• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia termasuk tertinggi di

kawasan Asia, yakni 307/100.000 kelahiran. Provinsi penyumbang kasus

kematian ibu melahirkan terbesar ialah Papua 730/100.000 kelahiran, Nusa

Tenggara Barat 370/100.000 kelahiran, Maluku 340/100.000 kelahiran, dan

Nusa Tenggara Timur 330/100.000 kelahiran. Jumlah tersebut tidak jauh

berbeda dari masa Orde Baru. Reformasi belum mampu memperbaiki sejumlah

kasus yang menimpa kaum perempuan, terutama ibu melahirkan (Widyastuti,

Rahmawati, & Purnamaningrum. 2010, hal. 125).

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Devolopment

Goals/MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun

sebesar 3/4 dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka Kematian Bayi menurun

sebesar 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia

mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi

102/100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi menjadi 23/1.000 kelahiran

hidup pada tahun 2015 (Kemenkes, 2010, hal. 2).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih merupakan angka

tertinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga. Saat ini status kesehatan ibu

dan anak di Indonesia masih jauh dari harapan, ditandai dengan masih tingginya

(2)

yaitu 307/100.000 kelahiran.Kondisi Angka Kematian Bayi (AKB) tidak jauh

berbeda, saat ini kematian bayi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI,

2007). Dan terjadi penurunan bila kita bandingkan dengan SDKI 2003 (35/1000

kelahiran hidup). Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat

persalinan.Penyebab langsung kematian ibu adalah Perdarahan (40%),

Eklampsia (24%), Infeksi (11%) selain itu kematian ibu disebabkan karena

Kurang Energi Kronik (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada

kehamilan (40%). Sedangkan penyebab kematian bayi adalah gangguan

pernafasan (37%), prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), ikterus

(6%), postmatur (3%), dan kelainan kongenital (1%) (Kemenkes, 2010, hal. 1).

Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo bekerja sama dengan Jaringan Nasional

Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi 2002 dan Depkes RI, 2001) adalah

semua kehamilan beresiko, jadi harus sedini mungkin memeriksakan kehamilan

sehingga gangguan kesehatan dapat diketahui sejak awal dan dapat dicegah atau

diobati (Pinem, 2009, hal. 75).

Menurut ibu Kustinah selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

Dinas Kesehatan Sumatera Utara didalam sebuah surat kabar, mengatakan

Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara sejak empat tahun terakhir ini

dinilai cukup tinggi, bahkan melebihi AKI secara nasional yakni 228/100.000

kelahiran hidup.Tahun 2007, AKI mencapai 231/100.000 kelahiran hidup, tahun

2008 meningkat menjadi 258/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2009 menjadi

260/100.000 kelahiran hidup serta di tahun 2010 per Agustus mencapai

(3)

perdarahan pada saat persalinan bila tidak tertolong selama dua jam bisa

membuat ibu tersebut meninggal dunia.

Tujuan utama asuhan kehamilan adalah untuk memfasilitasi hasil yang

sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan

saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat

mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan.

Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan

normal selama kehamilan. Kehamilan dapat menjadi masalah atau komplikasi

setiap saat. Sekarang ini secara umum telah diterima bahwa setiap saat

kehamilan membawa resiko bagi ibu. World Health Organization (WHO)

memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan

berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta

dapat mengancam jiwanya (Dewi & Sunarsih, 2011, hal. 11).

Tabel 1.1

Jumlah Pemeriksaan antenatal Kota Medan Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2007-2008

Kota Pemeriksaan antenatal ibu hamil

Medan Jumlah K 1 (%) Jumlah K 4 (%)

2007 95,88 92,08

2008 95,00 90,66

Sumber : Bank Data Pusdatin Depkes RI

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 jumlah

kunjungan 1 pemeriksaan antenatal secara keseluruhan 95,88 %, jumlah

kunjungan 4 pemeriksaan antenatal sebesar 92,08 %. Sedangkan pada tahun

2008 jumlah kunjungan 1 pemeriksaan antenatal sebesar 95,00 %, jumlah

kunjungan 4 pemeriksaan antenatal sebesar 90,66 %. Pada tahun 2008 terjadi

(4)

pencapaian K4 menurut Meneteri Kesehatan (MENKES) harus mencapai 95,00

% dalam rangka untuk menurunkan AKI di Indonesia.

Sejarah perkembangan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia

kebidanan secara umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan

berjalan lancar apabila adanya peningkatan pelayanan pemeriksaan antenatal

(Pantikawati & Saryono, 2010, hal. 20).

Menurut Saifudin (dalam Salmah, dkk, 2006, hal. 129). kunjungan

antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak

minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : kehamilan

trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, kehamilan trimester kedua

(14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga (28-36

minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.

