BAB V HASIL PENELITIAN
5.2 Analisis Bivariat
Uji yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah uji non parametrik dan uji Chi square.
5.2.1 Hubungan Konsentrasi SO2 Udara Ambien dengan Gejala Asma
Karena distribusi SO2 tidak normal maka selanjutnya dilakukan uji non
parametrik (2 independent samples) dengan Mann-Whitney test. Hubungan konsentrasi SO2 udara ambien dengan gejala asma pada murid usia 6-7 tahun di
SD Negeri yang berada di kelurahan Ciputat tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini:
Tabel 5.10. Hubungan Konsentrasi SO2 Udara Ambien dengan Gejala Asma Pada Murid SD Negeri Usia 6-7 Tahun Di Kelurahan
Ciputat Tahun 2014
Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa nilai mean rank pada yang mempunyai gejala asma adalah 61,50, sedangkan yang tidak mempunyai gejala asma adalah 60,31. p value adalah 0,878, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsentrasi SO2 udara ambien dengan gejala asma pada SD
Negeri di Kelurahan Ciputat. Gejala
Asma
Jumlah Mean Rank p value
SO2
Iya 19 61,50
0,878
5.2.2 Hubungan Keterpajanan Asap Rokok dengan Gejala Asma
Hubungan keterpajanan asap rokok dengan gejala asma pada murid usia 6-7 tahun di SD Negeri yang berada di Kelurahan Ciputat tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini:
Tabel 5.11. Hubungan Keterpajanan Asap Rokok dengan Gejala Asma Pada Murid SD Negeri Usia 6-7 Tahun Di Kelurahan Ciputat
Tahun 2014 Keterpajanan
Asap Rokok
Gejala Asma Total p
value PR (95% CI) Iya Tidak n % n % N % Iya 7 36,8 13 12,9 20 16,7 0,018 2,917 (1,312-6,485) Tidak 12 63,2 88 87,1 100 83,3 Total 19 100 101 100 120 100
Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa pada murid yang terpajan dengan asap rokok dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 36,8%. Sedangkan pada murid yang tidak terpajan dengan asap rokok dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 63,2 %. Berdasarkan hasil uji statistik dengan α 5% didapatkan p value adalah 0,018, artinya ada hubungan antara keterpajanan asap rokok dengan gejala asma. Nilai prevalence ratio adalah 2,917 (>1), artinya murid yang terpajan dengan asap rokok berpeluang 2,917 untuk mempunyai gejala asma dibandingkan dengan murid yang tidak terpajan dengan asap rokok.
5.2.3 Hubungan Pemakaian Obat Nyamuk dengan Gejala Asma
Hubungan pemakaian obat nyamuk dengan gejala asma pada murid usia 6-7 tahun di SD Negeri yang berada di kelurahan Ciputat tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.12 dibawah ini :
Tabel 5.12. Hubungan Pemakaian Obat Nyamuk dengan Gejala Asma Pada Murid SD Negeri Usia 6-7 Tahun Di Kelurahan Ciputat
Tahun 2014 Pemakaian
obat nyamuk
Gejala Asma Total p value
Iya Tidak n % n % N % Iya 6 31,6 27 26,7 33 27,5 0,664 Tidak 13 68,4 74 73,3 87 72,5 Total 19 100 101 100 120 100
Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan pada murid yang memakai obat nyamuk dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 26,3%. Sedangkan pada murid yang tidak memakai obat nyamuk dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 68,4%. Berdasarkan hasil uji statistik dengan α 5% didapatkan p value adalah 0,664, artinya tidak ada hubungan antara pemakaian obat nyamuk dengan gejala asma.
5.2.4 Hubungan Binatang Peliharaan dengan Gejala Asma
Hubungan Binatang Peliharaan dengan gejala asma pada murid usia 6-7 tahun di SD Negeri yang berada di kelurahan Ciputat tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.13 dibawah ini:
Tabel 5.13. Hubungan Kepemilikan Binatang Peliharaan dengan Gejala Asma Pada Murid SD Negeri Usia 6-7 Tahun Di Kelurahan Ciputat
Tahun 2014 Binatang
Peliharaan
Gejala Asma Total p value
Iya Tidak n % n % N % Iya 5 26,3 16 15,8 21 17,5 0,323 Tidak 14 73,7 85 82,2 99 82,5 Total 19 100 101 100 120 100
Berdasarkan tabel 5.13 menunjukkan bahwa pada murid yang mempunyai binatang peliharaan dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 26,3%, sedangkan pada murid yang tidak mempunyai hewan peliharaan dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 73,7%. Berdasarkan hasil uji statistik dengan α 5% didapatkan p value adalah 0,323, artinya tidak ada hubungan antara binatang peliharaan dengan gejala asma.
