Tapak (Lampiran) Rancangan Tapak (Lampiran) Rancangan Arsitektur (Lampiran)

(57)
[image:57.612.136.491.134.342.2]

Perspektif Suasana Bangunan

Gambar 6.2 Suasana Eksterior Museum Medan Heritage 1 (Sumber : Data Pribadi)

[image:57.612.134.493.393.602.2]
(58)
[image:58.612.134.497.106.313.2]

Gambar 6.4 Suasana Eksterior Museum Medan Heritage 3 (Sumber : Data Pribadi)

[image:58.612.135.498.370.577.2]
(59)
[image:59.612.134.507.106.319.2]

Gambar 6.6 Suasana Eksterior Museum Medan Heritage 5 (Sumber : Data Pribadi)

[image:59.612.135.508.374.584.2]
(60)
[image:60.612.134.511.127.645.2]

Perspektif Interior Bangunan
(61)
[image:61.612.134.512.104.607.2]
(62)
[image:62.612.134.510.135.635.2]
(63)
[image:63.612.136.510.109.445.2]

Gambar 6.11 Suasana Interior Ruang Audio Visual (Sumber : Data Pribadi)

(64)
[image:64.612.152.489.136.348.2]

Maket Perancangan

Gambar 6.13 Maket Green Deli Oasis (Sumber : Data Pribadi)

[image:64.612.136.510.406.622.2]
(65)
[image:65.612.133.510.104.317.2]

Gambar 6.15 Maket Museum Medan Heritage 2 (Sumber : Data Pribadi)

[image:65.612.136.510.372.589.2]
(66)
(67)

KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam proses perancangan

kawasan “Green Deli Oasis” yang terletak di Pulo Brayan Bengkel Medan dan

perancangan Museum Sejarah Kota Medan adalah sebagai berikut :

1. “Green Deli Oasis” akan membangkitkan kembali nilai – nilai sejarah yang telah terkubur di kawasan Pulo Brayan.

2. “Green Deli Oasis” akan menjadi suatu kawasan di Kota Medan yang dapat menjadi kebanggaan dan daya tarik bagi kota ini.

3. “Green Deli Oasis” akan menyediakan fasilitas – fasilitas yang bermanfaat bagi penduduk kota, terutama untuk ruang terbuka hijau yang

keberadaannya sangat minim di Kota Medan bagian utara.

4. Museum Sejarah Kota Medan akan menjadi destinasi utama wisata pendidikan.

5. Museum Sejarah Kota Medan akan menjadi sarana pendidikan sejarah bagi penduduk yang berasal dari dalam maupun luar kota.

6. Museum Sejarah Kota Medan akan menyediakan rekreasi indoor dan outdoor yang dapat membuat pengunjung mengenang peristiwa penting

yang telah terjadi di masa lalu.

7. Bangunan memakai tema Neo-Vernakular yang berfungsi untuk mengangkat nilai budaya lokal menjadi suatu kebanggaan bagi Kota

Medan.

8. Bangunan mengadopsi bentuk “Dalihan Natolu” yaitu tungku memasak adat batak yang mempunyai tiga kaki. Filosofi ini mengandung makna

keharmonisan kekeluargaan yang melambangkan Kota Medan.

9. Motif “Itik Pulang Petang” diterapkan kedalam perancangan museum dan memiliki makna kekeluargaan dan kebersamaan yang menggambarkan

penduduk Kota Medan.

(68)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminologi Judul

Judul dari proyek ini adalah Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di

Kawasan Pulo Brayan.

Menurut Internasional Council of Museum (ICOM)3, Museum adalah

lembaga non-profit yang bersifat permanen yang melayani masyarakat dan

perkembangannya, terbuka untuk umum, yang bertugas untuk mengumpulkan,

melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah

kemanusiaan yang berwujud benda dan takbenda beserta lingkungannya, untuk

tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan.

Pengertian Sejarah4 adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang

peristiwa masa lampau dalam kehidupan manusia yang benar-benar terjadi dan

disusun secara sistematis dan kronologis

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini

merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa dan kota metropolitan terbesar ketiga

di Indonesia.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan Museum Sejarah Kota

Medan adalah suatu bangunan umum yang memberikan edukasi kepada

masyarakat mengenai nilai – nilai sejarah yang ada di Kota Medan.

