• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Rekayasa Konstruksi (Diagram Interaksi Kolom) Dengan Visual Basic 6.0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aplikasi Rekayasa Konstruksi (Diagram Interaksi Kolom) Dengan Visual Basic 6.0"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI REKAYASA KONSTRUKSI (DIAGRAM INTERAKSI KOLOM)

DENGAN VISUAL BASIC 6.0

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh:

ANDREW JULIUS SUSILO SIHITE 04 0404 094

SUB JURUSAN STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Pembuatan diagram interaksi secara manual membutuhkan banyak waktu karena perlu perhitungan beban nominal untuk beragam nilai eksentrisitas beban, serta dengan faktor reduksi kekuatan nominal (Φ) yang bervariasi. Selain itu diperlukan proses coba-coba (trial and error) dalam menentukan sudut inklinasi garis netral dengan bidang horisontal agar dapat memenuhi persamaan keseimbangan gaya dan momen. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas disain dan analisis kolom beton bertulang, diagram interaksi umumnya dihasilkan dengan otomatisasi komputer, Tugas Akhir ini mencoba mengembangkan suatu program dengan bahasa pemograman Microsoft Visual Basic 6 yang berguna bagi disain dan analisis kolom beton bertulang yang mendapat pembebanan biaksial.

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah pembahasan perhitungan diagram interaksi kolom dengan cara manual dan kemudian diikuti dengan pembuatan aplikasi untuk membantu pembuatan diagram interaksi kolom dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0.

Dalam menyelesikan tugas akhir ini, penulis membuat suatu program aplikasi yang dapat digunakan secara praktis untuk membuat diagram interaksi P-M pada kolom beton bertulang yang berpenampang lingkaran dan persegi.Oleh karena itu dibutuhkan perlunya suatu cara yang memudahkan perhitungan dimensi kolom ( dengan diagram interaksi kolom ) yang cepat, aman dan relatif ekonomis dengan bantuan komputer. Setidaknya dengan bantuan komputer tidak ditemukan kesulitan seperti harus mengulang perhitungan dari awal bila faktor keamanannya belum terpenuhi, tetapi komputerlah yang akan menghitungnya.

Hasil dari perhitungan program jika dibandingkan dengan hasil dari perhitungan manual ternyata memberikan hasil yang sama. Nilai c (garis netral) dari algoritma numerik ternyata terbukti menghasilkan keseimbangan berdasarkan prinsip kompatibilitas tegangan-regangan pada hitungan manual yang disiapkan.

Baris Pn (kN) Mn (kN-m) Keterangan

Manual Program Selisih Manual program Selisih

(3)

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan anugrah, berkat dan karunia-Nya hingga terselesaikannya tugas akhir ini

dengan judul

“PEMBUATAN PROGRAM APLIKASI REKAYASA KONSTRUKSI (DIAGRAM INTERAKSI KOLOM) DENGAN VISUAL BASIC 6.0”.

Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana

teknik sipil bidang studi struktur pada fakultas teknik Universitas Sumatera Utara

Medan. Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih banyak

kekurangannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya

pemahaman penulis. Untuk penyempurnaannya, saran dan kritik dari bapak dan ibu

dosen serta rekan mahasiswa sangatlah penulis harapkan.

Penulis juga menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak, tugas akhir ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang senantiasa penulis cintai yang dalam

keadaan susah dan senang telah memperjuangkan hingga penulis dapat

menyelesaikan perkuliahan ini.

(4)

1. Bapak Ir. Alferido Malik selaku dosen yang telah banyak meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tugas

akhir ini

2. Bapak Prof.Dr.Ing.Johannes Tarigan, sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Ir.Terunajaya, M.Sc selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara

4. Bapak/Ibu staf pengajar jurusan teknik sipil Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuan dan kemudahan

dalam penyelesaian administrasi

6. Untuk sahabat-sahabat terbaikku Mayjen, Leo, Benny, Idol, Nuel, Robby, Perdi,

Erwin FS, Roy, Samuella, Nando, Syawal, Rizky, Ica, Joko, Erick, Wija,

Welling, Mike, Meijer, Emir, Suryo, Dody, Novrizal, Mario, Budiman,

Juntriman, Egy, Daniel, Joseph, dan teman-teman stambuk 04 lainnya, buat doa,

semangat dan dukungan kalian. May our friendship will be everlasting no matter

where we are tomorrow

7. Kedua orang tua dan kedua adik,

 M. Sihite, BA

 Nelly Simatupang

 Thomas Erikson Hadinata Sihite

 Yosi Anggrelia Septina Sihite

Atas keceriaan, kasih sayang, dan dukungan selama ini

(5)

9. Buat Team Futsal Teknik Sipil 2004, B04nballa FC

Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, Desember 2008 Penulis

DAFTAR NOTASI

(6)

A luas efektif beton tarik di sekitar tulangan lentur tarik dan mempunyai titik pusat yang sama dengan titik pusat tulangan tersebut, dibagi dengan jumlah n batang tulangan atau kawat, mm2. Bila tulangan lentur terdiri dari batang tulangan atau kawat yang berbeda ukurannya, maka jumlah tulangan atau kawat harus dihitung sebagai luas total tulangan dibagi dengan luas tulangan kawat terbesar yang digunakan

Ab luas batang atau kawat horizontal tunggal, mm2

Ac luas inti komponen struktur tekan yang ditulangi spiral diukur hingga diameter luar dari spiral, mm2

Ag luas bruto penampang, mm2

As luas tulangan tarik non-prategang, mm2

Ask luas dari tulangan longitudinal pada sisi/muka badan penampang per unit

tinggi pada satu sisi/muka, mm2/m.

As, min luas minimum tulangan lentur, mm2.

Ast luas total tulangan longitudinal (batang tulangan atau baja profil), mm2

At luas baja profil, pipa atau tabung pada suatu penampang komposit, mm2

A1 luas daerah yang dibebani

A2 luas maksimum dari sebagian permukaan pendukung yang secara geometris serupa dan konsentris dengan daerah yang dibebani, mm2

a tinggi blok tegangan persegi ekuivalen

b lebar muka tekan komponen struktur, mm

bw lebar badan, mm

Cm suatu faktor yang menghubungkan diagram momen aktual dengan suatu

diagram momen merata ekuivalen

c jarak dari serat tekan terluar ke garis netral, mm.

cc selimut bersih dari permukaan tarik terdekat ke permukaan tulangan tarik lentur, mm

d jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik, mm

dc tebal selimut beton diukur dari serat tarik terluar ke pusat batang tulangan atau kawat yang terdekat, mm

dt jarak dari serat tekan terluar ke baja tarik terjauh, mm

Ec modulus elastisitas beton, MPa.

Es modulus elastisitas tulangan, MPa.

El kekakuan lentur komponen struktur tekan, N-mm2.

f 'c kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa

fs tegangan dalam tulangan yang dihitung pada kondisi beban kerja, MPa

fy kuat leleh yang disyaratkan untuk tulangan non-prategang, MPa

h tinggi total komponen struktur, mm

(7)

Ise momen inersia tulangan terhadap sumbu pusat penampang komponen struktur, mm4

It momen inersia profil, pipa atau tabung baja terhadap sumbu pusat penampang komponen struktur komposit, mm4

l c panjang komponen struktur tekan pada sistem rangka yang diukur dari sumbuke-sumbu joint, mm

k faktor panjang efektif komponen struktur tekan

Mc momen terfaktor yang digunakan untuk perencanaan komponen struktur tekan, N-mm

Ms momen akibat beban yang menimbulkan goyangan ke samping yang berarti pada struktur, N-mm

Mu momen terfaktor pada penampang, N-mm

M1 momen ujung terfaktor yang lebih kecil pada komponen tekan; bernilai positif bila komponen struktur melentur dengan kelengkungan tunggal, negatif bila komponen struktur melentur dengan kelengkungan ganda, N-mm

M1ns nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen

sruktur tekan akibat beban yang tidak menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional (order pertama), bernilai positif bila komponen struktur melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melentur dalam kelengkungan ganda, N-mm

M2 momen ujung terfaktor yang lebih besar pada komponen struktur tekan;

selalu bernilai positif, N-mm

M2,min nilai minimum untuk M2, N-mm

M2ns nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen

struktur tekan akibat beban yang tidak menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional, N-mm

M1s nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen

struktur tekan akibat beban yang menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional (order pertama),bernilai positif bila komponen struktur melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melentur dalam kelengkungan ganda, N-mm

M2s nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen

struktur tekan akibat beban yang menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional, N-mm

Pb kuat beban aksial nominal pada kondisi regangan seimbang, N.

