• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Pasar

Analisis terhadap aspek pasar pada perkebunan Jaboticaba dibutuhkan. Jaboticaba diharapkan menembus pasar international dan dapat diterima dengan baik oleh pasar tujuan. Analisis aspek pasar meliputi produk hasil perkebunan jaboticaba yakni buah segar jaboticaba, selai jaboticaba dan bibit tanaman jaboticaba.

Analisis Peluang Pasar

Jaboticaba bila dilihat dari harga jual buah segar yang tinggi sebesar seratus ribu rupiah per kilogram nya, menunjukkan indikasi bahwa buah ini banyak di cari orang dan jumlah permintaan nya banyak.

Lain halnya dengan animo masyarakat mengunjungi agrowisata sangat besar terutama seperti dikota-kota besar misal Bandung. Wisatawan yang datang dari jakarta dan kota lain sekitar bandung berbondong-bondong mencari wisata alam seperti wisata perkebunan. Hal tersebut merupakan prospek pasar yang baik bagi perkebunan buah jaboticaba Cherry Brazil.

Analisis Pesaing

Perkebunan jaboticaba Cherry Brazil merupakan perkebunan jaboticaba terbesar satu-satunya di Indonesia, adapun perkebunan lainnya hanya perkebunan rumahan dengan skala yang kecil. Bila ditinjau menurut persaingan produk hasil perkebunan jaboticaba, selai jaboticaba memiliki banyak pesaing produk makanan selai dengan bahan dasar buah yang berbeda-beda, seperti rasa strawberry, nanas, dan coklat. Pesaing produsen selai seperti mariza dan nutella.

Dan untuk produk bibit tanaman jaboticaba yang dijual mendapat persaingan dari para kolektor dan penjual tanaman pinggir jalan. Untuk produk buah segar jaboticaba perkebunan Cherry Brazil menghadapi pesaing dari perusahaan perkebunan luar negeri yang mengekspor buah jaboticaba untuk di jual di pasar Indonesia.

a. Produk (product)

Produk-produk yang dihasilkan perkebunan jaboticaba salah satunya adalah buah segar jaboticaba. Perkebunan Cherry Brazil menghasilkan rata-rata setiap kali panen sebanyak 4800kg buah jaboticaba dari 1600 pohon miliknya. Dari hasil tersebut pemilik menjual dalam bentuk buah segar dan sisanya dijadikan selai jaboticaba. Produksi selai bpk teddy sebanyak 600 botol selai per tahun, berat kemasan bersih 260gram/botol.

pemilik menjual buah jaboticaba segar rata-rata sebanyak 90-100 kg perminggu nya, konsumen banyak nya berasal dari luar kota bandung ada pula wisatawan dari mancanegara. Selain itu juga pemilik menjual bibit jaboticaba usia pohon 2-3 tahun.

Gambar 2 Selai jaboticaba Gambar 3 Buah jaboticaba segar

Gambar 4 Bibit jaboticaba b. Harga (price)

Harga jual buah segar jaboticaba dipatok tinggi yaitu 100000 rupiah per kg. Karena buah jaboticaba tergolong langka sehingga jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran membuat harga jual buah jaboticaba tinggi. Para konsumen tidak keberatan membeli dengan harga yang tinggi, menurut mereka buah tersebut langka dan unik rasanya. Selain buah jaboticaba segar pemilik menjual selai jaboticaba dan bibit tanaman jaboticaba umur 2 tahun masing-masing harga 30000 rupiah/botol dan 200000 rupiah/tanaman.

c. Distribusi (place)

Penjualan buah jaboticaba segar dijual langsung di tempat perkebunan. Para pengunjung yang datang ke perkebunan Cherry Brazil dapat memetik langsung buah dari pohonnya. Lalu ditimbang dan dibayar oleh konsumen. Belum ada mekanisme pendistribusian buah segar jaboticaba yang dilakukan perkebunan ke pasar atau supermarket. Sama halnya dengan bibit tanaman jaboticaba dijual secara langsung ditempat bagi para pengunjung yang berminat membeli.

