• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Pembahasan

Dalam dokumen naBIU796AzLW9sj (Halaman 114-138)

Manajemen

Management Discussion

and Analysis

TINJAUAN MAKROEKONOMI DAN INDUSTRI

Berdasarkan data Bank Indonesia, perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang membaik ditopang oleh permintaan domestik yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 5,0% (yoy), pencapaian ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 4,8%. Pertumbuhan ekonomi yang membaik ini didukung oleh konsumsi dan investasi, khususnya bangunan, yang tercatat cukup kuat. Konsumsi rumah tangga pada tahun 2016 juga diperkirakan masih tumbuh cukup kuat dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Sementara konsumsi pemerintah pada tahun 2016 diperkirakan menurun yang dipengaruhi oleh base efect tahun 2015 serta kebijakan penghematan belanja pemerintah sejak bulan Agustus 2016. Di sisi lain, perkembangan investasi pada tahun 2016 diperkirakan masih cukup baik terutama bersumber dari investasi bangunan.

Pertumbuhan bisnis perhotelan sepanjang tahun 2016 sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi ekonomi dalam negeri yang mengarah pada perbaikan meningkatkan potensi pertumbuhan bisnis perhotelan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa tingkat hunian kamar di Indonesia pada tahun 2016 mencapai rata-rata 56,5% sedikit menurun dibandingkan tingkat hunian pada tahun 2015 yang sebesar 57,25%.

MACROECONOMIC AND INDUSTRIAL OVERVIEW

Based on the data released by Bank Indonesia, the nation’s economy begins to demonstrate stronger performance supported by stable domestic demands. Indonesian economic growth in 2015 was recorded at the level of 5.0% (yoy), showing an improvement compared to the growth of 2015 at 4.8%. Such positive growth was supported by robust consumption and investment, particularly in building sector. Household consumption in 2016 also remained relatively strong in supporting economic growth. Meanwhile, government spending in 2016 declined due to the base efect of 2015 as well as the eiciency policy implemented on state expenditure since August 2016. On the other hand, investment development during the year was also quite positive, especially in terms of infrastructure investment.

The growth of hospitality business during 2016 was heavily inluenced by the national economic condition, which, as it was on an upward trend, the hospitality industry began to also demonstrate positive performance and growth potential. Data issued by the Statistics Indonesia (BPS) stated that room occupancy rate in Indonesia in 2016 reached 56.5%, slightly lower than the occupancy rate of 2015 at 57.25%.

Analisis dan

Pembahasan

Manajemen

Management Discussion

and Analysis

Di sisi lain, kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus mempromosikan Indonesia sebagai tujuan wisata untuk turis-turis asing dengan kampanye "Wonderful Indonesia". Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia hingga November 2016 mencapai sekitar 1 juta kunjungan, tumbuh 19,98% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebanyak 835,41 ribu. Sedangkan wisatawan nusantara berdasarkan data Pusdatin Kemenparekraft hingga Oktober 2016 mencapai sekitar 6,68 juta kunjungan.

Pertumbuhan ekonomi yang terjaga yang didukung dengan potensi keindahan alam serta keragaman dan keunikan budaya, dapat mendorong pertumbuhan bisnis perhotelan dan pariwisata dalam negeri. Hal ini juga turut berpengaruh pada kinerja dan pertumbuhan bisnis Perseroan.

Sementara itu, industri properti pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan dengan berbagai penerapan regulasi yang dilakukan. Beberapa hal yang menumbuhkan industri properti antara lain penetapan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang lebih murah, tingkat Loan to Value (LTV) yang mencapai 15%, serta penetapan Tarif Pajak Penjualan yang lebih rendah. Dapat kami sampaikan juga bahwa, pertumbuhan industri properti juga dipicu oleh consumer conident serta kondisi politik yang relatif stabil. Kondisi ini mampu menciptakan pertumbuhan usaha bagi Perseroan.

TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA Perseroan yang merupakan perusahaan yang bergerak bidang penyediaan akomodasi (hotel) dan melakukan penyertaan dalam bentuk saham pada entitas lain, memiliki segmen usaha yang terdiri dari hotel dan pusat perbelanjaan.