Pc beban kritis, N.

Pn kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas yang diberikan, N

Po kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas nol, N

(8)

Q indeks stabilitas.

r radius girasi suatu penampang komponen struktur tekan

s spasi sumbu-ke-sumbu tulangan tarik lentur yang terdekat dengan muka tarik terluar, mm (bilamana hanya ada satu batang tulangan atau kawat terdekat dengan muka tarik terluar, maka s : lebar muka tarik terluar)

Vu gaya lintang horizontal terfaktor pada suatu lantai, N

Z besaran pembatas distribusi tulangan lentur. β1 faktor yang didefinisikan dalam 12.2(7(3))

βd (a) Untuk sistem rangka yang tidak bergoyang, βd : rasio dari beban tetap aksial terfaktor maksimum terhadap beban aksial terfaktor maksimum dari kombinasi beban yang sama

(b) Untuk sistem rangka yang bergoyang, kecuali seperti yang disyaratkan item

(c) dari definisi ini, βd : rasio gaya lintang tetap terfaktor maksimum pada suatu lantai terhadap gaya lintang terfaktor maksimum di lantai tersebut;

βd rasio beban aksial tetap terfaktor maksimum terhadap beban aksial terfaktor maksimum

δns faktor pembesar momen untuk rangka yang ditahan terhadap goyangan ke

samping, untuk menggambarkan pengaruh kelengkungan komponen struktur diantara ujung-ujung komponen struktur tekan.

δs faktor pembesar momen untuk rangka yang tidak ditahan terhadap goyangan kesamping, untuk menggambarkan penyimpangan lateral akibat beban lateral dangravitasi

Δo perpindahan lateral relatif antara puncak dan dasar suatu lantai akibat Vu, dihitung menggunakan analis rangka elastis konvensional, dengan nilai kekakuan sesuai 12.11(1), mm

ρ rasio tulangan tarik non-prategang =

ρb rasio tulangan yang memberikan kondisi regangan yang seimbang.

ρs rasio volume tulangan spiral terhadap volume inti total (diukur dari sisi luar kesisi luar spiral) dari sebuah komponen struktur tekan yang ditulangi spiral. φ faktor reduksi kekuatan.

ABSTRAK ………. i

(9)

DAFTAR NOTASI ……….v

DAFTAR ISI ………viii

BAB I PENDAHULUAN ………..1

I.1. Latar Belakang ………1

I.2. permasalahan ...………..………...4

I.3. Tujuan ……….4

I.4. Pembatasan masalah ...…..………...5

I.5. Metodologi……….………...6

BAB II VISUAL BASIC 6.0 .………...7

II.1. Mengenal Visual Basic 6.0 …..………...7

II.2. Integrated Development Environtment (IDE) …...…………...8

II.3. Mengenal Form ……….16

II. 4. Variabel dan Tipe Data ……….24

II.5. Pencabangan Dan Perulangan………29

BAB III KOLOM ….………...35

III.1. Pendahuluan ………...35

III.2. Prinsip-prinsip Umum ………...36

III.3. Dasar-dasar Anggapan dalam Perhitungan ………...42

III.4. Diagram Interaksi Kolom ….………...43

III.5. Program Kolom Bujur Sangkar dan Lingkaran ………..…..58

BAB IV APLIKASI ………...65

(10)

IV.2. Contoh Problem Kolom bujur Sangkar ….………....77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...88

V.1. Kesimpulan ………...88

V.2. Saran ………...…..90

DAFTAR PUSTAKA ….………...……...91

(11)

ABSTRAK

Pembuatan diagram interaksi secara manual membutuhkan banyak waktu karena perlu perhitungan beban nominal untuk beragam nilai eksentrisitas beban, serta dengan faktor reduksi kekuatan nominal (Φ) yang bervariasi. Selain itu diperlukan proses coba-coba (trial and error) dalam menentukan sudut inklinasi garis netral dengan bidang horisontal agar dapat memenuhi persamaan keseimbangan gaya dan momen. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas disain dan analisis kolom beton bertulang, diagram interaksi umumnya dihasilkan dengan otomatisasi komputer, Tugas Akhir ini mencoba mengembangkan suatu program dengan bahasa pemograman Microsoft Visual Basic 6 yang berguna bagi disain dan analisis kolom beton bertulang yang mendapat pembebanan biaksial.

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah pembahasan perhitungan diagram interaksi kolom dengan cara manual dan kemudian diikuti dengan pembuatan aplikasi untuk membantu pembuatan diagram interaksi kolom dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0.

Dalam menyelesikan tugas akhir ini, penulis membuat suatu program aplikasi yang dapat digunakan secara praktis untuk membuat diagram interaksi P-M pada kolom beton bertulang yang berpenampang lingkaran dan persegi.Oleh karena itu dibutuhkan perlunya suatu cara yang memudahkan perhitungan dimensi kolom ( dengan diagram interaksi kolom ) yang cepat, aman dan relatif ekonomis dengan bantuan komputer. Setidaknya dengan bantuan komputer tidak ditemukan kesulitan seperti harus mengulang perhitungan dari awal bila faktor keamanannya belum terpenuhi, tetapi komputerlah yang akan menghitungnya.

Hasil dari perhitungan program jika dibandingkan dengan hasil dari perhitungan manual ternyata memberikan hasil yang sama. Nilai c (garis netral) dari algoritma numerik ternyata terbukti menghasilkan keseimbangan berdasarkan prinsip kompatibilitas tegangan-regangan pada hitungan manual yang disiapkan.

Baris Pn (kN) Mn (kN-m) Keterangan

Manual Program Selisih Manual program Selisih

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kolom merupakan elemen utama pada struktur bangunan karena umumnya

meneruskan beban dari balok atau lantai ke sistem pondasi di bawahnya. Betapapun

kuat dan kakunya balok atau pelat di atasnya, tetapi bila kolom tidak kuat menahan

beban maka struktur secara keseluruhan akan runtuh.

Kolom didefinisikan sebagai suatu komponen struktur bangunan yang tugas

utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak

ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Sedangkan komponen struktur

yang menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi

lateral terkecil kurang dari tiga dinamakan pedestal.

Sebagai bagian dari suatu kerangka bangunan dengan fungsi dan peran seperti

tersebut, kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan.

Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain

yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total

keseluruhan struktur bangunan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan

komponen tekan tidak diawali dengan tanda peringatan yang jelas, bersifat

mendadak. Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom harus

memperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi

(13)

Selanjutnya, karena penggunaan di dalam praktek umumnya kolom tidak

hanya melulu bertugas menahan beban aksial vertikal, definisi kolom diperluas

dengan mencakup juga tugas manahan kombinasi beban aksial dan momen lentur.

Atau dengan kata lain, kolom harus diperhitungkan untuk menyangga beban aksial

tekan dengan eksentrisitas tertentu. Hampir tidak pernah dijumpai kolom yang

menopang beban aksial tekan secara konsentris, bahkan kombinasi beban aksial

dengan eksentrisitas kecil sangat jarang ditemui.

Tidak seperti pada balok, perhitungan jumlah tulangan untuk kolom agak

sukar dilakukan karena beban aksial tekan lebih dominan sehingga keruntuhan tekan

sulit dihindari. Sehingga dalam analisis suatu kolom, perlu ditinjau pula momen dan

gaya tekan aksial yang bekerja pada kolom.

Kapasitas penampang kolom beton bertulang dapat dinyatakan dalam bentuk

diagram interaksi P-M yang menunjukkan hubungan beban aksial dan momen lentur

pada kondisi batas. Setiap titik kurva menunjukkan kombinasi P dan M sebagai

kapasitas penampang terhadap suatu garis netral tertentu.

Suatu kombinasi beban yang diberikan pada kolom tersebut, bila di-plot-kan

ternyata berada di dalam diagram interaksi dari kolom yang dibuat menyatakan

bahwa kombinasi beban tersebut dapat dipikul oleh kolom dengan baik. Demikian

pula bila sebalinya, yaitu jika suatu kombinasi beban (P dan M) yang berada di luar

diagram tersebut maka kombinasi beban tersebut adalah di luar kapasitas kolom dan

(14)

Untuk mendapatkan kombinasi P dan M pada diagram interaksi tersebut

maka solusi yang mudah adalah dengan mengadopsi algoritma numerik. Meskipun

algoritma manual juga dapat dibuat, tetapi akan cukup kompleks.

Untuk menentukan P dan M pada diagram interaksi tersebut perlu

mempelajari terlebih dahulu sifat diagram interaksi yang ada, karena titik-titik pada

diagram tersebut tidak semuanya harus dihitung dengan cara trial-error (iterasi).

