• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.3 Analisis Bivariat

4.3.1. Hubungan Pemanfaatan Dana BOK Berdasarkan (Pembinaan Kader, Keaktifan Kader, Ketersediaan Dana, dan Pemberdayaan Masyarakat) dengan Cakupan Pemantauan Penimbangan Balita (K/S), Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) dan Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Analisis hubungan menggunakan pearson correlation dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan variabel independen (pembinaan kader, keaktifan kader, ketersediaan dana, dan pemberdayaan masyarakat) dan variabel dependen (cakupan pemantauan pertumbuhan penimbangan balita) dengan alasan sampel >30 orang. Hasil uji hubungan antara variabel dependen dan independen dapat jelas di lihat pada Tabel 4.10 :

Tabel 4.10. Hasil Uji Korelasi Pearson Pemanfaatan Dana BOK (Pembinaan Kader, Keaktifan Kader, Ketersediaan Dana, dan Pemberdayaan Masyarakat) dengan Cakupan Pemantauan Penimbangan Balita (K/S), Cakupan Partisipasi

Masyarakat (D/S) dan Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Variabel K/S D/S N/D Pearson Correlation P Pearson Correlation P Pearson Correlation P Pembinaan kader -0,138 0,443 -0,122 0,500 -0,397 0,022 Keaktifan kader -0,018 0,923 -0,308 0,081 0,055 0,761 Ketersediaan dana 0,669 0,0001 0,590 0,0001 0,666 0,0001 Pemberdayaan masyarakat 0,578 0,0001 0,446 0,009 0,546 0,001

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa pada cakupan pemantauan penimbangan balita (K/S) yang berhubungan adalah ketersediaan dana (p=0,0001) dan pemberdayaan masyarakat (p=0,0001), sedangkan pembinaan kader dan keaktifan kader tidak berhubungan dengan cakupan pemantauan penimbangan balita (K/S).

4.3.2. Hubungan Pemanfaatan Dana BOK Berdasarkan (Pembinaan Kader, Keaktifan Kader, Ketersediaan Dana, dan Pemberdayaan Masyarakat) dengan Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Analisis hubungan menggunakan pearson correlation dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan variabel independen (pembinaan kader, keaktifan kader, ketersediaan dana, dan pemberdayaan masyarakat) dan variabel dependen (cakupan partisipasi masyarakat). Hasil uji hubungan antara variabel dependen dan independen dapat jelas di lihat pada Tabel 4.11 :

Tabel 4.11. Hasil Uji Korelasi Pearson Pemanfaatan Dana BOK (Pembinaan Kader, Keaktifan Kader, Ketersediaan Dana, dan Pemberdayaan Masyarakat)

dengan Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Variabel Pearson Correlation P

Pembinaan kader -0,122 0,500

Keaktifan kader -0,308 0,081

Ketersediaan dana 0,590 0,0001

Pemberdayaan masyarakat 0,446 0,009

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, variabel ketersediaan dana dan pemberdayaan masyarakat secara signifikan berhubungan dengan cakupan partisipasi masyarakat (D/S) yang nilainya masing-masing sebesar p<0,05, hal ini disebabkan posyandu yang memiliki ketersediaan dan pemberdayan masyarakat kurang baik maka cakupan partisipasi masyarakat rendah atau peningkatan D/S tahun 2009 sampai D/S tahun 2013 sangat sedikit. Variabel pembinaan kader dan keaktifan kader tidak berhubungan dengan cakupan partisipasi masyarakat (D/S) p>0,05.

4.3.3. Hubungan Pemanfaatan Dana BOK Berdasarkan (Pembinaan Kader, Keaktifan Kader, Ketersediaan Dana, dan Pemberdayaan Masyarakat) dengan Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Analisis hubungan menggunakan pearson correlation dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan variabel independen (pembinaan kader, keaktifan kader, ketersediaan dana, dan pemberdayaan masyarakat) dan variabel dependen (pemantauan pertumbuhan balita). Hasil uji hubungan antara variabel dependen dan independen dapat jelas di lihat pada Tabel 4.12 :

Tabel 4.12. Hasil Uji Korelasi Pearson Pemanfaatan Dana BOK (Pembinaan Kader, Keaktifan Kader, Ketersediaan Dana, dan Pemberdayaan Masyarakat)

dengan Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Variabel Pearson Correlation P

