• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5.5 Patofisiologi Asma

Asma adalah adalah obtruksi jalan napas reversible. Obstruksi disebabkan oleh satu atau lebih dari faktor yang berikut ini : (1) Kontraksi otot-otot yang mengelilingi bronki, yang menyempitkan jalan napas; (2) Pembengkakan membran yang melapisi bronki; dan (3) Pengisian bronki dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronkial dan kelenjar mukosa membesar; sputum yang kental banyak dihasilkan oleh oleh alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara terperangkap didalam jaringan paru. Mekanisme

yang pasti dari perubahan ini tidak diketahui, tetapi yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan saraf otonom.

Beberapa individu yang menderita asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi (IgE) yang dihasilkan kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, yang menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin serta anafilasis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS- A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan napas, menyebabkan bronkospasme, pembengkakan membran mukosa, dan pembentukan mukus yang sangat banyak.

Sistem saraf otonom mempersarafi paru. Tonus otot bronkial diatur oleh impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik atau nonalergi, ketika ujung saraf pada jalan napas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi, dan polutan, jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan asetilkolin ini secara langsung menyebabkan bronkokontriksi dan juga merangsang pembentukan mediator kimiawi (histamin, bradikinin, dan prostaglandin). Individu yang menderita asma mempunyai toleransi rendah terhadap respon parasimpatis (Brunner & Suddarth, 2002).

2.6 Kerangka Teori

Asma merupakan gangguan imflamasi pada jalan napas yang ditandai oleh obstruksi aliran udara napas dan respon jalan napas yang berlebihan terhadap berbagai bentuk rangsangan. Terjadinya asma atau pemicu

timbulnya gejala asma bisa disebabkan oleh berbagai faktor, faktor tersebut adalah faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor perilaku. Faktor-faktor tersebut adalah seperti yang terdapat dalam kerangka teori dibawah ini:

Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber :

Modifikasi dari Laisina (2007), GINA (2012), Purnomo (2008), Afdal (2012), Sihombing (2010) Faktor individu  Jenis Kelamin  Riwayat asma  Riwayat Atopi Faktor lingkungan  Infeksi virus  Asap rokok

 Perabotan rumah tangga  Pemakaian obat nyamuk  Binatang peliharaan  Cuaca  Gas SO2 dan NO2 Faktor Perilaku  Pola makan  Latihan fisik  Emosi

 Pemberian ASI eksklusif

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini tidak semua faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap gejala asma pada anak diteliti, dikarenakan keterbatasan yang ada baik dari segi waktu, tenaga dan biaya penelitian. Begitu juga dengan faktor- faktor lain yang mungkin saja berpengaruh terhadap gejala asma tidak kami teliti untuk membatasi luasnya topik yang akan dibahas.

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Gejala Asma Konsentrasi SO2 di

udara ambien

Jenis kelamin

Perabot rumah tangga

ASI eksklusif Riwayat asma Binatang peliharaan Pemakaian obat nyamuk Keterpaparan asap rokok

30

NO Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Hasil ukur Skala Ukur

A Variabel terikat

Gejala asma Terjadinya salah satu gangguan saluran pernafasan berupa batuk, sesak nafas dan mengi/wheezing (Hidayat, 2008)

Pengisian Kuesioner 1. Iya

2. Tidak

Nominal

B Variabel bebas

1 Konsentrasi SO2 Hasil pengukuran SO2 di udara

ambien

Pengukuran dengan impinger

µg/Nm3 Rasio

2 Jenis kelamin Kondisi responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Anak laki-laki lebih berisiko asma dibandingkan anak perempuan (GINA, 2012)

Pengisian Kuesioner 1. Laki-laki

2. Perempuan

Ordinal

3 Riwayat asma Riwayat penyakit asma pada orang tua kandung baik ibu maupun ayah

Pengisian Kuesioner 1. Iya

2. Tidak

Ordinal

4 Keterpajanan asap rokok(Environmental Tobacco Smoke)

Adanya salah satu anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok di rumah (didalam rumah atau di

Pengisian Kuesioner 1. Iya

2. Tidak

31 perokok pasif (IARC, 2004)

5 Pemakaian obat nyamuk

Kebiasaan memakai obat nyamuk didalam rumah, baik obat nyamuk bakar atau obat nyamuk semprot

Pengisian Kuesioner 1. Iya

2. Tidak

Ordinal

6 Binatang peliharaan Terdapat salah satu atau lebih dari binatang peliharaan yang berbulu di dalam rumah seperti kucing, anjing atau burung

Pengisian Kuesioner 1. Iya

2. Tidak

Ordinal

7 Perabotan rumah tangga yang berpotensi sumber alergen (seperti kasur kapuk dan karpet berbulu)

Terdapat salah satu atau lebih dari perabotan yang dapat menjadi media alergen (seperti kasur kapuk, bantal kapuk dan karpet berbulu) di rumah

Pengisian Kuesioner 1. Iya

2. Tidak

Ordinal

8 Pemberian ASI eksklusif

Anak mendapatkan ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan (PP Nomor 33 tahun 2012)

Pengisian Kuesioner 1. Tidak

2. Iya

3.3 Hipotesis

1. Ada hubungan antara konsentrasi SO2 ambien di pekarangan sekolah

dengan gejala asma pada murid SD Negeri usia 6-7 tahun di Kelurahan Ciputat.

2. Ada hubungan antara faktor keterpajanan asap rokok dengan gejala asma pada murid SD Negeri usia 6-7 tahun di Kelurahan Ciputat.

3. Ada hubungan antara faktor pemakaian obat nyamuk dengan gejala asma pada murid SD Negeri usia 6-7 tahun di Kelurahan Ciputat.

4. Ada hubungan antara faktor kepemilikan binatang peliharaan dengan gejala asma pada murid SD Negeri usia 6-7 tahun di Kelurahan Ciputat. 5. Ada hubungan antara faktor perabot rumah tangga yang berpotensi sumber

alergen dengan gejala asma pada murid SD Negeri usia 6-7 tahun di Kelurahan Ciputat.

6. Ada hubungan antara faktor jenis kelamin dengan gejala asma pada murid SD Negeri usia 6-7 tahun di Kelurahan Ciputat.

7. Ada hubungan antara faktor riwayat asma dengan gejala asma pada murid SD Negeri usia 6-7 tahun di Kelurahan Ciputat.

8. Ada hubungan antara faktor pemberian ASI eksklusif dengan gejala asma pada murid SD Negeri usia 6-7 tahun di Kelurahan Ciputat.

Dokumen terkait