• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis dan Pembahasan

Analisis data dilakukan dengan cara yakni analisis statistik deskriptif dan model regresi linier berganda. Data yang tersedia bagi variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio (DPR) dan variabel independen yang terdiri dari Likuiditas (CR), Leverage (DER), Profitabilitas (ROI), dan Ukuran Perusahaan

(SIZE). Analisis dilakukan dengan menguji pengaruh keempat variabel independen terhadap variabel dependen dividend payout ratio secara simultan melalui Uji Statistik F dan secara parsial melalui Uji Statistik t.

60

Analisis pertama yang dilakukan adalah memilih perusahaan yang sesuai dengan kriteria sampel yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011, yang mempunyai data lengkap untuk variabel yang diteliti dan membagikan dividen selama periode penelitian. Setelah didapatkan data perusahaan yang sesuai kriteia yang dibutuhkan peneliti, data tersebut dijadikan sampel dan kemudian dihitung. Dari data tersebut dilakukan Uji Statistik F dan Uji Statistik t dengan menggunakan model regresi linier berganda program SPSS 21.00 for windows.

Penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu metode pengamatan dengan maksud tertentu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), fact book, Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

1. Hasil Uji Instrumen Penelitian

a. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Pengaruh variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Investment, dan Size terhadap Dividend Payout Ratio, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

61 Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel Yang Digunakan Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 124 .76 9.44 2.9096 1.90166 DER 124 .14 3.08 .7087 .53828 ROI 124 .01 .42 .1268 .08033 SIZE 124 17.94 25.76 21.3882 1.67470 DPR 124 .05 1.42 .4099 .27988 Valid N (listwise) 124

Sumber: data diolah dengan SPSS 21.00

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.2 diatas diketahui bahwa rasio Dividend Payout Ratio (DPR) diperoleh mean sebesar 0,41. Hal ini berarti bahwa rata-rata kebijakan pembagian dividen tunai adalah sebesar 41% dari laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan. Nilai maximum sebesar 1,42 yang berarti bahwa dividen tertinggi dari perusahaan sampel dapat mencapai 1,42 dari laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan, sedangkan nilai minimum DPR adalah 0,05 dari laba per lembar saham yang diperoleh.

Variabel Current Ratio (CR) menunjukkan mean sebesar 2,91. Hal ini berarti rata-rata perusahaan sampel mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebesar 2,91 kali dari total aset yang dimiliki perusahaan dalam satu periode. Nilai maximumnya sebesar 9,44 kali dari total asset dan nilai minimumnya sebesar 0,76 kali dari total aset.

62

Variabel Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan rasio total hutang dengan total ekuitas perusahaan menunjukkan nilai mean sebesar 0,71. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki hutang sebesar 0,71 kali lebih besar dari modal sendiri (ekuitas) yang dimiliki perusahaan. Nilai minimum dari DER adalah sebesar 0,14 yang berarti bahwa sampel terendah hanya memiliki hutang sebesar 0,14 kali dari modal sendiri, sedangkan nilai maksimum DER sebesar 3,08 atau dimilikinya hutang sebesar 3,08 kali modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

Variabel profitabilitas Return On Investment (RO1) menunjukkan nilai mean sebesar 0,12. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu mendapatkan laba bersih sebesar 12% dari total asset yang dimiliki perusahaan dalam satu periode. Nilai minimum yaitu sebesar 0,01 yang berarti sampel terendah hanya mendapatkan laba bersih dari seluruh total asset yang dimiliki perusahaan dalam satu periode dan nilai maksimum diketahui sebesar 0,42.

Variabel SIZE yang merupakan log natural dari Total Aset menunjukkan mean sebesar 21,39. Sedangkan nilai maksimumnya adalah 25,76 dan nilai minimumnya 17,94.

63

b. Hasil Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan analisis grafik. Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik ini terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1

Normal Probability Plot

64

Berdasarkan grafik normal probability plot, menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal dan data yang dimiliki terlihat merata dan cukup baik. Artinya model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas yang berarti bahwa data terdistribusi secara normal.

Tabel 4.3

Uji Komolgorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 123

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .54835761

Most Extreme Differences

Absolute .068 Positive .068 Negative -.066 Kolmogorov-Smirnov Z .752 Asymp. Sig. (2-tailed) .625

Sumber: data diolah dengan SPSS 21.00

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji Komolgorov-Smirnov diatas bahwa besarnya nilai Komolgorov-Smirnov adalah 0,752 dengan signifikansi sebesar 0,625 dimana > 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti data terdistribusi normal.