Government’s policy, implemented by the Ministry of Tourism and Creative Economy (Kemenparekraf), was to continuously promote Indonesia as the tourism destination for foreign tourists with the campaign entitled “Wonderful Indonesia”. According to the data from Statistics Indonesia, total foreign tourists visited Indonesia as of November 2016 amounted to 1 million visits, grew by 19.98% compared to the total visits in the same period in 2015 recorded at 835.41 thousand visits. In addition, Pusdatin Kemenparekraf recorded 6.68 million visits from domestic tourists throughout 2016.

The relatively stable economic growth, supported by the potential natural resources as well as culture diversity and uniqueness, may encourage the growth of domestic hospitality and tourism business which, in turn, shall inluence the Company’s business performance and growth.

Meanwhile, property industry in 2016 experienced a growth due to the implementation of various regulations in the country. Several factors contributing to this growth were, among others, more afordable interest rate for Housing Loan (KPR), Loan to Value (LTV) rate which reached 15% and determination of lower Sales Tax Tarif. Moreover, the growth in property industry was also triggered by the rising consumer conidence as well as relatively stable policital conition. Hence, with the growth in property industry, the Company’s business also grew during the year.

OPERATIONAL OVERVIEW PER BUSINESS SEGMENT

The Company engages in accommodation (hotel) service and makes investments in the form of share in other entities. Its business segments comprise hotels and shopping centers.

HOTEL

HARRIS Hotel Tuban – Bali

Pembangunan dan kepemilikan HARRIS Hotel Tuban – Bali yang mulai beroperasi pada bulan Oktober 2002 menjadi kegiatan usaha pertama Perseroan. HARRIS Hotel Tuban – Bali merupakan hotel di Bali yang terletak di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali. Dengan lokasi yang sangat strategis, berdampingan dengan Bandara Internasional Ngurah Rai, berdekatan dengan Pantai Tuban di Kuta Selatan, serta terletak tidak jauh dari pusat perbelanjaan Kuta menjadi pilihan paling tepat bagi turis domestik maupun internasional.

Dibangun di atas lahan seluas 4.500 m2,

Perseroan memberikan jasa akomodasi hotel dengan nuansa modern minimalist dengan 147 kamar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti kolam renang, cofee shop, gym & spa, ruang rapat dan lain-lain menjadi nilai tambah yang menarik. Selain cocok untuk tamu-tamu yang sedang melakukan perjalanan bisnis, HARRIS Hotel Tuban – Bali juga menjadi pilihan tepat bagi keluarga yang ingin berlibur dengan nyaman.

Pada tahun 2016, persentasi okupansi HARRIS Hotel Tuban – Bali mampu mencapai 70,01% lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 60,22%, dengan tingkat average room rate pada tahun 2016 sebesar Rp364.563.

HARRIS Resort Kuta Beach – Bali

HARRIS Resort Kuta Beach – Bali berada pada tempat yang strategis dan berjarak hanya beberapa langkah dari pantai Kuta. Hotel ini memiliki 191 kamar dengan pemandangan sangat ideal yang dapat memberikan kepuasan bagi pengunjung. Pada tahun 2016, persentasi okupansi HARRIS Resort Kuta Beach – Bali mencapai 72,86% sedikit turun dari 74,98% pada tahun 2015, dengan tingkat average room rate pada tahun 2016 sebesar Rp606.503.

HOTELS

HARRIS Hotel Tuban – Bali

The development and ownership of HARRIS Hotel Tuban – Bali, which began to operate in October 2002, is the initial business activity of the Company. HARRIS Hotel Tuban – Bali is a hotel in Bali that is positioned on Jalan Dewi Sartika, Bali, in a strategic location next to Ngurah Rai International Airport, close to Tuban Beach in South Kuta and just a few minutes away from Kuta shopping center; such a perfect spot to stay for both domestic and international tourists.