Adapun titik-titik tersebut adalah :

1. Beban aksial tekan maksimum (teoritis).

Pn-0 = 0.85 f’c ( Ag – Ast ) = Astfy

2. Beban aksial tekan maksimum yang diizinkan.

Pn maks = 0.8 P0 Mn = Pn maks . emin

3. Beban lentur dan aksial pada kondisi balans, nilainya ditentukan dengan

mengetahui kondisi regangan beton εcu = 0.003 dan baja εcu = εy = fy/Es

4. Beban lentur pada kondisi beban aksial nol (kondisi seperti balok).

5. Beban aksial tarik maksimum.

Pn-T =

Untuk melakukan perhitungan titik-titik di atas, perlu dilakukan dengan

(15)

tetapi bila digunakan komputer dan memakai algoritma yang sesuai maka hal

tersebut tidak menjadi masalah yang berarti. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini,

Penulis berusaha untuk membuat suatu program aplikasi untuk menyelesaikan

masalah di atas dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0.

1.2. Permasalahan

Permasalahan yang dijumpai dalam pembuatan program aplikasi untuk

menghasilkan diagram interaksi kolom ini adalah menghitung titik-titik penting yang

diperlukan dalam membuat diagram interaksi kolom.

1.3. Maksud Dan Tujuan

Adapun tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah untuk membuat suatu

program aplikasi yang dapat digunakan secara praktis untuk membuat diagram

interaksi P-M pada kolom beton bertulang yang berpenampang lingkaran dan

persegi.

Oleh karena itu dibutuhkan perlunya suatu cara yang memudahkan

perhitungan dimensi kolom ( dengan diagram interaksi kolom ) yang cepat, aman dan

relatif ekonomis dengan bantuan komputer. Setidaknya dengan bantuan komputer

tidak ditemukan kesulitan seperti harus mengulang perhitungan dari awal bila faktor

keamanannya belum terpenuhi, tetapi komputerlah yang akan menghitungnya. Oleh

karena itu diperlukan untuk membuat program perhitungan diagram interaksi kolom

dengan beberapa pertimbangan yaitu :

(16)

 Hasil yang didapat berupa data lengkap dan benar

 Hasil perencanaan harus mempunyai nilai sosial yang dapat dimanfaatkan

oleh semua kalangan baik civitas akademika pada khususnya maupun

masyarakat luas pada umumnya.

1.4. Pembatasan Masalah

Batasan perencanaan merupakan luas cakupan masalah yang direncanakan

dapat diselesaikan (dengan program yang akan dibuat tentunya ). Batasan

perencanaan dibuat dengan tujuan untuk menitik beratkan perhatian ke suatu pokok

masalah sehingga perhitungan program tidak melebar kemana-mana, tetapi terpusat

ke satu masalah yang pokok. Hal ini juga dapat mengeliminir (

mengurangi ) kesalahan yang dapat terjadi. Bila ingin menyelesaikan masalah yang

spesifikasinya berbeda, lebih baik dibuat suatu program baru untuk

menyelesaikannya.

Dengan membatasi perencanaan akan memudahkan perencanaan pembuatan

program, karena masalah yang telah terspesifikasi jelas semakin menyederhanakan

alur pikir program yang akan dibuat dan tidak akan terlalu berat dalam memikirkan

jalannya program.

Dalam perencanaan program ini terdapat beberapa batasan perencanaan.

Batasan-batasan tersebut dibuat untuk mempermudah dan memperjelas perencanaan

alur program.

(17)

1. Pembuatan program aplikasi dilakukan dengan menggunakan program

Visual Basic 6.0.

2. Syarat-syarat batas untuk perencanaan diambil menurut peraturan SNI

03-2847-2002.

3. Bentuk tampang yang dibahas adalah lingkaran dan bujur sangkar.

4. Program hanya untuk struktur beton bertulang biasa, tidak untuk beton

pra-tegang.

5. Tidak untuk kolom komposit.

1.5. Metodologi Pembahasan

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah pembahasan

perhitungan diagram interaksi kolom dengan cara manual dan kemudian diikuti

dengan pembuatan aplikasi untuk membantu pembuatan diagram interaksi kolom

(18)

BAB II

VISUAL BASIC 6.0

II.1. MENGENAL VISUAL BASIC 6.0

Visual Basic adalah salah suatu development tools untuk membangun aplikasi

dalam lingkungan Windows. Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk

merancang user interface dalam bentuk form, sedangkan untuk kodingnya

menggunakan dialek bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari.

Pada pemrograman Visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukan

user interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang digunakan dalam

user interface, dan baru dilakukan penulisan kode program untuk menangani

kejadian-kejadian (event). Tahap pengembangan aplikasi demikian dikenal dengan

istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan Bottom Up.

Menjalankan Visual Basic 6.0

Kita mengenal beberapa cara untuk memulai atau menjalankan program visual basic

6.0. Adapun langkah-langkah untuk menjalankan visual basic 6.0, adalah :

1. Pilih salah satu dari cara berikut ini :

• Arahkan ke grup Microsoft Visual basic 6.0. dari menu Start, lalu

klik icon Visual Basic 6.0.

(19)

Klik ganda file VB6.EXE pada Windows Explorer. File ini secara

default terletak pada folder C:\Program Files\Microsoft Visual

Studio\VB98

Kemudian akan muncul kotak dialog pemilihan jenis aplikasi seperti

gambar berikut ini.

Gambar 1-1 Dialog box New Project ditampilkan sesaat anda

(20)

II.2. INTEGRATED DEVELOPMENT ENVIRONMENT ( IDE )

Setelah kita membuka/menjalankan Visual Basic 6.0. dan memilih standar.EXE,

maka selanjutnya kita akan masuk dalam bidang IDE ( Integrated Development

Environment ). Integrated Development Environment sendiri merupakan bidang kerja

tempat kita membangun dan menghasilkan prograsm aplikasi.

IDE Visual Basic 6 menggunakan model MDI (Multiple Document Interface).

Berikut ini adalah gambar yang menunjukan bagian-bagian dan nama-nama jendela

yang dapat tampil pada IDE Visual Basic.

Gambar 1-2 IDE Visual Basic dengan jendela-jendela yang terbuka.

(21)

Menu Bar

Menu Bar (Baris Menu) merupakan salah satu elemen dari Integrated

Development Environment (IDE). Baris menu ini terletak pada bagian paling

atas IDE seprti yang dapat kita lihat pada gambar tampilan IDE diatas. Menu

Bar terdiri dari perintah-perintah yang dikelompokan dalam kriteria operasi

yang dihasilkan, dan dapat kita gunakan selama kita bekerja dengan Visual

(22)
(23)

Main Toolbar

digunakan untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan cepat.

Jendela Project

Jendela ini berisi gambaran dari semua modul yang terdapat dalam aplikasi

anda. Anda dapat menggunakan icon Toggle Folders untuk menampilkan

modul-modul dalam jendela tersebut secara di group atau berurut berdasarkan

nama. Anda dapat menggunakan Ctrl+R untuk menampilkan jendela project,

ataupun menggunakan icon Project Explorer.

Jendela Form Designer

jendela ini merupakan tempat anda untuk merancang user interface dari

aplikasi anda. Jadi jendela ini menyerupai kanvas bagi seorang pelukis.

Jendela Toolbox

jendela ini berisi komponen-komponen yang dapat anda gunakan untuk

mengembangkan user interface.

Jendela Code

merupakan tempat bagi anda untuk menulis koding. Anda dapat

(24)

Jendela Properties

merupakan daftar properti-properti object yang sedang terpilih. Sebagai

contohnya anda dapat mengubah warna tulisan (foreground) dan warna latar

belakang (background). Anda dapat menggunakan F4 untuk menampilkan

jendela properti.

Jendela Color Palette

adalah fasilitas cepat untuk mengubah warna suatu object.

Jendela Form Layout

akan menunjukan bagaimana form bersangkutan ditampilkan ketika runtime.

Jika jendela-jendela tersebut tidak ada, anda dapat memunculkannya dengan

Menu View dan pilih :

 Project Explorer (Ctrl+R)

 Properties Windows (F4)

 Form Layout Windows

 Property Pages (Shift+F4)

 Toolbox

 Color Pallete

(25)

Toolbox

Jendela Toolbox merupakan jendela yang sangat penting bagi anda. Dari

jendela ini anda dapat mengambil komponen-komponen (object) yang akan

ditanamkan pada

form untuk membentuk user interface.

Gambar 1-3. Toolbox Visual Basic 6 dengan semua kontrol intrinsic.

