• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi dan Nikotin Rendah Pada Laki-Laki Berumur 15-30 Tahun di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbedaan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi dan Nikotin Rendah Pada Laki-Laki Berumur 15-30 Tahun di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PEROKOK NIKOTIN TINGGI

DAN NIKOTIN RENDAH PADA LAKI-LAKI BERUMUR 15-30

TAHUN DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PULO BRAYAN

KOTA KECAMATAN MEDAN BARAT KOTAMADYA

MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 071000237 KAMRI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PEROKOK NIKOTIN TINGGI

DAN NIKOTIN RENDAH PADA LAKI-LAKI BERUMUR 15-30

TAHUN DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PULO BRAYAN

KOTA KECAMATAN MEDAN BARAT KOTAMADYA

MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 071000237 KAMRI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PEROKOK NIKOTIN TINGGI

DAN NIKOTIN RENDAH PADA LAKI-LAKI BERUMUR 15-30

TAHUN DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PULO BRAYAN

KOTA KECAMATAN MEDAN BARAT KOTAMADYA

MEDAN TAHUN 2009

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 071000237 KAMRI

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 05 Agustus 2009 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Ir. Indra Chahaya S, MSi

NIP. 196811011993032005 NIP. 197002191998022001

dr. Devi Nuraini Santi, MS

Penguji II Penguji III

Ir. Evi Naria, MKes

NIP. 196803201993032001 NIP. 196501091994032002 DR. Dra. Irnawati Marsaulina, MS

Medan, September 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, Dekan,

(4)

ABSTRAK

Rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah serta dapat mengakibatkan ketergantungan. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan. Nikotin akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit dengan cepat dan tekanan darah naik.

Penelitian ini merupakan survei yang bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua laki–laki berumur 15–30 tahun sebanyak 131 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang diambil secara purvosive sampling sesuai kriteria inklusi dan esklusi. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara dan pengukuran langsung tekanan darah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum merokok, sesudah merokok dan 20 menit setelah berhenti merokok dan katakteristik perokok di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan kota Kecamatan Medan Barat.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tekanan darah pada perokok nikotin tinggi yaitu sebelum merokok tekanan darah sistol paling banyak pada klasifikasi normal sebanyak 23 orang (76,6%) dan diastol seluruh responden normal, sedangkan sesudah merokok mengalami kenaikkan tekanan darah sistol paling banyak pada klasifikasi normal tinggi sebanyak 21 orang (70,0%) dan diastol sebanyak 20 orang (66,7%), 20 menit setelah berhenti merokok terjadi penurunan tekanan darah sistol paling banyak pada klasifikasi normal sebanyak 21 orang (70,0%) dan diastol sebanyak 20 orang (66,7%). Terdapat perbedaan tekanan darah pada perokok nikotin rendah yaitu sebelum merokok tekanan darah sistol paling banyak pada klasifikasi normal sebanyak 28 orang (93,3%) dan diastol seluruh responden normal, sedangkan sesudah merokok mengalami kenaikkan tekanan darah sistol paling banyak pada klasifikasi normal tinggi sebanyak 16 orang (53.3%) dan diastol sebanyak 24 orang (80,0%), 20 menit setelah berhenti merokok terjadi penurunan tekanan darah sistol seluruh responden pada klasifikasi normal dan diastol sebanyak 29 orang (96,7%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan rokok yang mengandung nikotin tinggi dan rendah dapat menaikkan tekanan darah, namun yang lebih berpengaruh menaikkan tekanan darah adalah rokok yang mengandung nikotin tinggi. Oleh karena itu peneliti menyarankan bagi perokok untuk memilih rokok yang kandungan nikotinya lebih rendah, kepada tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat tentang bahaya rokok dan mengajarkan pola hidup sehat dan bagi pemerintah membuat peraturan yang tegas untuk perlindungan anak dari bahaya rokok.

(5)

Abstract

Cigarette contains around 4.000 chemicals. Nicotine adal substance adiktif that influence nerve and blood circulation with can cause dependence. This substance has carcinogen, and can lethal lung cancer trigger. Nicotine will cause blood vessel menyempit swiftly will causes blood pressure sistolik and mengastolik experience enhanced

The methodology of research was descriptive survey. population in this watchfulness all aged mans 15-30 year as much as 131 person, with sample total as much as 60 person taken according to purvosive sampling appropriate criterias inklusi and esklusi. data is gatherred to pass kuesioner, interview and blood pressure direct measurement then is presented in the form of frequency distribution table.

This research aim to detect blood pressure difference before smoke, after smoke and 20 minutes after stop to smoke and katakteristik smoker in Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan kota Kecamatan Medan Barat.

The result of this research found tall nicotine smoker blood pressure difference that is before smokes td sistol >130 mmHg as much as 7 person (23,3%). after smoke td sistol >130 mmhg as much as 21 person (70,0%) and diastol >85mmHg as much as 20 person (66,7%). while 20 minutes after stop td sistol >130 mmhg as much as 9 person (30,0%) and td diastol >85 mmhg as much as 10 person (33,3%) and blood pressure increase total <21 mmhg as much as 26 person (86,7%). found low nicotine smoker blood pressure difference that is before smokes td sistol >130 mmhg as much as 2 person (6,7%)%). after smoke to happen enhanced td sistol > 130 mmhg as much as 16 person (53,3%) and diastol >85 mmhg as much as 6 person (20,0%). while 20 minutes after stop to smoke td diastol >85 mmhg as much as 1 person (3,3%) and blood pressure increase total <21 mmhg as much as 22 person (73,3%)

Based on the research result inferential that cigarette that contains tall nicotine and low nicotine can causes blood pressure increase. therefore researcher implies to habit smokes, increase life style wells and investigate well-being. to well-being energy to give direct elucidation to society about cigarette danger and teach alive pattern wells and for government makes firm regulation for child protection from cigarette danger.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Kamri br. Situmorang

Tempat/Tanggal Lahir : Pangururan, 11 Juni 1982

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : 7 (Tujuh) Orang Bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Putri Hijau No. 28 A Medan

Alamat Kantor : Puskesmas Mulyorejo

Jl. Binjai KM. 12 Mulyorejo

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 060850 : Tahun 1997-1994

2. SMP YPN Marisi Medan : Tahun 1994-1997

3. SMU YPN Marisi Medan : Tahun 1997-2000

4. D-I Informatika Komputer YPN Medicom : Tahun 2000-2001

5. D-III Kebidanan Imelda Medan : Tahun 2002-2005

6. FKM USU Medan : Tahun 2007-2009

Riwayat Pekerjaan

1. Tahun 2005-2007 : Pegawai Di RS Imelda Medan

2. Tahun 2007-Sekarang : Pegawai Tidak Tetap (PTT) di

Puskesmas Mulyorejo KM.12

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNyalah

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbedaan Tekanan Darah Perokok

Nikotin Tinggi dan Nikotin Rendah Pada Laki-Laki Berumur 15-30 Tahun di

Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan

Tahun 2009”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dibuat untuk dapat

menyelesaikan pendidikan Strata I pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara (FKM USU).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan masih sangat jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan dari berbagai

hal. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang

bersifat membangu n demi kebaikan isi skripsi ini.

Selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak

mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Ria Masniari, Msi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

2. Ir. Indra Chahaya S, Msi selaku ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing

skripsi I yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan

(8)

3. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing skripsi II yang telah banyak

memberikan petunjuk dan saran-saran kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

4. Nerseri Barus, Prof. dr., MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,

Khususnya Dosen di depertemen kesehatan Lingkungan.

6. dr. Manahan, selaku kepala Puskesmas Mulyorejo yang telah memberikan dukungan

dan izin kuliah kepada penulis dan Ibu Riatha Barus beserta seluruh Staf Pegawaian

dan teman-temanku di Puskesmas Mulyorejo.

7. Zakaria selaku Bapak Lurah di Pulo Brayan Kota dan St. T. Marbun selaku Bapak

Kepala Lingkungan I Pulo Brayan Kota yang telah memberi izin untuk memperoleh

data dan penelitian.

8. Kepada kedua Orang Tuaku tercinta T.Situmorang / T br.Naibaho (Op.Dhea Vhika),

Abang terbaik, Kakak Putra tersayang, Adik-adikku termanis, seluruh Keponakanku

Tulang, Tante Yuni beserta seluruh keluarga tersayang yang namanya tidak dapat

saya sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan doa, dukungan moril dan

materi selama penulis mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan ini.

9. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa, khususnya Mahasiswa Estensi Angkatan 2007

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Peminatan kesehatan

Lingkungan (Syafrida Hanim, Helena, K’Suryani, Hinsa, K’Santi Gea, Santi Sinaga,

(9)

tidak dapat saya sebutkan semua) yang telah memberikan semangat dan dukungan

dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Seluruh temen-temanku (David, Mascot, Sabattini, Tati dan lain-lain) yang selalu

memberi bantuan, perhatian dan dukungan.

11.Buat Seseorang yang selalu ada untuk memberi semangat dan cinta yang tulus.

Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa akan membalas semua kebaikan dan bantuan

yang telah penulis terima selama ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan

berkat dan rahmatNya bagi kita semua. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca khususnya keluarga besar Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2009

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

2.1.1. Sejarah Tembakau dan Industri Rokok Di Indonesia ... 9

2.1.2. Jenis-Jenis Rokok ... 11

2.1.3. Racun Pada Rokok ... 13

2.1.4. Pembagian Tipe Perokok ... 14

2.1.5. Motivasi Yang Menyebabkan Menjadi Perokok ... 16

2.1.6. Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Prilaku merokok ... 17

2.1.7. Tidak Ada Batas Aman Rokok Mengkonsumsi Rokok ... 18

2.1.8. Dampak Asap Rokok ... 19

2.1.9. Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Merekok ... 23

2.1.10.Kematian Akibat Merokok ... 25

2.1.11.Beberapa Alasan Untuk Menghentikan Kebiasaan Merokok 25 2.1.12.Keuntungan Berhenti Merokok ... 26

2.2. Nokotin ... 27

2.2.1 Prinsip Kerja Nikotin ... 27

2.2.2 Penggunaan Nikotin ... 27

2.2.3 Efek Nikotin ... 28

2.2.4 Gejala ketagihan nikotin ... 29

2.3. Tekanan Darah... 29

2.3.1. Klasifikasi Tekanan Darah ... 30

2.3.2. Regulasi Tekanan Darah ... 30

2.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah ... 31

2.3.4. Tekanan Darah Tinggi ... 31

2.3.5. Penyebab Tekanan Darah Tinggi ... 32

(11)

2.3.7. Hubungan Rokok Dengan Tekanan Darah Tinggi ... 33

4.2.1. Karakteristik Responden ... 44

4.2.2. Data Rokok Yang Dikonsumsi ... 47

4.3. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Nikotin Tinggi ... 47

4.4. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Nikotin Rendah……… 50

4.5. Perbandingan Tekanan Darah Nikotin Tinggi dan Rendah…… 53

4.6. Tabulasi Silang Umur Dengan Tekanan Darah... 56

4.7. Tabulasi Silang Jumlah Rokok Dengan Tekanan Darah ... 57

4.8. Tabulasi Silang Lama Merokok Dengan Tekanan Darah ... 59

BAB V PEMBAHASAN ... 62

5.1. Karakteristik Responden ... 62

5.2. Hasil Pengukuran Tekanan darah Nikotin Tinggi Dan Rendah . 65 5.3. Perbedaan Tekanan darah Perokok Nikotin Tinggi Dan Rendah. 66 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

6.1.Kesimpulan ... 68

6.2. Saran……… ... 69

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan Dan Pekerjaan Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009 ... 44

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan, Biaya Yang Dikeluarkan Membeli Rokok, Jumlah Rokok Yang dikonsumsi Dan Lama Merokok Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009 ... 45

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Memeriksakan Tekanan Darah Dan Responden Yang Mempunyai Riwayat Penyakit Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009 ... 46

Tabel 4.4. Gambaran Data Rokok Yang Dikonsumsi Responden Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009... 47

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Responden Yang Mengkonsumsi Rokok Nikotin Tinggi Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009 ... 48

Tabel 4.6. Pengelompokan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Responden Yang Mengkonsumsi Rokok Nikotin Tinggi Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009... 49

Tabel 4.7. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Responden Yang Mengkonsumsi Rokok Nikotin Rendah Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009 ... 51

Tabel 4.8. Pengelompokan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Responden Yang Mengkonsumsi Rokok Nikotin Rendah Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009... 52

Tabel 4.9. Perbandingan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi Dan Nikotin Rendah Sebelum Merokok Dengan Sesudah Merokok Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya

(13)

Tabel 4.10. Perbandingan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi Dan Nikotin Rendah Sebelum Merokok Dengan 20 Menit Setelah Berhenti Merokok Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009 ... 55

Tabel 4.11. Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009 ... 56

Tabel 4.12. Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Tekanan Darah Perokok Nikotin Rendah Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009 ... 57

Tabel 4.13. Tabulasi Silang Antara Jumlah Rokok Yang Dikonsumsi Per Hari Dengan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009... 58

Tabel 4.14. Tabulasi Silang Antara Jumlah Rokok Yang Dikonsumsi Per Hari Dengan Tekanan Darah Perokok Nikotin Rendah Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009... 59

Tabel 4.15. Tabulasi Silang Antara Lama Merokok Dengan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009 ... 60

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Survei Awal Jumlah Penduduk Laki – Laki Yang Berumur 15 – 30 Tahun Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Medan

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian Perbedaan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi Dan Rendah Pada Laki–Laki Yang Berumur 15 – 30 Tahun Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Medan Tahun 2009

Lampiran 3 : Master Data

Lampiran 4 : Keterangan Master Data

Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6 : Surat Balasan Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan

Lampiran 7 : Gambar Peta Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Medan

(15)

ABSTRAK

Rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah serta dapat mengakibatkan ketergantungan. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan. Nikotin akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit dengan cepat dan tekanan darah naik.

Penelitian ini merupakan survei yang bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua laki–laki berumur 15–30 tahun sebanyak 131 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang diambil secara purvosive sampling sesuai kriteria inklusi dan esklusi. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara dan pengukuran langsung tekanan darah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum merokok, sesudah merokok dan 20 menit setelah berhenti merokok dan katakteristik perokok di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan kota Kecamatan Medan Barat.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tekanan darah pada perokok nikotin tinggi yaitu sebelum merokok tekanan darah sistol paling banyak pada klasifikasi normal sebanyak 23 orang (76,6%) dan diastol seluruh responden normal, sedangkan sesudah merokok mengalami kenaikkan tekanan darah sistol paling banyak pada klasifikasi normal tinggi sebanyak 21 orang (70,0%) dan diastol sebanyak 20 orang (66,7%), 20 menit setelah berhenti merokok terjadi penurunan tekanan darah sistol paling banyak pada klasifikasi normal sebanyak 21 orang (70,0%) dan diastol sebanyak 20 orang (66,7%). Terdapat perbedaan tekanan darah pada perokok nikotin rendah yaitu sebelum merokok tekanan darah sistol paling banyak pada klasifikasi normal sebanyak 28 orang (93,3%) dan diastol seluruh responden normal, sedangkan sesudah merokok mengalami kenaikkan tekanan darah sistol paling banyak pada klasifikasi normal tinggi sebanyak 16 orang (53.3%) dan diastol sebanyak 24 orang (80,0%), 20 menit setelah berhenti merokok terjadi penurunan tekanan darah sistol seluruh responden pada klasifikasi normal dan diastol sebanyak 29 orang (96,7%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan rokok yang mengandung nikotin tinggi dan rendah dapat menaikkan tekanan darah, namun yang lebih berpengaruh menaikkan tekanan darah adalah rokok yang mengandung nikotin tinggi. Oleh karena itu peneliti menyarankan bagi perokok untuk memilih rokok yang kandungan nikotinya lebih rendah, kepada tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat tentang bahaya rokok dan mengajarkan pola hidup sehat dan bagi pemerintah membuat peraturan yang tegas untuk perlindungan anak dari bahaya rokok.

(16)

Abstract

Cigarette contains around 4.000 chemicals. Nicotine adal substance adiktif that influence nerve and blood circulation with can cause dependence. This substance has carcinogen, and can lethal lung cancer trigger. Nicotine will cause blood vessel menyempit swiftly will causes blood pressure sistolik and mengastolik experience enhanced

The methodology of research was descriptive survey. population in this watchfulness all aged mans 15-30 year as much as 131 person, with sample total as much as 60 person taken according to purvosive sampling appropriate criterias inklusi and esklusi. data is gatherred to pass kuesioner, interview and blood pressure direct measurement then is presented in the form of frequency distribution table.

This research aim to detect blood pressure difference before smoke, after smoke and 20 minutes after stop to smoke and katakteristik smoker in Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan kota Kecamatan Medan Barat.