65

2) Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas antar variabel independen digunakan Variance Inflation Factor (VIF)

dan Tolerance. Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas

VIF adalah 10. Apabila tolerance value > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas. Sampel hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS maka besar nilai VIF dan nilai tolerance dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Uji Multikolonieritas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) LNCR@ .272 3.672 LNDER@ .248 4.034 LNROI@ .755 1.324 LNSIZE@ .927 1.078

Sumber: data diolah dengan SPSS 21.00

Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan hasil pengujian multikolonieritas. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai tolerance

66

untuk CR sebesar 0.272 dan VIF 3.672, DER dengan nilai

tolerance sebesar 0.248 dan VIF 4.034, ROI dengan nilai tolerance

sebesar 0.755 dan VIF 1.324, SIZE dengan nilai tolerance sebesar 0.927 dan VIF 1.078 Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini terbukti terbebas dari gejala multikolonieritas.

3) Uji Autokorelasi

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar anggota dari observasi yang disusun menurut time series. Asumsi autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara data pengamatan, dimana munculnya suatu data dipegaruhi oleh data sebelumnya. Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan uji Durbin-Watson (DW test). Berdasarkan output SPSS 21.00, maka hasil uji autokorelasi pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Output Durbin-Watson

Sumber:data diolah dengan SPSS 21.00

Durbin-Watson 2.122

67

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar 2,122. Dengan jumlah predictors sebanyak 4 buah (k=4) dan sampel sebanyak 124 perusahaan (n=124), berdasarkan tabel D-W dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai (dl) adalah sebesar 1,571 dan (du) adalah sebesar 1,679 dengan demikian nilai du < DW < 4-du yaitu 1,679 < 2,122 < 2,321 yang menandakan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif dan negatif dalam model regresi, atau dengan kata lain, variabel CR, DER, ROI, SIZE dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah autokorelasi.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari masalah heterokedastisitas (homokedastisitas). Selengkapnya mengenai hasil uji untuk heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:

68 Gambar 4.2

Uji Heteroskedastisitas

Sumber: data diolah dengan SPSS 21.00

Dengan grafik scatterplots diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Dividend Payout Ratio

(DPR) berdasarkan variabel yang mempengaruhinya yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Invetment

69

c. Hasil Uji Hipotesis 1) Hasil Uji Adjusted R2

Hasil uji Adjusted R2 dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Adjusted R2 Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .408a .167 .138 .55757

Sumber:data diolah dengan SPSS 21.00

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai adjusted R2 adalah sebesar 0,138. Hal ini berarti bahwa sebesar 13,8% variabel dependen atau

DPR dipengaruhi oleh variabel independen yaitu CR, DER, ROI, SIZE. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 86,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi DPR.

2) Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai signifikansi (sig.) yang ada di tabel 4.7 Selengkapnya mengenai hasil uji F penelitian dapat diihat sebagai berikut:

70 Tabel 4.7

Hasil Uji Staistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 7.330 4 1.832 5.894 .000b Residual 36.685 118 .311

Total 44.015 122

Sumber:data diolah dengan SPSS 21.00

Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa variabel independen yaitu Likuiditas (CR), Leverage (DER), Profitabilitas (ROI), dan Ukuran Perusahaan (SIZE) secara simultan atau bersama-sama mampu menjelaskan perubahan pada variabel dependen yaitu dividend payout ratio (DPR). Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung (5,894) dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (α

= 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara CR, DER, ROI, SIZE terhadap DPR.

3) Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Hasil uji t dapat dilihat dari nilai signifikansi, Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI), dan

Ukuran Perusahaan (SIZE) dalam menerangkan variabel dependen, yaitu Dividend Payout Ratio (DPR) pada tabel dibawah ini:

71 Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik t Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.201 1.567 .767 .445 LNCR@ .061 .221 .044 .274 .785 LNDER@ .199 .181 .185 1.096 .275 LNROI@ .410 .086 .462 4.779 .000 LNSIZE@ -.808 .991 -.071 -.815 .417

Sumber: data diolah dengan SPSS 21.00

Dari hasil penelitian maka diperoleh persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :

DPR = 1,201 +0,061 CR +0,199 DER +0,410 ROI -0,808 SIZE + ε

Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a) Koefisien konstanta sebesar 1,201 dengan nilai positif, ini dapat diartikan bahwa kebijakan dividen (DPR) akan bernilai 1,201 apabila masing-masing variabel likuiditas, leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan bernilai 0.

