APLIKASI REKAYASA KONSTRUKSI (DIAGRAM INTERAKSI KOLOM)
DENGAN VISUAL BASIC 6.0
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil
Disusun oleh:
ANDREW JULIUS SUSILO SIHITE 04 0404 094
SUB JURUSAN STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Pembuatan diagram interaksi secara manual membutuhkan banyak waktu karena perlu perhitungan beban nominal untuk beragam nilai eksentrisitas beban, serta dengan faktor reduksi kekuatan nominal (Φ) yang bervariasi. Selain itu diperlukan proses coba-coba (trial and error) dalam menentukan sudut inklinasi garis netral dengan bidang horisontal agar dapat memenuhi persamaan keseimbangan gaya dan momen. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas disain dan analisis kolom beton bertulang, diagram interaksi umumnya dihasilkan dengan otomatisasi komputer, Tugas Akhir ini mencoba mengembangkan suatu program dengan bahasa pemograman Microsoft Visual Basic 6 yang berguna bagi disain dan analisis kolom beton bertulang yang mendapat pembebanan biaksial.
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah pembahasan perhitungan diagram interaksi kolom dengan cara manual dan kemudian diikuti dengan pembuatan aplikasi untuk membantu pembuatan diagram interaksi kolom dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0.
Dalam menyelesikan tugas akhir ini, penulis membuat suatu program aplikasi yang dapat digunakan secara praktis untuk membuat diagram interaksi P-M pada kolom beton bertulang yang berpenampang lingkaran dan persegi.Oleh karena itu dibutuhkan perlunya suatu cara yang memudahkan perhitungan dimensi kolom ( dengan diagram interaksi kolom ) yang cepat, aman dan relatif ekonomis dengan bantuan komputer. Setidaknya dengan bantuan komputer tidak ditemukan kesulitan seperti harus mengulang perhitungan dari awal bila faktor keamanannya belum terpenuhi, tetapi komputerlah yang akan menghitungnya.
Hasil dari perhitungan program jika dibandingkan dengan hasil dari perhitungan manual ternyata memberikan hasil yang sama. Nilai c (garis netral) dari algoritma numerik ternyata terbukti menghasilkan keseimbangan berdasarkan prinsip kompatibilitas tegangan-regangan pada hitungan manual yang disiapkan.
Baris Pn (kN) Mn (kN-m) Keterangan
Manual Program Selisih Manual program Selisih
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugrah, berkat dan karunia-Nya hingga terselesaikannya tugas akhir ini
dengan judul
“PEMBUATAN PROGRAM APLIKASI REKAYASA KONSTRUKSI (DIAGRAM INTERAKSI KOLOM) DENGAN VISUAL BASIC 6.0”.
Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana
teknik sipil bidang studi struktur pada fakultas teknik Universitas Sumatera Utara
Medan. Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih banyak
kekurangannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya
pemahaman penulis. Untuk penyempurnaannya, saran dan kritik dari bapak dan ibu
dosen serta rekan mahasiswa sangatlah penulis harapkan.
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, tugas akhir ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang senantiasa penulis cintai yang dalam
keadaan susah dan senang telah memperjuangkan hingga penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan ini.
1. Bapak Ir. Alferido Malik selaku dosen yang telah banyak meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini
2. Bapak Prof.Dr.Ing.Johannes Tarigan, sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Ir.Terunajaya, M.Sc selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara
4. Bapak/Ibu staf pengajar jurusan teknik sipil Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuan dan kemudahan
dalam penyelesaian administrasi
6. Untuk sahabat-sahabat terbaikku Mayjen, Leo, Benny, Idol, Nuel, Robby, Perdi,
Erwin FS, Roy, Samuella, Nando, Syawal, Rizky, Ica, Joko, Erick, Wija,
Welling, Mike, Meijer, Emir, Suryo, Dody, Novrizal, Mario, Budiman,
Juntriman, Egy, Daniel, Joseph, dan teman-teman stambuk 04 lainnya, buat doa,
semangat dan dukungan kalian. May our friendship will be everlasting no matter
where we are tomorrow
7. Kedua orang tua dan kedua adik,
M. Sihite, BA
Nelly Simatupang
Thomas Erikson Hadinata Sihite
Yosi Anggrelia Septina Sihite
Atas keceriaan, kasih sayang, dan dukungan selama ini
9. Buat Team Futsal Teknik Sipil 2004, B04nballa FC
Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, Desember 2008 Penulis
DAFTAR NOTASI
A luas efektif beton tarik di sekitar tulangan lentur tarik dan mempunyai titik pusat yang sama dengan titik pusat tulangan tersebut, dibagi dengan jumlah n batang tulangan atau kawat, mm2. Bila tulangan lentur terdiri dari batang tulangan atau kawat yang berbeda ukurannya, maka jumlah tulangan atau kawat harus dihitung sebagai luas total tulangan dibagi dengan luas tulangan kawat terbesar yang digunakan
Ab luas batang atau kawat horizontal tunggal, mm2
Ac luas inti komponen struktur tekan yang ditulangi spiral diukur hingga diameter luar dari spiral, mm2
Ag luas bruto penampang, mm2
As luas tulangan tarik non-prategang, mm2
Ask luas dari tulangan longitudinal pada sisi/muka badan penampang per unit
tinggi pada satu sisi/muka, mm2/m.
As, min luas minimum tulangan lentur, mm2.
Ast luas total tulangan longitudinal (batang tulangan atau baja profil), mm2
At luas baja profil, pipa atau tabung pada suatu penampang komposit, mm2
A1 luas daerah yang dibebani
A2 luas maksimum dari sebagian permukaan pendukung yang secara geometris serupa dan konsentris dengan daerah yang dibebani, mm2
a tinggi blok tegangan persegi ekuivalen
b lebar muka tekan komponen struktur, mm
bw lebar badan, mm
Cm suatu faktor yang menghubungkan diagram momen aktual dengan suatu
diagram momen merata ekuivalen
c jarak dari serat tekan terluar ke garis netral, mm.
cc selimut bersih dari permukaan tarik terdekat ke permukaan tulangan tarik lentur, mm
d jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik, mm
dc tebal selimut beton diukur dari serat tarik terluar ke pusat batang tulangan atau kawat yang terdekat, mm
dt jarak dari serat tekan terluar ke baja tarik terjauh, mm
Ec modulus elastisitas beton, MPa.
Es modulus elastisitas tulangan, MPa.
El kekakuan lentur komponen struktur tekan, N-mm2.
f 'c kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa
fs tegangan dalam tulangan yang dihitung pada kondisi beban kerja, MPa
fy kuat leleh yang disyaratkan untuk tulangan non-prategang, MPa
h tinggi total komponen struktur, mm
Ise momen inersia tulangan terhadap sumbu pusat penampang komponen struktur, mm4
It momen inersia profil, pipa atau tabung baja terhadap sumbu pusat penampang komponen struktur komposit, mm4
l c panjang komponen struktur tekan pada sistem rangka yang diukur dari sumbuke-sumbu joint, mm
k faktor panjang efektif komponen struktur tekan
Mc momen terfaktor yang digunakan untuk perencanaan komponen struktur tekan, N-mm
Ms momen akibat beban yang menimbulkan goyangan ke samping yang berarti pada struktur, N-mm
Mu momen terfaktor pada penampang, N-mm
M1 momen ujung terfaktor yang lebih kecil pada komponen tekan; bernilai positif bila komponen struktur melentur dengan kelengkungan tunggal, negatif bila komponen struktur melentur dengan kelengkungan ganda, N-mm
M1ns nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen
sruktur tekan akibat beban yang tidak menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional (order pertama), bernilai positif bila komponen struktur melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melentur dalam kelengkungan ganda, N-mm
M2 momen ujung terfaktor yang lebih besar pada komponen struktur tekan;
selalu bernilai positif, N-mm
M2,min nilai minimum untuk M2, N-mm
M2ns nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen
struktur tekan akibat beban yang tidak menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional, N-mm
M1s nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen
struktur tekan akibat beban yang menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional (order pertama),bernilai positif bila komponen struktur melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bila melentur dalam kelengkungan ganda, N-mm
M2s nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung terfaktor pada komponen
struktur tekan akibat beban yang menimbulkan goyangan ke samping yang berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional, N-mm
Pb kuat beban aksial nominal pada kondisi regangan seimbang, N.
