• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam Di Pancur Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam Di Pancur Batu"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CABANG KEJAKSAAN NEGERI LUBUK PAKAM

DI PANCUR BATU

Diajukan Oleh :

MARULI JUNIFER SILAEN 092101123

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIII KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : MARULI JUNIFER SILAEN

NIM : 092101123

PROGRAM STUDI : DIII – KEUANGAN

JUDUL : PENGARUH MOTIVASI TERHADAP

KINERJA PEGAWAI KANTOR CABANG KEJAKSAAN NEGERI LUBUK PAKAM DI PANCUR BATU

Tanggal: ... April 2012 Dosen Pembimbing

(Dra. Lusy Anna, M.S) NIP. 19510421 197603 2 003

Tanggal: ... April 2012 Ketua Program Studi DIII Keuangan

(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si) NIP. 19591229 198903 1 002

Tanggal: ... April 2012 Dekan

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan kemuliaan hanya bagiMu Tuhan Yesus Kristus,

Engkaulah sumber segala hikmat dan pengetahuan yang memberikan kasih kekal

dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul,

“Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu”.

Pada kesempatan ini, penulis secara khusus mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta Drs. Gotlip M Silaen dan

Nenti Simanjuntak, S.Pd yang telah memberikan kasih sayang dan yang tak

henti-hentinya memanjatkan doa untuk penulis. Penulis juga tidak lupa mengucapkan

terimakasih setulusnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis

selama menempuh studi dan penulisan tugas akhir ini.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Jurusan

Program Studi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan

Program Studi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Lusy Anna, M.S., selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia memberi bimbingan, arahan dan dorongan dalam penulisan

(4)

5. Bapak Ismed Kardafi, SH., Kepala Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk

Pakam di Pancur Batu, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

6. Keluarga tercinta, keluarga besar Silaen dan Simanjuntak yang tetap

memberikan dukungan baik materil maupun moral.

7. Teman-teman seperjuangan,Benhard Evander Sitanggang, Eka Sinaga,

Christin S Purba, Davis Geraldi Sihite, Bona Sagala, Alando Sitompul,

Lambas Seru Manik, Priatno Simamora dan secara khusus kepada

Rutmana Herawati L. Tobing yang selalu penuh kasih.

8. Teman-teman Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Duri, Recky Simamora,

John Palmer Sitorus, Natalia Silalahi, Asima Tampubolon, Chrestella

Nainggolan, Founder Tarihoran, Stefi Simanjuntak.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini mempunyai banyak kekurangan

baik dari tata bahasa, maupun isi. Oleh karena itu penulis sangat mengaharapkan

kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini sehingga

berguna dimasa yang akan datang. Sekian dan terimakasih.

Medan, April 2012

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Instansi ... 30

2.1.1 Data Wilayah ... 30

2.1.2 Pemerintah Daerah ... 31

2.1.3 Visi dan Misi ... 32

2.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 34

2.3 Pembagian Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab Instansi ... 37

2.3.1 Kepala Cabang ... 37

(6)

2.3.3 Kepala Sub Seksi Intelijen ... 39

2.3.4 Kepala Sub Seksi Tindak Pidana ... 40

2.3.5 Jaksa Fungsional ... 41

2.3.6 Bendahara ... 41

2.3.7 Staf ... 41

2.4 Makna Lambang Kejaksaan ... 44

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI 3.1 Penyajian Data ... 46

3.1.1 Data Responden ... 46

3.1.2 Distribusi Jawaban Responden ... 49

3.2 Analisis dan Evaluasi Data ... 74

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 84

4.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rencana Penulisan ... 9 Tabel 3.1 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin ... 46 Tabel 3.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia ... 47 Tabel 3.3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pendidikan ... 48 Tabel 3.4 Distribusi Jawaban Responden tentang Menjalankan

Pekerjaan dengan Senang ... 49 Tabel 3.5 Distribusi Jawaban Responden tentang Keinginan

untuk Bekerja Lebih Giat ... 50 Tabel 3.6 Distribusi Jawaban Responden tentang Kepuasan

dalam Melaksanakan Tugas ... 51 Tabel 3.7 Distribusi Jawaban Responden tentang Kebosanan

dalam Pekerjaan ... 52 Tabel 3.8 Distribusi Jawaban Responden tentang Pernah

Menunda Pekerjaan ... 53 Tabel 3.9 Distribusi Jawaban Responden tentang Suasana

Kantor Menyenangkan ... 54 Tabel 3.10 Distribusi Jawaban Responden tentang Fasilitas

Kantor Mempengaruhi Motivasi ... 55 Tabel 3.11 Distribusi Jawaban Responden tentang Kenaikan

Pangkat Memberi Semangat Kerja ... 56 Tabel 3.12 Distribusi Jawaban Responden tentang Kenaikan

Pangkat Sesuai Kurun Waktu ... 57 Tabel 3.13 Distribusi Jawaban Responden tentang Gaji/

Tunjangan/ Fasilitas yang Diterima ... 58 Tabel 3.14 Distribusi Jawaban Responden tentang Pimpinan

Memberi Sanksi ... 59 Tabel 3.15 Distribusi Jawaban Responden tentang Sanksi yang

(8)

Tabel 3.16 Distribusi Jawaban Responden tentang Dukungan

Keluarga terhadap Pekerjaan ... 61 Tabel 3.17 Distribusi Jawaban Responden tentang Pernah

Melakukan Kesalahan saat Bekerja ... 62 Tabel 3.18 Distribusi Jawaban Responden tentang Menguasai

Tugas yang Diemban ... 63 Tabel 3.19 Distribusi Jawaban Responden tentang Keterampilan/

Kecakapan Pegawai Faktor Paling Penting

Meningkatkan Kinerja ... 64 Tabel 3.20 Distribusi Jawaban Responden tentang Datang

Terlambat Tanpa Alasan Jelas ... 65 Tabel 3.21 Distribusi Jawaban Responden tentang Cepat

Pulang Kerja Tanpa Alasan Jelas ... 66 Tabel 3.22 Distribusi Jawaban Responden tentang Mutasi

Menambah Pengalaman dan Pengetahuan ... 67 Tabel 3.23 Distribusi Jawaban Responden tentang Mampu

Mencapai Sasaran Kerja yang Ditetapkan ... 68 Tabel 3.24 Distribusi Jawaban Responden tentang Mutasi

Mengetahui Seberapa Besar Kemampuan Pegawai ... 69 Tabel 3.25 Distribusi Jawaban Responden tentang Menghilangkan

Kejenuhan dan Kebosanan dalam Bekerja ... 70 Tabel 3.26 Distribusi Jawaban Responden tentang Menyelesaikan

Pekerjaan Tepat Waktu ... 71 Tabel 3.27 Distribusi Jawaban Responden tentang Pimpinan

Menegur Hasil Kerja Pegawai ... 72 Tabel 3.28 Distribusi Jawaban Responden tentang Membuat

Perencanaan Matang dalam Bekerja ... 73 Tabel 3.29 Distribusi Jawaban Responden tentang Mutasi

Dilaksanakan Berdasarkan Prinsip “the right man

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Ciri-ciri Orang yang Termotivasi ... 21

Gambar 1.2 Maslow`s Need Hierarchy ... 22

Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 36

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, kompleksitas manusia dengan segala

kebutuhannya yang beraneka ragam tidak mungkin lagi untuk bekerja

sendiri, manusia harus menjalin hubungan dengan manusia lainnya.Menjalin

hubungan berarti ialah manusia harus menggunakan berbagai jalur

organisasional dimana cara tersebut dinilai efektif.Memang tidak bisa

disangkal ada kebutuhan tertentu yang masih dapat diproduksi oleh

seseorang untuk memuaskan kebutuhannya.Misal, seorang petani

menghasilkan kebutuhan pangan bagi dirinya sendiri, tetapi tidak

seluruhnya.

