• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

Analisis data untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh strategi berinovasi untuk produk batik, sehingga dapat berdampak pada keberlangsungan usaha, serta pengaruh penetapan harga terhadap

keberlangsungan usaha batik. Berikut analisis tiap indikator dalam kuesioner yang telah dijawab oleh 20 responden:

1. Analisis per item pernyataan

a. Proses Pengembangan Inovasi Desain Batik

Analisis dilakukan pada jumlah item yang telah dijawab oleh responden. Berikut telah disajikan pernyataan yang menunjukkan alternatif jawaban bagaimana proses dalam mengembangkan inovasi batik. Perhitungan jumlah jawaban terlampir pada lampiran 1 halaman 132.

Tabel 5.7 Distribusi Persentase Jawaban Responden Mengenai Proses Pengembangan Inovasi Batik

A. Proses Pengembangan Inovasi Batik No Pernyataan Jumlah % Responden

1 Inovasi pada produk hanya disesuaikan dengan permintaan konsumen 4 20%

Batik Sembung, Sekar

Langit, Tamara, MDR

2

Inovasi desain

batik bersumber

dari karyawan 2 10%

Tamara Dan Mandiri

3

Inovasi desain

batik bersumber

dari pemilik 17 85%

Batik Sembung, Sekar

Langit, Banyu Sabrang,

Tamara, Sinar Abadi,

Raharjo, Yoga,Senok, Thok

Thil, Mandiri, Mdr,

Anugerah, Darminto, Estin 1, Estin 2, Farras, Satuhu

4

Inovasi desain

batik bersumber pada pihak lain

(seniman) 9 45%

Batik Sembung, Sekar

Langit, Tamara, Sinar Abadi, Mandiri, MDR, Anugerah, Darminto, Sembayung

44

A. Proses Pengembangan Inovasi Batik No Pernyataan Jumlah % Responden

5

Inovasi produk

berfokus pada

desain 3 15%

Batik Raharjo, Thok Thil. Sembayung

6

Inovasi dalam

hal proses

produksi 12 60%

Batik Banyu Sabrang,

Aricha, Sinar Abadi, Yoga,

Senok, Mandiri, MDR,

Anugerah, Darminto, Estin 2, Sembayung, Satuhu

7

Inovasi bahan

baku 7 35%

Batik Banyu Sabrang, Sinar

Abadi, Yoga, MDR, Aungerah, Sembayung, Faras 8 Keterbatasan pengetahuan proses produksi oleh pekerja, berdampak pada biaya produksi yang tinggi 7 35%

Batik Sembung, Sekar Langit, Tamara, Anugerah, Darminto, Estin 1, Estin 2

9

Terdapat

beberapa inovasi

untuk jenis

produk 19 95%

Batik Sembung, Sekar

Langit, Banyu Sabrang,

Aricha, Tamara, Sinar

Abadi, Raharjo, Yoga,

Senok, Thok Thil, Mandiri, MDR, Anugerah, Darminto, Estin 1, Estin 2, Sembayung, Farras, Satuhu.

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 5.7 alternatif inovasi pada proses pengembangan inovasi batik, para pelaku UMKM lebih banyak menggunakan pada item nomor 9, yaitu terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk. Hasil jawaban responden menunjukkan jika dari 19 dari 20 responden memilih item nomor 9 dengan persentase sebesar 95%. Alternatif selanjutnya yang

banyak digunakan pada item nomor 3 dan 6 mengenai inovasi desain yang bersumber dari pemilik usaha itu sendiri dan inovasi dalam hal proses produksi. Persentase yang diperoleh untuk kedua alternatif tersebut sebesar 85% dan 60%. Persentase 45% ditunjukkan pada item no 4adanya inovasi desain batik bersumber pada pihak lain/seniman. Alternatif dalam proses pengembangan inovasi yang masih jarang digunakan berada pada nomor 7 mengenai inovasi pada bahan baku dan alternatif pada nomor 8 yaitu keterbatasan pengetahuan proses produksi oleh pekerja, yang berdampak pada biaya produksi yang tinggi dengan persentase sebesar 35%.

