• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.4 Analisis Angket Tanggapan Guru terhadap Pembelajaran

Tanggapan guru terhadap pembelajaran materi keanekaragaman makhluk hidup dengan menggunakan LKS berbasis guided inquiry diperoleh dari lembar angket. Data tanggapan guru menunjukkan bahwa guru sangat setuju penggunaaan LKS berbasis guided inquiry dalam pembelajaran materi keanekaragaman makhluk hidup. Berdasarkan data juga diperoleh bahwa guru menyatakan setuju jika penggunaan LKS tersebut dapat mengoptimalkan kualitas pembelajaran sehingga kompetensi dapat dicapai oleh siswa karena selain meningkatkan hasil belajar siswa baik dari ranah kognitif maupun psikomotorik. Selain itu, penggunaan LKS berbasis guided inquiry dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan hasil angket secara keseluruhan diketahui bahwa pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis guided inquiry sangat baik diterapkan dalam pembelajaran dengan persentase skor mencapai 82,14 % (Lampiran 31 dan 32).

4.2 Pembahasan

Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai evaluasi harian dan nilai evaluasi akhir. Nilai evaluasi harian yaitu aspek psikomotorik diperoleh dari nilai LKS. Hasil nilai evaluasi akhir aspek kognitif siswa diperoleh dari hasil posttest. Nilai LKS diberikan bobot 1 karena kegiatan belajar dilaksanakan secara berkelompok, sedangkan nilai posttest diberikan bobot 2 karena dilaksanakan secara individu.

Hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik menunjukkan rata-rata menghasilkan data yang kurang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penilaian hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai untuk memperoleh hasil belajar siswa. Materi yang dibahas dan urutan materinya sama. Hasil belajar yang mempunyai kontribusi paling tinggi yaitu nilai kognitif siswa yang membuat nilai hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari kelas kontrol. Nilai posttest siswa yang diberi perlakuan pembelajaran aktif (praktikum) meningkat secara signifikan

dibandingkan dengan siswa yang diberi perlakuan pembelajaran pasif (ceramah) (Slish, 2005)

Penilaian aspek psikomotorik siswa selama kegiatan dalam LKS dinilai dari tiga kegiatan yang ada di dalam LKS. Aspek yang dinilai dalam LKS meliputi keterampilan melakukan pengamatan, keterampilan menalar dan menjawab pertanyaan, keterampilan melakukan percobaan, Keterampilan membuat laporan, dan keterampilan membuat kesimpulan. Aspek yang memiliki nilai kontribusi paling tinggi yaitu nilai aspek keterampilan menalar dan menjawab pertanyaan sedangkan nilai yang terendah terdapat pada aspek keterampilan membuat laporan. Hal tersebut karena dalam pembelajaran siswa mengerjakan sesuai dengan pengalaman secara nyata di lingkungan luar kelas yang sudah siswa dapat ketika melakukan pembelajaran. Cara belajar eksploratif di luar kelas dengan mempelajari suatu fenomena nyata dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang suatu konsep dan meningkatkan daya tahan pemahaman tersebut (informasi) dalam pikiran siswa (Muslich 2009).

Hasil belajar siswa secara keseluruhan dapat ditunjukkan dengan adanya perbedaan antara hasil nilai akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji t, maka dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol, sehingga pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry pada materi keanekaragaman makhluk hidup di MTs NU Ungaran efektif untuk diterapkan. Pembelajaran berbasis guided inquiry berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif karena LKS berbasis inkuiri berisi kegiatan untuk melakukan pengamatan dan dan praktikum sederhana yang dapat membantu siswa menemukan konsep sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat (Rofa, 2012).

Penggunaan pembelajaran inkuiri menyatakan bahwa pembelajaran tersebut membuat siswa tertarik untuk menemukan hipotesa (jawaban) melalui hasil percobaan. Pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry, siswa dihadapkan pada suatu fenomena atau permasalahan yang disajikan dalam LKS,

dari situlah muncul rumusan permasalahan. Siswa diberi kesempatan untuk merencanakan prosedur yang akan dilakukan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, kemudian menyelidiki dan mengorganisasi data yang diperoleh, menganalisis eksplorasi, menjelaskan hingga diberi kesempatan untuk mengembangkan dan memantapkan pemahamannya sendiri tentang konsep serta menerapkannya dalam situasi nyata (Manzoor, 2009).

