• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DAN EVALUAS

3.2 Analisis dan Evaluasi Data

Dari data yang diperoleh selama melakukan penelitian di Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu dan telah disajikan secara keseluruhan pada bagian atas, maka data yang diperoleh melalui pemberian kuesioner pada pegawai, akan dianalisis pada bagian ini.

A. Deskriptif Variabel Motivasi X (Variabel Independen) Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi.

Adapun yang menjadi indikator variabel motivasi yaitu:

a. Kesenangan yang muncul dari dalam diri pegawai dalam menjalankan pekerjaannya.

Pegawai menjalankan pekerjaan dengan rasa senang dan mempunyai keinginan untuk bekerja dengan giat.Hal ini merupakan pendorong agar pegawai dapat melaksanakan tugas dengan baik, karena mereka menikmati pekerjaan yang dilakukan. Terkadang rasa bosan akan pekerjaan yang dikarenakan oleh tingkat kejenuhan akan tugas yang berat, membuat pegawai menunda pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal menunda pekerjaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena keasikan bercerita-cerita dengan rekan kerja, tidak mengerti dengan pekerjaan, bosan dengan pekerjaan. Namun dengan suasana kantor yang menyenangkan sangat membantu mengembalikan semangat bekerja pegawai saat merasa bosan. Hal ini tentu memotivasi pegawai untuk tetap menyelesaikan pekerjaannya.

b. Harapan dimana pegawai berfikir secara subjektif akan sesuatu imbalan jika melakukan pekerjaan dengan baik. Kenaikan pangkat merupakan suatu jenjang prestasi atau penghargaan yang diberikan atas kinerja yang dilakukan pegawai dalam kurun waktu empat tahun sekali.Kenaikan pangkat dan fasilitas yang memadai juga memotivasi pegawai untuk bekerja dengan semangat demi mencapai kinerja yang baik.Namun gaji/ tunjangan/ fasilitas yang diberikan masih belum sesuai dengan yang diharapkan pegawai.Sehingga pegawai terkadang menunda-nunda pekerjaannya karena merasa tidak ada imbalan, walaupun memberikan kinerja yang baik.Demikian pula hal nya dengan pernghargaan oleh pimpinan kepada pegawai yang berprestasi.

c. Peraturan ketentuan bagi pegawai dalam menjalankan tugasnya.

Pimpinan dalam hal memberikan motivasi masih tergolong rendah.Ini terlihat dari kurangnya perhatian dari Pimpinan untuk mengevaluasi pegawai yang melakukan kesalahan, baik bagi yang melanggar peraturan maupun bagi yang hasil kerjanya kurang.Dan tidak adanya sanksi yang tegas untuk mempengaruhi pegawai bekerja lebih maksimal.

B. Deskripsi Variabel Kinerja Y (Variabel Independen)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan organiasi dalam periode tertentu.

Adapun indikator variabel kinerja yaitu:

a. Kuantitas yaitu jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan atau dicapai.

Proses kerja pegawai di kantor cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu tergolong cepat. Ini dapat dilihat dari waktu yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan.Dan jarang terdapat kesalahan dalam hasil kerjanya karena pegawai menguasai tugas mereka.

b. Kualitas yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya) Tingkat kemampuan pegawai dalam bekerja sesuai dengan sasaran.Ini dapat dilihat dari jawaban responden tentang sasaran kerja yang ditetapkan.Penguasaan pada tugas yang diemban dan perencanaan yang matang menghasilkan ketaatan kerja dan kinerja yang berkualitas.

c. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya jam kerja pegawai dengan waktu yang ditetapkan.

Pegawai di Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu tergolong disiplin dalam jam

kerja.Pegawai jarang datang terlambat serta cabut dari pekerjaan saat masih jam kerja. Walaupun tidak dipungkiri masih ada sebagian kecil pegawai yang melanggar peraturan jam kerja.

C. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja 1. Uji Validitas

Uji ini digunakan untuk mengukur tingkat kesahihan suatu instrument atau peubah. Teknik analis butir instrumen untuk menguji validitas empirik menggunakan rumus

Pearson Correlation Product Moment (Mason et al, 1999), yaitu:

rhitung =

………..(1)

Dimana :

rhitung = nilai koefisien n = jumlah responden X = skor butir instrument Y = total skor

Teknik tersebut digunakan untuk mengetahui korelasi antara dua peubah dan nilai korelasi yang dihitung dinyatakan sahih, apabila r hitung > r tabel ,dengan level of significant sebesar 5%.

a. Motivasi (X)

Untuk mengetahui kesahihan setiap butir pernyataan instrument motivasi (X) dilakukan pengujian dengan cara menganalisis hubungan skor tiap butir dan skor total, dengan Pearson Product Moment.Hasil perhitungan tersebut menghasilkan butir-butir yang sahih dan tidak sahih.Uji keterandalan (reliability) instrumen motivasi (X) dilakukan dengan teknik

Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien keterandalan instrument motivasi (X) untuk 23 responden adalah 0,413 (lihat lampiran 2)

b. Kinerja (Y)

Untuk mengetahui kesahihan setiap butir pernyataan instrument kinerja (Y) dilakukan pengujian dengan cara menganalisis hubungan skor tiap butir dan skor total, dengan Pearson Product Moment.Hasil perhitungan tersebut menghasilkan butir-butir yang sahih dan tidak sahih.Uji keterandalan (reliability) instrumen kinerja (Y) dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien keterandalan instrument kinerja (Y) untuk 23 responden adalah 0,413 (lihat lampiran 2)

2. Koefisien Korelasi Product Moment

rhitung =

……...(1)

berdasarkan data hasil penelitian yang diolah diperoleh hasil sebagai berikut:

= 955 = 912 = 40397

= 36834

= 38289

Selanjutnya hasil tersebut dimasukkan ke dalam rumus product moment, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

=

= 0,5961

Hasil perhitungan koefisien korelasi tersebut adalah 0,5961, nilai r yang diperoleh adalah positif (r = +).Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel positif, hal ini berarti ada pengaruh motivasi dan kinerja pegawai.Dengan hasil perhitungan yang

positif, mengartikan bahwa kenaikan variabel lainnya dan kedua variabel memiliki hubungan positif (Sugiyono, 2006:14).Maka semakin baik motivasi yang dimiliki pegawai, maka kinerja yang dihasilkan pun maksimal. Dari hasil perhitungan korelasi di atas, diperoleh r hitung sebesar 0,61 bila dikonsultasikan dengan nilai r Tabel untuk n=23 dan signifikan 5%, maka r Tabel diperoleh sebesar 0,413.r hitung lebih besar dari r Tabel, dengan demikian korelasi 0,5961 signifikan.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya koefisien korelasi, maka diperlukan imterpretasi sebagai berikut:

Tabel 3.30 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 0,100 Sangat tinggi

Berdasarkan pedoman tabel di atas, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,5961 termasuk pada kategori sedang.Artinya, terdapat hubungan yang sedang antara variabel motivasi dan kinerja pegawai. 3. Uji Signifikan (t)

Selanjutnya untuk mengetahui kebenaran dari pengaruh motivasi di kantor cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu dapat dilakukan dengan perhitungan uji t sebagai berikut:

t hitung =

3,3708

Maka dari perhitungan di atas diperoleh thitung=3,3708 bila dikonsultasikan pada Tabel t (terlampir) pada taraf

signifikan 5% (α=0,05) uji dua pihak dan untuk dk=n- 2=23-2=21. Maka diperoleh t Tabel 1,721 (lihat lampiran)

Berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis:

1. Jika harga t hitung lebih besar dari t Tabel maka Ho (Hipotesa nol) ditolak dan Ha (Hipotesa alternative) diterima. Artinya ada pengaruh signifikan antara motivasi terhadap kinerja pegawai.

2. Jika t hitung lebih kecil dari t Tabel maka Ho (Hipotesa nol) diterima dan Ha (Hipotesa alternative) ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan antara motivasi terhadap kinerja.

Dengan membandingkan antara thitung dengan tTabel, maka diperoleh thitung lebih besar dari tTabel (thitung 3,3708 > tTabel 1,721) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima.Berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi dan kinerja pegawai.

4. Koefisien Determinasi

Untuk mencari koefisien determinasi dilakukan dengan mengkuadratkan nilai rhitung yang telah diperoleh. Nilai r 0,591 maka koefisien determinasinya adalah:

D = r2x100% = 0,3553x100% = 35,53

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh variabel motivasi terhadap kinerja sebesar 35,53%, sedangkan sisanya 64,47% dipengaruhi faktor lain di luar kajian penelitian ini.

Dokumen terkait