Dalam kehidupan, seseorang memerlukan uang untuk membeli

berbagai kebutuhan hidupnya.Dengan demikian seseorang harus memiliki

berbagai sumber penghasilan atau memiliki pekerjaan untuk memperoleh

penghasilan tertentu.Motivasi menjadi dasar utama bagi seseorang

memasuki berbagai organisasi untuk memuaskan berbagai kebutuhannya,

baik yang bersifat politik, ekonomi, sosial dan berbagai kebutuhan lainnya

(12)

Seorang yang bergabung di dalam suatu organisasi, baik

pemerintah maupun non pemerintah memiliki tugas dan tanggung jawab

yang harus dilaksanakan untuk memberikan hasil kerja yang baik. Meskipun

perkembangan teknologi informasi memegang peran penting dalam

keberhasilan suatu organisasi, namun aspek manusia menempati posisi yang

paling sentral dalam kehidupan organisasi dalam arti bahwa keberhasilan

maupun kegagalan seseorang dalam mencapai tujuannya ditentukan oleh

unsur manusia itu sendiri.

Kinerja merupakan pelaksanaan tindakan seseorang yang

berorientasi pada hasil akhir yang positif atau negatif.Kinerja sebagai hasil

pekerjaan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh

berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu

tertentu (Pabundu Tika, 2006:121).Fungsi pekerjaan atau kegiatan disini

adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok

yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu

organisasi.Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi

kerja seseorang atau kelompok terdiri dari faktor intern dan ekstern. Faktor

intern yang mempengaruhi kinerja karyawan/ kelompok terdiri dari

kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, persepsi peran,

kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja

dan sebagainya. Sedangkan pengaruh eksternal antara lain berupa peraturan

ketenaga kerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat

(13)

Pelaksanaan hasil pekerjaan/ prestasi kerja tersebut diarahkan untuk

mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu tertentu.

Manajemen sumber daya manusia di sektor publik berusaha

mengungkap manusia sebagai sumber daya seutuhnya dalam konsepsi

pembangunan bangsa yang utuh dan menyeluruh.Masalah-masalah yang

dihadapi oleh organisasi (negara) semakin kompleks karena manajemen

menghadapi kemajuan tekonologi, pembatasan berbagai peraturan

pemerintah, pertumbuhan persaingan nasional dan internasional

(globalisasi), tuntutan peningkatan perhatian pegawai dan

sebagainya.Faktor-faktor organisasional, seperti semakin tingginya tingkat

pendidikan pegawai, peningkatan heterogenitas angkatan kerja, pelonjakan

biaya-biaya personalia dan penurunan produktivitas telah menempatkan

perhatian besar pada masalah MSDM.Tantangan utama adalah bagaimana

mengelola SDM dalam organisasi secara efektif dan berupaya

menghapuskan praktek-praktek yang tidak efektif.Organisasi publik

mempunyai misi yang sangat mulia, yaitu memberikan pelayanan kepada

warga negara, memberikan perlindungan dan rasa aman, mewujudkan

kesejahteraan sosial dan keadilan.Organisasi publik sebagai

lembaga-lembaga negara, instansi pemerintah yang memiliki legalitas formal,

difasilitasi oleh negara untuk menyelenggarakan kepentingan rakyat di

segala bidang yang sifatnya sangat kompleks.Ruang lingkup pegawai yang

teramat luas dan kompleks ini mencakup seluruh warga negara yang harus

(14)

demikian organisasi publik dihadapkan pada tuntutan pertanggungjawaban

yang cukup rumit.Pertanggungjawaban yang harus dilakukan adalah

meliputi pertanggungjawaban internal dan eksternal.Pertanggungjawaban

internal berupa pertanggungjawaban administratif, sedangkan

pertanggungjawaban eksternal meliputi pertanggungjawaban hukum,

pertanggungjawaban publik dan pertanggungjawaban

moral.Pertanggungjawaban administratif merupakan pertanggungjawaban

atas sistem dan prosedur yang benar, artinya segala kegiatan dilakukan

tanpa menyimpang dari peraturan teknis yang sudah ditetapkan oleh

organisasi.Pertanggungjawaban hukum adalah bahwa segala kegiatan yang

dilakukan benar jika dibuktikan melalui kegiatan hukum atau tidak cacat

hukum.Pertanggungjawaban publik adalah bahwa segenap kegiatan yang

dilakukan dapat diterima dan diakui kebenarannya oleh masyarakat

luas.Sedangkan pertanggungjawaban moral adalah semua aktor yang

bertugas dan kegiatan yang dilakukan benar jika diukur dengan standar

moral.

Akan tetapi dalam perkembangannya, masyarakat menilai kinerja

pegawai tidak sesuai dengan yang diharapkan masyarakat.Beberapa dari

pegawai tersebut beranggapan bahwa bekerja di pemerintahan tidak perlu

bekerja secara maksimal karena gaji telah ditetapkan dan tunjangan juga

diberikan. Hal ini berdampak pada menurunnya kinerja pegawai dan apa

yang dihasikan dari tanggung jawab pegawai tidak memberikan nilai positif

(15)

kinerja pegawai adalah dengan menumbuhkan motivasi kerja di kalangan

pegawai.Hubungan motivasi dan peningkatan kinerja pada tingkat

organisasi amat bergantung pada motivasi unsur manajemen dalam segala

tingkat hierarki organisasi yang berperan di dalamnya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun

2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, Kantor Cabang Kejaksaan

Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu adalah lembaga pemerintah yang

melaksanakan kekuasaan negara dibidang penuntutan serta kewenangan lain

berdasarkan undang-undang. Dengan semakin kompleks dan banyaknya

masalah yang dihadapi oleh Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam

di Pancur Batu diperlukan SDM yang mempunyai kemampuan dan keahlian

dalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat.Berbagai cara

ditempuh untuk meningkatkan kualitas pegawai agar tercapai tujuan dari

organisasi tersebut.Adapun upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai

yaitu, kebijakan penggajian insentif, program pendidikan latihan, mutasi,

asuransi, promosi, cuti, jaminan hari tua.Saat ini, di lembaga kejaksaan

dikenal sistem Renumerasi Kejaksaan dan untuk kepentingan organisasi

mempunyai arti penting dan mendapat perhatian serius karena merupakan

suatu motivasi dalam meningkatkan semangat kerja karyawan yang dengan

sendirinya meningkatkan kinerja organisasi.Sistem ini mencerminkan

perlakuan organisasi yang adil dan proporsional terhadap pegawainya.

(16)

kinerja, besar penghasilan (gaji) yang diterima oleh seorang pejabat akan

sangat ditentukan oleh bobot dan harga jabatan yang diduduki.

Dari hasil pengamatan penulis di lokasi penelitian ditemukan

adanya gejala-gejala yang memperlihatkan kurangnya semangat kerja

pegawai.Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya pegawai yang tidak

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standard kerja yang sudah

ditentukan, tidak mematuhi aturan, melawan pimpinan, keterlambatan

masuk kerja atau pulang lebih awal.

Berdasarkan uraian ini, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan dapat

dirumuskan masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu”?

1.3. Tujuan dan Manfaat 1.3.1. Tujuan penelitian

(17)

• Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di

Pancur Batu.

• Menganalisa pengaruh motivasi kerja terhadap peningkatan

kinerja pegawai pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk

Pakam di Pancur Batu

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

• Dapat menambah pengetahuan dalam bidang MSDM, terutama

mengenai masalah motivasi kerja dan peningkatan kinerja. • Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi

semua pihak yang membutuhkan.

1.4. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu usaha untuk mendapatkan data-data

dan keterangan dari objek yang diteliti yang sebelumnya tidak

diketahui.Dalam menyusun suatu penelitian dibutuhkan sejumlah data-data

sebagai landasan dalam usaha penganalisaan.

1) Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk

Pakam di Pancur Batu.Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

(Purposive) dengan alasan penulis ingin mengetahui hubungan motivasi kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Kantor Cabang

(18)

2) Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dari Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk

Pakam di Pancur Batu.Terdiri dari data primer dan data sekunder. • Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian. • Data Sekunder

Adalah pengumpulan data dengan cara menela`ah buku-buku,

arsip-arsip, catatan tertulis yang berkenaan dengan masalah yang

diteliti yang diperoleh dari tempat penelitian.

3) Teknik Pengumpulan Data

• Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk mengumpulkan data

dan informasi tentang pengaruh motivasi kerja dalam

meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Cabang Kejaksaan

Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu.

• Daftar Pertanyaan (questioner), yaitu suatu daftar yang berisi

pertanyaan-pertanyaan untuk diisi para responden (pegawai) pada

Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu.

4) Metode Analisis

• Metode Deskriptif

Metode ini digunakan untuk menganalisis, menafsirkan dan

menginterprestasikan data, sehingga data dapat memberikan

(19)

Data yang telah dikumpulkan kemudian disusun,

diinterprestasikan dan selanjutnya dianalisis sehingga dapat

memberikan gambaran yang seharusnya dari Kantor Cabang

Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu. • Analisis Korelasi

Analisis ini digunakan untuk membahas tentang derajat hubungan

antara variabel.Korelasi dapat dikatakan sebagai suatu hubungan

timbal balik atau sebab akibat antara 2 (dua) variabel.

1.5. Rencana Penulisan

1) Jadwal Survei/ Observasi

Penelitian ini dilakukan di Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk

Pakam di Pancur Batu Jl. Letjen Jamin Ginting Km. 19,5 Pancur Batu.

Jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1.1. Tabel Rencana Penulisan

No Kegiatan

Minggu Ke-

1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Penulisan

2). Rencana Isi

Tugas Akhir ini dibagi atas 4 (empat) bab dan setiap bab-nya terbagi

(20)

I. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat, Metode Penelitian, Rencana Penulisan yang

terdiri dari jadwal survei/ observasi serta rencana isi dan

Kerangka Teori.

II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.

Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah ringkas, struktur

organisasi, pembagian tugas/ fungsi/ tanggung jawab instansi dan

makna lambang kejaksaan.

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan

dokumentasi yang akan dianalisis. Memuat pembahasan atau

interpretasi dari data yang disajikan.

IV. PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang

telah dilakukan.

1.6. Kerangka Teori

Kegiatan penelitian merupakan rangkaian proses pengkayaan ilmu

pengetahuan. Mengingat begitu eratnya penelitian dengan pengetahuan,

maka peneliti harus selalu berdekatan dengan bahan pustaka sebagai gudang

ilmu pengetahuan. Ketika peneliti mulai membuat rencana penelitian ia

(21)

tersebut dengan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi

hal-hal yang telah ada untuk mengetahui apa yang ada dan yang belum ada.

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub

variabel atau pokok masalah dalam penelitian (Arikunto, 1995:93).

1.6.1. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa latin, yakni movere, yang berarti “menggerakkan” (To Move). Motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang

menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya

kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu (Mitchell, 1982:81). Definisi lain tentang

motivasi menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil dari

sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi

seseorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap

antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatan tertentu (Gray et al, 1984:69).

Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan,

kebutuhan, semangat, tekanan atau mekanisme psikologi yang

mendorong seseorang atau kelompok orang untuk mencapai

prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

(22)

individu untuk menentukan kerangka dasar tujuan dan

penentuan perilaku untuk mencapai tujuan tersebut.Dalam arti

afeksi, motivasi bermakna sebagai sikap dan nilai dasar yang

dianut oleh seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak

atau tidak bertindak.Istilah motivasi paling tidak memuat tiga

unsur essensial.Pertama, faktor pendorong atau pembangkit

motif, baik internal maupun eksternal.Kedua, tujuan yang ingin

dicapai.Ketiga, strategi yang diperlukan oleh individu atau

kelompok untuk mencapai tujan tersebut.

Motivasi merupakan suatu istilah yang lazim digunakan

untuk mengetahui maksud seseorang atas suatu hal untuk

mencapai tujuan tertentu, misalnya uang, keselamatan,

prestise, dan sebagainya.Motivasi dapat diartikan sebagai

keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan

energi, mendorong kegiatan atau menggerakkan dan

mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai

kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi

ketidakseimbangan.Stanley Vance (1982) mengatakan bahwa

pada hakekatnya motivasi adalah perasaan atau keinginan

seseorang yang berada dan bekerja pada kondisi tertentu untuk

melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan dilihat

(23)

Robert Dubin (1985) mengartikan motivasi sebagai

kekuatan kompleks yang membuat seseorang berkeinginan

memulai dan menjaga kondisi kerja dalam organisasi.Motivasi

oleh penulis sendiri diartikan sebagai suatu kekuatan yang

berasal dari dalam diri individu maupun dari luar individu

untuk melakukan suatu tindakan yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan tanpa adanya paksaan.

Motivasi kerja dapat memberi energi yang menggerakkan

segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi

dan luhur, serta meningkatkan kebersamaan. Berdasarkan

pandangan tersebut, motivasi dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Setiap perasaan, kehendak, atau keinginan sangat

mempengaruhi kemauan individu sehingga individu

tersebut didirong untuk berperilaku dan bertindak;

2. Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu;

3. Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan

berubahnya perilaku seseorang;

4. Proses dalam yang menentukan gerakan atau perilaku

(24)

b. Tipe-tipe Motivasi

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan

ragamnya. Secara umum motivasi dapat diklasifikasikan ke

dalam empat jenis yang satu sama lain memberi warna

terhadap aktivitas manusia. Motivasi yang dimaksudkan di sini

tidak terlepas dari konteks manusia organisasional. Motivasi

yang mempengaruhi manusia organisasional dalam bekerja

atau mungkin menjauhi pekerjaan adalah seperti tersebut di

bawah ini :

• Motivasi Positif

Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk

mencari keuntungan-keuntungan tertentu. Manusia bekerja

di dalam oraganisasi jika dia merasakan bahwa setiap upaya

yang dilakukannya akan memberikan keuntungan tertentu,

apakah besar atau kecil. Dengan demikian motivasi positif

merupakan proses pemberian motivasi atau usaha

membangkit motif, di mana hal itu diarahkan pada usaha

untuk mempengaruhi orang lain agar dia bekerja secara baik

dan antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu

kepadanya. Jenis-jenis motivasi positif antara lain imbalan

yang menarik, informasi tentang pekerjaan, kedudukan atau

jabatan, perhatian atasan terhadap bawahan, kondisi kerja,

(25)

tanggung jawabnya, dan pemberian kesempatan untuk

tumbuh dan berkembang. • Motivasi Negatif

Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang

bersumber dari rasa takut, misalnya, jika dia tidak bekerja

akan muncul rasa takut dikeluarkan, takut tidak diberi gaji,

dan takut dijauhi oleh rekan sekerja. Motivasi negatif yang

berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu

mencapai tujuan. Personalia organisasi menjadi tidak

kreatif, serba takut, dan serba terbatas geraknya. • Motivasi dari Dalam

Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja waktu dia

menjalankan tugas-tugas atau pekerjaan dan bersumber dari

dalam diri pekerja itu sendiri.Dengan demikian berarti juga

bahwa kesenangan pekerja muncul pada waktu dia bekerja

dan dia sendiri menyenangi pekerjaannya itu.Motivasi

muncul dari dalam diri individu, karena memang individu

itu mempunyai kesadaran untuk berbuat. • Motivasi dari Luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai

akibat adanya pengaruh yang ada di luar pekerjaan dan dari

luar diri pekerja itu sendiri.Motivasi dari luar biasanya

(26)

program rekreasi perusahaan, danl lain-lain.Pada konteks

ini manusia organisasional ditempatkan sebagai subjek yang

dapat didorong oleh faktor luar.Manusia bekerja, karena

semata-mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin

dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor di luar

subjek.

c. Unsur Penggerak Motivasi

Motivasi tenaga kerja akan ditentukan oleh

perangsangnya. Perangsangnya yang dimaksud merupakan

mesin penggerak motivasi tenaga kerja, sehingga

menimbulkan pengaruh perilaku individu tenaga kerja yang

bersangkutan. Sagir (1985) mengemukakan unsur-unsur

penggerak motivasi, antara lain kinerja, penghargaan,

tantangan, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan dan

kesempatan.

