Sebagian besar responden melakukan kunjungan ANC 4 (empat) kali selama kehamilannya yakni sebesar 96.4%, dan hanya 1 responden
(3.6%) yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 (empat) kali.
C. Hasil Analisis Bivariat
1. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kunjungan ANC
Tabel 5.11 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kunjungan ANC
Dukungan Keluarga
Frekuensi Kunjungan ANC Total p value
Lengkap Tidak Lengkap
Tidak Baik 15 (53.6%) 1 (3.6%) 16 (57.1%) 1.000 Baik 12 (42.9%) 0 (0%) 12 (42.9%) Total 27 (96.4%) 1 (3.6%) 28 (100.0%)
Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat hasil hubungan antara
kedua variabel, yakni dukungan keluarga dan kunjungan ANC.
Sebanyak 16 responden memiliki dukungan keluarga tidak baik
kali dan 1 orang tidak melakukan kunjungan ANC. Sedangkan 12
responden lainnya memiliki dukungan keluarga yang baik (42.9%) dan
seluruhnya melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali. Uji statistik
menggunakan uji Fisher karena tidak lulus syarat uji Chi Square
(terdapat lebih dari 1 sel yang bernilai kurang dari 5) dari uji Fisher
didapatkan nilai p = 1.000 (sig 2 tailed > 0.05) yang berarti Ho
diterima atau tidak terdapatnya hubungan bermakna antara kedua
variabel yang diteliti yakni dukungan keluarga dan frekuensi
Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan secara mendalam dan memberikan
interpretasi mengenai analisis univariat dan analisis bivariat yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya, serta keterbatasan penelitian.
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia adalah salah satu variabel yang digunakan sebagai ukuran
mutlak atau indikator fisiologis untuk mengukur perbedaan derajat
kesehatan, derajat kesakitan, dan penggunaan pelayanan kesehatan
(Notoadmojo, 2010). Terdapat pembagian tiga kategori usia dalam tabel
hasil penelitian, dimana kategori yang pertama adalah rentang usia < 20
tahun, kategori yang kedua adalah rentang usia 20 – 30 tahun, dan kategori usia yang ketiga yaitu usia > 30 tahun. Pembagian kategori usia ini
didasarkan pada teori Sinsin (2008) yang mengkategorikan usia normal
hamil adalah 21-30 tahun, sedangkan usia 35 tahun keatas sudah tergolong
usia hamil resiko tinggi. Ibu yang hamil pada usia kurang dari 20 tahun
cenderung mengalami komplikasi pada kehamilan dan persalinannya
(WHO, 2013). Begitu pula dengan ibu hamil pada usia diatas 30 tahun
beresiko pada kesehatan ibu dan janin karena fungsi organ reproduksi yang
sudah mulai menurun (Detiana, 2010). Hasil penelitian didapatkan bahwa
data ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menjalani
kehamilannya pada usia ideal/normal, yakni pada usia 20 – 30 tahun.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data hasil penelitian, tingkat pendidikan responden
sebagian besar merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 19 orang
(67.9%). Data ini menggambarkan bahwa tingkat pendidikan responden di
pemukiman kumuh Selapajang Jaya masih sangat rendah karena sebagian
besar merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD). Hal ini sesuai dengan teori
yang dipaparkan oleh Zulkarnain (2004) bahwa salah satu karakteristik
masyarakat slum area adalah tingkat pendidikannya yang relatif rendah.
Sedangkan tingkat pendidikan ibu merupakan kunci utama yang
menentukan sikap atau perilaku ibu dalam mencari atau melakukan
pemeriksaan kesehatan (Rahman, 2010).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan dan tugas-tugas sosial lainnya menjadi salah satu variabel
yang menentukan perilaku kesehatan, faktor ini pula sebagai salah satu
penentu seseorang dalam menyikapi masalah kesehatannya (Abraham &
Eamon Shanley Mechanic 1978 dalam Sudarma 2008). Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan bahwa sebanyak 27 responden (96.4%) tidak bekerja
atau sebagai ibu rumah tangga. Ini mengartikan bahwa sumber pendapatan
keluarga responden mayoritas hanya berasal dari pendapatan suami atau
keluarga, dan pendapatan keluarga juga dapat mempengaruhi perilaku ibu
dalam melakukan pemeriksaan kesehatannya, sebagaimana hasil penelitian
oleh Rahman (2010), bahwa ibu yang berasal dari keluarga dengan tingkat
pendapatan yang tinggi akan cenderung memiliki tingkat kesadaran yang
tinggi pula terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masalah Kesehatan Selama Hamil, Riwayat Kehamilan (Gravida), dan Tahun Kehamilan
Riwayat kesehatan ibu selama kehamilan perlu dikaji pada setiap