Pembinaan kader -0,397 0,022

Keaktifan kader 0,055 0,761

Ketersediaan dana 0,666 0,0001

Pemberdayaan masyarakat 0,546 0,001

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, variabel pembinaan, ketersediaan dana dan pemberdayaan masyarakat secara signifikan berhubungan dengan cakupan hasil penimbangan (N/D) yang nilainya masing-masing sebesar p<0,05, hal ini disebabkan posyandu yang memiliki ketersediaan dan pemberdayan masyarakat kurang baik maka cakupan hasil penimbangan (N/D) rendah atau peningkatan N/D tahun 2009 sampai N/D tahun 2013 sangat sedikit. Variabel keaktifan kader tidak berhubungan dengan pemantauan pertumbuhan balita p>0,05.

4.4 Analisis Multivariat

4.4.1 Pengaruh Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Pemantauan Penimbangan Balita (K/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Salah satu, pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen (lebih dari satu) terhadap variabel dependen yang bersifat numerik adalah uji regresi linear. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi linear sederhana adalah variabel yang mempunyai nilai p < 0,05.

4.4.1.1Asumsi Eksistensi (Variabel Random)

Untuk tiap nilai dari variabel independen (pembinaan, keaktifan kader, ketersediaan dana dan pemberdayaan masyarakat), variabel dependen (cakupan pemantauan penimbangan balita) adalah variabel random yang mempunyai mean dan varian tertentu. Asumsi ini berkaitan dengan teknik pengambilan sampel. Untuk memenuhi asumsi ini, sampel yang diambil harus dilakukan secara random. Cara mengetahui asumsi eksistensi dengan cara melakukan analisis deskriptif variabel residual dari model, bila residual menunjukkan adanya mean mendekati nilai nol dan ada sebaran maka asumsi eksistensi terpenuhi.

Tabel 4.13 Uji Asumsi Eksistensi Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Pemantauan Penimbangan Balita (K/S) di Kecamatan Bambel

Kabupaten Aceh Tenggara

Keterangan Minimum Maksimum Mean SD

Residual -4,234 5,853 0,000 2,141

Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan angka residual dengan mean 0,000 dan standar deviasi 2,141. Dengan demikian asumsi eksistensi terpenuhi.

4.4.1.2 Asumsi Independensi

Suatu keadaan dimana masing-masing nilai Y bebas satu sama lain. Jadi nilai dari tiap-tiap individu saling berdiri sendiri. Tidak diperbolehkan nilai observasi yang berbeda yang diukur dari satu individu diukur dua kali. Untuk mengetahui asumsi ini dilakukan dengan cara mengeluarkan uji Durbin Watson, bila nilai Durbin -2 s.d. +2 berarti asumsi independensi terpenuhi, sebaliknya bila nilai Durbin <-2 atau >+2 berarti asumsi tidak terpenuhi.

Tabel 4.14 Uji Asumsi Independensi Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Pemantauan Penimbangan Balita (K/S) di Kecamatan Bambel

Kabupaten Aceh Tenggara

Model R R square Durbin-Watson

1 0,733 0,538 1,707

Berdasarkan hasil uji didapatkan koefisien Durbin Watson 1,707 berarti asumsi independensi terpenuhi.

4.4.1.3 Asumsi Linieritas

Niali mean dari variabel Y untuk suatu kombinasi X1, X2, X3,....Xk terletak pada garis/bidang linier yang dibentuk dari persamaan regresi. Untuk mengetahui asumsi linieritas dapat diketahui dari uji ANOVA (overall F test) bila hasilnya siginifikan (p value<alpha) maka model berbentuk linier.

Tabel 4.15 Uji Asumsi Linearitas Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Pemantauan Penimbangan Balita (K/S) di Kecamatan Bambel

Kabupaten Aceh Tenggara

Model F Sig

Berdasarkan hasil di atas menghasilkan bahwa uji ANOVA 0,0001, berarti asumsi linieritas terpenuhi.

4.4.1.4 Asumsi Homoscedascity

Varian nilai variabel Y sama untuk semua nilai variabel X. Homoscedasticity dapat diketahui dengan melakukan pembuatan plot residual. Bila titik tebaran tidak berpola tertentu dan menyebar merata disekitar garis titik nol maka dapat disebut varian homogen pada setiap nilai X dengan demikian asumsi homoscedasticity terpenuhi. Sebaliknya bila titik tebaran membentuk pola tertentu misalnya mengelompokkan di bawah atau di atas garis tengah nol, maka diduga variannya terjadi heteroscedasticity.

