• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA DAN ANALISIS

B. Analisis Data

Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai pemahaman siswa tentang arus listrik ada baiknya dideskripsikan secara utuh jawaban mengenai pretes, postes, hasil wawancara, dan ide partisipan mengenai tayangan simulasi yang diberikan pada saat pembelajaran dengan simulasi komputer.

Soal nomor 1a, 1b, dan 1c digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang arus listrik. Soal nomor 2a digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep elektron. Soal nomor 3a, 3b, 3c, 3d, 3e, 3f, 3g berhubungan dengan Hukum I Kirchoff. Soal nomor 1d dan 4a digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep atom.

Pemahaman siswa mengenai konsep arus listrik dapat dirangkumkan sebagai berikut:

I. Pemahaman awal Partisipan (sebelum pembelajaran dengan simulasi

komputer).

a. Pemahaman mengenai arus listrik

Berdasarkan jawaban terhadap soal nomor 1a, dapat diketahui pemahaman setiap siswa mengenai pengaruh yang ditimbulkan arus listrik.

+ -

Pada soal nomor 1a siswa ditanya mengapa lampu bisa menyala. Sebagian besar partisipan menjawab bahwa lampu dapat menyala karena adanya “saklar dan baterai”. Hal ini tampak dari jawaban setiap partisipan dalam menjawab soal pretes, yaitu:

ƒ Partisipan 01 menjawab: karena baterai dihubungkan dengan kutub positif (+) dan negatif (-), kemudian disambungkan ke saklar dan saklar ditutup.

ƒ Partisipan 02 menjawab: karena pada saat saklar tertutup akan mengeluarkan sebuah arus listrik dan saling menyalurkan sehingga lampu tersebut hidup.

ƒ Partisipan 03 menjawab: karena dalam memasang baterai tanda positif dan negatif tidak terbalik dan posisi penempatan saklarnya sehingga lampu bisa menyala.

ƒ Partisipan 04 menjawab: karena saklarnya ditutup

Melihat jawaban setiap partisipan tampak adanya kemiripan, yakni adanya komponen “baterai dan saklar” dalam setiap jawaban mereka, jawaban tersebut tidak sepenuhnya salah akan tetapi partisipan tidak memperhatikan komponen-komponen yang lain dari gambar rangkaian yang diberikan. Dari jawaban partisipan menganggap bahwa lampu dapat menyala karena hanya ada baterai dan saklar, hal ini merupakan masalah yang dialami oleh partisipan bahwa mereka tidak memperhatikan komponen-komponen yang lain.

Saat melakukan wawancara dengan partisipan 01 menyatakan bahwa lampu dapat menyala karena adanya baterai, tampak pada hasil wawancara halaman 111 baris 38-39 yaitu:

P : Bagaimana kalau seandainya tidak ada baterai dalam rangkaian tersebut” S : Tidak bisa menyala”!

Halaman 112 baris 13 yakni:

Pernyataan yang sama juga tampak pada hasil wawancara dengan partisipan 02 dapat ditunjukkan pada halaman 118 baris 34 yaitu:

S : Untuk menghidupkan sebuah lampu diperlukan sebuah baterai

Walaupun hampir semua partisipan menganggap bahwa lampu bisa menyala karena adanya komponen baterai dan saklar, namun partisipan sendiri tidak bisa menjelaskan fungsi baterai dengan benar. Pada soal nomor 1b siswa diminta untuk menjelaskan fungsi baterai. Partisipan 01, 02, dan 03 tidak bisa menjelaskan fungsi baterai dengan benar. Hal ini tampak dari jawaban masing-masing partisipan dalam menjawab soal nomor 1b. Salah satu jawaban partisipan 02 yaitu:

“Baterai berfungsi sebagai alat atau arus pelancar pada tegangan dan memberikan kekuatan arus dengan cepat”.