Alternatif jawaban lain dalam proses pengembangan yaitu terdapat pada nomor 1, 2 dan 5 mengenai inovasi pada produk hanya disesuaikan dengan permintaan konsumen, item nomor 2 dengan persentase sebesar 10% inovasi desain batik yang bersumber dari karyawan, dan untuk item terakhir yaitu nomor 5 yaitu inovasi yang hanya difokuskan pada desain dengan perolehan persentase 15%.

b. Dampak Strategi Inovasi Pada Keberlangsungan Usaha

Pada bagian indikator ini terdapat 2 variabel yaitu strategi inovasi dan keberlangsungan usaha.Hubungan kedua variabel tersebut adalah mengenai dampak pada strategi inovasi yang telah dilakukan terhadap keberlangsungan usaha batik.Pada tabel 5.8 terdapat 4 jenis strategi inovasi yang digunakan oleh 20 responden dalam menjalankan usaha.

46

Tabel 5.8 Distribusi Persentase Jawaban Responden Mengenai Strategi Inovasi Berdampak Pada Keberlangsungan Usaha B. Strategi Inovasi Berdampak Pada Keberlangsungan Usaha No Pernyataan Jumlah % Responden

1

Strategi inovasi pada produk hanya

disesuaikan dengan

permintaan konsumen 2 10%

Batik Sembung, Sekar Langit

2

Strategi inovasi baru memberikan dampak pada kenaikan omzet

penjualan 19 95%

Batik Sembung, Sekar Langit, Banyu Sabrang, Aricha, Tamara, Sinar Abadi, Raharjo, Yoga, Kencono Progo, Senok,

Thok Thil, Mandiri,

MDR, Anugerah,

Darminto, Estin 1, Estin 2, Farras, Satuhu

3

Strategi pada desain produk atau kualitas

produk akan

meningkatkan laba 20 100%

Batik Sembung, Sekar Langit, Banyu Sabrang, Aricha, Tamara, Sinar Abadi, Raharjo, Yoga, Kencono Progo, Senok,

Thok Thil, Mandiri,

MDR, Anugerah,

Darminto, Estin 1, Estin 2, Sembayung, Farras, Satuhu

4

Strategi inovasi baru memberikan dampak terhadap ketertarikan pembelian oleh

pelanggan 18 90%

Batik Sembung, Sekar Langit, Banyu Sabrang, Aricha, Tamara, Sinar

Abadi, Raharjo,

Kencono Progo, Senok,

Thok Thil, Mandiri,

MDR, Anugerah,

Darminto, Estin 1, Estin 2, Farras, Satuhu

Sumber: data diolah

Berdasarkan data pada tabel 5.8 skor tertinggi untuk strategi inovasi dicapai dengan perolehan jumlah jawaban responden sebesar 100%

dengan responden yang memilih sebanyak 20 responden atau seluruh responden. Strategi yang dirasa oleh responden memiliki dampak bagi keberlangsungan usahanya adalah desain atau kualitas produk dapat meningkatkan laba. Skor lain juga diperoleh dengan item inovasi baru memberikan dampak pada kenaikan omzet penjualan sebesar 95% atau terdapat 19 responden yang memilih serta mengalami dampak dari strategi tersebut.

Selain itu, terdapat strategi yang juga dipilih oleh responden untuk keberlangsungan usaha adalah strategi pada inovasi baru dapat memberikan dampak terhadap ketertarikan pembelian oleh pelanggan, dengan jumlah responden yang memilih sejumlah 18 responden atau sebesar 90%. Terdapat jumlah terendah yang dicapai oleh indikator strategi harga yaitu pada item strategi nomor 1 yaitu inovasi pada produk hanya disesuaikan dengan permintaan konsumen. Untuk strategi ini yang memilih sebanyak 2 dari 20 UMKM yang ditetapkan sebagai responden atau sebesar 10%.

c. Harga Sebagai Strategi Keberlangsungan Usaha

Menghasilkan suatu produk dalam hal ini batik, pasti ada strategi dalam menentukan harga jual. Penentuan harga jual diharapkan akan mendapatkan laba yang diinginkan oleh para pemilik terhadap setiap produk batik. Laba yang diperoleh akan menjadi faktor penentu dalam perkembangan usaha. Berikut disajikan data yang terdapat 6 item

48

alternatif penetapan harga jual serta, jawaban dari 20 responden mengenai harga yang ditetapkan sebagai strategi dalam keberlangsungan usaha.