Berdasarkan hasil plot di atas terlihat tebaran titik mempunyai pola yang sama antara titik-titik di atas dan di bawah garis diagonal 0. Dengan demikian asumsi homoscedasticity terpenuhi.

4.4.1.5 Asumsi Normalitas

Variabel Y mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan variabel X, dapat diketahui dari Normal P-P Plot residual, bila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi model regresi tidak memenuhi asumsi mormalitas.

Beradsarkan grafik histogram dan grafik normal P-P plot terbukti bahwa bentuk distribusinya normal, berarti asumsi normality terpenuhi.

4.4.1.6Diagnostik Multicollinearity

Dalam regresi linier tidak boleh terjadi sesama variabel independen berkorelasi secara kuat (multicollinearity). Untuk mendeteksi collinearity dapat diketahui dari nilai VIF (variance inflation factor), bila nilai VIF lebih dari 10 maka mengindikasikan telah terjadi collinearity. Dari hasil asumsi didapat nilai VIF tidak lebih dari 10, dengan demikian tidak ada multicollinearity antara sesama variabel independen.

Setelah dilakukan analisis, ternyata variabel independen yang masuk model regresi adalah ketersediaan dana dan pemberdayaan masyarakat. Koefisien determinasi regresi (R square) = 0,538 menunjukkan ketersediaan dana dan pemberdayaan masyarakat mampu menjelaskan cakupan pemantauan penimbangan balita (K/S) sebesar 53,8%.

Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Linear

Variabel B Sig R

Ketersediaan Dana 0,516 0,002

Pemberdayaan Masyarakat 0,215 0,040 0,538

Konstanta -12,876 0,050

Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana dengan menggunakan metode enter, didapatkan variabel dalam persamaan garis regresi menjadi:

Y = -12,876 + 0,516 (X1) + 0,215 (X2)

Dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi tersebut dapat diintepretasikan, sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel pembinaan dan keaktifan kader diperoleh nilai p>0,05, maka hipotesis penelitian ditolak, berarti tidak ada pengaruh pemanfaatan dana BOK (pembinaan dan keaktifan kader) terhadap cakupan pemantauan penimbangan balita (K/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel ketersediaan dana diperoleh nilai p=0,002<0,05, maka hipotesis penelitian diterima, berarti ada pengaruh pemanfaatan dana BOK (ketersediaan dana) terhadap cakupan pemantauan penimbangan balita (K/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara, Nilai koefisien b1= 0,516 berarti bahwa apabila nilai ketersediaan dana (X2) mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka cakupan pemantauan penimbangan balita (K/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara (Y) akan meningkat sebesar 0,516 poin.

3. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel pemberdayaan masyarakat diperoleh nilai p=0,040<0,05, maka hipotesa penelitian diterima, berarti ada pengaruh pemanfaatan dana BOK (pemberdayaan masyarakat) terhadap cakupan pemantauan penimbangan balita (K/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara, Nilai koefisien b1= 0,215 berarti apabila nilai pemberdayaan masyarakat (X3) mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka cakupan pemantauan penimbangan balita (K/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara (Y) akan meningkat sebesar 0,215 poin.

Hasil penelitian mendapatkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi cakupan pemantauan penimbangan balita (K/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara adalah ketersediaan dana hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi yaitu = 0,516.

4.4.2 Pengaruh Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Salah satu, pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen (lebih dari satu) terhadap variabel dependen yang bersifat numerik adalah uji regresi linear. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi linear sederhana adalah variabel yang mempunyai nilai p < 0,05.

4.4.2.1Asumsi Eksistensi (Variabel Random)

Untuk tiap nilai dari variabel independen (pembinaan, keaktifan kader, ketersediaan dana dan pemberdayaan masyarakat), variabel dependen (cakupan partisipasi masyarakat) adalah variabel random yang mempunyai mean dan varian tertentu. Asumsi ini berkaitan dengan teknik pengambilan sampel. Untuk memenuhi asumsi ini, sampel yang diambil harus dilakukan secara random. Cara mengetahui asumsi eksistensi dengan cara melakukan analisis deskriptif variabel residual dari model, bila residual menunjukkan adanya mean mendekati nilai nol dan ada sebaran maka asumsi eksistensi terpenuhi.