Adapun secara garis besar fungsi dari masing-masing intrinsic kontrol

tersebut adalah sebagai berikut :

Pointer bukan merupakan suatu kontrol; gunakan icon ini ketika anda

ingin memilih kontrol yang sudah berada pada form.

PictureBox adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan image

dengan format: BMP, DIB (bitmap), ICO (icon), CUR (cursor), WMF

(metafile), EMF (enhanced metafile), GIF, dan JPEG.

Label adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks yang tidak

(26)

TextBox adalah kontrol yang mengandung string yang dapat diperbaiki

oleh pemakai, dapat berupa satu baris tunggal, atau banyak baris.

Frame adalah kontrol yang digunakan sebagai kontainer bagi kontrol

lainnya.

CommandButton merupakan kontrol hampir ditemukan pada setiap form,

dan digunakan untuk membangkitkan event proses tertentu ketika

pemakai melakukan klik padanya.

CheckBox digunakan untuk pilihan yang isinya bernilai yes/no, true/false.

OptionButton sering digunakan lebih dari satu sebagai pilihan terhadap

beberapa option yang hanya dapat dipilih satu.

ListBox mengandung sejumlah item, dan user dapat memilih lebih dari

satu (bergantung pada property MultiSelect).

ComboBox merupakan konbinasi dari TextBox dan suatu ListBox dimana

pemasukkan data dapat dilakukan dengan pengetikkan maupun

pemilihan.

HScrollBar dan VScrollBar digunakan untuk membentuk scrollbar berdiri

sendiri.

Timer digunakan untuk proses background yang diaktifkan berdasarkan

interval waktu tertentu. Merupakan kontrol non-visual.

DriveListBox, DirListBox, dan FileListBox sering digunakan untuk

membentuk dialog box yang berkaitan dengan file.

Shape dan Line digunakan untuk menampilkan bentuk seperti garis,

(27)

Image berfungsi menyerupai image box, tetapi tidak dapat digunakan

sebagai kontainer bagi kontrol lainnya. Sesuatu yang perlu diketahui

bahwa kontrol image menggunakan resource yang lebih kecil

dibandingkan dengan PictureBox

Data digunakan untuk data binding

OLE dapat digunakan sebagai tempat bagi program eksternal seperti

(28)

II.3. MENGENAL FORM

Form Tipe Form

Dalam Visual Basic 6.0. disediakan bentuk form standard dan beberapa bentuk form

yang sudah aplikatif untuk suatu tujuan. Bila kita ingin menambah form baik yang

berbentuk standar ataupun form yang sudah berbentuk aplikatif untuk suatu tujuan,

pilih menu Project/Add form atau klik ikon Add form pada Toolbar. Setelah itu

akan tampil kotak dialog AddForm yang memberikan pilihan kepada kita jenis-jenis

form yang disediakan Visual Basic 6.0.

Secara umum tipe-tipe bentuk form yang disediakan oleh Visual Basic 6.0. antara

lain sebagai berikut :

merupakan bentuk form standar yang diberikan secara otomatis pada tampilan

IDE saat kita pertama kali membuka project baru. Bentuk form ini masih kosong

dan siap untuk diberi control-kontrol sesuai dengan program yang kita inginkan.

About Dialog Form

berupa tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog About, yang siap difungsikan

untuk membuat kotak dialog keterangan tentang spesifikasi program yang kita

buat. Kita cukup hanya mengedit (menyesuaikan property dan event) dari

objek-objek yang telah terpasang dalam form tersebut. Bila diperlukan dapat pula kita

(29)

Web Browser Form

merupakan tipe form yang sudah berbentuk window Web Browser, yang siap

difungsikan untuk membuat window untuk fasilitas Web Browser, untuk internet.

Seperti halnya tipe form diatas, kita cukup hanya mengedit (menyesuaikan

properti dan event) dari objek-objek yang telah terpasang dari form tersebut. Bila

diperlukan dapat pula kita tambah atau kita kurangi objek-objek yang telah ada

pada form tersebut.

Dialog Form

merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog yang siap difungsikan

untuk membuat kotak dialog. Dalam form tipe ini sudah disediakan dua

commandbutton, yakni OK dan CANCEL. Kita cukup hanya mengedit

(menyesuaikan property dan event) dari objek-ebjek yang telah terpasang dalam

form tersebut. Bila diperlukan dapat pula kita tambah atau kita kurangi

objek-objek yang telah ada pada form tersebut.

Log in Dialog Form

merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog password yang siap

difungsikan untuk membuat kotak password (kunci) bila kita ingin membuat

password pada program aplikasi kita. Kita cukup hanya mengedit (menyesuaikan

property dan event) dari objek-objek yang telah terpasang dalam form tersebut.

Splash Screen Form

merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak splash screen, yang siap

difungsikan untuk membuat tampilan judul dari program aplikasi yang kita

(30)

objek-objek yang telah terpasang dalam form tersebut. Bila diperlukan dapat pula

kita tambah atau kita kurangi objek-objek yang telah ada dalam form tersebut.

Bila diinginkan kita dapat mengganti gambar judul dengan mengambil gambar

dari luar. Untuk cara mengambil gambar dari luar akan diterangkan pada bab

“Memasang Image Pada Program” dibawah.

Tip of the day form

merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog yang siap difungsikan

untuk membuat kotak tampilan tip/pesan untuk tiap hari. Seperti halnya diatas kita

cukup hanya mengedit (menyesuaikan property dan event) dari objek-objek yang

telah terpasang dalam form tersebut.

ODBC Log in Form

merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog password, yang siap

difungsikan untuk membuat kotak keterangan dan password. Kita cukup hanya

mengedit (menyesuaikan property dan event) dari objek-objek yang telah

terpasang dalam form tersebut.

Option Dialog Form

merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog option yang siap

difungsikan untuk membuat Option Form. Kita cukup hanya mengedit

(menyesuaikan property dan event) dari objek-objek yang telah terpasang dalam

form tersebut. Dan bila diperlukan dapat pula kita tambahkan atau kita kurangi

(31)

Property Form

Menggunakan Visual Basic 6.0. membuat kita dapat bekerja lebih mudah, karena

disini fasilitas property form yang dimiliki sangatlah banyak sehingga kita dapat

mengatur sesuai dengan apa saja keinginan kita. Untuk mengatur property form ini,

dapat kita lakukan saat perancangan ataupun saat program kita dijalankan. Bila kita

tidak mengubah property dari form, maka masing-masing property form tersebut

default akan bekerja normal sesuai dengan nilai property yang wajar.

Adapun keterangan mengenai masing-masing property form dapat dilihat dalam table

(32)

Jika kita ingin untuk mengubah nilai dari property sebuah form, caranya adalah sebagai berikut :

1. Klik ganda control pada form

2. Lengkapi kode propertinya, seperti demikian :

Private Sub NamaKontrol_event ()

NamaForm.properti = NamaKontrol.Properti End Sub

3. Setelah itu simpan dengan perintah Save project As dari menu File

Event Form

Hal lain yang dapat diatur dari suatu form selain property form adalh event form.

Event form merupakan kejadian pada form yang akan menjalankan kode program,

(33)

Untuk memasang event pada form, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Lakukan klik ganda pada form

2. Pada Code Editor, pilihlah event yang diinginkan

3. Lengkapi kode program sesuai kebutuhan

Untuk menentukan form awal dengan cara :

Penggunaan Form Lebih Dari Satu

Bila program ynag kita susun mempunyai form lebih dari satu, kita perlu

mengadakan beberapa pengaturan agar hubungan dan proses program terjaga baik.

Hal-hal yang perlu diatur antara lain cara menentukan form awal, pengaktifan form

dan pengaturan penampilan form.

Menentukan Form Awal

Diantara beberapa form yang kita punyai, harus kita tentukan form mana yang

(34)

1. Aktifkan kotak dialog Project Properties dengan memilih menu Project/

Project Properties

2. Kemudian pada tab General, terdapat combo box Startup Object, untuk

memilih form awal

Mengaktifkan Form

Untuk mengaktifkan form (membuka form ke memori), perintahnya adalah :

Load NamaForm

Adapun untuk menutupnya dari memori, perintahnya adalah :

Unload NamaForm

Mengatur Penampilan Form

Untuk menampilkan form yang telah aktif dimemori tetapi belum tampak,

perintahnya adalah :

NamaForm.Show

Sedangkan untuk menyembunyikan form, perintahnya adalah :

(35)

II.4. VARIABEL DAN TIPE DATA

Variable merupakan tempat penyimpanan untuk mengolah suatu data atau informasi.