Pernyataan diatas didukung oleh partisipan 02 dalam membuat hubungan berarti antara konsep, partisipan menyebutkan bahwa kuat arus dapat menimbulkan tegangan dan kuat arus merupakan ketahanan (kekuatan) arus listrik. Hal ini merupakan masalah yang dialami oleh partisipan 02. Sedangkan partisipan 03 menyebutkan bahwa fungsi baterai adalah untuk menghasilkan arus listrik. Pernyatan ini tidak sepenuhnya salah akan tetapi lebih tepat bahwa fungsi baterai sebagai sumber tegangan sehingga dapat menimbulkan arus listrik.

Sebagian besar partisipan menyimpulkan fungsi baterai dengan melihat gejala yang timbul pada lampu. Bahwa fungsi baterai adalah untuk menghidupkan lampu. Hal ini tampak dari hasil wawancara dengan partisipan 02. Halaman 118 baris 34-36

S : Untuk menghidupkan sebuah lampu diperlukan sebuah baterai, baterai disini berfungsi untuk prosesnya suatu arus dan cepat mengahantarkan suatu panas atau kalor kepada lampu tersebut sehingga lampu bisa menyala.

Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa partisipan tidak memahami fungsi baterai dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa partisipan tidak bisa memahami syarat-syarat terjadinya arus listrik.

Namun partisipan 04 hampir dapat menjelaskan jawabannya dengan benar, hal ini terungkap dari hasil wawancara halaman 128 baris 7-9 yakni:

P : Mengapa pada saat saklar ditutup lampu bisa menyala?

S : Karena arus yang ditimbulkan oleh baterai tersebut dapat mengalir dan mengakibatkan lampu bisa menyala.

Melihat hasil wawancara dengan partisipan 04 sebenarnya partisipan tersebut bisa menjawab soal nomor 1a, hal ini tampak dari pernyataan yang berikan yakni: “Karena arus yang ditimbulkan oleh baterai tersebut dapat mengalir dan mengakibatkan lampu bisa menyala”. Pernyataan ini diperkuat oleh jawaban partisipan dalam menjawab soal nomor 1b, yaitu: fungsi baterai sebagai sumber tegangan yang dapat menimbulkan arus listrik.

Secara konseptual pemahaman setiap partisipan dalam mendefinisikan konsep arus listrik bervariasi. Hal ini dapat kita lihat dari jawaban setiap partisipan untuk soal nomor 1c. Pada soal nomor 1c siswa ditanya apakah arus listrik sesungguhnya. Partisipan 03 dan 04 mendefinisikan konsep arus listrik dengan melihat gejala yang ditimbulkan arus listrik tersebut pada lampu. Partisipan menjawab bahwa arus listrik

dihadapi partisipan adalah tidak bisa menjelaskan mengapa arus listrik dapat mengakibatkan lampu menyala. Pemahaman partisipan dalam mendefinisikan konsep arus listrik hanya memandang gejala yang ditimbulkan oleh arus listrik tersebut padahal fungsi arus listrik bukan hanya bisa menyalakan lampu.

Partisipan 01 mendefinisikan konsep arus listrik didasarkan pada jenis rangkaian yang dialiri oleh arus listrik tersebut. Hal ini tampak pada jawaban partisipan pada soal nomor 1c. Partisipan menjawab bahwa arus listrik sesungguhnya adalah arus listrik rangkaian pararel. Pernyataan serupa juga terungkap saat peneliti melakukan wawancara dengan partisipan 01, yang tampak pada halaman 112 baris 24-26 yakni:

S : Kalau menurut saya yang mengalir itu emang itu arus listrik, tapikan’ disini prosesnya pararel beda dengan seri soalnya kan ada penghubung saklar dengan lampu sehingga menimbulkan…caranya ini menunjukkan cara pararel gitu lo pak, n’dak seri.

Halaman 112 baris 7-10, yaitu sebagai berikut:

P : Rangkaian pararel itu rangkaian yang bagaimana?

S : Rangkaian yang secara tidak berseri, jadi nyambung-menyambung. Kalau berseri dia kan satu arah, ini ada sambungan saklar jadi dia pararel, kalau seri” kan dia langsung baterai.