Tabel 4.17 Uji Asumsi Eksistensi Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Keterangan Minimum Maksimum Mean SD

Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan angka residual dengan mean 0,000 dan standar deviasi 4,889. Dengan demikian asumsi eksistensi terpenuhi.

4.4.2.2 Asumsi Independensi

Suatu keadaan dimana masing-masing nilai Y bebas satu sama lain. Jadi nilai dari tiap-tiap individu saling berdiri sendiri. Tidak diperbolehkan nilai observasi yang berbeda yang diukur dari satu individu diukur dua kali. Untuk mengetahui asumsi ini dilakukan dengan cara mengeluarkan uji Durbin Watson, bila nilai Durbin -2 s.d. +2 berarti asumsi independensi terpenuhi, sebaliknya bila nilai Durbin <-2 atau >+2 berarti asumsi tidak terpenuhi.

Tabel 4.18 Uji Asumsi Indepensi Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Model R R square Durbin-Watson

1 0,660 0,436 2,324

Berdasarkan hasil uji didapatkan koefisien Durbin Watson 2,324 berarti asumsi independensi terpenuhi.

4.4.2.3 Asumsi Linieritas

Niali mean dari variabel Y untuk suatu kombinasi X1, X2, X3,....Xk terletak pada garis/bidang linier yang dibentuk dari persamaan regresi. Untuk mengetahui asumsi linieritas dapat diketahui dari uji ANOVA (overall F test) bila hasilnya siginifikan (p value<alpha) maka model berbentuk linier.

Tabel 4.19 Uji Asumsi Linearitas Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Model F Sig

1 5,403 0,002

Berdasarkan hasil di atas menghasilkan bahwa uji ANOVA 0,002, berarti asumsi linieritas terpenuhi.

4.4.2.4 Asumsi Homoscedascity

Varian nilai variabel Y sama untuk semua nilai variabel X. Homoscedasticity dapat diketahui dengan melakukan pembuatan plot residual. Bila titik tebaran tidak berpola tertentu dan menyebar merata disekitar garis titik nol maka dapat disebut varian homogen pada setiap nilai X dengan demikian asumsi homoscedasticity terpenuhi. Sebaliknya bila titik tebaran membentuk pola tertentu misalnya mengelompokkan di bawah atau di atas garis tengah nol, maka diduga variannya terjadi heteroscedasticity.

Berdasarkan hasil plot di atas terlihat tebaran titik mempunyai pola yang sama antara titik-titik di atas dan di bawah garis diagonal 0. Dengan demikian asumsi homoscedasticity terpenuhi.

4.4.2.5 Asumsi Normalitas

Variabel Y mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan variabel X, dapat diketahui dari Normal P-P Plot residual, bila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Beradsarkan grafik histogram dan grafik normal P-P plot terbukti bahwa bentuk distribusinya normal, berarti asumsi normality terpenuhi.

4.4.2.6Diagnostik Multicollinearity

Dalam regresi linier tidak boleh terjadi sesama variabel independen berkorelasi secara kuat (multicollinearity). Untuk mendeteksi collinearity dapat diketahui dari nilai VIF (variance inflation factor), bila nilai VIF lebih dari 10 maka mengindikasikan telah terjadi collinearity. Dari hasil asumsi didapat nilai VIF tidak lebih dari 10, dengan demikian tidak ada multicollinearity antara sesama variabel independen.

Setelah dilakukan analisis, ternyata variabel independen yang masuk model regresi adalah ketersediaan dana dan pemberdayaan masyarakat. Koefisien determinasi regresi (R square) = 0,43,6 menunjukkan ketersediaan dana mampu menjelaskan cakupan partisipasi masyarakat (D/S) sebesar 43,6%.

Tabel 4.20. Hasil Uji Regresi Linear

Variabel B P R

Ketersediaan dana 0,955 0,009 0,436

Konstanta -11,001 0,451

Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana dengan menggunakan metode enter, didapatkan variabel dalam persamaan garis regresi menjadi:

Y = -11,001 + 0,955 (X1)

Dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi tersebut dapat diintepretasikan, sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel pembinaan, kekaktifan kader dan pemberdayaan masyarakat diperoleh nilai p>0,05, maka hipotesis penelitian ditolak, berarti tidak ada pengaruh pemanfaatan dana BOK (pembinaan, kekaktifan kader dan pemberdayaan masyarakat) terhadap cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel ketersediaan dana diperoleh nilai p=0,009<0,05, maka hipotesis penelitian diterima, berarti ada pengaruh pemanfaatan dana BOK (ketersediaan dana) terhadap cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara, Nilai koefisien b1= 0,955 berarti bahwa apabila nilai ketersediaan dana (X2) mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara (Y) akan meningkat sebesar 0,955 poin.