Built on 4,500 m2 land, HARRIS Hotel Tuban – Bali is a hotel conceptually designed in a modern-minimalist style that has 147 rooms and various facilities, such as swimming pool, cofee shop, gym & spa, meeting rooms, and others to complement its attraction and value. HARRIS Hotel Tuban – Bali is suitable for business travelers and a great choice for family who wish to enjoy comfortable experience on vacation.

In 2016, the occupancy rate of HARRIS Hotel Tuban – Bali reached 70.01%, higher than the rate of 2015 at 60.22%, with average room rate of 2016 at Rp364,563.

HARRIS Resort Kuta Beach – Bali

HARRIS Resort Kuta Beach – Bali is situated in a strategic area within walking distance of Kuta Beach. The hotel has 191 rooms with ideal vista that will satisfy the guests. In 2016, the occupancy rate of HARRIS Resort Kuta Beach – Bali reached 72.86%, slightly lower than the rate of 2015 at 74.98%, while the average room rate was recorded at Rp606,503.

Sheraton Bali Kuta Resort – Bali

Sheraton Bali Kuta Resort – Bali dilengkapi dengan 203 kamar dengan suite yang luas dan teletak di lokasi yang sangat strategis. Dengan keunggulan tersebut, Sheraton Bali Kuta Resort – Bali pada tahun 2016 mampu mencatatkan tingkat presentase okupansi sebesar 84% naik dari 80,28% pada tahun 2015, dengan tingkat average room rate pada tahun 2016 sebesar Rp1.805.549.

POP! Hotel Sangaji – Yogyakarta

POP! Hotel Sangaji – Yogyakarta menjadi salah satu destinasi hotel bagi para wisatawan. Pada tahun 2016, POP! Hotel Sangaji – Yogyakarta meraih tingkat presentase okupansi sebesar 55,9% sedikit turun dari tahun 2015 sebesar 59,75%, dengan tingkat average room rate pada tahun 2016 sebesar Rp306.375.

HARRIS Suites fx Sudirman - Jakarta

Berdiri di tengah kota Jakarta, dengan akses berjalan langsung ke fX Sudirman Mall, Bursa Efek, Senayan Sport Complex, Senayan Golf Course, Plaza Senayan, Senayan City, HARRIS Suites fX Sudirman – Jakarta menjadi tempat sempurna untuk menetap dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pada tahun 2016, HARRIS Suites fX Sudirman - Jakarta mencatatkan tingkat presentase okupansi sebesar 76,74% dengan tingkat average room rate pada tahun 2016 sebesar Rp837.309.

HARRIS Hotel Batam Center – Batam Menghadap laut, satu menit dari terminal Ferry Internasional Batam Centre, dan dapat berjalan kaki ke pusat perbelanjaan dan kantor-kantor pemerintahan, HARRIS Hotel Batam – Center merupakan tempat yang nyaman untuk bekerja dan liburan. Pada tahun 2016, HARRIS Hotel Batam Center - Batam mencatatkan tingkat presentase okupansi sebesar 75,38% dengan tingkat average room rate pada tahun 2016 sebesar Rp510.176.

Sheraton Bali Kuta Resort – Bali

Sheraton Bali Kuta Resort – Bali has 203 rooms featuring extensive suite and strategically located in Bali. With such competitive excellence, Sheraton Bali Kuta Resort – Bali managed to record occupancy rate of 84%, showing a growth from the rate of 2015 at 80.28%, with average room rate in 2016 at Rp1,805,549.

POP! Hotel Sangaji – Yogyakarta

One of the accommodation destinations in Yogyakarta is POP! Hotel Sangaji – Yogyakarta which, in 2016, recorded occupancy rate of 55.9%, a slight decline compared to that of 2015 at 59.75%. The average room rate of POP! Hotel Sangaji – Yogyakarta in 2016 was Rp306,375.

HARRIS Suites fx Sudirman – Jakarta

Situated in Jakarta city center with walking access to fX Sudirman Mall, Stock Exchange, Senayan Sport Complex, Senayan Golf Course, Plaza Senayan, Senayan City, HARRIS Suites fX Sudirman – Jakarta is a perfect accommodation choice for short and long stay. This year, HARRIS Suites fX Sudirman – Jakarta recorded occupancy rate of 76.74% while the average room rate in 2016 was Rp837,309.