5.2.5 Hubungan Perabotan Rumah Tangga yang Berpotensi Sumber Alergen Dengan Gejala Asma
Hubungan Perabotan rumah tangga yang berpotensi sumber alergen dengan gejala asma pada murid usia 6-7 tahun di SD Negeri yang berada di kelurahan Ciputat tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.14 dibawah ini:
Tabel 5.14. Hubungan Kepemilikan Perabotan Rumah Tangga Yang Berpotensi Sumber Alergen dengan Gejala Asma Pada Murid SD Negeri
Usia 6-7 Tahun Di Kelurahan Ciputat Tahun 2014 Perabotan
Rumah Tangga
Gejala Asma Total p value
Iya Tidak n % n % N % Iya 9 47,7 52 51,5 61 50,8 0,742 Tidak 10 52,6 49 48,5 59 49,2 Total 19 100 101 100 120 100
Berdasarkan tabel 5.14 menunjukkan bahwa pada murid yang mempunyai Perabotan rumah tangga yang berpotensi sumber alergen dan mempunyai gejala yaitu sebesar 47,7 %. Sedangkan pada murid yang tidak mempunyai Perabotan rumah tangga yang berpotensi sumber alergen dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 52,6%. Berdasarkan hasil uji statistik dengan α 5% didapatkan p value
adalah 0,742, artinya tidak ada hubungan antara Perabotan rumah tangga yang berpotensi sumber alergen dengan gejala asma.
5.2.6 Hubungan Jenis Kelamin dengan Gejala Asma
Hubungan jenis kelamin dengan gejala asma pada murid usia 6-7 tahun di SD Negeri yang berada di Kelurahan Ciputat tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.14 dibawah ini:
Tabel 5.15. Hubungan Jenis Kelamin dengan Gejala Asma Pada Murid SD Negeri Usia 6-7 Tahun Di Kelurahan Ciputat Tahun 2014 Jenis
Kelamin
Gejala Asma Total p value
Iya Tidak n % n % N % Laki-laki 10 52,6 40 39,6 50 41,7 0.291 Perempuan 9 47,4 61 60,4 70 58,3 Total 19 100 101 100 120 100
Berdasarkan tabel 5.15 menunjukkan bahwa pada murid laki-laki sebagian besar mempunyai gejala asma yaitu sebesar 52,6%, sedangkan pada murid perempuan hanya sebesar 47,4%. Berdasarkan hasil uji statistik dengan α 5% didapatkan p value adalah 0,291, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan gejala asma.
5.2.7 Hubungan Riwayat Asma dengan Gejala Asma
Hubungan riwayat asma dengan gejala asma pada murid usia 6-7 tahun di SD Negeri yang berada di Kelurahan Ciputat tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.16 dibawah ini:
Tabel 5.16. Hubungan Riwayat Asma dengan Gejala Asma Pada Murid SD Negeri Usia 6-7 Tahun Di Kelurahan Ciputat Tahun 2014
Riwayat Asma
Gejala Asma Total p
value PR (95% CI) Iya Tidak n % n % N % Iya 5 26,3 7 6,9 12 10 0,023 3,214 (1,403-7,363) Tidak 14 73,7 94 93,1 108 90 Total 19 100 101 100 120 100
Berdasarkan tabel 5.16 menunjukkan bahwa murid yang mempunyai riwayat asma dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 26,3%. Sedangkan pada murid yang tidak mempunyai riwayat asma pada orang tua dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 73,7%. Berdasarkan hasil uji statistik dengan α 5% didapatkan p value adalah 0,023, artinya ada hubungan antara riwayat asma dengan gejala asma. Nilai prevalence ratio adalah 3,214 (>1), artinya murid yang mempunyai riwayat asma berpeluang 3,214 kali untuk mempunyai gejala asma dibandingkan dengan murid yang tidak mempunyai riwayat asma.
5.2.8 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Gejala Asma
Hubungan pemberian ASI eksklusifdengan gejala asma pada murid usia 6-7 tahun di SD Negeri yang berada di Kelurahan Ciputat tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.17 dibawah ini:
Tabel 5.17. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Gejala Asma Pada Murid SD Negeri Usia 6-7 Tahun Di Kelurahan Ciputat
Tahun 2014 ASI
Eksklusif
Gejala Asma Total p
value PR (95% CI) Iya Tidak n % n % N % Iya 6 31,6 11 10,9 17 14,2 0,029 2,796 (1,232- 6,349) Tidak 13 68,4 90 89,1 103 85,8 Total 19 100 101 100 120 100
Berdasarkan tabel 5.17 menunjukkan bahwa murid yang mendapat ASI eksklusif dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 31,6%. Sedangkan pada murid yang tidak mendapatkan ASI eksklusif dan mempunyai gejala asma yaitu sebesar 68,4%. Berdasarkan hasil uji statistik dengan α 5% didapatkan p value adalah 0,029, artinya ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan gejala asma. Nilai prevalence ratio adalah 2,796 (>1), artinya anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif berpeluang 2,796 kali untuk mempunyai gejala asma dibandingkan dengan anak yang mendapat ASI eksklusif.
BAB VI