Hasil penelitian mendapatkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara adalah ketersediaan dana hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi yaitu = 0,955.

4.4.3 Pengaruh Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Salah satu, pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen (lebih dari satu) terhadap variabel dependen yang bersifat

numerik adalah uji regresi linear. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi linear sederhana adalah variabel yang mempunyai nilai p < 0,05.

4.4.3.1Asumsi Eksistensi (Variabel Random)

Untuk tiap nilai dari variabel independen (pembinaan, keaktifan kader, ketersediaan dana dan pemberdayaan masyarakat), variabel dependen (cakupan hasil penimbangan) adalah variabel random yang mempunyai mean dan varian tertentu. Asumsi ini berkaitan dengan teknik pengambilan sampel. Untuk memenuhi asumsi ini, sampel yang diambil harus dilakukan secara random. Cara mengetahui asumsi eksistensi dengan cara melakukan analisis deskriptif variabel residual dari model, bila residual menunjukkan adanya mean mendekati nilai nol dan ada sebaran maka asumsi eksistensi terpenuhi.

Tabel 4.21 Uji Asumsi Eksistensi Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Keterangan Minimum Maksimum Mean SD

Residual -7.574 6.893 0.0001 3.656

Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan angka residual dengan mean 0,000 dan standar deviasi 3,656. Dengan demikian asumsi eksistensi terpenuhi.

4.4.3.2 Asumsi Independensi

Suatu keadaan dimana masing-masing nilai Y bebas satu sama lain. Jadi nilai dari tiap-tiap individu saling berdiri sendiri. Tidak diperbolehkan nilai observasi yang berbeda yang diukur dari satu individu diukur dua kali. Untuk mengetahui asumsi ini dilakukan dengan cara mengeluarkan uji Durbin Watson, bila nilai Durbin -2 s.d. +2

berarti asumsi independensi terpenuhi, sebaliknya bila nilai Durbin <-2 atau >+2 berarti asumsi tidak terpenuhi.

Tabel 4.22 Uji Asumsi Indepedensi Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Model R R square Durbin-Watson

1 0,727 0,529 1,624

Berdasarkan hasil uji didapatkan koefisien Durbin Watson 1,624 berarti asumsi independensi terpenuhi.

4.4.3.3 Asumsi Linieritas

Niali mean dari variabel Y untuk suatu kombinasi X1, X2, X3,....Xk terletak pada garis/bidang linier yang dibentuk dari persamaan regresi. Untuk mengetahui asumsi linieritas dapat diketahui dari uji ANOVA (overall F test) bila hasilnya siginifikan (p value<alpha) maka model berbentuk linier.

Tabel 4.23 Uji Asumsi Linearitas Pemanfaatan Dana BOK terhadap Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Model F Sig

1 7,854 0,0001

Berdasarkan hasil di atas menghasilkan bahwa uji ANOVA 0,0001, berarti asumsi linieritas terpenuhi.

4.4.3.4 Asumsi Homoscedascity

Varian nilai variabel Y sama untuk semua nilai variabel X. Homoscedasticity dapat diketahui dengan melakukan pembuatan plot residual. Bila titik tebaran tidak berpola tertentu dan menyebar merata disekitar garis titik nol maka dapat disebut

varian homogen pada setiap nilai X dengan demikian asumsi homoscedasticity terpenuhi. Sebaliknya bila titik tebaran membentuk pola tertentu misalnya mengelompokkan di bawah atau di atas garis tengah nol, maka diduga variannya terjadi heteroscedasticity.

Berdasarkan hasil plot di atas terlihat tebaran titik mempunyai pola yang sama antara titik-titik di atas dan di bawah garis diagonal 0. Dengan demikian asumsi homoscedasticity terpenuhi.