HARRIS Hotel Batam Center – Batam

HARRIS Hotel Batam Center – Batam ofers sea vista and is situated 1 minute from the International Ferry Terminal of Batam Centre as well as within walking distance to several shopping centers and government oices. With such convenience, HARRIS Hotel Batam Center – Batam is certainly a comfortable accommodation suitable for both working and having a vacation. In 2016, the hotel’s occupancy rate was 75.38% with average room rate of Rp510,176.

HARRIS Resort Waterfront – Batam

HARRIS Resort Waterfront – Batam menawarkan berbagai fasilitas favorit bagi para pengunjung hotel dengan memberi kehidupan nyata bagi keluarga. Pada tahun 2016, HARRIS Resort Waterfront – Batam mencatatkan tingkat presentase okupansi sebesar 45,04%, dengan tingkat average room rate pada tahun 2016 sebesar Rp436.198.

Maison Aurelia, Sanur – Bali

Maison Aurelia, Sanur – Bali merupakan salah satu tujuan favorit penginapan di Sanur, Bali. Pada tahun 2016, Maison Aurelia, Sanur – Bali mencatatkan tingkat presentase okupansi sebesar 29,88%, dengan tingkat average room rate pada tahun 2016 sebesar Rp654.281. PUSAT PERBELANJAAN

beachwalk Shopping Center – Bali

beachwalk Shopping Center – Bali merupakan pusat perbelanjaan yang antara lain meliputi Fashion Apparel & Accessories, Lifestyle & Entertainment, Food & Beverage dan lain-lain. beachwalk Shopping Center – Bali meraih tingkat okupansi pada tahun 2016 sebesar 95% dengan tarif sewa rata-rata per bulan sebesar Rp272.185.

Park23 Entertainment Center - Bali

Dioperasikan pada tahun 2015 Park23 Entertainment Center – Bali menyajikan desain ruangan yang bersih dan unik, dengan penyewa mulai dari internasional fashion, olahraga dan label suring seperti Nike, Oakley, Giordano, Hush Puppies, Quiksilver, Airwalk dan DC Shoes. Pada tahun 2016, Park23 Entertainment Center – Bali mencatatkan tingkat presentase okupansi sebesar 64,21% naik dari tahun 2015 sebesar 59,20%, dengan tarif sewa rata-rata per bulan sebesar Rp97.546.

Cikini Gold Center - Jakarta

Cikini Gold Center – Jakarta, merupakan salah satu tempat penjualan emas terbesar di

HARRIS Resort Waterfront – Batam

HARRIS Resort Waterfront – Batam ofers an array of favorite facilities with a real life experience for the guests. In 2016, HARRIS Resort Waterfront – Batam recorded an occupancy rate of 45.04%. Meanwhile, the average rom rate of HARRIS Resort Waterfront – Batam in 2016 reached Rp436,198.

Maison Aurelia, Sanur – Bali

Maison Aurelia, Sanur – Bali is one of the favorite accommodation destinations in Sanur, Bali. In 2016, the property recorded occupancy rate of 29.88%, and average room rate of Rp654,281.

SHOPPING CENTERS

beachwalk Shopping Center – Bali

beachwalk Shopping Center – Bali is a shopping center for fashion apparel & accessories, lifestyle & entertainment, food & beverage, and so on. In 2016, the occupancy rate of beachwalk Shopping Center – Bali reached 95% with average lease rate per month recorded at Rp272,185.

Park23 Entertainment Center - Bali

Commencing operations in 2015, Park23 Entertainment Center – Bali ofers unique and clean space with tenants from international brands of fashion, sports, and suring labels, such as Nike, Oakley, Giordano, Hush Puppies, Quiksilver, Airwalk and DC Shoes. In 2016, Park23 Entertainment Center – Bali recorded an occupancy rate of 64.21%, increase from 2015 at 59.20%, and average lease rate per month at Rp97,546.