Pc beban kritis, N.
Pn kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas yang diberikan, N
Po kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas nol, N
Q indeks stabilitas.
r radius girasi suatu penampang komponen struktur tekan
s spasi sumbu-ke-sumbu tulangan tarik lentur yang terdekat dengan muka tarik terluar, mm (bilamana hanya ada satu batang tulangan atau kawat terdekat dengan muka tarik terluar, maka s : lebar muka tarik terluar)
Vu gaya lintang horizontal terfaktor pada suatu lantai, N
Z besaran pembatas distribusi tulangan lentur. β1 faktor yang didefinisikan dalam 12.2(7(3))
βd (a) Untuk sistem rangka yang tidak bergoyang, βd : rasio dari beban tetap aksial terfaktor maksimum terhadap beban aksial terfaktor maksimum dari kombinasi beban yang sama
(b) Untuk sistem rangka yang bergoyang, kecuali seperti yang disyaratkan item
(c) dari definisi ini, βd : rasio gaya lintang tetap terfaktor maksimum pada suatu lantai terhadap gaya lintang terfaktor maksimum di lantai tersebut;
βd rasio beban aksial tetap terfaktor maksimum terhadap beban aksial terfaktor maksimum
δns faktor pembesar momen untuk rangka yang ditahan terhadap goyangan ke
samping, untuk menggambarkan pengaruh kelengkungan komponen struktur diantara ujung-ujung komponen struktur tekan.
δs faktor pembesar momen untuk rangka yang tidak ditahan terhadap goyangan kesamping, untuk menggambarkan penyimpangan lateral akibat beban lateral dangravitasi
Δo perpindahan lateral relatif antara puncak dan dasar suatu lantai akibat Vu, dihitung menggunakan analis rangka elastis konvensional, dengan nilai kekakuan sesuai 12.11(1), mm
ρ rasio tulangan tarik non-prategang =
ρb rasio tulangan yang memberikan kondisi regangan yang seimbang.
ρs rasio volume tulangan spiral terhadap volume inti total (diukur dari sisi luar kesisi luar spiral) dari sebuah komponen struktur tekan yang ditulangi spiral. φ faktor reduksi kekuatan.
ABSTRAK ………. i
DAFTAR NOTASI ……….v
DAFTAR ISI ………viii
BAB I PENDAHULUAN ………..1
I.1. Latar Belakang ………1
I.2. permasalahan ...………..………...4
I.3. Tujuan ……….4
I.4. Pembatasan masalah ...…..………...5
I.5. Metodologi……….………...6
BAB II VISUAL BASIC 6.0 .………...7
II.1. Mengenal Visual Basic 6.0 …..………...7
II.2. Integrated Development Environtment (IDE) …...…………...8
II.3. Mengenal Form ……….16
II. 4. Variabel dan Tipe Data ……….24
II.5. Pencabangan Dan Perulangan………29
BAB III KOLOM ….………...35
III.1. Pendahuluan ………...35
III.2. Prinsip-prinsip Umum ………...36
III.3. Dasar-dasar Anggapan dalam Perhitungan ………...42
III.4. Diagram Interaksi Kolom ….………...43
III.5. Program Kolom Bujur Sangkar dan Lingkaran ………..…..58
BAB IV APLIKASI ………...65
IV.2. Contoh Problem Kolom bujur Sangkar ….………....77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...88
V.1. Kesimpulan ………...88
V.2. Saran ………...…..90
DAFTAR PUSTAKA ….………...……...91
ABSTRAK
Pembuatan diagram interaksi secara manual membutuhkan banyak waktu karena perlu perhitungan beban nominal untuk beragam nilai eksentrisitas beban, serta dengan faktor reduksi kekuatan nominal (Φ) yang bervariasi. Selain itu diperlukan proses coba-coba (trial and error) dalam menentukan sudut inklinasi garis netral dengan bidang horisontal agar dapat memenuhi persamaan keseimbangan gaya dan momen. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas disain dan analisis kolom beton bertulang, diagram interaksi umumnya dihasilkan dengan otomatisasi komputer, Tugas Akhir ini mencoba mengembangkan suatu program dengan bahasa pemograman Microsoft Visual Basic 6 yang berguna bagi disain dan analisis kolom beton bertulang yang mendapat pembebanan biaksial.
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah pembahasan perhitungan diagram interaksi kolom dengan cara manual dan kemudian diikuti dengan pembuatan aplikasi untuk membantu pembuatan diagram interaksi kolom dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0.
Dalam menyelesikan tugas akhir ini, penulis membuat suatu program aplikasi yang dapat digunakan secara praktis untuk membuat diagram interaksi P-M pada kolom beton bertulang yang berpenampang lingkaran dan persegi.Oleh karena itu dibutuhkan perlunya suatu cara yang memudahkan perhitungan dimensi kolom ( dengan diagram interaksi kolom ) yang cepat, aman dan relatif ekonomis dengan bantuan komputer. Setidaknya dengan bantuan komputer tidak ditemukan kesulitan seperti harus mengulang perhitungan dari awal bila faktor keamanannya belum terpenuhi, tetapi komputerlah yang akan menghitungnya.
Hasil dari perhitungan program jika dibandingkan dengan hasil dari perhitungan manual ternyata memberikan hasil yang sama. Nilai c (garis netral) dari algoritma numerik ternyata terbukti menghasilkan keseimbangan berdasarkan prinsip kompatibilitas tegangan-regangan pada hitungan manual yang disiapkan.
Baris Pn (kN) Mn (kN-m) Keterangan
Manual Program Selisih Manual program Selisih
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kolom merupakan elemen utama pada struktur bangunan karena umumnya
meneruskan beban dari balok atau lantai ke sistem pondasi di bawahnya. Betapapun
kuat dan kakunya balok atau pelat di atasnya, tetapi bila kolom tidak kuat menahan
beban maka struktur secara keseluruhan akan runtuh.
Kolom didefinisikan sebagai suatu komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Sedangkan komponen struktur
yang menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi
lateral terkecil kurang dari tiga dinamakan pedestal.
Sebagai bagian dari suatu kerangka bangunan dengan fungsi dan peran seperti
tersebut, kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan.
Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain
yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total
keseluruhan struktur bangunan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan
komponen tekan tidak diawali dengan tanda peringatan yang jelas, bersifat
mendadak. Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom harus
memperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi
Selanjutnya, karena penggunaan di dalam praktek umumnya kolom tidak
hanya melulu bertugas menahan beban aksial vertikal, definisi kolom diperluas
dengan mencakup juga tugas manahan kombinasi beban aksial dan momen lentur.
Atau dengan kata lain, kolom harus diperhitungkan untuk menyangga beban aksial
tekan dengan eksentrisitas tertentu. Hampir tidak pernah dijumpai kolom yang
menopang beban aksial tekan secara konsentris, bahkan kombinasi beban aksial
dengan eksentrisitas kecil sangat jarang ditemui.
Tidak seperti pada balok, perhitungan jumlah tulangan untuk kolom agak
sukar dilakukan karena beban aksial tekan lebih dominan sehingga keruntuhan tekan
sulit dihindari. Sehingga dalam analisis suatu kolom, perlu ditinjau pula momen dan
gaya tekan aksial yang bekerja pada kolom.
Kapasitas penampang kolom beton bertulang dapat dinyatakan dalam bentuk
diagram interaksi P-M yang menunjukkan hubungan beban aksial dan momen lentur
pada kondisi batas. Setiap titik kurva menunjukkan kombinasi P dan M sebagai
kapasitas penampang terhadap suatu garis netral tertentu.
Suatu kombinasi beban yang diberikan pada kolom tersebut, bila di-plot-kan
ternyata berada di dalam diagram interaksi dari kolom yang dibuat menyatakan
bahwa kombinasi beban tersebut dapat dipikul oleh kolom dengan baik. Demikian
pula bila sebalinya, yaitu jika suatu kombinasi beban (P dan M) yang berada di luar
diagram tersebut maka kombinasi beban tersebut adalah di luar kapasitas kolom dan
Untuk mendapatkan kombinasi P dan M pada diagram interaksi tersebut
maka solusi yang mudah adalah dengan mengadopsi algoritma numerik. Meskipun
algoritma manual juga dapat dibuat, tetapi akan cukup kompleks.