1. Kinerja (Achievement)

Seseorang yang memiliki keinginan berkinerja sebagai

suatu “kebutuhan” atau needs dapat mendorongnya mencapai sasaran. McCleland menjelaskan bahwa tingkat

(27)

positif, keberanian mengambil risiko yang diperhitungkan

(bukan gambling, calculated risk) untuk mencapai suatu sasaran yang telah ditentukan. Melalui suatu Achievement Motivation Training (AMT) maka Entrepreneurship, sikap hidup untuk berani mengambil risiko untuk mencapai

sasaran yang lebih tinggi dapat dikembangkan.

2. Penghargaan (Recognition)

Penghargaan, pengakuan, atau recognition atas suatu kinerja yang telah dicapai seseorang akan merupakan

perangsang yang kuat. Pengakuan atas suatu kinerja, akan

memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi daripada

penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah.

Penghargaan atau pengakuan dalam bentuk piagam

penghargaan atau medali, dapat menjadikan perangsang

yang lebih kuat dibanding dengan hadiah berupa barang

atau bonus/ uang.

3. Tantangan (Challange)

Adanya tantangan yang dihadapi, merupakan perangsang

kuat bagi manusia untuk mengatasinya.Suatu sasaran yang

tidak menantang atau dengan mudah dapat dicapai

biasanya tidak mampu menjadi perangsang, bahkan

(28)

tantangan biasanya akan menumbuhkan kegairahan untuk

mengatasinya.

4. Tanggung Jawab (Responsibility)

Adanya rasa ikut memiliki (sense of belonging) atau

rumongso handarbeni akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab. Dalam hal ini Total Quality Control (TQC), atau dalam istilah Indonesianya Peningkatan Mutu Terpadu (PMT) yang bermula dari

negara Jepang (Japenese Management Style), berhasil memberikan tekanan pada tenaga kerja, bahkan setiap

tenaga kerja dalam tahapan proses produksi telah turut

menyumbang, suatu proses produksi sebagai mata rantai

dalam suatu “sistem” akan sangat ditentukan oleh

“tanggung jawab” subsistem (mata rantai) dalam proses

produksi. Apabila setiap tahap atau “mata rantai” dapat

dikendalikan mutu produksinya, sebagai hasil rasa

tanggung jawab kelompok (subsistem) maka produk akhir

merupakan hasil dari Total Quality Control/Peningkatan Mutu Terpadu.

Tanggung jawab kelompok dalam mata rantai proses

(29)

5. Pengembangan (Development)

Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari

pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju, dapat

merupakan perangsang kuat bagi tenaga kerja untuk

bekerja lebih giat atau lebih bergairah.Apalagi jika

pengembangan perusahaan selalu dikaitkan dengan kinerja

atau produktivitas tenaga kerja.

6. Keterlibatan (Involvement)

Rasa ikut terlibat atau involved suatu proses pengambilan keputusan atau bentuknya, dapat pula “kotak saran” dari

tenaga kerja, yang dijadikan masukan untuk manajemen

perusahaan, merupakan perangsang yang cukup kuat

untuk tenaga kerja.

Melalui kotak saran, tenaga kerja merasa diikutsertakan

dalam proses pengambilan keputusan atau

langkah-langkah kebijakan yang diambil manajemen. Rasa terlibat

akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab, rasa

dihargai yang merupakan “tantangan” yang harus dijawab,

melalui peran serta berkinerja untuk pengembangan usaha

dan pengembangan pribadi. Ada rasa keterlibatan

(30)

bekerja lebih baik, menghasilkan produk yang lebih

bermutu.

7. Kesempatan (Oppurtunity)

Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang

terbuka, dari tingkat bawah sampai tingkat manajemen

puncak merupakan perangsang yang cukup kuat bagi

tenaga kerja. Bekerja tanpa harapan atau kesempatan

untuk meraih kemajuan atau perbaikan nasib, tidak akan

merupakan perangsang untuk berkinerja atau bekerja

produktif.

d. Manfaat Motivasi

Secara singkat, manfaat motivasi yang utama adalah

menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja

meningkat.Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena

bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah,

pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu. Artinya, pekerjaan

diselesaikan sesuai standar yang benar dalam skala waktu yang

sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan

pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi

yang mendorongnya akan membuat orang senang

mengerjakannya. Orang pun akan merasa dihargai/ diakui. Hal

(31)

orang yang termotivasi.Hal ini dimaklumi karena dorongan

yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang

mereka terapkan. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang

bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak

pengawasan. Semangat juangnya akan tinggi. Hal ini akan

memberikan suasana bekerja yang bagus di semua bagian.

Bekerja sesuai standar

Senang bekerja.

Orang yang

termotivasi

Merasa berharga.

Bekerja keras.

Sedikit pengawasan.

Semangat juang tinggi.

Gambar 1.1 Ciri-ciri orang yang termotivasi

e. Model Motivasi

Banyak pakar telah menjelaskan model motivasi, diantaranya

adalah Abraham Maslow, Frederick Herzberg dan Mc Leland.

Maslow`s Model

Model Maslow ini sering disebut dengan model

hierarki kebutuhan. Karena menyangkut kebutuhan

(32)

kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar dia

termotivasi untuk bekerja. Menurut A.H. Maslow, pada

umumnya terdapat lima hierarki kebutuhan manusia,

yang dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut ini:

Aktualisasi diri

Kebuhan harga diri

Kebutuhan sosial

Kebutuhan keamanan

Kebutuhan fisik

Gambar 1.2 Maslow`s need hierarchy

Kebutuhan fisiologi (Phisycological Needs), misalnya makanan, minuman, tempat tinggal, istirahat/

tidur.Kebutuhan inilah yang merupakan kebutuhan

pertama dan utama yang wajib dipenuhi pertama dan

utama yang wajib dipenuhi pertama-tama oleh tiap

individu.

(33)

pertama dan utama dipenuhi, timbul perasaan perlunya

pemenuhan kebutuhan keamanan/ perlindungan.

Kebutuhan akan kebersamaan (Social Needs). Tiap manusia merasa perlu pergaulan dengan sesama

manusia lain. Selama hidup manusia di dunia ini tak

mungkin lepas dari bantuan pihak lain. Walaupun

sudah terpenuhi kebutuhan pertama dan kedua, jika

tidak bergaul dengan pihak lain, maka pasti ia

merasakan hidupnya sangat gelisah.

Kebutuhan penghormatan dan penghargaan (kebutuhan

harga diri).Sejelek-jeleknya kelakuan manusia, tetap

mendambakan penghormatan dan penghargaan. Itulah

sebabnya orang berusaha melakukan pekerjaan/

kegiatan yang memungkinkan ia mendapat

penghormatan dan penghargaan masyarakat.

Kebutuhan aktualisasi diri, yakni senantiasa percaya

pada diri sendiri.Inilah kebutuhan yang paling puncak,

sehingga seseorang ingin mempertahankan prestasinya

secara optimal.

(34)

Model Mc Cleland sangat menekankan perhatian

terhadap prestasi (achievement). Ada 3 kebutuhan yang penting, yaitu :

Achievement, artinya adalah adanya keinginan untuk

mencapai tujuan lebih baik daripada sebelumnya

(pencapaian prestasi). Hal ini dapat dicapai dengan

cara merumuskan tujuan, mendapatkan umpan balik

(feedback), memberikan tanggung jawab pribadi, bekerja keras.

Affiliation, artinya adalah kebutuhan untuk

berinteraksi dengan orang lain. Hal ini dapat dicapai

dengan cara bekerja sama dengan orang lain,

membuat kawan di tempat bekerja, sosialisasi.

Power, artinya ada kebutuhn kekuasaan, yang

mendorong seseorang bekerja sehingga termotivasi

dalam pekerjaannya.

 Teori “X” dan Teori “Y”

Teori X dan Y merupakan hasil karya McGregor, dari

Masachussetts Institute of Technology, yang

(35)

dimainkan manusia dalam organisasi, dengan

menempatkan beberapa aspek penting yang berhasil

disadap dari hakekat manusia itu sendiri. Inti teori

McGregor terlihat pada klasifikasi yang dibuatnya

tentang manusia, yakni :

a. Teori X yang pada dasarnya mengatakan bahwa

manusia cenderung berperilaku negatif;

b. Teori Y yang pada dasarnya mengatakan bahwa

manusia cenderung berperilaku positif.

Dalam mengemukakan dan mempertahankan kebenaran

teorinya, McGregor menekankan bahwa cara yang

digunakan oleh para manajer dalam memperlakukan

para bawahannya sangat tergantung pada asumsi yang

digunakan tentang ciri-ciri berdasarkan kedua

kelompok klasifikasi tersebut.

Teori X mengatakan bahwa para manajer menggunakan

asumsi bahwa manusia mempunyai ciri-ciri, seperti:

a. Para pekerja pada dasarnya tidak senang bekerja

dan apabila mungkin maka mereka akan berusaha

mengelakkannya;

b. Karena para pekerja tidak senang bekerja, mereka

(36)

berbagai tindakan punitif agar tujuan organisasi

tercapai;

c. Para pekerja akan berusaha mengelakkan

tanggungjawab dan hanya akan bekerja apabila

menerima perintah untuk melakukan sesuatu;

d. Kebanyakan pekerja akan menempatkan pemuas

kebutuhan fisiologis dan keamanan di atas

faktor-faktor lain yang berkaitan dengan pekerjaannya

dan tidak akan menunjukkan keinginan atau

ambisinya untuk maju.

Sebaliknya, menurut teori Y, para manajer

menggunakan asumsi bahwa para pekerja memiliki

ciri-ciri, seperti:

a. Para pekerja memandang kegiatan bekerja sebagai

hal alamiah seperti halnya beristirahat dan

bermain;

b. Para pekerja akan berusaha melakukan tugas tanpa

terlalu diarahkan dan akan berusaha

mengendalikan diri sendiri;

c. Pada umumnya para pekerja akan menerima

(37)

d. Para pekerja akan berusaha menunjukkan

kreativitasnya dan oleh karenanya akan

berpendapat bahwa pengambilan keputusan

merupakan tanggungjawab mereka juga dan bukan

semata-mata tanggungjawab orang-orang yang

menduduki jabatan manajerial.

1.6.2. Kinerja

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang

dalam strategic planning suatu organisasi.Kinerja dapat diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai

kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.Kriteria keberhasilan ini

berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak

dicapai.Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau

organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok

ukurnya.

Kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai

atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya

dalam organisasi.Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat

(38)

sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi untuk

meningkatkannya (Hariandja, 2002:195).

a) Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja (performance measurement)adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan

sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi

atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan

barang dan jasa, kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang

dan jasa kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh

pelanggan terpuaskan), hasil kegiatan dibandingkan dengan

maksud yang diinginkan dan efektivitas tindakan dalam

mencapai tujuan (Robertson, 2002).

Sementara menurut Lohman (2003) pengukuran kinerja

merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target tertentu

yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi

Pengukuran kinerja adalah suatu kegiatan yang

dilakukan manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja

tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja

dengan uraian/ deskipsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu

biasanya setiap akhir tahun. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

(39)

mengembangkan kualitas kerja, pembinaan masing-masing

tenaga kerja dalam mengembangkan kualitas kerja, pembinaan

selanjutnya, tindakan perbaikan atas pekerjaan yang kurang

sesuai dengan deskripsi pekerjaan, serta untuk keperluan yang

berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan lainnya.

b) Tujuan Penilaian Kinerja

Landasan utama dalam penyelenggaraan penilaian

kinerja yang efektif adalah kesadaran bahwa keberhasilannya

paling tidak dipengaruhi oleh masalah prosedur dan proses

maupun jenis bentuk atau sistem pencatatan standar yang

digunakan. Tujuan penilaian kinerja :

a) Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan

kegiatan pengembangan jangka panjang bagi perusahaan

yang bersangkutan;

b) Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja

dalam perusahan;

c) Alat untuk memberikan umpan balik (feed back) yang mendorong ke arah kemajuan dan kemungkinan

memperbaiki/ meningkatkan kualitas kerja bagi para

tenaga kerja;

d) Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan

(40)

e) Landasan/ bahan informasi dalam pengambilan keputusan

pada bidang ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi

(41)

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1. Sejarah Singkat Instansi

Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu

adalah salah satu instansi pemerintah yang bergerak di bidang

hukum.Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu

berlokasi di jalan Letjen Jamin Ginting Km. 19,5 Pancur Batu.

Berdirinya Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam

(CABJARI LUBUK PAKAM ) di Pancur Batu pada Tahun 1962 yang di

pimpin oleh Bapak Ismail Sembiring, SH. dibawah lindungan Kejaksaan

Negeri Medan dan pada Tahun 1955 pindah menjadi Cabang Kejaksaan

Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu. Kantor Cabang Kejaksaan Negeri

Lubuk Pakam di Pancur Batu saat ini dipimpin oleh Bapak Ismed

Kardafi,SH. dibawah lindungan Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam.

2.1.1. Data Wilayah Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk

Pakam di Pancur Batu.

Luas Wilayah : 638,76 Km2

Jumlah Kecamatan : 6 Kecamatan

Jumlah Desa : 128 Desa

Banyaknya Penduduk : 176.539 Orang

(42)

2.1.2. Pemerintah Daerah

Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu

1. Alamat : Jl. Letjen Jamin Ginting Km. 19,5

Fax No. : 061 – 8361033

Telp No. : 061 – 8361033

2. Unsur Kemuspikaan

POLSEK : 5 (lima)

CABJARI : 1 (satu)

KORAMIL : 1 (satu)

KECAMATAN : 6 (enam)

RUTAN : 1 (satu)

3. Luas Wilayah : 638,76 Km2

4. Data Lain-lain : -

5. Sarana Pendidikan

a. S.D : Ada

b. S.M.P : Ada

c. SMA/ SMU : Ada

6. Sarana Peribadahan

a. Masjid : Ada

(43)

2.1.3. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi Kantor Cabang Kejaksaan Negeri

Lubuk Pakam di Pancur Batu adalah sebagai berikut:

Visi :

Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih,

efektif, efisien, transparan, akuntabel, untuk dapat

memberikan pelayanan prima dalam mewujudkan

supremasi hukum secara profesional, proporsional dan

bermartabat yang berlandaskan keadilan, kebenaran, serta

nilai – nilai kepatutan.

Misi :

1. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan

dalam pelaksanaa tugas dan wewenang, baik

dalam segi kualitas maupun kuantitas penanganan

perkara seluruh tindak pidana, penanganan

perkara Perdata dan Tata Usaha Negara, serta

pengoptimalan kegiatan Intelijen Kejaksaan,

secara profesional, proposional dan bermartabat

melalui penerapan Standard Operating Procedure

(SOP) yang tepat, cermat, terarah, efektif, dan

efisien.

(44)

Pengawasan dalam rangka mendukung

pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya,

terutama terkait dengan upaya penegakan hukum.

3. Mengoptimalkan tugas pelayanan publik di bidang

hukum dengan penuh tanggung jawab, taat azas,

efektif dan efisien, serta penghargaan terhadap

hak-hak publik;

4. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali

struktur organisasi Kejaksaan, pembenahan sistem

informasi manajemen terutama

pengimplementasian program quickwins agar

dapat segera diakses oleh masyarakat, penyusunan

cetak biru (blue print) pembangunan sumber daya

manusia Kejaksaan jangka menengah dan jangka

panjangtahun 2025, menerbitkan dan menata

kembali manajemen administrasi keuangan,

peningkatan sarana dan prasarana, serta

peningkatan kesejahteraan pegawai melalui

tunjangan kinerja atau remunerasi, agar kinerja

Kejaksaan dapat berjalan lebih efektif, efisien,

transparan, akuntabel dan optimal.

5. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal,

(45)

menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok,

fungsi dan wewenang, terutama dalam upaya

penegakan hukum yang berkeadilan serta

tugas-tugas lainnya yang terkait.

2.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Dalam organisasi dikenal adanya struktur organisasi.Struktur

organisasi sangat besar fungsinya dalam organisasi. Struktur organisasi

berfungsi untuk mengetahui dan menerangkan kepada seluruh karyawan

agar mengerti tugasnya dan batasan-batasan tugasnya serta kepada siapa dia

akan bertanggung jawab, sehingga akhirnya aktivitas badan atau organisasi

akan berjalan dengan sistematis dan terkoordinir dengan adanya struktur

organisasi. Struktur organisasi sebagai rangkaian hubungan antara individu

dengan indiviidu, individu dengan kelompok.

Struktur organisasi ini dilukiskan dalam bentuk bagan yang disebut

dengan Bagan Organisasi.Agar setiap tugas dapat dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang telah ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kantor

Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu, maka harus ada

koordinasi antar pimpinan dan personil yang bekerja di organisasi

tersebut.Berhasilnya suatu organisasi dalam mencapai tujuan ditentukan

oleh mengerti atau tidaknya seorang terhadap fungsi dan tugas didalam

organisasi itu.Dengan demikian struktur organisasi bukanlah menjadi tujuan

(46)

Untuk menjamin kelancaran kegiatan dalam Kantor Cabang

Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu, maka perlu memiliki

struktur organisasi yang baik agar memperlancar dan mempertegas atau

mempermudah prosedur kerja agar terdapat koordinasi yang efisien dan

efektif. Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu

mempunyai struktur organisasi berbentuk garis dimana wewenang dialirkan

dari atasan (Kepala Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur

Batu) kepada Kepala Sub Seksi Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk

Pakam di Pancurbatu sampai kepada para Jaksa atau pun para pegawai yang

melaksanakan tugas, demikian seterusnya.

Susunan struktur organisasi Kantor Cabang Kejaksaan Negeri

Lubuk Pakam di Pancur Batu terdiri dari beberapa unsur diantaranya dan

dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:

1. Sub Bagian Umum (Pimpinan/kepala)

2. Sub Bagian Pembinaan

3. Sub Iagian Intelijen

4. Sub Bagian Tindak Pidana

5. Jaksa Fungsional

6. Bendahara Penerima

7. Bendahara Gaji

8. Bendahara Barang

9. Bendahara Pengeluaran

(47)

Struktur Organisasi

Gambar : 2.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Kejaksaan Negeri

Lubuk Pakam di Pancur Batu

(48)

2.3. Pembagian Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab Instansi

Adapun uraian tugas,fungsi dan tanggung jawab masing-masing

bagian pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu

adalah sebagai berikut:

2.3.1. Kepala Cabang Kejaksaan Lubuk Pakam di Pancur

Batu

Menurut Peraturan Jaksa Agung Republik

Indonesia Nomor : PER-009/A/JA/01/2011 Pasal 641

tentang organisasi dan tata kerja kejaksaan Republik

Indonesia, Kepala Cabang Kejaksaan Negeri mempunyai

tugas :

a. Memimpin dan mengendalikan Cabang Kejaksaan

Negeri dalam melaksanakan tugas dan wewenang

serta fungsi Kejaksaan di daerah hukum Cabang

Kejaksaan Negeri yang bersangkutan serta

membina aparatur Kejaksaan di lingkungan

Cabang Kejaksaan Negeri agar berdaya guna dan

berhasil guna;

b. Mengendalikan kebijaksanaan pelaksanaan

kebijakan hukum dan keadilan baik preventif

maupun represif di daerah hukum cabang

(49)

c. Melakukan penanganan perkara pidana,

melaksanakan intelijen yustisial dan memberikan

bantuan hukum mewakili negara dan pemerintah

dalam bidang perdata dan tata usaha negara serta

melaksanakan tugas yustisial lain;

d. Membina dan melaksanakan kerja sama dengan

instansi pemerintah dan organisasi lainnya di

daerah hukum Cabang Kejaksaan Negeri untuk

memecahkan masalah yang timbul.

2.3.2. Kepala Urusan Pembinaan

Menurut Peraturan Jaksa Agung Republik

Indonesia Nomor : PER-009/A/JA/01/2011 Pasal 618

tentang organisasi dan tata kerja kejaksaan Republik

Indonesia, subbagian Pembinaan mempunyai tugas

melakukan pembinaan atas manajemen dan pembangunan

prasarana dan pengelolaan ketatausahaan kepegawaian,

kesejahteraan kepegawaian, keuangan, perlengkapan

organisasi dan tatalaksana, pengelolaan teknis atas milik

negara yang menjadi tanggung jawab, pengelolaan data

dan statistik kriminal serta penerapan dan pengembangan

teknologi informasi, pemberian dukungan pelayanan

(50)

lingkungan kejaksaan Negeri yang bersangkutan dalam

rangka memperlancar pelaksanaan tugas.

2.3.3. Kepala Sub Seksi Intelijen

Menurut Peraturan Jaksa Agung Republik

Indonesia Nomor : PER-009/A/JA/01/2011 Pasal 622

tentang organisasi dan tata kerja kejaksaan Republik

Indonesia, seksi intelijen adalah unsur pembantu pimpinan

yang mempunyai tugas dan wewenang:

a. Melakukan kegiatan intelijen penyelidikan,

pengamanan dan penggalangan untuk melakukan

pencegahan tindak pidana guna mendukung

penegakan hukum baik preventif represif di

bidang ideologi, politik, ekonomi, keuangan, sosial

budaya, pertahanan keamanan, melaksanakan

cegah tangkal terhadap orang-orang tertentu

dan/atau turut menyelenggarakan ketertiban dan

ketentraman umum dan penanggulangan tindak

pidana serta perdata dan tata usaha negara di

daerah hukumnya.

b. Memberikan dukungan intelijen Kejaksaan bagi

keberhasilan tugas dan kewenangan Kejaksaan,

(51)

pemantapan kesadaran hukum masyarakat di

daerah hukumnya.

Seksi Intelijen dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

Intelijen yang bertanggung jawab kepada Kepala

Kejaksaan Negeri.

2.3.4. Kepala Sub Seksi Tindak Pidana

Menurut Peraturan Jaksa Agung Republik

Indonesia Nomor : PER-009/A/JA/01/2011 Pasal 628

tentang organisasi dan tata kerja kejaksaan Republik

Indonesia, seksi tindak pidana umum mempunyai tugas

melaksanakan pengendalian, prapenuntutan, pemeriksaan

tambahan, penuntutan, penetapan hakimdan putusan

pengadilan, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana

bersyarat, pidana pengawasan, pengawasan terhadap

pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan tindakan hukum

lainnya dalam perkara tindak pidana umum.

Menurut Peraturan Jaksa Agung Republik

Indonesia Nomor : PER-009/A/JA/01/2011 Pasal 630

tentang organisasi dan tata kerja kejaksaan Republik

Indonesia, seksi tindak pidana khusus mempunyai tugas

melaksanakan pengendalian kegiatan penyelidikan,

penyidikan, pra penuntutan, pemeriksaan tambahan,

(52)

dan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap, serta pengawasan terhadap pelaksanaan

pidana bersyarat, dan keputusan lepas bersyarat dalam

perkara tindak pidana khusus serta tindakan hukum

lainnya.

2.3.5. Jaksa Fungsional

Berperan sebagai Jaksa Penuntut Umum di

persidangan serta bertanggung jawab dalam penyelesaian

suatu perkara dan juga melakukan penyelidikan dan

penyidikan terhadap perkara tertentu.

2.3.6. Bendahara

Berperan sebagai menangani segala masalah

keuangan serta bertanggung jawab atas segala gaji

pegawai, uang masuk, dan mengeluarkan biaya-biaya

kebutuhan pegawai kantor, setelah itu membuat

pertanggung jawaban kebendahara pusat supaya

bendahara pusat menyetornya ke kas Negara.

2.3.7. Staf

Berperan sebagai membantu Pimpinan untuk

menyelesaikan segala tugas sehari-hari.

Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu

(53)

1. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap tindak pidana

tertentu.

2. Melakukan penuntutan terhadap suatu perkara.

3. Melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap.

4. Mengurus pekerjaan lain yang wajib dilakukan menurut hukum.

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan

keputusan Pemerintah yang tercantum dalam Pasal II Aturan Peralihan

UUD 1945, yang diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun

1945. Isinya mengamanatkan bahwa sebelum Negara R.I. membentuk badan-badan dan peraturan negaranya sendiri sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar, maka segala badan dan peraturan yang ada masih langsung berlaku.

Di samping itu beberapa perkara yang ditangani Kantor Kejaksaan

Negeri Lubuk Pakam, diselesaikan di kantorCabang Kejaksaan Negeri

Lubuk Pakam di Pancur Batu melalui persetujuan dari kantor Pusat. Adapun

Jenis-jenis perkara akan di uraikan dibawah ini :

a. Tindak Pidana Umum

Sebagaimana diketahui bahwa peran daripada Kejaksaan

menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

Republik Indonesia (Lembaran Negara Nomor 67 Tahun 2004),

termasuk menangani Tindak Pidana Pencurian,Penganiayaan dll

(54)

dan dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tersebut di atas.

Sudah barang tentu dalam prosesnya harus senantiasa memperhatikan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) dan Undang-Undang nomor 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia. ini dapat memberikan suatu

contoh bagi yang berpendapat bahwa perbuatan tersebut merupakan

perbuatan yang melanggar susila atau . Karena sekarang ini sangat

banyak kejadian-kejadian seperti itu, sampai sekarang masih banyak

terulang diberbagai wilayah.

b. Tindak Pidana Korupsi

Sebagaimana diketahui bahwa peran daripada Kejaksaan

menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

Republik Indonesia (Lembaran Negara Nomor 67 Tahun 2004),

termasuk menangani Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud

pada Undang Nomor 31 Tahun 1999 dan dan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tersebut di atas. Sudah barang tentu

dalam prosesnya harus senantiasa memperhatikan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan

Undang-Undang nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia. ini dapat memberikan sumbangan yang berarti

bagi berbagai pihak yang masih berpendapat bahwa perbuatan korupsi

(55)

sesungguhnya angka korupsi sampai sekarang masih merupakan

black number’ bagi pihak yang berwajib.

2.4.

Makna Lambang Kejaksaan

Gambar: 2.2 Logo Lembaga Kejaksaan Republik Indonesia (Sumber :http://www.kejaksaan.go.id/tentang_kejaksaan.php?id=4)

• Bintang bersudut tiga

Bintang adalah salah satu benda alam ciptaan Tuhan Yang Maha

Esa yang tinggi letaknya dan memancarkan cahaya

abadi.Sedangkan jumlah tiga buah merupakan pantulan dari

Trapsila Adhyaksa sebagai landasan kejiwaan warga Adyaksa yang

harus dihayati dan diamalkan.

• Pedang

Senjata pedang melambangkan kebenaran, senjata untuk

(56)

• Timbangan

Timbangan adalah lambang keadilan, keadilan yang diperoleh

melalui keseimbangan antara suratan dan siratan rasa. • Padi

Padi melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran yang

menjadi dambaan masyarakat.

• Seloka ”Satya Adi Wicaksana”

Merupakan Trapsila Adhyaksa yang menjadi landasan jiwa dan

raihan cita-cita setiap warga Adhyaksa dan mempunyai arti serta

makna.

Satya : Kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur, baik terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, terhadap diri pribadi dan keluarga

maupun kepada sesama manusia.

Adi :Kesempurnaan dalam bertugas dan yang berunsur utama,

bertanggung jawab baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap

keluarga dan terhadap sesama manusia.

Wicaksana : Bijaksana dalam tutur-kata dan tingkah laku,

(57)

• Makna tata warna

• Warna kuning diartikan luhur, keluhuran makna yang dikandung dalam gambar/ lukisan, keluhuran yang dijadikan

cita-cita.

(58)

BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI

3.1. Penyajian Data

Pada bab ini penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian

pada Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu.

Penyajian data meliputi identitas data responden, pendapat pegawai atas

beberapa pertanyaan yang diajukan kemudian jawaban dari setiap

pertanyaan akan diuraikan dalam bentuk tabel frekuensi, serta analisis

datanya.

3.1.1 Data Responden

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh

bahwa pegawai yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak

dibandingkan pegawai berjenis kelamin perempuan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Distribusi Jawaban Responden Berdarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi (%)

1. Laki-laki 14 60,9

2. Perempuan 9 39,1

Total 23 100

(59)

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat diketahui bahwa pegawai

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang dengan

presentase 60,9%. Sementara itu pegawai berjenis kelamin

perempuan berjumlah 9 orang dengan presentase 39,1%.

b. Usia

Usia pegawai di kantor cabang Kejaksaan Negeri Lubuk

Pakam di Pancur Batu dapat dlihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Distribusi Responden berdasarkan usia

No Usia Frekuensi Presentase (%)

1 21 – 30 tahun 12 52,2

2 31 – 40 tahun 6 26,1

3 41 – 50 tahun 1 4,3

4 51 tahun ke atas 4 17,4

Total 23 100

Sumber : Kuesioner 2012

Berdasarkan Tabel 3.2, dapat dilihat bahwa dari keseluruhan

responden mayoritas pegawai berusia antara 21-30 tahun

berjumlah 12 orang dengan presentase 52,2% selanjutnya

pegawai yang berusia 31-40 tahun berjumlah 6 orang dengan

presentase 26,1% sedangkan pegawai yang berusia 51 tahun ke

(60)

yang berusia 41-50 tahun berjumlah 1 orang dengan presentase

4,3%.

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam

meningkatkan intelektualitas, emosional dan spiritual question

seseorang, sehingga dengan semakin tingginya tingkat

pendidikan seseorang diharapkan semakin tinggi pula

kinerjanya. Jenjang pendidikan pegawai kantor cabang

Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu dapat dilihat

pada Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 SMA 6 26,1

2 DIPLOMA 5 21,8

3 Sarjana 11 47,8

4 S2 1 4,3

Total 23 100

Sumber : Kuesioner 2012

Berdasarkan Tabel 3.3 dapat dilihat mayoritas pegawai

berpendidikan terakhir Sarjana berjumlah 11 orang dengan

persentase 47,8% dan untuk tingkat SMU berjumlah 6 orang

(61)

berjumlah 5 orang dengan persentase 21,8% dan tingkat

Magister berjumlah 1 orang dengan persentase 4,3%.

