• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Aspek Manajemen

Dalam dokumen ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PE (Halaman 83-91)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Fasilitas Produksi

4.4.4. Analisis Aspek Manajemen

Aspek manajemen pada pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak yang dibahas adalah sebagai berikut :

a. Perizinan

Pemancingan Tirta Salak merupakan suatu usaha kecil dan

menengah yang bergerak dibidang jasa perikanan. Untuk perizinan usahanya, pemacingan Tirta Salak hanya memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan ijin dari pihak Kecamatan Ciomas dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

b.Kepemilikan

Pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak ke arah

budidaya kolam air deras dan karamba ini masih di bawah kepemilikan Bapak Hendra Buana. Pemancingan Tirta Salak merupakan usaha perorangan yang seluruh modal di tanggung oleh pemilik usaha. Walau demikian, pemilik pemancingan Tirta

Salak tidak selalu ikut dalam pengelolaan usahanya, tetapi hanya ikut dalam penyetujuan dana untuk pemancingan Tirta Salak.

c. Struktur Organisasi

Pada usaha pemancingan Tirta Salak, struktur organisasi yang

digunakan adalah struktur organisasi lini atau garis. Struktur organisasi ini merupakan ketetapan dari pihak pemancingan Tirta Salak dari awal pendirian usaha, struktur organisasi ini masih dipakai sampai saat ini. Alasan dari pemancingan Tirta Salak menggunakan struktur organisasi lini atau garis adalah struktur organisasi ini dapat memudahkan pemancingan Tirta Salak dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan dan melakukan pengontrolan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat.

Struktur organisasi lini atau garis pada kepengurusan resmi pemancingan Tirta Salak terdiri dari seorang pemilik, pengelola, keuangan dan administrasi, bagian pengadaan bahan baku dan bagian pelayanan pemancingan. Dalam hal ketenagakerjaan, pemancingan Tirta Salak meminta peneliti untuk memasukan seluruh tenaga kerja pada pengembangan usaha yang dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak. Oleh sebab itu, tenaga kerja yang ada pada penelitian ini adalah tenaga kerja dari mulai bagian khusus pemancingan hingga ke produksi budidaya.

Dalam kepengurusan pemancingan Tirta Salak, pemilik pemancingan Tirta Salak turut serta dalam kepengurusan usahanya. Hal ini disebabkan pemilik pemancingan Tirta Salak sudah melakukannya dari awal berdirinya pemancingan Tirta Salak, maka dalam penelitian ini pemilik usaha di masukan ke dalam bagian struktur organisasi.

74

Gambar 4. Struktur organisasi pemancingan Tirta Salak pada awal berdiri.

Pada pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak, struktur organisasi pemancingan Tirta Salak mengalami perubahan. Perubahan itu terjadi karena ada penambahan tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja tersebut merupakan hal yang diperlukan dalam pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak ke arah budidaya kolam air deras dan karamba. Tidak hanya itu, pemilik pemancingan Tirta Salak tidak masuk ke dalam bagian struktur organisasi, karena pemilik menyerahkan seluruh sistem kepengurusan pemancingan Tirta Salak kepada pengelola. Alasannya, apabila pengembangan usaha ke arah budidaya kolam air deras dan karamba bejalan, pemilik akan melakukan pembuatan usaha baru di bidang usaha yang lain. gambar struktur organisasi pemancingan Tirta Salak pada saat pengembangan usaha seperti yang disajikan pada Gambar 5.

PEMILIK PENGELOLA BAGIAN PELAYANAN PEMANCINGAN BAGIAN PENGADAAN BAHAN BAKU KEUANGAN & ADMINISTRASI

Gambar 5. Struktur organisasi pemancingan Tirta Salak pada pengembangan Usaha

d.Deskripsi Pekerjaan

Struktur organisasi lini atau garis yang telah dijelaskan memudahkan atasan dalam memberikan perintah secara langsung dengan pembagian kerja yang sederhana. Deskripsi pekerjaan yang ada di pemancingan Tirta Salak.

