• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rokok

1. Keuntungan langsung

Dalam 20 menit pertama berhenti merokok maka Tekanan darah berangsur normal, detak jantung kembali normal, temperatur tangan dan kaki kembali normal. Nikotin dan karbon monoksida akan meninggalkan tubuh dalam beberapa jam pertama setelah berhenti merokok. Seluruh produk nikotin akan hilang dari tubuh dalam waktu 2 hari. Setelah kira–kira 3 bulan, paru–paru akan kembali memiliki kapasitas untuk membersihkan dirinya sendiri.

2. Keuntungan jangka panjang

Ada banyak keuntungan yang diperoleh dengan berhenti merokok. Selain kesehatan diri sendiri, kesehatan keluarga, dan orang–orang sekitar akan terjaga serta meningkatkan ekonomi (Sitorus, 2005).

2.2. Nikotin

Nikotin merupakan senyawa kimia yang secara alami ditemukan pada tembakau, merupakan senyawa yang sangat adiktif, bahkan sama adiktifnya dengan heroin dan kokain. Seiring dengan berjalanya waktu, tubuh akan semakin tergantung secara fisik dan psikologis terhadap nikotin. Penelitian menunjukan bahwa perokok harus mampu mengatasi kedua ketergantungan ini agar bisa lepas dari rokok (Susanna, 2003).

2.2.1. Prinsip kerja nikotin

Prinsip kerja nikotin yaitu menyebabkan pembuluh darah menyempit dengan cepat, sehingga organ–organ tubuh akan kekurangan oksigen, antara lain otak dan otot jantung. Pada pemakaian jangka lama, nikotin juga akan menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi kaku dan berkapur (atherosclerosis), dengan demikian suplai oksigen ke organ–organ tubuh akan menurun sedikit demi sedikit ( Danusantoso, 1993 )

Rokok yang dibakar mengeluarkan asap, lalu dihirup maka nikotin beserta asap turut masuk ke dalam paru–paru, kemudian diabsorbsi secara cepat kedalam aliran darah, menyebar keseluruh tubuh. Nikotin mempengaruhi banyak organ tubuh termasuk jantung, pembuluh darah, sistem hormon, metabolisme dan otak. Nikotin juga ditemukan di dalam air susu ibu ( ASI ), bahkan pada lendir hasil sekresi serviks. Selama kehamilan, nikotin dapat dengan bebas ‘ berkeliaran ‘ di plasenta, air ketuban dan tali pusar janin (Fuad, 2008 ).

2.2.2. Penggunaan nikotin

1. Nikotin di gunakan kedalam campuran rokok

Nikotin memproduksi perasaan senang yang membuat para perokok ingin terus–menerus merokok. Setelah sistem saraf beradaptasi dengan nikotin, perokok cenderung menambah jumlah batang rokok yang dihisap. Akibatnya, kadar nikotin dalam darah juga ikut meningkat. Dosis 30–60 mg dari nikotin dianggap sebagai dosis yang mematikan pada manusia.

2.2.3 Efek nikotin

Peningkatan detak jantung dan tekanan darah, sumbatan pada pembuluh darah. perubahan hormon adalah sebagian kecil efek yang akan di rasakan saat mulai merokok. Terpapar nikotin dalam waktu yang lama (dikombinasikan dengan karbon monoksida yang ikut masuk ke dalam tubuh) akan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah. Hal ini yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung.

Berdasarkan hasil riset terhadap sel manusia dan binatang yang dilakukan para ahli yang berasal dari Universitas Stanford menemukan, nikotin ternyata dapat merangsang pembentukan pembuluh darah baru. Yaitu suatu proses yang dipercaya dapat membantu tumor dan plah arteri tumbuh dan berkembang. Untuk itu peneliti menyarankan terapi penggantian nikotin sebaiknya tetap hanya dijadikan sebagai tindakan jangka pendek dalam menghentikan kebiasaan merokok dan bukan terapi jangka panjang untuk mengobati kecanduan nikotin ( Riphqi, 2009 ).

Nikotin bukan merupakan pencetus langsung dari aktivitas pembentukan sel–sel kanker, tetapi nikotin memungkinkan senyawa nitrosamine dari tembakau yaitu salah satu senyawa penyebab kanker.

Efek ketagihan dari nikotin berasal dari fungsinya dalam merangsang dopamine senyawa kimia pada otak yang menimbulkan perasaan tenang. Efek ketagihan nikotin timbul dalam dua sisi, yakni mental dan fisik (Susanna, 2003)

2.2.4. Gejala ketagihan nikotin

1. Pusing ( hanya bertahan sekitar 1–2 hari setelah berhenti merokok ) 2. Depresi

4. Sulit tidur, termasuk sulit terlelap, tetap terlelap, dan jika tidur akan mengalami mimpi buruk.

5. Perasaan lelah yang tidak kunjung hilang 6. Peningkatan nafsu makan

7. Secara umum, nikotin dan produk–produk sampingannya akan tetap berada dalam tubuh selama 3–4 hari setelah berhenti.

Tekanan darah

Tekanan darah adalah salah satu perwujutan kerja jantung. Darah mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang, menyebabkan 2 jenis tekanan : tekanan sistolik dan diastolik

Tekanan sistolik : adalah Tekanan darah pada puncak gelombng pada saat ven trikel kiri berkontraksi (inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran darah).

