TINJAUAN PUSTAKA
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Penelitian
C. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Data dengan Metode DEA
Berikut adalah pengolahan data seluruh BMT. Berdasarkan
penghitungan dengan metode DEA menggunakan software DEAWIN
dapat dilihat pada Tabel 4.8, dari 9 BMT tersebut, menunjukkan tidak semua BMT telah mencapai tingkat efisiensi 100%. Dari hasil analisis dan
NAMA BMT PEMBIAYAAN
At-Taubah 1.750.000.000
Pedagang Pasar Surakarta 261.378.867 Mawaddah Aisyiyah 140.700.000 Raharjo 1.399.471.900 Rindang Rizky 232.803.000 Sejahtera 300.000.000 Sejahtera Banjarsari 1.171.112.092 Surya Buana 245.000.000
commit to user
pengolahan data variabel input dan output dengan DEA maka diperoleh tingkat efisiensi BMT di Kota Surakarta sebagai berikut:
Tabel 4.8 Tingkat Efisiensi BMT No NAMA BMT TINGKAT EFISIENSI BENCHMARK 1 At-Taubah 100% - -
2 Pedagang Pasar Surakarta 37,69% At-Taubah Raharjo
3 Mawaddah Aisyiyah 90,47% Sejahtera -
4 Raharjo 100% - -
5 Rindang Rizky 66,49% Raharjo Sejahtera Banjarsari
6 Sejahtera 100% - -
7 Sejahtera Banjarsari 100% - -
8 Surya Buana 66,90% Raharjo Sejahtera Banjarsari
9 Wanita Melati Harapan 97,46% Raharjo Sejahtera Banjarsari
Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)
Setelah dilakukan pengolahan data diketahui bahwa jumlah BMT yang sudah mencapai efisiensi 100% berjumlah 4 BMT, yaitu BMT At-Taubah, BMT Raharjo, BMT Sejahtera, dan BMT Sejahtera Banjarsari. Diketahui pula jumlah BMT yang belum efisien terdapat 5 BMT, dengan rincian yaitu BMT Pedagang Pasar Surakarta sebesar 37,69%, BMT Mawaddah Aisyiyah sebesar 90,47%, BMT Rindang Rizky sebesar 66,49%, BMT Surya Buana sebesar 66,90% dan BMT Wanita Melati Harapan sebesar 97,46%.
commit to user Tabel 4.9 Kriteria Efisiensi BMT No FREKUENSI EFISIENSI KRITERIA BMT
1 100% Sempurna At-Taubah, Raharjo,
Sejahtera, Banjarsari Sejahtera
2 90%-99,9% Sangat Baik Mawaddah Aisyiyah,
Wanita Melati Harapan
3 70%-89,9% Baik -
4 50%-69,9% Cukup Baik Rindang Rizky, Surya
Buana
5 40%-49,9% Kurang Baik Pedagang Pasar
Surakarta
6 <40 Buruk -
Sumber: Olah data
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, penulis membuat kriteria efisiensi untuk mempermudah penilaian BMT, yaitu hasil dari analisis menyebutkan bahwa BMT yang sudah mencapai 100% dimasukkan dalam kriteria Sempurna berjumlah 4 BMT, untuk BMT yang hanya mencapai tingkat efisiensi 90%-99,9% dimasukkan dalam kriteria Sangat Baik berjumlah 2 BMT, untuk BMT yang hanya mencapai tingkat efisiensi 70%-89,9% dimasukkan dalam kriteria Baik tidak ada, untuk BMT yang hanya mencapai tingkat efisiensi 50%-69,9% dimasukkan dalam kriteria Cukup Baik berjumlah 2 BMT, untuk BMT yang hanya mencapai tingkat efisiensi 40%-49,9% dimasukkan dalam kriteria Kurang Baik berjumlah 1 BMT. Sedangkan untuk BMT yang tingkat efisiensinya di bawah 40% tidak ada.
Selanjutnya akan dibahas tentang evaluasi mengenai tingkat efisiensi masing-masing BMT, dari hasil data yang diolah tersebut maka
commit to user
akan dapat mengetahui BMT manakah yang sudah mencapai efisiensi. Sedangkan BMT yang belum efisien secara teknis atau inefisien ditunjukkan dengan score efisiensi yang belum mencapai 100% dimana penggunaan input untuk menghasilkan output belum maksimal. Hasil pengolahan data ini juga menunjukkan target yang seharusnya dicapai. Target ini terdiri dari 5 objek, yaitu :
i. Variable, merupakan nama-nama variabel input dan output yang digunakan dalam analisis dan sebagai objek yang akan dievaluasi tingkat efisiensinya.
ii. Actual, merupakan nilai dari variabel input dan output yang terjadi secara riil dalam operasional perusahaan.
iii. Target, merupakan nilai yang seharusnya dicapai oleh variabel input dan
output untuk mencapai tingkat efisiensi maksimal.
iv. To Gain, merupakan presentase nilai yang masih bisa dimaksimalkan oleh variabel input untuk mencapai produktivitas maksimal, sedangkan untuk variabel output merupakan presentase nilai yang belum dicapai. v. Achieved, bagi variabel input adalah presentase nilai yang sudah
dimanfaatkan, sedangkan untuk variabel output merupakan presentase nilai yang sudah dicapai.
