• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Analisis Biaya Manfaat ( Cost Benefit Analysis )

Analisis biaya manfaat (Cost benefit analysis) dalam ekonomi lingkungan merupakan prinsip dasar yang dapat digunakan lebih lanjut untuk menilai atau mengukur barang lingkungan (environmental goods) yang tidak memiliki nilai pasar. Cost benefit analysis (CBA) menjadi alat utama dalam evaluasi ekonomi dari program-program masyarakat yang berkaitan dengan manajemen sumberdaya alam (Intanet al. 2007). CBA dipertimbangkan dengan maksimisasi nilai agregat dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Konsumsi dalam konsep ini termasuk lingkungan dan barang yang tidak dipasarkan lainnya yang dapat dinilai dalam istilah moneter (Abelson 1979). Pada dasarnya tujuan studi biaya manfaat mempengaruhi kesejahteraan individu, penilaian individu dari barang diukur dengan perilaku pasar atau dengan pendapat.

Tujuan CBA untuk menemukan tambahan manfaat bersih dari proyek, cukup untuk penerima keuntungan mampu untuk mengkompensasi pihak yang

menerima kerugian. Metode valuasi, khususnya CBA dipertimbangkan dalam tiga kriteria yang relevan untuk pembuatan keputusan seperti (Abelson 1979): (a) komperhensif; (b) kecocokan dengan partisipasi demokrasi dan prosedur keputusan; (c) biaya manfaat aktual dari metode dalam latihan. CBA mempunyai dua ciri utama yang berbeda. Pertama, usaha untuk nilai biaya dan benefit selama mungkin dalam unit moneter dapat diringkas dan dibandingkan. Kedua, CBA menyertakan pemandu keputusan seperti net present value (NPV) atau internal rate of return(IRR).

1. Pemandu keputusan (decision guide)

Menurut Kadariah et al. (1999) dalam mencari ukuran yang

menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan suatu proyek, dikembangkan berbagai macam indeks yang disebut kriteria investasi (investment criteria). Setiap indeks menggunakan nilai sekarang (present value) yang telah di discount dari arus-arus manfaat dan biaya selama umur suatu proyek. Kriteria investasi atau dua pemandu utama untuk pembuatan keputusan digunakan dalam CBA adalahnet present value(NPV) dan internal rate of return(IRR). NPV suatu proyek adalah selisihpresent value(PV) arus manfaat (benefit) denganpresent value(PV) arus biaya (cost). Dalam evaluasi suatu proyek tanda go dinyatakan oleh nilai NPV yang sama atau lebih besar dari nol. Jika NPV = 0, berarti proyek mengembalikan persis sebesar social opportunity cost of capital(SOC). Menurut Layard dan Walters (1976)dalam

Abelson (1979) nilai agregat dari konsumsi dalam istilah present valuesangat tinggi dengan proyek dibanding tanpa proyek, jika r melebihi tingkatdiscount ratesosial, proyek diduga dalam kriteria dari nilai agregat dapat diterima.

NPV adalah selisih antara PV manfaat (benefit) dan PV biaya (cost). IRR adalah nilai discount rate social yang membuat NPV proyek sama dengan nol atau tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek. Suatu nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan social discount rate menyatakan tanda diterima untuk suatu proyek, sedangkan IRR kurang dari social discount rate

memberikan tanda ditolak. Kemungkinan ketiga pemandu keputusan adalah

digolongkan dalam proyek secara berbeda dari kriteria NPV. Menurut Feldstein dan Fleming (1964)dalam Abelson (1979), proyek harus dipilih dalam tingkatan

present value(PV) per unit dari biaya pembatas sampai biaya pembatas tersebut terpakai. Margin proyek kecil dengan BCR yang tinggi tidak perlu digantikan dengan BCR yang rendah kecuali kalau jumlah present value dan proyek baru menerima dana lebih besar dibanding dari proyek besar (Layard 1976 dalam

Abelson 1979).

2. Pilihan tingkat suku bunga (discount rate)

Pilihan tingkat suku bunga (discount rate) penting untuk dapat diterima sebuah proyek bahkan ketika pilihan terletak seperti tingkat yang serupa seperti 7% dan 10% per tahun. Pada pemandangan pertama nampak tidak ada masalah: surplus proyek dapat didiskon menurut bobot yang dipasang untuk konsumsi dalam periode yang berbeda yang dapat diberikan dengan social time preference rate (STRP). Kesulitan mengestimasi STRP, juga menghasilkan STRP rendah dibandingkan keuntungan sosial yang dapat dicapai pada investasi alternatif (biaya opportunitas sosial kapital, social opportunity cost ). Ukuran relevan dari

social oportunity cost(SOC) adalah untuk memperoleh keuntungan total sebelum pajak pada marginal kapital pribadi. Pada pasar tidak sempurna, maka keuntungan sosial pada investasi private juga termasuk pembayaran untuk para pekerja dan untuk penyedia material menjadi lebih dan di atas perhitungan upah dan harga, seperti halnya manfaat eksternal dan biaya (Abelson 1979). Keuntungan total pada investasi private sesuai ukuran SOC jika pemerintah meminjam dana marginal dari sektor private atau jika mencoba maksimisasi konsumsi agregat, maka diperlukan usaha untuk menyamakan keuntungan marginal sosial untuk

privatedan investasi publik.