Untuk menentukan P dan M pada diagram interaksi tersebut perlu
mempelajari terlebih dahulu sifat diagram interaksi yang ada, karena titik-titik pada
diagram tersebut tidak semuanya harus dihitung dengan cara trial-error (iterasi).
Adapun titik-titik tersebut adalah :
1. Beban aksial tekan maksimum (teoritis).
Pn-0 = 0.85 f’c ( Ag – Ast ) = Astfy
2. Beban aksial tekan maksimum yang diizinkan.
Pn maks = 0.8 P0 Mn = Pn maks . emin
3. Beban lentur dan aksial pada kondisi balans, nilainya ditentukan dengan
mengetahui kondisi regangan beton εcu = 0.003 dan baja εcu = εy = fy/Es
4. Beban lentur pada kondisi beban aksial nol (kondisi seperti balok).
5. Beban aksial tarik maksimum.
Pn-T =
Untuk melakukan perhitungan titik-titik di atas, perlu dilakukan dengan
tetapi bila digunakan komputer dan memakai algoritma yang sesuai maka hal
tersebut tidak menjadi masalah yang berarti. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini,
Penulis berusaha untuk membuat suatu program aplikasi untuk menyelesaikan
masalah di atas dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0.
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang dijumpai dalam pembuatan program aplikasi untuk
menghasilkan diagram interaksi kolom ini adalah menghitung titik-titik penting yang
diperlukan dalam membuat diagram interaksi kolom.
1.3. Maksud Dan Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah untuk membuat suatu
program aplikasi yang dapat digunakan secara praktis untuk membuat diagram
interaksi P-M pada kolom beton bertulang yang berpenampang lingkaran dan
persegi.
Oleh karena itu dibutuhkan perlunya suatu cara yang memudahkan
perhitungan dimensi kolom ( dengan diagram interaksi kolom ) yang cepat, aman dan
relatif ekonomis dengan bantuan komputer. Setidaknya dengan bantuan komputer
tidak ditemukan kesulitan seperti harus mengulang perhitungan dari awal bila faktor
keamanannya belum terpenuhi, tetapi komputerlah yang akan menghitungnya. Oleh
karena itu diperlukan untuk membuat program perhitungan diagram interaksi kolom
dengan beberapa pertimbangan yaitu :
Hasil yang didapat berupa data lengkap dan benar
Hasil perencanaan harus mempunyai nilai sosial yang dapat dimanfaatkan
oleh semua kalangan baik civitas akademika pada khususnya maupun
masyarakat luas pada umumnya.
1.4. Pembatasan Masalah
Batasan perencanaan merupakan luas cakupan masalah yang direncanakan
dapat diselesaikan (dengan program yang akan dibuat tentunya ). Batasan
perencanaan dibuat dengan tujuan untuk menitik beratkan perhatian ke suatu pokok
masalah sehingga perhitungan program tidak melebar kemana-mana, tetapi terpusat
ke satu masalah yang pokok. Hal ini juga dapat mengeliminir (
mengurangi ) kesalahan yang dapat terjadi. Bila ingin menyelesaikan masalah yang
spesifikasinya berbeda, lebih baik dibuat suatu program baru untuk
menyelesaikannya.
Dengan membatasi perencanaan akan memudahkan perencanaan pembuatan
program, karena masalah yang telah terspesifikasi jelas semakin menyederhanakan
alur pikir program yang akan dibuat dan tidak akan terlalu berat dalam memikirkan
jalannya program.
Dalam perencanaan program ini terdapat beberapa batasan perencanaan.
Batasan-batasan tersebut dibuat untuk mempermudah dan memperjelas perencanaan
alur program.
1. Pembuatan program aplikasi dilakukan dengan menggunakan program
Visual Basic 6.0.
2. Syarat-syarat batas untuk perencanaan diambil menurut peraturan SNI
03-2847-2002.
3. Bentuk tampang yang dibahas adalah lingkaran dan bujur sangkar.
4. Program hanya untuk struktur beton bertulang biasa, tidak untuk beton
pra-tegang.
5. Tidak untuk kolom komposit.
1.5. Metodologi Pembahasan
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah pembahasan
perhitungan diagram interaksi kolom dengan cara manual dan kemudian diikuti
dengan pembuatan aplikasi untuk membantu pembuatan diagram interaksi kolom
BAB II
VISUAL BASIC 6.0
II.1. MENGENAL VISUAL BASIC 6.0
Visual Basic adalah salah suatu development tools untuk membangun aplikasi
dalam lingkungan Windows. Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk
merancang user interface dalam bentuk form, sedangkan untuk kodingnya
menggunakan dialek bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari.
Pada pemrograman Visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukan
user interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang digunakan dalam
user interface, dan baru dilakukan penulisan kode program untuk menangani
kejadian-kejadian (event). Tahap pengembangan aplikasi demikian dikenal dengan
istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan Bottom Up.
Menjalankan Visual Basic 6.0
Kita mengenal beberapa cara untuk memulai atau menjalankan program visual basic
6.0. Adapun langkah-langkah untuk menjalankan visual basic 6.0, adalah :
1. Pilih salah satu dari cara berikut ini :
• Arahkan ke grup Microsoft Visual basic 6.0. dari menu Start, lalu
klik icon Visual Basic 6.0.
• Klik ganda file VB6.EXE pada Windows Explorer. File ini secara
default terletak pada folder C:\Program Files\Microsoft Visual
Studio\VB98
Kemudian akan muncul kotak dialog pemilihan jenis aplikasi seperti
gambar berikut ini.
Gambar 1-1 Dialog box New Project ditampilkan sesaat anda
II.2. INTEGRATED DEVELOPMENT ENVIRONMENT ( IDE )
Setelah kita membuka/menjalankan Visual Basic 6.0. dan memilih standar.EXE,
maka selanjutnya kita akan masuk dalam bidang IDE ( Integrated Development
Environment ). Integrated Development Environment sendiri merupakan bidang kerja
tempat kita membangun dan menghasilkan prograsm aplikasi.
IDE Visual Basic 6 menggunakan model MDI (Multiple Document Interface).
Berikut ini adalah gambar yang menunjukan bagian-bagian dan nama-nama jendela
yang dapat tampil pada IDE Visual Basic.
Gambar 1-2 IDE Visual Basic dengan jendela-jendela yang terbuka.
• Menu Bar
Menu Bar (Baris Menu) merupakan salah satu elemen dari Integrated
Development Environment (IDE). Baris menu ini terletak pada bagian paling
atas IDE seprti yang dapat kita lihat pada gambar tampilan IDE diatas. Menu
Bar terdiri dari perintah-perintah yang dikelompokan dalam kriteria operasi
yang dihasilkan, dan dapat kita gunakan selama kita bekerja dengan Visual
• Main Toolbar
digunakan untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan cepat.
• Jendela Project
Jendela ini berisi gambaran dari semua modul yang terdapat dalam aplikasi
anda. Anda dapat menggunakan icon Toggle Folders untuk menampilkan
modul-modul dalam jendela tersebut secara di group atau berurut berdasarkan
nama. Anda dapat menggunakan Ctrl+R untuk menampilkan jendela project,
ataupun menggunakan icon Project Explorer.
• Jendela Form Designer
jendela ini merupakan tempat anda untuk merancang user interface dari
aplikasi anda. Jadi jendela ini menyerupai kanvas bagi seorang pelukis.
• Jendela Toolbox
jendela ini berisi komponen-komponen yang dapat anda gunakan untuk
mengembangkan user interface.
• Jendela Code
merupakan tempat bagi anda untuk menulis koding. Anda dapat
• Jendela Properties
merupakan daftar properti-properti object yang sedang terpilih. Sebagai
contohnya anda dapat mengubah warna tulisan (foreground) dan warna latar
belakang (background). Anda dapat menggunakan F4 untuk menampilkan
jendela properti.
• Jendela Color Palette
adalah fasilitas cepat untuk mengubah warna suatu object.
• Jendela Form Layout
akan menunjukan bagaimana form bersangkutan ditampilkan ketika runtime.