The result of this research found tall nicotine smoker blood pressure difference that is before smokes td sistol >130 mmHg as much as 7 person (23,3%). after smoke td sistol >130 mmhg as much as 21 person (70,0%) and diastol >85mmHg as much as 20 person (66,7%). while 20 minutes after stop td sistol >130 mmhg as much as 9 person (30,0%) and td diastol >85 mmhg as much as 10 person (33,3%) and blood pressure increase total <21 mmhg as much as 26 person (86,7%). found low nicotine smoker blood pressure difference that is before smokes td sistol >130 mmhg as much as 2 person (6,7%)%). after smoke to happen enhanced td sistol > 130 mmhg as much as 16 person (53,3%) and diastol >85 mmhg as much as 6 person (20,0%). while 20 minutes after stop to smoke td diastol >85 mmhg as much as 1 person (3,3%) and blood pressure increase total <21 mmhg as much as 22 person (73,3%)

Based on the research result inferential that cigarette that contains tall nicotine and low nicotine can causes blood pressure increase. therefore researcher implies to habit smokes, increase life style wells and investigate well-being. to well-being energy to give direct elucidation to society about cigarette danger and teach alive pattern wells and for government makes firm regulation for child protection from cigarette danger.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban

ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

karena masih banyak kasus belum terselesaikan, bahkan beberapa penyakit menular yang

semula dapat dikendalikan muncul kembali dengan penyebaran tidak mengenal

batas-batas daerah maupun batas-batas antar Negara. Dilain pihak telah terjadi peningkatan kasus

penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

penyakit – penyakit degeneratif. Kecenderungan ini juga dipacu oleh berubahnya gaya

hidup akibat urbanisasi, modernisasi dan globalisasi. (Depkes RI, 2003)

Semua orang selalu menginginkan kehidupan yang dijalani adalah kehidupan

yang sehat yang dicerminkan oleh lingkungan sehat. Oleh karenanya menjaga

lingkungan sehat sudah menjadi kewajiban seluruh masyarakat bukan hanya pemerintah.

Jika ingin memiliki kehidupan yang sehat kita harus memulainya dari diri sendiri dulu,

keluarga salah satunya anak – anak yang harus ditanamkan sejak dini tentang bahaya

merokok, agar dikemudian hari mereka tidak terpengaruh lingkunganya sehingga

menjadi perokok (Riphqi, 2009).

Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Merokok sudah

menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok

terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek – efek yang

merugikan akibat merokokpun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian

membuktikan kebiasaan merokok berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit dari

(18)

paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker eosofagus, bronchitis, tekanan darah

tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat janin (Nurhayati, 2009).

Pembicaraan tentang rokok di negara kita seringkali cukup ramai karena orang

melihatnya dari berbagai segi. Kebiasaan merokok jelas merugikan. Dari kacamata

kesehatan tidak kurang dari 70.000 artikel ilmiah yang menyebutkan bahwa merokok

membahayakan kesehatan, baik untuk perokok aktif maupun perokok pasif. Dari

kacamata ekonomi juga ternyata kerugian akibat merokok lebih banyak dari mamfaat

yang didapat dari cukai dan lain-lain. Dari sudut tenaga kerja juga muncul data bahwa

kelompok pekerja perokok ternyata dibayar dengan upah yang minimal pula

(Masridayanti, 2008).

Pola merokok dewasa ini diseluruh dunia diperkirakan terdapat 1,26 milyar

perokok, lebih dari 200 juta diantaranya adalah perempuan. Data WHO menyebutkan di

negara berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hampir tiga kali lipat dari Negara

maju, setiap harinya sekitar 80-100 ribu remaja di dunia yang menjadi pecandu dan

ketagihan rokok. Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup

sekarang ini akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan

merokok. Dewasa ini 80 % perokok tinggal di Negara berkembang. Ada lebih dari 6

triliun rokok yang di konsumsi di dunia (Aditama, 2006).

Dalam sebatang rokok yang dihisap mengandung lebih kurang 4000 zat kimia

beracun dan 69 diantaranya bersifat karsinogenetik (merangsang tumbuhnya kanker).

Rokok terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin merupakan komponen

(19)

Menurut WHO (World Health Organitation) merokok disebut sebagai pembunuh

nomor dua di dunia, setengah dari orang yang merokok secara rutin. Saat ini jumlah

sekitar 650 juta orang, akan meninggal gara-gara tembakau. Bahkan ratusan ribu orang

bukan perokok ikut menanggungnya. Mereka meninggal karena terpaksa harus ikut

menghirup asap yang dikeluarkan para perokok (Riphqi, 2009).

WHO melaporkan tembakau membunuh 100 juta jiwa pada abad ke-20 dan

diperkirakan akan membunuh 1 milyar orang pada abad ini. Di Indonesia sendiri,

tembakau membunuh 427.948 jiwa pada tahun 2001 atau sebanyak 1.172 jiwa setiap

harinya (Kompas, 2009), menunjukkan konsumsi rokok di Indonesia cenderung

meningkat setiap dasawarsanya. Saat ini Indonesia menempati posisi ketiga Negara

dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia (WHO 2008), dengan jumlah perokok

anak-anak yang semakin meningkat setiap tahunnya dan peringkat ke 7 dalam penghasil

tembakau (Masridayanti, 2008).

Hasil penelitian Global Youth Tobacco Survey 2006 yang diselenggarakan oleh

badan kesehatan dunia terbukti jika 24,5 persen anak laki – laki dan 2,3 persen anak

perempuan berusia 15-23 tahun di Indonesia adalah perokok, dimana 3,2 persen dari

jumlah tersebut telah berada dalam kondisi ketagihan atau kecanduan (Handoko, 2008).

Hasil survei Nasional tahun 2004 menyebutkan bahwa 63,2 % laki-laki dan 4,4 %

perempuan Indonesia adalah perokok. Secara keseluruhan maka lebih dari 30 %

penduduk Indonesia merokok, artinya di Negara kita ada sekitar 60 jutaan orang perokok.

Sekitar 70 % dari perokok memulai kebiasaanya sebelum berumur 19 tahun, karena

terbiasa melihat anggota keluarganya yang merokok. Data juga menunjukkan bahwa

(20)

1-12 batang perhari dan 14 % merokok sejumlah 13-24 batang sehari dan perokok 25

batang atau lebih seharinya 1,4 % saja. Data 2004 juga menyebutkan bahwa persentase

merokok di pedesaan Indonesia (37%) lebih tinggi dari pada di perkotaan (32 %).

Sementara itu baik di kota maupan di desa Negara kita terjadi peningkatan perokok

sebesar 3 % antara 2001 ke 2003 (Depkes RI, 2007).

Beberapa bahan kimia yang terdapat dalam rokok antara lain Nikotin, Tar, CO.

Adapun kandungan kadar nikotin yang di izinkan dalam satu batang rokok sesuai

Peratutran Pemeritah No 81 Tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan yakni

1,5 mg (PP No. 81, 1999).

Seseorang menjadi ketagihan apabila mengkonsunsi 4-6 mg per hari. Gangguan

utama kesehatan akibat merokok pangkal utamanya adalah mengkonsumsi nikotin diatas

ambang batas sehingga seseorang menjadi ketagihan. Satu-satunya sumber nikotin adalah

tembakau, keseluruhan penggunaan tembakau merupakan suatu akibat adanya nikotin

sehingga seseorang menjadi perokok dan selalu ingin merokok (Fuad, 2008)

Nikotin adalah senyawa kimia yang secara alami terdapat dalam asap rokok dan

dalam tembakau yang tidak dibakar. Nikotin merupakan racun yang bertindak secara

langsung ke otak, merusak pemikiran dan tubuh. Nikotin memproduksi perasaan senang,

tenang dan rileks. Secara berlahan nikotin akan mengakibatkan perubahan pada sel-sel

otak, setelah sistem saraf beradaptasi dengan nikotin, perokok cendrung menambah

jumlah batang rokok yang dihisap sebagai usaha mempertahankan efek kesenangan yang

timbul dan mempertahankan diri dari efek ketergantungan. Akibatnya, kadar nikotin

(21)

Nikotin adalah salah satu racun yang bekerja sangat cepat, nikotin dalam asap rokok

membutuhkan waktu sekitar 10 detik untuk sampai ke otak (Herlianto, 2008)

Benewitz N L (1994) menyatakan kadar nikotin sejumlah 5 mg per hari dari

rokok yang dihisap baru dapat menimbulkan ketagihan terhadap rokok, Benewitz

memperhitungkan ambang batas kadar nikotin yang dihisap agar tidak ketagihan rokok

adalah sebesar 0,4-0,5 mg/batang rokok (Sitepoe, 2000).