1) Pengelola merupakan posisi tertinggi dalam pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak. Pengelola memiliki tugas yang diantaranya mengelola usaha, memimpin tenaga kerja dan memberikan kebijakan-kebijakan yang ada di dalam pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak. Tidak hanya itu, Pengelola bertugas mengelola, menjalankan dan mengkoordinir kegiatan dan jalannya perusahaan, serta menjalin atau menjaga hubungan baik dengan perusahaan lain dan konsumen. Pengelola memegang seluruh kebijakan yang ada di perusahaan, termasuk urusan manajerial, administrasi dan keuangan perusahaan. Pengelola bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan dan tenaga kerja. Wewenang pengelola adalah menentukan kegiatan perusahaan, menentukan arah perusahaan, memecat tenaga kerja, mengatur kompensasi tenaga kerja dan kebijakan perusahaan.

PELAYANAN PEMANCINGAN PEMASARAN KEUANGAN & ADMINISTRASI PRODUKSI & PELAYANAN PEMANCINGAN PELAKSANA BUDIDAYA PENGELOLA

76

2) Keuangan dan Administrasi bertugas mencatat jurnal keuangan perusahaan, meliputi jurnal pembelian, jurnal penjualan, melakukan rekapitulasi pada akhir periode, membenahi administrasi perusahaan dan melakukan pembayaran kepada pihak pemasok. Tidak hanya itu, tugas dari bagian keuangan dan administrasi juga menangani masalah pembayaran gaji tenaga kerja, sehingga pemberian gaji kepada tenaga kerja berjalan dengan lancar.

3) Pemasaran bertugas dalam hal komunikasi harga ikan di pasar dan koordinasi penjualan hasil panen atau produksi.

4) Produksi dan Pelayanan Pemancingan bertugas dalam hal pengadaan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses budidaya, pembinaan teknis budidaya, pemantauan proses budidaya, seleksi sarana produksi. Tidak hanya itu, bagian produksi dan pelayanan pemancingan bertugas dalam proses berjalannya pemancingan dan bertanggungjawab atas ketersediaan stok ikan untuk pemancingan, serta budidaya.

5) Pelayanan Pemancingan bertugas dalam melayani konsumen (pemancing) agar merasa nyaman dalam memancing. Pelayanan pemancingan juga bertugas memenuhi kesegala kebutuhan konsumen (pemancing) dalam hal teknis memancing.

6) Pelaksana Budidaya bertugas dalam hal teknis budidaya, yaitu dalam hal pemeliharan ikan sampai dengan proses pasca panen. Pelaksanan produksi juga bekerjasama dengan pihak pemasaran dalam proses penjualan.

e. Sistem Kompensasi Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terlibat pada pengembangan usaha budidaya kolam air deras dan karamba di pemancingan Tirta Salak merupakan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja kerja ini memperoleh gaji dengan jumlah yang tetap dan diberikan setiap awal bulan. Gaji yang diberikan kepada tenaga kerja adalah mulai

dari Rp 2.000.000,00 - Rp 600.000,00 per bulan. Pemancingan Tirta Salak tidak hanya memberikan gaji, tetapi juga memberikan uang makan dan bonus per bulan, tetapi memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada tenaga kerjanya. THR tersebut diberikan pada saat hari Idul Fittri, yaitu sebesar satu kali gaji. Tabel 10 menjelaskan klasifikasi sistem kompensasi di pemancingan Tirta Salak.

Tabel 10. Klasifikasi sistem kompensasi pemancingan Tirta Salak No Jabatan Gaji (Rp) / Bulan THR (Rp) / tahun Bonus (Rp) / Bulan 1 Pengelola 2.000.000 2.000.000 500.000 2 Keuangan & administrasi 1.200.000 1.200.000 300.000 3 Pemasaran 1.000.000 1.000.000 300.000 4 Produksi & PP 1.000.000 1.000.000 300.000 5 Pelayan pemancingan 600.000 600.000 200.000 6 Pelaksana produksi 600.000 600.000 200.000

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek manajemen pada pengembangan usaha yang dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak ini memungkinkan pihak pemancingan ini mengorganisasikan, melaksanakan maupun mengendalikan usahanya dengan baik. Dengan demikian, aspek manajemen pada pengembangan usaha ini termasuk kategori layak.

f. Sistem Penerimaan Tenaga Kerja

Dalam hal ketenagakerjaan, proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan oleh pemancingan adalah mencari seseorang dalam keluarga yang belum bekerja. Hal itu dilakukan, karena pemancingan Tirta Salak merupakan usaha keluarga. Pemancingan Tirta Salak pun tidak hanya mencari tenaga kerja dari dalam keluarga, tetapi juga mencari tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Hal tersebut dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak dengan tujuan mengurangi tingkat pengangguran di wilayah lokasi pemancingannya.