Sedangkan selai jaboticaba Cherry Brazil sudah melalukan pendistribusian selai ke beberapa outlet makanan atau supermarket seperti, Total Fresh, Setiabudi Supermarket, dan Tahu Susu Lembang. Pemilik menitipkan selai hasil produk olahan nya ke tempat-tempat tersebut dan bagi hasil bagi pemilik tempat dari banyak selai yang terjual.

d. Promosi (promotion)

Promosi yang dilakukan perkebunan jaboticaba untuk mempromosikan produk hasil perkebunan masih mengandalkan promosi traditional atau promosi dari mulut ke mulut. Pemilik mengharapkan promosi dilakukan para pengunjung

yang datang untuk menceritakan perihal perkebunan jaboticaba ke kerabat atau teman-temannya. Baru belakangan ini pemilik memasang pamflet untuk arah menuju lokasi perkebunan jaboticaba. Pamflet dipasang di beberapa jalan besar di Lembang.

Strategi pemasaran

Analisis strategi pemasaran dilakukan melalui pengkajian segmentasi pemasaran, target pemasaran, dan positioning produk.

a. Segmentasi Pemasaran

Segmentasi pemasaran dilakukan pemilik kebun jaboticaba melihat dari beberapa variabel yaitu vasriabel geografis, pasar dalam negeri dan pasar luar negeri , dan variabel demografis yang dilihat dari segi pendapatan yaitu masyarakat bawah, menengah, dan atas.

b. Target Pemasaran

Untuk target pemasaran buah jaboticaba memiliki target pasar pada variabel geografis adalah pasar dalam negeri, meskipun beberapa pembeli beberapa dari mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Dan pada variabel demografi pemilik menargetkan penjualan pada masyarakat kalangan atas sehingga faktor harga tinggi tidak mempengaruhi keputusan pembelian.

c. Posisi Produk

Karena masih tergolong baru dikembangkan di Indonesia, buah jaboticaba merupakan buah unik bagi masyarakat. Masyarakat berbondong-bondong ingin mencoba rasa dari buah unik tersebut. Penjual hanya perlu menjaga kestabilan jumlah panen dan kontinuitas panen buah selalu ada. Persaingan yang mungkin timbul dengan perkebunan buah lainnya yang mengguna konsep petik sendiri seperti, perkebunan strawberry.

Hasil Analisis Aspek Pasar

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dinyatakan bahwa usaha perkebunan Jaboticaba Cherry Brazil layak untuk dilaksanakan bila dilihat dari harga jual buah segar yang tinggi sebesar seratus ribu rupiah per kilogram. Pada Bauran Pemasaran pun tidak terdapat masalah yang dapat menjadi kendala. Namun sebaiknya petani memperluas kegiatan promosi dan memperbanyak jenis produk olahan serta kontinuitas adanya buah jaboticaba untuk meningkatkan jumlah penjualan.

Aspek Teknis

Aspek teknis meliputi aspek yang berkaitan dengan penyediaan sarana produksi, proses budidaya, proses menghasilkan output, hingga penanganan pasca panen.

1. Lokasi Usaha

Lokasi usaha perkebunan Jaboticaba Cherry Brazil di Kecamatan Lembang Jawa Barat. Di lokasi usaha ini terdapat agrowisata Jaboticaba dan perkebunan Jaboticaba. Hal ini dipilih agar pembeli yang membeli Jaboticaba ke perkebunan dapat memanen buah Jaboticaba sendiri dan menikmati wisata alam di perkebunan. Lokasi perkebunan ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu :

a. Ketersediaan lahan.

Lahan merupakan input yang penting dalam pendirian usaha perkebunan karena untuk mendirikan perkebunan Jaboticaba sekaligus agrowisata dibutuhkan lahan yang cukup luas. Kecamatan Lembang merupakan daerah yang banyak terdapat lahan pertanian dan juga lahan kosong masih tersedia dalam jumlah yang cukup banyak. Selain itu harga lahan yang rendah juga menjadi pertimbangan dari pemilik perkebunan sewaktu pemilik ingin membangun usahanya karena mampu mengurangi biaya investasi awal. Pemilihan lahan menurut pemilik berdasarkan tataletak yang sesuai dengan iklim tumbuh kembang nya tanaman jaboticaba dan jaboticaba membutuhkan lahan yang cukup luas.

b. Ketersediaan Sarana Produksi.

