BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
B. Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 menyajikan statistik deskriptif untuk variabel-variabel dalam
model penelitian ini. Data sampel dalam penelitian ini adalah 86 perusahaan.
Variabel yang disajikan adalah nilai rata-rata discretionary accruals absolut untuk periode sebelum pengadopsian IFRS dan nilai rata-rata discretionary
accruals absolut untuk periode sesudah pengadopsian IFRS. Discretionary accruals (DA) merupakan besarnya manajemen laba yang dilakukan oleh suatu perusahaan dimana manajemen dalam penyusunan laporan keuangan
dapat menaikkan atau menurunkan laba perusahaan. Adapun hasil analisisnya
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Tabel Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Descriptive
Statistics Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic
DA sebelum IFRS .047278 1.201877 .27123173 .204711295
DA sesudah IFRS .050166 .509780 .24826417 .104647419
Valid N (listwise)
Keterangan: DA = Akrual Diskresioner Sumber: Data hasil olahan SPSS
Berdasarkan hasil pada tabel statistik deskripsi dapat diketahui bahwa
nilai minimum DA sebelum pengadopsian IFRS sebesar 0,047278, sementara
nilai tertinggi sebesar 1,201877, dengan standar deviasi sebesar 0,204711295,
dan nilai rata-rata DA sebelum pengadopsian IFRS adalah 0,27123173.
Adapun hasil statistik deskriptif DA pada periode sesudah pengadopsian IFRS
mempunyai nilai terendah sebesar 0,050166, sementara nilai tertinggi sebesar
0,509780, dengan standar deviasi sebesar 0,104647419, dan nilai rata-rata
2. Uji Normalitas
Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Pengambilan keputusan dalam pengujian normalitas ini melihat pada angka probabilitas yaitu dengan membandingkan
nilai pyang diperoleh dengan taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu α =
0,05. Apabila nilai p > 0,05, maka data terdistribusi normal (Ghozali 2009). Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas.
Tabel 4.3 Tabel Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DA sebelum IFRS
DA sesudah IFRS
Normal Parametersa Mean .27123173 .24826417 Std. Deviation .204711295 .104647419 Most Extreme Differences Absolute .175 .079 Positive .175 .079 Negative -.137 -.043 Kolmogorov-Smirnov Z 1.625 .728
Asymp. Sig. (2-tailed) .010 .664 a. Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber: Data hasil olahan SPSS
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa setiap
nilai DA untuk periode sebelum pengadopsian IFRS memiliki nilai p < 0,05, nilai probabilitas ditunjukkan melalui besarnya nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai probabilitas DA sebelum pengadopsian IFRS sebesar 0,01, dan nilai probabilitas untuk DA sesudah pengadopsian IFRS memiliki nilai p <
0,05, sebesar 0,664, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian
ini data tidak berdistribusi normal.
3. Uji Beda T-test dengan Sampel Berhubungan (Related Samples)
Uji beda dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik statistik
non parametrik untuk dua sampel berpasangan yaitu Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil pengukuran discretionary accruals merupakan proksi dari manajemen laba yang diukur dengan menggunakan the modified Jones Model,
kemudian nilai discretionary accruals tersebut harus diabsolutkan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi bias diantara nilai discretionary accruals. Berikut ini disajikan hasil dari penggunaan SPSS untuk model penelitian:
Tabel 4.4 Tabel Uji Beda Sampel Berpasangan (Wilcoxon Signed Rank Test)
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DA Sesudah IFRS – DA Sebelum IFRS
Negative Ranks 39(a) 47.77 1863.00
Positive Ranks 47(b) 39.96 1878.00 Ties 0(c) Total 86 a DASesudah < DASebelum b DASesudah > DASebelum c DASesudah = DASebelum Test Statistics(b) DA Sesudah IFRS– DA Sebelum IFRS Z -.032(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .974 a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test Sumber : hasil olahan SPSS
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.4, maka dapat diketahui
bahwa selisih antara sampel sebelum dan sesudah yang negatif sebanyak 39
observasi atau dengan kata lain terdapat 39 observasi pada sampel sesudah
pengadopsian IFRS yang kurang dari observasi pada sampel sebelum
pengadopsian IFRS. Selisih sampel sebelum pengadopsian IFRS dan sesudah
pengadopsian IFRS yang positif sebanyak 47 observasi atau terdapat 47
observasi pada sampel sesudah pengadopsian IFRS yang lebih dari observasi
pada sampel sebelum pengadopsian IFRS dengan rata-rata rangkingnya
=39.96, dan jumlah rangking positif = 1878,00, dan rata-rata rangkingnya
=47,77, dengan jumlah rangking negatif = 1863,00. Hasil diatas juga
diperoleh nilai Z sebesar -0,032 dan nilai p (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,974. Nilai p 0,974, > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 dapat diterima.