Secara ideal, asuhan prakonsepsi dan nasihat harus dicari dan

kesehatan serta kesejahteraan yang optimal dicapai sebelum melakukan

hubungan seksual yang prokreatif. Hal ini jarang dilakukan. Diperkirakan 50%

kehamilan tidak direncanakan sehingga pentingnya mempertahankan gaya hidup

yang sehat tidak dapat ditekankan dengan adekuat. Terdapat aspek fisik,

spiritual, sosial, dan psikologis dalam asuhan antenatal. Sasaran utama pemberi

perawatan bukan semata-mata untuk memastikan bahwa ibu dan bayi memiliki

kesehatan yang baik pada akhir kehamilan. Kehamilan dapat menimbulkan

kondisi yang menempatkan kehidupan beresiko. Dalam situasi tersebut sasaran

asuhan antenatal ialah meminimalkan setiap efek yang berpotensi

membahayakan pada wanita dan bayinya, terminasi kehamilan dapat menjadi hal

yang perlu dilakukan jika kehidupan wanita terancam (Henderson & Jones, hal.

(5)

Menurut Blum (dalam Notoatmodjo, 2003, hal. 12) perilaku

merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi

kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Menurut Green (dalam

Notoatmodjo, 2003, hal. 12) perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama,yakni

faktor-faktor predisposisi, faktor-faktor pemungkin, dan faktor-faktor penguat.

Faktor-faktor predisposisi ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.

Menurut Syah (2010, hal. 10) pendidikan dapat diartikan sebagai

sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan

kebutuhan.

Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada

hakekatnya ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperoleh. Pendidikan yang

baik dan berkualitas akan melahirkan individu yang baik dan berkualitas pula.

Sebaliknya apabila pendidikan yang diperoleh tidak baik dan tidak berkualitas,

maka hal ini akan berdampak terhadap kualitas SDM yang dibangun. Pendidikan

yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena tingkat pendidikan yang

tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang

menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari

pergutuan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu

berperilaku hidup sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki

(6)

tinggi pendidikan wanita akan mudah menerima hal-hal yang baru dan mudah

menyesuaikan diri dengan masalah-masalah baru (Widyastuti, Rahmawati, &

Purnamaningrum. 2010, hal. 124).

Klinik Cahaya ini merupakan sebuah Klinik yang berada di daerah

Brayan, disana banyak terdapat ibu hamil yang memeriksakan kehamilannnya

dan Klinik ini sudah berdiri cukup lama sehingga banyak ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan antenatal disana. Selain itu Klinik tersebut menerima

pasien yang memiliki Jampersal, Jampersal merupakan program bantuan

Pemerintah bersumber dari APBN melalui sekretariat Bina Upaya Kemenkes

yang disalurkan langsung ke Kabupaten/Kota dan diharapkan dapat menekan

angka kematian ibu.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu

Hamil dengan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo

Brayan Kecamatan Medan Timurtahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: “bagaimana

hubungan Pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal

di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun

2013?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan

(7)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik demografi responden di Klinik Cahaya

Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan TimurTahun 2013

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden di Klinik Cahaya

Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

c. Untuk mengetahui tingkat pendidikan responden di Klinik Cahaya

Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

d. Untuk mengetahui pemeriksaan antenatal responden di Klinik Cahaya

Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

e. Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan pendidikan ibu hamil

dengan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan

Kecamatan Medan Timur Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau gambaran

tenaga kesehatan khususnya Bidan untuk menambah pengetahuan dalam

meningkatkan mutu pelayanan kebidanan tentang pemeriksaan antenatal.

Sehingga menciptakan ibu dan bayi sehat, selamat dan terciptanya keluarga

bahagia.

2. Bagi perkembangan ilmu kebidanan

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran perkembangan bagi

ilmu kebidanan asuhan kebidanan untuk ibu hamil khususnya pemeriksaan

antenatal yaitu upaya peningkatan kesehatan ibu dan bayi, diagnosa dini,

(8)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Mudahan penelitian ini bisa dijadikan sumber informasi bagi

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pemeriksaan antenatal Kota Medan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

inductively coupled argon plasma spectrophotometry (Poly- alfalfa yield and nutrient uptake in irrigated production scan 61E; Thermo Jarrell-Ash Corporation, Franklin, MA) systems

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2016 AND 2015 AND FOR THE. YEARS THEN ENDED –

In this study, two cultivars of Japanese lowland rice, Sasanishiki and Norin 1, were grown in a lowland rice field with or without supplemental UV-B radiation for five

Sehubungan dengan hal tersebut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengalokasikan dana beasiswa dalam

Korelasi antara lama studi terhadap kesesuaian bidang pekerjaan: • Waktu studi Pendek terhadap kesesuaian bidang pekerjaan • Waktu studi sedang terhadap kesesuaian

perencanaan/pemodelan transportasi empat tahapan, pemodelan dengan metode gravity dan analogi, teknik survei dalam perencanaan transportasi, perencanaan dan analisis

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST) CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA