• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Ruang Lingkup Penelitian

2. Konsep Dukungan Keluarga

Definisi istilah „dukungan’ diartikan sebagai bantuan yang

diterima seseorang dari orang lain, yaitu dari lingkungan sosial seperti

orang-orang yang dekat, termasuk anggota keluarga, orang tua, dan teman

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994 dalam Marliyah dkk, 2004).

Menurut Mahmunah (2010) dukungan keluarga pada umumnya

merupakan turunan dari dukungan sosial. Dukungan orang tua (keluarga)

termasuk dukungan sosial dimana pengertian dukungan sosial yaitu

dukungan yang terdiri dari informasi atau nasihat verbal atau nonverbal,

bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau

didapat karena kehadiran orang yang mendukung serta hal ini mempunyai

merasa dipedulikan, dihargai dan dicintai (Sarason,dkk, 1983,Gottlieb

dikutip oleh Muluk, 1996, dalam Marliyah,dkk, 2004).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Menurut Purnawan (2008, dalam Rahayu, 2008) faktor-faktor

yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah :

1) Faktor Internal

a) Tahap Perkembangan

Dukungan ditentukan oleh faktor usia yang dalam hal ini

merupakan pertumbuhan dan perkembangan, artinya setiap

rentang usia mempunyai pemahaman dan respon terhadap

perubahan kesehatan yang berbeda-beda.

b) Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk

oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar

belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. kemampuan

kognitif akan membentuk cara berpikir seseorang termasuk

kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan

dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang

kesehatan untuk menjaga kesehatan dirinya.

c) Faktor Emosi

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap

adanya dukungan dan cara melaksanakannya. Bagaimana cara

orang tersebut merespon stressor dalam tiap fase

kehidupannya. Pada orang yang cenderung stress, maka ia akan

merespon sakit dengan cara mengkhawatirkannya, sedangkan

pada orang yang cenderung tenang, mungkin juga memiliki

respon yang kecil selama ia sakit.

d) Faktor Spiritual

Aspek ini dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang

dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman, dan

kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.

2) Faktor Eksternal

a) Praktik di Keluarga

Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya

mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya.

b) Faktor Sosioekonomi

Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko

terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang

mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya.

Variabel psikososial mencakup : stabilitas perkawinan, gaya

hidup, dan lingkungan kerja.

Seseorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan

dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi

tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat

tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan. Sehingga ia

akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan

pada kesehatannya.

c) Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan

kebiasaan individu dalam memberikan dukungan termasuk

cara pelaksanaan kesehatan pribadi.

c. Macam-macam Bentuk Dukungan Keluarga

Gallo dan Reichel (1998, dalam Indriyani 2013) membagi jenis-jenis

dukungan keluarga menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

1) Dukungan Fisiologis

Dukungan fisiologis merupakan dukungan yang dilakukan dalam

bentuk pertolongan-pertolongan dalam aktivitas sehari-hari yang

mendasar, seperti dalam hal mandi, menyiapkan makanan dan

memperhatikan gizi, toileting, menyediakan tempat tertentu atau

ruangan khusus, merawat seseorang bila sakit, membantu kegiatan

fisik sesuai kemampuan, seperti senam, menciptakan lingkungan

yang aman, dan lain-lain.

2) Dukungan Psikologis

Dukungan psikologis yakni ditunjukkan dengan memberikan

rasa aman, membantu menyadari, dan memahami tentang identitas.

Selain itu, meminta pendapat atau melakukan diskusi, meluangkan

waktu bercakap-cakap untuk menjaga komunikasi yang baik

dengan intonasi atau nada bicara jelas, dan sebagainya. Stolte

(2003) menyebutkan bahwa keluarga memiliki fungsi proteksi yang

melingkupi selain memenuhi kebutuhan makanan dan tempat

tinggal, juga memberikan dukungan dan menjadi tempat yang

„aman’ dari dunia luar.

3) Dukungan Sosial

Dukungan sosial diberikan dengan cara menyarankan individu

untuk mengikuti kegiatan spiritual seperti pengajian, perkumpulan

arisan, memberikan kesempatan untuk memilih fasilitas kesehatan

sesuai dengan keinginan sendiri, tetap menjaga interaksi dengan

orang lain, dan memperhatikan norma-norma yang berlaku.

d. Sumber Dukungan Sosial / Keluarga

Menurut Gallo dan Reichel (1998, dalam Indriyani 2013),

terdapat tiga komponen sumber dukungan, yaitu sebagai berikut :

1) Sistem pendukung informal meliputi keluarga dan teman-teman.

2) Sistem pendukung formal meliputi tim keamanan sosial setempat,

program-program medikasi, dan kesejahteraan sosial.