4.4.3.5 Asumsi Normalitas

Variabel Y mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan variabel X, dapat diketahui dari Normal P-P Plot residual, bila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Beradsarkan grafik histogram dan grafik normal P-P plot terbukti bahwa bentuk distribusinya normal, berarti asumsi normality terpenuhi.

4.4.3.6Diagnostik Multicollinearity

Dalam regresi linier tidak boleh terjadi sesama variabel independen berkorelasi secara kuat (multicollinearity). Untuk mendeteksi collinearity dapat diketahui dari nilai VIF (variance inflation factor), bila nilai VIF lebih dari 10 maka mengindikasikan telah terjadi collinearity. Dari hasil asumsi didapat nilai VIF tidak

lebih dari 10, dengan demikian tidak ada multicollinearity antara sesama variabel independen.

Setelah dilakukan analisis, ternyata variabel independen yang masuk model regresi adalah ketersediaan dana dan pemberdayaan masyarakat. Koefisien determinasi regresi (R square) = 0,529 menunjukkan ketersediaan dana mampu menjelaskan cakupan hasil penimbangan (N/D) sebesar 52,9%.

Tabel 4.24. Hasil Uji Regresi Linear

Variabel B P R

Ketersediaan dana 0,806 0,004 0,529

Konstanta -6,447 0,554

Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana dengan menggunakan metode enter, didapatkan variabel dalam persamaan garis regresi menjadi:

Y = -6,447 + 0,806 (X1)

Dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi tersebut dapat diintepretasikan, sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel pembinaan, keaktifan kader, dan pemberdayaan masyarakat diperoleh nilai p>0,05, maka hipotesis penelitian ditolak, berarti tidak ada pengaruh pemanfaatan dana BOK (pembinaan, keaktifan kader, dan pemberdayaan masyarakat) terhadap cakupan hasil penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap variabel ketersediaan dana diperoleh nilai p=0,004<0,05, maka hipotesis penelitian diterima, berarti ada pengaruh

pemanfaatan dana BOK (ketersediaan dana) terhadap cakupan hasil penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara, Nilai koefisien b1= 0,806 berarti bahwa apabila nilai ketersediaan dana (X2) mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka cakupan cakupan hasil penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara (Y) akan meningkat sebesar 0,806 poin.

Hasil penelitian mendapatkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi cakupan hasil penimbangan (N/D) di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara adalah ketersediaan dana hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi yaitu = 0,806.

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pemantauan Pertumbuhan Balita Berdasarkan Cakupan Pemantauan Penimbangan Balita (K/S), Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) dan Cakupan Hasil Penimbangan (N/D)

Pemantauan pertumbuhan balita sangat diperlukan melihat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sangat banyak. Pemantauan pertumbuhan anak dilakukan setiap bulan, melalui kegiatan posyandu dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan untuk mendeteksi terjadinya gagal tumbuh (gangguan pertumbuhan). Gangguan pertumbuhan dapat terjadi dalam waktu singkat dan dapat juga terjadi dalam waktu yang cukup lama. Gangguan pertumbuhan dalam waktu singkat diperlihatkan dengan penurunan berat badan karena menurunnya nafsu makan adanya sakit diare, infeksi saluran pernafasan, atau karena kurang cukupnya makanan yang dikonsumsi dan lama kelamaan akan menghambat pertambahan tinggi balita.

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan di catat di KMS (Kartu Menuju Sehat), dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan balita tersebut membentuk grafik pertumbuhan balita. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya.

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan salah satu program unggulan Kementerian Kesehatan. BOK merupakan upaya pemerintah untuk membantu daerah dalam mencapai target nasional bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat diwujudkan melalui pengupayaan modal pembiayaan baru yang lebih menitikberatkan kepada pembiayaan langsung dari pusat ke pusat pelayanan kesehatan berbasis komunitas di tingkat puskesmas. Upaya pembiayaan ini diwujudkan melalui program Bantuan Operasional Kesehatan.

Pemantauan pertumbuhan balita di Kecamatan Bambel semakin meningkat setelah adanya dana BOK dari tahun 2009 sebelum adanya dana BOK dan Tahun 2013 setelah adanya dana BOK. Pemanfaatan dana BOK dalam meningkatkan kegiatan pemantauan dan pertumbuhan balita antara lain: 1) pembinaan kader seperti pelatihan tentang posyandu, pengawasan kader, pelatihan kader mengenai pelayanan

Dokumen terkait