Tabel 5.9 Distribusi Persentase Jawaban Responden Mengenai Penetapan Harga Sebagai Strategi Keberlangsungan Usaha

C. Harga Sebagai Strategi Keberlangsungan Usaha

No Pernyataan Jumlah % Responden

1

Harga yang diterapkan oleh UMKM sesuai dengan yang terbentuk

di pasar 9 45% Batik Sembung, Sekar Langit, Banyu Sabrang, Tamara, Kencono Progo, Senok, Mandiri, Anugerah, Satuhu 2

Harga yang diterapkan UMKM berdaya saing terhadap kompetitornya 12 60% Batik Banyu Sabrang, Aricha, Sinar Abadi, Raharjo, Yoga, Mandiri, MDR, Anugerah, Darminto, Estin 1, Estin 2, Satuhu 3

Harga yang ditetapkan berdasarkan harga pasar ditambah laba

yang diharapkan 11 55%

Batik Sembung,

Sekar Langit,

Banyu Sabrang,

Tamara, Kencono Progo, Thok Thil, Mandiri,

Anugerah, Estin

1, Estin 2, Satuhu

4

Harga tiap produk

yang sama bervariasi 20 100%

Batik Sembung, Sekar Langit, Banyu Sabrang, Aricha, Tamara, Sinar Abadi, Raharjo, Yoga, Kencono Progo,

Senok, Thok Thil,

Mandiri, MDR,

C. Harga Sebagai Strategi Keberlangsungan Usaha

No Pernyataan Jumlah % Responden

Darminto, Estin 1,

Estin 2,

Sembayung, Farras, Satuhu.

Sumber: Data diolah

Pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa skor tertinggi diperoleh dengan jawaban responden sebanyak 20 yang terdapat pada item pernyataan nomor 2, 4, dan 6 mengenai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas, penetapan harga dipengaruhi oleh desain produk, dan harga tiap produk bervariasi. Ketiga item tersebut memperoleh persentase sebesar 100%, yang artinya seluruh UMKM yang menjadi responden memilih penetapan harga yang sama. Berbeda halnya pada item penetapan harga yang lain, yaitu pada item nomor 3, yaitu harga yang ditetapkan UMKM berdaya saing terhadap kompetitornya. Hasil yang diperoleh dari item nomor 3 sebesar 60%, artinya terdapat 12 UMKM yang menetapkan harga batik dengan cara yang sama.

Selain itu, terdapat juga strategi dalam menetapkan harga dengan jawaban dari 20 responden tidak semua memilih untuk menggunakan penetapan harga yang sama. Seperti pada item nomor 5 yaitu harga yang ditetapkan berdasarkan harga pasar ditambah laba yang diharapkan. Jumlah responden yang memilih sebanyak 11 UMKM. Pada indikator penetapan harga juga memperoleh skor terendah yang dapat dicapai yaitu

50

pada item pernyataan nomor 1 yaitu strategi penetapan harga yang sesuai dengan harga dipasaran. Pada strategi tersebut UMKM yang memilih sebanyak 9 responden atau sebesar 45%.

d. Keberlangsungan Usaha

Pada indikator keberlangsungan usaha, terdapat 5 item pernyataan yang menunjukkan apakah dengan adanya strategi inovasi serta penetapan harga, memiliki dampak terhadap keberlangsungan suatu usaha batik. Pengukuran suatu usaha dikatakan berkembang jika memenuhi beberapa kriteria. Pada tabel 5.10 disajikan data yang UMKM yang dikatakan berjalan dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria yang dibentuk semata-mata bukan menjadi tolok ukur usaha, kriteria ini didasarkan atas data di lapangan yang ditemukan.