Cikini Gold Center – Jakarta

Cikini Gold Center – Jakarta is one of the largest gold markets in Indonesia and able

Indonesia dan menyaingi pasar emas di kota- kota besar lain di dunia. Pada tahun 2016, Cikini Gold Center – Jakarta mencatatkan tingkat presentase okupansi sebesar 68,05% sedikit naik dari tahun 2015 sebesar 65,31%, dengan tarif sewa rata-rata per bulan sebesar Rp205.985.

Pendapatan per Segmen Usaha

Informasi pendapatan per segmen usaha pada tahun 2016 sebagai berikut:

to compete with other international gold markets in the world. In 2016, Cikini Gold Center – Jakarta’s occupancy rate reached 68.05%, showing an increase compared to the rate of 2015 at 65.31%, while the average lease rate per month was recroded at Rp205,985.

Revenues per Business Segment

The following table describes the information of the Company’s revenues per business segment:

Profitabilitas

Proitabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba selama tahun 2016, dengan menggunakan aset atau modal usaha. Kemampuan ini digambarkan dengan rasio proitabilitas. Informasi mengenai proitabilitas usaha Perseroan dalam dua tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Profitability

This section describes the capability of each business to generate income during the year, utilizing each asset or capital. This capability is relected on the ratio of proitability. The following table describes the Company’s proitability in the last 2 (two) years:

Deskripsi / Description 2016 2015 Perubahan / Change Persentase / Percentage (%) Hotel 340.972 334.787 6.185 1,85 Pusat Perbelanjaan / Shopping Center 206.520 252.301 (45.781) (18,15) Pendapatan / Revenue 547.492 587.088 (39.596) (6,74) Deskripsi / Description 2016 2015

Margin Laba Bersih/ Net Proit Margin 33,16% 19,13%

Imbal Hasil Aset / Return on Assets 3,52% 2,29%

Imbal Hasil Ekuitas / Return on Equity 4,44% 2,86%

Earnings per Share 15,21 8,96

Produktivitas Karyawan (dalam jutaan Rupiah) / Employee Productivity (in million Rupiah)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

Analisis dan pembahasan kinerja keuangan berikut disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari Laporan Keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan yang ditunjuk Perseroan. Laporan Keuangan Perseroan telah memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian.

ANALYSIS ON FINANCIAL PERFORMANCE The following analysis and discussion on inancial performance are composed based on the information obtained from the Company’s Financial Statements ended on December 31, 2016, which have been audited by Public Accounting Firm Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan appointed by the Company. The Financial Statements of the Company has obtained unqualiied opinion.

Laporan Posisi Keuangan / Financial Position Statements Dalam jutaan Rupiah / In millions of Rupiah

Deskripsi /

Description 2016 2015 Perubahan / Change Percentage (%)Persentase /

Aset Lancar / Current Assets

353.087 442.876 (89.789) (20,27%) Aset Tidak Lancar /

Non-Current Assets

4.802.666 4.458.187 344.479 7,73%

Total Aset / Total Assets 5.155.753 4.901.063 254.691 5,20% Liabilitas Jangka Pendek / Current Liabilities 106.633 313.186 (206.553) (65,95%) Liabilitas Jangka Panjang / Non Current Liabilities 960.174 635.855 324.319 51,01% Total Liabilitas / Total Liabilities 1.066.807 949.041 117.766 12,41% Total Ekuitas / Total Equity 4.088.947 3.952.022 136.925 3,46% Total Aset

Pada 2016, total aset Perseroan tercatat sebesar Rp5.155.753 juta, terdiri dari 6,85% aset lancar dan 93,15% aset tidak lancar. Nilai total aset mengalami kenaikan 5,20% dibandingkan pada 2015 sebesar Rp4.901.063 juta.

Total Assets

In 2016, total assets of the Company were recorded at Rp5,155,753 million, comprising 6.85% of current assets and 93.15% of non- current assets. This value of total assets increased by 5.20% compared to that of 2015 recorded at Rp4,901,063 million.