Berikut adalah hasil dari olah data, yaitu target yang seharusnya dicapai BMT dan jumlah sumber daya yang efisien untuk mencapai target.
commit to user 1. BMT At-Taubah
Tabel 4.10
Hasil Pengolahan Data BMT At-Taubah Variabel Tingkat Efisiensi Actual Target To Gain Achieved MODAL 100% 400000000.0 400000000.0 0,0% 100,0% BIAYA 44000000.0 44000000.0 0,0% 100,0% TK 6.0 6.0 0,0% 100,0% PENDAPATAN 55000000.0 55000000.0 0,0% 100,0% PEMBIAYAAN 1750000000.0 1750000000.0 0,0% 100,0%
Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai aktual atau nilai pencapaian sebenarnya oleh BMT At-Taubah sama dengan nilai target atau nilai yang seharusnya dicapai oleh BMT At-Taubah. Pada kolom To Gain atau persentase berapa persen nilai aktual yang harus ditambahkan atau dikurangkan untuk mencapai target juga menunjukkan 0% yang berarti tidak ada nilai aktual yang harus ditambahkan ataupun dikurangkan untuk mencapai target. Begitu juga dengan kolom Achieved atau pencapaian aktual terhadap target adalah 100%. Artinya BMT At-Taubah telah mencapai target efisiensinya.
commit to user 2. BMT Pedagang Pasar Surakarta
Tabel 4.11
Hasil Pengolahan Data BMT Pedagang Pasar Surakarta Variabel Tingkat Efisiensi Actual Target To Gain Achieved MODAL 37,69% 42006605.0 15832854.8 62.3% 37.7% BIAYA 42399095.0 15980789.5 62.3% 37.7% TK 3.0 0.8 74.1% 25.9% PENDAPATAN 12536605.0 32068478.1 155.8% 39.1% PEMBIAYAAN 261378867.0 261378867.0 0.0% 100.0%
Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa BMT Pedagang Pasar Surakarta belummencapai tingkat efisiensi 100%. Beberapa alternatif bagi BMT Pedagang Pasar Surakarta untuk meningkatkan efisiensinya, alternatif pertama adalah dengan mengurangi setiap inputnya sebesar 100%-37,69% = 62,31% dan mempertahankan tingkat outputnya. Alternatif kedua adalah adalah dengan mengacu pada efficient reference set-nya, yaitu BMT At-Taubah dan BMT Raharjo (dapat dilihat pada lampiran 2). Dari Tabel di atas dapat disimpulkan pula bahwa untuk meningkatkan efisiensi BMT Pedagang Pasar Surakarta, modal harus dikurangi 62,3% menjadi Rp. 15.832.854.8, biaya harus dikurangi 62,3% menjadi Rp. 15.980.789.5, jumlah tenaga kerja harus dikurangi 74,1% menjadi 1 orang. Sedangkan untuk outputnya perlu meningkatkan pendapatan sebesar 155,8% menjadi Rp. 32.068.478.1.
commit to user 3. BMT Mawaddah Aisyiyah
Tabel 4.12
Hasil Pengolahan Data BMT Mawaddah Aisyiyah Variabel Tingkat Efisiensi Actual Target To Gain Achieved MODAL 90,47% 81330000.0 7237706.0 91.1% 8.9% BIAYA 16000000.0 14475411.9 9.5% 90.5% TK 4.0 1.0 75.9% 24.1% PENDAPATAN 35000000.0 35000000.0 0.0% 100.0% PEMBIAYAAN 140700000.0 144754119.0 2.9% 97.2%
Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa BMT Mawaddah Aisyiyah belummencapai tingkat efisiensi 100%. Beberapa alternatif bagi BMT Mawaddah Aisyiyah untuk meningkatkan efisiensinya, alternatif pertama adalah dengan mengurangi setiap inputnya sebesar 100%-90,47% = 9,53% dan mempertahankan tingkat outputnya. Alternatif kedua adalah adalah dengan mengacu pada efficient reference set-nya, yaitu BMT Sejahtera (dapat dilihat pada lampiran 2). Dari Tabel di atas dapat disimpulkan pula bahwa untuk meningkatkan efisiensi BMT Mawaddah Aisyiyah, modal harus dikurangi 91,1% menjadi Rp. 7.237.706.0, biaya harus dikurangi 9,5% menjadi Rp. 14.475.411.9, jumlah tenaga kerja harus dikurangi 75.9% menjadi 1 orang. Sedangkan untuk outputnya hanya perlu meningkatkan pembiayaan sebesar 2.9% menjadi Rp. 144.754.119.0.
