• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Biaya

Dalam dokumen PROSIDING SEMNAS 2015 ok (Halaman 110-115)

Persentase ayam hidup% x Rataan panen (kg)

2. Analisis Biaya

Biaya yang digunakan Perusahaan Peternakan atau CV. Broiler Makmur Primatama, terdiri dari biaya investasi, biaya operasional (biaya tetap dan biaya variabel).

Biaya Investasi

Investasi di Peternakan CV. Broiler Makmur Primatama merupakan kumpulan dari biaya kandang, peralatan dan modal peternak. Biaya ini meliputi investasi lahan, investasi bangunan dan investasi peralatan. Mulyono (1996) yang menyatakan bahwa biaya investasi merupakan biaya awal yang dikeluarkan untuk bangunan dan peralatan yang tahan lama atau barang yang penggunaannya lebih dari satu tahun,

ISBN 978-979-8389-21-4

110

yang meliputi biaya investasi lahan, biaya investasi bangunan dan biaya investasi peralatan.

Investasi Lahan

Lahan yang dipergunakan oleh Perusahaan/CV. Broiler Makmur Primatama untuk peternakan ayam broiler harus memenuhi persyaratan untuk dijadikan peternakan. Persyaratan tersebut yaitu mendapat izin dari warga sekitar, cukup jauh dari peternakan lain, terutama jauh dari rumah penduduk dan dekat dengan sumber air. Lahan yang digunakan merupakan milik CV. Luas lahan yang digunakan untuk lokasi peternakan adalah 0,5 Ha dengan harga yaitu Rp 60.000/meter dan digunakan untuk perkandangan. Rasyaf (2010) yang menyatakan bahwa lokasi peternakan ayam pedaging sebaiknya jauh dari keramaian, jauh dari lokasi perumahan atau dipilih tempat yang sunyi, lokasi peternakan sebaiknya tidak jauh dari pusat pasokan bahan baku dan lokasi pemasaran, lokasi peternakan yang dipilih sebaiknya termasuk areal agribisnis agar terhindar dari penggusuran.

Investasi Bangunan

Biaya investasi bangunan di tempat penelitian meliputi biaya pembangunan kandang. Kandang yang digunakan adalah kandang panggung. Kandang dibangun dengan bentuk panggung untuk memudahkan dalam pengambilan kotoran ayam. Tinggi kandang lebih kurang 6 meter dari permukaan tanah. Atap yang digunakan sebaiknya memiliki daya serap rendah terhadap panas. Dinding kandang berbahan kawat dan lantai kandang terbuat dari kayu yang lebarnya 2,5 cm.

Usaha peternakan CV. Broiler Makmur Primatama memiliki empat unit kandang berukuran 55 x 8 m dan menghadap ke arah matahari terbit. Biaya untuk pembuatan kandang adalah Rp 100.000/m², dengan umur ekonomis sekitar 5 tahun. Santoso dan Titik (2010) menyatakan bahwa kandang dibagi menjadi dua berdasarkan lantai yaitu kandang litter atau lantai langsung ke tanah dan kandang panggung (slat) yang diberi jarak 2,5 cm antar slat. Adapun bahan yang dapat digunakan yaitu tiang dari kayu bulat, slat dari bambu dan atap dari daun rumbia, asbes, genting atau seng. Rasyaf (2010) menyatakan bahwa bahan yang digunakan untuk atap sebaiknya yang ringan, murah dan tidak mengantar panas. Dinding kandang untuk ayam pedaging sebaiknya menggunakan system terbuka yang dilapisi kawat. Kandang ayam pedaging diupayakan untuk menghadap ke arah terbitnya matahari. Sementara itu, sisi dinding lainnya menghadap ke arah terbenamnya matahari. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kepengapan di dalam kandang dan mencegah tumbuhnya bibit penyakit, kutu atau kelembapan yang diakibatkan alas litter terlalu basah.

Investasi Alat Biaya Tetap

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh peternakan rakyat maupun perusahaan peternakan /CV. Broiler Makmur Primatama adalah biaya Pajak Bumi dan Bangunan dan penyusutan. Rp. 19.588.400,- , total biaya variabel Rp. 646.195.120,-.. Adapun pajak bumi dan bangunan yang dikeluarkan oleh Roselia Belia adalah Rp.55.000,00/tahun dan CV. Broiler Makmur Primatama adalah sebesar Rp 78.000,00/tahun. Selanjutnya, biaya penyusutan yang dihitung pada usaha peternakan rakyat adalah bangunan kandang, dan peralatan kandang. Total biaya penyusutan asset tetap sebesar Rp 19.533.400,- per tahun. Sementara itu, biaya tetap yang dikeluarkan peternakan CV. Broiler Makmur Primatama juga bangunan kandang dan peralatan kandang. Biaya penyusutan aset tetap adalah sebesar Rp 62.938.310/tahun sehingga total keseluruhan biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah Rp. 63.016.310,00. Widjaja (1999) menyatakan bahwa biaya

ISBN 978-979-8389-21-4

111

tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah totalnya tetap, seperti pajak bumi dan bangunan dan lain-lain.

Biaya Variabel

Biaya variabel yang digunakan oleh CV. Broiler Makmur Primatama terdiri dari Day Old Chick (DOC), pakan, obat-obatan, vaksin dan vitamin, gas LPG, serbuk gergaji, bensin, solar, formalin, koran, tenaga kerja, kapur, oli dan gemuk. Total biaya variabel yang dikeluarkan usaha Peternakan CV. Broiler Makmur Primatama pada tahun 2012 berjumlah Rp 2.078.505.000. Widjaja (1999) menyatakan bahwa biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah dan dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Adapun yang termasuk biaya variabel adalah pakan, bibit, obat-obatan dan bahan bakar.

Tabel 4. Biaya Variabel Peternakan Rakyat dan Perusahaan Peternakan

Rincian Peternakan Rakyat Perusahaan

2012 2012

DOC 317.520.000 486.000.000

Pakan 287.280.000 1.466.400.000

Obat, Vaksin dan Vitamin 14.076.720 30.010.500

Gas LPG 29.160.000 Serbuk Gergaji 1.758.400 7.272.000 Solar 6.300.000 13.500.000 Bensin 1.050.000 1.080.000 Formalin 545.000 1.920.000 Koran 1.975.000 648.000 Kapur 1.800.000 Oli 1.212.000 Gemuk 420.000 Tenaga Kerja 6.840.000 39.082.500 Transportasi 7.500.000 Listrik 1.350.000 Total (Rp) 646.195.120 2.078.505.000 Penerimaan

Penerimaan merupakan arus kas yang masuk dari usaha peternakan ayam pedaging pada Peternakan CV. Broiler Makmur Primatama. Penerimaan pada usaha Peternakan CV. Broiler Makmur Primatama berasal dari penjualan ayam dan kotoran ayam. Penjualan kotoran tidak diberikan ke CV, akan tetapi peternaklah yang menjualnya sendiri kepada pembeli. Harga jual ayam dari tahun 2010-2012 berkisar antara Rp 13.500-15.000/kg. Harga jual kotoran ayam Rp 10.000/karung. Jumlah penerimaan usaha penjualan ayam pada Peternakan CV. Makmur Jaya pada tahun 2012 adalah Rp 2.344.950.000. Penjualan ayam dari tahun 2007 sampi 2010 didapatkan total penerimaan sebesar Rp 7.661.467.200. Sementara itu, penerimaan dari kotoran ayam dari tahun 2007, 2008, 2009, 2010 berturut-turut adalah Rp 9.000.000, Rp 9.500.000, Rp 14.000.000 dan Rp 15.000.000. Dari penjualan kotoran ayam dari tahun 2007 sampai 2010 didapatkan total penerimaan sebesar Rp 47.500.000. Apabila dapat mencapai bobot yang tinggi, disertai penggunaan pakan yang hemat maka akan mendapatkan hasil penjualan yang baik. Soekartawi, et al (1986) menyatakan bahwa penerimaan merupakan nilai produk total usaha peternakan dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Soeharjo dan Patong (1973) menyatakan bahwa penerimaan merupakan hasil perkalian dari produksi total dengan harga. Produksi total adalah hasil utama dan sampingan, sedangkan harga adalah harga pada tingkat usaha peternakan atau harga jual peternak.

ISBN 978-979-8389-21-4

112

Pendapatan

Pendapatan yang diterima oleh peternak rosella Belia ada dua macam yaitu pendapatan utama dan pendapatan sampingan. Pendapatan utama yaitu daging ayam, sedangkan pendapatan sampingan berupa kotoran ayam. Nilai jual daging ayam/kg dari tahun 2010-2012 berturut-turut adalah Rp. 14.500,-, Rp. 15.000,-, dan Rp. 16.000,-. Nilai penjualan kotoran ayam/5 kg dari tahun 2010 sampai 2012 adalah Rp. 10.000,-. Selanjutnya, pendapatan kotor tahun 2012 adalah Rp. 1.502.087.000,- dan keuntungan tahun 2012 adalah Rp. 836.303.480,- Pendapatan ayam broiler dipengaruhi oleh banyaknya ternak yang dijual oleh peternak itu sendiri. Soekartawi (1995) menyatakan bahwa peningkatan pendapatan keluarga peternak tidak dapat dilepaskan dari cara mereka menjalankan dan mengelola usaha ternaknya yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial dan faktor ekonomi.

Tabel 5. Pendapatan peternakan rakyat dan perusahaan

Pendapatan yang diterima oleh peternak CV. Broiler Makmur Primatama ada dua macam yaitu pendapatan utama dan pendapatan sampingan. Pendapatan utama yaitu daging ayam, sedangkan pendapatan sampingan berupa kotoran ayam. Pendapatan sampingan ini tidak diberikan ke CV, akan tetapi peternaklah yang menjualnya sendiri kepada pembeli. Nilai jual daging ayam/kg dari tahun, 2010, 2011, 2012 berturut-turut adalah Rp 13.500, Rp 14.500 dan Rp 15.000. Nilai penjualan kotoran ayam/5 dari tahun 2010 sampai 2012 adalah Rp 10.000,00. Pendapatan tahun 2012 adalah Rp 2.359.950.000. Keuntungan tahun 2010 yaitu: Rp 218.428.690. Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya suatu kegiatan usaha, menentukan komponen utama, apakah komponen utama itu masih dapat ditingkatkan atau tidak. Aritonang (1993) menyatakan bahwa kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila pendapatannya memenuhi syarat cukup untuk memenuhi semua sarana produksi. Murtidjo (1990) menyatakan bahwa dengan adanya analisis usaha dapat dievaluasikan dan mencari langkah pemecahan berbagai kendala, baik usaha untuk mengembangkan, rencana penjualan maupun mengurangi biaya-biaya tidak perlu. Soekartawi (1995) menyatakan bahwa peningkatan pendapatan keluarga peternak tidak dapat dilepaskan dari cara mereka menjalankan dan mengelola usaha ternaknya yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial dan faktor ekonomi. Pendapatan usaha ayam pedaging dipengaruhi oleh banyaknya ternak yang dijual oleh peternak itu sendiri sehingga semakin banyak jumlah ternak ayam pedaging maka semakin tinggi pendapatan bersih yang diperoleh.

KESIMPULAN

Berkaitan dengan penelitian tentang analisis produksi ayam pedaging dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Total biaya tetap yang dikeluarkan peternakan rakyat adalah Rp. 19.588.400,- , total biaya variabel Rp. 646.195.120,-., pendapatan yang diperoleh yaitu Rp 1.502.087.000 dan keuntungan yang diperoleh selama 1 tahun sebesar Rp.