2.2 Lokasi

Lokasi Perancangan Museum Sejarah Kota Medan berada di kawasan Pulo

Brayan, Kota Medan, Sumatera Utara. Di sekitar kawasan terdapat jajaran rumah

toko, rumah tinggal, sungai deli, rumah sakit, dll. Lokasi ini juga memiliki banyak

fasilitas peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda

(69)

Judul Proyek : Perancangan Museum Sejarah Kota Medan di Kawasan

Pulo Brayan

Tema Proyek : Arsitektur Neo - Vernakular

Lokasi Proyek : Pulo Brayan

Luas Site :±90 Ha

(70)

2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Syarat lokasi strategis berdirinya museum adalah sebagai berikut5 :  Lokasi yang dipilih bukan untuk kepentingan pendirinya, tetapi untuk

masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, ilmuwan, wisatawan dan

masyarakat umu lainnya.

 Lokasi yang tidak terletak di daerah industri yang banyak pengotoran udara, bukan daerah yang berawa atau tanah pasi, elemen iklim yang

berpengaruh pada lokasi itu antara lain : kelembaban udara setidaknya

harus terkontrol mencapai netral, yaitu 55-65 %.

Alternatif 1

Lokasi lahan : Jalan Pertama

Orientasi site : menghadap ke Barat (menghadap ke Balai Yasa)

Arah lalu lintas : 2 arah pada Jl. Yos Sudarso

Luas site : +/- 2 Ha

Batas – batas lahan :

 Utara : Perumahan penduduk  Selatan : Perumahan penduduk  Timur : Perumahan penduduk  Barat : Balai yasa

(71)

Alternatif 2

Lokasi lahan : Jalan Cemara

Orientasi site : menghadap ke Selatan (menghadap jalan Cemara)

Arah lalu lintas : 2 arah pada Jl. Cemara

Luas site : +/- 2 Ha

Batas – batas lahan :

 Utara : Perumahan Penduduk  Selatan : Bangunan Komersil  Timur : Perumahan Penduduk  Barat : Perumahan penduduk

Gambar 2.3 Lokasi Site di Jalan Cemara

Alternatif 3

Lokasi lahan : Jalan Bengkel

Orientasi site : menghadap ke Timur (menghadap jalan Bengkel)

Arah lalu lintas : 2 arah pada Jl. Bengkel

Luas site : +/- 2 Ha

Batas – batas lahan :

(72)
(73)

No. Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Nilai Nilai Nilai

1. Jarak lokasi dari Stasiun 4 2 2

2. Kontur/topografi lokasi 4 4 4

3. Kondisi jalan 4 4 3

4. Tingkat kenyamanan 3 3 4

5. Aksesibilitas :  Kendaraan pribadi  Transportasi umum  Pejalan kaki

4 4 4 4 4 3 3 2 2 6. Fasilitas pendukung :

 Tempat ibadah  Sarana pendidikan  Rumah sakit  Pusat perbelanjaan  Permukiman 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 3 4

7. Tingkat kemacetan 3 3 4

8. Tingkat polusi :  Polusi suara  Polusi udara  Polusi sampah

3 3 3 3 3 3 4 4 3

9. Ketersediaan air bersih 4 4 4

10. Ketersediaan jaringan listrik dan telepon

4 4 4

11. Lokasi yang aman dari bencana alam dan banjir

4 4 4

12. Kesesuaian dengan RUTRK dan RTRW Kota Medan

4 3 3

Total Penilaian 73 68 67

4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup Baik 1 = Kurang Baik 0 = Tidak Baik

Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Nilai Lokasi

Berdasarkan hasil penilaian dari tabel di atas, maka lokasi site yang paling

sesuai adalah di jalan Pertama. Pemilihan lokasi di jalan ini dikarenakan lokasi

(74)

2.2.1.1 Tinjauan Terhadap Struktur Kota

Dalam pemilihan lokasi perancangan Museum Sejarah Kota Medan, perlu

untuk memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK).