78

Proses penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak dapat dikatakan cukup selektif. Hal tersebut dilakukan agar pemancingan Tirta Salak mendapatkan tenaga kerja yang ahli di bidangnya dan memiliki kejujuran. Proses penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak terdiri dari wawancara dan tes kerja. Wawancara dilakukan agar pemancingan Tirta Salak dapat mengetahui keseriusan calon tenaga kerja untuk bekerja di pemancingan Tirta Salak. Sedangkan tes kerja dilakukan untuk mengetahui sejauh- mana calon tenaga kerja memiliki keahlian di bidang yang dibutuhkan oleh pemancingan Tirta Salak. Tes kerja yang diberikan oleh pemancingan Tirta Salak adalah selama 1 bulan, tetapi apabila dalam 1 ininggu calon tenaga kerja dirasa telah mampu untuk bekerja, maka tes kerja akan berakhir pada saai itu.

g. Peraturan dan Sanksi Kerja

Peraturan yang diterapkan oleh pemancingan Tirta Salak adalah :

1) Jam kerja mulai dari pukul 08.00 - 17.00 WIB untuk pengelola, keuangan dan administrasi, pemasaran, serta produksi dan pelayanan pemancingan.

2) Untuk pelayanan pemancingan dan pelaksana produksi, jam kerja terdiri atas jam kerja pagi mulai pukul 08.00 - 16.00 WIB jam kerja sore mulai pukul 16.00 - 00.00 WIB, dan jam kerja malam mulai pukul 00.00 - 08.00 WIB.

3) Berpakaian rapid dan sopan, dimana untuk bagian produksi diharuskan mengenakan sepatu boot yang telah disediakan oleh pemancingan Tirta Salak.

4) Untuk setiap tenaga kerja diharuskan selalu menjaga kebersihan dan menjaga kenyaman konsumen.

5) Setiap tenaga kerja dilarang untuk masuk terlambat.

6) Setiap tenaga kerja dilarang untuk mencuri atau mengambil hal-hal yang merupakan milik pemancingan Tirta Salak.

7) Setiap tenaga kerja dilarang untuk mencuri dan memakai narkoba, serta minum-minuman keras.

Sedangkan untuk sanksi-sanksi kerja yang diterapkan oleh pemancingan Tirta Salak adalah pemotongan gaji, apabila sering kali melakukan kesalahan atau pelanggaran-pelanggaran.

h.Sistem Pemutusan Tenaga Kerja

Pemutusan hubungan kerja dilakukan apabila tenaga kerja diketahui melakukan pelanggaran kerja yang sangat berat. Pelanggaran tersebut adalah melakukan pencurian, berbuat kriminal dan memakai narkoba, serta minum-minuman keras.

4.4.5. Aspek Dampak Usaha

Pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak ke arah budidaya kolam air deras dan karamba ini akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan mengkonsumsi ikan yang bermutu baik dengan harga yang dapat dijangkau. Dampak dari pengembangan usaha ini adalah terpenuhi kebutuhan masyarakat, meningkatnya motivasi berwirausaha, pengembangan ekonomi desa dan pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kecamatan Ciomas.

Antisipasi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh budidaya kolam air deras dan karamba seperti aroma bau amis dan sisa pakan ikan, membuat pengelola mempertimbangkan lokasi yang tepat. Lokasi yang tepat untuk pendirian kolam budidaya kolam air deras dan karamba direncanakan akan berada di samping tempat pemancingan Tirta Salak, karena lokasi tersebut di apit oleh dua sungai kecil yang memiliki aliran air deras dan tidak berdekatan dengan perumahan warga, sehingga tidak menimbulkan gangguan kepada masyarakat.

80

Dalam dokumen ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PE (Halaman 83-91)

Dokumen terkait