Melihat hasil wawancara tersebut ada dua permasalahan yang dimiliki oleh partisipan. Pertama partisipan tidak bisa menjelaskan pengertian arus listrik dengan benar. Partisipan mendefinisikan arus listrik didasarkan pada jenis rangkaian yang dialiri arus listrik, hal ini merupkan masalah yang dihadapi oleh partisipan. Partisipan menganggap secara konseptual bahwa arus listrik yang mengalir pada rangkaian seri

berbeda dengan arus listrik yang mengalir pada rangkaian pararel maupun rangkaian gabungan. Padahal secara konseptual arus listrik yang mengalir pada rangkaian seri, pararel, maupun rangkaian gabungan adalah sama.

Masalah kedua, partisipan tidak bisa menjelaskan jawabannya dengan tepat. Hal ini tampak pada saat partisipan menjelaskan konsep rangkaian pararel. Yang dapat ditunjukkan pada hasil wawancara halaman 112 baris 29-31 yakni:

S : Bedanya, kalo seri itu searah dan tidak ada sambungan ini (saklar), tapi kalo pararel dia bisa bolak-balik arusnya dan disini ada saklar sehingga disebut pararel, jika tidak ada kan dia langsung seri. Disini baterai positif kemudian langsung hidup lampu.

Partisipan menganggap bahwa perbedaan antara rangkaian pararel dengan rangkaian seri terletak pada arah arus listrik dan ada atau tidaknya saklar pada suatu rangkaian. Arah arus listrik rangkaian pararel maupun rangkaian seri adalah sama, bahwa secara umum arah arus listrik adalah arah arus listrik konvensional yang bergerak dari kutub positif (+) menuju kutub negatif (-) diluar baterai. Salah satu sifat yang membedakan rangkaian seri dengan rangkaian pararel adalah kuat arus listriknya. Pada rangkaian seri kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen sama I1= I2= I3 = . . . = I.

Sedangkan pada rangkaian pararel kuat arus yang melaui hambatan pengganti pararel sama dengan jumlah kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen I = I1 + I2+ I3 .

Ada atau tidaknya saklar pada rangkaian tidak mempengaruhi kuat arus listrik yang mengalir karena fungsi saklar hanya untuk memutus dan menghubungkan arus listrik, sehingga keberadaan saklar tidak berpengaruh pada kuat arus listrik rangkaian

rangkaian tidak bisa menunjukkan apakah rangkaian tersebut jenis rangkaian pararel atau seri.

b. Pemahaman partisipan mengenai elektron

Berdasarkan jawaban partisipan terhadap soal nomor 2a, dapat diketahui pemahaman mengenai pembawa muatan pada zat padat untuk setiap partisipan hampir sama.

Model tom Bohr

Gambar 4

K L M N

Pada soal nomor 2a partisipan ditanya, elektron pada lintasan (orbit) manakah (K, L, M, atau N) yang paling mudah bergerak dengan bebas ? jelaskan !

Sebagian besar partisipan dapat menjawab soal dengan benar. Jawaban sebagian besar partisipan yaitu “elektron yang paling mudah bergerak terdapat pada lintasan N”. Walaupun partisipan dapat menjawab soal dengan benar tetapi mereka tidak bisa menjelaskan jawaban yang diberikan. Hal ini dapat ditunjukkan dari jawaban beberapa partisipan yang disertai dengan penjelasannya, yaitu:

ƒ Partisipan 01 menjawab: pada lintasan N, karena sedikit mempunyai elektron sehingga pada lintasan tersebut elektronnya paling mudah bergerak.

ƒ Partisipan 02 menjawab: pada lintasan N, sebab pada lintasan tersebut hanya memiliki 1 elektron saja sehingga tidak terlalu berimpit-impitan dan elektronnya pun dapat bergerak bebas.

ƒ Partisipan 04 menjawab: pada lintasan N, karena dilintasan N hanya terdapat 1 elektron sehingga elektron tersebut dapat bergerak bebas sedangkan dilintasan yang lain terdapat banyak elektron.