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa nikotin yang terkandung dalam

rokok yang dikonsumsi akan mempengaruhi tekanan darah, walaupun menurut

Beaglehole yang dikutip Sitorus secara langsung tidak berkaitan, namun merokok dengan

nikotin tinggi akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh

darah ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang rokok setiap

hari akan meningkatkan tekanan darah sistolik 10-25 mmHg serta menambah detak

jantung 5-20 kali per menit. Dalam prakteknya mengkonsumsi nikotin dalam dosis

rendah tetap saja akan menimbulkan gangguan saluran pernafasan (batuk atau

bronkhitis), kanker paru-paru, dan lain sebagainya (Arora, 2008).

Nikotin memiliki beragam efek pada tubuh manusia dan bersifat toksis terhadap

jaringan syaraf. Pada prinsipnya nikotin akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit

dengan cepat menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami peningkatan,

denyut jantung bertambah cepat, kontraksi jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen

bertambah mengakibatkan organ-organ tubuh yang lain mengalami kekurangan oksigen

seperti otak dan otot jantung kondisinya parah/bahaya (Danusantosa, 1993). Nikotin juga

meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol LDL dan

(22)

Berdasarkan hasil penelitian bahwa perokok yang mengkonsumsi lebih dari 15

batang/hari akan memiliki tekanan darah yang tinggi akan beresiko empat kali lebih

besar meninggal akibat stroke atau serangan jantung. Perokok yang mengkonsumsi lebih

dari 25 batang rokok/hari akan memiliki tekanan darah yang tinggi akan beresiko 10 kali

lebih besar meninggal akibat stroke atau serangan jantung (Arora, 2008).

Selain dampak negatif merokok terhadap masalah kesehatan yang menyebabkan

kematian, ditemukan juga dampak negatif merokok bagi pengeluaran rumah tangga

dibuktikan hasil analisis data survei sosial ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun

2003. Biaya yang dikeluarkan penduduk Indonesia untuk rokok adalah dua kali lebih

besar dari pada biaya pendidikan dan tiga kali lebih besar dari pada anggaran kesehatan,

itu belum termasuk biaya pengobatan yang harus dikeluarkan akibat terganggunya

kesehatan karena merokok (Depkes RI, 2007).

Perokok mempunyai banyak sekali alasan untuk menjadi perokok karena berbagai

macam faktor yaitu gengsi agar kelihatan jantan dan jagoan, terpengaruh teman, faktor

stres dan ketagihan. Penulis melakukan survei pendahuluan menemukan laki-laki yang

berumur 15-30 tahun merokok. Setelah dilakukan pendataan, ditemukan ada berjumlah

144 orang, dimana yang mengkonsumsi rokok sebanyak 131 orang dan yang tidak

merokok 13 orang. Sementara mereka tidak mengetahui bahaya merokok tersebut secara

langsung.

Berdasarkan urain diatas, melihat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan

nikotin dari kebiasaan merokok yang sangat meresahkan, terlebih rokok dan tembakau

menjadi epidemi global yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia setiap enam

(23)

dunia. Sehingga ada minat dan keinginan penulis untuk meneliti perbedaan tekanan darah

pada perokok nikotin tinggi dan nikotin rendah pada laki-laki berumur 15-30 tahun di

Lingkungan I kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Barat Kota Medan.

1.2. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang diuraikan diatas maka dapatlah dirumuskan

permasalahan sebagai berikut yaitu belum diketahui perbedaan tekanan darah perokok

nikotin tinggi dan nikotin rendah.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah perokok nikotin tinggi dan nikotin

rendah pada laki-laki yang berumur 15-30 tahun di Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan

Medan Barat Kota Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan

pendapatan, biaya yang dikeluarkan per hari, jumlah rokok yang dihisap, lama merokok,

dan riwayat penyakit.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tekanan darah pada perokok nikotin tinggi

sebelum merokok, sesudah merokok dan 20 menit setelah berhenti merokok.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tekanan darah pada perokok nikotin rendah

(24)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebangai masukan bagi perokok tentang bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.

2. Untuk mengetahui karakteristik Perokok.

3. Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah perokok nikotin tinggi dan nikotin

rendah.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk

lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabaccum, Nicotiana Rustica dan

Spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa

bahan tambahan (PP No. 19 tahun 2003).

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih

jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang

sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan

perokok (Masridayanti, Ely, dkk, 2008).

Merokok adalah penyabab kematian yang paling besar jumlahnya namun

sebenarnya dapat dicengah. Masalah rokok yang terkait dengan kesehatan di Indonesia

memang sulit ditangani. Salah satu penyababnya karena hingga kini Indonesia adalah

Negara di Asia Tenggara yang belum meratifikasi framework Confention On Tobacco

Control (FCTC). Selain itu Indonesia belum memiliki peraturan perundang–undangan

yang secara tegas mengatur upaya perlindungan anak dibawah 18 tahun dari bahaya

rokok. Bahkan dalam PP no. 23/20002 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan, tidak

ada satu pasal yang melarang penjualan rokok kepada anak dibawa usia ( Tulus, 2008).

2.1.1. Sejarah Tembakau dan Industri Rokok di Indonesia

Tembakau merupakan tanaman asli dari Afrika atau Asia. Kata tembakau berasal

dari kata Indian, tobacco yaitu nama pipa yang digunakan orang Indian untuk menghisap

daun tembakau tersebut (Matnawi, 1997). Tanaman tembakau di Indonesia diperkirakan

(26)

ditanam di pulau Jawa sekitar tahun 1609 dan kemudian menyebar ke pulau – pulau lain

di Indonesia (Rochadi, 2005).

Menurut laporan dari Direktorat Jenderal Perkebunan Republik Indonesia (Dirjen

Perkebunan RI, 1990), secara garis besar tembakau di Indonesia dibedakan menjadi dua

kelompok besar yaitu:

1. Tembakau asli, adalah tembakau yang masuk dan tersebar sejak ratusan tahun

yang lalu dan telah beradaptasi dengan lingkunganya.

2. Tembakau introduksi, adalah tembakau yang masuk ke Indonesia sekitar tahun

1900-an, seperti jenis Virginia, Burley dan Oriental.

Beberepa cara pemakain tembakau di Indonesia yaitu :

a. Pemakaian tembakau tanpa asap (Smokeless Tobacco)

Tembakau dingunakan dalam bentuk suntil. Daun tembakau dirajang kemudian

dikeringkan dan dibentuk sebesar jempol kemudian dimasukkan ke dalam mulut,

diletakkan di sudut mulut kanan dan kiri. Walaupun tidak berbentuk adanya asap

tetapi kadar nikotin yang dijumpai sudah melampaui ambang batas sehingga dapat

menimbulkan ketagihan. Suntil tidak mengandung tar karena tar hanya dijumpai

apabila tembakau dibakar.

b. Pemakaian tembakau sebangai rokok

Diluar negeri bahan baku rokok hanya tembakau, yang dikenal dengan rokok putih,

ada rokok khas di Indonesia yang disebut rokok kretek. Bahan baku rokok kretek

adalah tembakau dan cengkeh. Menurut Wise dan Guerin (1986) perbandingan

tembakau dengan cengkeh adalah 60:40. Standar Nasional Indonesia Rokok kretek

(27)

rokok dengan atau tanpa filter yang dicampur cengkeh rajangan kurang lebih 30%

dari komposisi setiap batang rokok kretek. Sebagai bahan baku, di samping

tembakau juga ditambahkan kemenyan dan kelembak yang disebut rokok kelembak

atau rokok siong. Selain rokok yang biasa ada juga tembakau yang digunakan

sebagai rokok pipa dan rokok cerutu. Pembalut cerutu yang terkenal di dunia adalah

daun Tembakau Deli yang telah dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1864.

2.1.2. Jenis – Jenis Rokok

Ada dua jenis rokok yaitu rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada

rokok terbuat dari bahan busa serabut sintesis yang berfungsi menyaring nikotin. Rokok

biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat

dimasukkan ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkus-bungkusan

tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan

bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau

serangan jantung ( Rochadi, 2004).

2.1.3. Racun Pada Rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200

diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan

karbon monoksida (Sugito, 2008).

1. Tar

Adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar

dideskripsikan sebagai bahan partikulat (bahan padat halus yang berukuran lebih kecil

dari debu) yang turut masuk ke dalam tubuh saat perokok menghisap asap rokok dari

(28)

kimia organik dan anorganik. Tar merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab noda

kuning kecoklatan pada kuku dan gigi para perokok. Selain itu, tar juga dapat membuat

flek pada paru-paru. Benzopyrene (senyawa polycyclic aromatic hydrocarbon) adalah

salah satu karsinogen yang terkandung dalam tar.