Nilai variable ini dapat diubah (tidak tetap), dan tipe data dalam Visual Basic 6.0 ini

ada tujuh tipe yaitu Numeric, String, Booelan, Date, Object, Single, Double,

Currency.

Penamaan Dan Deklarasi Variabel

Dalam pembuatan suatu program, hampir selalu membutuhkan lebih dari satu

variable. Karena itu masing-masing dari variable harus diberi nama untuk digunakan

sebagai pengenal isi variable. Adapun peraturan pemberiaan nama variable adalah

sebagai berikut :

 Harus diawali dengan huruf.

 Panjangnya maksimal 255 karakter.

 Tanpa spasi.

(36)

Dalam pembuatan program, kita harus mendeklarasikan variable terlebih dahulu,

supaya variable tersebut dikenal oleh program. Cara untuk menuliskan kode untuk

mendeklarasikan adalah sebagai berikut :

Dim namavariabel As namadata

Misal :

Dim Pesan As String

Variabel Pesan tersebut diatas untuk menampung data jenis string (kata atau kalimat

s/d 2e32 karakter).

Setelah itu kita dapat mengisi nilai data variable tersebut dengan tanda =.

Misal :

Pesan = “Mudah bukan ?”

Type Variabel

Dibandingkan dengan type data yang terdapat pada bahasa basic, maka pada VBA,

type data yang disediakan lebih banyak, seperti type Currency, Decimal, Object, dan

Variant. Variant merupakan type variabel yang istimewa, karena dapat berubah dari

(37)

Ketepatan pemilihan type variabel akan sangat menentukan pemakaian resources

oleh aplikasi yang dihasilkan, adalah tugas programmer untuk memilih type yang

sesuai untuk menghasilkan program yang efisien dan berperformance tinggi.

Type Data Ukuran Storage Jangkuan

Byte 1 byte 0 s/d 255

Boolean 2 byte True atau False

Integer 2 byte -32,768 s/d 32767

Long 4 byte -2,147,483,648 s/d 2,147,483,647

Single 4 byte

-3.402823E38 s/d -1.401298E-45 (-)

1.401298E-45 s/d 3.402823E38 (+)

Double 8 byte -1.79769313486232E308 s/d -4.94065645841247E-324 (-)

Currency 8 byte -922,337,203,685,477.5808 s/d 922,337,203,685,477.5807

Decimal 14 byte +/-79,228,162,514,264,337,593,543,950,335

Date 8 byte 1 Januari 100 s/d 31 Desember 9999

Object 4 byte Mengacu pada objek tertentu

String (panjang

panjang dari string 1 sampai lebih kurang 65,400

Variant (dengan

angka)

16 byte Sembarang angka sampai jangkauan jenis Double

Variant (dengan

karakter)

22 byte + panjang

string

Sama dengan jangkauan variabel String

(38)

Operator Pada Visual Basic Dan Urutan Operasinya

Visual basic meyediakan operator aritmatika, komparasi dan logika, salah satu hal

yang harus dipahami oleh programmer adalah tata urutan operasi dari masing-masing

operator tersebut sehingga mampu membuat ekspresi yang akan menghasilkan nilai

yang benar, Tabel 1-2, menunjukkan operator dan urutan operasinya dari atas

kebawah.

Contoh :

A = 1 + 2 * 3 'Akan menghasilkan 7

B = (1 + 2) * 3 'Akan menghasilkan 9

Tabel 1-2. Operator pada Visual Basic dan urutan operasi dari atas ke bawah

Aritmatika Komparasi Logika

Pangkat (^) Sama (=) Not

Negatif (-) Tidak sama (<>) And

Kali dan Bagi (*, /) Kurang dari (<) Or

Pembagian bulat (\) Lebih dari (>) Xor

Sisa Bagi (Mod) Kurang dari atau sama (<=) Eqv

Tambah dan Kurang (+,-) Lebih dari atau sama (>=) Imp

(39)

Operator Like

Salah satu operator yang menarik untuk dibahas adalah operator like, Operator

digunakan untuk operasi pencocokan pola pada string yang akan sangat membantu

programmer.

Syntax =result = string Like pattern

Karakter dalam pola Penyamaan dalam string

? Sembarang karakter tunggal

* Nol atau lebih karakter

# Sembarang digit tunggal (0-9)

[charlist] Sembarang karakter yang berada dalam charlist

[!charlist] Sembarang karakter yang tidak berada dalam charlist

Tabel 1-3. Character dalam pencocokan pola pada operator Like

Contoh :

• MyCheck = "aBBBa" Like "a*a" ‘Returns True.

• MyCheck = "F" Like "[A-Z]" ‘Returns True.

• MyCheck = "F" Like "[!A-Z]" ' Returns False.

• MyCheck = "a2a" Like "a#a" ' Returns True.

• MyCheck = "aM5b" Like "a[L-P]#[!c-e]" ' Returns True.

• MyCheck = "BAT123khg" Like "B?T*" ' Returns True.

(40)

II.5. PENCABANGAN DAN PERULANGAN

Pencabangan IF

Pencabangan If digunakan untuk membandingkan dua keadaan atau lebih. Nilainya

hanya ada dua, yakni True dan False. Bila bernilai True maka program akan

menjalankan pernyataan-pernyataan yang diarahkan bila bernilai True. Begitu pula

sebaliknya.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

If<keadaan> Then

Pernyataan 1

Pernyataan 2

Else

Pernyataan a

Pernyataan b

End if

Jadi bila keadaan bernilai True maka pernyataan 1 dan 2 dijalankan oleh program,

dan bila keadaan bernilai False maka yang akan dijalankan program adalah

pernyataan a dan b.

Kita juga dapat membuat pasangan if…then didalam if…then yang telah ada,

sehingga dapat diperoleh lebih banyak alternative. Keadaan ini disebut dengan if

(41)

Pencabangan CASE

Pada dasarnya pencabangan dengan case sama seperti pencabangan if bertingkat,

yaitu digunakan untuk pencabangan yang banyak. Akan tetapi case lecih disukai

karena penulisannya lebih ringkas dan lebih mudah dimengerti, serta prosesnya lebih

cepat. Program akan menilai setiap kondisi dan melaksanakan pernyataan yang ada

pada lokasi terbentuknya nilai True.

Contohnya :

Private Sub Text1_Change ()

Keinginan = Text1.Text

Select Case Keinginan

Case 1

Label1.Caption = “Pernyataan1”

Case 2

Label1.Caption = “Pernyataan2”

Case Else

Label1.Caption = “Pernyataan3”

End Select

(42)

Contoh diatas berarti bila text1.text diisi angka 1 maka pada label1.caption akan

muncul tulisan “Pernyataan1”, bila diisi angka 2 muncul “Pernyataan2”, bila selain

satu dan 2 akan muncul “Pernyataan3”.

Perulangan DO…LOOP

Bentuk Do…Loop merupakan bentuk perulangan. Dalam perulangan perlu

Ditetapkan suatu nilai baru yang dapat dinyatakan sebagai banyaknya perulangan.

Perulangan Do…Loop akan melaksanakan proses perulangan secara terus-menerus

selama kondisi masih bernilai True (atau kondisi dimana nilai belum tercapai), dan

akan berhenti saat nilai batas tercapai.

Rumusnya :

Do Until <kondisi>

Pernyataan 1

Pernyataan 2

Loop

Bentuk diatas merupakan bentuk perulangan Do…Loop menggunakan kata Until,

berarti kondisi yang ditetapkan adalah batas akhir.

Bentuk lain dari perulangan Do…Loop adalah menggunakan kata While. Berbeda

(43)

Rumusnya : Do While <kondisi>

Pernyataan 1

Pernyataan 2

Loop

Hati-hati dalam menyusun perulangan jangan sampai menyebabkan overflow, alias

program tidak bias berhenti karena nilai batas tidak terpenuhi. Untuk mengatasinya

kita menggunakan pernyataan Exit yang tentusaja dengan menggunakan

pencabangan if…then.

Untuk jelasnya dapat dilihat trik untuk mengatasi overflow dengan menggunakan

komposisi if dan Exit. Bentuknya adalah sebagai berikut :

Do While <kondisi>

Pernyataan 1

Pernyataan 2

If <kondisi tertentu> then

Exit

End if

Loop

Dengan program diatas maka bila ada kecenderungan akan terjadi overflow bila

mencapai <kondisi tertentu> maka program akan berhenti sehingga tidak akan terjadi

(44)

Perulangan FOR… NEXT

Bentuk lain dari perulangan adalah perulangan For… Next. Berbeda dengan Do…

Loop, perulangan ini akan mengulang sebanyak yang kita tentukan (dapat berupa

nilai awal, nilai akhir ataupun nilai selang). Selan dapat merupakan penambahan

ataupun pengurangan.

