BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN
C. Analisis Bentuk dan Tingkat Partisipasi Masyrakat Dalam
2. Analisa Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan
69 2. Analisa Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan
70 Berdasarkan pendekatan diatas, maka selanjutnya untuk penetapan jumlah sampel adalah sebagai berikut :
𝒏 = 𝑵
𝑵𝒅
𝟐+ 𝟏
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh KK Kelurahan Makassar Timur Kecamatan Ternate Tengah Kota Ternate dengan total jumlah penduduk adalah 4.962 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 931 KK.
𝒏 = 𝟗𝟑𝟏
𝟗𝟑𝟏 𝒙 (𝟎, 𝟏
𝟐) + 𝟏
= 𝟗𝟑𝟏
𝟗𝟑𝟏 𝒙 𝟎, 𝟎𝟏 + 𝟏
= 𝟗𝟑𝟏 𝟏𝟎, 𝟑𝟏
= 𝟗𝟎, 𝟑𝟎
Total jumlah sampel dalam penelitiaan ini yaitu 90,30 yang kemudian dibulatkan kebawah menjadi hanya 90 sampel yang terdiri dari 90 Kepala Keluarga atau dikonversi kembali menjadi 90 Rumah dengan asumsi 1 rumah 1 KK. Dengan demikian maka tingkat partisipasi dapat diukur dengan menggunakan bentuk partisipasi sebagai kriteria kemudian melakukan wawancara pada sampel rumah tangga (sebanyak 90 rumah), berikut hasil wawancara yang telah dilakukan pada 90 rumah berdasarkan bentuk partisipasinya dalam
71 pengelolaan sampah di lokasi studi dalam hal ini Kelurahan Makassar Timur ;
Tabel IV-5 Hasil wawancara kehadiran dalam pertemuan Ya Tidak Kehadiran dalam pertemuan mengenai
rapat untuk kerja bakti? 52 38
Tabel IV-6 Keikutsertaan dalam kerja bakti/ bakti sosial Ya Tidak Keikut sertaan dalam bakti social (Kerja
bakti)
30 60
Tabel IV-7 Banyaknya masyarakat yang membuang sampah di TPS Depan
Rumah TPS Kali Mati
Tempat membuang sampah 46 24 20
Tabel IV-8 Banyaknya yang memberikan sumbangan dalam bakti sosial Memberikan Tidak Sumbangan bakti social (partisipasi
tidak langsung) 42 48
Tabel IV-9 Banyaknya rumah dengan halaman yang kotor Ada
Tumpukan Sampah
Tidak Ada Tumpukan
Sampah
Kondisi halaman rumah 74 16
Setelah data hasil wawancara yang dilakukan pada 90 rumah tangga sebagai sampel, maka tahap selanjutnya adalah melakukan peembobotan pada hasil wawancara. Pembobotan dilakukan pada responden yang memberikan jawaban terbaik setelah itu kemudian hasil tersebut diberikan nilai bobot dengan
72 interval nilai bobot sebagaimana terdapat pada tabel V-6, setelah itu dilakukan rekapitulasi indeks bobot bentuk partisipasi, kemudian melakukan penilaian tingkat partisipasi.
Tabel IV-10 Nilai bobot hasil wawancara No Nilai Hasil Wawancara Indeks Bobot
1. 0 - 18 1
2. 18 - 36 2
3. 36 - 54 3
4. 54 - 72 4
5. 72 - 90 5
Tabel IV-11 Indeks bobot bentuk partisipasi
No Bentuk Partisipasi Index
Bobot
1
Adakah anggota keluarga anda yang
menghadiri pertemuan mengenai rapat untuk kerja bakti?
3
2
Adakah anggota dalam keluarga anda yang ikut
serta dalam kerja bakti? 2
3 Dimana anda biasanya membuang sampah? 2 4
Apakah anda memberikan bantuan berupa uang
atau barang untuk kebutuhan bakti sosial 2 5 Bagaimana kondisi lingkungan/ halaman rumah 1
Tingkat Partisipasi 10
Tabel IV-12 Penilaian Tingkat Partisipasi No Tingkat Partisipasi Nilai
1. Sangat Tinggi 20 → 25
2. Tinggi 15 → 20
3. Sedang 10 → 15
4. Rendah 5 → 10
5. Sangat Rendah 0 → 5
73 Berdasarkan hasil diatas maka diketahui bahwa jumlah indeks bobot bentuk partisipasi adalah 10, dengan demikian maka apabila dikategorikan berdasarkan penilaian tingkat partisipasi, maka didapatkan dengan nilai indeks bobot 10 menunjukan bahwa tingkat partisipasi masyarakat di lokasi studi dalam hal ini Kelurahan Makassar Timur Kota Ternate adalah Rendah.
Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh aktifitas penduduk di Kelurahan Makassar Timur Kota Ternate yang sebagian besar berprofesi sebagai pedagang. Selain itu apabila melihat bentuk partisipasi, maka bentuk-bentuk partisipasi yang ditawarkan dominan pertanyaan berkenaan dengan keikut sertaan masyarakat, maka dari itu dengan mempertimbangkan kondisi tersebut dianggap hasil penilaian tingkat pertisipasi yang rendah telah sesuai atau telah dapat memberi gambaran mengenai kondisi yang sesungguhnya yang terjadi dilokasi studi.
74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampak pada lokasi studi dalam hal ini Kelurahan Makassar Timur sangat beragam, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Tingkat partisipasi masyarakat Kelurahan Makassar Timur dalam pengelolaan sampah masih sangat rendah, hal tersebut tercermin dari kurangnya kesadaran masyarakat menjaga kondisi lingkungan sehingga masih banyak yang membuang sampah pada tempat-tempat yang tidak seharusnya.
B. Saran
1. Dibutuhkan program-program kerja bakti yang intens yang dapat menjadi sebuah momen masyarakat untuk berkumpul bersama dan saling merasakan kehadiran satu sama lain sehingga niat untuk sama-sama menciptakan lingkungan yang baik akan tercipta.
2. Peningkatan partisipasi masyarakat menjadi konsen dalam pengelolaan persampahan Kota Ternate, namun selain itu juga perlu penyediaan sarana dan prasarana sehingga animo masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya jadi meningkat sehingga kepedulian lingkungan akan bertambah.
75
DAFTAR PUSTAKA
Ach. Wazir Ws., et al., ed. 1999. Panduan Penguatan Menejemen Lembaga Swadaya Masyarakat. Sekretariat Bina Desa, Jakarta.
Amang, Sudiang. 2008. Partisipasi masyarakat berpendapatan rendah dalam dalam pembangunan hutan rakyat. Jakarta
Handayani, Suci. 2006. Perlibatan Masyarakat Marginal Dalam Perencanaan dan Penganggaran Partisipasi (Cetakan Pertama). Kompip Solo. Surakarta
Holil, Soelaiman. 1980. Partisipasi Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial. Bandung.
Husaini, Purnomo. 2008. Pengantar Statistika. Bumi Aksara : Jakarta Ife, J. Tesoriero F. 2008. Community Devolopment : Alternatif
Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Pustakac Pelajar Yogyakarta.
Isbandi Rukminto Adi. 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan. FISIP UI Press.
Depok
Kirmanto, Djoko. 202. Pembangunan Perumahan Dan Permukiman Yang Berwawasan Lingkungan Strategis Dalam Pencegahan Banjir Di Perkotaan. Peduli Banjir, Jakarta.
76 Mikkelsen, Britha. 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan
Upaya-upaya Pemberdayaan.. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Slamet, M. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB Press. Bogor
Sudirman. 2006. Melegalkan partisipasi masyarakat berpendapatan rendah dalam kebijakan. Governance Brief, Jakarta.
Sugiono, 2005. Metodologi Penelitian. Yudhistira, Surabaya.
Suparmo Sastra, M. 2006. Perencanaan pengembangan perumahan. Bina Aksara, Jakarta.
Supriady, Deddy dan Riyadi. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah.
Jakarta: SUN
Surotinojo Ibrahim. 2009. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Sanitasi Oleh Masyarakat (Sanimas) Di Desa Bajo Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota. Universitas diponegoro. Semarang.
Suryono, Agus. 2001. Teori dan Isi Pembangunan. Universitas Negeri Malang. UM Press. Malang
Yoni, Yulianti. 2012. Analisis partisipasi masyarakat dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Di Kota Solok. Program Pasca Sarjana Universitas Andalas. Padang.
77 Yuwono, Teguh. 2001. Manajemen Otonomi Daerah: Membangun Daerah Berdasar Paradigma Baru. Clyapps Diponegoro University, Semarang
REFERENSI ONLINE
Mungkasa, Oswar. 2009. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah. On Line.
(https://www.academia.edu/3672587/Pemberdayaan_Masyarak at_dalam_Pengelolaan_Sampah). Diakses Tanggal 09 Maret 2016
Nawa Murtiyanto. 2011. Partisipasi Masyarakat (Teori Ringkas). On Line (http://bagasaskara.wordpress.com/2011/10/12/partisipasi-masyarakat-teori-ringkas/). Diakses Tanggal 06 Maret 2016
78
LAMPIRAN
Kondisi Sampah Di Kelurahan Makassar Timur
79
80
81
82
83
84
Kondisi Sarana dan Prasarana
Di Kelurahan Makassar Timur
85
86
87