Aset lancar mengalami penurunan Rp89.789 juta atau sebesar 20,27% menjadi Rp353.087 juta dibandingkan pada 2015 sebesar Rp442.876juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kas dan setara kas, aset keuangan lancar lainnya, piutang usaha dan uang muka. Sedangkan, aset tidak lancar mengalami kenaikan Rp 344.479 juta atau sebesar 7,73% menjadi Rp4.802.666 juta dibandingkan dengan 2015 sebesar Rp4.458.187juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya investasi saham dan aset properti investasi.

Total Liabilitas

Total liabilitas pada 2016 tercatat sebesar Rp1.066.807 juta, naik 12,41% atau sebesar Rp117.766 juta dibandingkan pada 2015 sebesar Rp949.041 juta. Komposisi total liabilitas terdiri dari 10,00% dari liabilitas jangka pendek dan 90,00% merupakan liabilitas jangka panjang.

Nilai liabilitas jangka pendek mengalami penurunan sebesar Rp206.553 juta atau turun sebesar 65,95% menjadi Rp 106.633 juta dibandingkan 2015 sebesar Rp313.186 juta. Penurunan liabilitas jangka pendek ini terutama disebabkan oleh pelunasan pinjaman bank jangka pendek, menurunnya utang non usaha dan utang bank yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Sedangkan untuk liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan sebesar Rp 324.319 juta atau sebesar 51,01% menjadi Rp 960.174 juta dari Rp635.855juta pada 2015. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya utang bank jangka panjang. Total Ekuitas

Total Ekuitas Perseroan pada tahun 2016 tercatat sebesar Rp4.088.947 juta, naik 3,46% atau sebesar Rp136.925 juta dibandingkan pada 2015 sebesar Rp3.952.022 juta. Kenaikan ini berasal dari peningkatan saldo laba tahun berjalan.

Current assets decreased by Rp89,789 or 20.27%, from Rp442,876 million in 2015 to Rp353,087 million in 2016 due to the decline in cash and cash equivalents, other current inancial assets, trade receivables, and advances. Meanwhile, non-current assets grew by Rp344,479 million or 7.73%, from Rp4,458,187 million in 2015 to Rp4,802,666 million due to the growing investments in shares and investment property assets.

Total Liabilities

The Company’s total liabilities in 2016 amounted to Rp1,066,807 million, increased by 12.41% or Rp117,766 million compared to the total liabilities of 2015 recorded at Rp949,041 million. Total liabilities of the Company comprised 10.00% current liabilities and 90.00% non-current liabilities.

In 2016, current liabilities of the Company amounted to Rp106,633 million, showing a decrease of 65.95% or Rp206,553 million from Rp313,186 million recorded in 2015. Such decrease was caused by the settlement of short-term bank loans and decline in non- trade payables and bank loans matured in one year. On the other hand, non-current liabilities posted at Rp960,174 million, grew by 51.01% or Rp324,219 million from that of 2015 at Rp635,855 million. The increase was mainly due to the rising long-term bank loans.

Total Equity

The Company’s total equity in 2016 recorded at Rp4,088,947 million, up 3.46% or Rp136,925 million compared to the position of 2015 at Rp3,952,022 million which was contributed by the increase in retained earnings for the year.

Pendapatan Bersih

Sepanjang 2016, Perseroan

mencatat pendapatan bersih sebesar Rp547.492 juta, turun 6,74% atau sebesar Rp39.596 juta dibandingkan pada 2015 sebesar Rp587.088 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan di pusat perbelanjaan. Beban Pokok Penjualan

Beban pokok penjualan mengalami penurunan dari Rp165.945 juta pada 2015 menjadi Rp158.148 juta pada 2016, atau turun 4,70%. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan beban pokok pendapatan pada pusat perbelanjaan.

Laba Sebelum Pajak Penghasilan

Laba sebelum pajak penghasilan tahun 2016 tercatat sebesar Rp167.019 juta, naik 58,57% atau sebesar Rp61.692 juta dibandingkan pada 2015 sebesar Rp105.327 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya laba dari

Dalam dokumen naBIU796AzLW9sj (Halaman 114-138)

Dokumen terkait