Berdasarkan hasil statistik, maka hipotesis yang menyatakan bahwa
manajemen laba sesudah pengadopsian IFRS tidak berbeda dari manajemen
laba sebelum pengadopsian IFRS diterima.
4. Uji Sensivitas
Uji sensivitas dilakukan untuk menguji apakah nilai discretionary accruals akan berbeda apabila dilakukan pengelompokan pada perusahaan-perusahaan sampel berdasarkan bidang sektor indutri yang dimiliki. Uji
Tabel 4.5 Tabel Sektor Industri. No. Sektor Nama Sektor Industri Jumlah perusahaan Kontribusi (%) 1 Sektor Primer Pertanian 4 4,65% Pertambangan 0 0% 2 Sektor Sekunder
Industri Barang Konsumsi 18 20,93% Industri Kimia 37 43,02% Aneka Industri 18 20,93%
3 Sektor Tersier
Jasa 7 8,14%
Properti dan Real Estate 0 0% Infrastruktur, Utilitas, dan
Transportasi 2 2,33% Jumlah 86 100% Sumber: hasil olahan peneliti
a. Uji Sensivitas Sektor Primer
Perusahaan yang tergolong dalam sektor primer adalah perusahaan
yang beroperasi di bidang industri pertanian dan pertambangan, pada
sampel penelitian terdapat 4 perusahaan yang tergolong dalam sektor
primer. Berikut disajikan hasil pengujian SPSS model penelitian.
Tabel 4.6 Tabel Statistik Deskriptif Sektor Primer
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum DA sebelum IFRS 4 .20387350 .127288464 .071886 .376349 DA sesudah IFRS 4 .30313925 .067966221 .162919 .446536
Sumber : hasil olah SPSS
Berdasarkan hasil pada tabel statistik deskripsi dapat diketahui
bahwa nilai minimum DA sebelum pengadopsian IFRS sebesar 0,071886,
0,127288464, dan nilai rata-rata DA sebelum pengadopsian IFRS sebesar
0,20387350. Adapun hasil statistik deskriptif DA pada periode sesudah
pengadopsian IFRS mempunyai nilai terendah sebesar 0,162919, sementara
nilai tertinggi sebesar 0,446536, dengan standar deviasi sebesar
0,067966221, dan nilai rata-rata DA sesudah pengadopsian IFRS sebesar
0,30313925.
Tabel 4.7 Tabel Uji Normalitas Sektor Primer
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DA Sebelum IFRS DA Sesudah IFRS N 4 4 Normal Parameters(a,b) Mean .20387350 .30313925 Std. Deviation .127288464 .135932442 Most Extreme Differences Absolute .258 .243 Positive .258 .243 Negative -.162 -.236 Kolmogorov-Smirnov Z .517 .486
Asymp. Sig. (2-tailed) .952 .972
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber : hasil olah SPSS
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa
setiap nilai DA untuk masing-masing periode penelitian memiliki nilai p > 0,05, nilai probabilitas ditunjukkan melalui besarnya nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai probabilitas DA sebelum pengadopsian IFRS sebesar 0,952, dan nilai probabilitas untuk DA sesudah pengadopsian IFRS sebesar
0,972, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
Tabel 4.8 Tabel Uji Beda Sampel Berpasangan Sektor Primer
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Pair 1 DA sebelum IFRS – DA sesudah IFRS -.0992657 . 24858618 . 1242930 -.49482184 . 2962903 -.799 3 .483 Sumber : hasil olah SPSS
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis untuk sektor primer maka,
dapat diperoleh nilai t hitung sebesar -0,799, dan signifikansi sebesar
0,483. Hasil nilai t hitung pada pengujian ini menunjukkan bahwa t hitung
sebesar -0,799, < t tabel 5% sebesar 3,18245, (two tailed) dan nilai dari probabilitas yang ditunjukkan melalui Sig. (2-tailed) sebesar 0,483, > p
sebesar 0,05.