2. Nikotin

Adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah serta dapat

mengakibatkan ketergantungan. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker

paru-paru yang mematikan.

3. Karbon Monoksida

Asap tembakau mengandung karbon monoksida, yakni gas tidak berwarna, tidak berbau,

dan sangat mematikan. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam

darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

Selain zat racun utama di atas, rokok juga mengandung zat racun lainnya yaitu :

1. Ammonia

Adalah gas yang berbau seperti urine, digunakan untuk mempercepat masuknya nikotin

kedalam aliran darah. Kelebihan ammonia dalam tubuh menyebabkan gangguan hati.

2. Formic acid

Merupakan asam kuat yang bisa membuat kulit melepuh. Sering digunakan sebagai

bahan untuk mengawetkan dan sebagai anti bakteri pada industri makanan ternak.

3. Hydrogen cyanide

Berupa gas tidak berwarna yang dapat menghalangi pernapasan. Merupakan racun yang

(29)

4. Nitrous oxide

Gas tidak berwarna, biasanya digunakan dokter untuk membius dalam operasi.

5. Formalin.

Gas tidak berwarna dengan bau yang menyengat. Biasa digunakan untuk mengawetkan

mayat.

6. Hydrogen sulfide

Merupakan gas beracun yang dapat menghambat oksidan enzim.

7. Pyridine

Adalah cairan tidak berwarna dan berbau menyengat. Berfungsi untuk mengubah alkohol

sebagai pelarut dan pembunuh hama.

8. Metanol

Cairan ringan yang mudah menguap. Dapat menyebabkan kebutaan dan kematian.

Metanol juga merupakan.salah satu bahan bakar roket.

9. Aseton

Aseton merupakan cairan yang digunakan sebagai penghapus cat.

10.Naftalen

Bahan dasar pembuatan kapur barus. Terpapar naftalen dalam dosis besar dapat

menyebabkan kerusakan bahkan menghancurkan sel darah merah.

11.Vinyl chloride

Merupakan bahan dasar pembuatan plastic PVC

12.Logam barat

Di dalam asap tembakau terdeteksi setidaknya 30 logam berat, termasuk nikel, arsen,

(30)

senyawanya sering dikaitkan sebagai penyebab kanker pada manusia. Arsenic merupakan

racun kuat yang dapat menimbulkan kematian. Kini, kadar arsen dalam tembakau

semakin tinggi akibat penggunaan pestisida berbahan aktif arsen. Kadmium juga terdapat

dalam pupuk fosfat yang diaplikasikan pada tembakau.

13.Radioaktif

Unsur radioaktif dengan konsentrasi terbesar pada asap. Unsur radioaktif terbukti sebagai

zat penyebab kanker.

2.1.4. Pembagian Tipe Perokok

Ada beberapa tipe perokok yang bias kita golongkan menjadi 3 (tiga) bagian yang

berdasarkan kemampuannya menghisap rokok dalam sehari (Tiswanto, 2007) :

1. Golongan perokok berat, yaitu apabila mereka mampu merokok dari 21-31 batang

perhari atau lebih, dan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.

2. Perokok sedang, yaitu apabila mereka mampu mnenghabiskan 11-21 batang dengan

selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.

3 Perokok ringan, yaitu mereka yang mampu menghabiskan rokok sekitar 10 batang

dengan selang waktu 60 menit dari bangun tidur.

Pendapat lain mengatakan bahwa tipe perokok dibagi 2 (dua), yaitu perokok aktif

(langsung menghisap batang rokok) dan perokok pasif (menghisap asap sampingan rokok

yang berasal dari perokok utama).

1. Perokok aktif

Perokok aktif merupakan orang yang langsung menghisap/mengkonsumsi rokok.

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita jumpai orang merokok disekitar kita, baik di

(31)

sendiri. Jumlah perokok di Indonesia menurut data SKRT tahun 2004 (Survei Kesehatan

Rumah Tangga), menemukan 13,2 % remaja pria berumur 15-19 tahun yang telah

menjadi perokok dan jumlah perokok pria dewasa 52,9% dan wanita dewasa sebanyak

3,6 % (Aditama, 2006)

2. Perokok pasif

Tidak kurang dari 700 juta anak-anak telah terpapar asap rokok dan menjadi

perokok pasif. Ada dua jenis asap rokok yaitu, asap rokok yang dihisap ke dalam paru

oleh perokoknya disebut asap rokok utama (mainstream smoke), sedang asap yang

berasal dari ujung rokok yang terbakar disebut asap rokok samping (sidestream smoke).

Polusi udara yang ditimbulkan oleh asap rokok utama dan asap rokok sampingan yang

dihembuskan lagi oleh perokok disebut asap rokok lingkungan (ARL) (environenemntal

tobacco smoke, ETS). Mereka yang menghisap ETS disebut perokok pasif (second hand

smoker) yaitu orang-orang yang tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok dari

lingkungannya. Kandungan bahan kimia pada asap rokok sampingan ternyata lebih tinggi

dibanding asap rokok utama karena tembakau terbakar pada temperatur lebih rendah

ketika rokok sedang tidak dihisap, membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan

mengeluarkan lebih banyak bahan kimia (Aditama, 2006).

Pada saat rokok dinyalakan, bahan racun mulai keluar. Bagi orang yang

menghisap rokok berfilter, bahan kimia tersebut akan disaring melalui filter sebelum

masuk kedalam tubuh. Namun, asap yang keluar tidak melalui filter akan langsung

terhisap oleh orang–orang disekitarnya.

Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru–paru dan

(32)

resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok. Setidaknya tercatat 4000 kematian

perokok pasif pertahun di US ( Sugito, 2008 ).

2.1.5. Motivasi yang menyebabkan menjadi perokok

Pada masa lalu perokok diklasifikasikan secara singkat sebagai perokok berat atau

ringan, perokok penyedot (inhaler) atau bukan, perokok teratur atau sekali–sekali.

Namun deskripsi kasar ini tidak menjelaskan mengapa orang merokok. Dengan adanya

hasil studi baru dari penelitian–penelitian yang sudah dilakukan terdapat kesepakatan 7

jenis motivasi penyebab orang merokok yaitu ( Anonimous, 2009).

1. Alat Pergaulan ( psikososial )

Merokok pada situasi sosial dan menggunakan nilai simbolis dari tindakan merokok ini

untuk meningkatkan kehidupan bersosial.

2. Kepuasan saraf ( sensorimotor )

Merokok untuk kepuasan mulut, sensorik dan manipulasi rokok itu sendiri

3. Sumber Kenikmatan ( Indulgent )

Merokok untuk memperoleh kenikmatan dan menambah kegembiraan, kesenangan yang

sudah ada. Inilah jenis yang paling umum. Dua atau tiga jam dapat berlalu tanpa

keinginan untuk merokok, namun pada situasi bergembira dapat lebih sering.

4. Penenang ( sedatif )

Merokok untuk menghilangkan perasaan tak enak, bukan untuk kenikmatan. Perasaan

lega kadang–kadang juga timbul karena kegiatan sensorimotor seperti rasa tenang bila

mengelus–elus rokok sebelum disulut, namun umumnya rasa lega timbul sebagai efek

(33)

5. Perangsang ( stimulasi )

Efek stimulan dari nikotin dipakai untuk “mengangkat“ atau memacu semangat,

membantu berfikir dan konsentrasi, mencegah kelelahan dan mempertahankan kinerja

pada tugas yang monoton dan lama, serta meningkatkan kemampuan dalam situasi stress.

6. Memenuhi kecanduan ( addiktif )

Merokok semata–mata untuk memenuhi tuntutan atau mencegah terjadinya sinroma

penarikan, yang akan timbul apabila seorang perokok telah melewatkan 30–40 menit atau

kurang tanpa rokok.

7. Keterbiasaan (Otomatis)

Ini terjadi pada sebagian perokok berat yang dengan tidak disadari lagi secara otomatis

akan mencari sebatang rokok. Ini baru disadari jika tanganya sudah kosong.

2.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merokok. Faktor-faktor

tersebut antara lain adalah (Rochadi, 2005)

1. Tekanan kelompok sebaya

Seorang remaja cendrung merokok apabila ia berada pada kelompok yang merokok

dibandingkan saat ia berada pada kelompok yang tidak merokok (Ary dan Biglan, 19880.

