• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembalian Tunggakan Kupedes Pada BRI Unit Cijeruk. Tunggakan Kupedes Pada BRI Unit Cijeruk

Dalam dokumen Rusdani Hasibuan A SKRIPSI (Halaman 71-78)

Jumlah Beban Bunga

6.2. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembalian Tunggakan Kupedes Pada BRI Unit Cijeruk. Tunggakan Kupedes Pada BRI Unit Cijeruk

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi debitur untuk mengembalikan tunggakan Kupedes ( kredit macet ) adalah usia, pendidikan, tanggungan keluarga, jumlah pembinaan, jarak rumah debitur dengan BRI, pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit, beban bunga, dan omset usaha. Variabel respon dalam hal ini terdiri dari dua alternatif pilihan yaitu debitur yang masih dapat mengangsur tunggakan Kupedes (1) dan yang tidak dapat mengangsur angsuran (0)

Pada tingkat kepercayaan 90 persen (α = 0,10), nilai uji G untuk model regresi logistik ini adalah 48,535 dengan nilai P = 0,000. Hal ini berarti tolah H0 atau minimal ada satu nilai βi tidak sama dengan nol. Dapat disimpulkan bahwa minimal satu di antara variabel usia, tingkat pendidikan, tanggungan keluarga, jumlah pembinaan, pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit, beban bunga, jarak rumah debitur dengan BRI, omset usaha, nilai agunan dan pengalaman kredit berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes ke BRI Unit Cijeruk.

Selanjutnya, jika dilihat dari hasil uji Goodness of Fit yang terdiri dari uji Pearson, Devience, dan Hosmer-Lemeshow menunjukkan bahwa tidak semua nilai P lebih besar dari 10 persen (α = 0,10). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian model berpengaruh pada respon.

Hasil pengolahan regresi logistik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian Kupedes lebih jelasnya terdapat pada tabel 16.

Tabel 16. Hasil Pengolahan Regresi Logistik Mengenai Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembalian Tunggakan Kupedes pada BRI Unit Cijeruk

No Keterangan Koofisien Nilai P Odds Ratio

1 Usia -0,935001 0,079 0,39

2 Tingkat Pendidikan -2,36719 0,081 0,09

3 Jumlah tangungan Keluarga -3,57166 0,349 0,03

4 Pembinaan -8,49221 0,278 0,00

5 Jarak Rumah Dengan BRI 1,23318 0,279 3,43

6 Pengalaman Usaha -0,594974 0,688 0,55

7 Jangka Waktu Pengembalian -2,79295 0,998 0,06

8 Beban Bunga 26,8970 0,996 4,79975

9 Omzet Usaha 0,0000056 0,179 1,00

10 Nilai Agunan 0,0000025 0,060 1,00

11 Pengalaman Kredit 28,1134 0,996 1,61989

Dari hasil pengolahan dengan menggunakan regresi logistik dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh nyata (signifikan) dan yang tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap pengembalian tunggakan Kupedes. Identifikasi variabel yang signifikan dapat dilihat dari nilai P dari variebal yang bersangkutan.

Jika nilai P suatu variabel lebih kecil dari 10 persen (P < 0,10) maka variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kupedes. Demikian juga sebaliknya, jika nilai P suatu variabel lebih besar dari 10 persen (P > 0,10) maka variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kupedes.

Adapun variabel-variabel yang signifikan dari hasil analisis regresi logistik adalah varibel usia, variabel tingkat pendidikan dan variabel nilai agunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai P dari variabel-variabel tersebut yaitu 0,079, 0,081 dan 0,060 dimana nilai masing-masing variabel tersebut lebih kecil dari 10 persen ( P < 0,10 ).

Sedangkan variabel independent yang tidak signifikan pengaruhnya bagi

pengembalian Kupedes yaitu jumlah tanggungan keluarga, pembinaan, jarak rumah dengan BRI Unit, pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit, beban bunga, omzet usaha dan spengalaman kredit. Variabel-variabel tersebut tidak signifikan pengaruhnya karena nilai P dari masing-masing variebel lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ).

a. Variabel Usia

Koefisien variabel usia dari hasil regresi logistik adalah negatif, artinya bertambahnya usia responden menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini mematahkan hipotesis awal yang menyatakan bahwa usia memiliki pengaruh positif terhadap peluang pengembalian kredit. Semakin tua usia responden membuat responden semakin tidak produktif dalam mengembangkan usahanya sehingga pendapatannya tidak mencukupi untuk membayar kewajibannya terhadap pihak BRI Unit Cijeruk.