Rumusnya :

For nama_variabel = nilai_awal To nilai_akhir step nilai_selang

Pernyataan 1

Pernyataan 2

Next nama_variabel

Step merupakan fasilitas untuk menentukan langkah penambahan. Nilai selang bila

tidak kita tulis maka secara default bernilai 1.

Perulangan WHILE… WHEN

Adapun bentuk lain lagi dari perulangan adalah dengan While… When. Perulangan

ini merupakan penyempurnaan bentuk perulangan do While… Loop, dimana

pernyataan While akan mengevaluasi kondisi pada awal proses. Jika suatau batas

telah tercapai maka perulangan akan dihentikan oleh When dan sekaligus akan

(45)

Jadi bila tidak yakin jumlah perulangan yang harus ditentukan dan masih ada

peluang untuk tidak menjalankan program, gunakan bentuk perulangan ini.

Bentuknya adalah sebagai berikut :

While<kondisi1>

Pernyataan 1

Wend

(46)

BAB III

ELEMEN TEKAN : KOLOM

III.1. Pendahuluan

Selain dinding pemikul-beban ( load-bearing walls ), kolom juga merupakan elemen

vertical yang sangat banyak digunakan. Bahkan dinding pemikul-beban itu

sebenarnya dapat dipandang sebagai kolom yang diperluas di satu bidang. Kolom

tidak selalu harus berarah vertical. Meskipun suatu elemen struktur bias berarah

miring, asalkan memenuhi defenisi kolom, yaitu beban ( aksial ) hanya diberikan di

ujung-ujungnya dan tidak ada beban tranversal, elemen struktur dapat disebut kolom.

Dengan demikian, kolom tidak mengalami lentur secara langsung ( tidak ada beban

tegak lurus terhadap sumbunya ).

Kolom dapat dikategorikan berdasarkan panjangnya. Kolom pendek adalah jenis

kolom yang kegagalannya berupa kegagalan material ( ditentukan oleh kekuatan

material ). Kolom panjang adalah kolom yang kegagalannya ditentukan oleh tekuk (

buckling ), jadi kegagalannya adalah kegagalan karena ketidakstabilan, bukan karena

kekuatan. Pada kolom panjang, dimensi dalam arah memanjang jauh lebih besar

dibandingkan dengan dimensi pada arah lateral. Karena adanya potensi menekuk

pada jenis kolom ini, maka kapasitas pikul-bebannya menjadi lebih kecil. Fenomena

tekuk itu sendiri telah lama dikenal sebagai hal yang sangat menarik. Banyak peneliti

yang sudah mencari solusi numeri untuk memprediksi secara eksak beban berapakah

(47)

akhirnya masalah ini dipecahkan oleh Leonard Euler ( 1707 – 1783 ). Euler adalah

seorang matematikawan yang dilahirkan di Switzerland dan mempunyai hubungan

dekat dengan keluarga Bernoulli yang kita kenal sebagai ahli matematika juga.

Euler telah menganalisis dengan benar aksi pada eleman struktur panjang, langsing,

yang dibebani aksial di St. Petersburg, Russia, pada tahun 1759. Bentuk solusi yang

dihasilkan masih digunakan hingga hari ini. Solusi yang ditemukannya merupakan

kontribusi berharga pada teknik struktur, dan hingga kini masih mempunyai bentuk

seperti ketika ditemuka n oleh Euler.

III.2 Prinsip-Prinsip Umum

Kapasitas pikul-beban batas pada elemen struktur tekan bergantung pada panjang

relatif dan karakteristik dimensional penampang melintang elemen tersebut (

khususnya dimensi terkecil dari penampang melintang ), selain juga bergantung pada

sifat material yang digunakan. Kolom biasanya diklasifikasikan sebagai pendek atau

panjang, bergantung pada nilai relatif antar kedua besaran tersebut.

Kolom Pendek

Elemen struktur kolom yang mempunyai nilai perbandingan antara panjangnya

dengan dimensi penampang melintang relative kecil disebut kolom pendek.

Kapasitas pikul-beban kolom pendek tidak bergantung pada panjang kolom dan,

apabila beban berlebihan, kolom pendek umumnya akan gagal karena hancurnya

material. Dengan demikian kapasitas pikul-beban batas bergantung pada kekuatan

(48)

material penampang, yaitu tulangan mengalami leleh pada daerah tarik atau beton

mengalami pecah (crushing) pada daerah tekan.

Kolom Panjang

Elemen struktur tekan yang semakin panjang akan semakin langsing yang

disebabkan oleh proporsinya. Perilaku kolom langsing yang mengalami beban tekan

sangan berbeda dengan perilaku kolom pendek.

Apabila bebannya kecil, elemen masih dapat mempertahankan bentuk linearnya,

begitu pula apabila bebannya bertambah. Pada saat beban mencapai taraf tertentu,

elemen tersebut tiba-tiba tidak stabil dan berubah bentuk. Hal inilah yang disebut

fenomena tekuk (buckling). Apabila suatu elemen struktur ( dalam hal ini yang kita

sebut kolom ) telah menekuk, maka kolom tersebut tidak mempunyai kemampuan

lagi untuk menerima beban tambahan. Sedikit saja penambahan sudah akan dapat

menyebabkan elemen struktur itu runtuh. Dengan demikian, kapasitas pikul-beban

untuk elemen struktur kolom itu adalah besar beban yang menyebabkan kolom

tersebut mengalami tekuk awal. Srtuktur yang telah mengalami tekuk tidak

mempunyai kemampuan layan lagi padahal tegangan pada penampang masih elastis.

Fenomena tekuk merupakan hal yang menarik. Tekuk adalah suatu ragam kegagalan

yang diakibatkan oleh ketidakstabilan suatu elemen struktur yang dipengaruhi oleh

aksi beban. Kegagalan yang diakibatkan ketidakstabilan dapat terjadi pada berbagai

(49)

tekuk berkaitan dengan kekakuan elemen struktur. Suatu elemen yang mempunyai

kekakuan kecil lebih mudah mengalami tekuk dibandingkan dengan yang

mempunyai kekakuan besar, semakin panjang suatu elemen struktur, semakin kecil

kekakuannya.

Apabila suatu elemen struktur mulai tidak stabil, seperti halnya kolom yang

mengalami beban tekuk, maka elemen tersebut tidak dapat memberikan gaya tahanan

lebih kecil daripada beban tekuk. System dalam keadaan demikian tidak mempunyai

kecenderungan mempertahankan konfigurasi semula.

Nilai rasio kelangsingan kolom menentukan kategori kolom pendek atau langsing,

untuk kolom pendek tanpa bresing maka :

Di mana

lu panjang elemen kolom yang tidak ditumpu lateral dan

k adalah factor yang bergantung kondisi restraint ujung kolom.

Sebagian besar kolom beton bertulang yang di jumpai termasuk dalam kategori

kolom pendek. Oleh karena itu uraian pada bab ini akan berfokus pada kolom tipe

tersebut, sedangkan pada kolom langsing diperlukan reduksi kapasitas kolom untuk

menghindari terjadinya tekuk. Kolom pendek dapat dianalisis serta direncanakan

(50)

Kolom Sengkang Dan Spiral

Kolom jembatan Ciujung pada proyek tol Cipularang yang terlihat pada gambar

adalah kolom dengan pengikat berupa sengkang. Tipe seperti ini umumnya dipakai

pada bangungan gedung untuk penampang kolom berbebtuk bujur sangkar, persegi,

L, T, lingkaran, atau bentuk apapun.

Kadangkala diperlukan kolom yang berkinerja tinggi dan daktail, maka untuk itu

sengkang dapat digantikan dengan lilitan spiral yang rapat, yaitu berjarak antara

25 mm – 75 mm. kolom seperti ini disebut sebagai kolom spiral dan umumnya

berbentuk lingkaran, meskipun dapat juga berbentuk bujursangkar maupun

polygonal. Tulangan sporal dapat berfungsi sebagai pengekang dari material beton

didalamnya dengan adanya efek pengekangan, maka keruntuhan beton dapat tertunda

yang menyebabkan kolom lebih daktail.

Untuk menggambarkan efektifitas pengekang, dapat dibayangkan pada tumpukan

pasir ditempat terbuka yang diberi beban, maka tumpukan pasir tersebut akan

(51)

terbuka) maka apabila diberi beban pasir tetap berada pada kedudukan semula (tidak

runtuh). Hal tersebut terjadi karena dinding tong berfungsi sebagai pengekang. Oleh

karena beton lebih padat (kuat) dibanding pasir maka dinding pengekang yang

diperlukan tidak perlu rapat seperti tong.