Fungsi perancangan harus sesuai dengan lokasi yang terdapat di dalam kebijakan

pemerintah. Rencana Kawasan menurut Mebidangro :

No  Kawasan  Pusat Kegiatan

1  Kawasan  Perkotaan  Inti Medan 

a. Pusat pemerintahan provinsi;

b. Pusat pemerintahan kota dan/atau kecamatan; 

c. Pusat perdagangan dan jasa skala internasiona, nasional 

dan  regional; 

d. Pusat pelayanan pendidikan tinggi 

e. Pusat pelayanan olah raga skala internasional, nasional 

dan regional; 

f. Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional 

dan regional; 

g. Pusat kegiatan industri kreatif 

h. Pusat kegiatan industri manufaktur; 

i. Pusat kegiatan industri hilir pengelolaan hasil sektor 

unggulan perkebunan, perikanan dan kehutanan; 

j. Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang 

dan angkutan barang regional; 

k. Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan 

nasional; 

l. Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan 

nasional; 

m.Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara; 

n. Pusat kegiatan pariwisata; dan 

o. Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya. 

(75)

  Berdasarkan Buku Mebidangro, terdapat beberapa fungsi pusat kegiatan yang dibutuhkan di kawasan perkotaan inti medan, yaitu Pusat kegiatan

pariwisata, pameran dan sosial budaya. Oleh karena itu fungsi bangunan museum

sudah sesuai dengan kegiatan tersebut. Sasaran peuntukan menurut RUTRK :

WPP  Cakupan Kecamatan  Pusat 

Pengembangan 

Sasaran Peruntukan 

A  1. Kec. Medan Belawan 

2. Kec. Medan Marelan  3. Kec. Medan Labuhan 

Belawan  Pelabuhan, industri, pemukiman, 

rekreasi, maritim, usaha kegiatan 

pembangunan  jalan  baru, 

jaringan air minum, septic tank,  sarana pendidikan. 

B  Kec. Medan Deli  Tanjung Mulia Kawasan  perkantoran, 

perdagangan,  rekreasi  indoor, 

pemukiman, pembangunan jalan 

baru,  jaringan  air  minum, 

pembuangan sampah dan sarana  pendidikan. 

C  1. Kec. Medan Timur 2. Kec. Medan Perjuangan  3. Kec. Medan Tembung  4. Kec. Medan Area  5. Kec. Medan Denai  6. Kec. Medan Amplas 

Aksara  Pemukiman,  perdagangan  dan 

rekreasi,  kegiatan pembangunan  sambungan  air  minum,  septic 

tank,  jalan  baru,  rumah 

permanen,  serta  pendidikan 

kesehatan. 

D  1. Kec. Medan Johor 

2. Kec. Medan Kota  3. Kec. Medan Baru  4. Kec. Medan Maimoon  5. Kec. Medan Polonia 

Inti Kota  Kawasan  perdagangan, 

perkantoran, rekreasi indoor dan 

pemukiman,  dengan  program 

kegiatan  pembangunan 

perumahan  permanen, 

penanganan sampah dan sarana  pendidikan. 

E  1. Kec. Medan Barat  2. Kec. Medan Petisah  3. Kec. Medan Sunggal  4. Kec. Medan Selayang  5. Kec. Medan Tuntungan 

Sei Sikambing  Kawasan  pemukiman, 

perdagangan  dan  rekreasi, 

dengan  program  kegiatan 

pembangunan  sambungan  air 

minum, septick tank, jalan baru, 

rumah  permanen,  sarana 

pendidikan dan kesehatan.  Tabel 2.3 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan

(76)

Menurut RUTRK, daerah kecamatan Medan Barat diperuntukkan untuk

perdagangan dan rekreasi. Fungsi Museum sudah sesuai dengan RUTRK yaitu

untuk rekreasi.

2.2.1.2 Pencapaian

Bangunan museum merupakan sebuah bangunan rekreasi yang bertujuan

untuk mendatangkan banyak pengunjung. Untuk itu harus diperhatikan beberapa

hal untuk pencapaian, antara lain :

 Berada di lokasi strategis yang dapat diakses banyak jalan, karena

museum merupakan bangunan publik yang diperuntukkan bagi

masyarakat.

 Dapat dicapai melalui berbagai jenis kendaraan, baik itu kendaraan

pribadi maupun kendaraan umum. Oleh karena itu diperlukan halte

maupun stasiun yang berada di dekat lokasi

 Sangat diprioritaskan untuk dapat dicapai dengan berjalan kaki, oleh

(77)

      

Kuala Namu 45 menit

Tol Belmera 15 menit Tanjung Morawa 45

menit

Pusat Kota 15 menit Belawan 30 menit

Binjai 50 menit Berastagi 2 jam 15 menit

Diagram 2.1 Pencapaian Lokasi site

2.2.1.3 Area Pelayanan

Area Pelayanan Museum Sejarah Kota Medan mencakup seluruh Kota

Medan terutama di kawasan Pulo Brayan yang meliputi Kecamatan Medan Timur,

Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli. Lokasi 

(78)

2.2.1.4 Persyaratan Lain

Lokasi site adalah lahan kosong sehingga tidak diperlukan pembebasan

lahan. Lokasi memiliki nilai lahan yang tinggi dan terletak pada posisi strategis,

yaitu berada di jalur penghubung Kota Belawan dan Kota Medan. Lokasi juga

berada di kawasan bersejarah Pulo Brayan yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Pemilihan lokasi disesuaikan dengan peraturan tata ruang kota yang sudah

ditetapkan.

2.2.2 Deskripsi Kondisi Existing Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

Kondisi existing tapak rancangan pada saat sekarang ini merupakan lahan

kosong.

 Luas Lahan : 15.000 m2 atau 1,5 Ha

 Kontur : Kondisi lahan relative datar dan tidak berkontur

 KLB : 5

 KDB : 50% - 75%

 GSB : (1/2n) + 1 (n = lebar jalan)  Ketinggian bangunan : -

 Pemilik : -

 Bangunan existing : Perumahan Penduduk

 Keistimewaan site : - Site berada di dekat Balai Yasa

-Site merupakan kawasan Transit Oriented

Development (TOD).

-Kawasan di sekitar site memiliki nilai

sejarah tinggi.

(79)
(80)

2.3 Tinjauan Umum Proyek

2.3.1 Perkembangan Kota

Perjalanan sudah menemukan titik terang lokasi dimana harta karun

berada. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah melihat garis besar yang ada di

dalam peta. Garis besar ini merupakan petunjuk penting dalam menemukan harta

tersebut.

Pada perkembangannya Kota Medan dikembangkan menjadi kawasan

Metropolitan Mebidangro yang meiliki integrasi satu kawasan dengan kawasan

lainnya. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro

sebagai Pusat Kegiatan Nasoinal (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis

Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan

Mebidangro yang berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara memiliki kedudukan

strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional

Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Poin penting ini menjadi landasan utama bagi

pengembangan Metropolitan Mebidangro untuk menjadi pusat pelayanan kegiatan

ekonomi regional tersebut. Selain itu, kawasan Metropolitan Mebidangro

diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima untuk penduduk

Metropolitan Mebidangro.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan

Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo,

menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan

untuk mewujudkan :

 Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing secara internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan

nasional di bagian utara Pulau Sumatera.

 Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS (daerah aliran sungai).

(81)

 Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro.

Khusus pada kawasan Medan Timur dikhususkan untuk menjadi pusat

beberapa kegiatan, diantaranya :

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis,  Pusat pelayanan transportasi (TOD),  Pusat kegiatan sosial-budaya.

Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timura terdapat satu potensi yang

menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA

Pulo Brayan kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai

heritage, dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan adalah :

 Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara Jasa perhotelan, perkantoran.

 Pusat pelayanan transportasi (Stasiun KA Pulo Brayan).  Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.

2.3.2 Kebijakan Pembangunan

Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan

pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan.

Tujuan penataan ruang Kota Medan pada masa yang akan datang tidak akan

terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih

luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Medan sebagai

Pusat Kegiatan Nasional, serta tanggap dengan dinamika perkembangan dan

permasalahan Kota Medan saat ini, maka kebijakan dan strategi pengembangan

Kota Medan yang akan dituju, adalah:

(82)

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, maka melalui RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028

 Terwujudnya pemanfaatan ruang Kota Medan yang sesuai dengan fungsi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kota

Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang

pesat;

 Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan ekonomi di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai

skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan

terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar

kawasan utara Medan dengan kawasan pusat Kota maupun daerah

belakangnya;

 Penataan Ruang Kota Medan harus berwawasan lingkungan dengan mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan yang tepat

dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi

dalam proses perencanaan dan implementasinya;

 Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota yang memadai;

 Melindungi kawasan sosial-budaya (bersejarah) yang merefleksikan elemen-elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur,

aerkeologi, teknologi dan budaya melalui pelestarian kawasan

(83)

Gambar 2.6 Peta Pola Ruang Kecamatan Medan Timur (Sumber : RUTRK)

2.3.3 Deskripsi Proyek  

Museum menurut International Council of Museums (ICOM, 2004)

adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani

masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh merawat,

menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jadi diri manusia dan

lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan kenyamanan.

Peruntukkan lahan pada kawasan perancangan adalah

bangunan fungsi campuran, transportasi, perumahatan, komersil dan ruang

(84)

Menurut ICOM (International Council of Museums), fungsi museum ada

9, yaitu sebagai berikut :

 Tempat pengumpulan dan pengamanan warisan budaya dan alam.  Tempat dokumentasi dan penelitian ilmiah.

 Konservasi dan preservasi.

 Media penyebaran dan penyerataan ilmu untuk umum.  Tempat pengenalan dan penghayatan kesenian.

 Visualisasi warisan budaya dan alam.

 Media perkenalan budaya antar daerah dan antar bangsa.  Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.

 Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME.

Tujuan museum secara umum menurut ICOM yaitu untuk memelihara,

menyelidiki dan memperbanyak. Sedangkan secara khusus yaitu memamerkan

kepada khalayak ramai guna pendidikan, pengajaran, dan penikmat akan

bukti-bukti nyata berupa benda-benda- dari manusia dan lingkungannya.

Kawasan Pulo Brayan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Akan tetapi

banyak masyarakat yang belum mengetahui nilai sejarah yang dikandung kawasan

ini. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan suatu museum yang dapat

memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya sejarah yang dimiliki

Kota Medan.

Selain itu, fungsi museum di kawasan Pulo Brayan ini juga sebagai

penunjang konsep urban renewal kawasan yang dapat menjadi daya tarik

(85)

2.3.4 Klasifikasi Museum

Berdasarkan (Pasal 2 Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

No.KM.33/PL.303/MKP/2004), museum dibedakan berdasarkan koleksi yang

disimpan menjadi museum umum dan museum khusus.

 Museum Umum ciri koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material hasil budaya manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai

cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. Contoh museum umum adalah

Museum Nasional di Jakart yang koleksinya mencakup kekayaan budaya

dari seluruh pelosok Indonesia.

 Museum Khusus ciri koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material hasil budaya manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang

seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. Contoh museum khusus

adalah Museum IPTEK, Museum Serangga dan Kupu-kupu, Museum

Reptil, Museum Air Tawar, dan berbagai museum lainnya di Taman Mini

Indonesia Indah yang koleksinya terbatas pada tema tertentu.

Berdasarkan (Sutaarga, 1999), klasifikasi museum dapat ditinjau dari

beberapa sudut pandang, antara lain :

 Berdasarkan status hukum dan kepemilikannya, museum dapat dibagi menjadi :

a. Museum dengan status kepemilikan pemerintah

b. Museum dengan status kepemilikan swasta

 Berdasarkan ruang lingkup wilayah, tugas dan status hukum pendirian serta tujuan penyelenggaraan (kedudukannya), museum dapat dibagi

menjadi tiga yaitu :

a. Museum Nasional

b. Museum Lokal :

- Museum Provinsi

-Museum Kabupaten

(86)

2.4 Tinjauan Fungsi

2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan

Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran umum mengenai pengguna

dan aktivitasnya yang terjadi didalam bangunan. Pelaku dan pengguna museum

sejarah dan seni ini adalah :  Pengunjung

Merupakan pengunjung dari Museum Sejarah Kota Medan. Pengunjung

ini dapat dari berbagai kalangan.  Pengelola

Merupakan pengelola dari Museum Sejarah Kota Medan  Peneliti

Merupakan Peneliti benda – benda bersejarah yang akan di pajang di

dalam museum.  Service

Merupakan pegawai servis dari Museum Sejarah Kota Medan.