commit to user 4. BMT Raharjo
Tabel 4.13
Hasil Pengolahan Data BMT Raharjo Variabel Tingkat Efisiensi Actual Target To Gain Achieved MODAL 100% 25000000.0 25000000.0 0,0% 100,0% BIAYA 98371800.0 98371800.0 0,0% 100,0% TK 4.0 4.0 0,0% 100,0% PENDAPATAN 204170700.0 204170700.0 0,0% 100,0% PEMBIAYAAN 1399471900.0 1399471900.0 0,0% 100,0%
Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai aktual atau nilai pencapaian sebenarnya oleh BMT Raharjo sama dengan nilai target atau nilai yang seharusnya dicapai oleh BMT Raharjo. Pada kolom To Gain atau persentase berapa persen nilai aktual yang harus ditambahkan atau dikurangkan untuk mencapai target juga menunjukkan 0% yang berarti tidak ada nilai aktual yang harus ditambahkan ataupun dikurangkan untuk mencapai target. Begitu juga dengan kolom Achieved atau pencapaian aktual terhadap target adalah 100%. Artinya BMT Raharjo telah mencapai target efisiensinya.
commit to user 5. BMT Rindang Rizky
Tabel 4.14
Hasil Pengolahan Data BMT Rindang Rizky Variabel Tingkat Efisiensi Actual Target To Gain Achieved MODAL 66,49% 150000000.0 25329420.7 83.1% 16.9% BIAYA 194466500.0 129299761.5 33.5% 66.5% TK 6.0 4.0 33.5% 66.5% PENDAPATAN 209164929.0 209164929.0 0.0% 100.0% PEMBIAYAAN 232803000.0 1305352394.9 460.7% 17.8%
Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa BMT Rindang Rizky belummencapai tingkat efisiensi 100%. Beberapa alternatif bagi BMT Rindang Rizky untuk meningkatkan efisiensinya, alternatif pertama adalah dengan
mengurangi setiap inputnya sebesar 100%-66,49% = 33,51% dan
mempertahankan tingkat outputnya. Alternatif kedua adalah adalah dengan mengacu pada efficient reference set-nya, yaitu BMT Raharjo dan Sejahtera Banjarsari (dapat dilihat pada lampiran 2). Dari Tabel di atas dapat disimpulkan pula bahwa untuk meningkatkan efisiensi BMT Rindang Rizky, modal harus dikurangi 83,1% menjadi Rp. 25.329.420.7, biaya harus dikurangi 33,5% menjadi Rp. 129.299.761.5, jumlah tenaga kerja harus dikurangi 33.5% menjadi 4 orang. Sedangkan untuk outputnya perlu meningkatkan pembiayaan sebesar 460.7% menjadi Rp. 1.305.352.394.9.
commit to user 6. BMT Sejahtera
Tabel 4.15
Hasil Pengolahan Data BMT Sejahtera Variabel Tingkat Efisiensi Actual Target To Gain Achieved MODAL 100% 15000000.0 15000000.0 0,0% 100,0% BIAYA 30000000.0 30000000.0 0,0% 100,0% TK 2.0 2.0 0,0% 100,0% PENDAPATAN 72536796.0 72536796.0 0,0% 100,0% PEMBIAYAAN 300000000.0 300000000.0 0,0% 100,0%
Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai aktual atau nilai pencapaian sebenarnya oleh BMT Sejahtera sama dengan nilai target atau nilai yang seharusnya dicapai oleh BMT Sejahtera. Pada kolom To Gain atau persentase berapa persen nilai aktual yang harus ditambahkan atau dikurangkan untuk mencapai target juga menunjukkan 0% yang berarti tidak ada nilai aktual yang harus ditambahkan ataupun dikurangkan untuk mencapai target. Begitu juga dengan kolom Achieved atau pencapaian aktual terhadap target adalah 100%. Artinya BMT Sejahtera telah mencapai target efisiensinya.
commit to user 7. BMT Sejahtera Banjarsari
Tabel 4.16
Hasil Pengolahan Data BMT Sejahtera Banjarsari Variabel Tingkat Efisiensi Actual Target To Gain Achieved MODAL 100% 26000000.0 26000000.0 0,0% 100,0% BIAYA 177159551.0 177159551.0 0,0% 100,0% TK 4.0 4.0 0,0% 100,0% PENDAPATAN 218157439.0 218157439.0 0,0% 100,0% PEMBIAYAAN 1171112092.0 1171112092.0 0,0% 100,0%
Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai aktual atau nilai pencapaian sebenarnya oleh BMT Sejahtera Banjarsari sama dengan nilai target atau nilai yang seharusnya dicapai oleh BMT Sejahtera Banjarsari. Pada kolom To Gain atau persentase berapa persen nilai aktual yang harus ditambahkan atau dikurangkan untuk mencapai target juga menunjukkan 0% yang berarti tidak ada nilai aktual yang harus ditambahkan ataupun dikurangkan untuk mencapai target. Begitu juga dengan kolom Achieved atau pencapaian aktual terhadap target adalah 100%. Artinya BMT Sejahtera Banjarsari telah mencapai target efisiensinya.