Pembelajaran menggunakan LKS berbasis Guided Inquiry lebih efektif diterapkan daripada menggunakan metode konvensional (ceramah). Hal ini karena dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan penjelasan dari guru akan tetapi, siswa terlibat aktif dalam melakukan proses pembelajaran dengan panduan mengerjakan LKS tersebut. LKS didesain untuk mengarahkan siswa dalam melakukan serangkaian kegiatan ilmiah melalui pengamatan dan percobaan sederhana. Proses pembelajaran yang telah dilakukan menjadikan siswa terlibat secara langsung dengan melakukan interaksi dengan lingkungan, sehingga dalam prosesnya siswa dapat memperoleh konsep materi secara mantap. Proses pembelajaran yang sedang berlangsung tersebut menjadikan siswa mendapatkan memori pengetahuan lebih kuat dan tidak mudah hilang. Penggunaan LKS berbasis inkuiri mampu mempermudah siswa dalam memahami materi karena LKS dapat merangsang aktivitas dan kreativitas dengan dilengkapi kegiatan pengamatan dan percobaan (Assalma, 2013).

Data lain yang menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry lebih baik dapat dilihat dari ativitas siswa. Berdasarkan data aktivitas siswa yang diukur dengan lembar kinerja aktivitas siswa menunjukan hasil rata-rata aktivitas (sangat aktif) pada kelas eksperimen, dan rata-rata aktivitas (aktif) pada kelas kontrol. Berdasarkan data aktivitas siswa antara kedua kelas tersebut menunjukan aktivitas yang sama-sama aktif, tetapi rata-rata aktivitas kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran (pengamatan dan percobaan) dari pada pembelajaran yang hanya menggunakan LKS yang sudah ada dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Pada kelas eksperimen aktivitas pada saat pertemuan pertama pembelajaran terdapat satu orang siswa yang mempunyai indeks aktivitas kurang aktif. Hal tersebut karena menurut guru kondisi anak tersebut mempunyai kepribadian yang tertutup sehingga susah untuk bersosialisasi dengan hal-hal yang dianggap baru. Setelah pertemuan ke 2 siswa tersebut sudah mulai berani berinteraksi dengan suasana pembelajaran yang diterapkan sehingga nilai aktivitasnya menjadi lebih baik.

Aktivitas siswa pada kelas eksperimen secara klasikal menunjukkan kategori sangat aktif. Hal ini ditunjukkan dari kegiatan pembelajaran dengan melakukan pengamatan dan percobaan sederhana sehingga siswa lebih bersemangat dan memotivasi dirinya untuk mengembangkan rasa ingin tahunya terhadap materi yang sedang dipelajari dengan cara berinteraksi secara langsung melalui lingkungan di sekitarnya. Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep, prinsip, teori dan model. Alasan yang diambil karena dalam pembelajaran inkuiri untuk LKS menggunakan langkah-langkah yang ada dalam pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang serta sesuai dengan karakteristik siswa yang masih baru menerima model pembelajaran konstruktivis (Sujudi, 2011).

Data pendukung yang menunjukkan pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry dikatakan lebih baik diperoleh dari hasil tanggapan siswa dan guru. Analisis tanggapan siswa dilakukan dengan penyebaran angket. Hasil angket yang telah diisi menunjukan bahwa siswa mempunyai tanggapan baik dan tertarik terhadap pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry pada materi keanekaragaman makhluk hidup. Aspek tanggapan siswa yang memperoleh indeks persentase 100 % adalah mengenai tanggapan siswa dalam menemukan konsep setelah menggunakan LKS berbasis guided inquiry. Hal ini sesuai tujuan dari pembelajaran inkuiri yaitu siswa dapat menemukan konsepnya sendiri setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan LKS tersebut. Aspek yang memiliki tanggapan paling rendah sebesar 71 % yaitu mengenai pemahaman materi dengan menggunakan LKS dalam pembelajaran. Aspek tersebut mendapatkan kriteria paling rendah karena dalam memahami materi siswa harus

menemukan konsep secara mandiri terlebih dahulu dengan tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda.

Penggunaan LKS berbasis guided inquiry efektif diterapkan pada materi keanekaragaman makhluk hidup di MTs NU Ungaran. Selain itu, berbagai aktivitas tersebut siswa juga menjadikan siswa merasa senang apabila LKS digunakan saat pembelajaran karena membuat siswa mengerti cara merancang percobaan dan pengamatan dengan langkah percobaan yang sederhana, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan (Wulandari, 2012).

Efektivitas pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terhadap hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya motivasi, antusiasme dan ketertarikan siswa terhadap kegiatan belajar. Hal tersebut sejalan dengan tanggapan siswa yang menyatakan bahwa siswa menyukai suasana saat pembelajaran dan termotivasi untuk belajar lebih baik. Suasana pembelajaran di luar kelas membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran karena siswa dibebaskan belajar lewat lingkungan secara bebas sehingga siswa tidak merasa bosan dan malas karena pembelajaran dilakukan secara terbuka dan luas (Tahe, 2013).