Jika jendela-jendela tersebut tidak ada, anda dapat memunculkannya dengan
Menu View dan pilih :
Project Explorer (Ctrl+R)
Properties Windows (F4)
Form Layout Windows
Property Pages (Shift+F4)
Toolbox
Color Pallete
• Toolbox
Jendela Toolbox merupakan jendela yang sangat penting bagi anda. Dari
jendela ini anda dapat mengambil komponen-komponen (object) yang akan
ditanamkan pada
form untuk membentuk user interface.
Gambar 1-3. Toolbox Visual Basic 6 dengan semua kontrol intrinsic.
Adapun secara garis besar fungsi dari masing-masing intrinsic kontrol
tersebut adalah sebagai berikut :
Pointer bukan merupakan suatu kontrol; gunakan icon ini ketika anda
ingin memilih kontrol yang sudah berada pada form.
PictureBox adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan image
dengan format: BMP, DIB (bitmap), ICO (icon), CUR (cursor), WMF
(metafile), EMF (enhanced metafile), GIF, dan JPEG.
Label adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks yang tidak
TextBox adalah kontrol yang mengandung string yang dapat diperbaiki
oleh pemakai, dapat berupa satu baris tunggal, atau banyak baris.
Frame adalah kontrol yang digunakan sebagai kontainer bagi kontrol
lainnya.
CommandButton merupakan kontrol hampir ditemukan pada setiap form,
dan digunakan untuk membangkitkan event proses tertentu ketika
pemakai melakukan klik padanya.
CheckBox digunakan untuk pilihan yang isinya bernilai yes/no, true/false.
OptionButton sering digunakan lebih dari satu sebagai pilihan terhadap
beberapa option yang hanya dapat dipilih satu.
ListBox mengandung sejumlah item, dan user dapat memilih lebih dari
satu (bergantung pada property MultiSelect).
ComboBox merupakan konbinasi dari TextBox dan suatu ListBox dimana
pemasukkan data dapat dilakukan dengan pengetikkan maupun
pemilihan.
HScrollBar dan VScrollBar digunakan untuk membentuk scrollbar berdiri
sendiri.
Timer digunakan untuk proses background yang diaktifkan berdasarkan
interval waktu tertentu. Merupakan kontrol non-visual.
DriveListBox, DirListBox, dan FileListBox sering digunakan untuk
membentuk dialog box yang berkaitan dengan file.
Shape dan Line digunakan untuk menampilkan bentuk seperti garis,
Image berfungsi menyerupai image box, tetapi tidak dapat digunakan
sebagai kontainer bagi kontrol lainnya. Sesuatu yang perlu diketahui
bahwa kontrol image menggunakan resource yang lebih kecil
dibandingkan dengan PictureBox
Data digunakan untuk data binding
OLE dapat digunakan sebagai tempat bagi program eksternal seperti
II.3. MENGENAL FORM
• Form Tipe Form
Dalam Visual Basic 6.0. disediakan bentuk form standard dan beberapa bentuk form
yang sudah aplikatif untuk suatu tujuan. Bila kita ingin menambah form baik yang
berbentuk standar ataupun form yang sudah berbentuk aplikatif untuk suatu tujuan,
pilih menu Project/Add form atau klik ikon Add form pada Toolbar. Setelah itu
akan tampil kotak dialog AddForm yang memberikan pilihan kepada kita jenis-jenis
form yang disediakan Visual Basic 6.0.
Secara umum tipe-tipe bentuk form yang disediakan oleh Visual Basic 6.0. antara
lain sebagai berikut :
merupakan bentuk form standar yang diberikan secara otomatis pada tampilan
IDE saat kita pertama kali membuka project baru. Bentuk form ini masih kosong
dan siap untuk diberi control-kontrol sesuai dengan program yang kita inginkan.
• About Dialog Form
berupa tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog About, yang siap difungsikan
untuk membuat kotak dialog keterangan tentang spesifikasi program yang kita
buat. Kita cukup hanya mengedit (menyesuaikan property dan event) dari
objek-objek yang telah terpasang dalam form tersebut. Bila diperlukan dapat pula kita
• Web Browser Form
merupakan tipe form yang sudah berbentuk window Web Browser, yang siap
difungsikan untuk membuat window untuk fasilitas Web Browser, untuk internet.
Seperti halnya tipe form diatas, kita cukup hanya mengedit (menyesuaikan
properti dan event) dari objek-objek yang telah terpasang dari form tersebut. Bila
diperlukan dapat pula kita tambah atau kita kurangi objek-objek yang telah ada
pada form tersebut.
• Dialog Form
merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog yang siap difungsikan
untuk membuat kotak dialog. Dalam form tipe ini sudah disediakan dua
commandbutton, yakni OK dan CANCEL. Kita cukup hanya mengedit
(menyesuaikan property dan event) dari objek-ebjek yang telah terpasang dalam
form tersebut. Bila diperlukan dapat pula kita tambah atau kita kurangi
objek-objek yang telah ada pada form tersebut.
• Log in Dialog Form
merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog password yang siap
difungsikan untuk membuat kotak password (kunci) bila kita ingin membuat
password pada program aplikasi kita. Kita cukup hanya mengedit (menyesuaikan
property dan event) dari objek-objek yang telah terpasang dalam form tersebut.
• Splash Screen Form
merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak splash screen, yang siap
difungsikan untuk membuat tampilan judul dari program aplikasi yang kita
objek-objek yang telah terpasang dalam form tersebut. Bila diperlukan dapat pula
kita tambah atau kita kurangi objek-objek yang telah ada dalam form tersebut.
Bila diinginkan kita dapat mengganti gambar judul dengan mengambil gambar
dari luar. Untuk cara mengambil gambar dari luar akan diterangkan pada bab
“Memasang Image Pada Program” dibawah.
• Tip of the day form
merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog yang siap difungsikan
untuk membuat kotak tampilan tip/pesan untuk tiap hari. Seperti halnya diatas kita
cukup hanya mengedit (menyesuaikan property dan event) dari objek-objek yang
telah terpasang dalam form tersebut.
• ODBC Log in Form
merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog password, yang siap
difungsikan untuk membuat kotak keterangan dan password. Kita cukup hanya
mengedit (menyesuaikan property dan event) dari objek-objek yang telah
terpasang dalam form tersebut.
• Option Dialog Form
merupakan tipe form yang sudah berbentuk kotak dialog option yang siap
difungsikan untuk membuat Option Form. Kita cukup hanya mengedit
(menyesuaikan property dan event) dari objek-objek yang telah terpasang dalam
form tersebut. Dan bila diperlukan dapat pula kita tambahkan atau kita kurangi
Property Form
Menggunakan Visual Basic 6.0. membuat kita dapat bekerja lebih mudah, karena
disini fasilitas property form yang dimiliki sangatlah banyak sehingga kita dapat
mengatur sesuai dengan apa saja keinginan kita. Untuk mengatur property form ini,
dapat kita lakukan saat perancangan ataupun saat program kita dijalankan. Bila kita
tidak mengubah property dari form, maka masing-masing property form tersebut
default akan bekerja normal sesuai dengan nilai property yang wajar.
Adapun keterangan mengenai masing-masing property form dapat dilihat dalam table
Jika kita ingin untuk mengubah nilai dari property sebuah form, caranya adalah sebagai berikut :
1. Klik ganda control pada form
2. Lengkapi kode propertinya, seperti demikian :
Private Sub NamaKontrol_event ()
NamaForm.properti = NamaKontrol.Properti End Sub
3. Setelah itu simpan dengan perintah Save project As dari menu File
Event Form
Hal lain yang dapat diatur dari suatu form selain property form adalh event form.
Event form merupakan kejadian pada form yang akan menjalankan kode program,
Untuk memasang event pada form, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Lakukan klik ganda pada form
2. Pada Code Editor, pilihlah event yang diinginkan
3. Lengkapi kode program sesuai kebutuhan
Untuk menentukan form awal dengan cara :
Penggunaan Form Lebih Dari Satu
Bila program ynag kita susun mempunyai form lebih dari satu, kita perlu
mengadakan beberapa pengaturan agar hubungan dan proses program terjaga baik.
Hal-hal yang perlu diatur antara lain cara menentukan form awal, pengaktifan form
dan pengaturan penampilan form.