Rata-rata lahan di Kecematan Lembang merupakan lahan pertanian. Sehingga mempermudah bagi para petani dan perkebunan untuk mengakses sarana produksi, seperti pupuk, obat-obatan dan polybag dijual di toko pertanian yang banyak tersebar. Pemilik tidak perlu jauh-jauh membeli sarana produksi pertanian ke kota Bandung. Karena dekat tempat perkebunan telah tersedia dan dapat diakses.

c. Letak Pasar

Pasar merupakan proses transaksi antara permintaan dan penawaran. Sedangkan secara umum pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Pemilik disini menjual produk nya ditempat. Para pengunjung yang datang ke perkebunan Jaboticaba dapat membeli produk Jaboticaba seperti buah jaboticaba, selai dan bibit tanaman. Daerah Kecamatan Lembang merupakan tempat wisata bagi para pengunjung dari luar kota. Sehingga mempermudah pemilik untuk mempromosikan produknya.

d. Ketersediaan Air dan Listrik

Perkebunan Jaboticaba membutuhkan banyak air untuk berbagai keperluan sehingga perkebunan ini perlu mempertimbangkan ketersediaan air di lokasi. Air yang digunakan di perkebunan ini berasal dari sumber mata air yang dihisap langsung oleh pompa air dan ditampung dalam tangki. Perkebunan Jaboticaba merupakan jenis usaha yang tidak terlalu membutuhkan ketersediaan listrik secara kontinu. Karena dimalam hari tidak ada aktivitas di perkebunan. Meskipun demikian daerah ini tetap dialiri listrik yang cukup memadai.

e. Sarana dan Prasarana Transportasi

Tidak ada sarana transportasi yang digunakan untuk menjual output seluruh produk dijual ditempat. Sarana transportasi berupa jalan besar sampai ke

perkebunan, jalan tersebut merupakan jalan arteri menuju objek wisata Gunung Tangkuban Perahu

2. Luas Produksi

Luas produksi yang digunakan untuk perkebunan Jaboticaba adalah seluas 1,2 ha, dengan 1,1 ha ditanami tanaman jaboticaba sebanyak 1600 pohon. Sisa lahan digunakan sebagai akses jalan masuk, saung, rumah karyawan dan toilet. Tidak menutup kemungkinan kedepannya pemilik akan memperluas lahan produksi nya. 3. Proses Produksi

Proses produksi yang diterapkan di perkebunan ini merupakan proses produksi dilakukan secara terputus-putus. Artinya proses produksi berjalan saat musim panen karena pada perkebunan Jaboticaba output utama yaitu buah Jaboticaba melakukan pemanenan hanya setahun dua kali. Setelah dilakukan proses pemanenan barulah buah Jaboticaba yang ingin diproses dilakukan pengolahan produk menjadi selai.

a. Penyediaan proses produksi  Bibit Jaboticaba

Bibit jaboticaba berumur 2-3 tahun barulah ditanam dilahan perkebunan, sebagian merupakan bibit yang dibeli, sebagian lagi pemilik melakukan penyemaian sendiri dari biji.

 Rumput

Pemilik menggunakan rumbut kobe yang ditanam sekitaran setiap tanaman jaboticaba dengan diameter satu meter, fungsinya untuk menandai daerah yang perlu digemburkan, dipupuk, dan disiangi.

 Pupuk

Pupuk yang digunakan pemilik adalah pupuk organik yang diracik sendiri di perkebunan jaboticaba. Pupuk dibuat dengan cara campuran kotoran kambing, M4, gula merah dan air. Tanaman jaboticaba diberi pupuk dua kali dalam setahun. b. Proses budidaya

Pertama-tama pemilik mencari bibit jaboticaba sekitar umur 2-3 tahun, sebagian bibit pemilik dapat melalui penyemaian dari biji. Setelah bibit didapat barulah pemilik menanam bibit jaboticaba di lahan perkebunan. Setiap pohon diberi jarak tanam sekitar 2,5 meter.

Selama pertumbuhan pohon jaboticaba pemilik melakukan penyiraman dan pemupukan untuk air sendiri tanaman jaboticaba diberi secukupnya sedangkan untuk pupuk pemilik memberi pupuk dua kali dalam setahun, banyak nya tergantung besaran pohon. Pemilik juga melakukan perawatan secara berkala kepada semua tanamannya. Karyawan ditugasi untuk memangkas ranting-ranting yang tumbuh tidak baik dan menyiangi rumput-rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman.

Baru setelah berumur 8 tahun tanaman tersebut mulai belajar berbunga lalu berbuah. Namun buah yang dihasilkannya masih sedikit, setelah berusia 12 tahun

tanaman dapat mulai berbuah secara maksimal. Salah satu keunikan dari tanaman jaboticaba ini adalah tidak memerlukan pembasmi hama karena hama tanaman jaboticaba yaitu ulat sudah secara alami dimakan oleh predator yaitu burung-burung yang disekitar perkebunan.

c. Proses menghasilkan output dan proses pasca panen

Setelah jaboticaba berbuah banyak pemilik melakukan pemanenan diambil secara traditional dengan menggunakan tangan dipetik satu persatu untuk menjaga keutuhan buah. Buah jabotica yang telah dipanen sebagian dijual segar dan sebagian lainnya diolah oleh pemilik menjadi selai jaboticaba.