3) Sistem pendukung semiformal meliputi bantuan-bantuan dan

e. Kualitas Dukungan Keluarga

Dolan dkk. (2006) memaparkan bahwa suatu dukungan keluarga

dikatakan berkualitas apabila memiliki ciri seperti poin-poin berikut:

1) Kedekatan

Antar anggota keluarga dan hubungan keluarga lainnya, biasanya

seseorang lebih menyukai untuk meminta dukungan kepada

seseorang yang memang sudah menjadi tempat berbagi dan

memiliki rasa kedekatan satu sama lain. Wong dkk (2009) juga

menyatakan bahwa jika ikatan keluarga kuat, kontrol sosial lebih

efektif dan sebagian besar anggota keluarga dapat menjalankan

perannya masing-masing dengan tulus dan penuh komitmen.

2) Hubungan timbal balik

Meliputi kegiatan tolong menolong antara sesama, dan memastikan

bahwa orang tersebut tidak berhutang budi terhadap individu lain.

Seringkali dalam keluarga sudah terdapat adanya rasa saling

mengerti satu sama lain sehingga dalam keluarga juga sudah

terbentuk dukungan yang dibutuhkan dan tersedia jika memang

dukungan tersebut dibutuhkan.

3) Daya Tahan

Berhubungan dengan berapa lama dan sejauh mana individu dalam

satu keluarga mengenal satu sama lain. Idealnya anggota keluarga

yang handal adalah orang yang telah mengenal dalam kurun waktu

f. Fungsi Dukungan Keluarga

Hampir setiap orang tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri,

tetapi mereka memerlukan bantuan orang lain. Berdasarkan hasil

penelitian bahwa dukungan sosial merupakan mediator yang penting

dalam menyelesaikan masalah seseorang (Nursalam & Ninuk Dian

Kurniawati, 2007). Dukungan keluarga yang juga merupakan dukungan

sosial sangat diperlukan oleh setiap individu di dalam setiap siklus

kehidupannya. Dukungan sosial akan semakin dibutuhkan pada saat

seseorang sedang menghadapi masalah atau sakit, disinilah peran anggota

keluarga diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit dengan cepat

(Effendi & Makhfudli, 2009).

Fungsi dukungan keluarga mengacu pada interaksi anggota

keluarga terutama pada kualitas hubungan dan interaksi mereka (Wong

dkk, 2009). Adapun fungsi dukungan keluarga menurut Cobb (1976) dan

Lazarus (1981, dalam Mahmunah, 2010), sebagai berikut :

1) Dukungan Informasional

Dalam fungsi ini dimaknai bahwa keluarga berfungsi sebagai

kolektor dan disseminator (penyebar) informasi tentang dunia.

Keluarga memiliki fungsi untuk menjelaskan mengenai pemberian

saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan

2) Dukungan Penilaian

Dalam hal ini keluarga berfungsi sebagai wadah umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, dengan

pemberian support, penghargaan, dan perhatian.

3) Dukungan Instrumental

Disini keluarga berfungsi sebagai sumber pertolongan praktis dan

konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan

makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

4) Dukungan Emosional

Keluarga berfungsi sebagai tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap

emosi.

g. Dukungan Keluarga pada Ibu Hamil

Dukungan sosial yang paling diperlukan bagi seorang ibu dalam

menghadapi periode perinatal adalah keluarga (Indriyani, 2013). Ibu hamil

selama sekitar 9 bulan mengalami dan merasakan fase-fase pertumbuhan

janin yang membutuhkan dorongan mental dari lingkungannya (Anshor

dan Abdullah Ghalib, 2010). Dalam hal ini fungsi dukungan keluarga bagi

ibu hamil yakni akan mendatangkan rasa senang, rasa aman, rasa puas,

dan rasa nyaman yang akan membuat ibu hamil akan merasa mendapat

dukungan secara emosional yang akan mempengaruhi kesehatan jiwanya

(Mahmunah, 2010). Pada masa kehamilan, peran suami sangat penting

makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, terus bersabar serta

mendampinginya setiap memeriksakan kehamilan (Anshor dan Abdullah

Ghalib, 2010). Manuaba dkk (2003), menyatakan bahwa ibu hamil yang

kekurangan dukungan psikologis dan sosial budaya dari keluarga yang

paling dekat, khususnya suami, akan cenderung mengalami stress pada

kehamilan. Mahmunah (2010) juga menambahkan bahwa jika seluruh

keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan

dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih

percaya diri, lebih bahagia dan siap menjalani kehamilan, persalinan, dan

masa nifas.

B. Konsep Antenatal Care

Dokumen terkait