Berdasarkan hasil statistik dipaparkan, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa manajemen laba sesudah pengadopsian IFRS tidak
berbeda dari manajemen laba sebelum pengadopsian IFRS (H0) dapat diterima. Hal ini menunjukan bahwa manajemen laba sesudah
pengadopsian IFRS berbeda dari manajemen laba sebelum IFRS.
b. Uji Sensivitas Sektor Sekunder
Perusahaan yang tergolong dalam sektor sekunder adalah
kimia dan aneka industri, pada sampel penelitian terdapat 33 perusahaan
yang tergolong dalam sektor sekunder. Berikut disajikan hasil pengujian
SPSS model penelitian.
Tabel 4.9 Tabel Statistik Deskriptif Sektor Sekunder
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum DAsebelumIFRS 73 . 28596852 .215896916 .047278 .1.201877 DAsesudahIFRS 73 . 24309168 . 105593083 .04655 .509780
Sumber : hasil olah SPSS
Berdasarkan hasil pada tabel statistik deskripsi dapat diketahui
bahwa nilai minimum DA sebelum pengadopsian IFRS sebesar -0,047278,
sementara nilai tertinggi sebesar 1,201877, dengan standar deviasi sebesar
0,215896916, dan nilai rata-rata DA sebelum pengadopsian IFRS adalah
0,28596852. Adapun hasil statistik deskriptif DA pada periode sesudah
pengadopsian IFRS mempunyai nilai terendah sebesar 0,050166, sementara
nilai tertinggi sebesar 0,509780, dengan standar deviasi sebesar
0,105593083, dan nilai rata-rata DA sesudah pengadopsian IFRS sebesar
Tabel 4.10 Tabel Uji Normalitas Sektor Sekunder
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DASebelum DASesudah N 73 73 Normal Parameters(a,b) Mean .28596852 .24309168 Std. Deviation .215896916 .105593083 Most Extreme Differences Absolute .172 .090 Positive .172 .090 Negative -.134 -.051 Kolmogorov-Smirnov Z 1.468 .766
Asymp. Sig. (2-tailed) .027 .601
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber : hasil olah SPSS
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa
setiap nilai DA untuk periode sebelum pengadopsian IFRS memiliki
nilai p 0,027, < 0,05, dan nilai p nilai sesudah pengadopsian IFRS sebesar 0,601, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.11 Tabel Uji Beda Sampel Berpasangan Sektor Sekunder
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
DASesudah - DASebelum Negative Ranks 35(a) 42.20 1477.00
Positive Ranks 38(b) 32.21 1224.00 Ties 0(c) Total 73 a DASesudah < DASebelum b DASesudah > DASebelum c DASesudah = DASebelum
Test Statistics(b)
DASesudah - DASebelum
Z -.695(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) .487 a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test Sumber : hasil olah SPSS
Berdasarkan hasil pengujian statistik diketahui bahwa, selisih
antara sampel sebelum dan sesudah yang negatif sebanyak 35
observasi atau dengan kata lain terdapat 39 observasi pada sampel
sesudah pengadopsian IFRS yang kurang dari observasi pada sampel
sebelum pengadopsian IFRS. Selisih sampel sebelum pengadopsian
IFRS dan sesudah pengadopsian IFRS yang positif sebanyak 38
observasi atau terdapat 38 observasi pada sampel sesudah
pengadopsian IFRS yang lebih dari observasi pada sampel sebelum
pengadopsian IFRS dengan rata-rata rangkingnya = 32,21, dan jumlah
rangking positif = 1224,00, dan rata-rata rangkingnya = 42,20, dengan
jumlah rangking negatif = 1477,00. Hasil diatas juga diperoleh nilai Z
sebesar -0,695 dan nilai p (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,487. Nilai p
0, 874, > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Berdasarkan hasil statistik tersebut, maka hipotesis yang menyatakan
bahwa manajemen laba sesudah pengadopsian IFRS tidak berbeda dari
c. Uji Sensivitas Sektor Tersier
Perusahaan yang tergolong dalam sektor tersier adalah perusahaan
yang beroperasi di bidang industri jasa, industri properti dan real estate,
serta industri infrastruktur, utilitas, dan transportasi. Pada sampel
penelitian terdapat 9 perusahaan yang tergolong dalam sektor tersier.