Hubungan variabel usia signifikan karena nilai P variabel usia lebih kecil dari 10 persen ( P < 0,10 ). Nilai P variabel usia tersebut sebesar 0,079 sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa usia berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini berarti usia debitur memberikan pengaruh pada pengembalian Kupedes BRI. Nilai odd ratio untuk variabel usia sebesar 0,39 menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila terdapat perbedaan usia.

b. Variabel Tingkat pendidikan.

Variabel tingkat pendidikan dari hasil regresi logistik memiliki nilai koofisien yang negatif, artinya semakin tingginya tingkat pendidikan responden menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan kupedes. Hal ini mematahkan hipotesis awal bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap peluang pengembalian kredit. Semakin tinggi tingkat pendidikan menyebabkan responden semakin mengerti dan memahami tentang sistem perkreditan sehingga responden mencari celah untuk menunggak kewajibannya terhadap pihak BRI Unit Cijeruk.

Hubungan variabel tingkat pendidikan signifikan karena nilai P variabel tingkat pendidikan lebih kecil dari 10 persen (P < 0,10). Nilai P variabel tingkat pendidikan tersebut adalah sebesar 0,081 sehingga cukup bukti untuk menyatakan bahwa

tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap tingkat pengembalian tunggakan kupedes. Walaupun variabel tingkat pendidikan signifikan, tetapi jika dilihat dari nilai odd ratio untuk variabel tersebut yaitu sebesar 0,09 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian kredit bila tingkat pendidikan responden berbeda, karena nilai odd ratio jauh dari 1.

c. Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga

Koofisien variabel jumlah tanggungan keluarga dari hasil analisis logistik adalah negatif, artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga responden menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan kupedes, dan sebaliknya semakin sedikit jumlah tanggungan keluarga maka semakin besar peluang pengembalian tunggakan kupedes. Hal ini sejalan dengan hipotesis awal bahwa variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian kredit.

Hubungan variabel tanggungan keluarga tidak signifikan karena nilai P variabel jumlah tanggungan keluarga lebih besar dari 10 persen (P>0,10) yaitu sebesar 0,349.

Hubungan antara variabel jumlah tanggungan keluarga dengan pengembalian tunggakan kupedes dilihat dari nilai odds ratio. Nilai odds ratio untuk variabel jumlah tanggungan keluarga adalah 0,03 . Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila jumlah tanggungan keluarga berbeda.

d. Variabel Pembinaan

Variabel pembinaan dari hasil regresi logistik menunjukkan hubungan negatif antara variabel pembinaan dengan variabel pengembalian tunggakan Kupedes.

Semakin sering dilakukan pembinaan tidak menjamin responden semakin lancar dalam melaksanakan kewajibannya pada BRI Unit Cijeruk. Hal ini mematahkan hipotesis awal bahwa pembinaan berpengaruh positif terhadap pengembalian kredit.

Hubungan variable pembinaan tidak signifikan karena nilai P variabel pembinaan lebih besar dari 10 persen (P > 0,10), sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan pembinaan berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes. Walaupun variabel pembinaan tidak signifikan, tetapi jika dilihat dari nilai odd ratio untuk variabel tersebut yaitu sebesar 0,00 menunjukkan adanya perbedaan

yang signifikan untuk peluang pengembalian kredit bila terdapat perbedaan dalam hal pembinaan responden, karena nilai odd ratio kurang dari 1.

e. Variabel Jarak Rumah Debitur dengan Kantor BRI Unit Cijeruk

Variabel jarak rumah debitur dengan kantor BRI unit Cijeruk berdasarkan hasil analisis regresi logistik bernilai positif, artinya semakin jauh jarak rumah responden dengan BRI Unit Cijeruk menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes, dan sebaliknya semakin dekat jarak rumah responden dengan BRI Unit Cijeruk maka semakin kecil peluang pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini mematahkan hipotesis awal bahwa jarak rumah nasabah dengan BRI Unit Cijeruk berpengaruh negatif terhadap peluang pengembalian kredit. Semakin jauh jarak rumah, maka responden semakin memiliki kesadaran untuk membayar kewajibanya.

Hubungan variabel jarak rumah tidak signifikan karena nilai P variabel tersebut lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ). Hubungan antara variabel jarak rumah debitur dengan pengembalian tunggakan Kupedes dilihat dari nilai odd ratio yaitu sebesar 3,43. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila jarak rumah responden dengan BRI Unit Cijeruk berbeda, karena odd ratio jauh dari 1.

f. Variabel Pengalaman Usaha

Koefisien variabel pengalaman usaha dari hasil regresi logistik menunjukkan hubungan negatif artinya responden yang semakin berpengalaman dalam menjalankan usahanya menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini mematahkan hipotesis awal bahwa Variabel pengalaman usaha berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Semakin responden berpengalaman di bidang usahanya membuatnya semakin meremehkan kewajibannya terhadap pengembalian kredit karena sebagian pendapatan dari hasil usaha akan terus di pakai untuk pengembangan usahanya.