Marginal investasi publik dapat menghasilkan surplus yang tinggi dibandingkan marginal investasi private. Menurut Abelson (1979), SOC harus diestimasi sebagai real rate dari keuntungan, tidak sebagai monetary rate. Dua cara mengestimasi STPR adalah dengan observasi perilaku pasar individu dan pengambilan pendekatan sosial untuk masalah. STPR dapat didefinisikan sebagai produk dari rate yang diharapkan dari pertumbuhan pendapatan per kapita dan

elastisitas marginal utilitas dari konsumsi per kapita. Jika dikatakan elastisitas 1,5 dan pertumbuhan pendapatan per kapita yang diharapkan 3% per tahun, maka

STPR sama dengan 4,5% per tahun (Layard 1972 dalam Abelson 1979).

Discount rate yang lebih sering dipilih adalah SOC. Alasan pertama bahwarate

SOC dari discountmenyeimbangkan kapital yang diterima untuk proyek dengan kapital yang dapat diterima. Kedua, menggunakan SOC membuat lebih mudah untuk menghindari ketidakefisien proyek. Ketiga, menggunakan SOC adalah konsisten dengan usaha untuk maksimisasi nilai agregat dari konsumsi.

3. Analisis pendistribusian

Secara tradisonal, CBA digunakan untuk maksimisasi nilai konsumsi agregat dengan tanpa melihat kelompok manfaat (benefit) dan biaya (cost). Ada dua dasar pemikiran untuk hal ini. Pertama, jika kriteria ini diterapkan oleh rumah tangga maka lebih baik jika proyek dibandingkan dengan NPV negatif (Abelson 1979). Kedua, kasus yang kuat dapat dibuat untuk gambaran sasaran distribusi yang dapat dicapai lebih efektif dengan sedikit biaya dan kombinasi dari perpajakan, pengeluaran dan kebijakan moneter dibanding melalui proyek individu dengan NPV yang negatif. Dua komponen utama analisis distribusi yang berguna dan terkenal. Pertama adalah analisis dari timbulnya biaya (cost) dan manfaat (benefit) pada kelompok masyarakat yang dipilih, kadang-kadang disebut analisis kecelakaan (incidence analysis) yang melibatkan penentuan (Abelson 1979): (a) data apa yang diperlukan dalam penambahan yang dikumpulkan untuk kalkulasi NPV; (b) kelompok mana yang berarti; (c) bagaimana biaya dan manfaat bertahan atau ditinggalkan antara kelompok.

Kedua, komponen analisis distribusi memperlihatkan bagaimana

timbulnya biaya dan manfaat yang dapat mempengaruhi keputusan proyek.

Bagian pertama dari distribusi ini mengestimasi surplus. Beberapa dari surplus untuk pekerja pada proyek dan untuk bisnis menyediakan material untuk proyek dibayar lebih dibanding perhitungan harga untuk tenaga kerja dan material (Abelson 1979). Kedua, transfer mempengaruhi timbulnya biaya dan manfaat, meskipun tidak mempengaruhi nilai konsumsi agregat. Transfer ini menjadi

pengaruh utama dari pajak tidak langsung dan subsidi. Ketiga, besaran dan distribusi manfaat sekunder dan biaya.

4. Ketidakpastian (uncertainty)

Menurut Abelson (1979), ketidakpastian untuk CBA berarti: (a) manfaat dan biaya mempunyai cakupan nilai kemungkinan; (b) berarti nilai riil dari manfaat dan biaya dan kemungkinan distribusi tidak diketahui, bagaimana seharusnya masalah ini dapat diselesaikan yaitu pertama dapat dibuat titik umum perbedaan antara variabel yang dapat diukur dengan variabel yang tidak dapat diukur yang mencerminkan tingkat ketidakpastian disekelilingnya dibandingkan jenis biaya dan manfaat yang terwakili. Analisis ketidakpastian yang paling umum digunakan adalah pengujian sensitivitas, ini menunjukkan variasi dalam NPV sebagai fungsi dari perubahan dalam nilai yang ditangkap untuk variabel khusus seperti harga ramalan atau output. Bentuk analisis ketidakpastian umumnya disukai oleh para ekonom adalah metode nilai yang diharapkan. Nilai yang diharapkan dari satu variabel adalah rata-rata dari semua nilai variabel, ini belum tentu nilai yang kita harapkan terjadi dalam beberapa kasus nilai yang harapkan adalah sesuatu yang belum tentu terjadi.

Sudut pandang sosial, nilai dari sebuah asset adalah nilai yang diharapkan digunakan jika perubahan tidak dapat diubah. Alasan bahwa dengan peningkatan pengetahuan tingkat investasi dibawah dapat diperbaiki, mengingat kesalahan kelebihan investasi tidak dapat diubah dan konsekuensi yang mungkin membawa kerugian jangka panjang. Asimetris ini berarti bahwa manfaat yang diharapkan dari suatu keputusan yang tidak dapat diubah harus dapat diatur untuk mencerminkan kehilangan dari pilihan yang diperlukan. Ketika hal ini tidak dapat diteruskan, secara normal CBA akan mengadopsi uji sensitivitas untuk menunjukkan efek dari tinggi atau rendahnya nilai dari variabel-variabel penting, walaupun terbatas, uji ini dapat memberikan gambaran yang jelas. Secara final estimasi dari distribusi NPV suatu proyek tidak memutuskan keberlangsungan proyek, tetapi pemecahan bergantung pada sikap pembuat keputusan terhadap resiko.

Dokumen terkait