• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK

4. Analisis Butir Soal

Analisis soal bertujuan untuk mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan suatu soal dan “petunjuk” untuk memperbaikinya.79

Terdapat dua cara analisis, yaitu analisis kualitatif (qualitative control) dan analisis kuantitatif

(quantitative control).80

a. Analisis Kualitatif (Teoritik)

Analisis kualitatif atau sering juga disebut dengan validitas logis

(logical validity).81 Secara kualitatif, telaah atau penilaian butir soal

merupakan analisis teoritis, dilakukan sendiri atau bantuan teman sejawat, berdasarkan isi atau materi, konstruksi, dan bahasa.82

1) Isi atau materi

Menunjukkan keadaan suatu soal yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang di evaluasi.83

2) Konstruksi

Telaah soal yang pada umumnya berkaitan dengan teknik penulisan soal.

3) Bahasa

Telaah soal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD.84

78

Herlanti dan Nopithalia, op. cit., h. 183-185.

79

Arikunto, op. cit., h. 206-207.

80

Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes: Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3, h. 1.

81

Ibid.

82

Sofyan,dkk, op. cit., h. 101.

83

b. Analisis Kuantitatif (Empirik)

Hasil analisis kuantitatif menghasilkan angka-angka yang dapat digunakan untuk mengetahui daya serap (mastery learning) siswa secara individu dan kelas, mengetahui tingkat kesukaran butir, daya beda, validitas, dan reliabilitas.85

1) Daya Serap Hasil Ulangan (Mastery Learning)

Daya serap hasil ulangan harian dapat diketahui dengan cara menggunakan from dengan keterangan: siswa dinyatakan tuntas belajar jika mencapai skor minimal 75% dan kelas dinyatakan tuntas belajar jika siswa yang tuntas belajar mencapai minimal 85%.86

2) Tingkat Kesukaran (Difficulty Index)

Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungannya merupakan perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Rentang indeks kesukaran yakni dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar atau seluruh siswa. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau tidak ada sama sekali siswa yang menjawab benar menunjukkan butir soal sukar. Indeks 0,0 menunjukkan butir soal sangat sukar, sedangkan indeks 1,0 menunjukkan butir soal sangat mudah.87

3) Daya Beda (Discriminating Power)

Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa kurang pandai.88

84

Surapranata, op. cit., h. 2.

85

Sofyan, dkk., op. cit., h. 102.

86 Ibid. 87 Ibid., h. 103. 88 Ibid., h. 104.

4) Sensitifitas Butir (Sencitivity Index)

Sensitifitas butir adalah kepekaan butir atau instrument berdasarkan acuan kriteria (PAP), untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran. Oleh karena itu harus dilakukan pretes dan postes. Besarnya sensitifitas dapat ditunjukkan dengan indeks kepekaan atau indeks sensitifitas dengan interval -1,0 sampai dengan 1,0.89

5) Fungsi Pengecoh (Distracter Function)

Fungsi pengecoh dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peserta yang tidak memiliki kunci jawaban pada bentuk soal pilihan ganda. Untuk soal pilihan ganda, alternatif jawaban menurut kaidah harus homogen dan logis sehingga setiap pilihan jawaban (option) dapat berfungsi atau ada yang memilih. Setiap pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila terpilih minimal sebanyak 5% dari jumlah peserta.90 6) Validitas

Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tempat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.

Secara enpirik, tinggi rendahnya validitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien validits. Validitas dinyatakan dengan korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan (X) dengan distribusi skor suatu criteria yang relevan (Y), sehingga koefisien validitas diberi symbol rxy. Pada tes yang homogen, validitas dapat juga dinyatakan sebagai

kesesuaian antara skor butir dengan skor total.91 7) Reliabilitas

Reliabilitas (rely + ability = reliability) bermakna: keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi; dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Secara

89 Ibid. 90 Ibid. 91 Ibid., h. 105.

umum, pengertian reliabilitas alat ukur dan reliabilitas hasil ukur dianggap sama, sekalipun penggunaannya sedikit berbeda. Reliabilitas alat ukur terkait dengan masalah kesalahan pengukuran (error of measurement), sedangkan reliabilitas hasil ukur terkait dengan masalah kesalahan pengambilan sampel (sampling error).92

5. Guru

a. Tugas Guru

Tugas guru tidak terbatas pada tugas akademik saja, namun ada pula tugas non akademik. Tugas-tugas tersebut meliputi tugas yang berkaitan dengan kedinasan atau akademik dan tugas diluar akademik berupa kemanusiaan dan kemasyarakatan. Tugas sebagai seorang profesional meliputi mendidik, membelajarkan siswa, dan memberikan latihan. Mendidik berarti mengembangkan nilai-nilai dalam kehidupan, membelajarkan berarti mendorong dan memberi peluang agar siswa dapat belajar dengan sebaik mungkin, dan memberi latihan berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan yakni menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi siswa. Sedangkan dalam bidang kemasyarakatan harus mampu menjadi panutan karena dapat dipercaya dan dapat menjadi contoh untuk ditiru. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, guru dituntut untuk menguasai materi pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik agar proses belajar dapat berjalan secara opotimal dan tujuan pembelajaranpun dapat tercapai dengan baik.tugas guru dalam proses belajar mengajar, dapat dirincikan dalam tiga tugas utama yaitu, tugas membuat persiapan untuk pembelajaran atau disebut dengan persiapan mengajar, tugas melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan tugas mengadakan evaluasi hasil belajar.93

92

Ibid.

93

Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), Cet. 1, h. 6-7.

b. Peran Guru

Terdapat beberapa peran guru yang penting dalam proses belajar mengajar, diantaranya yaitu:

1) Guru sebagai penyampai informasi

Guru dituntut untuk menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Guru harus mampu menginformasikan materi dengan jelas, dengan menggunakan alat bantu ataupun tidak. 2) Guru sebagai pengelola kelas

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu menjadikan suasana kelas yang kondusif.

3) Guru sebagai fasilitator

Kegiatan guru sebagai fasilitator yaitu mengusahakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan optimal, sebagai contoh: jika peserta didik berjumlah banyak, maka suara guru harus keras atau harus terdengar oleh semua peserta didik. Bila yang diinformasikan sulit untuk difahami, maka guru harus menggunakan alat bantu atau media yang sesuai dengan kebutuhan agar informasi dapat difahami oleh siswa.

4) Guru sebagai evaluator

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan yang dirancang dalam program. Demikian pula dalam proses belajar mengajar.94

c. Kompetensi Guru

Lembaga pendidikan keguruan menerapkan pendidikan berdasarkan kompetensi. Dengan demikian, lulusannya diharapkan menjadi guru yang profesional dan berkompetensi. Terdapat sepuluh kompetensi guru, diantaranya yaitu: mengembangkan kepribadian, menguasai landasan pendidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, menilai hasil dan proses belajar mengajar, menyelenggarakan program bimbingan, menyelenggarakan administrasi

94

sekolah, berinteraksi, menyelenggarakan penelitian untuk keperluan pengajaran.95

Dokumen terkait