Tabel 5.10 Distribusi Persentase Jawaban Responden Mengenai Keberlangsungan Usaha

No Pernyataan Jumlah % Responden

1

Laba yang diperoleh tiap periode selalu

meningkat 16 80%

Batik Sembung, Sekar Langit,

Banyu Sabrang, Tamara,

Sinar Abadi, Yoga, Kencono Progo, Senok, Thok Thil, Mandiri, Anugerah, Estin 1, Estin 2, Sembayung, Farras, Satuhu

2

Omzet penjualan

meningkat 17 85%

Batik Sembung, Sekar Langit,

Banyu Sabrang, Aricha,

Tamara, Sinar Abadi, Yoga, Senok, Thok Yhil, Mandiri, Mdr, Anugerah, Estin 1, Estin 2, Sembayung, Farras, Satuhu 3

Jumlah

pelanggan 18 90%

Batik Sembung, Sekar Langit,

No Pernyataan Jumlah % Responden

semakin bervariasi

Tamara, Sinar Abadi, Yoga, Senok, Thok Thil, Mandiri, Mdr, Anugerah, Darminto, Estin 1, Estin 2, Sembayung, Farras, Satuhu 4 Memiliki pelanggan tetap yang cukup memadai 16 80%

Batik Sembung, Sekar Langit,

Banyi Sabrang, Aricha,

Tamara, Sinar Abadi,

Raharjo, Yoga, Kencono

Progo, Senok, Thok Thil, Mdr, Darminto, Sembayung, Farras, Satuhu 5 Meningkatnya laba akan mempengaruhi jumlah karyawan 3 15%

Batik Banyu Sabrang,

Anugerah, Farras

Sumber: data diolah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa item pernyataan yang merupakan kriteria keberlangsungan paling banyak dipilih pada nomor 3 yaitu keberlangsungan usaha pada jumlah pelanggan semakin bervariasi, dengan persentase sebesar 90%. UMKM yang mengalami keberlangsungan tersebut terdapat 18 UMKM dari 20 UMKM yang menjadi responden. Pada item lain yang banyak dipilih adalah kriteria pada nomor 2 yaitu kenaikan pada omzet penjualan, dari 20 responden memilih item tersebut sebanyak 17 responden atau sebesar 85%.

Kriteria lain yang dirasakan oleh responden adalah pada item nomor 1 dan 4 yang memiliki jumlah jawaban sama yaitu sebanyak 16 responden, dengan item laba yang diperoleh tiap periode selalu meningkat dan pada

52

item nomor 4 memiliki jumlah pelanggan tetap yang cukup memadai. Pada indikator keberlangsungan usaha, juga diperoleh jumlah terendah yang dapat dicapai sebesar 15%, dimana terdapat 3 UMKM yang mengalami keberlangsungan pada usahanya dengan kriteria meningkatnya laba akan mempengaruhi jumlah karyawan.

2. Analisis per UMKM

Bagian ini akan dianalisis, dari 20 UMKM berapa dan apa strategi yang dipilih pada tiap indikator yaitu proses pengembangan inovasi desain batik, strategi inovasi berdampak pada keberlangsungan usaha, penetapan harga sebagai strategi keberlangsungan usaha, dan indikator keberlangsungan usaha. a. Proses Pengembangan Inovasi Desain Batik

Indikator proses pengembangan inovasi terdapat 9 item mengenai proses pengembangan apa saja yang dipilih oleh 20 responden. Item pada indikator ini dapat dilihat pada tabel 5.7 halaman 44.

Berikut ini akan disajikan mengenai data tiap-tiap responden, berupa jumlah alternatif proses dalam mengembangkan inovasi yang digunakan pada tiap usaha batik. Tabel 5.11 menunjukkan bahwa terdapat 6 kelompok UMKM, dimana dalam tabel tersebut dibentuk adanya ranking.Ranking ini dilakukan guna untuk mempermudah pembaca dalam menganalisis.

Jumlah tertinggi yang dapat dicapai padaalternatif proses

perolehan jenis pengembangan sebesar 1 item. Alternatif jawaban untuk indikator proses pengembangan dapat dilihat pada tabel 5.7. Di bawah ini disajikan tabel yang berupa data atas jumlah perolehan tiap responden:

Tabel 5.11 Distribusi Jumlah Per Responden Pada Indikator Proses Pengembangan Inovasi Batik

Proses Pengembangan Inovasi Batik

Responden Jumlah proses pengembangan inovasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Batik Mdr 6 v v v v v V Batik Anugerah 6 v v v v v V Batik Tamara 6 v v v v v V

Batik Sinar Abadi 5 v v v v V

Batik Mandiri 5 v v v v v Batik Sembung 5 v v v v v Batik Sembayung 5 v v v v v Sekar Langit 5 v v v v v Batik Darminto 5 v v v v v Banyu Sabrang 4 v v v v Batik Yoga 4 v v v v Batik Estin 2 4 v v v v Batik Farras 3 v v v Batik Satuhu 3 v v v Batik Senok 3 v v v

Batik Thok Thill 3 v v v

Batik Estin 1 3 v v v

Batik Aricha 2 v v

Batik Raharjo 2 v v

Batik Kencono Progo 1 v

Sumber: data diolah

Keterangan:

1= Inovasi pada produk hanya disesuaikan dengan permintaan konsumen 2= Inovasi desain batik bersumber dari karyawan

3= Inovasi desain batik bersumber dari pemilik 4= Inovasi desain batik bersumber pada pihak lain 5= Inovasi produk berfokus pada desain

6= Inovasi dalam hal proses produksi 7= Inovasi bahan baku

54

8= Keterbatasan pengetahuan proses produksi oleh pekerja, berdampak pada biaya produksi yang tinggi

9= Terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk

Berdasarkan data pada tabel 5.11 kelompok UMKM yang termasuk dalam ranking pertama, memiliki jumlah inovasi tertinggi adalah pada responden Batik MDR, Batik Anugerah, dan Batik Tamara dengan jumlah alternatif yang digunakan sebanyak 6 dari 9 alternatif jawaban yang telah disediakan. Alternatif yang dipilih oleh Batik MDR adalah inovasi pada produk hanya disesuaikan dengan permintaan konsumen. Inovasi desin batik bersumber dari pemilik, inovasi desain batik bersumber pada pihak lain (seniman), inovasi dalam hal proses produksi, inovasi pada bahan baku dan alternatif terakhir yang dipilih adalah terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk.

Berbeda dengan alternatif jawaban yang dipilih oleh Batik Aungerah, alternatif yang dipilih adalah inovasi desain batik bersumber dari pemilik, inovasi desain batik bersumber pada pihak lain, inovasi dalam hal proses produksi, inovasi bahan baku, keterbatasan pengetahuan proses produksi oleh pekerja yang berdampak pada biaya produksi yang tinggi, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk.

Pada alternatif jawaban yang dipilih oleh Batik Tamara terdapat 6 alternatif diantaranya inovasi pada produk hanya disesuaikan dengan permintaan konsumen, inovasi desain batik bersumber dari karyawan. Inovasi desain batik bersumber dari pemilik, inovasi batik bersumber pada

pihak lain (seniman), adanya keterbatasan pengetahuan proses produksi oleh pekerja yang berdampak pada biaya produksi yang tinggi, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk.

Pada kelompok dengan ranking kedua juga diikuti dengan jumlah alternatif sebanyak 5, dan terdapat 6 UMKM yaitu Batik Sinar Abadi, Batik Mandiri, Batik Sembung, Batik Sembayung, Batik Sekar Langit, dan Batik Darminto. Jawaban dari Batik Sinar Abadi dan Batik Sekar Langit menunjukkan pilihan jawaban yang sama yaitu inovasi pada produk hanya disesuaikan dengan permintaan konsumen, inovasi desain batik bersumber dari pemilik, inovasi desain batik bersumber pada pihak lain (seniman), adanya keterbatasan pengetahuan proses produksi oleh pekerja yang berdampak pada biaya produksi yang tinggi, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk.