trimester kehamilan untuk mengetahui adanya komplikasi atau kelainan
secara dini serta untuk menentukan upaya preventif hingga penanganannya
pada ibu hamil (Lincetto dkk, 2006). Hasil data distribusi frekuensi
menunjukkan bahwa 57.1% responden tidak mengalami masalah atau
keluhan kesehatan yang berarti selama menjalani kehamilan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa mayoritas status kesehatan responden selama
kehamilan dapat dikatakan baik atau normal. Selain itu dari tabel distribusi
frekuensi riwayat kehamilan (gravida) ditemukan bahwa mayoritas
responden (60.7%) merupakan ibu primigravida (ibu yang pertama kali
hamil). Sedangkan hasil distribusi frekuensi tahun kehamilan responden
memaparkan bahwa sebanyak 46.4% dari responden mengalami kehamilan
pada tahun 2013. Selama 2012-2014 bisa dilihat bahwa mayoritas terjadi
5. Gambaran Jenis Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Responden
Notoadmodjo (2005, dalam Wijaya dan Fitrio Devi Antony, 2012)
menyatakan definisi pelayanan kesehatan sebagai sub sistem pelayanan
kesehatan yang bertujuan dalam upaya preventif dan promotif dengan
sasaran masyarakat. Keberadaan suatu pelayanan kesehatan dapat menjadi
faktor terwujudnya tindakan/praktik seseorang, misalnya dalam
tindakan/praktik kesehatan (Notoadmodjo, 2010). Hasil penelitian
didapatkan bahwa sebanyak 60.7% responden menggunakan pelayanan
kesehatan di Posyandu selama masa kehamilannya. Jika dilihat dari segi
lokasi, pemukiman kumuh Kelurahan Selapajang Jaya terletak cukup jauh
dari Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dan walaupun
terdapat beberapa klinik swasta dan rumah sakit swasta yang berlokasi
lebih dekat namun faktor biaya yang cukup mahal sehingga ibu hamil lebih
memilih posyandu yang tanpa biaya serta cenderung lebih terjangkau
lokasinya sebagai tempat mereka melakukan pemeriksaan kehamilan rutin
atau ANC. Hal ini sesuai dengan teori Gibbons dan Rajeev Bali (2010)
yang menyatakan faktor tidak terjangkaunya suatu pelayanan kesehatan
bukan hanya dari lokasi, namun juga dari segi biaya yang terlalu mahal.
Sehingga dalam kondisi ini, responden lebih memilih memeriksakan
kehamilannya di posyandu, selain karena gratis, dari segi lokasi masih
6. Gambaran Dukungan Anggota Keluarga yang Menemani Kunjungan ANC
Peran suami sangat penting untuk memotivasi istri selama masa
kehamilan, terutama memotivasi dalam hal menjaga kesehatan selama
hamil serta turut mendampingi istri memeriksakan kehamilan rutin (Anshor
& Abdullah Ghalib, 2010). Selain suami, dukungan orang tua ibu hamil
ternyata juga memiliki pengaruh terhadap kunjungan ANC (Hafidz, 2003).
Ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa sebanyak 11
responden (39.3%) menyatakan suami merupakan anggota keluarga yang
paling sering mengantar dan menemani responden melakukan kunjungan
ANC rutin. Sedangkan 11 (39.3%) responden lainnya menyatakan tidak
pernah ditemani ketika melakukan kunjungan ANC selama masa
kehamilannya.
7. Gambaran Dukungan Keluarga
Dukungan yang diperoleh dari suami atau istri, saudara kandung atau
dukungan dari anak merupakan dukungan sosial internal keluarga
(Friedman, 1998, dalam Harnilawati 2013). Dukungan sosial keluarga
memiliki efek positif yakni berfungsi dalam penyesuaian yang penuh
dengan stress (Harnilawati, 2013). Hasil penelitian menyatakan bahwa
sebagian besar (57.1%) responden memiliki dukungan keluarga tidak baik.
Hasil persentase ini membuktikan bahwa secara umum gambaran
dukungan keluarga yang dimiliki oleh responden selama kehamilan
dibutuhkan bagi ibu hamil untuk meningkatkan pengalaman wanita,
meningkatkan kesehatan, dan perkembangan anak-anak mereka dalam
masa kanak-kanak (Henderson & Kathleen Jones, 2001).
8. Gambaran Kunjungan ANC
Hasil penelitian memaparkan bahwa sebanyak 96.4% responden
melakukan kunjungan ANC minimal empat kali selama tiga trimester
kehamilannya. Secara umum, tabel distribusi frekuensi ini menggambarkan
bahwa angka cakupan K1 (kunjungan pertama) hingga K4 (kunjungan
keempat) di pemukiman kumuh Selapajang Jaya sudah sangat baik dan
sudah sesuai dengan rekomendasi yang disarankan oleh Departemen
Kesehatan (2007) bagi ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC
minimal empat kali selama masa kehamilan. Hasil ini bertentangan dengan
hasil penelitian Tumaji dkk (2013) yang menyatakan bahwa hanya 60%
saja ibu hamil di kawasan kumuh perkotaan di Indonesia yang menerima
lengkap komponen ANC.