Melihat jawaban partisipan 01, 02, dan 04 tampak adanya kemiripan dalam memberikan penjelasan mengenai jawaban yang diberikan. Mereka menganggap bahwa semakin sedikit elektron yang berada pada lintasan tersebut maka elektronnya akan semakin mudah bergerak. Pendapat ini diperkuat setelah melakukan wawancara, yakni sebagai berikut:

Partisipan 01 dapat ditunjukkan pada halaman 114 baris 15-16:

P : Berarti semakin banyak elektronnya, menurut Gustri, semakin sulit bergerak? S : Ya”.

Partisipan 02 dapat ditunjukkan pada halaman 119 baris 41-42:

P : Berarti semakin banyak elektronnya maka semakin sulit bergerak S : Ya”

Partisipan 04 dapat ditunjukkan pada halaman 129 baris 4-6:

P : Jika elektron pada lintasan N lebih dari satu misalnya 8. Apakah masih dapat bergerak dengan bebas?

S : Tidak bisa !

Melihat hasil wawancara dengan partisipan 01, 02, dan 04. Peneliti menyimpulkan bahwa sukar-mudahnya elektron bergerak dalam suatu lintasan dipengaruhi oleh banyak sedikitnya elektron yang berada pada lintasan tersebut. Hal ini merupakan masalah yang dihadapi oleh partisipan. Karena sukar-mudahnya elektron untuk melepaskan diri dari lintasannya dipengaruhi oleh gaya tarik elektron dengan inti atomnya. Biasanya pada lintasan terluar (lintasan N) elektronnya semakin mudah

melepaskan diri dari atom karena jaraknya dengan inti semakin jauh sehingga gaya tarik antara elektron dengan intinya semakin lemah.

Berbeda dengan pemahaman partisipan 03. Pada soal nomor 2a partisipan menjawab bahwa elektron yang paling mudah bergerak pada lintasan K. Dapat ditunjukkan dari jawaban partisipan yaitu:

ƒ Partisipan 03 menjawab: Pada lintasan K karena pada lintasan K ini lebih dekat dengan intinya dan memudahkannya bergerak dengan bebas dan mudah.

Melihat jawaban partisipan 03. Tampak bahwa partisipan menganggap elektron yang mudah bergerak adalah yang paling dekat dengan inti. Partisipan mengandaikan gerakan elektron sama dengan model tatasurya. Hal ini terunggkap melalui wawancara yang dapat ditunjukkkan pada halaman 124 baris 29-30 yaitu sebagai berikut:

P : Mengapa lebih dekat dengan inti elektronnya lebih mudah bergerak? S : Seperti tatasurya itu lo.., kalo lebih dekat matahari’ lebih cepat bergerak

Melihat hasil wawancara, peneliti menyimpulkan bahwa gerakan elektron sama dengan gerakan planet-planet mengelilingi matahari. Hal ini merupakan masalah yang dihadapi oleh partisian. Di satu sisi memang ada kesamaan bahwa elektron dan planet sama-sama bergerak dalam lintasan-lintasan tertentu. Tetapi perbedaan antara keduanya yaitu elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lainnya. Sedangkan sampai sejauh ini belum ada planet yang berpindah pada lintasan planet yang lain.

c. Pemahaman partisipan mengenai Hukum I Kirchoff

1) Pemahaman mengenai pembagian arus pada titik percabangan.

Berdasarkan jawaban terhadap soal nomor 3a dan 3b dapat diketahui pemahaman partisipan mengenai pembagian arus pada titik percabangan.

I1

I3

I4

Gambar 5

I2

Pada soal nomor 3a dan 3b partisipan ditanya mengenai perbandingan kuat arus I1

dengan I2 dan I1 dengan I4 secara kualitatif. Pertanyaan yang diberikan adalah sebagai berikut:

a) Apakah arus I1 sama dengan arus pada I2 ? jelaskan ! b) Apakah arus I1 sama dengan arus pada I4 ? jelaskan !

Jawaban yang diberikan oleh masing-masing partisipan terhadap soal nomor 3a dan 3b, adalah sebagai berikut:

Tabel 6: Variasi jawaban pretes soal nomor 3a dan 3b. No Soal Partisipan 01 Partisipan 02 Partisipan 03 Partisipan 04

3a Tidak sama Tidak sama Tidak sama Tidak sama

Pada soal nomor 3a dan 3b semua partisipan dapat menjawab soal dengan benar. Namun hampir sebagian besar partisipan tidak bisa menjelaskan jawabannya dengan benar. Seperti yang ditunjukkan oleh partisipan 01, 02, dan 04 berikut ini:

Partisipan 01 bisa menjawab soal 3a dan 3b dengan benar, namun tidak bisa memberi penjelasan yang tepat atas jawabannya. Hal ini tampak dari penjelasan yang diberikan pada soal 3b yaitu “kuat arus I1 dan I4 sama karena arus I1 dan I4 memiliki arus yang sama tetapi berbeda arahnya”. Penjelasan diperkuat oleh partisipan pada saat dilakukan wawancara. Yang dapat ditunjukkan pada halaman 115 baris 29,32-34:

P : Terus kalau begitu arus I1 kan menuju I2 dan I3, arah I4 bagaimana? S : Dia masuk ke I3, I2 lalu ke I1.

P : Berarti dengan kata lain menurut Gustri arah I1 dan I4 itu berlawanan? S : Ya..”

Dari hasil wawancara tampak bahwa partisipan menganggap pada saat arus I1 menuju I2 dan I3 pada saat yang sama dengan arah berlawanan ada arus yang berasal dari I4 menuju I2 dan I3. Hal ini merupakan masalah yang dihadapi oleh partisipan 01. Pada dasarnya dalam suatu rangkaian listrik tidak ada dua arah arus listrik yang mengalir secara berlawan maupun searah secara bersamaan dalam satu kabel penghubung.

Setelah melakukan wawancara lebih jauh ternyata peneliti menemukan beberapa masalah terhadap partisipan 01 dan 02 yaitu:

Pertama: partisipan 01 menganggap arus I2 lebih besar dari I1. Pernyataan ini terungkap pada hasil wawancara halaman 114 baris 44-46:

P : Tadi Gustri bilang I1 dan I2 itu tidak sama ya?” menurut kamu yang paling besar antara I dan I itu yang mana?

S : Yang I2

Pernyataan yang sama juga terungkap saat melakukan wawancara dengan partisipan 02. Yang dapat ditunjukkan pada halaman 120 baris 14-17:

P : Jawaban Devta: Tidak karena jumlah arus yang diterima I2 sudah bertambah sehingga berbeda dengan jumlah arus I1 sebelumnya

P : Maksudnya arus I2 tersebut bertambah dari mana? S : Dari arus I1

Dari hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa partisipan belum memahami konsep mengenai pembagian arus pada titik percabangan. Partisipan 02 menganggap bahwa sebelum dilewati arus I1 maka I2 sudah memilki arus. Padahal arus I2 adalah bagian dari arus I1 sehingga tidak mungkin jumlah arus I2 melebihi jumlah arus I1.

Sedangkan partisipan 01 menganggap arus I1 lebih kecil karena arusnya akan terbagi pada I3 sebelum arus tersebut sampai pada I4, sedangkan arus I2 langsung menuju I4 tanpa terbagi pada arus I3. Pernyataan ini terungkap pada hasil wawancara halaman 115 baris 1-4:

P : Kenapa I2 lebih besar?

S : Karena I2 kan arahnya langsung, otomatis dia langsung memiliki arus yang akan menuju ke I4. Jadi kalau dia melalui I3 emang dia belum begitu lancar gitu maksudnya.Ini kan’ yang paling saya amati I1 dengan I2 itu yang leih besar I2

Dari hasil wawancara tampak bahwa partisipan tidak memperhatikan sumber arus listriknya. Hal ini merupakan masalah yang dihadapi oleh partisipan 01. Berdasarkan gambar rangkaian soal nomor 3, arus akan mengalir dari I1 kemudian arus tersebut terbagi melalui I2 dan I3 terus menyatu kembali pada I4. Jadi dengan kata lain I1 =

I4=I2+I3. Sehingga arus I2 tidak akan melebihi jumlah arus pada I1 karena arus yang ada pada I2 sebagian mengalir pada I3.