4. Layout

Layout pada sebuah usaha adalah proses penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien. Gambar 5 memperlihatkan layout perkebunan Jaboticaba.

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa di lahan seluas 0,1 ha ini dibangun pula beberapa bangunan yang tidak difungsikan untuk kepentingan perkebunan Jaboticaba seperti akses jalan masuk, saung, rumah karyawan dan toilet sehingga luas lahan yang benar-benar digunakan untuk peternakan kambing perah seluas 1,1 ha.

Keterangan: Saung Toilet Tanaman Jaboticaba

Sumur Rumah Karyawan

Gambar 5 Layout Perkebunan Jaboticaba Cherry Brazil 5. Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan

Dalam menjalankan usaha perkebunan, perkebunan Jaboticaba Cherry Brazil menggunakan peralatan yang sama pada pertanian umumnya. Adapun rincian peralatan yang digunakan antara lain:

 Bangunan dan rumah karyawan

Pemilik membangun dua saung yang digunakan untuk para pengunjung yang datang bisa bersantai disediakan juga kursi-kursi dan meja besar. Pemilik juga membangun kamar mandi untuk para pengunjung. Untuk para karyawan yang menjaga dan mengurus kebun pemilik membangun satu unit rumah untuk karyawan.

 Peralatan pertanian

Alat-alat pertanian yang digunakan pemilik adalah cangkul, arit, gunting besar, gergaji, sapu, tangga, pompa air, kran air, selang air, gayung dan ember.  Peralatan tambahan

Peralatan tambahan seperti lampu penerangan, timbangan dan wadah tempat buah. peralatan dibutuhkan selama produksi berlangsung.

Hasil Analisis Aspek Teknis

Dari hasil analisis pada aspek teknis dapat dikatakan bahwa usaha ini layak dilaksanakan, karena tersedianya luas lahan yang cukup dan kondisi lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman Jaboticaba, lokasi yang strategis, serta kemudahan akses input maupun pasar. Selain itu proses budidaya tidak diketemukan kendala.

Aspek Manajemen

Pemilik dalam mengelola perkebunan Jaboticaba menggunakan manajeman yang masih sederhana yaitu pemilik memberikan perintah dan deskripsi kepada karyawannya hal-hal apa saja yang harus dilakukannya, dan karyawan tersebut tinggal melaksanakannya. Karyawan digaji oleh pemilik sesuai dengan tingkat UMR daerah yaitu sebesar 1.500.000 rupiah per bulan. Pengelolaan keuangan perusahaan dipegang oleh pemilik sendiri.

Hasil Analisis Aspek Manajemen

Usaha perkebunan Jaboticaba Cherry Brazil ini memiliki struktur organisasi, pembagian pekerjaan, serta sistem penggajian yang jelas. Secara manajemen usaha ini layak untuk dijalankan.

Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Perkebunan jaboticaba memberikan dampak, baik dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Dari aspek sosial ekonomi perkebunan ini dikatakan memberikan dampak yang positif jika peningkatan peluang kerja, dan pengurangan pengganguran. Banyak wisatawan yang datang berkunjung ke perkebunan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar untuk membuka usaha warung dan berjualan. Masyarakat dapat menerima manfaat nya. Dan secara lingkungan, perkebunan ini mengajak para pengunjung untuk mencintai tanaman dan hortikultura yan merupakan dasar dari negara ini yaitu

negara agraris. Dengan berkembang pesat nya daerah-daerah di indonesia, masyarakat banyak yang melupakan budaya menanam dan mencintai lingkungan.

Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa secara sosial ekonomi usaha perkebunan Jaboticaba Cherry Brazil layak untuk dilaksanakan karena tidak terdapat masalah yang menghambat, namun justru usaha ini mampu meningkatkan lapangan kerja, pengurangan pengangguran, meningkatkan pendapatan baik bagi pemilik, masyarakat sekitar. Dari aspek lingkungan diketahui bahwa perkebunan Jaboticaba Cherry Brazil memberikan dampak positif yaitu mengajak para pengunjung untuk mencintai lingkungan dan tanaman. Selain itu, dampak positif lainnya perkebunan Jaboticaba Cherry Brazil tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Dokumen terkait