• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran Operasional

Dalam dokumen Rusdani Hasibuan A SKRIPSI (Halaman 47-51)

II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.6. Kerangka Pemikiran Operasional

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk menyadari akan kebutuhan kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan memberi kemudahan melalui pinjaman dengan sistem kredit. Kredit usaha perdesaan (Kupedes) adalah salah satu produk yang dikelola oleh Bank Rakyat Indonesia melalui kantor-kantor BRI Unit, yang dimaksudkan untuk membantu para pengusaha-pengusaha kecil dan menengah yang mengalami tingkat keterbatasan modal. Kredit Usaha Perdesaan (Kupedes) menjangkau para pengusaha-pengusaha kecil yang berada jauh dari kota dan bersifat usaha tradisional melalui kantor-kantor BRI Unit yang menyebar di berbagai pelosok kecamatan. BRI Unit ini dapat dijangkau oleh pengusaha-pengusaha kecil dan tradisional yang membutuhkan dana guna menambah modal untuk mengembangkan usahanya.

Menurut Fridawari (1995), menyatakan bahwa sumber kredit formal banyak menemui kesulitan dalam pelaksanaannya, terutama yang menyangkut kesulitan dalam memilih dan mengidentifikasikan kemampuan dari peminjam untuk dapat mengembalikan hutang pinjamannya. Kemampuan pengembalian kredit terdiri dari dua kriteria, yaitu : 1) Pengembalian kredit yang lancar, yaitu apabila kredit yang digunakan dapat dikembalikan kepada bank tepat pada waktunya atau pada saat batas pengembalian yang telah ditetapkan, 2) Pengembalian kredit yang tidak lancar, yaitu apabila kredit yang digunakan tidak dapat dikembalikan kepada bank tepat pada waktunya setelah batas pengembalian yang telah ditetapkan, dalam hal ini peminjam kredit (debitur) mengalami penunggakan kredit. Untuk pola pengembalian kredit yang tidak lancar tersebut dibagi menjadi dua pola pengembalian, yaitu : a) peminjam kredit (debitur) yang dapat mengangsur tunggakan, dan b) peminjam kredit (debitur) yang tidak dapat mengangsur tunggakan.

Penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengembalian kredit yang tidak lancar pada BRI Unit Cijeruk Cabang Bogor. Dalam hal ini, pola pengembalian yang tidak lancar tersebut adalah debitur yang dapat mengangsur tunggakan dan debitur yang tidak dapat mengasur tunggakan.Berdasarkan pengalaman penyaluran Kupedes yang telah lama dilaksanakan oleh BRI Unit Cijeruk, terdapat peminjam yang tidak dapat mengembalikan hutangnya pada pihak bank. Terjadinya kemacetan dalam pengembalian kredit tersebut diduga disebabkan karena dua faktor, yaitu faktor karakteristik individu dan faktor karakteristik usaha. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang termasuk karakteristik individu meliputi usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pembinaan, dan jarak rumah penunggak dengan BRI Unit Cijeruk. Sedangkan faktor yang termasuk karakteristik usaha terdiri atas pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit, beban bunga, dan omset usaha.

Usia akan mempengaruhi keberanian pengusaha dalam mengambil keputusan.

Semakin meningkat umur akan mematangkan kemampuan berpikir pengusaha sehingga dapat mengambil keputusan secara rasional. Dengan demikian, peningkatan umur diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengambalian kredit.

Karakteristik tingkat pendidikan pengausaha akan menjadi landasan atau dasar untuk memahami dan berpikir, dan hal ini akan mempengaruhi kemampuan mengelola usahanya. Dengan demikian, semakin tinggi pendidikan yang dicapai, pengusaha mempunyai dasar yang kuat untuk mengelola usahanya dengan baik sehingga pendidikan dapat dipandang berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit.

Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan pengusaha akan mempengaruhi pengeluaran keluarga karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan anggota keluarga. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga akan semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan. Semakin tinggi pengeluaran untuk keluarga diduga akan mengurangi sebagian dari penghasilan yang dialokasikan untuk pembayaran kredit. Berdasarkan hal itu, jumlah tanggungan keluarga diduga akan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian kredit.

Pembinaan yang dilakukan oleh BRI Unit Cijeruk akan mempengaruhi peminjam kredit dalam melakukan perbaikan pada pengelolaan usahanya. Semakin sering pembinaan yang dilakukan, pengelolaan usaha akan semakin baik sehingga akan meningkatkan penghasilan yang dialokasikan untuk membayar kredit.

Pembinaan diduga akan berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit.

Jarak rumah peminjam ke kantor BRI Unit Cijeruk berpengaruh terhadap pengembalian kredit. Hal ini disebabkan karena peminjam kredit harus menyediakan waktu yang cukup lama untuk mendatangi kantor BRI Unit Cijeruk, sehingga akan menjadi bahan bagi peminjam karena harus meninggalkan usahanya.

Selain itu, peminjam juga harus mengeluarkan biaya transportasi untuk mendatangi BRI Unit Cijeruk. Dengan demikian, jarak rumah peminjam kredit dengan BRI Unit Cijeruk diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian kredit.

Pengalaman usaha mempengaruhi kemampuan dan keterampilan dalam mengambil keputusan dari berbagai alternatif terbaik. Berdasarkan pengalamannya, pengusaha dapat menghindari dan mengurangi resiko yan dapat menyebabkan kegagalan usahanya. Pengalaman berusaha diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit.

Jangka waktu pengembalian kredit berhubungan dengan lama waktu yang diperlukan oleh pengusaha untuk melaksanakan usahanya. Dengan waktu pengembalian kredit yang lama, pengusaha dapat menjalankan usaha yang memerlukan waktu/umur produksi yang lama. Usaha yang membutuhkan waktu lama untuk berproduksi biasanya usaha dibidang pertanian/agrobisnis. Jangka waktu pengembalian kredit diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit.

Beban bunga mempengaruhi kemampuan peminjam kredit untuk mengembalikan kredit. Semakin tinggi beban bunga pinjaman, maka akan semakin memberatkan peminjam kredit untuk mengembalikan kredit. Berdasarkan hal itu beban bunga diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat pengambalian kredit.

Omset usaha menentukan tingkat pendapatan pengusaha dari usaha yang dijalankan. Semakin tinggi omset usaha akan meningkatkan pendapatan usaha, sehingga akan meningkatkan penghasilan yang dialokasikan untuk membayar

kredit. Dengan demikian, omset usaha diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit.

Oleh karena itu, dari penelitian ini kiranya dapat diketahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit macet pada Kredit Usaha Perdesaan ( Kupedes ) di BRI Unit Cijeruk selama ini. Hasilnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan pertimbangan bagi BRI Unit Cijeruk dalam memberikan kredit khususnya Kupedes yang memiliki persyaratan relatif mudah dan terjangkau oleh pengusaha kecil. Kemacetan yan terjadi pada kredit yang diberikan menajdai pertimbangan pemberian kredit pada masa yang akan datang.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara ringkas dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional.

Sumber : BRI Unit Cijeruk (diolah).

Kredit Macet/Tunggakan Kupedes BRI Unit Cijeruk

Karakteristik Individu:

Usia, Pendidikan, Jumlah tanggungan keluarga, Pembinaan, Jarak rumah

dengan BRI

Karakteristik Usaha:

Pengalaman usaha, Jangka waktu pengembalian kredit, Beban bunga, Omset usaha, Agunan, Pengalaman Kredit

Analisis Deskriptif Analisis Regresi Logistik

Pola Pengembalian Kredit Macet:

- Nasabah macet yang masih dapat mengangsur - Nasabah macet yang tidak dapat mengangsur

Informasi dan Pertimbangan Pemberian Kredit bagi BRI Unit Cijeruk

Dalam dokumen Rusdani Hasibuan A SKRIPSI (Halaman 47-51)