commit to user 8. BMT Surya Buana
Tabel 4.17
Hasil Pengolahan Data BMT Surya Buana Variabel Tingkat Efisiensi Actual Target To Gain Achieved MODAL 66,90% 15000000.0 10034396.2 33.1% 66.9% BIAYA 60000000.0 40137584.8 33.1% 66.9% TK 4.0 1.6 59.9% 40.1% PENDAPATAN 82000000.0 82000000.0 0.0% 100.0% PEMBIAYAAN 245000000.0 559231737.4 128.3% 43.8%
Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa BMT Surya Buana belummencapai tingkat efisiensi 100%. Beberapa alternatif bagi BMT Surya Buana untuk meningkatkan efisiensinya, alternatif pertama adalah dengan mengurangi setiap inputnya sebesar 100%-66,90% = 33,1% dan mempertahankan tingkat outputnya. Alternatif kedua adalah adalah dengan mengacu pada efficient reference set-nya, yaitu BMT Raharjo dan Sejahtera Banjarsari (dapat dilihat pada lampiran 2). Dari Tabel di atas dapat disimpulkan pula bahwa untuk meningkatkan efisiensi BMT Surya Buana, modal harus dikurangi 33,1% menjadi Rp. 10.034.396.2, biaya harus dikurangi 33,1% menjadi Rp. 40.137.584.8, jumlah tenaga kerja harus dikurangi 59.9% menjadi 1 orang. Sedangkan untuk outputnya perlu meningkatkan pembiayaan sebesar 128.3% menjadi Rp. 559.231.737.4.
commit to user 9. BMT Wanita Melati Harapan
Tabel 4.18
Hasil Pengolahan Data BMT Wanita Melati Harapan Variabel Tingkat Efisiensi Actual Target To Gain Achieved MODAL 97,46% 406360947.0 25040869.9 93.8% 6.2% BIAYA 152986894.0 149102719.5 2.5% 97.5% TK 4.0 3.9 2.5% 97.5% PENDAPATAN 208436370.0 208436370.0 0.0% 100.0% PEMBIAYAAN 1105764950.0 1209662446.5 9.4% 91.4%
Sumber: Hasil olah data (DEAWIN)
Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa BMT Wanita Melati Harapan belummencapai tingkat efisiensi 100%. Beberapa alternatif bagi BMT Wanita Melati Harapan untuk meningkatkan efisiensinya, alternatif pertama adalah dengan mengurangi setiap inputnya sebesar 100%-97,46% = 2,54% dan mempertahankan tingkat outputnya. Alternatif kedua adalah adalah dengan mengacu pada efficient reference set-nya, yaitu BMT Raharjo dan Sejahtera Banjarsari (dapat dilihat pada lampiran 2). Dari Tabel di atas dapat disimpulkan pula bahwa untuk meningkatkan efisiensi BMT Wanita Melati Harapan, modal harus dikurangi 93,8% menjadi Rp. 25.040.869.9, biaya harus dikurangi 2,5% menjadi Rp. 149.102.719.5, jumlah tenaga kerja harus dikurangi 2.5% menjadi 3 orang. Sedangkan untuk outputnya hanya perlu meningkatkan pembiayaan sebesar 9.4% menjadi Rp. 1.209.662.446.5.
commit to user 2. Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini, digunakan uji One Sample T Test dengan menggunakan bantuan software SPSS 17. Data efisiensi hasil olahan DEA kemudian di uji One Sample T Test yang kemudian didapat hasil uji yang ditunjukkan seperti pada tabel IV.18 berikut.
Tabel 4.19 Uji One Sample T Test One-Sample Statistics N Mean Std. Deviation Std. Error Mean EFISIENSI 9 84.3344 22.33174 7.44391 One-Sample Test Test Value = 0 t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper Lower Upper Lower Upper
EFISIENSI 11.329 8 .000 84.33444 67.1688 101.5001
Sumber: Hasil Olah Data (SPSS)
Dari Tabel 4.19, menunjukkan hasil t hitung (11, 329) > t tabel (8;0,025) adalah 2,262, maka Ho diterima. Jadi dalam penelitian ini BMT di Kota Surakarta secara keseluruhan belum memiliki tingkat skala efisiensi yang baik.