Berikut disajikan hasil pengujian SPSS model penelitian.
Tabel 4.12 Tabel Statistik Diskriptif Sektor Tersier
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic DA Sebelum IFRS 9 .088141 .321857 .18163700 .026664095 .079992284 DA Sesudah IFRS 9 .134665 .377116 .26582989 .027849099 .083547297
Valid N (listwise) 9
Sumber : hasil olah SPSS
Berdasarkan hasil pada tabel statistik deskripsi dapat diketahui
bahwa nilai minimum DA sebelum pengadopsian IFRS sebesar
0,088141, sementara nilai tertinggi sebesar 0,321857, dengan standar
deviasi sebesar 0,079992284, dan nilai rata-rata DA sebelum
pengadopsian IFRS adalah 0,18163700. Adapun hasil statistik
deskriptif DA pada periode sesudah pengadopsian IFRS mempunyai
nilai terendah sebesar 0,134665, sementara nilai tertinggi sebesar
0,377116, dengan standar deviasi sebesar 0,08368597, dan nilai
Tabel 4.13 Tabel Uji Normalitas Sektor Tersier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DA Sebelum IFRS DA Sesudah IFRS N 9 9 Normal Parameters(a,b) Mean .18163700 .26582989 Std. Deviation .079992284 .083547297 Most Extreme Differences Absolute .170 .139 Positive .170 .139 Negative -.121 -.137 Kolmogorov-Smirnov Z .511 .417
Asymp. Sig. (2-tailed) .957 .995
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber : hasil olah SPSS
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa
setiap nilai DA untuk masing-masing periode penelitian memiliki nilai
p > 0,05, nilai probabilitas ditunjukkan melalui besarnya nilai dari
Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai probabilitas DA sebelum pengadopsian IFRS sebesar 0,957, dan nilai probabilitas untuk DA sesudah
pengadopsian IFRS sebesar 0,995, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tabel 4.14 Tabel Uji Beda Sampel Berpasangan Sektor Tersier
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval
of the Difference Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Pair 1 DA sebelum IFRS – DA sesudah IFRS -.0841928 . 1066902 . 0355634 -.1662023 -.0021834 -2.367 8 .045 Sumber : hasil olah SPSS
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis untuk sektor tersier
maka, dapat diperoleh nilai t hitung sebesar -2,367, dan signifikansi
sebesar 0,045. Hasil nilai t hitung pada pengujian ini menunjukkan
bahwa t hitung sebesar -0,743, < t tabel 5% sebesar 2,306, (two tailed) dan nilai dari probabilitas yang ditunjukkan melalui Sig. (2-tailed)
sebesar 0,045, < p sebesar 0,05.
Berdasarkan hasil analisis yang dipaparkan, maka hipotesis
yang menyatakan bahwa manajemen laba sesudah pengadopsian IFRS
tidak berbeda dari manajemen laba sebelum pengadopsian IFRS
ditolak. Ini berarti menunjukan bahwa manajemen laba sesudah