Hasil yang sama juga diperoleh Batik Sinar Abadi tetapi alternatif jawaban yang dipilih berbeda, yaitu inovasi desain batik bersumber dari pemilik, inovasi desain batik bersumber dari pihak lain (seniman), inovasi dalam hal proses produksi, inovasi bahan baku, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk. Untuk Batik Mandiri memilih alternatif yang berbeda meskipun hasil dari jumlah alternatif sama, alternatif tersebut ialah inovasi desain batik bersumber dari karyawan, inovasi desain batik bersumber dari pemilik,inovasi desain batik bersumber dari pihak lain

56

(seniman), inovasi dalam hal proses bahan baku, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk.

Batik Darminto memilih 5 alternatif jawaban, yaitu inovasi desain batik bersumber dari pemilik, inovasi desain batik bersumber pada pihak lain (seniman), inovasi dalam hal proses produksi, adanya keterbatasan pengetahuan proses produksi oleh pekerja yang berdampak pada biaya produksi yang tinggi, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk. Pada UMKM yang terakhir yaitu Batik Sembayung, dengan perolehan jumlah alternatif sebesar 5 yaitu inovasi desain batik bersumber pada pihak lain (seniman), inovasi produk berfokus pada desain, inovasi dalam hal proses, inovasi bahan baku, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk.

Bagian pada kelompok ranking ketiga diperoleh jumlah jawaban sebanyak 4 alternatif, dengan UMKM yang memilih berjumlah 3 UMKM yaitu Batik Banyu Sabrang, Batik Yoga, dan Batik Estin 2. Untuk Batik Banyu Sabrang dan Batik Yoga memilih 4 alternatif yang sama diantaranya inovasi desain batik bersumber dari pemilik, inovasi dalam hal proses produksi, inovasi bahan baku, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk. Lain halnya dengan Batik Estin 2 yang memilih alternatif jawaban diantaranya inovasi desain batik bersumber dari pemilik, inovasi dalam hal proses produksi, adanya keterbatasan

pengetahuan proses produksi oleh pekerja yang berdampak pada biaya produksi yang tinggi, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produksi.

Kelompok selanjutnya yang berada pada ranking keempat, dengan jumlah jawaban alternatif sebesar 3 diperoleh UMKM Batik Senok, Batik Thok Thil, Batik Estin 1, Batik Farras, dan Batik Satuhu. Batik Senok dan Batik Satuhu memilih memilih alternatif jawaban yang sama sebanyak 3 yaitu inovasi desain batik bersumber dari pemilik, inovasi dalam hal proses produksi, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk.

Alternatif lain juga dipilh oleh Batik Thok Thil dengan jumlah jawaban sebesar 3 adalah inovasi desan batik bersumber dari pemilik, inovasi produk berfokus pada desain, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk. Jumlah yang sama juga diperoleh Batik Estin 1 dengan alternatif yang berbeda diantaranya inovasi desain batik bersumber pada pihak lain, adanya keterbatasan pengetahuan proses produksi oleh pekerja, yang berdampak pada biaya produksi yang tinggi, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk. Pada Batik Farras juga memperoleh jumlah yang sama sebanyak 3 alternatif yaitu inovasi desan batik bersumber dari pemilik, inovasi bahan baku, dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk.

Pada ranking kelima dengan jumlah jawaban sebanyak 2 alternatif, dan UMKM yang memperoleh hasil yang sama terdapat 2 UMKM yaitu Batik Aricha dan Batik Raharjo. Untuk Batik Aricha alternatif jawaban

58

yang dipilih inovasi dalam hal proses produksi dan terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk. Berbeda jawaban dengan apa yang telah dipilih oleh Batik Raharjo dimana pemilik usaha menjawab pada alternatif inovasi desain batik bersumber dari pemilik dan inovasi produk berfokus pada desain.

Pada indikator proses pengembangan juga dicapai skor terendah, dimana skor terendah masuk kedalam rangking keenam. Skor terendah diperoleh Batik Kencono Progo yang hanya memilih 1 dari 9 alternatif jawaban yang disediakan, alternatif tersebut ialah terdapat beberapa inovasi untuk jenis produk.

b. Strategi Inovasi Berdampak Pada Keberlangsungan Usaha

Indikator strategi inovasi terdapat 4 strategi yang ditetapkan. Pada tabel 5.12 menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dapat dicapai oleh responden dengan jumlah jawaban sebesar 4, dan skor terendah yang dapat dicapai pada indikator ini sebesar 2.