Menentukan Form Awal
Diantara beberapa form yang kita punyai, harus kita tentukan form mana yang
1. Aktifkan kotak dialog Project Properties dengan memilih menu Project/
Project Properties
2. Kemudian pada tab General, terdapat combo box Startup Object, untuk
memilih form awal
Mengaktifkan Form
Untuk mengaktifkan form (membuka form ke memori), perintahnya adalah :
Load NamaForm
Adapun untuk menutupnya dari memori, perintahnya adalah :
Unload NamaForm
Mengatur Penampilan Form
Untuk menampilkan form yang telah aktif dimemori tetapi belum tampak,
perintahnya adalah :
NamaForm.Show
Sedangkan untuk menyembunyikan form, perintahnya adalah :
II.4. VARIABEL DAN TIPE DATA
Variable merupakan tempat penyimpanan untuk mengolah suatu data atau informasi.
Nilai variable ini dapat diubah (tidak tetap), dan tipe data dalam Visual Basic 6.0 ini
ada tujuh tipe yaitu Numeric, String, Booelan, Date, Object, Single, Double,
Currency.
Penamaan Dan Deklarasi Variabel
Dalam pembuatan suatu program, hampir selalu membutuhkan lebih dari satu
variable. Karena itu masing-masing dari variable harus diberi nama untuk digunakan
sebagai pengenal isi variable. Adapun peraturan pemberiaan nama variable adalah
sebagai berikut :
Harus diawali dengan huruf.
Panjangnya maksimal 255 karakter.
Tanpa spasi.
Dalam pembuatan program, kita harus mendeklarasikan variable terlebih dahulu,
supaya variable tersebut dikenal oleh program. Cara untuk menuliskan kode untuk
mendeklarasikan adalah sebagai berikut :
Dim namavariabel As namadata
Misal :
Dim Pesan As String
Variabel Pesan tersebut diatas untuk menampung data jenis string (kata atau kalimat
s/d 2e32 karakter).
Setelah itu kita dapat mengisi nilai data variable tersebut dengan tanda =.
Misal :
Pesan = “Mudah bukan ?”
Type Variabel
Dibandingkan dengan type data yang terdapat pada bahasa basic, maka pada VBA,
type data yang disediakan lebih banyak, seperti type Currency, Decimal, Object, dan
Variant. Variant merupakan type variabel yang istimewa, karena dapat berubah dari
Ketepatan pemilihan type variabel akan sangat menentukan pemakaian resources
oleh aplikasi yang dihasilkan, adalah tugas programmer untuk memilih type yang
sesuai untuk menghasilkan program yang efisien dan berperformance tinggi.
Type Data Ukuran Storage Jangkuan
Byte 1 byte 0 s/d 255
Boolean 2 byte True atau False
Integer 2 byte -32,768 s/d 32767
Long 4 byte -2,147,483,648 s/d 2,147,483,647
Single 4 byte
-3.402823E38 s/d -1.401298E-45 (-)
1.401298E-45 s/d 3.402823E38 (+)
Double 8 byte -1.79769313486232E308 s/d -4.94065645841247E-324 (-)
Currency 8 byte -922,337,203,685,477.5808 s/d 922,337,203,685,477.5807
Decimal 14 byte +/-79,228,162,514,264,337,593,543,950,335
Date 8 byte 1 Januari 100 s/d 31 Desember 9999
Object 4 byte Mengacu pada objek tertentu
String (panjang
panjang dari string 1 sampai lebih kurang 65,400
Variant (dengan
angka)
16 byte Sembarang angka sampai jangkauan jenis Double
Variant (dengan
karakter)
22 byte + panjang
string
Sama dengan jangkauan variabel String
Operator Pada Visual Basic Dan Urutan Operasinya
Visual basic meyediakan operator aritmatika, komparasi dan logika, salah satu hal
yang harus dipahami oleh programmer adalah tata urutan operasi dari masing-masing
operator tersebut sehingga mampu membuat ekspresi yang akan menghasilkan nilai
yang benar, Tabel 1-2, menunjukkan operator dan urutan operasinya dari atas
kebawah.
Contoh :
A = 1 + 2 * 3 'Akan menghasilkan 7
B = (1 + 2) * 3 'Akan menghasilkan 9
Tabel 1-2. Operator pada Visual Basic dan urutan operasi dari atas ke bawah
Aritmatika Komparasi Logika
Pangkat (^) Sama (=) Not
Negatif (-) Tidak sama (<>) And
Kali dan Bagi (*, /) Kurang dari (<) Or
Pembagian bulat (\) Lebih dari (>) Xor
Sisa Bagi (Mod) Kurang dari atau sama (<=) Eqv
Tambah dan Kurang (+,-) Lebih dari atau sama (>=) Imp
Operator Like
Salah satu operator yang menarik untuk dibahas adalah operator like, Operator
digunakan untuk operasi pencocokan pola pada string yang akan sangat membantu
programmer.
Syntax =result = string Like pattern
Karakter dalam pola Penyamaan dalam string
? Sembarang karakter tunggal
* Nol atau lebih karakter
# Sembarang digit tunggal (0-9)
[charlist] Sembarang karakter yang berada dalam charlist
[!charlist] Sembarang karakter yang tidak berada dalam charlist
Tabel 1-3. Character dalam pencocokan pola pada operator Like
Contoh :
• MyCheck = "aBBBa" Like "a*a" ‘Returns True.
• MyCheck = "F" Like "[A-Z]" ‘Returns True.
• MyCheck = "F" Like "[!A-Z]" ' Returns False.
• MyCheck = "a2a" Like "a#a" ' Returns True.
• MyCheck = "aM5b" Like "a[L-P]#[!c-e]" ' Returns True.
• MyCheck = "BAT123khg" Like "B?T*" ' Returns True.
II.5. PENCABANGAN DAN PERULANGAN
Pencabangan IF
Pencabangan If digunakan untuk membandingkan dua keadaan atau lebih. Nilainya
hanya ada dua, yakni True dan False. Bila bernilai True maka program akan
menjalankan pernyataan-pernyataan yang diarahkan bila bernilai True. Begitu pula
sebaliknya.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
If<keadaan> Then
Pernyataan 1
Pernyataan 2
Else
Pernyataan a
Pernyataan b
End if
Jadi bila keadaan bernilai True maka pernyataan 1 dan 2 dijalankan oleh program,
dan bila keadaan bernilai False maka yang akan dijalankan program adalah
pernyataan a dan b.
Kita juga dapat membuat pasangan if…then didalam if…then yang telah ada,
sehingga dapat diperoleh lebih banyak alternative. Keadaan ini disebut dengan if
Pencabangan CASE
Pada dasarnya pencabangan dengan case sama seperti pencabangan if bertingkat,
yaitu digunakan untuk pencabangan yang banyak. Akan tetapi case lecih disukai
karena penulisannya lebih ringkas dan lebih mudah dimengerti, serta prosesnya lebih
cepat. Program akan menilai setiap kondisi dan melaksanakan pernyataan yang ada
pada lokasi terbentuknya nilai True.
Contohnya :
Private Sub Text1_Change ()
Keinginan = Text1.Text
Select Case Keinginan
Case 1
Label1.Caption = “Pernyataan1”
Case 2
Label1.Caption = “Pernyataan2”
Case Else
Label1.Caption = “Pernyataan3”
End Select
Contoh diatas berarti bila text1.text diisi angka 1 maka pada label1.caption akan
muncul tulisan “Pernyataan1”, bila diisi angka 2 muncul “Pernyataan2”, bila selain
satu dan 2 akan muncul “Pernyataan3”.
Perulangan DO…LOOP
Bentuk Do…Loop merupakan bentuk perulangan. Dalam perulangan perlu
Ditetapkan suatu nilai baru yang dapat dinyatakan sebagai banyaknya perulangan.
Perulangan Do…Loop akan melaksanakan proses perulangan secara terus-menerus
selama kondisi masih bernilai True (atau kondisi dimana nilai belum tercapai), dan
akan berhenti saat nilai batas tercapai.
Rumusnya :
Do Until <kondisi>
Pernyataan 1
Pernyataan 2
Loop
Bentuk diatas merupakan bentuk perulangan Do…Loop menggunakan kata Until,
berarti kondisi yang ditetapkan adalah batas akhir.