72

b) Variabel likuiditas memiliki koefisien regresi sebesar 0,061. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel likuiditas, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan kebijakan dividen sebesar 0,061.

c) Variabel leverage memiliki koefisien regresi sebesar 0,199. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa leverage

berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel

leverage, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan kebijakan dividen sebesar 0,199.

d) Variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi sebesar 0,410. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel profitabilitas, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan kebijakan dividen sebesar 0,410.

73

e) Variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi sebesar -0,808. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel ukuran perusahaan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan kebijakan dividen sebesar 0,808.

2. Analisis dan Interpretasi

Pembahasan di dalam penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu dividend payout ratio (DPR) dan keempat variabel independen yaitu Likuiditas (CR), Leverage (DER), Profitabilitas (ROI), Ukuran Perusahaan (SIZE).

a. Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh Likuiditas (CR) dengan Dividend Payout Ratio(DPR)

Berdasarkan dari hasil uji statistik t pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa variabel likuiditas dengan menggunakan indikator

current ratio menunjukkan nilai thitung sebesar (0,274) dengan probabilitas signifikansi adalah (0,785). Tingkat signifikansi tersebut adalah lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara likuiditas dengan indikator Current Ratio (CR) terhadap kebijakan dividen dengan indikator Dividend Payout Ratio (DPR)”.

74

Dengan demikian Ho diterima dan Ha1 ditolak. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lopolusi (2013) didukung oleh Poerwadi (2003) yang menyatakan bahwa likuiditas yang terlalu tinggi berdampak pada pembayaran dividen yang semakin kecil. Likuiditas yang terlalu tinggi menunjukkan ketidakefektifan perusahaan dalam menggunakan modal kerja yang disebabkan oleh proporsi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih dan dampaknya pada pembayaran dividen kepada investor semakin kecil.

Sehingga besar kecilnya likuiditas tidak mempunyai pengaruh terhadap pembayaran dividen dikarenakan likuiditas perusahaan yang tinggi tidak menjamin kas tinggi pula, melainkan disebabkan oleh instrumen lain seperti persediaan dan piutang. Hasil ini menandakan bahwa pembayaran dividen tidak dipengaruhi oleh likuiditas perusahaan.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Karami (2013) dan Parica, dkk (2013) yang menyebutkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

75

b. Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh Leverage (DER) dengan Dividend Payout Ratio(DPR)

Variabel Leverage dengan menggunakan indikator debt to equity ratio memiliki thitung sebesar (1,096) dengan tingkat signifikansi

adalah (0,275). Tingkat signifikansi tersebut adalah lebih besar dari

taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara leverage dengan indikator Debt to Equity Ratio (DER) terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan

Dividend Payout Ratio (DPR)”.

Dengan demikian Ho diterima dan Ha2 ditolak. Hasil ini juga

didukung penelitian Suharli dan Megawati dalam Arilaha (2009) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang leverage operasi atau keuangannya tinggi akan memberikan dividen yang rendah. Perusahaan yang memiliki struktur permodalan yang terdiri dari kreditor dan pemegang saham, dimana pihak manajemen tidak hanya memperhatikan kepentingan debtholder berupa pelunasan kewajiban tetapi juga memperhatikan kepentingan shareholder dengan membagikan dividen. Perspektif efficiency contracting menyatakan bahwa manajer cenderung memilih kebijakan yang dapat meminimkan

agency cost, sehingga kebijakan yang diambil dapat diterima pemegang saham, dan manajemen.

76

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Karami (2013) dan Asif et. al (2011) menunjukkan bahwa leverage dengan indikator debt to equity ratio mempunyai pengaruh yang signifikan namun sama-sama negatif.

c. Hubungan antara Profitabilitas (ROI) dengan Dividend Payout Ratio (DPR)

Variabel Profitabilitas dengan menggunakan indikator Return On Investment (ROI) memiliki thitung (4,779) dengan tingkat signifikansi

sebesar (0,000). Tingkat signifikansi tersebut adalah lebih kecil dari

taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa: “Terdapat

pengaruh yang signifikan antara return on investment terhadap dividend payout ratio”.

Dengan demikian Ho ditolak dan Ha3 diterima, dimana Ha3

adalah bahwa variabel return on investment akan berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio. Adapun nilai beta sebesar (0,410) sehingga return on investment mempunyai pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Artinya, perolehan laba yang tinggi dapat meningkatkan pembayaran dividen yang tinggi pula.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arilaha (2009) yang menyatakan bahwa besar kecilnya laba perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya pembagian dividen. Apabila laba perusahaan besar berarti dividen yang dibagikan akan semakin besar

77

pula, demikian pula sebaliknya. Perusahaan yang memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat pembayaran dividen dengan yakin dan mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka.