Perbedaan kekuatan kolom spiral dengan sengkang baru terlihat pada kondisi pasca

puncak. Untuk itu diperlihatkan perilaku kedua kolom tersebut berdasarkan kurva

beban-lendutan. Pada tahap awal sampai puncak, kedua kolom memperlihatkan

perilaku yang sama. Setelah beban maksimum tercapai dan mengalami kondisi

plastis, maka terlihat bahwa kolom sengkang akan mengalami keruntuhan terlebih

dahulu yang sifatnya mendadak (non-daktail), sedangkan kolom spiral masih

bertahan (daktail).

Kolom spiral digunakan jika daktalitas sangat dipentingkan atau beban yang besar

sehingga cukup efisien untuk memanfaatkan nilai (faktor reduksi) spiral yang lebih

(52)

Penampang dengan Beban Sentris dan Beban Eksentris

Sebuah kolom adalah suatu komponen struktur yang diberi beban tekan sentris atau

beban tekan eksentris. Dilihat dari segi perencanaan ternyata sebuah kolom pendel

(yaitu kolom yang bersendi pada setiap ujung) dari komponen struktur tekan

merupakan contoh yang paling mudah ditinjau, karena pada dasarnya kolom ini

hanya mengalami gaya-gaya normal (aksial). Dengan demikian, kolom adalah

sebuah komponen struktur yang mendapat beban tekan sentris.

Pendel hampir tidak pernah digunakan dalam struktur beton bertulang. Pelaksanaan

struktur ini sebenarnya sangat kompleks karena sendi sendi harus memenuhi syarat

yang sangat ketat. Contoh yang paling umum adalah pendel yang menumpu

jembatan dan jembatan lajang (fly over).

Pada struktur yang sederhana, kolom sering merupakan bagian dari struktur rangka.

Bila pada kolom bagian atas dan bawah berhubungan kaku dengan komponen

horizontal (balok), maka tegangan yang bekerja pada kolom, selain tegangan aksial

mungkin juga terdiri dari tegangan yang disebabkan oleh momen lentur. Kini

(53)

III.3. Dasar – Dasar Anggapan dalam Perhitungan

Dasar – dasar anggapan dalam perhitungan suatu penampang beton yang diberi

beban lentur dan beban aksial, pada prinsipnya sesuai dengan dasar – dasar

anggapan dalam perhitungan terhadap beban lentur murni

• Beton tidak dapat melawan tegangan tarik

• Perpanjangan atau perpendekan yang terjadi dalam beton serta tulangan

dianggap berbanding lurus dengan jaraknya dengan garis netral

• Diagram tegangan – regangan beton dan baja diskematisasikan sesuai

(54)

III.4. Diagram Interaksi Kolom

Kapasitas penampang kolom beton bertulang dapat dinyatakan dalam bentuk

diagram interaksi P-M yang menunjukan hubungan beban aksial dan momen lentur

pada kondisi batas. Setiap titik kurva menunjukan kombinasi P dan M sebagai

kapasitas penampang terhadap suatu garis netral tertentu.

Suatu kombinasi beban yang diberikan pada kolom tersebut, bila di-plot-kan ternyata

berada didalam diagram interaksi dari kolom yang dibuat menyatakan bahwa

kombinasi beban tersebut dapat dipikul oleh kolom dengan baik. Demikian pula bila

sebaliknya, yaitu jika suatu kombinasi beban (P dan M) yang berada diluar diagram

tersebut maka kombinasi beban tersebut adalah diluar kapasitas kolom dan dapat

(55)

Untuk mendapatkan kombinasi P dan M pada diagram interaksi tersebut maka solusi

yang mudah adalah mengadopsi algoritma numerik, meskipun algoritma manual juga

dapat dibuat tetapi akan cukup kompleks.

Untuk menentukan P dan M tersebut perlu mempelajari terlebih dahulu sifat diagram

interaksi yang ada, karena titik-titik pada diagram tersebut tidak semuanya harus

dihitung debgan cara trial-error (iterasi). Adapun titik-titik tersebut adalah :

6. Beban aksial tekan maksimum (teoritis).

Pn-0 = 0.85 f’c ( Ag – Ast ) = Astfy

7. Beban aksial tekan maksimum yang diizinkan.

Pn maks = 0.8 P0 Mn = Pn maks . emin

8. Beban lentur dan aksial pada kondisi balans, nilainya ditentukan dengan

mengetahui kondisi regangan beton εcu = 0.003 dan baja εcu = εy = fy/Es

9. Beban lentur pada kondisi beban aksial nol (kondisi seperti balok).

10. Beban aksial tarik maksimum.

Pn-T =

Kelima titik diatas adalah titik minimum yang harus ada pada kurva interaksi. Jika

perlu ketelitian yang lebih baik dapat ditambahkan titik lain :

• Di daerah keruntuhan tekan, yaitu titik-titik diantara item 2 dan 3

(56)

Jadi, agar seimbang setiap penambahan titik pada kurva diperlukan dua buah titik,

yaitu untuk mengantisipasi dua kondisi keruntuhan yang terjadi. Untuk keperluan

pemograman komputer, yaitu agar titik-titik pada kurva tersebut mudah untuk

dimanipulasi maka titik yang berisi data P dan M tersebut harus disimpan dalam

bentuk matrix array [n,2], di mana n = 5 + 2t. adapun t adalah jumlah titik tambahan

di setiap daerah keruntuhan yang diperlukan.

• Beton f’c = 30 MPa

Kolom Lingkaran Dan Bujur Sangkar Analisis kolom lingkaran (Manual)

Untuk memahami proses perhitungan kolom maka langkah yang paling efektif

adalah mempelajari detail perhitungannya. Sebagai kasus pertama akan dianalisis

kolom bulat, karena secara geometri relatif sederhana dan juga cukup ditinjau salah

satu arah saja.

Mutu material,

• Baja fy 400 MPa, tulangan ulir 8 D19 (3.2%)

Untuk perhitungan manual ini hanya dibuat diagram interaksi berdasarkan titik-titik

pada diagram yang paling minimum maka grafiknya menjadi patah-patah, meskipun

(57)

300

300 e

Total 8 Ø19

Gambar : Model – Beban dan Penampang Kolom

beban konsentris A ( Pn-maks, Mn= 0) Ag = . 2 = 70686 mm2

Ast = 8. . 2 = 2268 mm2 % tulangan = 3.2 %

Pn-0 = 0.85f’c (Ag – Ast) + Ast fy = 2652 kN

beban aksial tekan maksimum yang diizinkan

Pn maks = 0.8 Po Mn = Pn maks . emin

Pn maks = 0.8 Po = 2122 kN Pn maks = 1379 kN (sengkang = 0.65)

Selanjutnya c ditentukan dengan cara trial-error untuk mendapatkan Mn, dan

diperoleh c = 280 mm. tentu saja cara trial-error ini hanya cocok digunakan dengan

computer, yaitu memakai algoritma numeric seperti yang telah dibahas sebelumnya

(58)

300

Total 8 Ø19

εcu

c=280 a=238

tegangan regangan

242 188 112 58

Baris yi (mm) si Fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note

1 58 -0.002378 400 567 227 13154 Cs1

2 112 -0.001800 360 567 204 22861 Cs2

3 188 -0.000986 197 567 112 20999 Cs3

4 242 -0.000407 81 567 46 11173 Cs4

583 68187

(59)

= 1968 mm

Cc = 0.85f’cAc

= 1534 kN Cek Pn = Cc + = 2123 kN . Pn maks

statis momen diambil dari sisi luar serat desak ( atas ).

Mn = Cc( ) + . yi – Pn .

= 5063 kNm Mn = 32.9 kNm

kondisi balans titik B ( Pn-bal, Mn-bal )

ab = d = 124 mm

cb = = 145 mm

300

Total 8 Ø19

εcu

c=145 a=124

εy

regangan tegangan

242 188 112 58

Baris yi (mm) si fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note

1 58 -0.001800 -360 567 -204 -11839 Cs1

2 112 -0.000683 -137 567 -78 -8700 Cs2

3 188 -0.000890 178 567 101 18974 Ts3

4 242 -0.002007 400 567 227 54886 Ts4

(60)

27600 mm2

= 77.9 mm

Cc = -0.85f’cAc

= -704 kN

Pnb = Cc + = -658 kN Pnb = 0.65 * 658

= 428 kN

Statis momen diambil dari sisi luar serat desak ( atas ).