Keinginan ini sangat kuat walaupun akan berakibat menjadi suatu yang tidak

mengenakan seperti rasa mual, muntah, sakit kepala dan memberi rasa yang tidak enak

lainnya pada mereka yang baru pertama kali merokok.

2. Orang tua

Orang tua yang perokok memberikan pengaruh kepada anak-anaknya untuk merokok

(34)

mengatakan bahwa dalam suatu studi di Amerika Serikat ditemukan sekitar 14 %

anak-anak yang merokok memiliki orang tua yang merokok juga.

3. Saudara kandung

Menurut Eggmose (1985) perilaku merokok itu menular, yaitu bila salah satu anggota

keluarga ada yang merokok, maka anggota keluarga yang lain akan ikut merokok. Suatu

studi menunjukkan bahwa keluarga yang mempunyai orang tua tidak perokok akan

menjadi perokok apabila saudara-saudara kandung yang lebih tua merokok.

4. Iklan rokok

Iklan mempunyai peranan dalam menentukan kebiasaan merokok seseorang dan satu

masyarakat (Aditama, 2001). Di Amerika Serikat, 86% para remajanya menghisap tiga

jenis rokok yang paling sering diiklankan sementara hanya 30% dari orang dewasa yang

menghisap rokok tersebut. Para remaja beranggapan bahwa dengan melalui iklan yang

dilihatnya menimbulkan persepsi dalam benaknya bahwa merokok itu identik dengan

maskulinitas, kebebasab, berjiwa muda, kecerdasan dan gaya hidup yang enak.

Smet (1994) mengatakan faktor-faktor lain yang menyebabkan seseorang

merokok adalah faktor demografis seperti umur, jenis kelamin dan faktor sosiokutural

seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan dan gensi

pekerjaan serta faktor politik.

2.1.7. Tidak ada batas aman untuk mengkonsumsi rokok

Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena

untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cendrung menyedot asap rokok

(35)

Tidak ada batas aman bagi orang perokok, dua jenis asap rokok yang menggangu

kesehatan yaitu :

1. Asap utama (mainstream)

Adalah asap yang dihisap oleh siperokok

2. Asap sampingan (sidestream)

Adalah asap yang merupakan pambakaran dari ujung rokok, kemudian menyebar ke

udara. Kandungan bahan kimianya lebih tinggi di banding asap rokok utama karena

tembakau terbakar pada temperatur lebih rendah ketika rokok sedang tidak dihisap,

membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan lebih banyak bahan

kimia.

2.1.8. Dampak asap rokok

Dampak asap rokok terhadap kesehatan

Merokok adalah penyebab kematian yang paling besar jumlahnya namun

sebenarnya dapat dicegah. Rokok dapat menyebabkan variasi penyakit yang mengancam

jiwa. Diperkirakan 400.000 kematian setiap tahunya. Orang yang merokok di atas 20

batang sehari lebih banyak kemungkinannya mendapatkan kelainan pada lensa mata atau

katarak. Penyakit–penyakit yang ditimbulkan rokok yaitu (Sitorus, 2005).

1. Kanker paru

Sejauh ini, rokok adalah penyebab utama timbulnya kanker paru. Di Amerika Serikat

rokok diperkirakan menjadi penyebab kematian kanker paru rata–rata sebesar 87 % (90

% pada pria dan 85 % pada wanita ). Gejalanya yaitu : napas menjadi pendek, batuk

berdarah, batuk kronis, suara berdengik saat bernafas, menurunya berat badan, lelah

(36)

2. Merokok meningkatkan tekanan darah

Rokok akan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah perifer dan

pembuluh darah ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah menyebabkan

hipertensi. Merupakan faktor penyebab serangan jantung dan stroke. Merokok sebatang

tiap hari akan meningkatkan tekanan darah sistolik 10–25 mmHg serta menambah detak

jantung 5 – 20 kali/menit.

3. Pengerasan arteri

Pengerasan arteri adalah proses yang berkembang setelah bertahun–tahun menjadi

perokok. Nikotin pada prinsipnya akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit

dengan cepat, sehingga organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen, antara lain otak dan

otot jantung. Pada jangka lama, nikotin akan mengakibatkan dinding pembuluh darah

kaku dan berkapur (atherosclerosis), dengan demikian suplai oksigen ke organ-organ

tubuh akan menurun sedikit demi sedikit. Semakin lanjut umur seorang perokok maka

kondidinya semakin berbahaya. selain itu, orang merokok akan mengalami pemblokiran

aliran darah 2-3 kali lebih cepat dari orang yang tidak merokok.

4. Kanker oral

Menurut Britis Dental Association, kanker oral merupakan kanker yang timbul pada

jaringan di sekitar bibir, lidah, gusi, dasar mulut, oropharynx, hypopharynx, dan semua

bagian yang berada diantara bibir, langit – langit mulut dan pharynx. Kanker oral

bukanlah penyakit dominan pada orang lanjut usia. Pria dan wanita memiliki resiko

(37)

5. Penyakit kardiovaskilar

Penyakit ini bisa berbentuk apa saja, tergantung pembuluh darah mana yang diserang.

Rokok akan meningkatkan detak jantung, peningkatan tekanan darah, dan meningkatkan

terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri. Hampir setengah dari kematian pada usia di

bawah 65 tahun oleh serangan jantung, korbanya merupakan perokok. Bentuk-bentuk

penyakit kardiovaskuler dijumpai pada perokok yaitu :

Trombosis Koroner yaitu : gumpalan darah pada arteri yang menyuplai darah

kejantung. Sumbatan oleh gumpalan darah ini bisa berujung pada seragan jantung.

Trombosis cerebral yaitu : adanya pemblokiran pada pembuluh darah yang

menuju ke otak. Keadaan ini dapat menyebabkan pingsan, stroke, dan kelumpuhan. Jika

sumbatan terdapat pada arteri ginjal maka bisa terjadi peningkatan tekanan darah atau

bahkan gagal ginjal. Jika terjadi sumbatan pembuluh darah kaki akan menyebabkan

pembusukan jaringan dan amputasi.

6. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik

Rokok meningkatkan aktivitas sistem daraf simpatik sehingga menambah beban pada

sistem yang berfungsi dalam mengatur pembuluh darah dan jantung.

7. Peningkatan asam lambung

Peningkatan sekresi asam, penurunan produksi prostaglandin dan bikarbonat, serta

penurunan aliran selaput darah yang berujung pada peningkatan asam lambung ( sakit

maag ). Merokok juga akan memperlambat proses penyembuhan infeksi pada usus dan

(38)

8. Penyakit pada tiroid

Cyanedim, senyawa kimia yang ditemukan dalam asap rokok, akan menghambat

produksi hormon tiroid sehingga timbul penyakit pada tiroid.

9. Penyakit sistem sirkulasi

Rokok dapat merusak dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan jantung sulit

memompa darah ke kaki dan tangan.

10. Penyakit paru–paru kronis menahun (Chronic Obstructive Pulmonary Diseas )

Banyak perokok yang meninggal setiap tahunya karena melemahnya kondisi paru–paru.

COPD merupakan kumpulan penyakit yang mengakibatkan kesulitan bernapas karena

adanya pemblokiran saluran udara. Termasuk didalamnya 1) Emfisema merupakan

pengerutan dan perpecahan kantong udara pada paru–paru, menyebabkan penurunan

fungsi paru mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.

2) Bronkitis kronik yaitu produksi lendir berisi nanah pada broncus yang menyebabkan

batuk diiringi rasa sakit dan kesulitan bernapas. Sekitar 83 % kematian akibat Emfisema

dan Bronkitis di Inggris berkaitan dengan kebiasaan merokok.

11. Rokok dan hati

Rokok terbukti dapat menyebabkan kurangnya kemampuan hati dalam menangani dan

membuang racun.

12. Kanker pankreas

Nikotin dan tar menggangu sistem kerja pankreas dalam menghasilkan enzim amylase

dan pancreatin. Kedua enzim tersebut berfungsi sebagai pencerna makanan. Gejala yang

sering timbul adalah sakit perut, bila kondisi sudah akut dapat menyebabkan kematian

(39)

13. Rokok dan kehamilan

Berdasarkan hasil penelitian 1 dari 3 wanita yang merokok lebih dari 20 batang sehari

melahirkan bayi dengan berat badan kurang. Meningkatkan kelahiran prematur,

keguguran dan pendarahan.

14. Rokok dan Kanker Kulit

Berdasarkan hasil temuan dari peneliti Belanda mengatakan para perokok memiliki

kemungkinan 3,3 kali lebih besar mengidap karsinoma sel skuamosa dibanding yang

tidak merokok. Menghisap 21 batang rokok atau lebih per hari meningkatkan risiko

penyakit tersebut empat kali lipat (Handoko, 2008)

15. Rokok mempercepat ketuaan

Asap rokok ternyata bisa membuat orang cepat jadi tua. Menurut Sri dalam bukunya

mengatakan dikalangan perokok ditemukan penurunan kadar air dalam lapisan kulit luar

dan lain–lain sehingga terjadi penurunan estrogen yang mengakibatkan kulit menjadi

kering dan keriput dan serabut elatin yang menebel dan terputus–putus sampai kejaringan

halus pada kulit, yang membuat kulit jadi kendur dan keriput.

Dampak asap rokok pada lingkungan

1. Asap rokok dapat mengakibatkan pencemaran udara

2. Bungkus dan puntung rokok menjadi permasalahan sampah / limbah

3. Puntung rokok yang masih menyala dapat menyebabkan kebakaran.

2.1.9. Dampak yang ditimbulkan akibat merokok

Masalah rokok merupakan masalah Nasional dan Internasional karena dampak

(40)

1. Aspek Kesehatan

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen–elemen, dan 200 diantaranya berbahaya

bagi kesehatan. Kandungan utama pada rokok yaitu nikotin bersifat ketagihan dan tar

bersifat kersinogenik. Kebiasaan merokok telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya

25 jenis penyakit.

2. Aspek ekonomi

Tingginya kerugian ekonomi akibat rokok setahunnya di dunia kurang lebih 200 milyar

dolar Amerika. Menurut WHO memperkirakan negara–negara berkembang

menghabiskan sampai seperempat dari penghasilan untuk rokok. Data dari Malaysia

sekitar 30 %, dan Cina yang paling tinggi sekitar 60 %. Sementara pendapatan dari hasil

pajak tidak setara di bandingkan dengan biaya yang harus dibayar akibat dampak buruk

kebiasaan merokok.

3. Aspek sosial

Untuk sebagian besar orang, rokok menjadi ritual yang harus dilakukan bersama sahabat,

kolega dan keluarga, namun sekarang merokok bukan lagi hanya dijadikan sebagai ritual

tetapi merokok sudah dilakukan setiap saat bahkan tidak memperdulikan orang–orang

disekitarnya dan disembarang tempat sehingga orang lain juga terkena dampaknya.

4. Aspek kebijakan

Masalah rokok yang terkait dengan kesehatan memang sulit ditangani. Salah satu

penyebabnya hingga kini Indonesia belum meratifikasi Framework Convention on

Tobacco Control ( FCTC ). Indonesia belum memiliki peraturan perundang–undangan

(41)

dan bebasnya penjualan rokok yang tidak dimasukkan dalam undang–undang untuk

dilarang.

Dibanding dengan Singapura, Indonesia Ketinggalan 30 tahun dalam hal regulasi

(peraturan) rokok. Di Singapura, iklan rokok dilarang sma sekali. Kawasan tanpa rokok

diterapkan ketat.

2.1.10. Kematian akibat merokok

Pada tahun 2030, atau bahkan lebih cepat dari itu, satu dari enam manusia akan

meninggal akibat kebiasaan merokoknya, separuh dari kematian ini terjadi pada usia

pertengahan, saat dimana perokok tersebut dalam puncak produktivitas

( Aditama, 2006 ).

2.1.11. Beberapa alasan untuk menghentikan kebiasaan merokok

1. Alasan kesehatan

Kesehatan adalah alasan utama untuk berhenti merokok. Begitu banyak akibat negatif

dari merokok, maka harus selalu ditanamkan dalam pikiran agar tidak pernah

mencobanya.

2. Alasan keluarga dan kesehatan orang lain

Merokok tidak tidak hanya membuang uang, tetapi menggangu kesehatan orang lain.

3. Alasan ekonomi

Dengan mengkonsumsi rokok akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar karena

sebagian pendapatan akan digunakan untuk membeli rokok, sementara kebutuhan yang

(42)

4. Alasan sosial

Bau asap rokok pasti menempel di baju, mulut, dan rambut, menyebabkan rasa sungkan

terhadap orang lain. Untuk itu jangan biarkan asap rokok menggangu performa dihadapan

orang lain.

2.1.12. Keuntungan berhenti merokok

1. Keuntungan langsung

Dalam 20 menit pertama berhenti merokok maka Tekanan darah berangsur normal, detak

jantung kembali normal, temperatur tangan dan kaki kembali normal. Nikotin dan karbon

monoksida akan meninggalkan tubuh dalam beberapa jam pertama setelah berhenti

merokok. Seluruh produk nikotin akan hilang dari tubuh dalam waktu 2 hari. Setelah

kira–kira 3 bulan, paru–paru akan kembali memiliki kapasitas untuk membersihkan

dirinya sendiri.

2. Keuntungan jangka panjang

Ada banyak keuntungan yang diperoleh dengan berhenti merokok. Selain kesehatan diri

sendiri, kesehatan keluarga, dan orang–orang sekitar akan terjaga serta meningkatkan

ekonomi (Sitorus, 2005).

2.2. Nikotin

Nikotin merupakan senyawa kimia yang secara alami ditemukan pada tembakau,

merupakan senyawa yang sangat adiktif, bahkan sama adiktifnya dengan heroin dan

kokain. Seiring dengan berjalanya waktu, tubuh akan semakin tergantung secara fisik dan

psikologis terhadap nikotin. Penelitian menunjukan bahwa perokok harus mampu

(43)

2.2.1. Prinsip kerja nikotin

Prinsip kerja nikotin yaitu menyebabkan pembuluh darah menyempit dengan

cepat, sehingga organ–organ tubuh akan kekurangan oksigen, antara lain otak dan otot

jantung. Pada pemakaian jangka lama, nikotin juga akan menyebabkan dinding pembuluh

darah menjadi kaku dan berkapur (atherosclerosis), dengan demikian suplai oksigen ke

organ–organ tubuh akan menurun sedikit demi sedikit ( Danusantoso, 1993 )

Rokok yang dibakar mengeluarkan asap, lalu dihirup maka nikotin beserta asap

turut masuk ke dalam paru–paru, kemudian diabsorbsi secara cepat kedalam aliran darah,

menyebar keseluruh tubuh. Nikotin mempengaruhi banyak organ tubuh termasuk

jantung, pembuluh darah, sistem hormon, metabolisme dan otak. Nikotin juga ditemukan

di dalam air susu ibu ( ASI ), bahkan pada lendir hasil sekresi serviks. Selama kehamilan,

nikotin dapat dengan bebas ‘ berkeliaran ‘ di plasenta, air ketuban dan tali pusar janin

(Fuad, 2008 ).

2.2.2. Penggunaan nikotin

1. Nikotin di gunakan kedalam campuran rokok

Nikotin memproduksi perasaan senang yang membuat para perokok ingin terus–menerus

merokok. Setelah sistem saraf beradaptasi dengan nikotin, perokok cenderung menambah

jumlah batang rokok yang dihisap. Akibatnya, kadar nikotin dalam darah juga ikut

meningkat. Dosis 30–60 mg dari nikotin dianggap sebagai dosis yang mematikan pada

manusia.

(44)

2.2.3 Efek nikotin

Peningkatan detak jantung dan tekanan darah, sumbatan pada pembuluh darah.

perubahan hormon adalah sebagian kecil efek yang akan di rasakan saat mulai merokok.

Terpapar nikotin dalam waktu yang lama (dikombinasikan dengan karbon monoksida

yang ikut masuk ke dalam tubuh) akan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh

darah. Hal ini yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung.

Berdasarkan hasil riset terhadap sel manusia dan binatang yang dilakukan para

ahli yang berasal dari Universitas Stanford menemukan, nikotin ternyata dapat

merangsang pembentukan pembuluh darah baru. Yaitu suatu proses yang dipercaya dapat

membantu tumor dan plah arteri tumbuh dan berkembang. Untuk itu peneliti

menyarankan terapi penggantian nikotin sebaiknya tetap hanya dijadikan sebagai

tindakan jangka pendek dalam menghentikan kebiasaan merokok dan bukan terapi jangka

panjang untuk mengobati kecanduan nikotin ( Riphqi, 2009 ).

Nikotin bukan merupakan pencetus langsung dari aktivitas pembentukan sel–sel

kanker, tetapi nikotin memungkinkan senyawa nitrosamine dari tembakau yaitu salah

satu senyawa penyebab kanker.