Pembayaran dividen dapat menunjukkan sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik. Jika perusahaan mengumumkan peningkatan dividen, maka investor akan menganggap kondisi perusahaan saat ini dan akan datang relatif baik dan sebaliknya. Pada sisi lain penambahan dividen memperkuat posisi perusahaan untuk mencari tambahan dana dari pasar modal sehingga kinerja perusahaan dimonitor oleh tim pengawas pasar modal. Pengawasan ini menyebabkan manajer berusaha mempertahankan kualitas kinerja dan tindakan ini menurunkan konflik keagenan.

Hasil ini juga didukung penelitian Parica, dkk (2013) yang mengemukakan dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan.

Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen. Profitabilitas

78

menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti: laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik.

Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati, dkk (2010) yang menyatakan bahwa profitabilitas pada Return On Asset (ROA) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

d. Hubungan antara Ukuran Perusahaan (Size) dengan Dividend Payout Ratio (DPR)

Variabel Ukuran Perusahaan dengan menggunakan indikator

ln(total aset) memiliki thitung (-,815) dengan tingkat signifikansi sebesar (0,417). Tingkat signifikansi tersebut adalah lebih besar dari taraf

signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan (SIZE) terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR)”.

Dengan demikian Ho diterima dan Ha4 ditolak. Hasil ini didukung penelitian Chasanah (2008) yang menyatakan berapapun besarnya size

selama periode pengamatan tidak berpengaruh terhadap dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Hal ini disebabkan oleh keadaan iklim ekonomi yang belum begitu stabil, sehingga perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak efektif dalam mengelola dana dan

79

membuat laba yang dihasilkan tidak maksimal. Hasil tidak signifikan pada penelitian ini juga didukung oleh fakta empiris, dimana terdapat perusahaan yang memiliki total aset kecil namun membagikan dividen dalam rasio yang besar. Sehingga besar kecilnya perusahaan berpengaruh tidak begitu besar terhadap besar kecilnya dividen yang akan dibagikan. Sehingga besar kecilnya perusahaan tidak berpengaruh begitu besar terhadap besar kecilnya dividen yang akan dibagikan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Hadinugroho (2009) yang menyatakan bahwa size

80 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari likuiditas dengan indikator Current Ratio, leverage dengan indikator Debt to Equity Ratio, Profitabilitas dengan indikator Return On Investment, dan ukuran perusahaan secara simultan maupun secara parsial terhadap penentuan kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh hasil bahwa:

1. Variabel Current Ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lopolusi (2013) dari hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa likuditas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

2. Variabel Leverage (Debt to Equity/DER) tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arilaha (2009) dalam hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa leverage

81

yang signifikan terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan

Dividend Payout Ratio (DPR).

3. Variabel Profitabilitas (Return On Investment/ROI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arilaha (2009) dan Parica, dkk (2013) yang menemukan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan.

4. Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chasanah (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan (size) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

5. Secara bersama-sama variabel likuiditas, leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar 5,894 dengan nilai

82 B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel-variabel yang telah diteliti, maka implikasi bagi masyarakat terhadap penelitian ini, yaitu:

1. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor penting dalam penelitian ini. Selain itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang berbeda yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen.

2. Bagi Investor

Bagi investor yang ingin menanamkan modalnya untuk memperoleh dividen pada suatu perusahaan dapat melihat profitabilitas (Return On Investmet/ROI), karena berdasarkan hasil penelitian variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen adalah variabel profitabilitas. Dimana variabel profitabilitas memiliki pengaruh paling besar dan signifikan. Sehingga investor dapat melihat rasio laba perusahaan sebagai pertimbangan yang lebih besar dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai perusahaan yang memberikan keputusan kebijakan dividen, sehingga investor dapat lebih berhati-hati dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan yang dipilih untuk berinvestasi.

83

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan, khususnya manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembagian dividen kepada para pemegang saham. Perusahaan juga harus lebih memperhatikan profitabilitas dikarenakan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan pembayaran dividen yang tinggi pula pada para pemegang saham. Sehingga menarik investor untuk berinvestasi.

C. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti memberikan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan terhadap variabel yang lebih luas mengingat variabel dependen hanya terfokus pada faktor-faktor keuangan saja.

2. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel masih terbatas pada perusahaan manufaktur sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel penelitian yang berbeda dalam waktu

Dokumen terkait