Kegiatan Utama adalah kegiatan yang mendasar yang dilakukan oleh

pelaku kegiatan. Beberapa kegiatan yang terjadi berdasarkan sifatnya adalah :  Edukatif : bersifat lebih mendidik dan menambah pengetahuan.  Rekreatif : bersifat lebih menghibur (refreshing).

 Kreatif : bersifat menambah kemampuan otak leih aktif.

Kegiatan Pendukung adalah kegiatan yang menunjang kegiatan utama

sebagai fasilitas tambahan. Beberapa kegiatan pendukung:  Souvenir dan Reatil

(87)

2.4.2 Deskripsi Perilaku  Pengunjung

Diagram 2.2 Perilaku Pengunjung  Pengelola

Diagram 2.3 Perilaku Pengelola

TICKETING PARKIR

ENTRANCE

LOBBY TANGGA 

HALL

TOILET

SOUVENIR

CAFE FOOD 

GALERI 

KANTOR PARKIR

ENTRANCE

TOILET 

RUANG  PERTEMUAN 

TAMAN

CAFE FOOD 

PULANG TAMAN

(88)

 Servis

Diagram 2.4 Perilaku Pengelola

2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Museum merupakan bangunan publik. Oleh karena itu luasan museum

diukur dari banyaknya penduduk lokal daerah tersebut. Pendistribusian luas areal

museum baru harus sesuai dengan pembagian yang merata, dimana luas areal

untuk kuratorial ditambah administrasi dan servis harus seluas areal pameran.

Populasi Total Luas Areal Museum (m2 )

10.000 650 – 1300

25.000 1115 – 2230

50.000 1800 – 3600

100.000 2700 – 5500

250.000 4830 – 9800

500.000 7600 – 15.000

> 1.000.000 12.000 – 23.500

Tabel 2.4 Standard Luasan Museum

LOBBY PARKIR

ENTRANCE 

TOILET

RUANG  ALAT 

GUDANG  DAPUR

TAMAN

(89)

Dalam perancangan museum, harus dipikirkan pembagian ruang, jumlah

ruang, ukuran ruang, faktor elemen iklim, sirkulasi udara yang baik, juga masalah

sistem penggunaan cahaya. Persyaratan minimal bangunan terdiri dari dua

komponen yaitu bangunan pokok dan penunjang. Secara umum gedung museum

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Bangunan dikelompokkan berdasarkan fungsi dan aktivitasnya, ketenangan dan keramaian serta keamanan.

Pintu masuk dibedakan atas pintu masuk utama dan pintu masuk khusus.  Area publik terdiri dari bangunan umum (pameran tetap dan temporer)

serta bangunan auditorium meliputi seluruh ruang pendukungnya.

 Ar

Gambar

Tabel 4.3 Program Ruang Luar Museum
Tabel 4.5 Program Ruang Luar Museum
Tabel 4.6  Program Ruang Luar Museum
Tabel 4.7 Program Ruang Luar Museum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat (dalam hal ini masyarakat Kelurahan Pulo Brayan Darat II Medan) terhadap eksistensi lembaga zakat

Pengelompokan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Responden Yang Mengkonsumsi Rokok Nikotin Tinggi Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga pekerja sektor informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur Kota

Tulisan ini mengungkapkan tentang keadaan sosial budaya penduduk di pemukiman kumuh pinggir rel kereta api kelurahan pulo brayan kota kecamatan medan barat..

di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur

Hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti dipuskesmas Pulo Brayan Medan diruangan poli paru dari 10 pasien TB paru yang datang mengambil OAT sesuai dengan

Skripsi ini berjudul “Analisis Persepsi dan Respon Masyarakat Terhadap Eksistensi Lembaga-Lembaga Zakat Di Kota Medan (Studi Kasus: Masyarakat Kelurahan Pulo Brayan Darat

Strategi Pemasaran Produk Tabungan Easy Wadi’ah PT Bank Syariah TBK KCP Medan Pulo Brayan NUZUL RAMADHAN UniversitasoIslamoNegerioSumateraoUtara Medan Email: