• Tidak ada hasil yang ditemukan

ar 2.12 Hala (Sum

2.24 Perspekt (Sum(Sum

r s p Arsit dikerjakan o oleh 323 ars masuk sebag Wisran Had Sumatera Ba rancangan, k serbaguna, pendidikan. Gambar 2 tektur Masj oleh arsitek R sitek dari be gai nominas di. Konstru arat yang be kompleks ba fasilitas k Gambar 2.24 Perspekt (Sum jid Raya S Rizal Muslim erbagai nega i dan diselek uksi bangun eberapa kali angunan aka komersial, d r 2.25 Interior (Sum tif Mesjid Ra mber : Goog Sumatera B min, pemena ara pada 200

ksi oleh tim nan dirancan diguncang g an dilengkap dan bangun r Mesjid Ray mber : Google aya Sumatera le) Barat memak ang sayemba 07. Dari ratu m juri yang d ng menyika gempa berke pi pelataran, nan penduk a Sumatera B e) Barat kai rancang ara desain y usan peserta, diketuai oleh api kondisi ekuatan besa taman, men kung untuk Barat gan yanng yang diikuti , 71 desain h sastrawan geografis ar. Menurut nara, ruang k kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Setiap kota pastinya memiliki nilai sejarah tersendiri, dimana nilai sejarah ini yang menjadi kebanggaan dari kota tersebut. Peristiwa – peristiwa yang telah terjadi di masa lalu patutlah dikenang agar dapat menjadi pelajaran bagi suatu kota. Pelajaran – pelajaran yang berharga inilah yang dapat membuat kota belajar dari masa lalu dan berkembang menjadi lebih baik lagi.

Salah satu kota yang dapat berkembang lebih baik dan memiliki potensi adalah Kota Medan. Kota Medan merupakan kota yang berada di posisi strategis IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) dari keadaan itu pula kota Medan menjadi salah satu Kawasan Strategis Nasional. Oleh sebab itu, kota Medan saat ini sedang berbenah diri untuk menjadi kota yang ideal, melalui kerjasama Mebidangro (Medan-Binjai-Deli serdang-kabupaten Karo) diharapkan dapat “menggemukkan” kegiatan yang ada di pusat kota, meratakan penyebaran penduduk dan mencapai tujuan kawasan strategis nasional.

Namun ada kendala dari penyebaran penduduk yaitu penyebaran masih terpusat pada inti kota. Hal ini dikarenakan pembangunan plaza/tempat orang berkumpul, infrastruktur maupun bangunan yang menjadi generator aktifitas masyarakat masih sangat kurang pada daerah pinggir kota. Menanggapi issue tersebut kami sebagai perencana memikirkan sebuah solusi, yaitu dengan menciptakan “magnet” pada daerah pinggir kota untuk menarik minat masyarakat agar berpindah ke wilayah yang baru. Tahap yang dilakukan adalah dengan menarik garis vertikal dan horizontal dalam radius 5 km dari titik 0 pusat kota, maka didapatlah empat titik yang bersinggungan yaitu :

 Utara : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)

 Timur : Kelurahan Bandar Selam dan Kelurahan Bantan( Kecamatan Medan Tembung)

 Selatan : Kelurahan sarirejo (Kecamatan Medan Polonia)

 Barat : Kelurahan Sei Sikambing dan Kelurahan Sei Sikambing C II (Kecamatan Medan Helvetia dan Kecamatan Medan Sunggal)

Kawasan pinggir kota memiliki potensi untuk dikembangkan. Akan tetapi, masalah terbesar yang dimiliki Kota Medan adalah tumbuhnya ruko disetiap sudut kota sehingga kota terlihat semrawut dan tidak teratur. Pertumbuhan ruko yang sangat kencang menjadi salah satu faktor lambatnya pertumbuhan kota. Ruang terbuka hijau yang dimiliki Kota Medan juga sangat sedikit, sehingga kota terlihat sesak dan tidak ada area untuk beristirahat bagi masyarakat.

Medan bagian utara memiliki banyak potensi untuk dikembangkan menjadi “magnet” bagi Kota Medan. Bagian pinggir Kota Medan ini terletak di daerah strategis yaitu di jalan penghubung Kota Medan dengan Kota Belawan. Seperti kita tahu, Belawan merupakan pelabuhan penting dari Sumatera Utara. Selain itu Medan bagian utara juga memiliki banyak nilai sejarah karena beberapa kawasan di daerah ini merupakan kawasan yang Berjaya pada masa lalu.

Kawasan Pulo Brayan merupakan salah satu kawasan pusaka di Kota Medan. Kawasan ini memiliki nilai bersejarah tinggi terutama jika dikaitkan dengan bidang industri per-kertaapian. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan fasilitas-fasilitas untuk kereta api di kawasan tersebut. Fasilitas tersebut antara lain perbengkelan kereta api, gudang bongkar muat barang kereta api, perkantoran pendukung, dan perumahan bagi karyawan serta para petinggi yang bekerja di industri per-keretaapian. Akan tetapi, dengan seiring waktu bangunan - bangunan bersejarah di kawasan ini mulai hancur dan terlupakan sehingga nilai sejarah yang menjadikan ciri khas di kawasan tersebut perlahan-lahan hilang.

Menurut Budihardjo (1989)1, terdapat beberapa arti penting dari keberadaan suatu bangunan kuno bersejarah antara lain secara ekonomis, bangunan kuno bersejarah akan merupakan salah satu daya tarik wisata, dari aspek sosial budaya terpeliharanya bangunan kuno akan menumbuhkan ikatan yang erat antara masa kini dan masa lampau dan menciptakan kebanggaan serta harga diri sebagai bangsa, dan menurut aspek fisik bahwa keberadaan bangunan kuno bersejarah akan memperkaya wajah lingkungan dan menciptakan identitas kota yang khas, unik dan berkarakter.

Citra kawasan Pulo Brayan berubah menjadi kawasan perdagangan yang dikarenakan banyaknya rumah toko (ruko) yang dibangun pada kawasan ini. Fenomena ini juga terjadi hampir diseluruh bagian kota Medan lainnya. Salah satu cara untuk mengembalikan citra kawasan dan menarik masyarakat untuk pindah dari inti kota adalah menerapkan metode Renewal pada titik “magnet” tersebut. Hal ini diharapkan akan menciptakan kesan aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.

Kawasan Pulo Brayan merupakan salah satu kawasan yang perlu dibenah dan perlu dikembangkan mengingat banyaknya potensi yang dimiliki kawasan ini. Potensi ini berupa letak kawasan yang berada di daerah strategis, yaitu di jalur perhubungan antara Kota Medan dan Kota Belawan, serta banyaknya bangunan       

peninggalan sejarah yang merupakan bukti kejayaan kawasan pada masa penjajahan Belanda. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi kota medan terutama di kawasan Pulo Brayan.

Adapun renewal pada kawasan Pulo Brayan yaitu dengan membangun beberapa fungsi bangunan sebagai generator aktifitas masyarakat seperti Stasiun Kereta Api, Hotel, Apartemen, Museum, Convention and Exhibition Centre, Pusat Industri, Youth Centre serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai plaza dan penyumbang RTH kota. Direncanakan Renewal kawasan Pulo Brayan nantinya menjadi “Green Deli Oasis” dengan menerapkan tema sustainable yang tetap mensinergiskan lingkungan sekitar dengan kegiatan manusia yang ada.

Di dalam buku Mebidangro, Kecamatan medan timur, kota medan (Kel. Pulo Brayan sekitar stasiun KA), elemen- elemen ruang yang dapat dikembangkan adalah2:

 Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara jasa perhotelan, perkantoran.

 Pusat pelayanan transportasi (stasiun KA Pulo Brayan)  Ruang Terbuka Hijau taman kota

Prospek pengembangan arsitektur kawasan yaitu berkaitan dengan pengembangan landmark dan focal point. Pengembangan landmark dan focal point dilakukan melalui pengembangan arsitektur bangunan tertentu yang menjadi pusat perhatian dan daya tarik di Kecamatan Medan Timut, terutama pada bagian kawasan yang terintegrasi dengan pusat metropolitan.

Oleh karena itu diperlukan beberapa bangunan yang dapat mendukung perkembangan kawasan bersejarah Pulo Brayan untuk menjadi daya tarik bagi Kota Medan. Salah satunya adalah Museum Sejarah Kota Medan yang dapat melestarikan sejarah serta menjadi bangunan pendukung dari Urban Renawal di kawasan Pulo Brayan.

      

2

1.2 Maksud dan Tujuan

Dokumen terkait