Bentuk lain dari perulangan Do…Loop adalah menggunakan kata While. Berbeda
Rumusnya : Do While <kondisi>
Pernyataan 1
Pernyataan 2
Loop
Hati-hati dalam menyusun perulangan jangan sampai menyebabkan overflow, alias
program tidak bias berhenti karena nilai batas tidak terpenuhi. Untuk mengatasinya
kita menggunakan pernyataan Exit yang tentusaja dengan menggunakan
pencabangan if…then.
Untuk jelasnya dapat dilihat trik untuk mengatasi overflow dengan menggunakan
komposisi if dan Exit. Bentuknya adalah sebagai berikut :
Do While <kondisi>
Pernyataan 1
Pernyataan 2
If <kondisi tertentu> then
Exit
End if
Loop
Dengan program diatas maka bila ada kecenderungan akan terjadi overflow bila
mencapai <kondisi tertentu> maka program akan berhenti sehingga tidak akan terjadi
Perulangan FOR… NEXT
Bentuk lain dari perulangan adalah perulangan For… Next. Berbeda dengan Do…
Loop, perulangan ini akan mengulang sebanyak yang kita tentukan (dapat berupa
nilai awal, nilai akhir ataupun nilai selang). Selan dapat merupakan penambahan
ataupun pengurangan.
Rumusnya :
For nama_variabel = nilai_awal To nilai_akhir step nilai_selang
Pernyataan 1
Pernyataan 2
Next nama_variabel
Step merupakan fasilitas untuk menentukan langkah penambahan. Nilai selang bila
tidak kita tulis maka secara default bernilai 1.
Perulangan WHILE… WHEN
Adapun bentuk lain lagi dari perulangan adalah dengan While… When. Perulangan
ini merupakan penyempurnaan bentuk perulangan do While… Loop, dimana
pernyataan While akan mengevaluasi kondisi pada awal proses. Jika suatau batas
telah tercapai maka perulangan akan dihentikan oleh When dan sekaligus akan
Jadi bila tidak yakin jumlah perulangan yang harus ditentukan dan masih ada
peluang untuk tidak menjalankan program, gunakan bentuk perulangan ini.
Bentuknya adalah sebagai berikut :
While<kondisi1>
Pernyataan 1
Wend
BAB III
ELEMEN TEKAN : KOLOM
III.1. Pendahuluan
Selain dinding pemikul-beban ( load-bearing walls ), kolom juga merupakan elemen
vertical yang sangat banyak digunakan. Bahkan dinding pemikul-beban itu
sebenarnya dapat dipandang sebagai kolom yang diperluas di satu bidang. Kolom
tidak selalu harus berarah vertical. Meskipun suatu elemen struktur bias berarah
miring, asalkan memenuhi defenisi kolom, yaitu beban ( aksial ) hanya diberikan di
ujung-ujungnya dan tidak ada beban tranversal, elemen struktur dapat disebut kolom.
Dengan demikian, kolom tidak mengalami lentur secara langsung ( tidak ada beban
tegak lurus terhadap sumbunya ).
Kolom dapat dikategorikan berdasarkan panjangnya. Kolom pendek adalah jenis
kolom yang kegagalannya berupa kegagalan material ( ditentukan oleh kekuatan
material ). Kolom panjang adalah kolom yang kegagalannya ditentukan oleh tekuk (
buckling ), jadi kegagalannya adalah kegagalan karena ketidakstabilan, bukan karena
kekuatan. Pada kolom panjang, dimensi dalam arah memanjang jauh lebih besar
dibandingkan dengan dimensi pada arah lateral. Karena adanya potensi menekuk
pada jenis kolom ini, maka kapasitas pikul-bebannya menjadi lebih kecil. Fenomena
tekuk itu sendiri telah lama dikenal sebagai hal yang sangat menarik. Banyak peneliti
yang sudah mencari solusi numeri untuk memprediksi secara eksak beban berapakah
akhirnya masalah ini dipecahkan oleh Leonard Euler ( 1707 – 1783 ). Euler adalah
seorang matematikawan yang dilahirkan di Switzerland dan mempunyai hubungan
dekat dengan keluarga Bernoulli yang kita kenal sebagai ahli matematika juga.
Euler telah menganalisis dengan benar aksi pada eleman struktur panjang, langsing,
yang dibebani aksial di St. Petersburg, Russia, pada tahun 1759. Bentuk solusi yang
dihasilkan masih digunakan hingga hari ini. Solusi yang ditemukannya merupakan
kontribusi berharga pada teknik struktur, dan hingga kini masih mempunyai bentuk
seperti ketika ditemuka n oleh Euler.
III.2 Prinsip-Prinsip Umum
Kapasitas pikul-beban batas pada elemen struktur tekan bergantung pada panjang
relatif dan karakteristik dimensional penampang melintang elemen tersebut (
khususnya dimensi terkecil dari penampang melintang ), selain juga bergantung pada
sifat material yang digunakan. Kolom biasanya diklasifikasikan sebagai pendek atau
panjang, bergantung pada nilai relatif antar kedua besaran tersebut.
Kolom Pendek
Elemen struktur kolom yang mempunyai nilai perbandingan antara panjangnya
dengan dimensi penampang melintang relative kecil disebut kolom pendek.
Kapasitas pikul-beban kolom pendek tidak bergantung pada panjang kolom dan,
apabila beban berlebihan, kolom pendek umumnya akan gagal karena hancurnya
material. Dengan demikian kapasitas pikul-beban batas bergantung pada kekuatan
material penampang, yaitu tulangan mengalami leleh pada daerah tarik atau beton
mengalami pecah (crushing) pada daerah tekan.
Kolom Panjang
Elemen struktur tekan yang semakin panjang akan semakin langsing yang
disebabkan oleh proporsinya. Perilaku kolom langsing yang mengalami beban tekan
sangan berbeda dengan perilaku kolom pendek.
Apabila bebannya kecil, elemen masih dapat mempertahankan bentuk linearnya,
begitu pula apabila bebannya bertambah. Pada saat beban mencapai taraf tertentu,
elemen tersebut tiba-tiba tidak stabil dan berubah bentuk. Hal inilah yang disebut
fenomena tekuk (buckling). Apabila suatu elemen struktur ( dalam hal ini yang kita
sebut kolom ) telah menekuk, maka kolom tersebut tidak mempunyai kemampuan
lagi untuk menerima beban tambahan. Sedikit saja penambahan sudah akan dapat
menyebabkan elemen struktur itu runtuh. Dengan demikian, kapasitas pikul-beban
untuk elemen struktur kolom itu adalah besar beban yang menyebabkan kolom
tersebut mengalami tekuk awal. Srtuktur yang telah mengalami tekuk tidak
mempunyai kemampuan layan lagi padahal tegangan pada penampang masih elastis.
Fenomena tekuk merupakan hal yang menarik. Tekuk adalah suatu ragam kegagalan
yang diakibatkan oleh ketidakstabilan suatu elemen struktur yang dipengaruhi oleh
aksi beban. Kegagalan yang diakibatkan ketidakstabilan dapat terjadi pada berbagai
tekuk berkaitan dengan kekakuan elemen struktur. Suatu elemen yang mempunyai
kekakuan kecil lebih mudah mengalami tekuk dibandingkan dengan yang
mempunyai kekakuan besar, semakin panjang suatu elemen struktur, semakin kecil
kekakuannya.
Apabila suatu elemen struktur mulai tidak stabil, seperti halnya kolom yang
mengalami beban tekuk, maka elemen tersebut tidak dapat memberikan gaya tahanan
lebih kecil daripada beban tekuk. System dalam keadaan demikian tidak mempunyai
kecenderungan mempertahankan konfigurasi semula.
Nilai rasio kelangsingan kolom menentukan kategori kolom pendek atau langsing,
untuk kolom pendek tanpa bresing maka :
Di mana
lu panjang elemen kolom yang tidak ditumpu lateral dan
k adalah factor yang bergantung kondisi restraint ujung kolom.