Tekanan diastolik : adalah Tekanan antara dua kontraksi ventricular saat jan tung pada fase istirahat (Waspadji, 1998)

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah kepada dinding arteri. ( Arora, 2008 ).

2.3.1. Klasifikasi Tekanan Darah

Menurut WHO, tekanan darah dapat dibedakan dalam 5 kategori yang terdapat pada tabel dibawah ini :

Kategori Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

Rekomendasi

Normal < 130 < 85 Periksa ulang dalam 2 tahun

Normal Tingg i 130 – 139 85 – 89 Periksa ulang dalam 1 tahun Hipertensi tingkat 1 140 – 159 90 – 99 Konfirmasi dalam 1 atau 2 bulan,

anjurkan untuk modifikasi gaya hidup Hipertensi tingkat 2 160 – 179 100 – 109 Evaluasi dan konsultasikan dengan

dokter dalam 1 bulan

Hipertensi tingkat 3 ≥180 ≥ 110 Evaluasi dan konsultasikan dengan dokter dalam 1 minggu berdasarkan keadaan klinis

Ukuran tekanan darah yang menunjukkan 140 / 90 atau lebih belum tentu berarti tekanan darah yang tidak normal. Tapi jika tekanan darah itu meninggi secara kontinu dapat dikatakan Hipertensi (Waspadji, 1998).

2.3.2. Regulasi tekanan darah

1. Baroreseptor refleks

Baroreseptor dalam berbagai organ dapat mendeteksi perubahan tekanan darah dan menyesuaikan tekanan darah arteri rata–rata dengan mengubah baik gaya maupun kecepatan kontraksi jantung serta Resistensi peripheral total juga dapat diatur.

2. Sistem Renin-angiotensi ( RAS-Renin Angiotensi System )

System ini digunakan untuk penyesuaian tekanan darah dalam jangka panjang. System ini juga membantu ginjal mengompensasi hilangnya volume darah dalam kasus operasi dan kecelakan.

3. Pelepasan aldosteron

Hormon steroid ini dikeluarkan dari korteks adrenal sebagai respons terhadap angiotensi II atau kadar natrium kalium yang tinggi.

2.3.3. Faktor–faktor yang mempengaruhi Tekanan Darah

Banyak faktor fisik yang mempengaruhi tekanan darah. Beberapa diantaranya mungkin dipengaruhi oleh faktor fisiologis, seperti makan; olahraga, penyakit; obat-obatan, kebiasaan merokok dan lain-lain.

2.3.4. Tekanan Darah Tinggi

Bila tekanan darah seseorang melebihi nilai normal, maka orang tersebut dikatakan memiliki hipertensi arterial. Tidak ada penyebab tunggal dan spesifik yang menyebabkan tekanan darah tinggi ( hipertensi). Hipertensi ada dua macam yakni : (Waspadji, 1998).

1. Hipertensi esensial atau primer

Hipertensi esensial belum diketahui penyebabnya. Hipertensi ini tidak memiliki gejala dan tidak menyebabkan masalah terhadap hidup di usia lanjut, kecuali terjadi serangan jantung atau komplikasi lain.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder dapat terjadi karena kelainan organis seperti penyakit pada perenkim anak ginjal dan pembuluh darah ginjal, akibat pemakaian obat serta pola hidup yang tidak sehat, salah satunya yaitu kebiasaan merokok.

2.3.5. Penyebab tekanan darah tinggi

1. Hindari kebiasaan merokok

Rokok merangsang saraf mengeluarkan hormon yang menyebabkan pengerutan pembuluh darah, sehingga tekanan darah naik. Merokok faktor resiko utama untuk stroke dan gangguan jantung

2. Kurangi makan garam 3. Olah raga teratur

Melakukan olah raga dinamis, seperti jalan kaki cepat, berenang dan bersepeda. Akan membantu terjadinya pelebaran pembuluh darah, sehingga tekanan darah turun.

4. Kurangi kegemukaan

Penurunan berat bedan jelas akan menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan sebaiknya tidak menggunakan obat–obatan, karena obat yang membuat kurus badan pada umumya adalah obat peransang yang akan menaikkan tekanan darah.

5. Hindari Stres

Salah satu dari berbagai manifestasi stres adalah hipertensi.

2.3.6. Langkah–langkah mengukur tekanan darah

Sebelum melakuka pemeriksaan tekanan darah, agar hasil diperoleh dengan baik ikuti langkah-langkah berikut ini :

1. Hindari merokok dan mengkonsumsi produk yang mengandung kafein setidaknya

Dokumen terkait