Suasana pembelajaran yang menyenangkan pada kegiatan pengamatan dan praktikum dapat menjadikan siswa yang pasif menjadi aktif dan dengan keaktifan siswa yang tinggi dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar (Santiningtyas, 2012). Hal tersebut juga sesuai dengan hasil tanggapan siswa yang menunjukkan bahwa siswa antusias untuk mengikuti pembelajaran dan menyukai suasana pembelajaran.

Berdasarkan hasil angket yang sudah diisi guru juga menunjukkan bahwa guru sangat tertarik pada pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry. Beberapa tanggapan guru yang lain menyatakan sangat setuju bahwa materi yang diajarkan dengan menggunakan LKS berbasis guided inquiry pada materi keanekaragaman sudah mencakup semua indikator yang ada dan sudah sesuai SK dan KD.

Kelemahan dari pembelajaran ini menurut guru yaitu memerlukan persiapan yang cukup lama dan matang untuk membuat LKS serupa yang akan

digunakan dalam pembelajaran materi IPA lainnya. Menurut guru hambatan dalam penerapan pembelajaran menggunakan LKS ini adalah pengkondisian siswa selama melakukan pengamatan dan percobaan karena masing-masing siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda dan persiapan dalam merancang LKS berbasis guided inquiry membutuhkan waktu persiapan yang cukup.

Berdasarkan hasil angket secara keseluruhan bahwa guru tertarik untuk menerapkan pembelajaran mengunakan LKS berbasis guided inquiry karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pembelajaran tersebut dapat membantu pemahaman dan penguasaan pada materi keanekaragaman makhluk hidup, sehingga hasil belajar menjadi lebih baik yang menunjukkan bahwa LKS dapat membantu guru dalam memfasilitasi siswa untuk meningkatkan aktivitas membaca, berpikir, mengembangkan keterampilan proses dan berkolaborasi, serta berdasarkan keterampilan proses juga dapat mendukung pengetahuan tentang keterampilan proses (Karsli & Sahin, 2009).

Pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry tersebut efektif untuk diterapkan karena siswa menyukai pembelajaran yang menarik, dan tidak terkesan monoton serta membosankan yang menunjukkan bahwa LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan mendapatkan respon yang positif dari siswa dan guru (Wahyuningsih, 2014).

Berdasarkan data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry efektif untuk diterapkan, akan tetapi masih ada beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki sebagai acuan bagi penelitian lainnya. Kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini diantaranya terkait pengambilan data nilai LKS siswa yang hanya mengambil nilai siswa secara berkelompok sehingga dikhawatirkan belum bisa mengukur nilai dari masing-masing siswa.

Penilaian pada saat mengerjakan pengamatan dan percobaan cenderung menjadi nilai kelompok, sehingga kemampuan masing-masing individu dalam mengerjakan LKS tidak terekam. Penilaian kelompok tidak dapat menggambarkan kemampuan masing-masing individu. Selain itu, kelemahan dari kerja kelompok adalah jika ada siswa yang pasif dan titip nama pada kelompoknya yang

menyebabkan tingkat pemahaman yang diperoleh berbeda, sehingga nilai individu yang diperoleh lebih rendah dari nilai yang diperoleh secara berkelompok (Tanta 2010).

Ada beberapa kendala yang ditemui dalam kegiatan penggunaan LKS yaitu kesulitan dalam mengawasi siswa ketika berada di lapangan secara bersamaan. Sebelum melakukan pengamatan di lapangan diperlukan pengarahan dan memberikan tanggung jawab kepada ketua kelompok untuk mengkondisikan masing-masing kelompoknya, sehingga pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.

Kelemahan lain dalam penelitian ini yang perlu diperhatikan adalah tekait materi pembelajaran yang hanya penggunaan LKS disesuaikan dengan pembelajaran pada materi keanekaragaman makhluk hidup. Penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai materi, karakter siswa dan kondisi lingkungan yang berbeda.

44

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dta dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry efektif terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi keanekaragaman makhluk hidup di MTs NU Ungaran.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry terhadap hasil belajar siswa dan aktivitas siswa pada materi, siswa, dan kondisi lingkungan yang berbeda untuk bahan pertimbangan sehingga diperoleh informasi lebih banyak tentang penerapannya dalam pembelajaran.

2. Perlu adanya persiapan dan perencanaan yang lebih matang dari guru sebelum melaksanakan pembelajaran menggunakan LKS berbasis guided inquiry.

3. Pengambilan data hasil kinerja kelompok dalam mengerjakan LKS hendaknya secara individu sehingga dapat mengukur nilai hasil belajar siswa secara akurat sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. .

45

Dokumen terkait