Mn = Cc( ) + . yi – Pn .

Mn = / 1000

= 101.3 kNm

Mn = 0.65 * 101.3

(61)

beban lentur pada kondisi beban aksial nol, kondisi seperti balok.

Selanjutnya dengan cara trial - error dan diperoleh c = 94 mm.

300

Total 8 Ø19

242 188 112 58

εcu

εy>εy

regangan tegangan

c=94 a=80

Baris yi (mm) si fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note

1 58 -0.001800 -360 567 -204 -11839 Cs1

2 112 -0.000683 -137 567 -78 -8700 Cs2

3 188 -0.000890 178 567 101 18974 Ts3

4 242 -0.002007 400 567 227 54886 Ts4

46 53321

(62)

= 102.9 mm

Statis momen diambil dari sisi luar serat desak ( atas ).

Mn = Cc( ) + . yi – Pn .

Mn = / 1000

= 79.2 kNm Mn = 63.3 kNm

Beban aksial tarik maksimum

Pn-T = st fy

= 907 kNm

Diagram interaksi kolom bulat

Diagram interaksi kolom bulat akan digambarkan menjadi satu dengan diagram

interaksi kolom bujur sangkar yang akan dibahas kemudian.

Analisis Kolom Bujur Sangkar (Manual)

Kolom bujur sangkar berukuran sama dengan kolom bulat, material yang dipakai :

• Beton f’c = 30 MPa

(63)

e

Total 8 Ø19 300

50

Gambar : Model – Beban dan Penampang Kolom

beban konsentris A ( Pn-maks, Mn= 0) Ag = 3002 = 90000 mm2

Ast = 8. . 2 = 2268 mm2 % tulangan = 2.52 %

Pn-0 = 0.85f’c (Ag – Ast) + Ast fy = 3144 kN

beban tekan maksimum yang diizinkan, titik B (Pnmaks, Mn)

Pn maks = 0.8 Po Mn = Pn maks . emin

Pn maks = 0.8 Po = 2515 kN Pn maks = 1635 kN (sengkang = 0.65)

Selanjutnya c ditentukan dengan cara trial-error untuk mandapatkan Mn dan

(64)

50 150

250 300

εcu

296 252

regangan tegangan

Baris yi (mm) si fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note

1 50 -0.002494 400 851 340 17000 Cs1

2 150 -0.001482 296 567 168 25200 Cs2

3 250 -0.000470 94 851 80 20000 Cs3

588 62200

Resultan gaya desak diperoleh tulangan dan beton desak

a . b

Cc = 0.85f’cAc

= 1928 kN

Cek Pn = Cc +

= 2516 kN selisih 0.03 % dari Pn maks

(65)

Mn = Cc . + . yi – Pn .

= 72.3 kNm Mn = 61.4 kNm

kondisi balans titik C ( Pn-bal, Mn-bal )

cb = d = 150 mm

ab = .cb = 145 mm

50 150

250 300

εcu

regangan tegangan

127.5

296.4

εy

Baris yi (mm) si fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note

1 50 -0.002000 400 851 340 -17000 Cs1

2 150 0.000000 0 567 0 0 Cs2

3 250 0.002000 400 851 340 85000 Ts3

0 68000

Ac = a . b

= 75600 mm 2

Cc = -0.85f’cAc

(66)

Pnb = Cc + = -975.4 kN Pnb = 634 kN

Statis momen diambil dari sisi luar serat desak ( atas ).

Mn = Cc . + . yi – Pn .

Mn = 152.1 kNm Mn = 98.9 kNm

beban lentur pada kondisi beban aksial nol, kondisi seperti balok.

Selanjutnya dengan cara trial-error dan diperoleh c = 67.2 mm.

50 150

250 300

εcu

regangan tegangan

εs>εy

57.1 67.2

Baris yi (mm) si fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note

1 50 -0.002000 400 851 340 17000 Cs1

2 150 0.000000 0 567 0 0 Cs2

3 250 0.002000 400 851 340 85000 Ts3

0 68000

Ac = a . b

= 17130 mm 2

Cc = -0.85f’cAc

= - 437 kN

(67)

Mn = Cc . + . yi

Mn = 100 kNm Mn = 85 kNm

Beban aksial tarik maksimum

Pn-T = st fy

= 907 kNm sama dengan kolom bulat

(68)

Pn (KN)

Mn (KNm) Pno

Pn maks

C (975,152) Balans

Kolom Bulat

Kolom Bujur Sangkar B (2515,72.3)

B' (2122,50.6) A (3144,0)

A' (2652,0)

D' (0,79)

E (907,0)

D (0,100)

Gambar : Diagram Interaksi Kolom Bulat dan Bujur-sangkar

(69)

Contoh penyelesaian kolom bulat dan persegi seperti yang diuraikan di depan terlihat

cukup sederhana. Meskipun demikian, contoh yang diberikan tersebut sebenarnya

tidak cocok diselesaikan secara manual. Hal yang menentukan dalam penyelesaian

seperti diatas adalah dalam menentukan nilai c atau posisi garis netral yang

memenuhi syarat keseimbangan. Nilai c perlu ditentukan dengan cara trial-error

sehingga bila dihitung secara manual menjadi sangat tidak praktis, tetapi bila

digunakan komputer dan memakai algoritma yang sesuai maka hal tersebut tidak

menjadi masalah yang berarti. Oleh karena itu, penyelesaian didepan tadi hanya

sebagai ilustrasi dari proses yang dikerjakan komputer dan akan dibahas secara detail

sampai dengan pembuatan program aplikasinya dengan Visual Basic 6.0.

Proses trial-error dapat diselesaikan dengan algoritma numerik, seperti menganalisis

penampang balok, dalam menganalisis kolom juga menggunakan metode yang sama.

Perbedaan yang pokok hanya pada keberadaan gaya aksial, kondisi konvergen pada

balok tercapai jika resultan gaya aksial pada penampang adalah nol, sedangkan pada

kolom sebelum proses iterasi perlu ditetapkan terlebih dahulu gaya aksial yang akan

bekerja pada penampang yaitu Pn, dan iterasi akan konvergen jika resultan gaya

aksial kolom sama dengan gaya aksial yang ditetapkan tersebut.

Penetapan gaya aksial pada kolom mengadi suatu yang sangat penting untuk dapat

menggambarkan kurva iterasi secara lengkap dan menyenangkan dalam hal tersebut

adalah bahwa gaya aksial tersebut dapat ditetapkan secara langsung dan tidak

memerlukan proses iterasi. Jadi yang memerlukan iterasi adalah untuk mendapatkan

Gambar

Gambar 1-1 Dialog box New Project ditampilkan sesaat anda                        menjalankan Visual Basic 6
Gambar 1-2  IDE Visual Basic dengan jendela-jendela yang terbuka.  Adapun jendela-jendela yang perlu anda perhatikan adalah sebagai berikut :
Gambar 1-3. Toolbox Visual Basic 6 dengan semua kontrol intrinsic.
Tabel 1-1. Type variabel, pemakaian storage dan jangkauan masing-masing
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tugas akhir ini penulis mendesain 3 model gedung 10 lantai dengan material kolom yang berbeda, yaitu kolom beton bertulang, kolom baja dan kolom

1) Membuat satu folder khusus untuk memuat semua file atau folder lain yang mendukung aplikasi EYD, folder dengan nama Tugas Akhir. 2) Membuat form utama

Pada penulisan tugas akhir ini, penulis membuat aplikasi rumus bangun ruang menggunakan Visual Basic 6.0. Aplikasi ini merupakan sebuah jenis perangkat lunak yang

Tujuan dari penelitiaan Tugas Akhir ini dilakukan untuk menghitung luas tulangan pengekang dengan pengaruh beban aksial pada kolom beton bertulang persegi pada

Dalam Tugas Akhir ini, penulis mengambil Tugas Akhir penelitian dengan judul penelitian TINJAUAN DAYA DUKUNG KOLOM BETON BULAT DENGAN TULANGAN DARI BAMBU.. Tugas Akhir ini

Untuk pembuatan diagram interaksi, dilakukan pendekatan di mana tulangan yang tersebar pada keempat sisi kolom diekivalenkan dengan plat baja tipis, di mana pada setiap sisi

Seperti telah disinggung di depan diagram interaksi kolom komposit yang menerima beban aksial dan lentur satu arah pada suatu penampang dengan dimensi tertentu dapat

Gambar 9 memperlihatkan diagram interaksi kolom pipih untuk kondisi momen biaksial serat bawah/ kanan yang mengalami tekan, rasio tulangan yang digunakan adalah sebesar 2%