Sebagian besar kolom beton bertulang yang di jumpai termasuk dalam kategori
kolom pendek. Oleh karena itu uraian pada bab ini akan berfokus pada kolom tipe
tersebut, sedangkan pada kolom langsing diperlukan reduksi kapasitas kolom untuk
menghindari terjadinya tekuk. Kolom pendek dapat dianalisis serta direncanakan
Kolom Sengkang Dan Spiral
Kolom jembatan Ciujung pada proyek tol Cipularang yang terlihat pada gambar
adalah kolom dengan pengikat berupa sengkang. Tipe seperti ini umumnya dipakai
pada bangungan gedung untuk penampang kolom berbebtuk bujur sangkar, persegi,
L, T, lingkaran, atau bentuk apapun.
Kadangkala diperlukan kolom yang berkinerja tinggi dan daktail, maka untuk itu
sengkang dapat digantikan dengan lilitan spiral yang rapat, yaitu berjarak antara
25 mm – 75 mm. kolom seperti ini disebut sebagai kolom spiral dan umumnya
berbentuk lingkaran, meskipun dapat juga berbentuk bujursangkar maupun
polygonal. Tulangan sporal dapat berfungsi sebagai pengekang dari material beton
didalamnya dengan adanya efek pengekangan, maka keruntuhan beton dapat tertunda
yang menyebabkan kolom lebih daktail.
Untuk menggambarkan efektifitas pengekang, dapat dibayangkan pada tumpukan
pasir ditempat terbuka yang diberi beban, maka tumpukan pasir tersebut akan
terbuka) maka apabila diberi beban pasir tetap berada pada kedudukan semula (tidak
runtuh). Hal tersebut terjadi karena dinding tong berfungsi sebagai pengekang. Oleh
karena beton lebih padat (kuat) dibanding pasir maka dinding pengekang yang
diperlukan tidak perlu rapat seperti tong.
Perbedaan kekuatan kolom spiral dengan sengkang baru terlihat pada kondisi pasca
puncak. Untuk itu diperlihatkan perilaku kedua kolom tersebut berdasarkan kurva
beban-lendutan. Pada tahap awal sampai puncak, kedua kolom memperlihatkan
perilaku yang sama. Setelah beban maksimum tercapai dan mengalami kondisi
plastis, maka terlihat bahwa kolom sengkang akan mengalami keruntuhan terlebih
dahulu yang sifatnya mendadak (non-daktail), sedangkan kolom spiral masih
bertahan (daktail).
Kolom spiral digunakan jika daktalitas sangat dipentingkan atau beban yang besar
sehingga cukup efisien untuk memanfaatkan nilai (faktor reduksi) spiral yang lebih
Penampang dengan Beban Sentris dan Beban Eksentris
Sebuah kolom adalah suatu komponen struktur yang diberi beban tekan sentris atau
beban tekan eksentris. Dilihat dari segi perencanaan ternyata sebuah kolom pendel
(yaitu kolom yang bersendi pada setiap ujung) dari komponen struktur tekan
merupakan contoh yang paling mudah ditinjau, karena pada dasarnya kolom ini
hanya mengalami gaya-gaya normal (aksial). Dengan demikian, kolom adalah
sebuah komponen struktur yang mendapat beban tekan sentris.
Pendel hampir tidak pernah digunakan dalam struktur beton bertulang. Pelaksanaan
struktur ini sebenarnya sangat kompleks karena sendi sendi harus memenuhi syarat
yang sangat ketat. Contoh yang paling umum adalah pendel yang menumpu
jembatan dan jembatan lajang (fly over).
Pada struktur yang sederhana, kolom sering merupakan bagian dari struktur rangka.
Bila pada kolom bagian atas dan bawah berhubungan kaku dengan komponen
horizontal (balok), maka tegangan yang bekerja pada kolom, selain tegangan aksial
mungkin juga terdiri dari tegangan yang disebabkan oleh momen lentur. Kini
III.3. Dasar – Dasar Anggapan dalam Perhitungan
Dasar – dasar anggapan dalam perhitungan suatu penampang beton yang diberi
beban lentur dan beban aksial, pada prinsipnya sesuai dengan dasar – dasar
anggapan dalam perhitungan terhadap beban lentur murni
• Beton tidak dapat melawan tegangan tarik
• Perpanjangan atau perpendekan yang terjadi dalam beton serta tulangan
dianggap berbanding lurus dengan jaraknya dengan garis netral
• Diagram tegangan – regangan beton dan baja diskematisasikan sesuai
III.4. Diagram Interaksi Kolom
Kapasitas penampang kolom beton bertulang dapat dinyatakan dalam bentuk
diagram interaksi P-M yang menunjukan hubungan beban aksial dan momen lentur
pada kondisi batas. Setiap titik kurva menunjukan kombinasi P dan M sebagai
kapasitas penampang terhadap suatu garis netral tertentu.
Suatu kombinasi beban yang diberikan pada kolom tersebut, bila di-plot-kan ternyata
berada didalam diagram interaksi dari kolom yang dibuat menyatakan bahwa
kombinasi beban tersebut dapat dipikul oleh kolom dengan baik. Demikian pula bila
sebaliknya, yaitu jika suatu kombinasi beban (P dan M) yang berada diluar diagram
tersebut maka kombinasi beban tersebut adalah diluar kapasitas kolom dan dapat
Untuk mendapatkan kombinasi P dan M pada diagram interaksi tersebut maka solusi
yang mudah adalah mengadopsi algoritma numerik, meskipun algoritma manual juga
dapat dibuat tetapi akan cukup kompleks.
Untuk menentukan P dan M tersebut perlu mempelajari terlebih dahulu sifat diagram
interaksi yang ada, karena titik-titik pada diagram tersebut tidak semuanya harus
dihitung debgan cara trial-error (iterasi). Adapun titik-titik tersebut adalah :
6. Beban aksial tekan maksimum (teoritis).
Pn-0 = 0.85 f’c ( Ag – Ast ) = Astfy
7. Beban aksial tekan maksimum yang diizinkan.
Pn maks = 0.8 P0 Mn = Pn maks . emin
8. Beban lentur dan aksial pada kondisi balans, nilainya ditentukan dengan
mengetahui kondisi regangan beton εcu = 0.003 dan baja εcu = εy = fy/Es
9. Beban lentur pada kondisi beban aksial nol (kondisi seperti balok).
10. Beban aksial tarik maksimum.
Pn-T =
Kelima titik diatas adalah titik minimum yang harus ada pada kurva interaksi. Jika
perlu ketelitian yang lebih baik dapat ditambahkan titik lain :
• Di daerah keruntuhan tekan, yaitu titik-titik diantara item 2 dan 3
Jadi, agar seimbang setiap penambahan titik pada kurva diperlukan dua buah titik,
yaitu untuk mengantisipasi dua kondisi keruntuhan yang terjadi. Untuk keperluan
pemograman komputer, yaitu agar titik-titik pada kurva tersebut mudah untuk
dimanipulasi maka titik yang berisi data P dan M tersebut harus disimpan dalam
bentuk matrix array [n,2], di mana n = 5 + 2t. adapun t adalah jumlah titik tambahan
di setiap daerah keruntuhan yang diperlukan.
• Beton f’c = 30 MPa
Kolom Lingkaran Dan Bujur Sangkar Analisis kolom lingkaran (Manual)
Untuk memahami proses perhitungan kolom maka langkah yang paling efektif
adalah mempelajari detail perhitungannya. Sebagai kasus pertama akan dianalisis
kolom bulat, karena secara geometri relatif sederhana dan juga cukup ditinjau salah
satu arah saja.
Mutu material,
• Baja fy 400 MPa, tulangan ulir 8 D19 (3.2%)
Untuk perhitungan manual ini hanya dibuat diagram interaksi berdasarkan titik-titik
pada diagram yang paling minimum maka grafiknya menjadi patah-patah, meskipun
300
300 e
Total 8 Ø19
Gambar : Model – Beban dan Penampang Kolom
• beban konsentris A ( Pn-maks, Mn= 0) Ag = . 2 = 70686 mm2
Ast = 8. . 2 = 2268 mm2 % tulangan = 3.2 %
Pn-0 = 0.85f’c (Ag – Ast) + Ast fy = 2652 kN
• beban aksial tekan maksimum yang diizinkan
Pn maks = 0.8 Po Mn = Pn maks . emin
Pn maks = 0.8 Po = 2122 kN Pn maks = 1379 kN (sengkang = 0.65)
Selanjutnya c ditentukan dengan cara trial-error untuk mendapatkan Mn, dan
diperoleh c = 280 mm. tentu saja cara trial-error ini hanya cocok digunakan dengan
computer, yaitu memakai algoritma numeric seperti yang telah dibahas sebelumnya
300
Total 8 Ø19
εcu
c=280 a=238
tegangan regangan
242 188 112 58
Baris yi (mm) si Fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note
1 58 -0.002378 400 567 227 13154 Cs1
2 112 -0.001800 360 567 204 22861 Cs2
3 188 -0.000986 197 567 112 20999 Cs3
4 242 -0.000407 81 567 46 11173 Cs4
583 68187
= 1968 mm
Cc = 0.85f’cAc
= 1534 kN Cek Pn = Cc + = 2123 kN . Pn maks
statis momen diambil dari sisi luar serat desak ( atas ).