Hubungan variabel usaha tidak signifikan karena nilai P variabel pengalaman usaha lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ). Nilai P variabel pengalaman usaha adalah sebesar 0,668 sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa pengalaman usaha berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes.

Nilai odd ratio adalah 0,55 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan karena kurang dari 1.

g. Variabel Jangka Waktu Pengembalian

Koefisien variabel jangka waktu pengembalian Kupedes hasil regresi logistik menunjukkan hubungan negatif, artinya semakin lama jangka waktu pengembalian Kupedes menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini sejalan dengan hipotesis awal bahwa jangka waktu pengembalian kredit berpengaruh negative terhadap pengembalian kredit.

Hubungan antara jangka waktu pengembalian dengan pola pengembalian tunggakan Kupedes tersebut tidak signifikan karena nilai P variabel tersebut usaha lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ). Nilai P adalah 0,998 Sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa jangka waktu pengembalian berpengaruh nyata terhadap pengambalian tunggakan Kupedes. Nilai odd ratio adalah 0,06 menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan karean jauh dari 1.

h. Variabel Beban Bunga

Koefisien variabel beban bunga dari hasil regresi logistik menunjukkan hubungan positif artinya semakin responden tidak keberatan dengan beban bunga yang dibebankan oleh BRI Unit Cijeruk menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes, dan sebaliknya semakin responden berat terhadap beban bunga menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini tidak sejalan dengan hipotesis awal bahwa beban bunga berpengaruh negative terhadap peluang pengembalian kredit.

Beban bunga yang ditetapkan oleh pihak Bank BRI masih terjangkau dan lebih rendah dibanding beban bunga jika responden meminjam uang terhadap tengkulak.

Hubungan antara beban bunga dengan pola pengembalian tunggakan Kupedes tidak signifikan karena nilai P variabel beban bunga lebih besar dari 10 persen (P >

0,10) yaitu sebesar 0,996 Sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa beban bunga berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini disebabkan karena sebagian besar debitur merasa tidak keberatan terhadap beban bunga yang ditetapkan oleh BRI Unit Cijeruk. Hubungan antara beban bunga dengan pengembalian tunggakan Kupedes dilihat dari nilai odds ratio untuk variabel

omset usaha adalah 0,00 Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila beban bunga responden berbeda, karena odd ratio adalah jauh dari 1.

i. Variabel Omset Usaha

Hasil analisis regresi logistik untuk variabel omset usaha memiliki koefisien bernilai positif, artinya semakin besar omset usaha responden menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini sejalan dengan hipotesis awal bahwa omset usaha berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit.

Hubungan variabel omset usaha tidak signifikan karena nilai P variabel omset usaha lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ) yaitu 0,179. Hubungan antara variabel omset usaha dengan pengembalian tunggakan Kupedes dilihat dari nilai odds ratio untuk variabel omset usaha adalah 1,00 Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila omset usaha responden berbeda, karena odd ratio adalah 1.

j. Variabel Nilai agunan.

Hasil analisis regresi logistik untuk variabel nilai agunan memiliki koefisien bernilai positif, artinya semakin besar nilai agunan responden menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini sejalan dengan hipotesis awal bahwa nilai agunan berpengaruh positif terhadap pengembalian kredit.

Hubungan variabel nilai agunan signifikan karena nilai P variabel nilai agunan kurang dari 10 persen ( P > 0,10 ) yaitu 0,060. Hubungan antara variabel nilai agunan dengan pengembalian tunggakan Kupedes dilihat dari nilai odds ratio untuk nilai agunan adalah 1,00. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila omset usaha responden berbeda, karena odd ratio adalah satu.

k. Variabel Pengalaman Kredit

Hasil analisis regresi logistik untuk variabel pengalaman kredit memiliki koefisien bernilai positif, artinya semakin besar pengalaman kredit responden menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes.

Hal ini mematahkan hipotesis awal bahwa variabel pengalaman kredit berpengaruh

negatif terhadap terhadap tingkat pengembalian kredit. Semakin tinggi pengalaman kredit, responden memiliki rasa malu terhadap petugas penagih dari pihak BRI Unit Cijeruk apabila responden tidak melaksanakan kewajibannya membayar angsuran.

Hubungan variabel pengalaman kredit tidak signifikan karena nilai P variabel nilai agunan lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ) yaitu 0,996. Hubungan antara variabel pengalaman kredit dengan pengembalian tunggakan Kupedes dilihat dari nilai odds ratio adalah 1,61989 Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila pengalaman kredit responden berbeda, karena odd ratio jauh dari 1.

Dalam dokumen Rusdani Hasibuan A SKRIPSI (Halaman 71-78)