Kedua: partisipan 01 menganggap bahwa arus I3 akan selalu lebih besar dari I2. Pernyataan ini terungkap pada hasil wawancara halaman 115 baris 7-9:

P : Kemudian I2 dan I3 itu, kalau seandainya I1 mengalir melewati I2 kemudian I3, menurut Gustri yang paling besar antara I2 dan I3 itu yang mana?

S : I3.

Partisipan menganggap bahwa arus I3 lebih besar karena mendapat tambahan dari I4. Pernyataan ini terungkp pada hasil wawancara halaman 115 baris 16-18, 20:

P : Kenapa I3 lebih besar?

S : Itu.., karena dia kan arus nya begini jadi dari pusat I1 kalau menuju I4 dia kan melalui timbal balik.

S : Dari I1 lewat I3 lewat I4

Dari hasil wawancara tampak bahwa partisipan tidak memperhatikan arus I2. Padahal I2 juga seharusnya dilewati arus yang berasal dari I1. Besarnya I2 dan I3 adalah tergantung pada masing-masing hambatan (R) pada setiap percabangan. Semakin besar hamabatan R maka arusnya akan semakin kecil, namun sebaliknya jika hambatannya kecil maka arusnya akan besar. Secara matematis dapat dituliskan

hubungan kuat arus dengan hambatan yaitu:

R V I =

Dimana: I = kuat arus V = beda potensial R = hambatan

Partisipan 03 dapat menjawab soal nomor 3a dan 3b dengan benar, disertai dengan penjelasan yang hampir tepat. Jawaban partisipan 03 dapat ditunjukkan yakni sebagai berikut:

ƒ Arus I1 tidak sama dengan I2 karena arus I1 tidak hanya bergerak pada I2 tetapi juga pada I3 sehingga arusnya terbelah menjadi dua. Pertama arusnya dari I1 kemudian bergerak menuju I2 dan I3.

ƒ Arus I1 sama dengan I4 karena arus I4 adalah gabungan dari I2 dan I3 sehingga kumpul jadi satu, pertama arusnya dari I1 kemudian arusnya ke I2 dan I3 kemudian kumpul lagi menjadi satu yaitu pada I4.

Melihat jawaban partisipan 03, peneliti menyimpulkan bahwa partisipan 03 sudah memahami konsep mengenai pembagian arus pada suatu titik percabangan.

Berbeda dengan partisipan 01, 02, dan 03. Pemahaman partisipan 04 dapat dilihat berdasarkan jawaban terhadap soal nomor 3a dan 3b sebagai berikut:

ƒ Karena lintasan arus I2 lebih panjang sehingga arusnya pun lebih besar.

ƒ Karena panjang lintasannya sama, sehingga arusnya pun sama.

Dari jawaban, partisipan menganggap bahwa besar kecilnya arus listrik tergantung pada panjang lintasannya. Pernyataan ini diperkuat oleh partisipan saat melakukan wawancara yang dapat ditunjukkan pada halaman 129 baris 32-33:

P : Berarti kuat arusnya tergantung pada panjng lintasannya S : Ya”

Dengan melihat jawaban dan hasil wawancara, peneliti menyimpulkan bahwa besar kecilnya kuat arus tergantung pada panjang lintasan (panjang kabel penghubung). Hal ini merupakan masalah yang dialami oleh partisipan 04. Padahal berdasarkan soal

nomor 3a, besar kecilnya arus listrik yang mengalir pada I2 dan I3 tergantung nilai hambatan R.

2) Pemahaman mengenai jaringan listrik terbuka

Berdasarkan jawaban terhadap soal nomor 3c, dapat diketahui pemahaman mengenai konsep jaringan listrik terbuka untuk masing-masing partisipan.

R L1 L2

B

+ - Gambar 6

A C

Pada soal nomor 3c partisipan ditanya akibat yang ditimbulkan dalam suatu rangkaian seri apabila salah satu lampu dicabut.

Partisipan 04 tidak memberikan jawaban terhadap soal nomor 3c, sedangkan partisipan 01 dan 03 dapat menjawab soal dengan benar walaupun jawaban kedua partisipan tersebut berbeda didalam penjelasannya, yaitu sebagai berikut:

ƒ Partisipan 01 menjawab: pengaruhnya listrik akan mati karena L1 tidak mempunyai arus yang dialiri oleh listrik.