Tabel 5.12 Distribusi Jumlah Per Responden Pada Indikator Strategi Inovasi Berdampak Pada Keberlangsungan Usaha

Strategi Inovasi Berdampak Pada Keberlangsungan Usaha Responden Jumlah Strategi inovasi 1 2 3 4 Batik Sembung 4 v v v V Sekar Langit 4 v v v V Batik Anugerah 3 v v V Banyu Sabrang 3 v v V Batik Tamara 3 v v V Batik Darminto 3 v v V

Sumber: Data diolah

Keterangan:

1= Strategi inovasi pada produk hanya disesuaikan dengan permintaan konsumen

2= Strategi inovasi baru memberikan dampak pada kenaikan omzet penjualan 3= Strategi pada desain produk atau kualitas akan meningkatkan laba

4= Strategi inovasi baru memberikan dampak terhadap ketertarikan pembelian oleh pelanggan

Tabel 5.12 pada kelompok UMKM yang memperoleh jumlah tertinggi dan masuk ke dalam rangking pertama, yaitu jumlah strategi sebanyak 4 dicapai oleh 2 UMKM Batik Sembung dan Batik Sekar Langit strategi tersebut ialah strategi inovasi pada produk hanya disesuaikan dengan permintaan konsumen, strategi inovasi baru memberikan dampak pada kenaikan omzet penjualan, strategi pada desain produk atau kualitas produk akan meningkatkan laba, strategi inovasi baru memberikan dampak terhadap ketertarikan pembelian oleh pelanggan.

Strategi Inovasi Berdampak Pada Keberlangsungan Usaha Responden Jumlah Strategi inovasi 1 2 3 4 Batik Farras 3 v v v Batik Aricha 3 v v v

Batik Sinar Abadi 3 v v v

Batik Raharjo 3 v v v

Batik Kencono Progo 3 v v v

Batik Estin 2 3 v v v

Batik Senok 3 v v v

Batik Thok Thill 3 v v v

Batik Mandiri 3 v v v Batik Mdr 3 v v v Batik Satuhu 3 v v v Batik Estin 1 2 v v Batik Yoga 2 v v Batik Sembayung 2 v v

60

Pada ranking kedua diperoleh 15 UMKM memilih strategi inovasi yang sama sebanyak 3 dari 4 yang ditetapkan yaitu strategi inovasi baru memberikan dampak pada kenaikan omzet penjualan, strategi pada desain produk atau kualitas produk akan meningkatkan laba, dan strategi inovasi baru memberikan dampak terhadap ketertarikan pembelian oleh pelanggan. 15 UMKM tersebut diantaranya adalah Batik Banyu Sabrang, Batik Aricha, Batik Tamara, Batik Sinar Abadi, Batik Raharjo, Batik Kencono Progo, Batik Senok, Batik Thok Thil, Batik Mandiri, Batik MDR, Batik Anugerah, Batik Darminto, Batik Estin 2, Batik Farras, dan Batik Satuhu.

Kelompok UMKM yang termasuk dalam ranking ketiga, adalah UMKM yang memilih 2 strategi dalam menjalankan usahanya. Berdasarkan data terdapat 3 UMKM yang memilih 2 strategi dalam menjalankan usahanya yaitu Batik Yoga, Batik Estin 1, dan Batik Sembayung. Batik Yoga dan Batik Estin 1 memilih dan menerapkan strategi inovasi yang sama sebanyak 2, diantaranya strategi inovasi baru memberikan dampak pada kenaikan omzet penjualan dan strategi pada desain produk atau kualitas produk akan meningkatkan laba. Berbeda halnya dengan Batik Sembayung yang memiliki jumlah 2 strategi tetapi berbeda dalam pemilihan strateginya. Strategi inovasi yang digunakan oleh Batik Sembayung adalah strategi pada desain produk atau kualitas

Dokumen terkait