Efek ketagihan dari nikotin berasal dari fungsinya dalam merangsang dopamine

senyawa kimia pada otak yang menimbulkan perasaan tenang. Efek ketagihan nikotin

timbul dalam dua sisi, yakni mental dan fisik (Susanna, 2003)

2.2.4. Gejala ketagihan nikotin

1. Pusing ( hanya bertahan sekitar 1–2 hari setelah berhenti merokok )

2. Depresi

(45)

4. Sulit tidur, termasuk sulit terlelap, tetap terlelap, dan jika tidur akan mengalami

mimpi buruk.

5. Perasaan lelah yang tidak kunjung hilang

6. Peningkatan nafsu makan

7. Secara umum, nikotin dan produk–produk sampingannya akan tetap berada dalam

tubuh selama 3–4 hari setelah berhenti.

Tekanan darah

Tekanan darah adalah salah satu perwujutan kerja jantung. Darah mengalir dan

menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang, menyebabkan 2 jenis tekanan :

tekanan sistolik dan diastolik

Tekanan sistolik : adalah Tekanan darah pada puncak gelombng pada saat ven

trikel kiri berkontraksi (inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran darah).

Tekanan diastolik : adalah Tekanan antara dua kontraksi ventricular saat jan tung

pada fase istirahat (Waspadji, 1998)

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah kepada dinding arteri.

(46)

2.3.1. Klasifikasi Tekanan Darah

Menurut WHO, tekanan darah dapat dibedakan dalam 5 kategori yang terdapat

pada tabel dibawah ini :

Kategori Sistolik anjurkan untuk modifikasi gaya hidup

Hipertensi tingkat 2 160 – 179 100 – 109 Evaluasi dan konsultasikan dengan dokter dalam 1 bulan

Hipertensi tingkat 3 ≥180 ≥ 110 Evaluasi dan konsultasikan dengan dokter dalam 1 minggu berdasarkan keadaan klinis

Ukuran tekanan darah yang menunjukkan 140 / 90 atau lebih belum tentu berarti

tekanan darah yang tidak normal. Tapi jika tekanan darah itu meninggi secara kontinu

dapat dikatakan Hipertensi (Waspadji, 1998).

2.3.2. Regulasi tekanan darah

1. Baroreseptor refleks

Baroreseptor dalam berbagai organ dapat mendeteksi perubahan tekanan darah dan

menyesuaikan tekanan darah arteri rata–rata dengan mengubah baik gaya maupun

kecepatan kontraksi jantung serta Resistensi peripheral total juga dapat diatur.

2. Sistem Renin-angiotensi ( RAS-Renin Angiotensi System )

System ini digunakan untuk penyesuaian tekanan darah dalam jangka panjang. System ini

juga membantu ginjal mengompensasi hilangnya volume darah dalam kasus operasi dan

(47)

3. Pelepasan aldosteron

Hormon steroid ini dikeluarkan dari korteks adrenal sebagai respons terhadap angiotensi

II atau kadar natrium kalium yang tinggi.

2.3.3. Faktor–faktor yang mempengaruhi Tekanan Darah

Banyak faktor fisik yang mempengaruhi tekanan darah. Beberapa diantaranya

mungkin dipengaruhi oleh faktor fisiologis, seperti makan; olahraga, penyakit;

obat-obatan, kebiasaan merokok dan lain-lain.

2.3.4. Tekanan Darah Tinggi

Bila tekanan darah seseorang melebihi nilai normal, maka orang tersebut

dikatakan memiliki hipertensi arterial. Tidak ada penyebab tunggal dan spesifik yang

menyebabkan tekanan darah tinggi ( hipertensi). Hipertensi ada dua macam yakni :

(Waspadji, 1998).

1. Hipertensi esensial atau primer

Hipertensi esensial belum diketahui penyebabnya. Hipertensi ini tidak memiliki gejala

dan tidak menyebabkan masalah terhadap hidup di usia lanjut, kecuali terjadi serangan

jantung atau komplikasi lain.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder dapat terjadi karena kelainan organis seperti penyakit pada perenkim

anak ginjal dan pembuluh darah ginjal, akibat pemakaian obat serta pola hidup yang tidak

(48)

2.3.5. Penyebab tekanan darah tinggi

1. Hindari kebiasaan merokok

Rokok merangsang saraf mengeluarkan hormon yang menyebabkan pengerutan

pembuluh darah, sehingga tekanan darah naik. Merokok faktor resiko utama untuk stroke

dan gangguan jantung

2. Kurangi makan garam

3. Olah raga teratur

Melakukan olah raga dinamis, seperti jalan kaki cepat, berenang dan bersepeda. Akan

membantu terjadinya pelebaran pembuluh darah, sehingga tekanan darah turun.

4. Kurangi kegemukaan

Penurunan berat bedan jelas akan menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan

sebaiknya tidak menggunakan obat–obatan, karena obat yang membuat kurus badan pada

umumya adalah obat peransang yang akan menaikkan tekanan darah.

5. Hindari Stres

Salah satu dari berbagai manifestasi stres adalah hipertensi.

2.3.6. Langkah–langkah mengukur tekanan darah

Sebelum melakuka pemeriksaan tekanan darah, agar hasil diperoleh dengan baik ikuti

langkah-langkah berikut ini :

1. Hindari merokok dan mengkonsumsi produk yang mengandung kafein setidaknya

dua jam sebelum mengukur tekanan darah

2. Hindari makanan minimal 30 menit

3. 2–3 jam menghindari aktifitas fisik

(49)

5. Kosongkan terlebih dahulu kandung kemih karena dalam pemeriksaan darah keadaan

pasien harus santai

6. Beritahukan kepada dokter jika sedang mengkonsumsi obat–obatan

7. Periksa tekanan darah secara teratur.

Pemeriksaan tekanan darah tidak menimbulkan rasa sakit, tidak mahal, dan prosesnya

cepat. Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan di klinik dokter, dengan bantuan

stetoskop dan sfigmomanometer (alat untuk memeriksa tekanan darah) dengan cara yaitu

- Manset sfigmomanometer digembungkan di sekitar lengan untuk sementara

menghambat aliran darah. Stetoskop diletakan di antara manset dan lengan tangan.

- Manset kemudian dikempiskan secara berlahan sampai muncul suara pertama yang

menandakan tekanan sistolik.

- Manset terus dikempiskan sampai tidak ada lagi suara yang terdengar. Ini adalah

tekanan antara dua denyut (diastolik).

2.3.7. Hubungan rokok dengan Tekanan Darah

Merokok sigaret tinggi nikotin menyebabkan frekuensi denyut jantung istirahat

serta meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik (TDS dan TDD) tetapi titdak ada

perubahan ejeksi sistolik, sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen myocardium.

Kenaikan frekuensi denyut jantung serta TDS dan TDD ini terjadi setelah merokok

sigaret tanpa nikotin dan lebih besar setelah merokok sigaret tinggi nikotin daripada

Gambar

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Pekerjaan di  Lingkungan I Kelurahan Pulo  Brayan Kota Kecamatan Medan Barat
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan, Biaya yang dikeluarkan Membeli Rokok, Jumlah Rokok Yang Dikonsumsi dan Lama Merokok di
Tabel 4.3.  Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Memeriksakan Tekanan darah dan Responden Yang mempunyai Riwayat Penyakit di  Lingkungan I Kelurahan Pulo  Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2009
Tabel 4.4.   Gambaran Data Rokok Yang Dikonsumsi Responden di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan barat Kotamadya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengelola memiliki pengertian suatu badan atau individu yang mengelola, dalam pengertian ini maka suatu badan atau individu yang mengelola pasar Kranji Baru

Kapolres Langsa AKBP Sunarya, SIK melalui perwira pengendali Kasat Binmas AKP Niti Prayitno mengambil Apel dan memberi arahan kepada personil dalam Pelaksanaan pengamanan

[r]

[r]

In the 1970s, FAO developed practical procedures to estimate crop water requirements and yield response to water stress which have become widely accepted standards in the planning

Korelasi antara lama studi terhadap kesesuaian bidang pekerjaan: • Waktu studi Pendek terhadap kesesuaian bidang pekerjaan • Waktu studi sedang terhadap kesesuaian

perencanaan/pemodelan transportasi empat tahapan, pemodelan dengan metode gravity dan analogi, teknik survei dalam perencanaan transportasi, perencanaan dan analisis

Umum : Mahasiswa dapat memahami konsep dasar perencanaan dan analisis pemodelan transportasi dengan beberapa metode analogi b. Khusus