ƒ Partisipan 03 menjawab: Pengaruhnya jika lampu pada L1 dicabut dan saklar ditutup maka lampu L2 tidak akan menyala

Dilihat dari jawaban, peneliti menyimpulkan bahwa partisipan 01 dan 03 sudah memahami konsep rangkaian terbuka.

Berbeda dengan partisipan 01 dan 03, partisipan 02 mempunyai pendapat lain. Hal ini tampak dari jawaban yang diberikan yaitu: “lampu yang menyala akan redup atau tidak terlalu terang”. Partisipan menganggap bahwa intensitas cahaya yang diberikan dua lampu lebih terang (cahaya lampu L1 + cahaya lampu L2) dibandingkan hanya satu lampu (hanya lampu L2). Pernyataan ini terungkap dari hasil wawancara yang dapat ditunjukkan pada halaman 120 baris 39-41:

P : Mengapa lampu L2 semakin redup

S : Mungkin disitu kan’ hanya satu lampu sehingga intensitas cahayanya pun akan semakin redup dibandingkan dengan dua lampu.

Dari pernyataan diatas partisipan berpendpat bahwa sebenarnya intensitas cahaya lampu L2 tetap, namun intensitas cahaya lampu yang diberikan secara keseluruhan

berkurang karena lampu L1 dicabut. Dengan demikian partisipan 02 menganggap

bahwa didalam rangkaian listrik, arus tetap mengalir walaupun lampu L1 dicabut atau dilepas dari rangkaian. Dengan kata lain, rangkaian terbuka bisa menghantarkan arus listrik. Hal ini merupakan masalah yang dialami oleh partisipan 02 berdasarkan soal nomor 3c. Berdasarkan soal nomor 3c, apabila lampu L1 dicabut atau dilepaskan dari rangkaian, maka kabel penghubungnya akan terputus sehingga tidak ada arus listrik

yang mengalir. Akibatnya lampu L2 tidak akan menyala walaupun dihubungkan

3) Kuat arus lisrik pada rangkaian seri

Pada soal nomor 3d siswa ditanya mengenai pengaruh hambatan R terhadap intensitas kedua lampu, apabila hambatan R posisinya dipindahkan. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

+ - C B Gambar 7 A L1 R L2

Tiga partisipan yakni partisipan 02, 03, dan 04 memberikan jawaban yang sama, walaupun penjelasannya sedikit berbeda. Untuk lebih jelasnya jawaban masing-masing partisipan pada soal nomor 3d adalah sebagai berikut:

ƒ Partisipan 01 menjawab: L1 lebih terang karena lampu L1 tidak ada sambungan-sambungan yang lain sehingga arus listrik langsung menuju ke lampu L1, sehingga lampu L1 menyala lebih terang. Sedangkan L2 lebih redup Karena lampu L2 berada ditengah-tengah sehingga tekanan arus listriknya berkurang akibatnya lampu menjadi redup.

ƒ Partisipan 02 menjawab: L1 lebih redup karena arus yang diterima lebih besar oleh L2 sedangkan L2 lebih terang karena lebih banyak menerima arus listrik yang disalurkan.

ƒ Partisipan 03 menjawab: Karena lampu L2 akan menyala lebih terang dari pada lampu L1 karena lampu L2 lebih dekat dengan hambatan dan saklar dari pada lampu L1

ƒ Partisipan 04 menjawab: L1 lebih redup karena arus yang akan menuju L1 terhambat sehingga lampunya akan redup sedangkan L2 lebih terang karena arusnya lebih banyak terhambat dilampu L1.

Dari jawaban tampak bahwa partisipan 02, 03, dan 04 menjelaskan lampu L1

akan menyala lebih redup dibandingkan dengan lampu L2, namun partisipan 01

memberikan jawaban sebaliknya bahwa lampu L1 akan menyala lebih terang

dibandingkan lampu L2. Walaupun setiap partisipan memberikan penjelasan yang

Dokumen terkait