3.1.2. Distribusi Jawaban Responden

a. Variabel X (Motivasi)

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh

skor jawaban responden untuk variabel X sebagai berikut:

Distribusi jawaban reponden tentang menjalankan pekerjaan

dengan senang dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4

Distribusi Jawaban Responden tentang Menjalankan Pekerjaan dengan Senang.

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak senang 0 0

Sumber : Kuesioner 2012

Dalam melakukan suatu pekerjaan haruslah diawali dengan

niat karena dengan begitu segala pekerjaan akan dikerjakan

dengan senang. Dengan adanya rasa senang dalam menjalankan

pekerjaan akan memberikan rasa nyaman dalam bekerja dan

juga memberikan hasil yang maksimal. Dari Tabel 3.4 dapat

(62)

Pakam di Pancur Batu merasa senang dalam menjalankan

pekerjaannya. Dari jumlah yang diperoleh 12 pegawai merasa

sangat senang dalam menjalankan pekerjaan dengan persentase

52,2%.

Distribusi jawaban responden tentang keinginan untuk

bekerja lebih giat dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5

Distribusi Jawaban Responden tentang Keinginan untuk Bekerja Lebih Giat.

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak ingin 0 0

2 Kurang ingin 0 0

3 Biasa saja 0 0

4 Ingin 10 43,5

5 Sangat ingin 13 56,5

Total 23 100

Sumber : Kuesioner 2012

Rasa senang dalam menjalankan pekerjaan memberi

pengaruh kepada pegawai kantor cabang Kejaksaan Negeri

Lubuk Pakam di Pancur Batu untuk bekerja lebih giat lagi.

Berdasarkan Tabel 3.5 diperoleh jumlah pegawai yang sangat

(63)

Distribusi jawaban responden tentang kepuasan dalam

melaksanakan tugas dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6

Distribusi Jawaban Responden tentang Kepuasan dalam Melaksanakan Tugas.

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak puas 0 0

2 Kurang puas 1 4,3

3 Cukup puas 0 0

4 Puas 12 52,2

5 Sangat puas 10 43,5

Total 23 100

Sumber : Kuesioner 2012

Kepuasan kerja merupakan cerminan perasaan pegawai

terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Ini

merupakan dampak dalam sikap positif pegawai terhadap

pekerjaan maupun segala sesuatu yang akan dihadapi di

lingkungan kerja. Dari Tabel 3.6 diperoleh sebanyak 12 pegawai

merasa puas dalam melaksanakan tugas mereka dengan

peresentase 52,2%.

Distribusi jawaban responden tentang kebosanan dalam

(64)

Tabel 3.7

Distribusi Jawaban Responden tentang Kebosanan dalam Pekerjaan.

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak bosan 16 69,6

2 Kurang bosan 6 26,1

3 Cukup bosan 0 0

4 Bosan 0 0

5 Sangat bosan 1 4,3

Total 23 100

Sumber : Kuesioner 2012

Banyak faktor yang menyebabkan kebosanan di lingkungan

kerja.Salah satunya adalah banyaknya pekerjaan yang tidak

diinginkan.Untuk itu organisasi perlu memperhatikan tugas dan

tanggung jawab yang diberikan kepada pegawainya serta

lingkungan yang kondusif. Dari Tabel 3.7 di ketahui pegawai

kantor cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu

tidak bosan terhadap pekerjaan sebanyak 10 orang dengan

persentase 69,9%.

Distribusi jawaban responden tentang pernah menunda

(65)

Tabel 3.8

Distribusi Jawaban Responden tentang Pernah Menunda Pekerjaan.

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak pernah 12 52,2

2 Jarang 9 39,1

3 Kadang-kadang 2 8,7

4 Pernah 0 0

5 Sangat sering 0 0

Total 23 100

Sumber : Kuesioner 2012

Menunda pekerjaan oleh pegawai disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya stres kerja dan bagaimana karakteristik

pekerjaan yang diberikan, jika terlalu sulit pegawai cenderung

menunda pekerjaan. Dari Tabel 3.8 diketahui 12 pegawai kantor

cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu tidak

pernah menunda pekerjaan dengan persentase 52,2% dan

berdampak pada kinerja yang baik.

Distribusi jawaban responden tentang suasana kantor

(66)

Tabel 3.9

Distribusi Jawaban Responden tentang Suasana Kantor Menyenangkan.

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak menyenangkan 0 0

2 Kurang

menyenangkan

3 13

3 Cukup menyenangkan 10 43,5

4 Menyenangkan 4 17,4

5 Sangat menyenangkan 6 26,1

Total 23 100

Sumber : Kuesioner 2012

Faktor suasana lingkungan organisasi mempengaruhi kinerja

oleh pegawai.Dari Tabel 3.9 diketahui bahwa mayoritas pegawai

memberi penilaian suasana Kantor Cabang Kejaksaan Negeri

Lubuk Pakam di Pancur Batu cukup menyenangkan.

Distribusi jawaban responden tentang fasilitas kantor

mempengaruhi motivasi dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut

(67)

Tabel 3.10

Distribusi Jawaban Responden tentang Fasilitas Kantor Mempengaruhi Motivasi

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak setuju 0 0

2 Kurang setuju 0 0

3 Cukup setuju 1 4,4

4 Setuju 7 30,4

5 Sangat setuju 15 65,2

Total 23 100

Sumber : Kuesioner 2012

Dari Tabel 3.10 dapat diketahui bahwa pegawai Kantor

Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu sangat

setuju fasilitas yang diberikan mempengaruhi motivasi pegawai

dalam bekerja sebanyak 15 orang dengan persentase 65,2%.

Distribusi jawaban responden tentang kenaikan pangkat

memberi semangat kerja dapat dlihat pada Tabel 3.11 berikut

(68)

Tabel 3.11

Distribusi Jawaban Responden tentang Kenaikan Pangkat Memberi Semangat Kerja

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak setuju 0 0

2 Kurang setuju 0 0

3 Cukup setuju 2 8,7

4 Setuju 13 56,5

5 Sangat setuju 8 34,8

Total 23 100

Sumber : Kuesioner 2012

Kenaikan pangkat akan mendorong pegawai untuk lebih

bersemangat meningkatkan prestasi kerja. Pegawai Kantor

Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu

sebanyak 13 orang setuju bahwa kenaikan pangkat memberi

semangat kerja dan mempengaruhi kinerja pegawai.

Distribusi jawaban responden tentang kenaikan pangkat

Gambar

Gambar 1.1 Ciri-ciri orang yang termotivasi
Gambar 1.2 Maslow`s need hierarchy
Gambar : 2.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Kejaksaan Negeri
Gambar: 2.2 Logo Lembaga Kejaksaan Republik Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan

Pengaruh kredit bermasalah Bank Tabungan Negara perlu ditinjau dalam jangka pendek dan jangka panjang karena pengaruh variabel independen yaitu inflasi, tingkat suku

Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 3 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Kendal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan

Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong, bagian pucuk buah berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan renggang, buni, mengkilat, buah

Apel varietas Rome beauty dapat dibedakan dari apel varietas Anna karena pada apel varietas Rome beauty memiliki kepadatan daun yang sedang, memiliki batang

The transactions recording system (purchases and sales) LPG at distributor level is generally better than at the level of sub-resellers (SP), as shown in Table

Untuk memulai keempat proses diatas, dibutuhkan pembelajaran kosakata ( vocabulary ) bahasa Inggris. Bagianak-anak, Kosakata merupakan elemen dasar yang harus