Uraian Jumlah Biaya Pemeliharaan (Rp)

Peternakan Rakyat Perusahaan

Penjualan Ayam 1.452.087.000 2.344.950.000 Penjualan kotoran 50.000.000 15.000.000 Total Pendapatan 1.502.087.000 2.359.950.000 Biaya Biaya tetap 19.588.400 63.016.310 Biaya variabel 646.195.120 2.078.505.000 Keuntungan 836.303.480 218.428.690

ISBN 978-979-8389-21-4

113

836.303.480,-. dan indeks prestasi yang diperoleh 331 dan termasuk pada kategori super istimewa.

2. Total biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan peternakan adalah Rp. 63.016.310, total biaya variabel yang dikeluarkan Rp. 2.078.505.000, pendapatan Rp 2.344.950.000. Perusahaan peternakan memiliki keuntungan yang diperoleh selama 1 tahun Rp. 203.428.690. Selanjutnya indeks prestasi yang diperoleh 336 dan juga termasuk pada kategori super istimewa

DAFTAR PUSTAKA

Amrizal, Elfi Rahmadani dan Elfawati. 2010. Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler di Peternakan Karisa Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Peternakan, 8(2): 1-10.

Anandra, Ahmad Ridhani. 2010. Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha ternak ayam ras pedaging di Kabupaten Magelang. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang.

Anang A dan Suharyanto. 2007. Panen Ayam Kampung Dalam 7 Minggu Bebas Flu Burung. Penebar Swadaya, Jakarta.

Aritonang D. 1993. Perencanaan dan Pengelolaan Usaha. Penebar Swadaya. Jakarta.

Azizah, N., Hari Dwi Utami dan Bambang Ali Nugroho. 2013. Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang .Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 23 (2): 1 - 5

Badan Pusat Statistik. 2012. Data Statistik Dinas Peternakan Provinsi Riau. Pekanbaru.

Bell. DD., Weaver, WD. 2002. Comercial Chicken Meat and Egg Production 5th

edition New York: Springer Science + Business. Inc. Spiring Street.

CISF (Cibadak Indah Sari Farm). 2008. Super Broiler Jumbo 747. www.cibadak.com. Kamara, T. 2009. Menghitung indeks performa ayam broiler.

http://tonikomara.blogspot/2009/10/menghitung-indeks-peperformance- ipayam.html [19 September 2011]

Krista B dan Harianto B. 2010. Beternak dan Bisnis Ayam Kampung. Agromedia Pustaka, Jakarta

Mulyono S. 1996. Memelihara Ayam Buras Berorientasi Agribisnis. Penebar Swadaya, Jakarta.

Mulyono S. 1998. Memelihara Ayam Buras Berorientasi Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Murtidjo. 1990. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta.

Rasyaf M. 2010. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta. Rasyaf M. 2003. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Santoso H dan Titik S. 2010. Pembesaran Ayam Pedaging Hari per Hari di Kandang Panggung Terbuka. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soeharjo dan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Bogor. Bogor.

Soekartawi, A. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta.

Suharno, B. 2003. Kiat Sukses Berbisnis Ayam. PT. Penebar Swadaya, Jakarta Tillman A.D, H Hartadi, S Reksohardipradjo dan S Lebdosukodjo. 1998. Ilmu

Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Widjaja K. 1999. Analisis Pengambilan Keputusan Usaha Produksi Peternakan. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yemima. 2014. Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler pada Peternakan Rakyat di

Desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas,Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 3 (1): 27-32

ISBN 978-979-8389-21-4

114

PRODUKSI SAYURAN DALAM RANGKA PEMENUHAN

Dalam dokumen PROSIDING SEMNAS 2015 ok (Halaman 110-115)