Mn = Cc( ) + . yi – Pn .
= 5063 kNm Mn = 32.9 kNm
• kondisi balans titik B ( Pn-bal, Mn-bal )
ab = d = 124 mm
cb = = 145 mm
300
Total 8 Ø19
εcu
c=145 a=124
εy
regangan tegangan
242 188 112 58
Baris yi (mm) si fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note
1 58 -0.001800 -360 567 -204 -11839 Cs1
2 112 -0.000683 -137 567 -78 -8700 Cs2
3 188 -0.000890 178 567 101 18974 Ts3
4 242 -0.002007 400 567 227 54886 Ts4
27600 mm2
= 77.9 mm
Cc = -0.85f’cAc
= -704 kN
Pnb = Cc + = -658 kN Pnb = 0.65 * 658
= 428 kN
Statis momen diambil dari sisi luar serat desak ( atas ).
Mn = Cc( ) + . yi – Pn .
Mn = / 1000
= 101.3 kNm
Mn = 0.65 * 101.3
• beban lentur pada kondisi beban aksial nol, kondisi seperti balok.
Selanjutnya dengan cara trial - error dan diperoleh c = 94 mm.
300
Total 8 Ø19
242 188 112 58
εcu
εy>εy
regangan tegangan
c=94 a=80
Baris yi (mm) si fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note
1 58 -0.001800 -360 567 -204 -11839 Cs1
2 112 -0.000683 -137 567 -78 -8700 Cs2
3 188 -0.000890 178 567 101 18974 Ts3
4 242 -0.002007 400 567 227 54886 Ts4
46 53321
= 102.9 mm
Statis momen diambil dari sisi luar serat desak ( atas ).
Mn = Cc( ) + . yi – Pn .
Mn = / 1000
= 79.2 kNm Mn = 63.3 kNm
• Beban aksial tarik maksimum
Pn-T = st fy
= 907 kNm
• Diagram interaksi kolom bulat
Diagram interaksi kolom bulat akan digambarkan menjadi satu dengan diagram
interaksi kolom bujur sangkar yang akan dibahas kemudian.
Analisis Kolom Bujur Sangkar (Manual)
Kolom bujur sangkar berukuran sama dengan kolom bulat, material yang dipakai :
• Beton f’c = 30 MPa
e
Total 8 Ø19 300
50
Gambar : Model – Beban dan Penampang Kolom
• beban konsentris A ( Pn-maks, Mn= 0) Ag = 3002 = 90000 mm2
Ast = 8. . 2 = 2268 mm2 % tulangan = 2.52 %
Pn-0 = 0.85f’c (Ag – Ast) + Ast fy = 3144 kN
• beban tekan maksimum yang diizinkan, titik B (Pnmaks, Mn)
Pn maks = 0.8 Po Mn = Pn maks . emin
Pn maks = 0.8 Po = 2515 kN Pn maks = 1635 kN (sengkang = 0.65)
Selanjutnya c ditentukan dengan cara trial-error untuk mandapatkan Mn dan
50 150
250 300
εcu
296 252
regangan tegangan
Baris yi (mm) si fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note
1 50 -0.002494 400 851 340 17000 Cs1
2 150 -0.001482 296 567 168 25200 Cs2
3 250 -0.000470 94 851 80 20000 Cs3
588 62200
Resultan gaya desak diperoleh tulangan dan beton desak
a . b
Cc = 0.85f’cAc
= 1928 kN
Cek Pn = Cc +
= 2516 kN selisih 0.03 % dari Pn maks
Mn = Cc . + . yi – Pn .
= 72.3 kNm Mn = 61.4 kNm
• kondisi balans titik C ( Pn-bal, Mn-bal )
cb = d = 150 mm
ab = .cb = 145 mm
50 150
250 300
εcu
regangan tegangan
127.5
296.4
εy
Baris yi (mm) si fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note
1 50 -0.002000 400 851 340 -17000 Cs1
2 150 0.000000 0 567 0 0 Cs2
3 250 0.002000 400 851 340 85000 Ts3
0 68000
Ac = a . b
= 75600 mm 2
Cc = -0.85f’cAc
Pnb = Cc + = -975.4 kN Pnb = 634 kN
Statis momen diambil dari sisi luar serat desak ( atas ).
Mn = Cc . + . yi – Pn .
Mn = 152.1 kNm Mn = 98.9 kNm
• beban lentur pada kondisi beban aksial nol, kondisi seperti balok.
Selanjutnya dengan cara trial-error dan diperoleh c = 67.2 mm.
50 150
250 300
εcu
regangan tegangan
εs>εy
57.1 67.2
Baris yi (mm) si fsi (MPa) Asi (mm2) F (kN) F*yi Note
1 50 -0.002000 400 851 340 17000 Cs1
2 150 0.000000 0 567 0 0 Cs2
3 250 0.002000 400 851 340 85000 Ts3
0 68000
Ac = a . b
= 17130 mm 2
Cc = -0.85f’cAc
= - 437 kN
Mn = Cc . + . yi
Mn = 100 kNm Mn = 85 kNm
• Beban aksial tarik maksimum
Pn-T = st fy
= 907 kNm sama dengan kolom bulat
Pn (KN)
Mn (KNm) Pno
Pn maks
C (975,152) Balans
Kolom Bulat
Kolom Bujur Sangkar B (2515,72.3)
B' (2122,50.6) A (3144,0)
A' (2652,0)
D' (0,79)
E (907,0)
D (0,100)
Gambar : Diagram Interaksi Kolom Bulat dan Bujur-sangkar
Contoh penyelesaian kolom bulat dan persegi seperti yang diuraikan di depan terlihat
cukup sederhana. Meskipun demikian, contoh yang diberikan tersebut sebenarnya
tidak cocok diselesaikan secara manual. Hal yang menentukan dalam penyelesaian
seperti diatas adalah dalam menentukan nilai c atau posisi garis netral yang
memenuhi syarat keseimbangan. Nilai c perlu ditentukan dengan cara trial-error
sehingga bila dihitung secara manual menjadi sangat tidak praktis, tetapi bila
digunakan komputer dan memakai algoritma yang sesuai maka hal tersebut tidak
menjadi masalah yang berarti. Oleh karena itu, penyelesaian didepan tadi hanya
sebagai ilustrasi dari proses yang dikerjakan komputer dan akan dibahas secara detail
sampai dengan pembuatan program aplikasinya dengan Visual Basic 6.0.
Proses trial-error dapat diselesaikan dengan algoritma numerik, seperti menganalisis
penampang balok, dalam menganalisis kolom juga menggunakan metode yang sama.
Perbedaan yang pokok hanya pada keberadaan gaya aksial, kondisi konvergen pada
balok tercapai jika resultan gaya aksial pada penampang adalah nol, sedangkan pada
kolom sebelum proses iterasi perlu ditetapkan terlebih dahulu gaya aksial yang akan
bekerja pada penampang yaitu Pn, dan iterasi akan konvergen jika resultan gaya
aksial kolom sama dengan gaya aksial yang ditetapkan tersebut.
Penetapan gaya aksial pada kolom mengadi suatu yang sangat penting untuk dapat
menggambarkan kurva iterasi secara lengkap dan menyenangkan dalam hal tersebut
adalah bahwa gaya aksial tersebut dapat ditetapkan secara langsung dan tidak
memerlukan proses iterasi. Jadi yang memerlukan iterasi adalah untuk mendapatkan